Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KI2241

Energetika Kimia
Percobaan C1
PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Nama : Priscilla Amanda


NIM : 10517038
Kelompok :3
Tanggal Percobaan : Kamis, 31 Januari 2019
Tanggal Pengumpulan: Kamis, 7 Februari 2019
Asisten : Didi (30518002)

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
Penentuan Tetapan Pengionan secara Spektrofotometri

I. Tujuan Percobaan
Menentukan tetapan pengionan indikator metil merah secara spektrofotometri

II. Dasar Teori


Dalam larutan air, metil merah ditemukan sebagai “zwitter ion”. Dalam suasana
asam dapat berupa HMR yang berwarna merah, sedangkan dalam basa berupa anion
MR- yang berwarna kuning. Keadaan kesetimbangan antara kedua bentuk metil
merah yang berlainan warnanya adalah sebagai berikut

Reaksi pengionan metil merah dapat dinyatakan dengan persamaan,


HMR  H+ + MR-
Sedangkan tetapan pengionan metil merah dapat dinyatakan oleh persamaan :
[𝐻 + ][𝑀𝑅 − ]
𝐾𝑎 = [𝐻𝑀𝑅]

Persamaan ini dapat diubah menjadi


[𝑀𝑅 − ]
𝑝𝐾𝑎 = 𝑝𝐻 − 𝑙𝑜𝑔 [𝐻𝑀𝑅]

Harga tetapan kesetimbangan ini dapat dihitung dengan membandingkan nilai


[MR-]/[HMR] pada pH tertentu yang diketahui karena kedua bentuk metil merah akan
mengarbsobsi kuat di daerah cahaya tampak (400-500 nm), sehingga perbandingan
ini dapat ditentukan dengan cara spektrofotometri.
Spektrofotometri adalah suatu metode analisa kimia yang digunakan untuk
menentukan komposisi suatu sampel yang didasarkan pada interaksi antara materi
dengan cahaya. Cahaya yang dimaksud berupa cahaya visible, uv, dan inframerah.
Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa fraksi penyerapan sinar tidak
tergantung dari intensitas sumber cahaya. Hukum ini menyatakan bahwa penyerapan
sebanding dengan jumlah molekul yang menyerap. Hukum Lambert-Beer dapat
diketahui hubungannya antara transmitasi, tebal cuplikan, dan konsentrasi melalui
persamaan berikut :
𝐼𝑜
A = log =a.b.c
𝐼
A = absorbsi
Io = intensitas sinar awal
I = intensitas sinar yang diteruskan
a = indeks absorbansi zat terlarut
b = tebal larutan yang dilewati cahaya
c = konsentrasi zat terlarut

III. Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
- Spektrofotometer - Metil merah 100 ppm
- pH meter - NaOH 0,0422 M
- Labu takar 50 mL, 100 mL - HCl 0,1030 M
- Pipet ukur 10 mL, 20 mL, 50 mL - CH3COONa 0,0400 M
- Buret - CH3COOH 0,0998 M
- Pipet tetes - Aquades
- Gelas kimia

IV. Cara Kerja


Pertama-tama, larutan standar metil merah 100 ppm diambil 7,5 mL dan
dimasukkan ke dua labu takar 50 mL. Lalu, untuk labu ukur pertama (asam)
ditambahkan HCl (0, 1030 M) sebanyak 10 mL lalu diencerkan. Sedangkan, untuk labu
takar kedua (basa), dimasukkan NaOH (0,0422 M) sebanyak 25 mL. Lalu, kedua labu
takar tersebut ditambahkan aqua dm hinga tanda batas dan dihomogenkan. Lalu, dari
kedua larutan tersebut ditentukan panjang gelombang maksimumnya dengan
mengambil cuplikan dari kedua larutan tersebut dengan menggunakan kupet dan
dimasukkan ke dalam alat spektrofotometri dan dicari panjang gelombang maksimum
pada kedua larutan tersebut.
Lalu, dibuat larutan dengan konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, dan 20 ppm.
Pertama-tama, disiapkan 4 labu ukur 50 mL. Secara berurutan ke dalam tiap labu
ditambahkan 2,5 mL, 5 mL, 7,5 mL, dan 10 mL metil merah dan 10 mL larutan HCl.
Kemudian tiap labu diencerkan dengan aquadm hingga tanda batas labu. Setelah itu,
dilakukan pengukuran untuk menentukan absorbansi dari kedua panjang gelombang
yang telah diperoleh sebelumnya. Sedangkan untuk larutan basa dibuat juga menjadi
konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, dan 20 ppm. Ke dalam 4 labu ukur 50 mL secara
berurutan ditambahkan 2,5 mL, 5 mL, 7,5 mL, dan 10 mL metil merah dan 25 mL
larutan NaOH. Kemudian tiap labu diencerkan dengan aquadm hingga tanda batas labu.
Lalu, dilakukan pengukuran untuk menentukan absorbansi dari kedua panjang
gelombang yang telah diperoleh sebelumnya.
Langkah selanjutnya, larutan standar metil merah 100 ppm dimasukkan ke dalam
3 buah labu takar 100 mL masing-masing 5 mL pada tiap labu dan secara berurutan
dari labu takar pertama hingga ketiga dimasukkan CH3COOH (0,0998 M) sebanyak 10
mL, 50 mL, dan hingga tanda batas (full) dan ketiga labu takar tersebut dimasukkan
CH3COONa (0,0400 M) sebanyak 25 mL. Lalu, ditentukan pH dari masing masing
larutan tersebut dengan menggunakan pH meter.

