Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Edisi kesatu
Cetakan pertama, Juli 2008 Cetakan kedua belas, Juni 2013
Cetakan keempat, November 2009 Cetekan keenam belas, Juni 2014
Cetakan kelima, April 2010 Cetakan ketujuh belas, September 2014
Cetakan kedelapan, November 2011
Cetakan kesepuluh, Agustus 2012
Penulis:
1. Dr. Amalia Sapriati, M.A. 6. Dr. Maman Rumanta, M.Si.
2. Dra. Hartinawati, M.Pd. 7. Drs. Rusna Ristansa
3. Drs. Momon Sulaiman.M.Si. 8. Drs. Noehi Nasution. M.Ed
4. Dr. A.A. Ketut Budiastra, M.Ed. 9. Dr. Sri Sulistyarini, M.Ed.
5. Dra. Isti Rockiyah, M.A.
Penelaah Materi: 1. Dra. Hartinawati, M.Pd 2. Dr. Amalia Sapriati, M.A.
Pengembang Desain Instruksional : Dra. Hartinawati, M.Pd.
500
MAT MATERI pokok pembelajaran IPA di SD; 1 –9/ PDGK4202/
3 sks/ Amalia Sapriati [et.al]. -- Cet.17; Ed 1--.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014.
580 hal: ill.; 21 cm
ISBN: 978-979-011-288-9
Daftar Isi
Kegiatan Belajar 2:
Model Bruner dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPA SD ........ 1.23
Latihan …………………………………………............................... 1.32
Rangkuman …………………………………..................................... 1.33
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 1.34
Kegiatan Belajar 3:
Teori Belajar Gagne dan Penerapannya dalam Pembelajaran
IPA SD ............................................................................................... 1.37
Latihan …………………………………………............................... 1.47
Rangkuman …………………………………..................................... 1.48
Tes Formatif 3 ……………………………..…….............................. 1.49
Kegiatan Belajar 4:
Teori Belajar Ausubel dalam Pembelajaran IPA di SD ..................... 1.52
Latihan …………………………………………............................... 1.59
Rangkuman …………………………………..................................... 1.60
Tes Formatif 4 ……………………………..…….............................. 1.60
Kegiatan Belajar 2:
Penerapan Pendekatan dalam Pembelajaran IPA .............................. 2.19
Latihan …………………………………………............................... 2.32
Rangkuman ………………………………….................................... 2.33
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 2.34
Kegiatan Belajar 2:
Penggunaan Metode dalam Pembelajaran IPA .................................. 3.20
Latihan …………………………………………............................... 3.48
Rangkuman ………………………………….................................... 3.50
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 3.51
Kegiatan Belajar 2:
Keterampilan Mengkomunikasikan, Menginferensi, Memprediksi,
Mengenal Hubungan Ruang dan Waktu, dan Mengenal Hubungan-
hubungan Angka ................................................................................. 4.40
Latihan …………………………………………............................... 4.56
Rangkuman ………………………………….................................... 4.59
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 4.61
Kegiatan Belajar 3:
Keterampilan Proses Memformulasi Hipotesis, Mengontrol
Variabel, Membuat Definisi Operasional, Menginterpretasi Data ..... 4.67
Latihan …………………………………………............................... 4.81
Rangkuman ………………………………….................................... 4.82
Tes Formatif 3 ……………………………..…….............................. 4.83
Kegiatan Belajar 2:
Mendesain Alat Peraga IPA di SD ..................................................... 5.18
Latihan …………………………………………............................... 5.49
Rangkuman ………………………………….................................... 5.51
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 5.52
Kegiatan Belajar 2:
Merancang Pembelajaran Sains Terintegrasi ..................................... 6.14
Latihan …………………………………………............................... 6.28
Rangkuman ………………………………….................................... 6.30
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 6.31
Kegiatan Belajar 2:
Evaluasi Proses Belajar IPA di SD .................................................... 7.15
Latihan …………………………………………............................... 7.37
Rangkuman ………………………………….................................... 7.40
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 7.40
Kegiatan Belajar 3:
Evaluasi Hasil Belajar IPA di SD ...................................................... 7.43
Latihan …………………………………………............................... 7.53
Rangkuman ………………………………….................................... 7.56
Tes Formatif 3 ……………………………..…….............................. 7.57
Kegiatan Belajar 2:
Merancang Pembelajaran IPA Kelas IV ............................................ 8.44
Latihan …………………………………………............................... 8.57
Rangkuman ………………………………….................................... 8.58
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 8.60
Kegiatan Belajar 2:
Merancang Pembelajaran IPA Kelas VI ............................................ 9.39
Latihan …………………………………………............................... 9.73
Rangkuman ………………………………….................................... 9.74
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 9.74
Agar Anda dapat berhasil dengan baik dalam menguasai mata kuliah ini,
maka Anda diharapkan mengikuti petunjuk umum berikut ini.
1. Baca setiap modul sampai Anda mencapai tingkat penguasaan minimal
80%.
2. Kerjakan dengan cermat dan saksama setiap kegiatan yang
dipersyaratkan serta lakukan tahap demi tahap dari setiap modul sesuai
dengan urutannya.
3. Gunakan bahan pendukung lain serta buku-buku yang direferensikan
dalam daftar pustaka agar Anda dapat lebih memahami konsep setiap
modul.
4. Lakukan diskusi kelompok baik dengan sesama teman kuliah atau
kepada pihak-pihak yang menurut Anda dapat membantu dalam
memahami mata kuliah ini.
Peta Kompetensi
Pembelajaran IPA di SD/PDGK4202/3 sks
Modul 1
PE NDAHUL UA N
Kegiatan Belajar 1
P ada kegiatan belajar ini kita akan membahas dua hal, yaitu pembahasan
tentang teori Piaget dan penerapannya dalam pembelajaran IPA di SD.
Pada awal kegiatan belajar kita akan membahas tentang garis besar teori
perkembangan mental yang dikemukakan oleh Piaget dan diikuti dengan
penerapannya pada pembelajaran IPA di SD. Sebelum kita mempelajari teori
yang dikemukakannya, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu siapa
Piaget itu.
A. TEORI PIAGET
merupakan benda yang pernah dia ketahui sebelumnya? Menurut Piaget bayi
tidak mengetahui hal tersebut. Namun bayi hanya memberikan tanggapan
terhadap rangsangan yang berbeda termasuk jari tangan. Mungkin Anda
pernah mengamati seorang bayi yang memasukkan jari-jarinya ke mulut.
Piaget menamakan bayi tersebut masih mempunyai suatu kategori fungsional
yang sederhana. Artinya bahwa bayi tersebut mempunyai gambaran yang
kasar tentang suatu benda di mana dia memberikan reaksi yang sama; contoh
di sini adalah memasukkan jari/puting susu ke dalam mulutnya. Tentu saja
pada saat itu bayi belum mengetahui apa itu payudara dan apa itu jari, tetapi
dia berbuat sesuatu untuk memberikan tanggapan. Pernahkah Anda
mendekatkan hidung Anda pada mulut bayi? Apa yang bayi lakukan? Ya,
mereka akan mengisap hidung kita seperti dia ingin mendapatkan susu dari
ibunya. Jadi bayi belum bisa membedakan antara jari, puting susu, dan
hidung.
Salah satu ciri khusus anak pada masa ini adalah penguasaan, yang
Piaget sebut sebagai konsep objek, suatu pengertian bahwa benda atau objek
itu ada dan merupakan kekhasan dari benda tersebut, dan akan tetap ada
walaupun benda tersebut tidak tampak atau tidak dapat dipegang/diraba oleh
anak. Anda dapat mencobakan permainan seperti yang dilakukan oleh Piaget
berikut ini. Gunakan benda yang berwarna mencolok dan menarik, hadapkan
benda tersebut di depan bayi kemudian simpanlah. Apa yang bayi lakukan?
Pada awal kelahiran, bayi tersebut tidak berusaha mencari benda tersebut;
benda tersebut dianggap tidak ada kalau dia tidak melihat atau meraba
memegangnya. Tetapi lama kelamaan, dengan bertambahnya usia, bayi
tersebut akan mulai mencari apabila benda tersebut disimpan. Menurut
penelitian Piaget hal ini akan terjadi pada anak yang berusia sekitar satu
tahun.
Selain ciri di atas, tidak ada bahasa pada awal tahapan ini tetapi ada
permulaan simbolisasi. Piaget beranggapan bahwa representasi internal dari
benda atau kejadian dihasilkan melalui imitasi. Pikiran diartikan sebagai
aktivitas internal, dimulai ketika anak dapat melakukan kegiatan yang nyata.
Tahap awal proses ini meliputi aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
objek atau kejadian di mana anak tersebut ada. Selanjutnya anak akan dapat
menirukan tanpa kehadiran benda atau kejadian yang dimaksud. Peniruan
(imitasi) internal ini merupakan penampilan yang berupa simbol dari aspek
lingkungannya. Ini dianggap sebagai awal dari bahasa karena pada akhirnya
kata-kata akan muncul untuk menggantikan kegiatan-kegiatan yang nyata
PDGK4202/MODUL 1 1.7
2. Tahap Pre-operasional
Dilihat dari segi perkembangan bahasa, tahapan ini merupakan tahapan
yang amat menakjubkan. Dimulai dari anak yang baru bisa mengatakan satu
dua patah kata hingga menjadi anak yang dapat menyusun suatu kalimat.
Selain itu terjadi perkembangan mental yang luar biasa pula. Tahapan ini
disebut sebagai tahapan pre-operasional karena anak tidak akan memiliki
kemampuan berpikir yang operasional sampai anak mencapai usia tujuh
tahun dan kadang-kadang disebut sebagai tahapan intuisi. Dikatakan
demikian karena pada tahapan ini intuisi yang dipengaruhi oleh persepsi dan
egosentrisme berperan sangat penting dalam cara berpikir anak. Yang
dimaksud egosentrisme adalah bahwa anak memandang sesuatu dari sudut
pandang dirinya sendiri.
Mungkin Anda pernah menemukan dua orang anak yang berusia awal
tahapan ini bermain suatu permainan bersama-sama tetapi mereka
menggunakan aturannya sendiri-sendiri. Ini menunjukkan bahwa masing-
masing dari mereka masih memandang permainan tersebut dari sudut
pandangnya sendiri. Selain itu anak usia ini masih berpikir animisme; mereka
masih menganggap beberapa benda tak hidup sebagai benda hidup. Sebagai
contoh mereka sering mengatakan bahwa matahari sebagai benda hidup
1.8 Pembelajaran IPA di SD
karena dia bergerak. Coba Anda tanyakan pada anak usia tahapan ini tentang
apakah suatu benda itu hidup atau tak hidup. Jangan lupa tanyakan alasan
mereka menjawab itu. Anda akan menemukan tanggapan mereka yang tidak
Anda duga sebelumnya.
Pada tahapan ini anak dikelabui oleh beberapa pengamatan mereka.
Mereka tertipu oleh penampakan segumpal tanah liat yang pertama kali
dibentuk menjadi bola dan diubah menjadi lempengan. Mereka belum
mengetahui bahwa walaupun bentuknya berbeda namun substansi atau
materinya sama. Piaget menamakannya sebagai konservasi substansi
(materi). Untuk lebih memahami tentang hal ini, Anda dapat melakukan
permainan berikut dengan anak usia tahapan ini.
Sebaiknya permainan ini dicobakan pada dua anak yang mempunyai usia
yang berbeda, satu usia awal tahapan ini dan satu usia pertengahan atau akhir
tahapan ini untuk membandingkan hasilnya. Buatlah dua bola dari tanah atau
malam (plastisin) yang besarnya sama. Tanyakan pada anak ‘Apakah kedua
bola tersebut memiliki jumlah tanah liat/malam (plastisin) yang sama?’
‘Apakah kedua bola ini memiliki materi yang sama?’ Kemudian bentuklah
salah satu bola itu menjadi lempengan. Nah tanyakan lagi tentang kedua
benda tersebut. ‘Apakah keduanya masih memiliki jumlah materi yang
sama?. Setiap jawaban anak, apa pun jawabannya (jangan dipengaruhi),
tanyakan alasannya.
Untuk membantu memperjelas, perhatikan Gambar 1.1 berikut.
Pada usia ini anak belum mengerti bahwa bejana yang pendek dan lebar
memiliki lebih banyak cairan dibanding dengan sebuah botol kecil dan tinggi.
Piaget menyebutkan hal ini sebagai konservasi volume cairan. Anda dapat
mencobakan permainan berikut dengan dua anak yang berbeda usia pada
tahapan ini.
PDGK4202/MODUL 1 1.9
Carilah dua mangkuk transparan (tembus pandang) atau apa saja yang
menyerupai yang ukurannya sama, isilah dengan air yang sama persis
banyaknya. Kemudian tanyakan kepada anak ‘Apakah kedua mangkuk
memiliki jumlah air yang sama?’ Lakukan hal ini sampai anak tahu betul
bahwa kedua mangkuk memiliki jumlah air yang sama. Setelah itu carilah
bejana transparan lain yang bentuknya lebih tinggi dari mangkuk, seperti
gelas panjang atau stoples. Tuangkan air dari salah satu mangkuk ke dalam
bejana tersebut (jangan sampai ada yang tumpah). Perhatikan Gambar 1.2 di
bawah uraian ini. Kemudian tanyakan ‘Apakah kedua bejana tersebut
memiliki jumlah air yang sama?’ Apa pun jawaban anak tanyakan alasannya.
Gambar 1.2.
Volume Air dalam Wadah yang Berbeda Konservasi Volume Cairan
Anak pada usia ini belum mengerti bahwa kalau benda ditebarkan ke
daerah yang lebih luas, jumlah benda tersebut tidak bertambah. Piaget
menyebutnya sebagai konservasi jumlah Permainan yang dapat Anda lakukan
untuk membuktikannya adalah sebagai berikut.
Masih menggunakan dua anak dan persiapkan semangkuk biji-bijian
(satu macam saja) seperti kacang ijo, jagung, kedelai atau yang lainnya dan
dua buah bejana transparan yang berbeda bentuknya dan ukurannya;
misalnya yang satu pendek dan yang satu tinggi, seperti yang digunakan pada
permainan konservasi volume cairan. Satu bejana diberikan kepada anak dan
satu lagi untuk Anda. Kemudian ambillah satu per satu biji dari mangkuk
secara bergantian antara Anda dengan si anak sampai nampak ada perbedaan
jumlah. Tanyakan kepada anak Apakah kedua bejana ini memiliki jumlah biji
yang sama. Tanyakan pula alasannya.
1.10 Pembelajaran IPA di SD
Gambar 1.3.
Permainan Konservasi jumlah-Piaget
Keterbatasan lain pada anak usia ini adalah belum bisa membuat urutan
berseri. Berilah anak, enam stik (lidi) yang berbeda ukurannya, kemudian
mintalah anak tersebut untuk mengurutkan berdasarkan ukurannya. Kalau
sudah dilakukan, berilah dua stik lagi yang ukurannya berbeda dari stik yang
sudah ada dan mintalah anak tersebut untuk memasukkan kedua stik tersebut
ke dalam urutan yang sudah ada. Perhatikan Gambar 1.4 berikut untuk
memperjelas.
Gambar 1.4.
Membuat Muatan Berseri dengan Stik Lidi
PDGK4202/MODUL 1 1.11
Gambar 1.5.
Deretan Biji-biji yang Berbeda Kerapatannya
Seperti telah disinggung di atas bahwa teori Piaget ini dapat dipakai
dalam penentuan proses pembelajaran di kelas SD terutama pembelajaran
IPA. Bagi Anda yang mengajar di kelas-kelas awal pun (kelas I dan II) dapat
memanfaatkan apa yang telah kita bicarakan bersama di atas dalam
merancang proses pembelajaran. Misalnya, apakah Anda akan mengajar anak
kelas satu SD, yang berumur enam tahun, tentang penjumlahan tanpa
menggunakan alat bantu, tangan misalnya? Kira-kira berhasilkah proses
pembelajaran seperti ini?
Dari teori yang telah kita bicarakan di atas, hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan pembelajaran di kelas antara lain bahwa
Piaget beranggapan anak bukan merupakan suatu botol kosong yang siap
untuk diisi, melainkan anak secara aktif akan membangun pengetahuan
dunianya. Satu hal lagi, teori Piaget mengajarkan kita pada suatu kenyataan
PDGK4202/MODUL 1 1.15
Cara kerja:
1. Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang yang ada.
2. Ikatkan kedua ujung benang secara berdekatan pada kayu yang telah
disediakan, sehingga tampak seperti gambar berikut.
Gambar 1.6.
PDGK4202/MODUL 1 1.17
3. Peganglah salah satu ujung kayu dan tiuplah kuat-kuat persis di tengah-
tengah antara kedua bola pingpong yang tergantung.
4. Amati apa yang terjadi.
Kegiatan guru yang penting adalah memperhatikan pada setiap siswa apa
yang mereka lakukan. Apakah mereka sudah melaksanakannya dengan benar,
apakah mereka tidak mendapatkan kesulitan? Dan guru harus berbuat apa
yang Piaget perbuat yaitu memberikan kesempatan anak untuk menemukan
sendiri jawabannya, sedangkan guru harus selalu siap dengan alternatif
jawaban bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Pada akhir pembelajaran tentunya
guru mengulas kembali bagaimana siswa dapat menemukan jawaban yang
diinginkan.
LA TIH AN
1) Mainan apakah yang cocok Anda berikan kepada bayi yang berusia tiga
bulan? Jelaskan jawaban Anda!
2) Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam merancang pembelajaran
bagi anak kelas satu SD?
3) Hal-hal apa saja yang perlu dihindari untuk merancang pembelajaran
IPA di kelas III?
4) Buatlah rancangan pembelajaran dari salah satu topik IPA kelas VI!
Jangan lupa tuliskan pula alasan untuk tiap langkah yang diambil.
5) Diskusikanlah dengan teman Anda apa kekuatan dan kelemahan
penerapan teori Piaget dalam pembelajaran IPA di SD, bila ingin
mencapai terlaksananya seluruh kurikulum yang ada!
RA NGK UMA N
Menurut Piaget, ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan oleh
guru dalam merancang pembelajaran di kelas, terutama dalam
pembelajaran IPA. Ketiga hal tersebut adalah:
1. seluruh anak melewati tahapan yang sama secara berurutan;
2. anak mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau
kejadian;
3. apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan kepada anak, tidaklah
cukup untuk menjamin perkembangan intelektual anak.
1.20 Pembelajaran IPA di SD
2) Pada waktu jari Anda didekatkan ke mulut bayi, bayi tersebut akan
berusaha menangkap dan mengisap jari Anda. Gerakan bayi ini
berdasarkan atas ....
A. daya pikir bayi
B. rangsangan lapar
C. rencana bayi
D. refleks mulut
4) Manakah di antara ciri-ciri berikut yang ada pada anak usia sensori
motor?
A. Mengerti bahwa benda itu tetap volumenya.
B. Tidak membedakan deretan yang lebih panjang dari yang pendek.
C. Berpikir secara logis.
D. Melihat benda yang serupa dianggap sama.
6) Manakah di antara pernyataan berikut yang paling benar bagi anak usia
pre-operasional?
A. Anak belum dapat mengadaptasi informasi baru.
B. Cara berpikir anak yang belum dapat melakukan konservasi.
C. Memecahkan masalah secara logis.
D. Semua gerak yang dilakukan berdasarkan atas rangsangan dari luar.
8) Kemampuan berikut dimiliki oleh anak pada tahap konkret, kecuali ....
A. pengelompokan
B. membuat urutan
C. melakukan konservasi
D. menyusun hipotesis
10) Ibu Ani guru kelas III SD menggunakan pendekatan informasi dalam
pembelajaran sifat-sifat air. Pembelajaran ini berlangsung hampir dua
jam pelajaran. Pada akhir pembelajaran Bu Ani ingin mengetahui tingkat
penguasaan siswa pada apa yang telah diberikan. Ternyata hanya ada
tiga dari dua puluh lima anak yang dapat menjawab dengan benar.
Menurut Anda pernyataan yang manakah yang dapat menjelaskan kasus
di atas?
A. Siswa tidak memperhatikan Bu Ani dalam proses pembelajaran.
B. Konsep yang diajarkan sukar untuk dimengerti.
C. Siswa belum membaca materi yang diajarkan.
D. Metode pembelajaran tidak sesuai dengan usia siswa.
1.22 Pembelajaran IPA di SD
Kegiatan Belajar 2
1. atribut yang harus dimiliki oleh suatu objek. Atribut adalah ciri atau
karakteristik yang dimiliki oleh suatu objek,
2. cara penentuan atribut-atribut yang ada atau penggabungan,
3. pentingnya ragam atribut; ada yang sendiri atau kombinasi dari atribut,
4. batas bagi penerimaan nilai (value) dari atribut tersebut. Nilai adalah
keragaman yang ada pada suatu atribut. Misalnya warna merah;
mempunyai nilai dari merah muda hingga merah tua?
bebas. Model belajar ini akan menumbuhkan siswa untuk belajar bagaimana
belajar secara mandiri.
Model penemuan ini juga dapat mengubah motivasi belajar pencarian
pujian dari luar (motivasi luar) ke kepuasan batin (motivasi dari dalam diri).
Model penemuan juga membekali siswa atau pembelajar dengan prosedur
yang praktis untuk memecahkan masalah. Prosedur atau langkah yang telah
dimiliki itu akan dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi. Jadi
apabila seseorang telah memiliki langkah-langkah tersebut, apabila
mendapatkan masalah, orang tersebut akan secara otomatis
menggunakannya.
Berikut ini akan disampaikan dua contoh pembelajaran IPA di kelas III
dan kelas IV berdasarkan teori Bruner. Kedua contoh tersebut merupakan
garis besar pembelajaran, jadi Anda masih dapat mengembangkan dengan
lebih rinci apa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran. Hal utama
yang perlu diperhatikan adalah peran Anda sebagai guru, yang tidak lagi
sebagai pemberi informasi tetapi penuntun siswa untuk memperoleh
informasi. Coba Anda perhatikan contoh-contoh cara memberikan
pertanyaan.
1. Kelas : III
Tujuan Umum : siswa mengenali bagian-bagian tumbuhan dan
mampu mengelompokkan tumbuhan berdasarkan
ciri-ciri dan kegunaannya dengan pengamatan dan
penafsiran.
Topik : Tumbuhan mempunyai bagian-bagian tertentu.
Cara Pelaksanaan
a. Ambillah satu tanaman yang lengkap, terdiri dari akar, batang, daun,
dan bunga.
b. Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengamati, kemudian
berilah pertanyaan seperti berikut: Menurut kalian, bagaimana akar
dapat berfungsi bagi tumbuhan?
c. Terima seluruh ide atau tanggapan siswa. Berilah kesempatan
kepada siswa mengajukan dan menguji idenya sendiri.
PDGK4202/MODUL 1 1.31
Gambar 1.7.
2. Kelas : IV
Tujuan : Siswa memahami susunan, sifat dan kegunaan
udara dengan melakukan percobaan dan
menafsirkan informasi.
Topik : Udara diperlukan bagi pembakaran.
Cara Pelaksanaan:
1. Sebelum memperbolehkan siswa untuk melakukan percobaan,
berilah pertanyaan seperti:
a. Apa yang akan terjadi apabila lilin yang menyala ditutup
dengan gelas?
b. Bagaimana kemungkinan yang akan terjadi apabila tiga lilin
yang menyala ditutup dengan penutup yang berbeda besarnya?
2. Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan idenya
(sebagai hipotesis) dan kemudian mengujinya melalui percobaan.
3. Setelah selesai melakukan percobaan, berilah pertanyaan seperti:
a. Apakah hasil percobaan sesuai dengan perkiraan semula?
b. Mengapa diperlukan waktu yang bersamaan saat menutup
ketiga lilin?
1.32 Pembelajaran IPA di SD
LA TIH AN
RA NGK UMA N
mengingat lebih lama, dan masih banyak lagi manfaat yang lainnya.
Dalam penerapan model ini guru mungkin terganggu dengan kebisingan
dan keributan siswa.
2) Tidak mempunyai kaki, jalannya melata, kepala dan badan menjadi satu,
mempunyai tulang belakang, menurut teori Bruner merupakan ....
A. koding
B. atribut
C. nilai
D. kategori
7) Dalam model pembelajaran penemuan, peran guru yang benar adalah ....
A. memberikan informasi secara langsung kepada siswa
B. menjelaskan konsep yang diperlukan oleh siswa
C. membiarkan siswa memecahkan sendiri setiap masalah yang
dihadapi oleh siswa
D. membantu siswa untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapi
8) Pandangan Bruner tentang cara berpikir anak berbeda dari Piaget dalam
hal ....
A. kesiapan anak menerima informasi baru
B. adanya tahapan perkembangan anak
C. anak berkembang dari kemampuan motorik
D. perkembangan anak paling akhir ditandai dengan kemampuan
berpikir secara logis
9) Pak Hanif ingin mengajarkan konsep ‘air menekan ke segala arah’ pada
anak kelas IV SD. Pak Hanif ingin menerapkan pembelajaran penemuan
untuk konsep tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan pak Hanif untuk
merancang pembelajaran penemuan adalah sebagai berikut, kecuali ....
A. memperkirakan kemungkinan pertanyaan siswa dan mempersiapkan
jawaban yang tepat
B. model pembelajaran penemuan murni lebih cocok untuk
mengajarkan konsep di atas
C. alat dan bahan yang digunakan mudah didapat
D. tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum
Kegiatan Belajar 3
Gambar 1.8.
Model Pemrosesan Informasi dari Gagne
Gagne memberikan lima macam hasil belajar, tiga yang pertama bersifat
kognitif, yang keempat bersifat afektif dan yang kelima bersifat
psikomotorik. Adapun Taksonomi Gagne tentang hasil-hasil belajar,
meliputi:
PDGK4202/MODUL 1 1.41
Untuk lebih jelasnya marilah kita bahas satu per satu dari lima hasil
belajar tersebut.
1. Informasi verbal
Informasi verbal ialah informasi yang diperoleh dari kata yang
diucapkan orang, dari membaca, dari radio, televisi, komputer dan
sebagainya. Informasi ini meliputi nama-nama, fakta-fakta, prinsip-prinsip,
dan generalisasi-generalisasi. Informasi tertuju pada mengetahui apa. Berikut
adalah contoh dari informasi verbal dalam bidang IPA.
4. Sikap-sikap (attitudes)
Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat
mempengaruhi tingkah laku kita terhadap benda-benda, kejadian-kejadian,
atau makhluk hidup. Sekelompok sikap yang penting ialah sikap-sikap kita
terhadap orang lain atau sikap sosial. Dalam pelajaran IPA, sikap sosial ini
dapat dipelajari dengan cara meminta perhatian siswa selama melakukan
percobaan di laboratorium, misalnya dalam menggunakan alat-alat gelas agar
berhati-hati, karena apabila alat gelas tersebut sampai jatuh ke lantai akan
dapat melukai dirinya sendiri dan juga dapat melukai teman-temannya.
Dengan demikian maka akan tertanam sikap sosial pada para siswa.
PDGK4202/MODUL 1 1.43
Untuk lebih jelasnya marilah kita membahas langkah demi langkah dari
semua langkah yang tertera dalam teori Gagne.
yang muncul pada permulaan tindakan belajar telah terpenuhi. Dalam hal ini
umpan balik dapat menghasilkan penguatan (reinforcement) pada siswa yang
belajar.
LA TIH AN
RA NGK UMA N
7) Air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Informasi verbal ini
termasuk dalam kategori ....
A. fakta
B. konsep
C. prinsip
D. generalisasi
8) Semua benda dari besi akan berkarat bila dibiarkan dalam udara terbuka.
Informasi verbal ini termasuk dalam kategori ....
A. fakta
B. konsep
C. prinsip
D. generalisasi
PDGK4202/MODUL 1 1.51
Kegiatan Belajar 4
siswa itu dapat juga hanya mencoba-coba menghafalkan informasi baru itu
tanpa menghubungkannya pada konsep-konsep yang telah ada pada struktur
kognitifnya. Hal ini disebut belajar hapalan.
Kedua dimensi, yaitu penerimaan/penemuan dan hapalan/bermakna tidak
menunjukkan dikotomi sederhana, melainkan merupakan suatu kontinum.
Kontinum mendatar dari kiri ke kanan memperlihatkan berkurangnya belajar
penerimaan dan bertambahnya belajar penemuan. Sedangkan arah kontinum
vertikal yaitu dari bawah ke atas, menunjukkan berkurangnya belajar hapalan
dan bertambahnya belajar bermakna.
Gambar 1.9.
Dua kontinum belajar
B. BELAJAR BERMAKNA
Ausubel adalah seorang ahli psikologi kognitif. Inti dari teori belajarnya
adalah belajar bermakna. Bagi Ausubel belajar bermakna merupakan suatu
proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang
terdapat pada struktur kognitif seseorang. Seperti telah kita ketahui bahwa
informasi yang baru kita terima akan disimpan di daerah tertentu dalam otak.
Banyak sel otak yang terlibat dalam penyimpanan pengetahuan tersebut.
Peristiwa psikologi belajar bermakna menyangkut asimilasi informasi
baru ke dalam pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang.
Jadi dalam belajar bermakna, informasi baru diasimilasikan pada subsumer-
subsumer relevan yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang. Sebagai
hasil belajar menyebabkan pertumbuhan dan modifikasi subsumer-subsumer
yang telah ada.