V. Data Pengamatan

Panjang gelombang maksimum untuk metil merah pada suasana asam adalah 519 nm,
sedangkan pada suasana basa adalah 424 nm.

[metil merah] = 100 ppm


[NaOH] = 0,0422 M
[HCl] = 0,1030 M
[CH3COONa] = 0,0400 M
[CH3COOH] = 0,0998 M

λ (nm) A [HMR] A [MR-]


400 - 0,282
415 0,001 0,302
420 0,010 0,307
424 0,017 0,308
425 0,019 0,308
430 0,030 0,307
440 0,061 0,303
450 0,106 0,288
460 0,167 0,260
480 0,319 0,171
490 0,399 0,118
500 0,475 0,072
518 0,542 0,021
519 0,542 0,018
520 0,542 0,017
Tabel 1. Pengukuran absorbansi pada panjang gelombang untuk larutan yang
bersifat asam dan basa

Konsentrasi HMR MR-


(ppm) A1 (519 nm) A2 (424 nm) A1 (519 nm) A2 (424 nm)
5 0,174 0,021 0,006 0,091
10 0,338 0,030 0,018 0,214
15 0,617 0,056 0,029 0,325
20 0,694 0,056 0,039 0,393
Tabel 2. Pengamatan metil merah pada suasana asam dan basa

pH A1 A2 [HMR] [MR-] log ([MR-]/[HMR])


4,54 0,169 0,070 0,8846 0,5744 -0,1876
3,91 0,239 0,042 1,2848 0,2475 -0,7153
3,72 0,174 0,047 0,9257 0,3429 -0,4313
Tabel 3. Pengamatan metil merah pada penambahan buffer

VI. Pengolahan Data

0.8
y = 0.1839x - 0.004
0.7 R² = 0.9607

0.6

0.5
Absorbansi

0.4

0.3

0.2
y = 0.0131x + 0.008
0.1 R² = 0.8839

0
5 10 15 20
[HMR] (ppm)

A1 = 519 nm A2 = 424 nm Linear (A1 = 519 nm) Linear (A2 = 424 nm)

Gambar 1. Kurva Absorbansi HMR


0.45
y = 0.1017x + 0.0015
0.4
R² = 0.9847
0.35

0.3
Absorbansi
0.25

0.2

0.15

0.1 y = 0.011x - 0.0045


R² = 0.9983
0.05

0
5 10 15 20
[MR-] (ppm)

A1 = 519 nm A2 = 424 nm Linear (A1 = 519 nm) Linear (A2 = 424 nm)

Gambar 2. Kurva Absorbsi MR-

Terdapat dua persamaan untuk menentukan komposisi HMR dan MR- dalam larutan
sebagai fungsi dari pH :
A1 = 0,1839[HMR] + 0,011[MR-]
A2 = 0,0131[HMR] + 0,1017[MR-]
Kemudian nilai A1 dan A2 disubstitusi dari tabel 3