Sebagai gambaran untuk mengetahui apakah subsumer tersebut, dapat
Anda lihat dalam Gambar 1.10 berikut ini:
Gambar 1.10.
Subsumer-subsumer
Misalnya:
Daftar I Daftar II
Kuda Durian
Durian Mangga
Merah Rambutan
Coklat Kambing
Kambing Kuda
Mangga Sapi
Kuning Merah
Sapi Coklat
Rambutan Kuning
Sedangkan dalam daftar I, kata-kata tersebut belum ada pola yang jelas. Jadi
dapat dikatakan bahwa kata-kata dalam daftar II lebih bermakna bagi siswa.
Seperti apa yang telah kita bahas tadi disebutkan bahwa Faktor yang
paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui
siswa. Pernyataan inilah yang menjadi inti dari teori belajar Ausubel agar
terjadi belajar bermakna maka konsep baru atau pengetahuan baru harus
dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif
siswa. Dalam mengaitkan konsep-konsep ini dikemukakan 2 prinsip oleh
Ausubel yaitu prinsip diferensiasi progresif (progressive differentiation) dan
prinsip rekonsiliasi integratif (integrative reconciliation).
Dalam suatu seri pelajaran hendaknya siswa diperkenalkan terlebih
dahulu pada konsep-konsep yang paling umum sesudah itu materi pelajaran
disusun secara berangsur-angsur menjadi konsep-konsep yang lebih khusus.
Dengan perkataan lain model belajar menurut Ausubel pada umumnya
berlangsung dari yang umum ke yang khusus. Dalam hal ini guru dalam
mengajar terlebih dahulu mengajarkan konsep-konsep umum kemudian
secara perlahan-lahan menuju pada konsep-konsep yang lebih sederhana.
Contoh penyusunan konsep seperti ini disebut diferensiasi progresif yang
merupakan salah satu dari sekian banyak macam urutan belajar.
Prinsip kedua yang dikemukakan oleh Ausubel ialah prinsip rekonsiliasi
integratif atau penyesuaian integratif. Menurut prinsip ini dalam mengajarkan
konsep-konsep, atau gagasan-gagasan perlu diintegrasikan dan disesuaikan
dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan kata lain
guru hendaknya mampu menunjukkan kepada siswa bagaimana konsep-
konsep dan prinsip-prinsip itu saling berkaitan.
Peta konsep memperlihatkan bagaimana konsep-konsep saling dikaitkan.
Untuk menyusun suatu peta konsep diperlukan konsep-konsep atau kejadian-
kejadian dan kata penghubung. Bila dua konsep dihubungkan oleh satu atau
lebih kata penghubung maka terjadilah suatu preposisi. Dalam bentuknya
yang paling sederhana suatu peta konsep adalah dua konsep yang
dihubungkan oleh satu kata penghubung membentuk suatu preposisi.
Misalnya, tumbuhan itu hijau merupakan suatu peta konsep yang sederhana
1.58 Pembelajaran IPA di SD
sekali, yang terdiri dari konsep tumbuhan dan hijau, dihubungkan oleh kata
itu.
Belajar bermakna lebih mudah berlangsung bila konsep-konsep baru
dikaitkan pada konsep yang lebih umum, maka peta konsep biasanya disusun
secara hierarki. Ini berarti bahwa konsep yang lebih umum berada pada
puncak dan semakin ke bawah konsep-konsep diurutkan menjadi lebih
khusus. Sebagai contoh dapat Anda lihat di bawah ini, di mana air adalah
sebagai konsep yang paling umum dan diletakkan di puncak skema. Air
diperlukan oleh makhluk hidup. Makhluk hidup dikelompokkan menjadi
manusia, hewan, dan tumbuhan. Contoh manusia misalnya Amir. Contoh
hewan misalnya ayam, kucing. Contoh tumbuhan padi, kacang.
Menurut wujudnya, air dibedakan menjadi padat, cair, dan gas. Wujud
padat misalnya salju, es. Wujud cair yaitu air, wujud gas yaitu uap.
Gambar 1.11.
Peta Konsep Air
LA TIH AN
RA NGK UMA N
1) Isi utama dari apa yang akan dipelajari disajikan pada siswa dalam
bentuk final merupakan ciri utama belajar ....
A. penemuan
B. hapalan
C. penerimaan
D. bermakna
2) Materi utama yang akan dipelajari tidak diberikan tetapi harus ditemukan
oleh siswa itu sendiri sebelum ia menggunakannya merupakan ciri utama
belajar ....
A. penemuan
B. penerimaan
C. hapalan
D. bermakna
PDGK4202/MODUL 1 1.61
Untuk soal no. 6 sampai dengan 10, gunakan petunjuk berikut: Pilihlah!
A. Jika jawaban (1) dan (2) benar
B. Jika jawaban (1) dan (3) benar
C. Jika jawaban (2) dan (3) benar
D. Jika semua jawaban benar
10) Menurut Ausubel agar belajar bermakna dapat berlangsung maka ....
(1) pengetahuan baru harus mirip dengan konsep yang telah ada dalam
struktur kognitif siswa
(2) pengetahuan baru dapat diberikan guru dengan menjelaskan
hubungan antara konsep-konsep
(3) pengetahuan baru itu harus ditemukan sendiri oleh siswa, tidak
dapat kalau hanya diberikan oleh guru
Tes Formatif 1
1) C Jelas jawabannya bahwa skema adalah mental struktur.
2) D Bayi termasuk pada tahapan sensori motor yang ditandai dengan
aktivitas yang disebabkan oleh rangsangan dari luar sehingga
gerakannya dianggap sebagai refleks.
3) A Proses adaptasi akan terjadi apabila telah melewati proses asimilasi
dan akomodasi.
4) D Anak pada usia ini masih beranggapan bahwa hanya ada satu benda,
sehingga apabila dia menemukan benda yang serupa dia
beranggapan bahwa benda tersebut merupakan benda yang pernah
dilihatnya. Jawaban A, B, dan C, salah, karena: A tahap konkret
operasional, B tahap profesional dan C, tahap formal operasional.
5) C Cara berpikir anak pada masa pre-operasional masih terbatas.
6) B Anak pada tahap pre-operasional belum dapat melakukan
konservasi.
7) C Salah satu ciri tahap konkret operasional adalah bahwa anak telah
mengetahui identitas perkalian.
8) D Kemampuan menyusun hipotesis hanya dimiliki oleh anak tahap
formal operasional.
9) B Anak tersebut berpikir dengan membandingkan benda tersebut
terhadap dirinya. Dia mengerti bahwa dirinya adalah makhluk hidup,
jadi benda yang bergerak seperti dia dianggap makhluk hidup pula.
10) D Kalau seandainya ibu Ani mengetahui bahwa anak kelas III SD
termasuk pada tahap konkret operasional, maka beliau tidak akan
memilih metode informasi pada pembelajaran tersebut.
Tes Formatif 2
1) C Menurut Bruner, belajar merupakan suatu kegiatan pengolahan
informasi.
2) B Jawaban A, C, dan D salah karena koding (A) merupakan hubungan
antarkategori, nilai (C) merupakan rentangan suatu atribut, kategori
(D) adalah suatu ketentuan.
PDGK4202/MODUL 1 1.65
Tes Formatif 3
1) B Perubahan tingkah laku seseorang setelah belajar adalah bersifat
relatif tetap.
2) C Sesuai dengan definisi belajar Robert Gagne, maka jawaban C yang
paling benar.
3) D Motivasi intrinsik akan mempengaruhi hasil belajar seseorang.
4) A Model pemrosesan informasi menurut Gagne bertitik tolak dari
suatu analogi manusia dan komputer.
5) C Generator respons berfungsi untuk mengubah informasi menjadi
tindakan. Jawaban A, B, dan D semuanya salah.
6) A Es kalau dipanaskan adalah termasuk kategori fakta.
1.66 Pembelajaran IPA di SD
Tes Formatif 4
1) C Dalam belajar penerimaan maka isi utama dari apa yang akan
dipelajari disajikan dalam bentuk final.
2) A Dalam belajar penemuan, materi utama yang akan dipelajari tidak
diberikan tetapi harus ditemukan oleh siswa itu sendiri sebelum ia
menggunakannya.
3) D Dalam belajar bermakna, konsep-konsep yang akan diajarkan selalu
dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah diketahui siswa.
4) B Diferensiasi progresif adalah konsep-konsep yang diajarkan
sebaiknya dimulai dari konsep-konsep yang umum kemudian
menuju konsep-konsep yang khusus.
5) C Rekonsiliasi integratif yaitu konsep-konsep atau gagasan-gagasan
perlu diintegrasikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari
sebelumnya.
6) B Jawaban (1) dan (3) adalah benar. Peta konsep terdiri dari konsep-
konsep dan hierarki konsep.
7) B Jawaban (1) dan (3) adalah benar. Peta konsep berperan dalam hal
menolong siswa untuk belajar bermakna dan guru dapat mengetahui
penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.
8) D Jawaban (1), (2) dan (3) merupakan ciri-ciri dari peta konsep.
9) B Jawaban (1) dan (3) adalah benar. Dalam peta konsep, konsep-
konsep yang paling umum terdapat di puncak peta, dan makin ke
bawah konsep-konsep menjadi lebih khusus.
PDGK4202/MODUL 1 1.67
10) A Jawaban (1) dan (2) adalah benar. Belajar bermakna menurut
Ausubel dapat berlangsung jika pengetahuan baru harus mirip
dengan konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa dan
pengetahuan baru dapat diberikan guru dengan menjelaskan
hubungan antara konsep-konsep.
1.68 Pembelajaran IPA di SD
Glosarium
Identitas : keadaan, sifat atau ciri-ciri khusus seseorang atau suatu benda
Instuisi : bisikan hati, gerak hati, daya batin untuk mengerti atau
mengetahui sesuatu tidak dengan berpikir atau belajar
Manipulasi : suatu usaha untuk membuat suatu situasi atau sistem yang
sesuai dengan yang diinginkan
Spesifikasi : perincian
Transisi : peralihan
PDGK4202/MODUL 1 1.69
Daftar Pustaka
Novak, J.D., and Gowin, D.B. (1985). Learning How To Learn. New York:
Cambridge University Press.
PE NDAHUL UA N
Kegiatan Belajar 1
dengan adanya kesempatan mendapat dan mencerna balikan. Sikap dan nilai
dibentuk dan diinternalisasikan melalui penghayatan yang terakumulasi dari
berbagai pengalaman yang syarat nilai. Ketiga kategori kegiatan belajar,
yaitu mengkaji untuk mewujudkan pengetahuan-pemahaman, berlatih untuk
membentuk keterampilan, dan penghayatan untuk menginternalisasikan sikap
dan nilai, merupakan kebermaknaan pengalaman belajar bagi siswa.
Daya dukung dan sumber daya, yang antara lain berupa sarana dan
prasarana, alokasi waktu, kebijakan pemerintah dan sekolah, masyarakat
sekolah, dan kemampuan guru turut mempengaruhi pemilihan pendekatan.
B. JENIS PENDEKATAN
1. Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan adalah mengajarkan IPA dengan cara pandang
bahwa mengembangkan kebiasaan siswa menggunakan dan memperlakukan
lingkungan secara bijaksana dengan memahami faktor politis, ekonomis,
PDGK4202/MODUL 2 2.7
2. Pendekatan Sain-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat
IPA merumuskan penjelasan untuk mengamati lingkungan. Teknologi,
yang merupakan penerapan dari pengetahuan, merumuskan pemecahan
permasalahan yang terkait dengan adaptasi manusia terhadap lingkungan,
Masyarakat merupakan lingkungan manusia tempat terjadinya kegiatan IPA,
kegiatan ilmiah, dan kegiatan teknologi.
Pengetahuan yang dikembangkan melalui IPA memberi sumbangan
terhadap perkembangan teknologi baru. Teknologi baru tersebut akan
mempengaruhi kegiatan ilmiah dan penentuan permasalahan yang diteliti
serta cara yang digunakan untuk memecahkan permasalahan. Pengetahuan
yang dihasilkan IPA dan proses yang digunakan ilmuwan mempengaruhi
pandangan hidup manusia, cara berpikir manusia, dan lingkungan hidup
secara umum.
Pendekatan sain-lingkungan-teknologi-masyarakat merupakan cara
pandang bahwa siswa belajar, menyusun pengetahuan, melalui interaksi
pribadi antara pengalaman dengan skemata pengetahuannya. Pemerolehan
pengetahuan dilakukan oleh skemata siswa yang tepat dan bermanfaat
baginya. Dalam pendidikan IPA ini, siswa perlu memperoleh pengalaman
secara fisik dan memperoleh pengalaman mengenai konsep dan model dalam
IPA.
Secara umum tujuan penggunaan pendekatan ini adalah agar siswa
memiliki pemahaman tentang aspek sains, teknologi, lingkungan, dan
masyarakat yang bergunakan bagi perkembangan kognitif; pengembangan
sikap bahwa sains, teknologi, dan lingkungan menarik dan bermanfaat;
menggunakan pemahaman sains dan teknologi untuk diterapkan dalam
lingkungan alam dan lingkungan sosial (masyarakat) siswa.
Pada pendekatan ini, pembelajaran dipusatkan pada siswa dengan
memperhatikan keragaman siswa. Langkah dasar yang dapat diterapkan
adalah (1) curah pendapat tentang suatu isu/topik, (2) mendefinisikan
2.8 Pembelajaran IPA di SD
3. Pendekatan Faktual
Menurut Funk dkk. (1979), pendekatan faktual adalah merupakan suatu
cara mengajarkan IPA dengan menyampaikan hasil-hasil penemuan IPA
kepada siswa di mana pada akhir suatu instruksional siswa akan memperoleh
informasi tentang hal-hal penting tentang IPA. Metode yang paling efisien
untuk menindaklanjuti pendekatan ini adalah dengan membaca,
menyampaikan pendapat ahli dari buku, demonstrasi, latihan (drill), dan
memberikan tes.
Kadang-kadang pendekatan ini menarik bagi siswa, namun kurang
merefleksikan gambaran tentang sifat IPA sendiri. Fakta yang disampaikan
mewakili hasil atau produk IPA dan meminimalkan gambaran tentang
pentingnya proses IPA dalam menghasilkan produk IPA tersebut. Biasanya
siswa tidak dapat mengingat tentang fakta dalam waktu yang lama. Apabila
hanya memberikan pelajaran tentang fakta maka siswa akan mendapat kesan
bahwa IPA hanya berupa katalog dari sekumpulan informasi. Siswa tidak
mendapatkan sajian tentang gambaran menyeluruh tentang sifat IPA yang
sebenarnya lebih menarik dan menyenangkan.
4. Pendekatan Konseptual
Menurut Funk dkk. (1979), apabila menyodorkan fakta memberikan
pandangan terhadap IPA agak sempit dan hasil pembelajarannya tidak dapat
diingat terlalu lama, mungkin mengajarkan konsep diharapkan akan
memberikan hasil yang lebih baik. Konsep adalah suatu pendapat yang
merupakan rangkaian dari fakta-fakta. Agar dapat memahami suatu konsep,
suatu pembelajaran memerlukan objek yang konkret, eksplorasi,
mendapatkan fakta, dan melakukan manipulasi atau- pemrosesan pendapat
secara mental. Pendekatan konseptual menyajikan ilustrasi yang lebih
konkret daripada pendekatan faktual. Pendekatan konseptual memungkinkan
siswa untuk mengorganisasikan fakta ke dalam suatu model atau penjelaan
tentang sifat alam semesta. Pendekatan ini menekankan pada penyampaian
produk atau hasil IPA tidak mengajarkan tentang proses bagaimana produk
tersebut dihasilkan.
PDGK4202/MODUL 2 2.9
Esler dan Esler (1984) menyatakan bahwa pada umumnya, seorang guru
terlebih dahulu akan memikirkan tentang materi IPA apa yang akan diajarkan
sebelum ia memutuskan tentang bagaimana cara mengajarkannya.
Bagaimana mengorganisasikan konsep? Seorang siswa melakukan observasi
dan menyimpan pengetahuannya banyak tingkatan konseptual. Siswa akan
mengidentifikasi suatu objek, mempertimbangkannya berdasarkan
pembuktian, mengenali, mengonseptualisasikan (misalkan berdasarkan
proses atau karakteristik objek). Konsep-konsep sederhana yang diobservasi
secara berulang kali kemudian diterima sebagai fakta. Begitu siswa
memanipulasi dan menggeneralisasi berdasarkan pengamatan dan fakta,
maka konseptualisasi yang lebih rumit akan terjadi padanya. Suatu
generalisasi ilmiah yang lebih kompleks disebut skema konsep, yaitu
pernyataan yang sangat luas yang menyangkut sejumlah konsep. Konsep IPA
sendiri masih bersifat agak umum, terdiri atas beberapa subkonsep.
Subkonsep merupakan tingkat konseptual terbaik yang cocok untuk
membangun pengalaman belajar siswa, yang dapat digunakan untuk
menjelaskan banyak pengamatan dan fakta , namun merepresentasikan suatu
konseptualisasi yang cukup sempit untuk diuji. Tingkatan konsep yang lebih
tinggi dan skema konsep yang diterima secara universal dikenal sebagai
prinsip atau hukum IPA. Pada umumnya, para ahli mengembangkan
kurikulum berdasarkan ide besar, berupa skema konseptual, konsep,
subkonsep. Hal tersebut disebabkan oleh karena pengetahuan IPA
berkembang secara cepat. Tidak ada siswa yang diharapkan dapat
mempelajari semua fakta IPA.
6. Pendekatan Nilai
Pendekatan nilai adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan
pandangan suatu nilai, misalkan terkait moral/etika, yang bersifat universal,
nilai yang terkait dengan kepercayaan/agama, atau nilai yang terkait dengan
politik, sosial, budaya suatu negara atau daerah. Pada akhir instruksional,
siswa diharapkan dapat memahami dan menerapkan perilaku tentang nilai
yang menyangkut keselarasan, keserasian, dan keseimbangan lingkungan dan
alam semesta; ideal atau kesempurnaan yang dicita-cita yang terkait hidup
dan kehidupan; baik dan buruk bagi kehidupan dan alam;
keuntungan/manfaat dan kerugian bagi manusia, lingkungan, dan alam
semesta; negatif dan positif bagi manusia secara jasmani dan rohani serta
sosial dan spiritual; dan sebagainya. Pendekatan ini menekankan pada
penyampaian produk atau hasil IPA dan penjelasan tentang proses IPA serta
perilaku yang diharapkan yang terkait produk dan proses tersebut, namun
tidak mengajarkan secara langsung tentang proses bagaimana produk tersebut
dihasilkan.
PDGK4202/MODUL 2 2.11
7. Pendekatan Inkuiri
Inkuiri ditandai dengan adanya pencarian jawaban melalui serangkaian
kegiatan intelektual. Secara umum urutan kegiatan yang dilakukan adalah
merencanakan, mendiskusikan, membuat hipotes, menganalisis, menafsirkan
hasil untuk mendapatkan konsep umum yang dipelajari (Herawati Susilo,
1998). Dengan demikian, disusun teori atau pengertian untuk diuji melalui
analisis rasional, penggalian sehingga mendapatkan suatu penemuan, atau
dengan eksperimen. Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan
sifat ingin tahu, imajinasi, kemampuan berpikir, sikap, dan keterampilan
proses. Siswa perlu dimotivasi untuk menemukan kemungkinan atau cara
baru dalam menghadapi permasalahan yang harus dipecahkan.
Esler dan Esler (1984) menggambarkan bahwa suatu pembelajaran dapat
dikategorikan menggunakan pendekatan inkuiri apabila siswa perlu menggali
lebih dalam tentang informasi yang disampaikan guru untuk mendapatkan
pemahaman baru dan pemecahan masalah dimaksudkan untuk mencari
jawaban atau generalisai yang original bagi siswa.
Alasan menggunakan pendekatan inkuiri adalah membangkitkan rasa
ingin tahu siswa, melibatkan siswa dalam kegiatan yang memerlukan
keterampilan kognitif tingkat tinggi, memberikan pengalaman konkret bagi
siswa, membantu siswa mengembangkan keterampilan proses (keterampilan
penting dalam melakukan kegiatan IPA).
Tidak semua guru yang menggunakan pendekatan inkuiri tersebut dapat
berhasil baik dalam melaksanakan pembelajaran, oleh sebab itu pendekatan
ini tidak benar-benar diterima secara umum. Namun sebenarnya
ketidaksuksesan dapat dihindari apabila memperhatikan hal berikut: (1) guru
harus benar-benar memahami materi, (2) guru dapat menerima peran baru
dari pemimpin tidak langsung dan terintegrasi, (3) guru harus menguasai
keterampilan baru dan sukar (guru harus belajar membuat pertanyaan yang
baik dan secara selektif memberi penguatan terhadap jawaban siswa), (4)
guru harus memahami dan mengatasi permasalahan siswa yang tidak tahu
harus berbuat apa terhadap lingkungan inkuiri baru dan asing.
Selanjutnya. disebutkan bahwa terdapat tiga kategori pada pendekatan
inkuiri, yaitu rasional, discovey dan eksperimental. Pada pendekatan inkuiri
kategori rasional, guru mengarahkan siswa untuk membuat suatu generasisasi
dengan menggunakan rasional. Pada umumnya guru bertanya dan memberi
penguatan terhadap jawaban yang diberikan siswa sampai suatu generalisasi
yang diinginkan tercapai.
2.12 Pembelajaran IPA di SD
terkait dengan materi yang tercakup pada buku teks. Setelah siswa dapat
memecahkan permasalahan dan memahami konsep atau subkonsep, konten
IPA diajarkan kepada siswa. Selanjutnya guru membagikan buku teks dan
memberi tugas bacaan-bacaan terkait. Prosedur tersebut menyajikan
pembelajaran yang menyangkut proses dan konten dengan menggunakan satu
buku teks.
9. Pendekatan Sejarah.
Pendekatan sejarah adalah cara mengajarkan IPA dengan menyajikan
berbagai penemuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan/ahli IPA dan tentang
perkembangan temuan-temuan tersebut dikaitkan dengan ilmu IPA sendiri.
Metode yang umum digunakan untuk pendekatan ini adalah dengan
membaca buku teks atau menjelaskan. Siswa diajak untuk membaca atau
mendengarkan informasi temuan-temuan IPA bukan untuk melakukan suatu
kegiatan. Seperti halnya pendekatan faktuan dan pendekatan konseptual,
pendekatan ini lebih menekankan penyampaian produk atau hasil IPA, sedikit
menjelaskan proses mendapatkan temuan tersebut, namun tidak banyak-
banyak melibatkan siswa dengan bagaimana proses konkret yang dilaluinya.
2.14 Pembelajaran IPA di SD
LA TIH AN
RA NGK UMA N
4) Jika diketahui
Aspek Uraian
Pendekatan (1) Pendekatan nilai, (2) Pendekatan konseptual, (3)
Pendekatan faktual, (4) Pendekatan lingkungan
Tujuan (a) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;
(b) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif
dan kesadaran adanya hubungan IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat;
(c) mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah
dan membuat keputusan;
(d) berperan serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan alam.
Kegiatan Belajar 2
1. Pendekatan Lingkungan
Mari kita ingat kembali pembahasan pada Kegiatan Belajar 1.
Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, untuk
mengembangkan kebiasaan dalam menggunakan dan memperlakukan
lingkungan secara bijaksana dengan memahami faktor politis, ekonomis,
sosial-budaya, ekologis, mengembangkan sikap dan perilaku peduli dan
mencintai lingkungan, dan mengembangkan keterampilan untuk meneliti
lingkungan. Contoh gambaran penerapan pendekatan ini sebagai berikut.
2.20 Pembelajaran IPA di SD
Kelas/Semester: III / 1
Aspek: Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
Standar Kompetensi: Kemampuan menyelidiki ciri-ciri dan kebutuhan
makhluk hidup, perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal
yang mempengaruhinya, serta menyelidiki pengaruh kondisi lingkungan
terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan.
Kompetensi Dasar: siswa mampu
- mendeskripsikan ciri-ciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat
berdasarkan pengamatan dan pengaruhnya terhadap kesehatan
serta,
- menerapkan cara menjaga kesehatan lingkungan sekitar.
Pendekatan dan Prosedur: Prosedur yang dilakukan adalah:
1. Menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dengan
mengajak siswa mendeskripsikan lingkungan tersebut.
2. Menjelaskan tentang lingkungan sehat dan tak sehat.
3. Mendemonstrasikan tentang adanya debu di lingkungan dan
kemungkinan adanya zat lain pada air yang tampak jernih.
4. Menjelaskan tentang penyebab lingkungan tercemar, faktor yang
mempengaruhi perlakuan manusia terhadap lingkungan-lingkungan
(faktor politis, ekonomis, sosial-budaya, ekologis), pentingnya
bersikap peduli dan mencintai lingkungan.
Evaluasi: Dilakukan evaluasi formatif untuk memperbaiki program
pembelajaran dan memantapkan pemahaman, dan pengembangan sikap.
Dilakukan evaluasi sumatif untuk menilai pemahaman dan sikap. Evaluasi
dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, yaitu tes untuk
konsep, pedoman observasi untuk perilaku, dan pengukuran sikap.
2. Pendekatan Sain-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat
Mari kita ingat kembali pembahasan pada Kegiatan Belajar 1.
Pembelajaran dipusatkan pada siswa dengan memperhatikan keragaman
siswa dan bertujuan agar siswa memiliki pemahaman sains, teknologi,
lingkungan, dan masyarakat yang mendukung pengembangan kognitif;
mempunyai sikap bahwa sains, teknologi, dan lingkungan menarik dan
bermanfaat; menggunakan pemahaman sains dan teknologi untuk diterapkan
di lingkungan alam dan sosialnya (masyarakatnya). Prosedurnya meliputi (1)
curah pendapat tentang suatu topik, (2) mendefinisikan fenomena tertentu,
PDGK4202/MODUL 2 2.21
Kelas/Semester: IV/ 2
Aspek: Energi dan Perubahannya
Standar Kompetensi: Kemampuan menyelidiki bahwa gaya dapat
mengubah gerak dan bentuk suatu benda; menyadari keberadaan energi
dalam berbagai bentuk dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-
hari.
Kompetensi Dasar: Peserta didik mampu
a) menyimpulkan dari hasil percobaan bahwa gaya (mencakup
dorongan;
b) dan tarikan) dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda. Dalam
sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat: merancang dan
membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi
gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/baling-
baling/pesawat kertas/parasut.
Pendekatan dan Prosedur: Pembelajaran dipusatkan pada siswa dengan
memperhatikan keragaman siswa dan menerapkan langkah: (1) curah
pendapat tentang udara, (2) mendefinisikan perubahan energi gerak akibat
pengaruh udara, (3) curah pendapat tentang sumber untuk mengumpulkan
informasi, (4) menggunakan sumber informasi, (5) melakukan analisis,
sintesis, evaluasi, dan membuat salah satu di antara benda berikut: roket
dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut, dan (6) mencoba
menggunakan hasil ciptaan dan memberi komentar.
Evaluasi: Evaluasi formatif untuk memperbaiki program pembelajaran dan
memantapkan pemahaman dan keterampilan. Dilakukan evaluasi sumatif
untuk menilai pemahaman dan keterampilan. Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan berbagai instrumen, yaitu tes untuk konsep dan
keterampilan, pedoman observasi untuk keterampilan, dan penilaian
kinerja untuk keterampilan.
2.22 Pembelajaran IPA di SD
3. Pendekatan Faktual
Mari kita ingat kembali pembahasan pada Kegiatan Belajar 1.
Pembelajaran dilakukan dengan menyodorkan hasil penemuan IPA dan pada
akhirnya siswa diharapkan memperoleh informasi IPA. Metodenya antara
lain adalah dengan membaca, menyampaikan pendapat ahli dari buku,
demonstrasi, latihan (drill), dan memberikan tes. Fakta mewakili produk IPA,
sehingga siswa kurang mendapatkan gambaran tentang sifat IPA yang lebih
menarik dan menyenangkan. Contoh gambaran penerapan pendekatan ini
sebagai berikut.
Kelas /Semester: I / 1
Aspek: Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
Standar Kompetensi: Kemampuan memahami bagian anggota tubuh serta
kegunaannya, kebutuhan dan cara perawatannya, serta mampu memelihara
lingkungan agar tetap sehat.
Kompetensi Dasar: Peserta didik mampu
1) mengenali bagian-bagian tubuh dan kegunaannya serta menunjukkan
cara perawatannya;
2) menjelaskan secara sederhana kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan
kuat (makanan, air, pakaian, udara, lingkungan sehat) serta
menerapkan kebiasaan hidup sehat;
3) membandingkan lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat serta
menceritakan perlunya merawat tanaman, hewan peliharaan dan
lingkungan sekitar.
Pendekatan dan Prosedur:
1) Menjelaskan bagian tubuh (panca indera dan anggota badan) memiliki
kegunaan masing-masing.
2) Menunjukkan hasil penelitian tentang ketidakberfungsian salah satu
bagian tubuh mempengaruhi bagian lain dan tentang perawatan yang
baik agar semua bagian tubuh berfungsi dengan baik.
3) Menjelaskan bahwa menurut para ahli tentang kebutuhan tubuh agar
tumbuh sehat dan kuat.
4) Memberikan tugas membaca tentang ciri-ciri lingkungan sehat dan
tidak sehat.