- Untuk pH 4,54
0,169 = 0,1839[HMR] + 0,011[MR-]
0,070 = 0,0131[HMR] + 0,1017[MR-]
Dengan metode eliminasi didapatkan :
[HMR] = 0,8846
[MR-] = 0,5744
- Untuk pH 3,91
[HMR] = 1,2848
[MR-] =0,2475
- Untuk pH 3,72
[HMR] = 0,9257
[MR-] =0,3429

Dengan menggunakan persamaan pH untuk asam lemah


[𝑀𝑅 − ]
pH = log [𝐻𝑀𝑅] + pKa
dihubungkan dengan persamaan regresi

y = mx + b

kemudian diperoleh :

y = 1,1429x + 4,565

sehingga :
pKa = 4,565
Ka = 2,72 x 10-5
pKa literature = 5,00
Ka =1,00 x 10-5

|𝑝𝐾𝑎 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟−𝑝𝐾𝑎 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛|


%galat pKa = x 100%
𝑝𝐾𝑎 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟

|5,0000−4,5650|
= x 100% = 8,7 %
5,0000

|𝐾𝑎 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟−𝐾𝑎 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛|


%galat Ka = 𝑥 100 %
𝐾𝑎 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟

|1,00 𝑥 10−5 −2,72𝑥10−5 |


= x 100% = 172%
1,00 𝑥 10−5

5
4.5
4
y = 1.1429x + 4.565 3.5
R² = 0.4946
3
pH

2.5
2
1.5
1
0.5
0
-0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0
log ([MR-]/[HMR])

[𝑀𝑅 − ]
Gambar 3. Kurva pH terhadap 𝑙𝑜𝑔 [𝐻𝑀𝑅]
VII. Pembahasan
VIII. Kesimpulan

Pada percobaan yang telah dilakukan yaitu, penentuan panjang gelombang maksimum
metil merah pada suasana asam dan basa, penentuan nilai absorbansi, sehingga dapat diperoleh
persamaan regresi dapat menentukan nilai konsentrasinya dengan memanfaatkan fungsi
konsentrasi dengan data pH yang telah diperoleh. Lalu, diperoleh nilai pKa dengan
menggunakan persamaan garis yang diperoleh dari nilai logaritma dari rasio konsentrasi metil
[𝑀𝑅 − ]
merah pada suasana basa dan suasana asam ( log [HMR] ) sehingga dari persamaan garis tersebut

disesuaikan ( y = mx + c) dan diperoleh nilai pKa, yaitu sebesar 4,565.

IX. Daftar Pustaka

Atkins, Peter and de Paula, Julio. 2006. Physical Chemistry, 8th ed. Oxford
University Press: Great Britain

Levine, Ira N. 2003. Physical Chemistry. McGraw-Hill: New York

Petrouic, S. C. and Bodner, G. M., J. Chem. Educ. 68, 509. 1991

Lide, David R., 2004. CRC Handbook of Chemistry and Physics. Stanford: Stanford
University
X. Lampiran
PERTANYAAN

1. Gambarkan secara skematik: spektrofotometer sinar tampak, UV, dan IR. Apakah sumber
cahaya pada ketiga spektrofotometer tersebut?
Spektrofotometer sinar tampak

Sumber cahaya : sinar tampak filament tungsten (wolfram) (300-2500 nm)

Spektrofotometer UV

Sumber cahaya : lampu deuterium (190-400 nm)

Spektrofotometer IR

Sumber cahaya : padatan inert yang dipanaskan secara listrik pada suhu di antara 1500 K
dan 2200 K, dengan memanaskan padatan tersebut akan diperoleh radiasi inframerah.

2. Selain spektrofotometri, metode apalagi yang digunakan untuk menentukan tetapan


kesetimbangan reaksi kimia?
Metode lain yang dapat digunakan adalah titrasi potensiometri.

3. Turunkan hubungan antara tetapan kesetimbangan dan suhu!


Melalui persamaan Van’t Hoff :
𝑑 ln 𝐾𝑒𝑞 ∆𝐻
=
𝑑𝑇 𝑅𝑇 2
∆𝐻 1
𝑑 ln 𝐾𝑒𝑞 = 𝑑
𝑅 𝑇
∆𝐻 1
∫ 𝑑 ln 𝐾𝑒𝑞 = ∫𝑑
𝑅 𝑇
𝐾2 ∆𝐻 1 1
ln = ( − )
𝐾2 𝑅 𝑇2 𝑇1

Anda mungkin juga menyukai