5) Menjelaskan tentang alasan pentingnya merawat tanaman, hewan
peliharaan dan lingkungan.
PDGK4202/MODUL 2 2.23
4. Pendekatan Konseptual
Mari kita ingat kembali pembahasan pada Kegiatan Belajar 1. Agar
dapat memahami suatu konsep, suatu pembelajaran memerlukan objek yang
konkret, eksplorasi, mendapatkan fakta, dan melakukan manipulasi atau
pemrosesan pendapat secara mental. Siswa diberi kesempatan
mengorganisasikan fakta ke dalam suatu model atau penjelaan tentang sifat
alam semesta. Contoh gambaran penerapan pendekatan ini sebagai berikut.
Kelas/Semester: V/I
Aspek: Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
Standar Kompetensi: Kemampuan memahami fungsi beberapa organ
tubuh manusia dan hewan, cara tumbuhan hijau membuat makanan, dan
mengembangkan kemampuan menyelidiki cara-cara makhluk hidup
menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta menyadari pentingnya
pelestarian jenis makhluk hidup untuk mencegah kepunahan.
Kompetensi Dasar: Siswa mampu
1) Menjelaskan bahwa manusia dan hewan tergantung pada tumbuhan
hijau.
2) Mendeskripsikan penyesuaian diri hewan dan tumbuhan dengan
lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidupnya.
3) Mendeskripsikan pentingnya pelestarian jenis makhluk hidup dan
lingkungan.
Pendekatan dan Prosedur:
I) Menjelaskan dengan menggunakan contoh bahwa manusia dan hewan
tergantung pada tumbuhan hijau.
2) Menjelaskan dengan menggunakan gambar bahwa untuk
mempertahankan hidup, hewan dan tumbuhan menyesuaikan diri
dengan lingkungan.
3) Melakukan tanya jawab dan memberi tugas serta menunjukkan fakta
tentang mengapa pelestarian jenis makhluk hidup dan lingkungan
2.24 Pembelajaran IPA di SD
Skema
Konsep Subkonsep
Konseptual
Bentuk A. Hewan dan B1. Hewan menggunakan oksigen
kehidupan di manusia tergantung untuk mempertahankan proses
bumi pada tumbuhan untuk hidup dan hewan mengeluarkan
semuanya makanannya. karbondioksida.
saling ke- B. Tumbuhan dan B 1. Tumbuhan menggunakan
tergantungan hewan saling hewan dan karbondioksida untuk
membutuhkan satu mempertahankan proses hidup
sama lain melalui dan tumbuhan mengeluarkan
siklus okigen- oksigen (di samping hidup dan
karbondioksida. mengeluarkan karbondioksida).
C. Untuk
mempertahankan
hidup, tumbuhan
menyesuaikan diri
dengan lingkungan.
D. Pelestarian
jenis makhluk
lingkungan penting
untuk keseimbangan
kehidupan.
PDGK4202/MODUL 2 2.25
Kelas/Semester: VI/ 1
Aspek: Benda dan Sifatnya
Standar Kompetensi: Kemampuan memahami saling kaitan antara suhu,
sifat hantaran dan kegunaan benda dan mengidentifikasi faktor penyebab
perubahan benda serta kemampuan memanfaatkan keterkaitan timbal
balik antara sifat benda dan kegunaannya.
Kompetensi Dasar: Siswa mampu
1) membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai
benda dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari;
2) menyimpulkan berdasarkan pengamatan bahwa perubahan benda
(pelapukan, perkaratan, pembusukan) dipengaruhi oleh berbagai
faktor.
Pendekatan dan prosedur untuk kompetensi dasar butir I), guru
membimbing siswa merumuskan dan memecahkan permasalahan dengan:
1) mengidentifikasi permasalahan dari kehidupan sehari-hari, misalkan
mencari cara agar makanan/minuman bertahan lama untuk tetap
panas;
2) merumuskan permasalahan: Bagaimana menyimpan minuman agar
tetap panas? Bahan terbuat dari apa yang membuat minuman tetap
panas?
3) merumuskan hipotesis: Air panas yang disimpan dalam botol yang
dibungkus busa tipis akan lebih tahan panas daripada yang dibungkus
2.26 Pembelajaran IPA di SD
6. Pendekatan Nilai
Pendekatan nilai adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan
pandangan suatu nilai dan pada akhirnya siswa diharapkan dapat memahami
dan menerapkan nilai tersebut untuk keselarasan, keserasian, keseimbangan,
dan kesempurnaan kehidupan, lingkungan, dan alam semesta. Contoh
gambaran penerapan pendekatan ini sebagai berikut.
PDGK4202/MODUL 2 2.27
7. Pendekatan Inkuiri
Mari kita ingat kembali pembahasan pada Kegiatan Belajar 1. Inkuiri
ditandai dengan adanya pencarian jawaban melalui serangkaian kegiatan
intelektual. Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan sifat ingin
tahu, imajinasi, kemampuan berpikir, sikap, dan keterampilan proses. Secara
umum urutan kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan, mendiskusikan,
membuat hipotesis, menganalisis, menafsirkan hasil untuk mendapatkan
konsep umum. Teori/pengertian diuji melalui analisis rasional (inkuiri secara
rasional), penggalian sehingga mendapatkan suatu penemuan (inkuiri secara
penemuan/discovery), atau eksperimen (inkuiri secara eksperimen).
2.28 Pembelajaran IPA di SD
Kelas/Semester: IV/ 2
Aspek: Energi dan Perubahannya
Standar Kompetensi: Kemampuan menyelidiki bahwa gaya dapat
mengubah gerak dan bentuk suatu benda; menyadari keberadaan energi
dalam berbagai bentuk dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-
hari.
Kompetensi Dasar: Siswa mampu
a) menyimpulkan dari hasil percobaan bahwa gaya (mencakup dorongan
dan tarikan) dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda;
b) Dalam sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat: merancang dan
membuat suatu karya model untuk menunjukkan perubahan energi
gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/baling-
baling/pesawat kertas/parasut.
PDGK4202/MODUL 2 2.29
Kelas/Semester: V/1
Aspek: Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
Standar Kompetensi: Kemampuan memahami fungsi beberapa organ
tubuh manusia dan hewan, cara tumbuhan hijau membuat makanan, dan
mengembangkan kemampuan menyelidiki cara-cara makhluk hidup
menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta menyadari pentingnya
pelestarian jenis makhluk hidup untuk mencegah kepunahan.
2.30 Pembelajaran IPA di SD
9. Pendekatan Sejarah.
Mari kita ingat kembali pembahasan pada Kegiatan Belajar 1.
Pendekatan ini mengajarkan IPA dengan menyajikan berbagai penemuan dan
PDGK4202/MODUL 2 2.31
Kelas/Semester: VI/2
Aspek: Energi dan Perubahannya
Standar Kompetensi: Kemampuan memahami pola penggunaan energi dan
beberapa jenis perpindahan energi serta menunjukkan kesadaran akan
pentingnya penghematan energi.
Kompetensi Dasar: Siswa mampu
1) Menjelaskan hubungan gaya dan gerak.
2) Menjelaskan perpindahan dan perubahan energi listrik.
3) Mengidentifikasi kegunaan energi listrik dan upaya penghematannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan dan Prosedur:
1) Menceritakan tentang bagaimana Newton menemukan teori gaya dan
bagaimana Thomas Alfa Edison menemukan listrik.
2) Menjelaskan hubungan gaya dan gerak, memberi contoh tentang
model jungkat-jungkit, model traktor sederhana, dan sebagainya.
3) Menjelaskan pemanfaatan teori gaya dalam kehidupan manusia.
4) Menjelaskan perpindahan dan perubahan energi listrik.
5) Memberi tugas untuk mengidentifikasi kegunaan energi listrik dan
upaya penghematannya dalam kehidupan sehari-hari.
Evaluasi: Evaluasi: Evaluasi formatif untuk memperbaiki program
pembelajaran dan memantapkan pemahaman. Dilakukan evaluasi sumatif
untuk menilai pemahaman. Evaluasi dilakukan dengan tes untuk
pengertian yang disampaikan.
2.32 Pembelajaran IPA di SD
LA TIH AN
RA NGK UMA N
A. lingkungan
B. konsepsual
C. faktual
D. sejarah
C. inkuiri
D. sejarah
Daftar Pustaka
Bertens. (1989). Filsafat Barat Abad XX. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Modul 3
PE NDAHUL UA N
M odul ini merupakan Modul ketiga dari mata kuliah Pembelajaran IPA
di SD dan tentunya merupakan kelanjutan dari Modul dua yang telah
Anda pelajari. Anda tentu masih mengingatnya bukan? Dari Modul dua Anda
telah memperoleh informasi tentang pendekatan untuk pembelajaran IPA di
SD, memilih pendekatan yang sesuai untuk pembelajaran IPA di SD dan cara
mengembangkan evaluasi untuk setiap pendekatan dan metode yang dipakai
untuk pembelajaran IPA di SD.
Dalam modul ini Anda akan diajak untuk mempelajari berbagai metode
dalam pembelajaran IPA. Dari situ Anda diharapkan memiliki kemampuan
memilih metode yang sesuai untuk pembelajaran IPA di SD. Secara lebih
khusus lagi diharapkan Anda dapat:
1. memilih metode yang sesuai untuk pembelajaran IPA SD kelas I kelas
VI;
2. mengembangkan evaluasi untuk setiap metode yang dipakai untuk
Pembelajaran IPA SD kelas I kelas VI;
3. memilih metode yang sesuai untuk pembelajaran IPA SD kelas I kelas
VI;
4. mengembangkan evaluasi untuk setiap metode yang dipakai untuk
pembelajaran IPA SD kelas I kelas VI.
Kemampuan tersebut sangat penting bagi semua guru kelas, baik yang
bertugas mengajar di kelas I dan VI. Anda akan tampil lebih percaya diri dan
mantap, siswa Anda pun akan merasa lebih puas belajar bersama Anda.
Lebih dari itu, suasana pembelajaran pun akan lebih menarik, menantang,
dan menyenangkan.
3.2 Pembelajaran IPA di SD
Kegiatan Belajar 1
A. PENGERTIAN
dari teknik a dan b, metode II terdiri dari teknik a, b, dan c, metode III terdiri
dari teknik a dan d, metode IV terdiri dari teknik a, c, d dan e, metode V
terdiri dari teknik a, c, dan e, dan selanjutnya. Di sini terlihat jelas banyaknya
kemungkinan kombinasinya.
Untuk kepentingan praktis, kita pilihkan saja beberapa metode yang
sudah sangat umum digunakan. Di antaranya metode ceramah, penugasan,
diskusi, tanya-jawab, latihan, simulasi, proyek, studi lapangan/widyawisata,
demonstrasi, pemecahan masalah, deduktif/induktif, penemuan, inkuiri, kerja
kelompok, simulasi, sumbang saran, sosiodrama, bermain peran dan yang
lainnya.
Kalau tadi contoh dari metode mengajar, bagaimana dengan contoh tenik
mengajar? Coba Anda diskusikan, dan tuangkan hasilnya pada kolom di
bawah ini!
Jenis metode yang dapat Anda gunakan dalam proses pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam antara lain: metode penugasan, diskusi, tanya-jawab,
latihan, ceramah, simulasi, proyek, studi lapangan/widyawisata, demonstrasi
dan eksperimen. Di bawah ini akan dapat Anda pelajari masing-masing
metode pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang dapat Anda lakukan.
1. Metode Penugasan
Apakah Anda dalam memberikan tugas pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam kepada murid Anda sudah sesuai dengan minat dan perhatiannya?
3.6 Pembelajaran IPA di SD
2. Metode Diskusi
Perlu Anda pahami diskusi merupakan suatu perbandingan mengenai
subjek dari berbagai sudut pandang. Diskusi kelas atau diskusi kelompok
merupakan metode pembelajaran yang kerap digunakan dalam Ilmu
Pengetahuan Alam. Diskusi kelompok sangat bermanfaat dalam Ilmu
Pengetahuan Alam khususnya dalam membahas keberartian suatu data.
Dalam pembelajaran IPA metode diskusi perlu Anda lakukan sebab
banyak kebaikannya antara lain:
a. semua murid bebas mengemukakan pendapat, jadi bersifat demokratis;
b. merupakan cara yang efektif untuk mengajukan permasalahan;
c. mempertinggi peran serta murid secara perorangan;
d. mendorong rasa persatuan dan mengembangkan rasa sosial;
e. mengembangkan kepemimpinan, dan menghayati kepemimpinan
bersama.
Kemudian tugas apakah yang perlu Anda lakukan sebagai guru? Tugas
Anda sebagai guru adalah:
a. memberikan garis-garis besar pokok persoalan;
3.8 Pembelajaran IPA di SD
b. masalah yang akan didiskusikan menarik dan masih hangat bagi murid
Anda;
c. memantau, memberi jalan keluar bila macet dan mengalami jalan buntu;
d. mampu merumuskan suatu kesimpulan hasil diskusi murid Anda dan
kesimpulan itu berguna untuk memecahkan persoalan berikutnya.
Syarat-syarat agar jalan diskusi berjalan lancar selain ada pemimpin atau
moderator, jumlah peserta sedikit artinya kelas dibagi dalam beberapa
kelompok diskusi, topik diskusi, merupakan masalah murid, peserta diskusi
harus berperan, peserta bebas mengeluarkan pendapat. Adapun kelemahan
metode diskusi adalah:
a. Bila pembicaraan didominasi saja oleh salah seorang peserta diskusi.
b. Biasanya siswa yang pandai berbicara yang aktif dalam diskusi.
c. Pembicaraan sering menyimpang dari pokok permasalahan.
4. Metode Latihan
Sebagaimana Anda ketahui metode latihan banyak digunakan dalam olah
raga, seperti berenang, lari, tinju dan sebagainya begitu juga dalam pelajaran
matematika seperti menghitung, mengenal bentuk berbeda, menghafal rumus
dan lain sebagainya.
Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam banyak juga hal-hal yang
perlu dilatihkan, seperti penggunaan mikroskop, penggolongan berbagai jenis
hewan dan tanaman, dalam pelajaran Biologi, penggunaan ukuran membaca
termometer dalam pelajaran Fisika dan lain sebagainya.
Perlu Anda ketahui latihan dalam laboratorium berbeda dengan
percobaan dalam laboratorium, latihan itu telah ditunjukkan akan hasilnya
oleh guru kepada muridnya, sedangkan percobaan laboratorium itu belum
diketahui akan berupa apa hasilnya. Latihan dalam Ilmu Pengetahuan Alam
bertujuan agar murid menguasai keterampilan melakukan sesuatu dan
memiliki keterampilan yang lebih baik dari apa yang dipelajarinya
sebelumnya.
Sebelum Anda memberikan latihan dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, perlu dijelaskan terlebih dahulu tujuan latihan itu. Tujuan
metode latihan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam umumnya
pertama agar murid memiliki keterampilan gerak, seperti menggunakan alat-
alat Ilmu Pengetahuan Alam membuat alat peraga Ilmu Pengetahuan Alam.
Kedua, bertujuan mengembangkan langkah kecakapan intelek, seperti
mengenal rumus-rumus, menghitung dalam pelajaran Fisika. Memahami
3.10 Pembelajaran IPA di SD
5. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang mungkin paling kerap Anda
lakukan. Metode ceramah adalah metode yang paling tradisional yaitu Anda
berbicara dan murid Anda mendengarkan. Ceramah juga sangat ekonomis
untuk menyampaikan informasi, dengan murid yang besar dan bahan yang
harus diselesaikan banyak dapat dilakukan dalam tempo singkat. Coba Anda
bandingkan dengan metode praktikum laboratorium atau karyawisata.
Kadang-kadang untuk memperoleh pengetahuan yang berharga metode
ceramah diperlukan bagi Anda, yang tidak dapat diperoleh dengan metode
lain.
Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam metode ceramah kurang
dianjurkan, karena untuk belajar Ilmu Pengetahuan Alam murid dituntut lebih
aktif, dan mempelajari informasi tangan pertama (first hand information).
Oleh sebab itu dalam Anda menyampaikan metode ceramah harus
mengikutsertakan peran siswa. Sebelum ceramah diberikan sebaiknya murid
Anda ditugasi membaca terlebih dahulu melakukan sesuatu atau membawa
sesuatu sebelumnya. Begitu pula sesudahnya, kepada murid Anda ditugasi
PDGK4202/MODUL 3 3.11
6. Metode Simulasi
Sebelum Anda mempraktikan "Persiapan Mengajar Ilmu Pengetahuan
Alam" di depan kelas, alangkah baiknya seandainya Anda mensimulasikan
terlebih dahulu terhadap anak-anak Anda di rumah. Simulasi adalah tingkah
laku yang Anda kehendaki sebelum tingkah laku itu betul-betul Anda
lakukan di depan kelas. Simulasi dapat juga diterapkan pada murid Anda
yang Anda suruh untuk seolah-olah berperan sebagai guru Ilmu Pengetahuan
Alam yang sedang menerangkan sesuatu percobaan. Dalam simulasi
percobaan Ilmu Pengetahuan Alam itu murid dapat berperan sedang
melakukan pemasangan alat, mengukur, menimbang, mengamati, mencatat
hasilnya dan menyampaikan kesimpulan dalam bentuk lisan. Peran sebagai
matahari, tumbuhan, herbivora, dan sebagainya.
7. Metode Proyek
Pada tingkat Sekolah Dasar Metode Proyek agak sukar Anda terapkan
karena proyek merupakan suatu penugasan yang memerlukan pemikiran dan
tindakan yang membangun dari murid. Proyek memerlukan perencanaan
yang lebih terinci, lebih banyak pandangan ke depan.
3.12 Pembelajaran IPA di SD
9. Metode Demonstrasi
Di waktu melaksanakan demonstrasi Ilmu Pengetahuan Alam biasanya
Anda sendirilah yang melakukannya, tetapi alangkah baiknya bila murid
Anda yang melakukannya. Demonstrasi IPA dilakukan Anda sendiri, apabila
alatnya mudah pecah, benda atau bahan yang mahal, mudah rusak, berbahaya
jumlahnya hanya satu.
Agar supaya di waktu Anda melakukan demonstrasi IPA itu tidak gagal,
sebaiknya Anda sebelumnya telah melakukannya sendiri terlebih dahulu.
Sehingga jalannya demonstrasi lebih lancar dan menghemat waktu.
Pelaksanaan demonstrasi harus dapat dilihat oleh seluruh murid.
Dalam demonstrasi IPA hasil yang akan terjadi harus Anda sampaikan
pada murid. Sehingga murid tidak merumuskan masalah, berspekulasi dan
menarik kesimpulan berdasarkan apa yang disaksikannya. Misalnya bahwa
air yang mendidih temperatur 1000C, atau bahwa pada dasar bunga akan
ditemukan bakal buah, dalam peraga Ilmu Bumi dan Antariksa hendaknya
Anda tunjukkan bahwa bumi dan bulan yang mengelilingi matahari.
Kelemahan metode demonstrasi antara lain tidak semua murid dapat ikut
aktif. Mungkin hanya sebagian kecil murid saja yang dapat mencobanya, bila
waktu yang tersedia terbatas, sehingga demonstrasi itu dilakukan dengan
tergesa-gesa. Begitu juga bila alat yang Anda gunakan di tempat yang kurang
terlihat oleh seluruh murid, atau alatnya terlalu kecil.
Banyak kesalahan yang dilakukan oleh Anda bahwa suatu demonstrasi.
Anda katakan percobaan. Seperti telah disebut di depan demonstrasi itu hasil
yang akan diperoleh harus disampaikan pada murid. Pada percobaan atau
eksperimen apa yang akan terjadi tidak kita ketahui. Bila Anda melakukan
demonstrasi hendaknya disertai/diikuti pertanyaan yang mengiringi murid
memahami suatu konsep. Demonstrasi yang ditampilkan hendaknya jelas dan
menggairahkan.
LA TIH AN
RA NGK UMA N
4) Untuk mengajarkan tentang habitat atau tempat di mana kadal itu biasa
hidup. metode pengajaran yang tepat digunakan adalah metode ....
A. ceramah
B. diskusi
C. tanya jawab
D. widyawisata
5) Anda ditugaskan oleh Kepala Sekolah untuk mengajar dua kelas yang
digabung dalam satu ruang besar. Materi pembelajaran umumnya berisi
informasi-informasi tentang suatu persoalan kesehatan dan gizi. Agar
tujuan pembelajaran Anda berhasil, metode yang digunakan sebaiknya
metode ....
A. ceramah
B. tanya jawab
C. diskusi
D. penugasan
Pilihlah:
A. jika jawaban (1) dan (2) benar
B. jika jawaban (1) dan (3) benar
C. jika jawaban (2) dan (3) benar
D. jika jawaban (1), (2) dan (3) benar
10) Untuk mengajarkan gizi dan kesehatan kepada murid kelas III
pendekatan dan metode yang lebih sesuai adalah ....
(1) ceramah
(2) lingkungan
(3) demonstrasi
Kegiatan Belajar 2
Apa yang disebut metode mengajar yang baik, berbeda untuk mata
pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain. Di dalam setiap mata
pelajaran tidak dapat dihindari penggunaan beraneka ragam metode
mengajar. Tiap pokok bahasan sedikit banyak bersifat khas, dan menuntut
penggunaan metode yang khas pula.
hanya anggapan, metode yang dipakai orang lain itu kita anggap buruk,
sedangkan rasa-rasanya metode itu justru sesuai dengan selera kita.
Jadi yang penting adalah diri kita sendiri, kepribadian kita sendiri.
Metode mengajar yang kita gunakan hendaknya yang sesuai dengan pribadi
kita, yang dapat kita lakukan dengan baik. Mungkin Anda bertanya, jika
seorang guru sudah terbiasa menggunakan metode mengajar tertentu, apakah
metode itu sudah baik? Apakah metode itu sudah sesuai dengan kepribadian
guru itu? Apakah guru itu tidak pernah berpikir bahwa kemungkinan bagi
dirinya ada metode mengajar yang lebih baik, lebih sesuai dengan
kepribadiannya?
Sudahkah guru itu mencoba metode lain yang barangkali lebih baik bagi
dirinya? Bukan suatu pekerjaan yang mudah untuk “menemukan diri
sendiri”. Seperti yang dikemukakan di atas, sebaiknya memang setiap guru
berusaha untuk mawas diri dan selalu berusaha menemukan metode mengajar
yang benar-benar sesuai untuk dirinya dan yang terbaik buat para siswanya.
Kita sadari atau tidak, pada kenyataannya para siswa sendiri yang akan
memberikan penilaian kepada guru-gurunya.
Seperti yang telah kita bahas di muka, banyak hal yang perlu kita
pertimbangkan dalam menentukan dan merencanakan penggunaan metode
belajar untuk suatu pembelajaran. Selain itu metode yang dianggap baik oleh
orang lain, belum tentu baik untuk kita.
Contoh yang akan kita sajikan di bawah ini hanya merupakan salah satu
alternatif dari pembelajaran IPA SD Kelas I. Sangat terbuka bagi Anda untuk
melakukan improvisasi dan modifikasi terhadap pendekatan atau metode
yang dicontohkan di bawah ini.
Aspek: Benda di sekitar kita
Subaspek: ciri-ciri benda
1. Metode belajar yang digunakan
Untuk sub aspek ini kita menggunakan metode eksperimen. Metode
eksperimen adalah suatu cara penyajian materi pelajaran di mana siswa
secara aktif melakukan dan membuktikan sendiri tentang materi yang
sedang di pelajarinya. Melalui metode ini siswa dapat melakukan
serangkaian aktivitas ilmiah seperti: mengamati suatu objek sehingga
3.24 Pembelajaran IPA di SD
b. Proses pembelajaran
Dalam pelaksanaan metode ini, tugas kita memberikan masalah yang
mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi. Kita tidak
boleh mengomentari pendapat siswa itu benar/salah; juga tidak perlu
disimpulkan, kita hanya menampung semua pernyataan pendapat siswa,
sehingga semua siswa di dalam kelas mendapat giliran, tidak perlu komentar
atau evaluasi.
Siswa bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat,
komentar atau bertanya; atau mengemukakan masalah baru, mereka belajar
dan berlatih mengajukan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik.
Siswa yang kurang aktif perlu dipancing agar turut berpartisipasi aktif dan
berani mengemukakan pendapatnya.
Untuk pokok bahasan ini, masalah yang dapat kita ajukan di antaranya:
1) apa yang dimaksud dengan sumber daya alam?
2) apakah semua sumber daya alam dapat diperbaharui?
3) bagaimana cara yang dapat kita lakukan untuk mengkonservasikan
sumber daya alam?
4) dan permasalahan lain yang mungkin berkembang dari permasalahan di
atas.
PDGK4202/MODUL 3 3.27
b. Proses pembelajaran
Supaya pengajaran lebih menarik serta merangsang minat siswa untuk
belajar, sebaiknya kita memaksimalkan penggunaan alat bantu mengajar
(media). Media untuk ini dapat berupa model atau gambar-gambar lepas
sehingga pengajaran tidak berkesan abstrak. Media yang dibutuhkan media
yang bisa menyuguhkan secara detil alat-alat indera (indera penglihat,
pendengar, pengecap, peraba, dan pembau).
Pembelajaran diawali dengan memperkenalkan alat-alat indera, fungsi
dan bagian-bagiannya. Sekali-kali libatkan siswa untuk mengulang
3.28 Pembelajaran IPA di SD
b. Proses pembelajaran
Pada tahap perencanaan, kita harus mempersiapkan sejumlah kartu
bergambar yang mewakili produsen, hewan herbivora, hewan carnivora, dan
PDGK4202/MODUL 3 3.29
hewan omnivora. Memberi tugas sesuai dengan masalah yang akan dibahas
dan memberi petunjuk tentang teknik simulasi yang akan dilaksanakan.
Kepada setiap siswa diberikan satu kartu yang berbeda satu sama lainnya.
Fase simulasi. Pada fase ini siswa diberi tugas untuk memerankan objek
seperti yang tertera pada kartu yang dipegangnya secara bergilir. Mungkin
untuk lebih mengasuikan kita panggil siswa sesuai dengan kartu yang
dipegangnya. Misalnya, bebek coba ke depan? Siswa yang memegang kartu
bebek ke depan sambil menirukan tingkah laku bebek. Bebek apakah kamu
dapat hidup sendiri tanpa bantuan makhluk lain? Siswa akan meresponsnya
atau tidak.
Jika respons yang diharapkan tidak muncul kita bisa meluruskannya
dengan pertanyaan pancingan. Misalnya kenapa tidak, apakah kamu tidak
membutuhkan makanan? Dan seterusnya. Si bebek mungkin mengatakan,
"saya butuh bekicot untuk dimakan". Maka siswa yang memegang kartu
bekicot maju ke depan, dengan menirukan tingkah laku bekicot. Adakah di
antara kalian yang, suka makan bebek? Siswa yang memegang kartu
harimau, akan mengambil respons ini.
Demikian permainan ini terus dilakukan sehingga siswa memperoleh
pengertian tentang rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui
pemahaman konsep-konsep dan hubungan antar konsep. Untuk
mengonkretkan adanya hubungan makan-memakan, kita bisa menggunakan
tali rafia yang diberi tanda anak panah. Sehingga siswa bisa membedakan
antara jaring-jaring makanan dengan rantai makanan.
Dari permainan tadi akan diperoleh fakta-fakta misalnya: bebek
memerlukan bekicot. Harimau memerlukan bebek. Bekicot memerlukan daun
talas, dan yang lainnya. Pada akhir kegiatan diharapkan siswa dapat
memperoleh konsep-konsep dari sejumlah fakta yang didapatkannya dan
dapat mengaitkan hubungan antara konsep yang satu dengan yang lainnya.
Sehingga sampai pada kesimpulan terdapat saling ketergantungan antara
hewan, manusia, dan tumbuhan.
b. Proses pembelajaran
Pada fase perencanaan (1) kita membagi anak-anak di kelas menjadi
beberapa kelompok, memberi tugas sesuai dengan masalah yang akan
dibahas, dan memberi arahan mengenai sumber-sumber yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah atau tempat di mana masalah itu
harus diteliti. Menyarankan alat/sarana yang bisa dipakai dan cara kerjanya.
Masalah-masalah yang mungkin dapat kita hadapkan kepada siswa untuk
pokok bahasan di atas di antaranya:
1) Apakah hewan melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungannya
dalam memperoleh makanan?
2) Bagaimana cara hewan menyesuaikan diri untuk melindungi diri dari
musuhnya?
3) Apakah tumbuhan dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan tempat
hidupnya?
b. Proses pembelajaran
Tahap perencanaan, pada tahap ini kita perlu menjelaskan kepada siswa
tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan
dibuktikan melalui eksperimen, yaitu:
1) betulkah tumbuhan hijau dapat membuat makanan sendiri?
2) apakah pertumbuhan tanaman dapat kita amati?
b. Proses pembelajaran
Pada awal pembelajaran, kita harus menjelaskan, apa tujuan kerja
kelompok itu, supaya siswa memahami nilai tambah dari kegiatan tersebut.
Membagi kelas menjadi beberapa kelompok, menjelaskan tugas kepada
masing-masing kelompok dan menunjuk sumber atau bahan-bahan rujukan
yang dapat digunakan siswa untuk dapat mengerjakan tugas dengan baik.
Setiap kelompok menunjuk seorang pencatat yang akan membuat laporan
tentang kemajuan dan hasil kerja kelompok tersebut. Tugas yang harus
dikerjakan siswa adalah sebagai berikut:
1) sebutkan beberapa contoh makanan yang sukar dicerna!
2) apakah makanan ini bermanfaat bagi kesehatan?
3) sebutkan pula beberapa contoh makanan yang mudah dicerna!
4) apakah yang disebut makanan bergizi?
5) beri penjelasan mengapa kita memerlukan berbagai macam makanan?
6) apakah guna karbohidrat bagi tubuh?
7) isi tabel ini berdasarkan bacaan tentang makanan di buku paket!
3.34 Pembelajaran IPA di SD
b. Proses pembelajaran
Supaya penyajian lebih menarik dan menantang, sebaiknya kita
memaksimalkan penggunaan unsur media (berarti metode ceramah plus).
Media untuk ini dapat berupa model atau gambar-gambar lepas, sehingga
pengajaran tidak terkesan abstrak. Media yang diperlukan, media yang bisa
menyuguhkan informasi secara detil tentang bagian-bagian alat pencernaan
yang meliputi: mulut (termasuk lidah dan gigi), kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, poros dan alat-alat tubuh yang terkait dengan
pencernaan meliputi: hati, pankreas, dan kandung empedu.
Pembelajaran diawali dengan memperkenalkan alat-alat pencernaan,
fungsi dan kedudukannya. Sekali-kali libatkan siswa secara fisik jika
situasinya memungkinkan. Misalnya menghitung jumlah gigi teman
sebangkunya, mengamati bentuk-bentuk gigi dengan mengamati gigi teman
sebangkunya, memperagakan cara menelan makanan atau cara menggosok
gigi yang benar. Di samping keterlibatan secara fisik, juga perlu keterlibatan
siswa secara intelektual sehingga siswa terangsang untuk berpikir. Misalkan
menanyakan cara perawatan gigi, memperkirakan fungsi dari masing-masing
bentuk gigi atau yang lainnya. Jika kita menilai para siswa sudah benar-benar
menguasai, pembahasan dilanjutkan dengan mekanisme pencernaan makanan
mulai dari makanan dimasukkan ke dalam mulut sampai terjadinya
penyerapan di usus halus.
Pada akhir pembelajaran, sebaiknya kita melakukan pengulangan untuk
konsep-konsep yang penting atau konsep-konsep yang menurut perkiraan kita
sulit untuk dipahami. Akan lebih mantap lagi kalau kita memberikan tugas
latihan untuk dikerjakan di rumah.
3.36 Pembelajaran IPA di SD
b. Proses pembelajaran
Pada tahap awal untuk metode pembelajaran discovery, kita sebagai guru
harus mampu menciptakan kondisi yang kondusif yang dapat merangsang
proses mental siswa, sehingga siswa mampu menemukan sendiri suatu
informasi melalui pengasimilasian konsep atau prinsip. Untuk kegiatan ini
kita harus mempersiapkan seperangkat alat dan bahan yang memungkinkan
digunakan oleh para siswa untuk menemukan suatu keputusan atau
kesimpulan. Siswa dalam arahan dan bimbingan guru terlibat dalam proses
sendiri, mencoba sendiri dan yang lainnya. Dengan cara ini situasi belajar-
mengajar yang biasanya teacher dominated learning menjadi situasi student
dominated learning. Siswa akan memperoleh pengetahuan yang bersifat
sangat pribadi/individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertanam dalam
jiwa siswa.
Untuk pokok bahasan ini, informasi yang diharapkan ditemukan oleh
para siswa dalam proses pembelajaran adalah:
1) benda dapat dilihat jika ada cahaya jatuh ke benda itu dan kemudian
dipantulkan.
2) cahaya merambat lurus.
3) benda ada yang dapat dilalui cahaya dan ada yang tidak dapat dilalui
cahaya.
PDGK4202/MODUL 3 3.37
4) cahaya bila mengenai cermin akan dipantulkan, besar sudut pantul sama
dengan besar sudut datang.
5) lensa cembung (positif) mengumpulkan cahaya sedangkan lensa cekung
(negatif) menghamburkan cahaya.
6) apabila cahaya melalui dua zat yang berbeda, cahaya itu akan mengalami
pembengkokan (pembelokan) pada bidang batas kedua zat itu.
7) cahaya putih sebenarnya terdiri dari cahaya-cahaya yang warnanya
berbeda-beda (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu).
8) warna benda bergantung pada macam warna cahaya yang dipantulkan
9) alat-alat optik dapat menolong penglihatan.
b. Proses pembelajaran
Kelas dibagi dalam beberapa kelompok. Jumlah kelompok disesuaikan
dengan jumlah masalah yang harus dipecahkan. Untuk pokok bahasan ini,
ada 6 (enam) permasalahan yang bisa dipecahkan oleh siswa, jadi setiap
kelompok terdiri dari 6 anggota. Permasalahan yang dimaksud di atas adalah:
1) pengertian energi dan gunanya bagi kehidupan;
2) bentuk-bentuk dan sumber-sumber energi;
3.38 Pembelajaran IPA di SD
pemecahan masalah itu. Mencari sumber sendiri dan mereka belajar bersama
dalam kelompok. Diharapkan juga siswa mampu mengemukakan
pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan
dapat berdebat, menyanggah, dan mempertahankan pendapatnya. Inkuiri
mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya dibanding dengan
metode ceramah ataupun demonstrasi. Seperti merumuskan masalah
merencanakan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik
kesimpulan. Inkuiri dapat menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin
tahu, terbuka dan yang lainnya.
b. Proses Pembelajaran
Kita menghadapkan permasalahan kepada siswa. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu
yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, melakukan
percobaan atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja
mereka didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik.
Akhirnya laporan kerja kelompok dilaporkan ke sidang pleno, dan
terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang plenolah kesimpulan akan
dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok.
Masalah yang harus dipecahkan oleh siswa adalah:
1) bidang miring dapat meringankan pekerjaan kita?
2) katrol dapat meringankan pekerjaan kita?
3) pengungkit dapat meringankan pekerjaan kita?
b. Proses pembelajaran
Sebelum kegiatan berlangsung kita harus mempersiapkan dan meneliti
alat-alat serta bahan yang akan digunakan mengenai jumlah, kondisi, dan
tempatnya. Juga kita perlu mengenal dengan baik, atau telah mencoba
terlebih dahulu, agar demonstrasi itu berhasil. Di samping itu, kita juga harus
menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan.
Selama demonstrasi berlangsung, kita harus memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya. Untuk pokok
bahasan ini hal-hal yang harus didemonstrasikan adalah:
1) cara mengukur panas
2) jika logam dipanaskan, maka logam itu akan bertambah panjang.
3) bila air dipanaskan volumenya bertambah besar
4) udara bila dipanaskan akan mengembang
5) panas dapat merambat secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
b. Proses pembelajaran
Pada tahap awal pembelajaran, kita perlu menjelaskan kepada siswa
mengenai tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah-masalah
yang akan dibuktikan melalui eksperimen, yaitu:
1) benarkah magnet dapat menarik benda-benda lain?
2) bagian mana dari magnet yang dapat menarik benda-benda lain?
3) benarkah kedua ujung magnet selalu menunjuk ke arah utara dan
selatan?
4) apa yang akan terjadi jika dua magnet didekatkan?
5) apa yang akan terjadi jika kutub-kutub yang senama didekatkan?
6) apa yang terjadi jika kutub-kutub yang tak senama didekatkan?
7) apakah semua benda dapat ditarik oleh magnet?
8) jika magnet batang dipotong, apakah masing-masing potongan masih
mempunyai sifat kemagnetan?
9) bisakah magnet kehilangan gaya kemagnetannya?
10) betulkah gaya magnet dapat menembus benda tertentu?
11) dapatkah potongan besi atau baja dibuat magnet?
b. Proses pembelajaran
Sebelum kegiatan berlangsung, kita harus mempersiapkan dan meneliti
alat-alat dan bahan atau model yang akan digunakan, mengenai jumlah,
kondisi, dan tempatnya. Juga kita perlu mengetahui dengan baik, atau telah
mencoba terlebih dahulu, agar demonstrasi itu berlangsung dengan baik. Di
samping itu, kita juga harus menentukan garis besar langkah-langkah yang
akan dilakukan. Untuk kegiatan itu kita harus mempunyai model atau alat
hasil improvisasi kita sendiri, yang dapat memperagakan kerja jantung dan
mekanisme bernapas.
Pembelajaran dimulai dengan memperkenalkan bentuk jantung, paru,
dan hati. Kegunaannya bagi tubuh serta cara-cara untuk memelihara
kesehatannya. Setelah siswa memahami materi yang kita berikan tadi,
selanjutnya siswa memperagakan di depan kelas. Bagaimana cara jantung
memompakan dan menarik kembali darah dan juga cara bernapas yang
menyebabkan udara luar masuk ke dalam paru dan paru mengeluarkan udara
pernapasan. Selama kegiatan berlangsung, kita harus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya.
b. Proses pembelajaran
Tugas yang kita berikan dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan atau
satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi atau perlu dicari uraiannya
pada buku paket. Untuk pokok bahasan ini, kita dapat memberikan tugas
seperti yang tersaji di bawah ini.
b) donor;
c) resipien;
d) fibrinogen;
e) anemia.
Karena kita telah memberikan tugas, hari berikutnya harus kita cek,
apakah sudah dikerjakan atau belum. Kemudian perlu dievaluasi, karena cara
ini akan memberikan motivasi belajar siswa.
b. Proses pembelajaran
Pada tahap awal untuk metode pembelajaran discovery, kita harus
mampu menciptakan kondisi yang kondusif, yang dapat merangsang proses
mental siswa, sehingga siswa mampu menemukan sendiri suatu informasi
melalui pengasimilasian konsep atau prinsip. Memberi tugas sesuai dengan
informasi yang harus diperoleh, memberi arahan mengenai sumber-sumber
yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi atau tempat di mana
informasi itu harus diteliti.
PDGK4202/MODUL 3 3.45
b. Proses pembelajaran
Pada tahap awal pembelajaran, kita perlu menjelaskan kepada siswa
mengenai tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah-masalah
yang akan dieksperimenkan yaitu:
1) bahan apa yang dapat menghantarkan listrik?
2) bagaimana listrik mengalir?
3) dapatkah energi listrik diubah menjadi energi bentuk lain?
4) bagaimana energi listrik dapat terbentuk?
b. Proses pembelajaran
Mengajar dengan metode diskusi berarti membagi ke dalam beberapa
kelompok dan mendelegasikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk
mempersiapkan materi yang akan dipresentasikan dan mempresentasikannya
di depan kelas.
Untuk pokok bahasan ini, kita membagi siswa ke dalam 3 kelompok.
Kelompok pertama bertugas mempresentasikan topik “matahari” di mana di
dalamnya berisikan sifat-sifat matahari, kedudukan matahari dalam tata
surya, dan gravitasi matahari. Kelompok dua mempresentasikan topik
“planet-planet” berintikan planet-planet yang mengelilingi matahari yaitu:
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan
Pluto. Kelompok tiga mempresentasikan materi tentang „‟komet‟‟, apa itu
komet dan lintasannya.
Pemberian tugas untuk membuat makalah diberikan satu minggu
sebelum presentasi. Hal ini dimaksudkan untuk memberi waktu kepada siswa
untuk mempersiapkannya dengan baik. Selama itu kita juga harus
meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dalam pembuatan makalah.
Menunjuk sumber yang bisa dijadikan bahan rujukan atau sistematika
pembuatan makalah.
PDGK4202/MODUL 3 3.47
b. Proses pembelajaran
Sebelum kegiatan berlangsung, kita harus mempersiapkan dan meneliti
alat-alat serta bahan yang akan digunakan, mengenai jumlah, kondisi dan
tempatnya. Juga kita perlu mengenal dengan baik, atau telah mencoba
3.48 Pembelajaran IPA di SD
terlebih dahulu; agar demonstrasi itu berhasil. Di samping itu, kita juga harus
menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan.
Selama demonstrasi berlangsung, kita harus memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya, untuk pokok
bahasan ini hal-hal yang perlu didemonstrasikan adalah:
1) membuktikan bahwa dalam kenyataan sehari-hari, daratan atau lautan
tidak terlihat bulat, tetapi datar,
2) proses terjadinya siang dan malam,
3) perbedaan sudut datang cahaya matahari pada waktu sore atau pagi hari
dengan tengah hari, yang menyebabkan terjadinya perbedaan panas,
4) kedudukan bumi dan bulan terhadap matahari,
5) berbagai macam kedudukan bulan terhadap bumi dan penampakannya
dari bumi,
6) proses terjadinya gerhana bulan,
7) proses terjadinya gerhana matahari.
LA TI H AN
RA NGK UMA N
Petunjuk: Pilihlah!
A. Jika jawaban (1) dan (2) benar
B. Jika jawaban (1) dan (3) benar
C. Jika jawaban (2) dan (3) benar
D. Jika jawaban (1), (2) dan (3) benar
5) Kita ingin membuktikan kepada siswa bahwa jika ujung magnet yang
senama didekatkan akan tarik-menarik, maka metode yang paling tepat
digunakan adalah metode ....
(1) ceramah
(2) demonstrasi
(3) eksperimen
6) Jika kita ingin membuktikan bahwa potongan besi atau baja dapat dibuat
magnet, metode belajar berikut tidak dapat digunakan ....
(1) metode diskusi
(2) metode sumbang saran
(3) metode ceramah
10) Jika kita ingin menjelaskan proses terjadinya siang dan malam sebaiknya
menggunakan metode ....
(1) demonstrasi
(2) sumbang saran
(3) ceramah
PDGK4202/MODUL 3 3.53
Tes Formatif 1
1) B. Karena perlu dibuktikan, maka yang tepat metode eksperimen
Bagaimana dengan demonstrasi?
2) C. Karena dari berkali-kali pengamatan terhadap logam yang dipanasi
akan memuai, jadi bukti-bukti khusus menuju konsep umum.
3) D. Untuk alat yang terbatas, dengan jumlah murid besar, metode yang
tepat demonstrasi.
4) D. Karena untuk menemukan tempat hidupnya kadal harus pengamatan
lapangan.
5) A. Karena jumlah besar penyampaian harus dengan ceramah.
6) B. Karena untuk membuktikan dihasilkan tepung pada proses
fotosintesis perlu dilakukan beberapa tahap keterampilan.
7) C. (2) dan (3) benar, karena kegiatan itu merupakan keterampilan
proses sedang untuk mengetahui proses mana yang lebih cepat habis
terbakar perlu pengamatan. Jawaban (1) salah, karena dapat
dilakukan di dalam kelas.
8) B. (1) dan (3) benar, sedangkan jawaban (2) salah, karena guru
menyuruh membandingkan dengan percobaan, bukan penugasan.
9) A. (1) dan (2) benar, jawaban (3) salah, karena metode proyek perlu
perencanaan yang lebih terinci, pandangan ke depan, banyak
keterampilan yang dibutuhkan, biasanya dikerjakan secara
kelompok.
10) C. (2) dan (3) benar, jawaban (1) salah, karena untuk mengajarkan
pokok bahasan gizi dan kesehatan bagi murid kelas III jangan
abstrak. kalau dapat menunjang benda konkretnya, mengapa mesti
ceramah.
Tes Formatif 2
1) B. Jawaban (1) dan (3) benar, sedangkan jawaban (2) salah, dalam
metode apapun peran guru dalam pembelajaran tidak dapat
digantikan oleh siswa.
PDGK4202/MODUL 3 3.55
2) A. Jawaban (1) dan (2) benar, sedangkan jawaban (3) salah, metode
studi lapangan justru memerlukan alokasi waktu yang cukup
banyak.
3) D. Jawaban (1), (2) dan (3) benar. Agar metode ceramah berhasil
dengan baik guru harus memiliki keterampilan khusus, dipadukan
dengan metode lain, dan melibatkan alat bantu belajar.
4) D. Jawaban (1), (2) dan (3) benar. Dengan metode eksperimen siswa
akan terlatih berpikir ilmiah, memecahkan sendiri persoalan, dan
membuktikan kebenaran dari teori yang dipelajarinya.
5) C. Jawaban (2) dan (3) benar, sedangkan jawaban (1) salah, metode
ceramah tidak dapat menyuguhkan pembuktian nyata dari suatu
peristiwa.
6) D. Jawaban (1), (2) dan (3) benar. Ketiga metode tersebut tidak dapat
digunakan jika kita ingin memberi pengalaman nyata terhadap suatu
peristiwa misalnya cara pembuatan magnet.
7) A. Jawaban (1) dan (2) benar, sedangkan jawaban (3) salah, dalam
metode eksperimen seharusnya siswa melakukan sendiri dengan
proses mentalnya dan bukan meniru langkah-langkah yang
diperagakan guru.
8) A. Jawaban (1) dan (2) benar, sedangkan jawaban (3) salah,
keengganan siswa untuk melakukan eksperimen bukan kesalahan
dalam memilih metode tetapi merupakan suatu kelemahan dari guru
yang tidak mampu membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.
9) C. Jawaban (2) dan (3) benar, sedangkan jawaban (1) salah, tujuan
metode ceramah bukan untuk memberikan pengalaman nyata tetapi
untuk menginformasikan fakta.
10) B. Jawaban (1) dan (3) benar, sedangkan jawaban (2) salah, tujuan dari
penggunaan metode sumbang saran untuk menguras habis apa yang
dipikirkan siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarkan guru
di dalam kelas, jadi tidak tepat digunakan untuk menjelaskan proses
terjadinya siang dan malam.
3.56 Pembelajaran IPA di SD
Glosarium
Alternatif : salah satu pilihan dari sejumlah pilihan yang tersedia ada
definisi : batasan atau rumusan dari suatu istilah
diorientasikan : diarahkan atau ditujukan
eksplorasi : menggali atau mengungkap tentang sesuatu hal
fakta : kenyataan yang berupa data di alam
fantastis : luar biasa atau sangat tidak terduga
identik : hampir sama atau mirip
instruksional : pembelajaran; tujuan instruksional = tujuan pembelajaran
institusional : kelembagaan; tujuan institusional = tujuan kelembagaan
kepiawaian : kepandaian atau kelihaian
kondusif : memungkinkan atau menunjang untuk terjadinya sesuatu
konkret : nyata, real, sebaliknya abstrak
mengevaluasi : menilai atau mengukur untuk suatu proses apakah
berhasil atau tidak
pengasimilasian : penyatuan atau penggabungan
produk : hasil, perolehan atau pendapatan
realita : kenyataan yang didasarkan kepada fakta
verbal : kata-kata atau bahasa: pengajaran verbal = pengajaran
yang hanya menggunakan kata-kata belaka.
PDGK4202/MODUL 3 3.57
Daftar Pustaka
Ausubel, D., Novak, J. & Hanson (1978). Education Psychology. New York:
Holt, Renehart, and Winston.
Hadiat. (1996). Alam Sekitar Kita 3; IPA untuk Sekolah Dasar Kelas 5.
Jakarta: Balai Pustaka.
Hadiat, Nuryani Rustaman, Yeni Hendriani & Darliana. (1996). Alam Sekitar
Kita 4; IPA untuk Sekolah Dasar Kelas 6. Jakarta: Balai Pustaka.
Silverius, Suke. (1991). Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
PE NDAHUL UA N
Kegiatan Belajar 1
A. PENGERTIAN
dan secara terintegrasi juga. Nah, selanjutnya akan kita bahas secara
rinci dan terpisah-pisah masing-masing keterampilan proses tersebut.
B. KETERAMPILAN MENGOBSERVASI
sebagai suatu pendahuluan dari suatu diskusi. Para siswa diingatkan untuk
membedakan antara mengobservasi dan menginferensi. Sering kali seorang
guru bertanya Apa persamaan dan perbedaan benda (makhluk hidup tertentu)
...? Jelaskan, apa perbedaan-perbedaan dari ....?
Contoh kegiatan lain yang menekankan pada kegiatan mengobservasi
adalah siswa mengobservasi bermacam-macam hewan yang dimiliki cara
berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya yang berlainan. Dengan
melakukan observasi terhadap hewan-hewan yang ada di luar ruangan atau
yang dipajang di dalam kelas secara langsung, siswa dapat menjelaskan
apakah suatu jenis hewan berjalan, berenang atau terbang. Kita dapat
meminta siswa untuk mengidentifikasi hewan yang dapat berjalan, berenang,
dan terbang, misalnya bebek. Contoh berikutnya adalah siswa ditugaskan
memperhatikan es yang berbentuk kubus untuk menentukan perubahan
bentuknya; merasakan atau meraba es dan air dari es untuk menentukan
kelicinan atau kedinginannya; atau menggunakan termometer untuk
menentukan suhu atau tingkat dinginnya air.
Bath (1995) memberikan contoh suatu pembelajaran yang melatih
keterampilan proses dengan menggunakan berbagai macam objek yang
dikenal dan ditemukan oleh siswa dan kehidupan sehari-hari, yaitu berbagai
jenis buah-buahan. Karena Bath orang dari Amerika beliau menggunakan
buah jeruk sunkis, apel, pear, peach, dan plum serta pisang. Untuk kondisi
kita cobalah Anda cari buah apa yang dapat digunakan di tempat Anda?
Sebagai pengganti maka dapatlah digunakan buah-buahan seperti
.......................................... (Sebutkanlah buah-buah yang mudah didapatkan
di tempat Anda).
Secara lebih rinci bentuk pembelajaran yang diajukan Bath seperti
berikut ini.
1. Judul kegiatan: Membedakan sifat atau karakteristik dari suatu objek.
2. Bahan yang digunakan: Jeruk sunkis, apel, pear, plum, peach (buah
persik), pisang.
3. Alat yang disiapkan: Lembar pengamatan.
Alat-alat tulis.
4. Tujuan pembelajaran:
a. Siswa dapat membuat daftar hasil observasi.
b. Siswa dapat menjelaskan sifat/karakteristik objek yang diobservasi.
4.10 Pembelajaran IPA di SD
5. Kegiatan pembelajaran:
1) Kegiatan awal
a) Guru memegang jeruk dan apel untuk dilihat oleh seluruh
siswa.
b) Dijelaskan kepada siswa tentang salah satu buah yang dipegang
(misalnya apel), seperti berikut:
Saya melihat suatu benda berwarna coklat pada salah satu
ujungnya.
Benda ini memiliki tangkai berwarna coklat pada salah satu
ujungnya.
Benda ini berbentuk bulat jika saya lihat dari atas.
Benda ini berbentuk agak atau hampir bulat jika saya lihat dari
samping.
c) Guru kemudian bertanya: Benda apa yang saya observasi
(Jawabnya untuk kasus ini tentu saja apel).
d) Tugaskan siswa untuk menjelaskan tentang jeruk.
2) Kegiatan eksplorasi
a) Bentuklah kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 siswa
b) Bagilah setiap kelompok dengan buah-buahan yang telah
tersedia.
c) Tugaskan siswa untuk mengobservasi buah yang ada dan
menjelaskan kepada temannya.
d) Bagikan Daftar Isian, tugaskan para siswa untuk mengisinya
dengan diberikan contoh terlebih dahulu. Tunjukkan bahwa
mula-mula tuliskan nama objek yang diobservasi pada tempat
di dalam lingkaran (misalnya buah apel). Kemudian tulis hasil
observasi pada tempat-tempat yang ada di sekeliling lingkaran
tersebut. Informasikan kepada para siswa bahwa hasil
observasi didaftarkan dan ditulis di sekeliling lingkaran tersebut
merupakan sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh objek
yang namanya tercantum di dalam lingkaran.
6. Evaluasi kegiatan:
1) Apakah siswa dapat menyebutkan sifat/karakteristik objek yang
diobservasinya?
PDGK4202/MODUL 4 4.11
Daftar Isian 1
Lingkaran Karakteristik
Nama Siswa/Kelompok:
C. KETERAMPILAN MENGKLASIFIKASI
Bagan 1.1
4.14 Pembelajaran IPA di SD
DAFTAR ISIAN 2
Berwarna
Berwarna gelap Berwarna cerah/terang Berwarna gelap
cerah/terang
DAFTAR ISIAN 3
Klasifikasi Multi-Tingkat
Nama Siswa/Kelompok:
Tugas: 1. Tulis nama objek pada bagian atas kotak klasifikasi.
2. Tulis salah satu karakteristik dari benda yang digunakan pada kegiatan
klasifikasi untuk membuat klasifikasi biner.
3. Teruskan penulisan untuk membuat karakteristik-karakteristik untuk
mengisi carta/kotak yang telah tersedia.
(Nama Objek)
D. KETERAMPILAN MENGUKUR
DAFTAR ISIAN 4
Pengukuran (Menggunakan ukuran yang tidak standar)
Nama siswa/kelompok:
Tugas: 1. Perkirakan atau terka panjang setiap garis atau benda di bawah
ini.
2. Ukurlah panjang setiap garis atau benda tersebut dengan
menggunakan klip (penjepit) kertas sebagai alat ukur.
PDGK4202/MODUL 4 4.21
Perkiraan Hasil
Pengukuran
1)
2)
3)
4)
5)
6) Panjang meja
7) Lebar meja
DAFTAR ISIAN 5
Ukuran yang
digunakan
Kaki Jengkal Langkah Hasta
Nama Objek
DAFTAR ISIAN 6
Pengukuran (Menggunakan ukuran yang tidak standar)
Nama siswa/kelompok:
Tugas: 1. Perkirakan panjang setiap objek/benda dalam satuan cm.
2. Tentukan panjang setiap objek/benda dalam satuan cm
dengan menggunakan penggaris.
PDGK4202/MODUL 4 4.23
Perkiraan Hasil
Pengukuran
1)
2)
3)
4)
5)
6) Panjang meja
7) Lebar meja
DAFTAR ISIAN 7
Mengukur dengan menggunakan satuan meter
6. Lebar pintu
7. Tinggi pintu
DAFTAR ISIAN 8
Mengukur dengan menggunakan satuan milimeter
1)
2)
3)
4)
5)
6) Panjang meja
7) Lebar meja
8) Panjang selembar kertas tulis
9) Lebar selembar kertas tulis
10) Tinggi badan
Tugas: Tentukan ukuran objek di atas dengan menggunakan alat ukur yang
di tentukan
DAFTAR ISIAN 9
Mengukur dengan menggunakan satuan meter dan sentimeter
meter sentimeter
1. Panjang ruang kelas
6. Lebar pintu
7. Tinggi pintu
PDGK4202/MODUL 4 4.27
DAFTAR ISIAN 10
Mengukur
Tugas: Tentukan luas yang dibentuk oleh garis miring (atau diberi warna)
dengan menghitung luas dan jumlah kotak-kotak kecil.
4.28 Pembelajaran IPA di SD
DAFTAR ISIAN 11
Mengukur Volume
Volume hasil
Nama Wadah Volume perkiraan
pengukuran
1. Botol kecap
2. Tempat selai roti
3. Botol sirup
4. Mangkuk sabun colek
5.
6.
7.
8.
9.
10.
PDGK4202/MODUL 4 4.29
DAFTAR ISIAN 12
Mengukur Volume
Massa hasil
Jenis Barang Massa yang diperkirakan
pengukuran
1. Pensil
2. Buku tulis
3. Sendok makan
4. Kotak pensil
5. Tutup gelas
6.
7.
8.
9.
10.
LA TIH AN
RA NGK UMA N
dan konsep yang ada kepada para siswanya. (2) Anak-anak akan lebih
mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai
contoh konkret. (3) Untuk menanamkan sifat ilmiah dan melatih
melakukan penyelidikan ilmiah. (4) Merupakan wahana yang tepat untuk
pengembangan konsep dan pengembangan sikap serta nilai.
Pengertian keterampilan proses dikaitkan dengan keterampilan fisik
dan mental yang terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar
yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah
sehingga para ilmuwan berhasil menemukan sesuatu yang baru
(Semiawan, dkk., 1992). Menurut Esler dan Esler (1984) terdapat 8
keterampilan proses dasar dan 5 keterampilan proses terpadu.
Keterampilan proses dasar meliputi keterampilan mengobservasi,
mengklasifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi,
memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal
hubungan-hubungan angka.
Keterampilan mengobservasi (keterampilan proses yang paling
dasar) merupakan keterampilan yang dikembangkan dengan
menggunakan semua indera yang kita miliki atau alat bantu indera untuk
mendapatkan informasi dan mengidentifikasi serta memberikan nama
sifat-sifat/karakteristik dari objek atau kejadian. Kegiatan yang dapat
dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi misalnya
menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki oleh benda-benda, sistem-sistem,
dan organisme hidup. Sifat- sifat yang dimiliki ini dapat berupa tekstur,
warna, bau, bentuk, ukuran, dan lain-lain. Contoh lain adalah
mengobservasi cara pindah dari bermacam-macam hewan, misalnya
dengan cara berjalan, berenang atau terbang. Contoh lainnya lagi adalah
memperhatikan perubahan bentuk es, mengobservasi permukaan es,
menentukan suhu atau tingkat dinginnya air hasil pencairan es
(menggunakan termometer).
Keterampilan mengklasifikasi merupakan keterampilan yang
dikembangkan melalui latihan-latihan mengkategorikan,
menggolongkan, mengatur atau membagi objek/benda/kejadian/
informasi berdasarkan sifat/karakteristik yang dimiliki menurut sistem
atau metode tertentu. Skema klasifikasi umumnya digunakan untuk
mengidentifikasi dan untuk menunjukkan persamaan, perbedaan, dan
hubungan-hubungannya. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk melatih
keterampilan ini misalnya memilih bentuk-bentuk kertas, yang berbentuk
kubus, gambar-gambar hewan, daun-daun, atau kancing-kancing
berdasarkan sifat umumnya. Contoh lain, misalnya, menyaring campuran
batu kerikil dan pasir dengan selembar kertas karton (kardus) yang
berlubang-lubang (di mana ukuran lubangnya bermacam-macam) untuk
4.34 Pembelajaran IPA di SD
12) Dalam kegiatan di atas indera yang banyak dipakai adalah ....
A. penglihatan
B. penglihatan dan peraba
C. penglihatan, pengecap, peraba
D. semua pancaindera
Kegiatan Belajar 2
Keterampilan Mengkomunikasikan,
Menginferensi, Memprediksi, Mengenal
Hubungan Ruang dan Waktu, dan Mengenal
Hubungan-hubungan Angka
A. KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN
ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan cara geraknya), kemudian siswa tersebut
menjelaskan deskripsi tentang objek yang diamatinya di depan kelas. Atau
siswa dapat pula diminta mengamati pertumbuhan sejenis tumbuhan tertentu
dari batang yang dipotong selama beberapa waktu, kemudian siswa
ditugaskan untuk menyiapkan carta/diagram yang dilengkapi keterangan
yang memperlihatkan bagaimana tumbuhan baru tumbuh dari batang yang
dipotong tanpa melalui biji terlebih dahulu (untuk menjelaskan
perkembangbiakan secara vegetatif).
Bagaimana mengembangkan suatu kegiatan pembelajaran yang melatih
keterampilan mengkomunikasikan tentang objek atau kejadian? Tentu Anda
dapat mengembangkannya dengan salah satu contoh kegiatan yang ditulis di
atas terutama yang berkaitan dengan materi kurikulum di kelas berapa Anda
mengajar. Sebagai contoh pembelajaran lengkap dapat Anda baca contoh
pembelajaran yang dikembangkan Bath (1992) berikut ini. Perlu Anda ingat
bahwa contoh ini diambil dari buku yang dikembangkan di luar Indonesia,
oleh sebab itu jika Anda akan mencontohnya sesuaikan dengan kurikulum
SD dan kondisi di Indonesia!
1. Judul kegiatan: Menjelaskan benda atau memberi nama
ciri/karakteristik/bagian yang dimiliki oleh suatu benda.
2. Bahan yang digunakan:
a. Bentuk-bentuk lingkaran, segitiga, segi empat, bujur sangkar, belah
ketupat, dan trapesium terbuat dari kertas manila, berjumlah
sebanyak kelompok yang dibentuk di kelas, setiap bentuk memiliki
warna yang bermacam-macam (misalnya bentuk lingkaran ada yang
berwarna merah, biru, hijau, kuning, dan sebagainya. demikian pula
dengan bentuk lain).
b. Bermacam-macam bentuk dan warna kancing baju, usahakan setiap
bentuk dan warna jumlahnya sepasang.
3. Tujuan pembelajaran: Siswa dapat menjelaskan ciri/karakteristik suatu
benda sehingga siswa lain yang mendengarkan penjelasan itu dapat
mengidentifikasi benda apa yang sedang dijelaskan.
4.42 Pembelajaran IPA di SD
4. Kegiatan pembelajaran:
(1) Kegiatan awal:
(a) Bagikan kertas manila yang berbentuk lingkaran, segitiga, segi
empat, bujur sangkar, belah ketupat, dan trapesium kepada
setiap kelompok yang berjumlah antara 4-5 siswa.
(b) Deskripsikan salah satu bentuk dan warna karton, misalnya
“Kemarin, pada saat saya menggunting kertas manila untuk
membuat bentuk lingkaran yang berwarna merah seorang teman
saya menelepon.” Selanjutnya tanyalah kepada para siswa,
kelompok mana atau siapa yang memegang kertas manila
berbentuk lingkaran yang berwarna merah.
(2) Kegiatan eksplorasi:
(a) Tunjuklah salah satu kelompok, minta salah seorang wakilnya
untuk memilih salah satu bentuk dan warna yang dimilikinya
kemudian menjelaskan tentang bentuk dan warna kertas manila
yang dipilihnya. Kelompok siswa lain yang mendengarkan
diminta untuk menentukan bentuk mana yang dimaksud (atau
jika ada bentuk dan warna apa yang dimaksud) dengan cara
memilih dan menunjukkan dari kertas-kertas manila yang
dimiliki kelompoknya.
(b) Bagikan kancing-kancing kepada setiap kelompok. Pastikan
bahwa tidak ada kancing yang kembar yang diterima oleh satu
kelompok. Tunjuklah salah satu kelompok, minta salah seorang
wakilnya untuk memilih salah satu bentuk kancing kemudian
menjelaskan tentang bentuk dan warna kancing yang dipilihnya.
Kelompok siswa lain yang mendengarkan yang memiliki
kancing yang serupa dengan yang telah dideskripsikan diminta
untuk memperlihatkan. Lakukan hal serupa dengan kelompok
yang lain dan pilihan kancing yang berbeda.
(c) Lakukan kegiatan serupa di dalam kelompok kecil. Misalnya
salah seorang anggota kelompok menjelaskan tentang suatu
objek (apakah kertas manila atau kancing), anggota yang lain
yang mendengarkan penjelasan itu memperlihatkan benda yang
telah dijelaskan.
PDGK4202/MODUL 4 4.43
5. Evaluasi kegiatan:
a. Melakukan observasi apakah para siswa dapat mengkomunikasikan
benda yang dimilikinya dengan singkat, jelas, dan benar kepada
siswa lainnya.
b. Berilah setiap kelompok benda yang lain yang ada di dalam kelas.
Usahakan agar antarkelompok tidak tahu benda yang diberikan guru
kepada kelompok yang lain. Setiap kelompok ditugaskan untuk
mengamati benda yang diberikan terakhir dan salah seorang siswa
sebagai wakil kelompok menjelaskannya kepada kelompok yang
lain di muka kelas. Perhatikan penjelasan yang diberikan siswa di
depan kelas (apakah singkat, jelas, dan benar)? Dapatkah kelompok
lain mengidentifikasikan benda yang dimaksudkan?
DAFTAR ISIAN 13
Mengkomunikasikan Karakteristik suatu objek
B. KETERAMPILAN MENGINFERENSI
6. Evaluasi kegiatan
- Guru melakukan observasi untuk melihat apakah siswa telah
melakukan kegiatan observasi secara benar, apakah siswa membuat
inferensi logis berdasarkan hasil observasi yang dikumpulkan,
apakah siswa tampak yakin dengan inferensi yang dibuatnya.
4.48 Pembelajaran IPA di SD
DAFTAR ISIAN 14
Menginferensi Kotak Misteri
DAFTAR ISIAN 15
Tes Misteri
(Observasi dan Inferensi)
C. KETERAMPILAN MEMPREDIKSI
Gambar 4.2.
(Pada keterampilan memprediksi)
3. Tujuan pembelajaran:
Siswa dapat membuat prediksi logis berdasarkan hasil observasinya.
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal
a. Basahi spons busa dengan air lalu usapkan ke atas permukaan papan tulis
seluas kurang lebih 30 cm persegi. Ukur waktunya sampai permukaan
papan tulis yang basah menjadi kering kembali. Sambil menunggu
keringnya permukaan papan tulis tersebut, mintalah beberapa siswa
untuk menerka waktu yang diperlukan (dengan menggunakan jam
tangan atau stopwatch) sampai permukaan papan tulis menjadi kering
kembali. Tanyakan pula kepada beberapa siswa, ke mana perginya air
dari permukaan papan tulis tersebut (jawabnya: menguap ke udara).
b. Usapkan kembali spons basah ke atas permukaan papan tulis seluas 60
cm persegi. Tinggi kebasahannya usahakan sama dengan yang terjadi
pada kegiatan a) Ukur waktunya sampai permukaan papan tulis yang
basah menjadi kering kembali dengan menggunakan jam tangan atau
stopwatch. Mintalah beberapa siswa untuk menerka waktu yang
diperlukan (dengan menggunakan jam tangan atau stopwatch) sampai
permukaan papan tulis menjadi kering kembali.
c. Usapkan kembali spons basah ke seluruh permukaan papan tulis. Tingkat
kebasahannya usahakan sama dengan yang terjadi pada kegiatan (a) dan
(b). Ukur waktunya sampai permukaan papan tulis yang basah menjadi
kering kembali dengan menggunakan jam tangan atau stopwatch.
Mintalah beberapa siswa untuk menerka waktu yang diperlukan (dengan
menggunakan jam tangan atau stopwatch) sampai permukaan papan tulis
menjadi kering kembali.
2. Kegiatan Eksplorasi
a. Bentuklah kelompok-kelompok kecil seperti kegiatan yang sudah-sudah.
Ajaklah siswa melakukan kegiatan di luar kelas.
b. Mintalah kelompok siswa untuk membasahi tembok halaman sekolah di
dua tempat yaitu tempat yang terkena sinar matahari dan tempat yang
teduh. Membasahi tembok halaman dilakukan dengan menggunakan
4.52 Pembelajaran IPA di SD
kuas untuk mengecat yang telah dibasahi dengan air. Ukur waktu yang
diperlukan agar permukaan tembok halaman yang basah menjadi kering
kembali dengan menggunakan jam tangan atau stopwatch. Bersamaan
dengan itu mintalah siswa untuk mengira-ngira waktu yang diperlukan
sampai tembok halaman itu menjadi kering kembali.
c. Tugaskan setiap kelompok siswa untuk membasahi 3 kain sejenis
(misalnya menggunakan 3 helai saputangan) yang telah disediakan,
kemudian digantungkan keduanya pada gantungan baju, jemurlah yang
satu di tempat yang terkena sinar matahari, satu di tempat yang teduh,
satu di dalam kelas. Ukur waktu yang diperlukan agar saputangan yang
basah menjadi kering kembali dengan menggunakan jam tangan atau
stopwatch. Bersamaan dengan itu mintalah siswa untuk mengira-ngira
waktu yang diperlukan sampai setiap saputangan itu menjadi kering
kembali dan mengira-ngira mana yang akan lebih dahulu kering dari
ketiga saputangan tersebut.
d. Bagikan tiap kelompok sebuah spons kering. Mintalah untuk menimbang
dengan menggunakan klip kertas sebagai anak timbangan. Mintalah tiap
kelompok untuk mencatat berat spons kering (berapa buah klip)?
Suruhlah setiap kelompok untuk membasahi spons tersebut (setelah
basah peraslah spons agar waktu yang diperlukan tidak terlalu lama) lalu
timbanglah dan catat berapa beratnya (berapa buah klip setelah basah).
Tunggu spons sampai kering, timbang dan catat beratnya setiap lima
menit.
PDGK4202/MODUL 4 4.53
DAFTAR ISIAN 16
I. Memprediksi Keringnya Permukaan papan tulis
LA TIH AN
Daun
RA NGK UMA N
Daun
14) Keterampilan yang tercakup dalam rangkaian kegiatan di atas adalah ....
A. mengkomunikasikan dan menginferensi
B. menginferensi dan memprediksi
C. memprediksi dan mengenal hubungan ruang-waktu
D. mengenal hubungan ruang-waktu, dan mengenal hubungan-
hubungan angka
Kegiatan Belajar 3
mungkin terjadi, panjang tali bandul, lebar ayunan dan frekuensi ayunan.
Frekuensi ayunan adalah jumlah dari ayunan yang terjadi per satuan waktu.
Gambar 4.3.
Ayunan
dalam satu waktu. Bisa saja mereka hanya mengubah panjang tali sementara
lengkungan dan berat bandul dibuat tetap. Tujuannya adalah untuk
mengisolasi pengaruh dari variabel tunggal terhadap frekuensi bandul.
Siswa dalam hal ini memformulasi hipotesis pada saat mereka
memprediksi pengaruh tiap-tiap variabel. Mereka membuat definisi
operasional bila mereka mendefinisikan bagian, posisi, dan gerakan dari
bandul dan menentukan jumlah ayunan yang mewakili perubahan dalam
frekuensi. Mereka mengontrol dan memanipulasikan variabel selama mereka
menguji hipotesis yang telah mereka buat. Keseluruhan proses mulai dari
memformulasi hipotesis dengan memanipulasi variabel disebut melakukan
eksperimen. Keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis yang mereka
buat tergantung pada proses dari menginterpretasikan data.
Bila guru memberikan tali dan penghapus kepada kelompok siswa dan
meminta mereka untuk menggunakan kedua benda tersebut dan apa yang
mereka dapat lakukan dengan kedua benda tadi, keterampilan yang akan
mereka lakukan adalah melakukan penyelidikan. Penyimpulan data mungkin
saja didesain sebagai suatu penyelidikan bila siswa melakukannya pada level
yang memungkinkan mereka mengintegrasikan keterampilan proses IPA
yang mendasar.
Untuk lebih jelasnya keterampilan proses IPA yang terintegrasi tersebut,
baiklah akan kita coba mendalami satu per satu, agar pemahaman kita pada
masing-masing keterampilan tersebut menjadi lebih baik.
A. MEMFORMULASI HIPOTESIS
Pada umumnya hipotesis terdiri dari 2 variabel. Salah satu variabel dapat
diubah oleh peneliti. Variabel yang dapat diubah-ubah disebut variabel
manipulasi (manipulated variable), variabel lainnya diobservasi atau diukur
untuk mengetahui sejauh mana variabel tersebut dapat dipengaruhi. Coba
lihat contoh berikut ini.
"Jika suhu air meningkat, maka jumlah oksigen yang terlarut di
dalamnya akan menurun".
Suhu air dan jumlah oksigen yang larut di dalam air adalah variabel.
Peneliti memperkirakan bahwa suhu air yang lebih panas menyebabkan gas
oksigen yang terlarut di dalamnya menjadi berkurang. Peneliti boleh saja
merancang percobaan dengan cara memanipulasi suhu air yang berasal dari
sumber yang sama. Gas oksigen yang terlarut kemudian diukur pada masing-
masing temperatur. Analisis dan data percobaan menunjukkan banyaknya gas
oksigen yang terlarut dalam air berhubungan dengan perubahan suhu air.
Bila kita lihat kembali bahwa contoh hipotesis di atas diformulasikan
dalam bentuk. "Jika .........., maka .........." Sebenarnya hal ini bukanlah satu-
satunya metode yang digunakan untuk penulisan hipotesis, tetapi model ini
sangat berguna untuk mengajar siswa tentang cara membuat hipotesis.
B. VARIABEL
1. Jenis-jenis Variabel
Dalam pelajaran IPA dapat Anda jumpai beberapa jenis variabel. Untuk
memudahkan kita dalam pembelajaran selanjutnya, maka pusat perhatian kita
hanya pada 3 variabel, yaitu Variabel yang selalu berubah-ubah atau variabel
bebas (Manipulated Variable, MV). Variabel yang merupakan hasil dari
variabel yang diubah-ubah atau variabel terikat (Responding Variabel, RV)
dan variabel yang dikontrol supaya tetap sama selama proses percobaan
(Control Variable, CV).
Untuk memudahkan pemahaman Anda tentang variabel yang
dimanipulasi dan responding variabel, Anda akan dilibatkan untuk
melakukan percobaan berikut bersama-sama di kelas. Adapun langkah-
langkah yang harus Anda tempuh adalah dengan jalan
menfotokopi/menjiplak gambar berikut dengan menggunakan kertas yang
agak keras, (bisa digunakan kertas HVS yang agak tebal).
4.72 Pembelajaran IPA di SD
Gambar 4.4.
b. Jatuhkan paper kopter dan cacatlah waktu untuk sampai di lantai dengan
menggunakan jam tangan atau stopwatch.
c. Lakukan kegiatan tadi dengan ketinggian yang sama, dengan paper
kopter yang sama. Tetapi sekarang jepit bagian bawah paper kopter
dengan satu buah penjepit kertas, jatuhkan dan catat waktu yang
diperlukan sampai jatuh ke lantai.
d. Lakukan kegiatan yang sama, tetapi jumlah penjepit kertas yang
digunakan ditambah satu per satu kemudian catat waktunya.
digunakan maka waktu yang digunakan oleh paper kopter untuk sampai
di lantai adalah semakin singkat.
b. Sebagai variabel bebas dalam percobaan di atas adalah jumlah penjepit
kertas yang digunakan dan sebagai variabel terikat adalah waktu yang
diperlukan oleh paper kopter untuk sampai di lantai.
c. Tujuan variabel kontrol dibuat tetap adalah agar hasil yang diperoleh
sebagai variabel terikat hanya dipengaruhi oleh variabel yang
dimanipulasi.
Percobaan 1: Elektromagnetik
a. Alat dan bahan yang diperlukan:
b. batu baterai yang masih berfungsi dengan baik
c. kabel atau kawat
d. paku 10 cm
e. penjepit kertas atau klip
PDGK4202/MODUL 4 4.75
Prosedur kerja
1. Susun alat seperti terlihat dalam gambar berikut ini!
Gambar 4.5
2. Buatlah lilitan kawat pada paku sebanyak 5 kali lilitan, 10 lilitan, dan 15
lilitan.
3. Mintalah kepada siswa untuk membuat ramalan tentang jumlah penjepit
kertas yang mungkin menempel pada paku.
4. Setelah ramalan dibuat, sekarang cobalah melakukan percobaan yang
sebenarnya dengan jalan mendekatkan paku yang telah dililit kawat pada
penjepit kertas.
5. Bandingkanlah banyaknya penjepit kertas yang dapat ditarik oleh paku
yang dililiti kawat yang diperoleh dalam percobaan dengan hasil yang
diramalkan.
Percobaan 2:
Untuk percobaan 2, alat dan bahan yang digunakan hampir sama dengan
yang digunakan dalam percobaan 1, hanya bedanya sekarang jumlah baterai
yang dipakai untuk percobaan diubah menjadi 2 dan 3 buah baterai.
4.76 Pembelajaran IPA di SD
Prosedur kerja:
1. Susun alat seperti terlihat dalam gambar berikut ini!
Gambar 4.6
jarak, mungkin saja diukur dengan skala milimeter, sentimeter, mil, tahun
cahaya, atau menggunakan panjang dari tubuh kita, dan sebagainya. Metode
yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut disebut definisi
operasional.
Definisi operasional adalah metode untuk memberi definisi, mengukur,
atau mendeteksi adanya suatu variabel.
Contoh: Jika Anda ingin menanyakan kepada siswa Anda, apakah
mereka mengetahui cara untuk mengukur daya serap kertas tisu terhadap air.
Daya serap (absorbency) adalah variabel. Sekarang Anda diminta untuk
membagi 3 definisi operasional untuk mengukur daya serap dari kertas tisu,
yaitu: Mencelupkan", Mengangkat/menyerap, dan Menuang".
Mencelupkan
Gambar 4.7
Mencelupkan adalah
4.78 Pembelajaran IPA di SD
Menuangkan adalah
Menyerap/mengangkat adalah
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Gaya magnet yang timbul akibat dari paku yang dililiti kawat dan
dihubungkan dengan baterai. Adanya gaya elektromagnet dibuktikan dengan
tertariknya penjepit kertas pada paku.
5. Interpretasi Data
Anda telah mengetahui cara mengobservasi, membuat inferensi,
mengidentifikasi dan membuat prediksi. Jadi, Anda telah memiliki cukup
keterampilan proses IPA. Sebelum Anda melakukan suatu penyelidikan,
sebaiknya Anda terlebih dahulu belajar bagaimana caranya
menginterpretasikan data atau menafsirkan hasil observasi kuantitatif.
Interpretasi data biasanya melibatkan organisasi data ke dalam tabel atau
gambar/bagan. Interpretasi data juga dapat dilakukan dengan jalan membuat
gambar atau grafik dari hasil pengamatan, biasanya melibatkan usaha-usaha
penulisan hasil observasi, membuat kesimpulan, inferensi/penafsiran dan
merekomendasi. Kesimpulan biasanya berkenaan dengan ringkasan dari hasil
pengamatan. Sedangkan inferensi adalah pernyataan umum yang berfungsi
untuk menjelaskan atau membuat kesimpulan menjadi bermakna.
Rekomendasi adalah saran untuk tindakan di masa yang akan datang
berdasarkan kesimpulan dan inferensi yang telah dibuat.
LA TIH AN
Percobaan Elektromagnetik
1) Pada percobaan 1, dengan mengubah jumlah lilitan kawat pada paku,
tentukanlah!
Apakah yang bertindak sebagai variabel bebas?
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Apakah yang bertindak sebagai variabel terikat?
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Apakah yang bertindak sebagai variabel kontrol dari percobaan tersebut?
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Apakah yang dapat disimpulkan dari percobaan tersebut?
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
4.82 Pembelajaran IPA di SD
RA NGK UMA N
4) Variabel yang selalu dibuat sama dalam suatu percobaan disebut ....
A. responding variable (RV)
B. controlling variable (CV)
C. manipulated variable (MV)
D. variabel tambahan
Pilihlah!
A. Jika jawaban (1) dan (2) benar
B. Jika jawaban (1) dan (3) benar
C. Jika jawaban (2) dan (3) benar
D. Jika jawaban (1), (2) dan (3) benar
12) Volume air yang dapat diserap oleh kertas tisu setelah air dituang ke
dalam kertas tisu disebut ....
(1) menyerap
(2) mengangkat
(3) mencelupkan
13) Definisi operasional untuk elektromagnet pada paku dililiti kawat yang
didekatkan pada sejumlah penjepit kertas (paper klip) adalah ....
(1) jumlah paper klip yang menempel pada paku yang dililiti kawat
(2) baterai yang jenisnya berbeda, memberikan kuat arus yang berbeda
pula
(3) makin banyak lilitan pada paku, maka jumlah paper klip yang
menempel pada paku akan semakin banyak
4.86 Pembelajaran IPA di SD
18) Dalam suatu penelitian, interpretasi data sangat penting untuk dikuasai
karena ....
(1) membuat hasil pengamatan atau hasil observasi menjadi bermakna
(2) berfungsi untuk menjelaskan atau untuk membuat kesimpulan
(3) makna atau pengertian yang diperoleh dapat dikomunikasikan
dengan baik
20) Kelebihan-kelebihan data yang disajikan dalam bentuk tabel adalah ....
(1) memudahkan dalam membacanya
(2) mempersingkat tulisan dan waktu untuk memahaminya
(3) membuat data lebih indah dan rapi
PDGK4202/MODUL 4 4.87
Formatif 1
1) Jawaban yang benar adalah A, karena memang keterampilan proses
adalah cara pengumpulan fakta dan menghubungkan fakta untuk
membuat suatu interpretasi. Jawaban B salah karena prosedur empiris
dan analitis ini tidak khusus digunakan oleh para ilmuwan dalam
menjelaskan misteri dari alam semesta. Prosedur ini biasa digunakan
para ilmuwan tetapi dapat digunakan oleh orang yang bukan ilmuwan.
Jawaban C. salah karena keterampilan ini tidak hanya digunakan untuk
mata pelajaran IPA, tetapi juga digunakan oleh ilmu-ilmu lain. Jawaban
D. salah karena keterampilan yang tercakup bukan hanya keterampilan
fisik saja tetapi juga terkait dengan keterampilan mental.
2) Menurut Esler dan Esler yang termasuk ke dalam keterampilan proses
dasar adalah keterampilan mengukur, mengkomunikasikan,
memprediksi, dan mengenal hubungan ruang dan waktu, jadi jawaban
yang benar adalah B. Jawaban A salah karena ada keterampilan terpadu,
yaitu keterampilan mengontrol variabel. Jawaban C. salah karena ada
keterampilan merencanakan dan melaksanakan eksperimen yang
merupakan keterampilan terpadu. Jawaban D. salah karena ada
keterampilan membuat hipotesis yang merupakan keterampilan terpadu.
3) Keterampilan mengobservasi adalah keterampilan yang dikembangkan
dengan memakai pancaindera atau alat bantu indera untuk memperoleh
informasi serta mengidentifikasi dan memberi nama karakteristik dari
objek atau kejadian, jadi jawaban yang benar adalah B. Jawaban A. salah
karena melalui latihan-latihan mengkategorikan atau mengatur objek
atau kejadian menurut karakteristik yang dimilikinya menurut suatu
sistem atau metode adalah dikembangkan keterampilan mengklasifikasi.
Jawaban C salah karena melalui kegiatan pengembangan satuan-satuan
yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, massa, dan
sebagainya dikembangkan keterampilan mengukur. Jawaban D. salah
karena dengan menghimpun keterangan dari grafik atau gambar yang
menjelaskan tentang objek atau kejadian merupakan cara untuk
mengembangkan keterampilan mengkomunikasikan.
PDGK4202/MODUL 4 4.89
Tes Formatif 2
1) Jawaban yang benar adalah C, keterampilan mengkomunikasikan hasil
pengamatan adalah keterampilan menyampaikan hasil pengamatan
berupa informasi yang dapat berbentuk narasi, diagram, peta, persamaan
matematik, grafik, tabel, atau gambar. Jawaban yang lainnya salah
karena jawaban A: membuat kesimpulan sementara dengan
menggunakan logika berdasarkan hasil pengamatan adalah keterampilan
menginferensi; jawaban B: membuat dugaan atau perkiraan kejadian-
kejadian atau keadaan-keadaan yang akan datang berdasarkan hasil
observasi, pengukuran, dan informasi yang telah diketahui adalah
memprediksi, jawaban D: menjelaskan posisi suatu benda terhadap
benda lainnya, menjelaskan posisi suatu benda terhadap waktu,
mengubah bentuk dan posisi suatu benda setelah beberapa waktu adalah
mengenal hubungan ruang waktu.
2) Jawaban yang benar adalah D, yaitu membuat kesimpulan sementara
dengan menggunakan logika berdasarkan hasil pengamatan.
3) Jawaban yang benar adalah A, yaitu membuat dugaan atau perkiraan
kejadian-kejadian atau keadaan-keadaan yang akan datang berdasarkan
hasil observasi, pengukuran, dan informasi yang telah diketahui.
4) Jawaban yang benar adalah A, yaitu menjelaskan posisi suatu benda
terhadap benda lainnya, menjelaskan posisi suatu benda terhadap waktu,
mengubah bentuk dan posisi suatu benda setelah beberapa waktu.
5) Jawaban yang benar B, yaitu menggunakan suatu metode untuk
membuat operasi aritmatika dan mengaplikasikan aturan-aturan atau
rumus-rumus matematika untuk menghitung atau menentukan hubungan
dari pengukuran dasar.
a. Siswa diminta untuk meniupkan udara dari mulut melalui sedotan ke
dalam gelas 1 yang berisi larutan air kapur dan gelas 2 yang berisi
air bening. Mintalah siswa untuk mencatat air dalam gelas mana
yang mengalami perubahan.
b. Siswa diminta untuk menyampaikan hasil pengamatan butir a. dan
c. di depan kelas.
6) Jawaban yang benar adalah D, yaitu kegiatan butir d. Jawab lain salah,
karena butir a mengarah pada keterampilan mengobservasi, butir b
PDGK4202/MODUL 4 4.91
Tes Formatif 3
1) B. Jawaban A salah karena memformulasikan hipotesis bukan termasuk
keterampilan proses dasar IPA, jawaban C salah karena menamai
variabel dan melakukan eksperimen termasuk keterampilan proses
IPA terintegrasi, jawaban D salah karena menamai variabel
termasuk keterampilan proses IPA terintegrasi, jadi jawaban yang
benar adalah B.
2) A. Jawaban yang paling tepat adalah A karena keterampilan proses IPA
adalah kombinasi dari beberapa keterampilan proses dasar IPA,
sedangkan jawaban B, C, D, kurang tepat.
3) D. Memformulasi hipotesis meramalkan pengaruh variabel-variabel
yang ada seperti bagaimana MV mempengaruhi RV, sedangkan
jawaban B, C, D, kurang tepat.
4) B. Variabel kontrol (CV) adalah variabel yang harus sama atau tetap
selama percobaan, jadi jawaban A, C, D kurang tepat.
5) A. Variabel respons atau variabel terikat (RV) adalah variabel yang
merupakan hasil dalam suatu percobaan, sedangkan jawaban B, C,
D, kurang tepat.
6) A. Jawaban (1) dan (2) benar, sedangkan (3) termasuk keterampilan
proses IPA terintegrasi.
7) C. Jawaban (2) dan (3) benar, sedangkan (1) termasuk keterampilan
proses dasar IPA.
8) A. Jawaban (1) dan (2) benar, sedangkan (3) berat bandul adalah CV
bukan RV.
9) D. Jawaban (1), (2), dan (3) semuanya benar.
10) D. Jawaban (1), (2), dan (3) semuanya benar.
11) D. Jawaban (1), (2), dan (3) semuanya benar.
12) A. Jawaban (1) dan (2) benar, sedangkan (3) mencelupkan adalah
jawaban yang kurang tepat.
PDGK4202/MODUL 4 4.93
13) B. Jawaban (1) dan (3) benar, sedangkan (2) bukan merupakan definisi
operasional dari elektromagnetik.
14) A. Jawaban (1) dan (2) benar, sedangkan (3) knot biasa digunakan
untuk mengukur kecepatan pesawat terbang/kapal.
15) C. Jawaban (2) dan (3) benar, sedangkan (1) bukan termasuk
keterampilan proses IPA.
16) D. Jawaban (1), (2), dan (3) semuanya benar.
17) D. Jawaban (1), (2), dan (3) semuanya benar.
18) B. Jawaban (1), dan (3) benar, sedangkan (3) kurang tepat.
19) D. Jawaban (1), (2), dan (3) semuanya benar.
20) A. Jawaban (1), dan (2) benar, sedangkan (3) membuat data lebih indah
dan rapi adalah kurang tepat.
4.94 Pembelajaran IPA di SD
Daftar Pustaka
Abruscato. Joseph. etc (1984). Holt Science. New York; Rinerhart and
Winston.
Bath. John B (1995). Science Process Skills. Grades 2-5 North Carolina
Carson-Dellosa: Publishing Company. Inc.
Gega, Peter C. (1994). How to Teach Elementary School Science. New York:
Macmillan Publishing Company.
Esler, W.K. & Esler, M.K. (1984). Teaching Elementary Science. California:
Wadsworth Publishing Company.
Kegiatan Belajar 1
A. PENGERTIAN MEDIA
(5) memberi rangsangan kepada guru untuk kreatif, (6) menyampaikan materi
pembelajaran, dan (7) membantu pebelajar yang memiliki kekhususan
tertentu.
Menurut Winn (1996), fungsi media antara lain adalah (1)
menyampaikan pembelajaran, di mana media digunakan untuk
menyampaikan materi pembelajaran tertentu, (2) konstruksi dari lingkungan,
di mana media membantu siswa menggali dan membangun pemahaman dari
pengetahuan, dan (3) mengembangkan keterampilan kognitif, di mana media
digunakan sebagai model, kreasi atau pengembangan dari keterampilan
mental.
Untuk memilih bahan media dari berbagai bahan media yang telah
tersedia/jadi, yang telah sesuai dengan tujuan pembelajaran, secara umum
adalah dengan memperhatikan pertanyaan berikut: apakah media tersebut (1)
sesuai kurikulum yang berlaku, (2) bersifat akurat dan berdasar
perkembangan baru, (3) bahasanya jelas dan ringkas, (4) akan memotivasi
dan menarik perhatian, (5) memberi kesempatan siswa turut berpartisipasi,
(6) memiliki kualitas teknis yang baik, (7) memiliki bukti dari
keefektifannya, (8) bebas dari bias dan bebas dari semata-mata
iklan/perdagangan, dan (9) dilengkapi pedoman penggunaan atau dokumen
lainnya. Namun demikian setiap format media memiliki kriteria khusus
tertentu yang perlu diperhatikan. Kriteria tersebut terkait dengan sarana dan
prasarana yang tersedia di sekolah, sumber daya manusia untuk
mengoperasikan, sumber dana pendukung pengoperasiannya, kemampuan
dan ketersediaan pendukung untuk memelihara dan memperbaiki jika ada
kerusakan.
Memodifikasi bahan media dapat dilakukan terhadap narasi yang
tersedia atau terhadap bahasa yang digunakannya. Hal yang perlu
diperhatikan dalam memodifikasi produk media yang sudah jadi adalah
modifikasi yang dilakukan hendaknya tidak melanggar hak cipta dan
ketentuan hukum yang lain yang berlaku.
Dalam merancang media baru, terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu tujuan pembelajaran, siswa yang akan mendapatkan
pelajaran, dana yang tersedia, keahlian yang dimiliki, peralatan pendukung
yang tersedia, fasilitas yang tersedia, dan ketersediaan waktu.
Menurut Critison (1996) kriteria yang digunakan dalam menyeleksi
media antara lain adalah tujuan, hasil pembelajaran, materi, sekuensi dan
strategi pembelajaran, sistem pengontrolan terhadap penggunaan media,
biaya, kepraktisan, kebijakan (aturan) yang berlaku, dan sifat media.
Dalam menggunakan media untuk pembelajaran, seorang guru perlu (a)
memahami media yang akan digunakan, dengan mengkaji dan
mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang media yang akan
digunakan; (b) menyiapkan media dan mencobanya sebelum digunakan di
depan kelas; (c) mengatur fasilitas dan lingkungan yang terkait dengan
penggunaan media, seperti tempat duduk siswa, ventilasi, pencahayaan
ruangan, udara, suasana dan kondisi kelas; (d) menyiapkan siswa, misal
dengan menyampaikan terlebih dahulu kepada siswa tentang garis besar
materi pembelajaran, latar belakangnya, keuntungan mempelajari materi
PDGK4202/MODUL 5 5.5
rekaman dan transmisi suara manusia atau suara lainnya berisi informasi
atau penjelasan tentang topik pembelajaran, untuk diperdengarkan
kepada siswa. Media audio dapat berisi bermacam-macam topik
pembelajaran, misalkan tentang pertumbuhan, perkembangbiakan,
peristiwa alam, dan lain-lain. Program audio dapat dibuat oleh guru,
namun untuk memproduksi media audio perlu peralatan merekam yang
baik sehingga memerlukan tenaga profesional dan peralatan khusus.
4. Media gerak adalah bentuk media yang menyajikan topik pembelajaran
dalam bentuk narasi dan gambar yang bergerak. Bentuk media gerak
dapat berupa film atau video. Film adalah bentuk rekaman gambar-
gambar yang bergerak yang disertai dengan suara manusia atau suara
lainnya yang relevan dengan gambar yang disajikan terkait dengan topik
pembelajaran IPA tertentu. Pada film, suatu seri gambar dapat
ditayangkan dan dilihat oleh yang menonton dengan bantuan suatu alat
(proyektor) yang dapat memproyeksikan gambar-gambar tersebut.
Video adalah bentuk rekaman suatu seri gambar-gambar yang bergerak
pada suatu layar televisi, yang disertai dengan suara manusia atau suara
lainnya yang relevan dengan gambar yang disajikan terkait dengan topik
pembelajaran IPA tertentu. Format media yang memanfaatkan layar
sinar katoda untuk menyajikan gambar dapat disebut dengan video.
Bentuk video dapat berupa kaset video dan video disc. Sifat film dan
video adalah dapat (a) memanipulasi ruang, contohnya perbesaran mulai
dari tampilan tubuh hewan, tumbuhan atau manusia dalam ukuran
normal sampai sel yang bersifat mikroskopis; (b) memanipulasi waktu
dengan mempersingkat waktu dari suatu proses, misalnya proses
mekarnya bunga, proses menetasnya telur, proses sel yang membelah,
atau dapat pula memperpanjang waktu suatu proses (dengan slow motion
atau gerak lambat) sehingga proses tersebut dapat diamati, misalnya
seekor singa menerkam kijang, seekor bunglon menangkap serangga,
gerakan kaki hewan atau manusia yang sedang berlari, dan sebagainya;
(c) menggunakan animasi, memberikan gerak kepada objek dengan
memindahkan objek sedikit demi sedikit, setiap pemindahan difoto
sehingga pada saat ditayangkan objek tersebut bergerak secara kontinu.
Keunggulan film dan video adalah urutan proses atau gerakan sekuensial
PDGK4202/MODUL 5 5.9
dapat dilihat serta siswa dapat melakukan pengamatan lebih jelas dan
secara aman. Kelemahan dari penggunaan media ini antara lain
memerlukan perangkat khusus, harga produk jadi atau pembuatan
program pembelajarannya mahal, perlu menyesuaikan program yang ada
di pasaran dengan topik yang dibahas. Contoh film atau video untuk
pembelajaran IPA tentang prosedur praktikum IPA, pembedahan hewan,
proses pertumbuhan dan perkembangbiakan hewan dan tumbuh-
tumbuhan, rantai makanan, perilaku hewan, konservasi, perlindungan
flora dan fauna langka, dan lain-lain.
5. Komputer di sekolah secara umum digunakan untuk mendukung
kegiatan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran, administrasi
pembelajaran (pembuatan jadwal, administrasi, dan keuangan), mencetak
materi pembelajaran, dan mendukung pembelajaran berbasis komputer.
Komputer sebagai mendukung kegiatan pembelajaran bertujuan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran yang disampaikan. Media komputer
dalam hal ini berupa paket program pembelajaran berisi ilustrasi atau
gambar beserta penjelasan atau narasi tentang topik-topik IPA, dan
penggunaan program tersebut menggunakan komputer. Program
pembelajarannya dapat dibuat oleh guru namun untuk memproduksi
menjadi suatu paket pembelajaran yang siap digunakan di dalam kelas
membutuhkan tenaga profesional dan peralatan khusus. Contoh media
komputer adalah program praktikum IPA, pembelahan sel, petunjuk
keselamatan di laboratorium, dan sebagainya.
6. Media radio adalah sajian suara manusia atau suara lainnya berisi
informasi atau penjelasan tentang topik pembelajaran yang disampaikan
secara langsung atau melalui proses perekaman, disiarkan melalui
stasiun radio untuk diperdengarkan kepada siswa. Televisi adalah seri
gambar yang bergerak yang disertai dengan suara manusia atau suara
lainnya yang relevan dengan gambar yang disajikan terkait dengan topik
pembelajaran yang disampaikan secara langsung atau melalui proses
perekaman, disiarkan melalui stasiun radio untuk diperdengarkan kepada
siswa.
5.10 Pembelajaran IPA di SD
Pada pembahasan ini, media yang akan dibahas adalah media yang
digunakan guru sebagai alat peraga. Dalam Modul Pendidikan IPA di SD
(2002), Machmudin dan Kusnadi mengutip pendapat beberapa ahli sebagai
berikut untuk menjelaskan pengertian alat peraga. Pengertian alat peraga
menurut Gagne adalah komponen sumber belajar di lingkungan siswa yang
dapat merangsang siswa untuk belajar, Menurut Briggs, alat peraga adalah
wahana fisik yang mengandung materi pembelajaran. Dengan demikian, alat
peraga merupakan sesuatu yang digunakan untuk mengomunikasikan materi
pembelajaran agar terjadi proses belajar. Schramm berpendapat bahwa alat
peraga dalam pendidikan sebagai suatu teknik untuk menyampaikan pesan
sehingga alat peraga didefinisikan sebagai teknologi pembawa informasi atau
pesan pembelajaran. Menurut Miarso, alat peraga secara makro dalam
keseluruhan sistem pendidikan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
dapat merangsang terjadinya proses belajar. Dalam pengertian yang lebih
khusus, alat peraga merupakan alat bantu pengajaran, yang banyak digunakan
dalam pengajaran di SD, termasuk pembelajaran IPA. Tujuan penggunaan
alat bantu adalah untuk (a) memperjelas informasi atau pesan pembelajaran,
(b) memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting, (c) memberi variasi
dalam pengajaran, (d) memperjelas struktur pengajaran, dan (e) memotivasi
siswa belajar.
Jadi alat peraga sebagai alat bantu dalam pembelajaran memiliki fungsi
memperjelas, memudahkan siswa memahami konsep/prinsip atau teori, dan
menjadikan pesan kurikulum yang akan disampaikan kepada siswa lebih
menarik, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar.
Secara umum alat peraga sebagai media pendidikan antara lain
mencakup hal berikut.
1. bahan-bahan cetakan atau bacaan seperti: buku, koran, majalah dan
sebagainya;
2. alat-alat audio dan visual, seperti: radio kaset, TV, video, dan lain-lain;
3. sumber-sumber masyarakat, seperti: monumen, candi dan peninggalan
sejarah lainnya;
4. koleksi benda-benda seperti: koleksi mata uang kuno, koleksi awetan
tumbuhan dan hewan dan sebagainya;
PDGK4202/MODUL 5 5.11
LA TIH AN
RA NGK UMA N
4) Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media dari media yang
telah jadi adalah ....
A. sesuai kurikulum, mutakhir, dan canggih
B. dapat memotivasi dan memberi kesempatan siswa berpartisipasi,
C. mudah digunakan dan sesuai dengan keinginan siswa
D. mutakhir, canggih dan mudah digunakan
10) Pak Budi menggunakan alat peraga yang bertujuan menjelaskan suatu
proses yang dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat diamati dengan
penglihatan biasa. Hal yang dilakukan Pak Budi adalah memutar film
tentang ....
A. kondisi dan lingkungan abiotik di bulan
B. gerak tumbuh kecambah kacang hijau
C. kehidupan binatang komodo di Pulau Komodo
D. bagian-bagian alat sirkulasi manusia
PDGK4202/MODUL 5 5.17
Kegiatan Belajar 2
a. Kelayakan praktis
Dalam praktik pemilihan alat peraga IPA sering dilakukan atas dasar
pertimbangan praktis, yaitu:
1) pengenalan dan pemahaman guru dengan jenis alat peraga;
2) ketersediaan alat peraga di lingkungan belajar setempat;
5.20 Pembelajaran IPA di SD
c. Kelayakan biaya
Biasanya faktor kelayakan biaya baru ditinjau bila alat peraga yang
memenuhi persyaratan teknis lebih dari satu jenis. Pertanyaan utama untuk
menjawab faktor kelayakan biaya adalah apakah biaya yang dikeluarkan
untuk pengadaan alat peraga seimbang dengan manfaat yang akan diperoleh.
Alat peraga IPA sederhana memang dibuat dengan desain dan perencanaan
yang matang yang mempertimbangkan, antara lain:
1) analisis untung rugi secara ekonomis;
2) jumlah dan jenis perkakas yang akan digunakan;
3) keterampilan yang diperlukan;
4) gambar atau bagan yang akan dibuat;
5) rancangan atau konstruksi alat; dan
6) evaluasi alat yang dibuat.
Selain memiliki nilai praktis dan nilai ekonomis, setiap alat peraga IPA
sederhana yang akan dibuat harus mempunyai nilai pedagogis. Jadi alat
peraga yang dihasilkan dapat menanamkan suatu konsep, prinsip atau teori
IPA, sehingga apabila konsep sudah dipahami oleh siswa, alat peraga tersebut
dapat merangsang siswa untuk berpikir menyusun kesimpulan dari materi
yang disampaikan yang akhirnya dapat mengefektifkan proses belajar-
mengajar.
Di samping itu alat peraga IPA sederhana yang kita buat harus memiliki
nilai bantu terhadap pelajaran IPA, yang dapat kita nyatakan dengan output
pedagogis, yaitu hasil interaksi dari kegunaan alat dengan yang dibutuhkan
dalam proses belajar mengajar. Sehingga kita dapat menentukan efektivitas
alat tersebut, yaitu dengan rumus sebagai berikut:
PDGK4202/MODUL 5 5.21
Output pedagogis
Efektivitas alat =
harga alat
Adapun alat dan bahan yang kita butuhkan untuk membuat alat peraga
IPA yang sederhana bisa diperoleh dari lingkungan sekitar, seperti:
1) rumah dan sekitarnya: bekas botol selai, botol kopi, stoples, sendok,
piring gelas, kaleng, bekas sandal jepit dan lain-lain;
2) lingkungan sekolah: kertas, penggaris, bekas balpoint, bekas spidol,
botol tinta, kayu bekas kursi, dan meja dan lain-lain;
3) warung atau toko: dus bekas, kantong plastik, karet gelang, meteran,
balon, lilin dan lain-lain;
4) lingkungan rumah sakit: syring (suntikan), selang plastik bekas, botol
infus, botol obat, sendok obat dan lain-lain.
Selanjutnya kita lihat salah satu contoh desain alat peraga sederhana
dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, untuk melatih atau mengajarkan
kompetensi yang terkait dengan ruang lingkup dan hal berikut:
Alat peraga atau alat bantu yang didesain untuk pembelajaran terdiri atas
lilin, korek api, gelas, balok kayu ukuran besar dan kecil, kertas, kaca, air,
daun, kayu, plastik, kaleng, besi, tanah, batu, genteng.
2. - lilin 2.1 Tempelkan lilin pada tempat lilin, taruhlah di Nyala lilin akan....
- gelas atas meja, dan nyalakan lilin tersebut.
- lidi 2.2 Tutup dengan gelas besar, amati apa yang Nyala lidi akan....
terjadi.
2.3 Geserkan gelas beserta lilin ke pinggir meja
(lihat gambar). Lalu masukkan lidi yang
menyala melalui mulut gelas.
3. - lilin 3.1 Tempelkan lilin pada piring, isilah piring - apa yang
- piring dengan air. terjadi dengan
- gelas 3.2 Nyalakan lilin tersebut, tutup dengan gelas nyala lilin?
- air (lihat gambar). Amati apa yang terjadi? - apa yang
- korek api terjadi dengan
air?
PDGK4202/MODUL 5 5.25
4. - lilin 4.1 Ambillah tiga buah lilin yang sama besarnya. - Dari ketiga
- korek api Tempelkan lilin tersebut pada tempatnya di lilin tersebut
- gelas besar atas meja. Kemudian nyalakan ketiga-tiganya. lilin mana
- gelas kecil 4.2 Tutuplah satu lilin dengan gelas yang besar, yang tetap
tutup lagi sebuah dengan gelas yang lebih menyala?
kecil (lihat gambar). - Lilin mana
Lilin yang terakhir dibiarkan. yang lebih
cepat padam?
a)
b)
5. - kertas 5.1 Ambillah dua lembar kertas yang kira-kira - Kertas mana
- korek api sama ukurannya, remaslah salah satu kertas yang lebih
(lihat gambar). Kemudian lembar kertas dan cepat habis
gumpalan kertas tadi dibakar pada waktu terbakar?
yang sama. Amatilah yang terjadi. - Adakah sisa
5.2 Adakah perbedaan pada pembakaran kedua pembakaran?
kertas tadi?
5.3 Kertas mana yang lebih cepat terbakar habis?
Mengapa?
dilakukan hal berikut: (1) bambu dipotong pada ujung luar masing-masing
batas ruasnya; (2) selanjutnya, bambu dibelah dua dengan ukuran yang sama;
(3) kemudian salah satu batas ruas bambu diberi lubang seperti dilihat pada
Gambar 5.1 sehingga memungkinkan air mengalir melalui lubang tersebut;
(4) selanjutnya tutup lubang yang telah dibuat dengan plastisin, isilah belahan
bambu dengan air sampai penuh tetapi jangan sampai meluap; (5) setelah
penuh letakkan 2 potong kertas berukuran kecil pada ujung bambu yang batas
ruasnya tidak dilubangi. Kertas akan tampak terapung di bagian tersebut; (6)
selanjutnya lubang yang ditutup plastisin dibuka dan air akan mengalir
melalui lubang tersebut. Sejalan dengan air yang mengalir, kertas yang
terapung akan berpindah tempat mengikuti air yang mengalir tersebut.
Alat peraga pada Gambar 5.1 membantu dalam menjelaskan cara
memanfaatkan gerakan air dan menunjukkan kerugian yang akan ditimbulkan
oleh gerakan air. Pada gambar 2 ditunjukkan bahwa air mengalir seluruhnya
melalui lubang, sedang pada 3, karena lubang ditutup maka air meluap.
Untuk menjelaskan bahwa gerakan air banjir dapat merugikan makhluk
hidup, dapat gunakan alat peraga dengan alat dan bahan yang serupa.
Prosedurnya seperti berikut: (1) letakkan salah satu ujung bambu tersebut
sedikit lebih tinggi dari ujung yang lainnya; (2) isilah belahan bambu dengan
air, menggunakan gayung. Perhatikan air mengalir melalui lubang yang telah
dibuat; (3) kemudian, tutup lubang tersebut dan air tetap ditambah.
Perhatikan apa yang terjadi?
Gambar 5.1.
Desain alat peraga manfaat dan kerugian gerakan air
PDGK4202/MODUL 5 5.27
Gambar 5.2.
Desain alat peraga untuk materi air mengalir dari tempat tinggi ke tempat
yang lebih rendah
5.28 Pembelajaran IPA di SD
Gambar 5.3.
Desain Alat Peraga Permukaan Air yang Tenang selalu Datar
Gambar 5.4.
Desain Alat Peraga Tentang Materi Air Menekan ke Segala Arah dan
Semakin ke dalam Tekanannya Semakin Besar
PDGK4202/MODUL 5 5.29
Gambar 5.5.
Desain Alat Peraga Tentang Air dapat Berubah Wujud jika
Dipanaskan/Didinginkan
apakah dugaan siswa tepat atau tidak, lalu lanjut kegiatan dengan pertanyaan
tentang bagaimana bila kejadian tersebut terjadi di sungai yang ada di sekitar
kita (jawaban yang diharapkan dari siswa adalah akan terjadi banjir),
kemudian bertanya kepada siswa tentang apa akibatnya dari banjir (siswa
diminta untuk meramalkan akibat yang mungkin akan muncul); (6)
pertanyaan lanjutan, dengan memperhatikan plastisin yang digunakan untuk
menutupi lubang pada bambu, adalah apa yang dapat menyebabkan saluran
sungai dapat tertutup/tersumbat (jawaban yang diharapkan antara lain adalah
sampah).
Untuk materi tentang air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat
yang rendah dapat digunakan alat peraga seperti pada Gambar 5.2. Prosedur
penyiapannya adalah (1) tempatkan sebuah botol di atas meja dan yang
lainnya di atas kursi, siswa untuk diminta mengamati variabel perbedaan
ketinggian; (2) isi botol yang berada di atas meja dengan air sampai tiga
perempat bagian dan biarkan botol di atas kursi tetap kosong. Sebelum
memindahkan air siswa diminta untuk memberikan pendapatnya mengenai
apa yang terjadi (siswa memberikan dugaan sementara); (3) berikutnya
hubungkan botol di atas meja dengan botol di atas kursi dengan
menggunakan selang yang telah diisi air. Siswa diminta untuk mengamati
peristiwa yang terjadi; (4) setelah air berpindah semua, siswa diajak
membahas apakah dugaan sementara siswa terbukti atau tidak; (5)
selanjutnya percobaan di balik botol kosong di atas meja dan botol berisi air
di atas kursi. Siswa diminta membuat dugaan sementara tentang hal yang
akan terjadi. Percobaan dilakukan seperti di atas dan siswa diminta untuk
mengamati hal yang terjadi; (6) siswa diajak berdiskusi untuk menyimpulkan
dari dua pengamatannya (kesimpulan yang diharapkan adalah bahwa air
mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah).
Berikutnya kita bahas mengenai penggunaan alat peraga yang
menjelaskan tentang permukaan air yang tenang selalu mendatar. Prosedur
penyiapannya adalah (1) isi dua buah gelas dengan air sampai setengah
bagian. Letakkan keduanya pada meja yang rata; (2) salah satu alas sisi
sebelah kiri diganjal dengan kapur tulis; (3) siswa diminta untuk mengamati
keadaan permukaan air pada kedua gelas tersebut dan untuk mengukur
ketinggian masing-masing permukaan air tersebut dari atas meja secara tegak
lurus; (4) hasil pengukuran didiskusikan, membahas tentang apakah berbeda
atau tidak ketinggian permukaan air pada kedua gelas tersebut; (5) jawaban
siswa merupakan kesimpulan dari hasil pengamatan siswa (yaitu permukaan
5.32 Pembelajaran IPA di SD
air yang tenang selalu datar); (6) siswa diminta untuk memberikan contoh
pemanfaatan sifat air, guru dapat mengarahkan siswa dengan menjelaskan
bagaimana seorang pekerja bangunan mengukur ketinggian dua buah sisi
jendela yang akan dipasang pada sebuah bangunan (waterpas).
Untuk materi tentang air menekan ke segala arah dan semakin ke dalam
tekanan semakin besar, prosedur penyiapannya adalah (1) lubangi kaleng dan
tutup lubang-lubang tersebut dengan plastisin; (2) isi kaleng dengan air
sampai penuh, kemudian secara bersamaan plastisin penutup lubang dibuka,
yang mengakibatkan air memancar dari ketiga lubang tersebut; (3) siswa
diminta untuk mengamati dan membandingkan pancaran air dari setiap
lubang; (4) siswa diminta mendiskusikan hasil pengamatannya, dengan
diberikan pertanyaan mana yang pancaran terjauh dan yang terdekat,
kemudian pertanyaan apa penyebab terjadinya perbedaan pancaran tersebut;
(5) siswa diarahkan untuk mendapat kesimpulan bahwa semakin dalam air
semakin kuat tekanannya. Kesimpulan dapat dihubungkan dengan jarak jauh
dekatnya pancaran air dalam kaleng.
Untuk materi tentang air meresap melalui celah-celah kecil, penggunaan
alat peraga sebagai berikut: (1) isi gelas yang berwarna bening dengan pasir
sampai penuh, lalu siram air dalam gelas dengan air yang telah diwarnai
dengan warna hitam; (2) siswa diminta mengamati pergerakan air di antara
butiran-butiran pasir tersebut; (3) siswa diberi pertanyaan tentang mengapa
air dapat meresap ke bawah melalui butiran pasir. Kesimpulan yang
diharapkan adalah karena di dalam pasir ada celah-celah yang bisa dilalui
oleh air.
Penggunaan alat peraga berikutnya adalah yang berkaitan dengan materi
tentang air dapat berubah wujud jika dipanaskan/didinginkan. Prosedurnya
adalah sebagai berikut: (1) isi kaleng susu/ceret dengan air sampai sepertiga
bagian; (2) didihkan air di atas nyala lampu spritus/kompor. Arahkan siswa
untuk memperhatikan variabel pemanasan; (3) siswa diminta mengamati dan
diberi pertanyaan tentang apa yang keluar dari dalam kaleng ketika air dalam
kaleng sudah mendidih (siswa mengajukan dugaan sementara); (4) untuk
membuktikan dugaan sementara tersebut, dekatkan piring pada bagian atas
kaleng, lalu siswa diminta untuk mengamati hal yang terjadi; (5) siswa
diberikan fakta bahwa ternyata terdapat air pada piring. Siswa diminta
memperkirakan faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut terjadi,
memperhatikan variabel pemanasan dan perkiraan suhu di udara lebih dingin
dibandingkan dengan di dalam kaleng, dan diarahkan untuk mengambil
PDGK4202/MODUL 5 5.33
kesimpulan bahwa air dapat berubah menjadi uap akibat pemanasan dan uap
air dapat berubah menjadi air karena didinginkan; (6) siswa diminta untuk
menerapkan konsep, dengan memberikan contoh terjadinya hujan.
Penggunaan alat peraga berikutnya adalah tentang air dapat melarutkan
berbagai macam zat. Prosedur pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
(1) isi 3 gelas dengan air dingin dan 3 gelas dengan air panas sampai
setengah bagian pasangkan antara gelas yang berisi air panas dan air dingin
tersebut. Masukkan satu sendok gula ke dalam pasangan gelas I, satu sendok
garam ke dalam pasangan gelas II dan satu sendok minyak ke dalam
pasangan gelas III; (2) tugaskan siswa untuk mengamati hal yang terjadi; (3)
aduk air dan gula, air dan garam, serta air dan minyak pada gelas masing-
masing selama kurang lebih 1 menit. (3) siswa diminta mengamati hal yang
terjadi dan membandingkan dengan keadaan sebelum diaduk; (4) ajukan
pertanyaan kepada siswa tentang keadaan gula dan garam sesudah dan
sebelum diaduk. Kesimpulan yang diharapkan adalah bahwa gula dan garam
dapat larut dalam air. Siswa ditugaskan juga untuk membandingkan
kecepatan larutnya garam dan gula pada gelas yang berisi air panas dan air
dingin. Kesimpulan yang diharapkan adalah panas dapat mempercepat
larutnya suatu zat; (5) siswa diminta untuk menjelaskan yang terjadi pada air
dan minyak. Kesimpulan yang diharapkan adalah bahwa minyak tidak dapat
larut dalam air
Berikut ini disampaikan contoh menganalisis materi pokok: Ciri-ciri dan
kebutuhan makhluk hidup guna mendesain alat peraga atau alat bantu
pembelajaran. Agar dapat mendesain alat peraga yang tepat untuk materi
pokok: ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup, maka perlu mengkaji tentang
hal-hal berikut yang diharapkan tercapai melalui pembelajaran, yaitu standar
kompetensi adalah siswa mampu memahami ciri-ciri dan kebutuhan
makhluk hidup ..., dst; kompetensi dasar adalah mendeskripsikan ciri-ciri
dan kebutuhan makhluk hidup; hasil belajar adalah membandingkan ciri-ciri
makhluk hidup dan makhluk tak hidup, menggolongkan makhluk hidup
berdasarkan ciri-cirinya, mengidentifikasi kebutuhan makhluk hidup; serta
indikator, yang antara lain, adalah mengidentifikasi ciri-ciri makhluk
hidup dan menggolongkan hewan dan tumbuhan berdasarkan
persamaan ciri-cirinya. Sub materi pokok yang disampaikan mencakup
makhluk hidup (1) bernapas dan alat pernafasan berbeda-beda, (2)
memerlukan makanan untuk bergerak, tumbuh, perkembangbiakan, dan
memperbaiki bagian yang rusak; (3) bergerak dengan berbagai cara; (4)
5.34 Pembelajaran IPA di SD
tumbuh; (5) berkembang biak; (6) menerima dan menanggapi rangsang; (7)
menyesuaikan diri terhadap lingkungan sebagai usaha untuk
mempertahankan hidup; (8) dapat digolongkan berdasarkan persamaan ciri.
Berdasarkan sub materi pokok atau subpokok bahasan tersebut,
ditentukan metode dan pendekatan yang sesuai, yang mungkin lebih dari
satu macam (multimetode). Melalui subpokok bahasan tersebut dapat pula
dikembangkan keterampilan ilmiah, yaitu: (1) melakukan pengamatan suatu
objek secara kualitatif dengan menggunakan seluruh indera terhadap cara
makhluk hidup bernapas; ciri-ciri, bentuk, nama alat pernapasan alat
pernapasan; cara makhluk hidup bergerak; cara berkembang biak; cara
bereaksi terhadap rangsang; cara beradaptasi; (2) mengelompokkan benda
berdasar kesamaan ciri tertentu; (3) memperkirakan yang terjadi berdasarkan
fenomena sederhana. yang teramati; (4) Melakukan pengukuran sederhana
dengan menggunakan alat yang sesuai tentang pertumbuhan makhluk hidup
dalam kurun waktu tertentu; (5) membandingkan berdasarkan persamaan dan
perbedaan ciri. tentang pertumbuhan yang tidak sama cepat; tinggi rata-rata
anak pada usia yang berbeda; perbedaan tinggi anak-anak pada usia yang
sama; perbedaan antarmakhluk hidup yang satu dengan yang lain
berdasarkan ciri-ciri tertentu; (6) melaporkan hasil pengamatan dan
pengukuran; (7) menarik kesimpulan.
Berdasarkan analisis keterampilan ilmiah tersebut di atas, dapat
dipertimbangkan penggunaan metode, yang antara lain, sebagai berikut: (1)
metode percobaan dapat digunakan untuk menjelaskan tentang gerak
(makhluk hidup bergerak dengan berbagai cara); tumbuh (mengadakan
percobaan dengan menanam kacang pada media serbuk gergaji atau pasir
bersih); makhluk hidup bereaksi terhadap rangsang (mengadakan percobaan
dengan menyentuh daun tumbuhan putri malu atau menyentuh bagian tubuh
bekicot); penggolongan makhluk hidup (menggolongkan makhluk hidup
berdasarkan persamaan ciri); (2) metode demonstrasi dapat digunakan untuk
menjelaskan makhluk hidup bernafas dan makhluk hidup memerlukan
makanan; (3) metode ceramah dan tanya jawab dapat digunakan untuk
menjelaskan makhluk hidup bernapas dan perkembangbiakan hewan dan
tumbuhan.
Contoh desain alat peraga IPA untuk mendukung metode percobaan
yang menjelaskan tentang ciri-ciri makhluk hidup dan penggolongan
makhluk hidup adalah (1) gambar bermacam-macam alat pernapasan; (2)
gambar rantai makanan dan jaring-jaring makanan; (3) desain peralatan untuk
PDGK4202/MODUL 5 5.35
Gambar 5.6.
Desain Alat Percobaan Tumbuh serta Menerima dan Menanggapi Rangsang
(a)
(b)
Gambar 5.7.
Alat Peraga untuk Percobaan Menerima dan Menanggapi
Contoh alat peraga lain adalah bekicot (siput) dan sedikit garam yang
dapat membantu dalam menjelaskan makhluk hidup menerima dan
menanggapi rangsang. Pertanyaan yang perlu dikembangkan adalah (a) apa
yang terjadi bila bekicot disentuh pada bagian antena? (b) apa yang akan
terjadi bila garam ditaruh di depan bekicot yang sedang berjalan?
Contoh alat peraga yang tecantum pada Gambar 5.8. sampai dengan
Gambar 5.11. digunakan untuk menjelaskan hal berikut.
1. Cahaya merambat lurus (Gambar 5.8.) dengan pertanyaan: (a) bila dibuat
lubang yang tepat sama tinggi dengan lampu, bagaimana tangkapan
sinarnya pada layar? (b) bila dibuat lubang lain di samping, di atas, atau
di bawah lubang pertama, bagaimana arah tangkapan sinarnya pada
layar?
PDGK4202/MODUL 5 5.37
Gambar 5.8.
Percobaan Cahaya Merambat Lurus
Gambar 5.9.
Percobaan Cahaya Menembus Benda Bening
3. Cahaya putih terdiri dari berbagai macam warna (Gambar 5.10). dengan
pertanyaan: ada berapa macam warna yang tampak dari hasil pembiasan
tersebut?
Gambar 5.10.
Alat Peraga Percobaan Cahaya Putih Terdiri dari Berbagai Macam Warna
5.38 Pembelajaran IPA di SD
Gambar 5.11.
Alat Peraga Percobaan Cahaya dan Penglihatan
Gambar 5.12.
Percobaan Tentang Gaya Tarik atau Gaya Dorong
PDGK4202/MODUL 5 5.39
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 5.13.
Percobaan Tentang Gaya Gesekan (friksi)
Gambar 5.14a.
Alat Peraga Percobaan Gaya Magnet
Gambar 5.14b.
Alat Peraga Percobaan Gaya Magnet
Gambar 5.15.
Percobaan Pesawat Sederhana dengan Bidang Miring
Contoh alat peraga lain adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan
perubahan wujub benda dan perpindahan panas, seperti yang tercantum pada
penjelasan dan gambar-gambar berikut.
1) Percobaan tentang perubahan wujud benda akibat pemanasan atau
pendinginan. Percobaan dapat dilakukan di rumah yaitu dengan
membuat es (perubahan wujud dari air menjadi es), atau perubahan dari
es menjadi air (memerlukan kalor). Di samping itu juga membahas
perubahan benda padat menjadi gas, dengan mengamati ukuran kamfer
(kapur barus) yang semakin lama semakin kecil.
2) Percobaan panas dapat menyebabkan udara memuai. Susun rangkaian
alat seperti Gambar 5.16. Catatan: Sebelum percobaan balon sebaiknya
ditarik-tarik dahulu atau ditiup lalu dikempeskan lagi agar lebih lentur
dan cepat memuai bila botol dipanaskan. Gunakan air yang benar-benar
panas (bukan suam-suam kuku) agar percobaan berhasil dengan baik.
Kembangkan pertanyaan seperti: Apa yang terjadi bila botol tersebut
direndam dalam air panas?
Gambar 5.16.
Alat Peraga Percobaan Panas Menyebabkan Udara Memuai
5.42 Pembelajaran IPA di SD
Gambar 5.17.
Alat Peraga Percobaan Perpindahan Panas secara Konveksi
b. Perpindahan panas secara konduksi: Ada dua percobaan yang dapat kita
lakukan, yaitu: pertama, masukkan batang kaca, plastik, logam, kayu ke
dalam wadah berisi air panas. Setelah beberapa waktu, peganglah
bagian ujung dari batang-batang tersebut. Manakah yang lebih cepat
panas? Percobaan kedua adalah dengan membuat spiral dari kawat, lalu
dekatkan spiral tersebut pada sebatang lilin yang menyala. Apa yang
terjadi? Mengapa demikian?
Gambar 5.18.
Alat Peraga Percobaan Perpindahan Panas secara Konduksi
PDGK4202/MODUL 5 5.43
Berikut akan kita bahas tentang alat peraga untuk percobaan tentang
peranan tumbuhan hijau bagi makhluk hidup lain (lihat Gambar 5.19). Untuk
percobaan bahwa tumbuhan memerlukan air, hal yang dilakukan adalah (1)
sediakan dua buah botol yang sama besarnya, dan tanaman yang telah
dibersihkan akarnya; (2) masukkan tanaman ke dalam botol berisi air (lihat
gambar), lalu tutup bagian mulut botol dengan wax (malam/plastisin) atau
tanah liat; (3) tandai tinggi air sebelum percobaan dimulai, hal yang serupa
dilakukan untuk botol yang kedua yang akan dipergunakan sebagai
pembanding; (4) tutup botol berisi tanaman dengan plastik. Pertanyaan yang
perlu dikembangkan adalah (a) bagaimana keadaan air dalam botol berisi
tanaman, apabila diletakkan di tempat panas dan bandingkan jika diletakkan
di tempat teduh; (b) bagaimana keadaan air bila botol berisi tanaman
diletakkan di tempat gelap dan bandingkan jika iletakkan di tempat terang;
(c) bagaimana keadaan air dalam botol berisi tanaman bila diletakkan di
tempat yang anginnya kencang dan bandingkan jika diletakkan di tempat
yang tenang; (d) dalam kehidupan sehari-hari, apa yang terjadi bila kita lupa
menyiram tanaman. Percobaan ini bertujuan untuk menunjukkan banyaknya
air yang diperlukan oleh tanaman per hari; (e) ada kaitan antara kebutuhan air
tersebut dengan jumlah daun dan luas permukaan daun?
5.44 Pembelajaran IPA di SD
Gambar 5.19.
Alat Peraga Percobaan Tumbuhan Memerlukan Air
Gambar 5.20.
Alat Peraga Percobaan Gaya Magnet dapat Menembus Benda Tertentu
3) Percobaan gaya tarik magnet. Hal yang dilakukan adalah (1) letakkan
dua buah magnet batang di bawah kaca, (2) taburkan pasir besi di atas
kaca, (3) ketuk kaca perlahan-lahan. Lihat Gambar 5.21. Pertanyaan
yang perlu dikembangkan adalah (a) amati yang terjadi, (b) bagaimana
penyebaran pasir besi bila kutub magnet batang sejajar (U-S; U-S), (c)
kesimpulan apa yang dapat ditarik dari percobaan tersebut.
Gambar 5.21.
Alat Peraga Percobaan Gaya Tarik Magnet
Gambar 5.22.
Alat Peraga Percobaan Gaya Tarik Magnet
Gambar 5.23.
Alat Peraga Percobaan Magnet Buatan
Gambar 5.24.
Alat Peraga
Gambar 5.25.
Percobaan Membuat Rangkaian Listrik Sederhana
Gambar 5.26.
Percobaan Konduktor dan Insulator
5.48 Pembelajaran IPA di SD
Gambar 5.27.
Percobaan Rangkaian Seri dan Paralel
Gambar 5.28.
Percobaan Elektromagnet
Desain alat peraga IPA sederhana telah dibahas. Perlu diingat bahwa
walaupun alat yang dibuat tersebut sederhana namun untuk kelancaran
pembelajaran tetap perlu diuji-coba terlebih dahulu sehingga kekurangannya
PDGK4202/MODUL 5 5.49
LA TIH AN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
(a) (b)
2) Percobaan pesawat sederhana dengan tuas/pengungkit: Percobaan ini
dapat pula dikaitkan dengan pengamatan penggunaan alat pengungkit
dalam kehidupan sehari-hari. Tugas berikut dapat diberikan kepada
siswa agar dapat memahami fungsi tuas dalam kehidupan sehari-hari.
Kaitkan elastik pada suatu balok yang cukup berat, lalu angkat ke atas,
ukur panjang peregangan elastik tersebut. Gunakan penggaris yang
disangga dengan kayu berbentuk prisma di bagian tengahnya, penggaris
digunakan sebagai pengungkit, elastik diikatkan pada ujung penggaris.
Tarik elastik sehingga balok terungkit. Ukur panjang peregangan karet
elastik. Bandingkan dengan percobaan sebelumnya. Mana yang
memerlukan lebih banyak tenaga? Perhatikan gambar berikut.
PDGK4202/MODUL 5 5.51
kerja ilmiah
inkuiri ilmiah
indikator inkuiri ilmiah
materi pokok/aspek sains
standar kompetensi
kompetensi dasar
hasil belajar
indikator
RA NGK UMA N
TES FO R MA TIF 2
A. B.
C. D.
PDGK4202/MODUL 5 5.53
A.
B.
C.
D.
3) Dari alat dan bahan yang terdiri dari air, gayung air, bambu, sabun,
kertas, dan plastisin, dapat dirancang alat peraga untuk menjelaskan ....
A. air menekan ke segala arah dan semakin ke dalam tekanan semakin
besar
B. air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah
5.54 Pembelajaran IPA di SD
A.
B.
C.
D.
PDGK4202/MODUL 5 5.55
5) Berikut yang merupakan alat peraga percobaan tentang gaya tarik atau
gaya dorong adalah ....
A.
B.
C.
D.
10) Dengan menggunakan alat peraga berikut, aspek kerja ilmiah yang dapat
dicapai antara lain adalah ....
Daftar Pustaka
Heinich, R., Molenda, M., & Russell, J.D. (1989). Instructional Media and
Technologies for Learning. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Heinich, R., Molenda, M., & Russell, J.D. (1996). Instructional Media and
Technologies for Learning. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Saefudin & Sudargo, F.T. (2002). Modul 6: Membuat Alat Peraga IPA SD.
Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
PE NDAHUL UA N
Kegiatan Belajar 1
Apakah manfaat air bagi kehidupan kita? Pernahkah Anda melihat kincir air?
Apakah manfaat kincir air? Berilah contoh pemanfaatan air! Contoh-contoh
lain dapat diungkap dengan memancing kreativitas siswa untuk menceritakan
pengalaman siswa sehari-hari di rumah atau dari bahan bacaan atau dari TV
dan sebagainya.
Keempat: Selanjutnya Anda dapat mengkaitkan topik air dengan
pertumbuhan organisme dalam Biologi. Kita menyadari bahwa banyak sekali
kegunaan air di alam ini. Manusia, hewan, tumbuhan memerlukan air baik
untuk keperluan metabolisme tubuh, maupun untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidupnya Ada beberapa pertanyaan yang dapat Anda ajukan:
Dapatkah kita hidup tanpa air? Apa yang terjadi bila tanaman kekurangan
air? Selain untuk pertumbuhan sebutkan kegunaan air bagi kehidupan?
Dengan pelajaran kimia, secara sederhana dapat disebutkan bahan-bahan
kimia apa saja sebagai penyusun air. Air tersusun atas 2 atom hidrogen (H)
dan satu atom oksigen (O), dengan rumus kimia H2O. Air dapat melarutkan
bermacam-macam zat seperti gula, garam, tanah, dan sebagainya, sehingga
air disebut sebagai pelarut universal. Aktivitas yang dapat dilakukan siswa
adalah melarutkan tiap-tiap zat dalam air. Apakah ada perbedaan antara zat
yang satu dengan zat yang lainnya dalam kaitannya dengan kemungkinan zat
tersebut larut dalam air.
kota-kota besar, air bersih sangat sulit di dapat, apalagi pada saat musim
kemarau. Di beberapa daerah tertentu seperti di daerah Tanjung Priok -
Jakarta, orang harus mengeluarkan sejumlah uang untuk keperluan minum,
mandi, cuci, dan sebagainya. Dalam hal ini air dikatakan memiliki nilai
ekonomi yang tinggi, sedangkan di beberapa tempat air bersih dan segar
begitu mudahnya diperoleh tanpa harus mengeluarkan sejumlah uang.
Kemudian dapat pula Anda mengkaitkan dengan konsep dalam bidang
matematika. Misalnya menghitung berapa banyaknya biaya yang harus
dikeluarkan untuk keperluan air dari perusahaan air minum (PAM) dalam
waktu sebulan bila pemakaian air dalam satu hari diketahui, abodemen dan
harga per kubik air diketahui. Dalam hal ini pun integrasi dengan matematika
dapat pula dilaksanakan. Dari segi ekonomi, misalnya membandingkan sisi
efisiensi dan biaya yang harus ditanggung pelanggan yang menggunakan air
secara sembarangan dengan yang menggunakan air secukupnya saja.
Integrasi dengan ilmu sosial, apakah dampak dari terpasangnya PAM
terhadap perubahan kehidupan sosial dan budaya. Adakah dampak yang
timbul sebagai efek sampingan dari masuknya PAM di perkotaan maupun di
pedesaan. Hal yang perlu ditanamkan pada anak SD bahwa air perlu
dilestarikan, beberapa tahun terakhir ini banyak diberitakan bahwa terjadi
kenaikan suhu global atau kenaikan suhu bumi. Bahwa penghijauan
merupakan suatu hal yang harus dilaksanakan untuk mempertahankan agar
air bersih yang ada di muka bumi tidak cepat habis. Di samping itu juga perlu
diperhatikan bahwa bahan-bahan pencemar seperti oli, minyak tidak dapat
larut dalam air, sehingga bila dibiarkan akan dapat merusak struktur air.
LA TIH AN
RA NGK UMA N
Kegiatan Belajar 2
Di SD, bidang studi biologi, kimia, dan fisika disatukan dalam satu
bidang studi yakni IPA. Bagaimana kita dapat melakukan pembelajaran
secara intra disiplin ilmu? Barangkali di sini hanya penggunaan istilah saja
yang berbeda, karena materi yang tertuang di dalamnya tetap meliputi ketiga
bidang studi di atas. Mungkin istilah yang paling tepat kita pakai dalam
pembelajaran intra disiplin ilmu di SD adalah lintas materi.
PDGK4202/MODUL 6 6.15
Sebagai contoh untuk ini kita dapat mengkorelasikan materi Benda gas
selalu mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya dengan materi Udara
bersih dan udara tercemar mempengaruhi kesehatan.
Untuk pembelajaran secara interdisiplin ilmu, kita tidak memiliki
masalah dan batasannya sudah cukup jelas. Pertanyaan kita sekarang
bagaimana menyiapkan pembelajaran secara inter dan intradisiplin ilmu
tersebut? Ada beberapa langkah alternatif yang dapat kita gunakan untuk ini.
1) Tentukan salah satu bahasan dari GBPP yang dapat dikaitkan dengan
bahasan dari mata pelajaran lain.
2) Cari pokok bahasan/subpokok bahasan dalam cawu yang sama dari
setiap mata pelajaran yang berkaitan dengan topik yang akan diajarkan.
Bagi materi yang tidak dapat dilintaskan jangan dipaksakan, harus
diberikan pada jam mata pelajaran yang bersangkutan.
3) Buatlah pemetaan kegiatan pembelajaran untuk mempermudah
menentukan kegiatan belajar-mengajar.
6.16 Pembelajaran IPA di SD
1. Tujuan
Untuk memperoleh pengertian dan pengetahuan dasar tentang:
- Tanda-tanda udara bersih dan udara tercemar
- Perbedaan udara bersih dan udara tercemar
- Usaha-usaha mencegah pencemaran udara
- Pengaruh udara bersih dan udara tercemar terhadap kesehatan
PDGK4202/MODUL 6 6.17
Dua lembar kain perca letaknya agak berjauhan salah satu ditetesi
minyak wangi yang lainnya ditetesi minyak lampu.
6.18 Pembelajaran IPA di SD
Tanda-tanda Tanda-tanda
udara bersih udara tercemar
- tidak berbau - berbau busuk
- .... - .....
- .... - ....
PDGK4202/MODUL 6 6.19
5. Bermain peragaan
Alat permainan
- Kartu bertuliskan penyebab udara bersih dan udara tercemar.
- Nomor untuk undian.
- Karton tebal atau triplek.
6.20 Pembelajaran IPA di SD
Cara bermain
1. Pemain mengambil nomor pada kantong nomor dengan mata
terpejam.
2. Pemain memperagakan apa yang tertulis pada kartu sesuai nomor
yang dipegangnya.
3. Pemain yang tidak mampu memperagakan diberi hukuman,
misalnya menyanyi. Pada kesempatan ini guru juga mengajarkan
dan mempraktekkan notasi tinggi nada.
7. Membuat kliping
Setiap anak dianjurkan untuk mencari berita tentang lingkungan dari
majalah atau surat kabar yang tidak terpakai lagi kemudian tempelkan
pada karton dan dijadikan buku zig-zag.
8. Bermain tebakan
a. Alat permainan
- Kelompok anak laki-laki menuliskan perbuatan-perbuatan yang
mencemarkan udara pada potongan-potongan kertas.
- Kelompok anak perempuan menuliskan usaha-usaha mencegah
pencemaran udara.
- Karton yang ditempelkan di papan tulis.
b. Cara bermain
1) Anak laki-laki menempelkan salah satu potongan kertasnya.
Anak perempuan menempelkan pasangannya di sebelah
kanannya.
2) Anak perempuan menempelkan kertasnya dan anak laki-laki
menempelkan pasangannya di sebelah kiri.
3) Demikian seterusnya hingga selesai.
6.22 Pembelajaran IPA di SD
Tindak lanjut
Program tindak lanjut perlu disiapkan:
- Agar tidak ada waktu untuk kegiatan belajar mengajar yang terbuang.
- Membantu anak lamban dan memperkaya pengetahuan anak yang pintar.
- Menguatkan konsep.
Contoh:
- Membuat karangan dengan judul "Mencegah pencemaran udara di
tempat tinggalku"
- Mengadakan lomba mengarang dengan judul: "Menciptakan lingkungan
sekolah yang sehat"
- Melakukan permainan seperti contoh di atas.
6.24 Pembelajaran IPA di SD
Aturan bermainnya:
1. Dilakukan secara berpasangan atau berkelompok.
2. Kartu dikocok dulu, kemudian dibagi rata.
3. Pengocok menjatuhkan sebuah kartunya lebih dahulu.
PDGK4202/MODUL 6 6.25
Catatan:
Sebelum bermain anak-anak dapat merundingkan aturan permainannya.
dengan sumber energi lainnya, seperti energi matahari, air terjun, dan
sebagainya.
LA TIH AN
ini dapat diatasi dengan perencanaan yang lebih matang dan guru lebih
tertantang selama pembelajaran.
7) Beberapa kelebihan dari pembelajaran terpadu, antara lain:
a) pengalaman-pengalaman dan kegiatan yang dilakukan siswa relevan
dengan tingkat perkembangan anak;
b) kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak;
c) seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga belajar
akan dapat bertahan lebih lama;
d) dapat menumbuhkembangkan keterampilan berpikir anak; dan
e) dapat menumbuhkembangkan keterampilan-keterampilan sosial
anak seperti kerja sama, toleransi dan respek terhadap gagasan orang
lain, dan sebagainya.
8) Beberapa kelemahan dan pembelajaran terpadu, antara lain:
a) agak sulit dalam melaksanakan evaluasi materi yang disampaikan;
b) kurang efektif dalam mengembangkan kemampuan dan
keterampilan yang dituntut dalam kurikulum;
c) bila konsep pembelajaran terpadu tidak dikuasai benar oleh guru,
ada kecenderungan menyajikan materi pengetahuan yang dangkal.
RA NGK UMA N
TES FO R MA TIF 2
4) Dalam pembelajaran inter dan intra disiplin ilmu, maka harus dipenuhi
syarat-syarat berikut, kecuali ....
A. satu topik sebagai topik utama dalam pembelajaran
B. pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang
mencerminkan dunia nyata
6.32 Pembelajaran IPA di SD
Tes Formatif 1
1) B. Pembelajaran berpusat pada siswa merupakan pembelajaran yang
banyak diterapkan di sekolah-sekolah dewasa ini.
2) A. Pembelajaran yang mengkaitkan konsep-konsep dalam berbagai
disiplin ilmu disebut pembelajaran interdisiplin ilmu.
3) B. Pembelajaran intradisiplin ilmu adalah pembelajaran terpadu yang
dilaksanakan dengan mengkaitkan konsep-konsep satu disiplin ilmu
seperti IPA (Biologi, Fisika, Kimia).
4) C. Seharusnya pembelajaran terpadu adalah cara untuk mengajarkan
pengetahuan dan keterampilan secara simultan.
5) D. Dalam pembelajaran terpadu, pemisahan antara bidang studi atau
antar- disiplin ilmu tidak begitu jelas.
6) A. Pembelajaran terpadu dimaksudkan untuk melibatkan siswa secara
aktif dalam pembelajaran dan dapat menyajikan konsep-konsep dari
beberapa bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
7) A. Beberapa kelemahan dalam pembelajaran terpadu antara lain agak
sulit dalam melaksanakan evaluasi, dan ada kecenderungan materi
yang disajikan guru sangat dangkal.
8) D. Semua jawaban adalah benar. Pembelajaran berpusat pada siswa
dikatakan lebih baik daripada pembelajaran berpusat pada guru
antara lain karena dapat lebih memotivasi siswa dalam
pembelajaran; guru hanya bersifat sebagai fasilitator; siswa lebih
tertantang dalam menemukan dan membangun konsep.
9) D. Semua jawaban adalah benar, karena pertanyaan yang diajukan
tersebut sangat relevan dengan topik yang dibahas.
10) D. Semua jawaban benar.
Tes Formatif 2
1) B. Pembelajaran berpusat pada siswa banyak diterapkan di sekolah-
sekolah dewasa ini.
2) A. Jawaban sudah cukup jelas.
PDGK4202/MODUL 6 6.35
Glosarium
Fokus : Pusat
Habitat : Tempat hidup suatu organisme
Sintetis : Buatan manusia, misalnya pewarna sintetis yaitu pewarna
yang sengaja dibuat oleh manusia untuk keperluannya.
Taksidermi : Yaitu cara pengawetan hewan dari kulitnya, yang kemudian
dibentuk kembali seperti hewan aslinya. Misalnya jika Anda
sering ke museum zoologi, tentu banyak jenis hewan yang
diawetkan seperti aslinya, padahal jika kita buka bagian dari
hewan yang diawetkan tersebut sudah diganti dengan bahan-
bahan lain, seperti kapas atau lainnya.
PDGK4202/MODUL 6 6.37
Daftar Pustaka
Beck, M.E. (1985). Nutrition and Dietetics for Nurses. New York: Churchill
Livingstone.
Dipdikbud, Dirjen Dikti. (1995). Kurikulum D-II PGSD tahun 1995 Program
Pendidikan Prajabatan Guru Kelas. Jakarta: Proyek Pembinaan Mutu
Tenaga Kependidikan.
Gega, P.C. (1994). How to Teach Elementry School. New York: Macmillan
Publ.Co.
Thayeb dkk., Pelajaran IPA untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Jakarta:
Erlangga.
PE NDAHUL UA N
M ateri yang akan disampaikan dalam modul ini dibagi atas tiga bagian.
Setiap bagian merupakan judul kegiatan belajar yaitu: Evaluasi
Pendidikan di SD; Evaluasi Proses Belajar IPA di SD; dan Evaluasi Hasil
Belajar IPA di SD. Bahan belajar pada setiap kegiatan belajar sangat
tergantung pada konsep-konsep yang telah diuraikan pada Buku Materi
Pokok yang berjudul Evaluasi Pengajaran. Modul ini berupaya untuk
menerapkan atau mengaplikasikan konsep yang tercantum dalam mata kuliah
Evaluasi Pengajaran tersebut. Oleh karena itu pelajari baik-baik mata kuliah
tersebut. Kemudian apa yang diuraikan dalam modul ini cobalah bandingkan
dengan pengalaman mengevaluasi pelajaran IPA yang telah Anda
laksanakan. Dengan membanding-bandingkan apa yang telah terjadi dengan
apa yang seharusnya dilaksanakan, biasanya membawa kesan yang lebih
mantap.
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat:
1. menjelaskan pengertian evaluasi;
2. menjelaskan tujuan, fungsi dan prinsip, evaluasi pendidikan di SD;
3. menjelaskan jenis-jenis alat evaluasi proses belajar IPA di SD;
4. mendemonstrasikan langkah-langkah penyusunan alat evaluasi proses
belajar di SD;
5. menjelaskan syarat dan jenis alat evaluasi hasil belajar IPA di SD; dan
6. mendemonstrasikan langkah penyusunan alat evaluasi hasil belajar IPA
di SD.
Setelah mempelajari dan melatih diri sesuai dengan uraian dalam modul
ini diharapkan Anda sebagai guru IPA mampu memilih proses pembelajaran
yang paling tepat sesuai dengan kemampuan dan latar belakang peserta didik.
Bila harapan ini terjadi, tidak dapat disangkal bahwa pada akhir tahun dan
7.2 Pembelajaran IPA di SD
pada akhir pembelajaran di SD, peserta didik akan menyenangi pelajaran IPA
dan tidak mustahil daya serap mereka akan mencapai maksimal. Dengan kata
lain, kunci keberhasilan peserta didik banyak ditentukan oleh upaya Anda
sendiri, sebagai guru.
PDGK4202/MODUL 7 7.3
Kegiatan Belajar 1
Peta pada Tabel 7.1, secara sederhana dapat dibaca bahwa dalam satu
jam pertemuan:
1. telah diajarkan 6 tujuan esensial;
2. empat dari 6 tujuan tersebut sudah dikuasai oleh hampir semua peserta
didik, jadi proses sudah baik, tujuan tercapai;
3. ada 2 tujuan yaitu tujuan No. 2 dan 3 hampir seluruh peserta didik belum
menguasainya. Untuk mengatasi masalah ini lebih dahulu harus dicari
penyebabnya. Apakah metode kurang tepat, tujuan terlalu tinggi, atau
masalah lain seperti lingkungan. Setelah diketahui penyebabnya,
pembelajaran diulangi dengan memperhatikan penyebab tersebut.
Lazim juga dilaksanakan memberi pertanyaan lisan setiap satu atau dua
tujuan dibicarakan, pertanyaan ditujukan kepada satu atau dua orang peserta
didik. Dari jawaban tersebut diperoleh masukan bahwa tujuan sudah tercapai
atau belum tercapai. Teknik semacam ini bagi pendidik yang sudah mengenal
anak didiknya membawa dampak positif terhadap pembelajaran.
Setelah proses pembelajaran berlangsung beberapa minggu, telah banyak
pokok bahasan telah dibicarakan, penilaian formatif atau penilaian proses
selalu dilaksanakan, tiba saatnya untuk mengetahui sejauhmana kemajuan
telah dicapai oleh peserta didik. Kemajuan ini akan digunakan sebagai
laporan baik kepada Kepala Sekolah maupun kepada orang tua peserta didik.
7.8 Pembelajaran IPA di SD
Pengaruh hasil evaluasi proses dan evaluasi hasil belajar terhadap nilai
akhir akan dibicarakan pada Kegiatan Belajar 2, modul ini.
Apakah ada di antara mata pelajaran yang paling banyak memberi
sumbangan pada masing-masing ranah yang disebutkan di atas?
Untuk mencari jawaban pada pertanyaan ini perhatikanlah mata
pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dan bandingkan dengan mata
pelajaran Matematika. Bukankah pelajaran Pendidikan Jasmani banyak
melatih keterampilan fisik? Pendidikan Jasmani melatih pancaindera supaya
bergerak secara teratur, cepat dan tepat; latihan tentang ingatan, pemahaman,
penerapan hukum atau konsep agak kurang. Namun Pendidikan Jasmani turut
mengembangkan kerja sama, disiplin, bertanggung jawab dan sebagainya
yang termasuk ranah afektif. Sebaliknya pelajaran Matematika, kebanyakan
kegiatannya melatih ranah kognitif, kurang pada pengembangan psikomotor,
namun memegang peranan juga dalam pengembangan afektif seperti
keteraturan, ketepatan, disiplin, tanggung jawab dan sebagainya.
Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang dapat mengembangkan
ketiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Melalui kegiatan laboratorium
atau kunjungan lapangan dapat dikembangkan kemampuan psikomotor, dan
afektif.
PDGK4202/MODUL 7 7.9
Guru kelas di SD atau guru yang diserahi tugas mengajar beberapa mata
pelajaran tidak mustahil ketiga ranah yang disebutkan dikembangkan hampir
sama bobotnya. Pengembangan ini ada yang tidak terprogram dalam jadwal
sehari-hari tetapi secara tidak langsung dapat dirasakan, diamati, dan
dilakukan oleh peserta didik. Banyak di antara unsur-unsur afektif yang
berkembang dengan sendirinya. Contohnya: Guru yang selalu bersih, rapi,
tepat waktu dalam kegiatan sehari-hari di sekolah mempengaruhi peserta
didiknya dan akhirnya mereka juga menyenangi yang bersih, yang rapih,
yang tepat waktu, dan menjadi tidak senang atau benci pada yang kotor, yang
berantakan, yang datang terlambat atau yang tidak mengerjakan tugasnya.
LA TIH A N
kesehatan jasmani dan rohani atau sehat jasmani dan rohani, berbudi
pekerti luhur, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan atau berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, kreatif, berdisiplin, beretos
kerja, profesional, bertanggung jawab dan produktif.
2) Dani yang belum menguasai tujuan No. 4. Hal ini terlihat dari
jawabannya yang salah untuk butir soal nomor 4. Ia tidak boleh
dibiarkan untuk tetap tidak menguasai tujuan tersebut. Gurunya harus
memberi tugas-tugas yang berkenaan dengan tujuan tersebut. Setelah
tugas tersebut dilaksanakan, guru harus memeriksa jawaban Dani.
Bilamana jawaban sudah betul dan guru yakin bahwa Dani sudah
menguasai tujuan tersebut, guru sudah menyelesaikan tugasnya untuk
membelajarkan Dani. Alternatif lain guru dapat menugaskan peserta
didik yang lain membantu Dani untuk menguasai apa yang belum
diketahuinya. Kemudian guru mencek apakah Dani sudah berhasil atas
bantuan temannya. Untuk ini guru memberi pertanyaan lisan atau tertulis
satu atau beberapa buah.
3) Pertanyaan lisan yang disampaikan untuk mengetahui penguasaan
konsep dapat dijadikan sebagai ganti pertanyaan tertulis yang harus
dijawab oleh semua peserta dengan catatan:
Guru mengetahui betul peserta didik yang dapat dijadikan sampel
mewakili seluruh teman-temannya di kelas. Artinya guru sudah memiliki
peta kemampuan kelas untuk setiap mata pelajaran. Maksudnya untuk
pelajaran matematika kalau peserta didik A sudah dapat menjawab
pertanyaan maka peserta didik yang lainnya pun sudah memahaminya.
Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia peserta didik yang
dijadikan patokan adalah siswa bernama M. Untuk meyakinkan
penguasaan kelas terhadap pelajaran matematika, biasanya begitu A
memberi jawaban, guru menanyakan kepada kelas, setujukah Anda
dengan jawaban A? Siapa yang setuju angkat tangan. Dengan
menghitung yang angkat tangan guru bertambah keyakinannya. Begitu
juga dengan pelajaran Bahasa Indonesia, jawaban M ditawarkan kepada
kelas, jika setuju angkat tangan.
PDGK4202/MODUL 7 7.11
Walaupun proses seperti ini telah dilakukan namun dari segi ketelitian
untuk menentukan penguasaan kelas terhadap materi yang baru diajarkan
akan lebih sempurna kalau pertanyaan lisan tersebut dibuat tertulis dan
jawabannya dijawab tertulis pula oleh semua peserta didik. Kelemahan
pertanyaan dan jawaban tertulis adalah menyita waktu lebih banyak
daripada pertanyaan lisan. Karena adanya kebaikan dan kekurangan ini,
guru sebaiknya secara bergantian menggunakan keduanya, dan selalu
memperhatikan ketepatan dari kedua jenis pelaksanaan tes tersebut.
4) Melalui konsep udara mengandung 20% oksigen (berdasarkan isi),
pendidik dapat mengembangkan ketiga ranah tujuan pendidikan: yaitu
melalui percobaan yang dilakukan berkelompok, minimal 2 orang satu
kelompok. Setelah mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
kelompok melakukan percobaan, pengamatan, dan membuat kesimpulan.
Mulai dari tahap persiapan sampai kepada kesimpulan, peserta didik
diajak untuk: bekerja sama, bekerja teliti, teratur, bersih, saling tenggang
rasa, berusaha menyelesaikan tugas pada waktunya ini semuanya
menyangkut pengembangan ranah afektif.
Pada waktu memilih alat yang paling cocok untuk percobaan ini, dan
bagaimana merakit percobaan tersebut, serta bagaimana caranya
melakukan percobaan agar tepat waktu sehingga tidak ada bahan yang
terbuang, dengan tepat membaca hasil akhir dan seterusnya, adalah
kegiatan yang membuat peserta menjadi terampil (ranah psikomotor).
Percobaan ini mengembangkan kognitif karena peserta didik dapat
melihat bahwa, pembakaran memerlukan oksigen, kadar oksigen dalam
tabung tertutup makin berkurang karena digunakan dalam pembakaran.
Volume udara berkurang berarti tekanannya pun berkurang, akibatnya
permukaan air naik dalam tabung. Setelah pembakaran berhenti, tinggi
permukaan air dalam tabung tetap. Berkurangnya volume udara
menunjukkan oksigen telah habis digunakan. Dengan kata lain volume
oksigen dalam udara dapat diketahui.
7.12 Pembelajaran IPA di SD
RA NGK UMA N
6) Hasil penilaian pada akhir Cawu yang lebih terpercaya adalah nilai yang
dihasilkan ....
A. ujian akhir cawu saja
B. ujian tengah dan akhir cawu
C. ujian yang dilaksanakan 3 kali dalam satu cawu
D. ujian yang dilaksanakan lebih dari 3 kali dalam satu cawu
Kegiatan Belajar 2
D alam Kegiatan Belajar 2 ini akan dibahas mengenai Pengertian dan Alat
Evaluasi Proses Belajar IPA, serta Cara Menyusun Alat Evaluasi
Proses Belajar IPA di SD. Dengan demikian kegiatan belajar ini akan terdiri
dari tiga sub-kegiatan belajar yang masing-masing diuraikan sebagai berikut:
Dari ketujuh tujuan mata pelajaran IPA dapat dilihat bahwa tujuan
pendidikan yang dirumuskan dalam Undang-undang Pendidikan Nasional
telah dijabarkan pada pelajaran IPA di SD mulai dari kelas III sampai dengan
kelas VI (pada bagian latihan Kegiatan Belajar 2 ini, Anda diminta
mengidentifikasikan butir yang mana termasuk pada setiap ranah). Karena
butir 1) sampai dengan 7) adalah tujuan mata pelajaran IPA secara
7.16 Pembelajaran IPA di SD
baik maka guru perlu mengembangkan alat evaluasi untuk mengamati sikap
hidup peserta didik.
Contoh: Upaya melatih peserta didik memiliki disiplin adalah dengan
mengamati atau mengobservasi apakah mereka tepat waktu dalam hal-hal
berikut:
1) datang di sekolah/kelas;
2) membayar SPP;
3) mengikuti upacara sekolah;
4) mengerjakan pekerjaan rumah;
5) mengerjakan tugas praktikum;
6) mengerjakan kebun sekolah;
7) mengerjakan sholat pada waktunya;
8) menepati janji;
9) mengembalikan pinjaman pada waktu yang dijanjikan dan sebagainya.
seperti air, larutan, minyak, alkohol, ataupun tempat untuk air raksa.
Kalau digunakan, gelas beker tersebut dipegang seperti memegang gelas
minum, jadi dengan cara melatihkan beker tersebut di atas telapak tangan
ataupun memegang dinding gelas dengan dua jari. Bedanya dengan gelas
minum adalah karena cairan akan dituangkan dan dalam beker ke tempat
lain, harus diupayakan cairan ke luar dari bibir yang sengaja di buat. Jadi
cairan tidak sebarang keluar seperti pada gelas minum. Dengan kata lain
memegang dan menggunakan gelas beker ada caranya dan supaya
terampil menggunakannya harus ada latihan.
Termometer pada Gambar 7.2, dipegang dengan 2 jari kanan, yaitu ibu
jari dan telunjuk. Tempat memegangnya di tengah termometer. Jangan
bagian bawah, yaitu pada tempat berkumpul air raksa, mengapa? Sering
juga termometer ini harus dimasukkan ke dalam sumbat gelas atau karet
seperti dicontohkan dalam Gambar 7.4. Yang perlu mendapat perhatian
adalah bagaimana caranya termometer masuk dalam sumbat tanpa patah
dan aman dari kecelakaan? Dapat terjadi terutama bagi mereka yang
kurang terampil termometer tidak dapat dimasukkan dalam gabus, atau
ada yang dapat memasukkan tetapi termometer patah serta diiringi
dengan kecelakaan yaitu tangan atau bagian lain dari tubuh luka.
Pekerjaan dengan menggunakan termometer memerlukan keterampilan
yang lebih rumit daripada menggunakan gelas beker. Untuk memperoleh
keterampilan memerlukan latihan dan bimbingan.
7.24 Pembelajaran IPA di SD
Gambar 7.4.
Termometer digunakan untuk mengukur suhu cairan yang panas
Anak timbangan pada Gambar 7.3 terbuat dari logam (mungkin tembaga
atau alumunium) beratnya 5 mg; jadi kecil dan tipis. Anak timbangan
semacam ini diperlukan dalam percobaan, kadang-kadang ada anak
timbangan yang lebih ringan dari 5 mg. misalnya 3 mg; 2mg dan 1mg.
Untuk menggunakannya pada waktu menimbang tidak dapat langsung
dipegang karena sukar memegangnya karena kecil, tambahan pula kalau
langsung dipegang akan membawa pengaruh pada berat anak timbangan
tersebut. Bukankah dalam jari tangan terdapat benda lain seperti debu,
keringat dan lain sebagainya yang akan mengganggu berat anak
timbangan. Untuk memegang anak timbangan biasanya digunakan
pinset. Pengalaman menunjukkan dengan bantuan pinset pun tidak
mudah mengambil anak timbangan tanpa latihan.
Uraian di atas menunjukkan bahwa ketiga alat itu masing-masing
memiliki cara penggunaan yang berbeda, yang harus dilatihkan.
Bukankah dalam percobaan di SD banyak lagi alat dan bahan yang
digunakan, berarti sebanyak itu pulalah jenis keterampilan yang
dilatihkan oleh proses pembelajaran IPA.
PDGK4202/MODUL 7 7.25
diperoleh dari guru IPA bukan dari guru bahasa ataupun guru
menggambar.
Tingkat keterampilan yang telah dicapai dari satu tahap pelatihan ke
tahap berikutnya dapat diketahui melalui pengamatan (observasi). Hasil
observasi secara terus-menerus dicatat dan direncanakan sesuai dengan
kompleksitas keterampilan tersebut. Untuk mencatat hasil observasi
diperlukan pedoman observasi.
Contoh:
Guru kelas IV pada pelajaran IPA akan mengajar dengan pokok
bahasan: Udara mempunyai sifat tertentu dan kegunaannya bagi
kehidupan dengan subpokok bahasan: Udara terdiri dari gas
nitrogen, oksigen, karbondioksida, uap air, gas-gas dan zat-zat
halus/partikel.
Tujuan pembelajaran berbunyi:
Siswa kelas IV memahami susunan udara
Semua yang telah diketahui anak didik, mulai dari nomor (1) sampai
dengan nomor (6) adalah peningkatan kemampuan dalam ranah kognitif.
Namun di luar itu peserta didik juga kemampuannya dalam ranah psikomotor
antara lain peserta didik dapat:
1) menelungkupkan gelas pada lilin yang sedang terbakar dan terapung di
atas air;
2) mengukur perbandingan volume udara yang digunakan lilin yang
terbakar;
3) melakukan beberapa kali pengamatan yang hasilnya relatif sama;
4) melakukan percobaan yang membuktikan adanya uap air di udara;
5) melakukan percobaan yang membuktikan kadar oksigen di udara.
1. Ranah Kognitif
Sebagaimana telah diuraikan peserta didik paling tidak tetap menguasai
6 (enam) kemampuan kognitif satu di antaranya dapat mengetahui nama-
nama gas yang ada di udara. Untuk mengetahui bahwa kemampuan ini benar-
benar telah dikuasai oleh peserta didik, guru dapat bertanya secara lisan atau
tertulis.
Pertanyaan lisan yang dikemukakan antara lain:
- Campurkan gas apa saja yang terdapat di udara.
- Gas apakah yang volumenya paling banyak di udara.
- Berapakah perbandingan gas oksigen terhadap gas nitrogen di udara.
- Samakah perbandingan volume oksigen terhadap volume nitrogen di
sebarang tempat?
Keempat butir soal objektif di atas masih mengukur C1. Menjawab butir
soal ini tidak banyak menyita waktu mudah diperiksa, dan objektif dalam
cara memeriksanya. Sekiranya waktu dapat diatur (atau waktu cukup)
pertanyaan tertulis lebih baik daripada pertanyaan lisan. Untuk mengukur
kemampuan berpikir yang lebih tinggi misalnya kemampuan memahami
(C2); guru dapat membuat pertanyaan sebagai berikut.
1. Jelaskan mengapa perbandingan volume oksigen dengan volume
nitrogen di udara selalu tetap, walaupun udara tersebut diambil dari
tempat A ataupun dari tempat B!
2. Jelaskan mengapa perbandingan volume oksigen terhadap volume
nitrogen tidak berubah walaupun di tempat sampah yang berbau busuk!
7.32 Pembelajaran IPA di SD
Dengan kata lain skor maksimum untuk tes bentuk uraian bisa saja 4;
sedangkan untuk tes objektif hanya 1, karena tes objektif hanya menanyakan
tujuan pembelajaran yang keempat pada contoh di atas. Seterusnya Anda
dapat kembangkan sendiri untuk tes uraian yang kedua, coba diskusikan hasil
Anda dengan para peserta lainnya.
2. Ranah Psikomotor
Percobaan di atas mencantumkan 5 kemampuan psikomotor yang dapat
dikembangkan melalui kegiatan ini. Kemampuan pertama, sebagaimana
tertulis di atas, adalah: menelungkupkan gelas pada lilin yang sedang
terbakar dan terapung di atas air. Kemampuan keterampilan pertama ini dapat
dirinci menjadi berbagai keterampilan misalnya (lihat Gambar 7.4).
a. memilih alat dan bahan yang diperlukan (seperti memilih lilin yang
cocok untuk ditutup dengan gelas, memilih bejana tempat air memilih
tempat tumpuan untuk gelas yang ditelungkupkan, memiliki tempat lilin
yang harus terapung di atas air).
b. cara menyalakan lilin.
c. cara meletakkan batang penyangga gelas.
d. cara menuangkan air ke dalam bejana.
e. cara menelungkupkan gelas kosong di atas lilin.
f. cara memberi tanda permukaan air pada gelas sebelum dan sesudah
percobaan.
g. membersihkan kembali alat dan bahan yang digunakan.
h. menyimpan kembali bahan dan alat yang digunakan.
7.34 Pembelajaran IPA di SD
Kualitas Kegiatan
Baik Baik Kurang Sangat
No. Kegiatan Yang Dilatihkan
sekali baik kurang
baik
1. Memilih alat dan bahan yang sesuai V
3. Ranah Afektif
Di antara kualitas kepribadian yang dapat dikembangkan melalui
percobaan ini, sebagaimana dicontohkan di atas seperti:
Sifat tenggang rasa (menghargai pendapat orang lain) akan dapat dibina
dan dikembangkan terus.
Bahwa dengan adanya kerja kelompok pada waktu melakukan percobaan
telah membuahkan sifat tenggang rasa yang makin tinggi dapat dicatat
melalui pengamatan atau observasi mengenai sikap setiap peserta didik.
Untuk mendapatkan hasil observasi yang akurat dari satu periode ke periode
berikutnya, guru harus menggunakan pedoman observasi. Tanda-tanda atau
indikator mengenai tenggang rasa yang dimiliki seseorang dapat dilihat dari
sikap atau pribadinya yang:
a. tidak memaksakan kehendak sendiri atau tidak otoriter;
b. mau menerima pendapat orang lain;
7.36 Pembelajaran IPA di SD
Tingkat tenggang rasa (toleransi) dari orang per orang tidak sama
kuatnya. Ada yang tenggang rasanya sangat rendah namun ada yang sangat
tinggi. Melalui berbagai latihan, kadar tenggang rasa dapat ditingkatkan,
supaya peningkatan dapat diikuti secara berkesinambungan pencatatan yang
teratur harus dilaksanakan dengan menggunakan format observasi di bawah
ini.
Setelah mengisi Format Observasi 7.2 untuk setiap peserta didik
dapatlah ditentukan siapa di antara mereka atau peserta didik harus dibina
secara intensif, siapa yang perlu pembinaan cara mengisi Format Observasi
7.2 sama dengan cara mengisi Format Observasi 7.1. Seperti dicantumkan
pada Format tersebut ada 4 indikator untuk melihat kualitas tenggang rasa
seseorang, besar kemungkinan bahwa kalau pada indikator pertama
seseorang berada pada kualitas kurang maka pada kualitas yang lain juga
akan di sekitar kurang. Tidak mustahil bahwa penyebaran kualitas tersebut
menyebar pada 4 indikator tersebut seperti dicontohkan dalam format
tersebut. Yang mana pun yang terjadi, bagi pendidik merupakan alat bantu
untuk meningkatkan kualitas tersebut.
Kualitas Kegiatan
Baik Baik Kurang Sangat
No. Jenis Kepribadian/Indikator
sekali baik kurang
baik
Tenggang rasa (Toleransi)
LA TIH AN
1) Tujuan mata pelajaran IPA yang tercantum pada awal Kegiatan Belajar
kedua ini mengandung ketiga ranah sebagaimana tercantum dalam
tujuan pendidikan menurut taksonomi Bloom dan kawan-kawan.
Tentukanlah tujuan nomor berapa yang termasuk pada setiap ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor!
2) Dengan memperhatikan tujuan pembelajaran IPA kelas IV di SD,
bagaimana Anda dapat menunjukkan kaitan tujuan pembelajaran ini
dengan tujuan pembelajaran IPA di SD dan dengan Tujuan Pendidikan
Nasional?
3) Pada subpokok bahasan Alat Evaluasi Pembelajaran IPA ada tiga contoh
guru yang mengerjakan Evaluasi Proses. Isikan pada tabel di bawah ini
pendapat Anda tentang kekurangan dan kebaikan pelaksanaan evaluasi
proses tersebut.
semuanya keterampilan
melalui
percobaan
1), 2), 3), 4), 5) 1), 5) dan 6) memiliki pengetahuan ada hubungan
semuanya pengembangan kognitif
mengembangkan
kognitif
2) Menyadari 3), 4) 7) rasa tanggung jawab ada hubungan
perlunya per- kemasyarakatan dan
pelestarian
alam
Kesimpulan:
Semua pembelajaran IPA kelas IV mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran IPA di SD dan juga mendukung tujuan Pendidikan
Nasional (Undang-undang No. 2/1989).
PDGK4202/MODUL 7 7.39
3)
Pendidik Guru Pada Contoh
Kualitas 1 2 3
Kebaikan Semua peserta Sama dengan Peserta menjawab
mendapat contoh No.1, tetapi pertanyaan singkat
pertanyaan yang karena pertanyaan sesuai dengan
sama Tes objektif diberikan setelah 35 pemahamannya.
mudah diperiksa. menit belajar maka
Kualitas guru segera
pembelajaran mengetahui, bagian
langsung dapat mana yang sudah
ditentukan. baik dan yang harus
diulang.
Kekurangan Butir pertanyaan sama dengan No.1 Kurang banyak
yang baik sukar materi yang dapat
dibuat. ditanyakan.
Butir pertanyaan Tidak semua
harus di konsep peserta mendapat
sebelumnya pertanyaan.
(lembar tes). Membuat
kesimpulan tentang
penguasaan kelas
kurang meyakinkan.
RA NGK UMA N
Kualitas Kegiatan
Baik Baik Kurang Sangat
No. Kegiatan Yang Dilatihkan
sekali baik kurang
baik
1. ABC V
2. BCD V
3. CDE V
4. DEF V
5. EFG V
Kegiatan Belajar 3
ketetapan yang tinggi biasanya butir soal tersebut harus diujicobakan. Butir
yang kecil/rendah ketetapannya tidak digunakan. Namun menurut
pengalaman, para guru yang berpengalaman dan sudah biasa membuat butir
soal mempunyai kemampuan yang tinggi untuk menulis tes yang memiliki
ketetapan yang di atas cukup.
C3 atau C4. Selain itu bobot ingatan terlalu tinggi terhadap pemahaman.
Bukankah salah satu tujuan pendidikan IPA di SD adalah peserta didik
mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-
gejala alam dan juga mampu menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
3) Memperhatikan data di atas dapat disimpulkan bahwa validitasnya
rendah keseimbangan materi yang ditanyakan kurang, daya pembedanya
yang kecil karena keseluruhan butir soal menanyakan proses berpikir
rendah atau soal secara keseluruhan mudah, objektivitas cukup memadai,
reliabilitasnya di samping dihitung menurut uji coba lapangan, dapat
juga dibuat pertimbangan dari segi konsentrasi butir soal. Hal ini akan
diuraikan dalam bagian 4) mengenai lain-lain.
4) Dalam lain-lain akan dikomentari
a. penulisan (konstruksi butir soal) kurang memenuhi persyaratan
antara lain, pokok soal yang belum lengkap perumusannya
seharusnya selalu pada akhir pokok soal diberi empat titik.
b. terdapat butir soal objektif yang pilihan alternatifnya tidak
homogen, contoh
Populasi tikus di sawah meningkat pesat. Hal ini bisa terjadi akibat
menurunnya populasi ....
A. tanaman padi;
B. belalang;
C. ular sawah;
D. serangga.
c. Terdapat sejumlah soal mengukur konsep yang sama yaitu butir soal
1, 2 dan 3; ketiganya mengenai letak matahari, bulan, dan bumi.
Juga butir nomor 4a butir no. 5 mengenai rangkaian; listrik yang
paralel.
7.46 Pembelajaran IPA di SD
2. Peristiwa alam yang terjadi saat matahari, bulan, dan bumi berada pada
satu garis lurus adalah ....
A. gerhana bulan
B. bulan sabi
C. gerhana matahari
D. bulan purnama
Ketiga pertanyaan ini saling terkait sehingga kalau yang satu salah yang
lain juga akan salah dan sebaliknya, oleh karena itu pertanyaan yang saling
tergantung dihindari dalam penulisan tes objektif. Usahakan setiap butir soal
tidak tergantung pada butir soal yang lain, atau setiap butir soal mengukur
konsep yang berdiri sendiri. Juga pada dua butir berikut yaitu:
PDGK4202/MODUL 7 7.47
A.
B.
C.
D.
4. Supaya gula pasir cepat larut dengan air teh dalam gelas, dapat kita
lakukan dengan cara ....
A. air teh yang panas dan diaduk
B. air teh yang dingin dan diaduk
C. air teh yang panas dan gelas ditutup
D. air teh yang dingin dan gelas ditutup
5. Kata: air teh yang ditulis berulang-ulang yaitu pada pilihan A, B. C, dan
D, seharusnya tidak ditulis berulang, cukup satu kali ditulis dan
merupakan pokok soal.
Juga bahasa Indonesia yang digunakan dalam pertanyaan ini dapat
diperbaiki sehingga lebih mudah dipahami misalnya: Membuat teh
manis yang cepat adalah dengan cara mencampur air teh yang ....
A. panas lalu diaduk
B. dingin lalu diaduk
C. panas kemudian ditutup
D. dingin kemudian ditutup
Untuk pengembangan alat evaluasi yang baik Anda sekali lagi diminta
membaca modul kedua, mata kuliah Evaluasi Pengajaran.
Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar dapat dilakukan sebagaimana
pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran yaitu dengan tertulis dan dengan
lisan. Jangan lupa selalu mempertimbangkan situasi dan kondisi untuk
memilih cara pelaksanaan apakah tertulis ataupun lisan. Khusus evaluasi
hasil belajar lebih banyak menggunakan cara tertulis daripada lisan, karena
waktu yang diperlukan lebih sedikit dan kesempatan memperoleh pertanyaan
yang sama untuk semua peserta didik.
Contoh:
Pada waktu evaluasi proses, cara-cara peserta didik menuangkan larutan
dari satu tempat ke tempat yang lain dibimbing dengan cermat bagaimana
memegang kedua bejana tersebut, bejana yang mana yang harus mendekat,
sehingga apa yang harus dibuat, apakah harus melalui dinding bejana, apakah
harus menggunakan corong, bagaimana menggunakan corong, bagaimana
caranya air yang melalui corong tersebut lancar jatuhnya dan seterusnya.
Pada waktu evaluasi hasil, cara-cara yang rinci seperti di atas tidak
diperlukan, karena selama pembelajaran peserta didik sudah berkali-kali
menuangkan cairan dari satu tempat ke tempat lain, ia sudah terlatih, bahkan
sudah memiliki pengalaman. Oleh karena itu, yang akan dimulai pada hasil
pembelajaran praktikum adalah:
a. cara memegang;
b. ketelitian menuangkan (semua cairan dapat dipindahkan, hampir tidak
ada yang terbuang);
c. waktu pelaksanaannya;
d. hasil akhirnya yang baik.
Kualitas Kegiatan
Baik Baik Kurang Kurang
No. Jenis Kepribadian/Indikator
sekali baik baik
(4) (3) (2) (1)
1. Cara memegang kedua bejana
2. Ketelitian menuangkan
4. Hasil akhir
1 3
68, 75% 75.00%
4 4
17,19% 56, 25% 73, 44
Pilihan Jawaban
Pertanyaan Sangat Setuju Tidak Sangat
setuju setuju tidak setuju
Saya lebih senang berteman dengan siswa
yang pandai
LA TIH AN
a) Pada siang hari di bawah pohon yang rindang, kita dapat mengisap
udara ....
A. bersih
B. kotor
C. dingin
D. sejuk
7.54 Pembelajaran IPA di SD
b) Pokok soal sudah baik, pilihan A perlu diperbaiki karena pilihan ini
mengandung 2 kata sedangkan yang lainnya satu kata. Kalau
dihilangkan kata beringinnya, butir soal ini sudah baik.
c) Pokok soal sudah baik, namun pilihan yang merupakan jawaban
yang benar boleh B, C, atau D karena ketiganya terjadi di kota, jadi
dua dari pilihan ini harus diganti.
d) Pokok soal sudah baik, namun pilihan B, C, dan D dapat sebagai
jawaban yang benar, jadi dua dari pilihan ini harus diganti.
e) Pokok soal sudah baik, namun pilihan B menarik untuk dipilih
karena lain dari pilihan A, B, D. Kelainannya adalah istilah ini baru
atau tidak dikenal, dan terdiri dari satu kata. Sebaiknya diganti
dengan jendela dan tanaman.
5) Butir no.1) mengenai C1; no. 2) mengenai C1; no. 3) juga mengenai C1;
no. 4) juga mengenai C1; no. 5) kalau B diganti dengan tanaman dan
jendela akan menjadi C2.
RA NGK UMA N
Di bawah ini contoh skala Likert yang ingin menentukan kerja sama
peserta didik.
Pilihan Jawaban
Pertanyaan Sangat Setuju Tidak Sangat tidak
setuju setuju setuju
1) Laki-laki dan perempuan bebas
mengemukakan pendapat.
2) Memaksakan pendapat pada teman
adalah wajar.
3) Teman sejati adalah teman yang mau
mengerti masalah saya.
4) Membuat perkampungan khusus bagi
pendatang baru adalah pekerjaan yang
baik.
5) Berkorban untuk penderitaan orang lain
adalah pekerjaan terpuji.
Tes Formatif 1
1) Irsal diberi tugas untuk mempelajari kembali materi yang
(1)
berkenaan dengan tujuan
pembelajaran No. 1) Diberi kesempatan pada Irsal untuk bertanya
(2)
tentang materi
tersebut kalau ada yang kurang dipahaminya. Sekiranya ada, guru
memberi penjelasan yang lebih sederhana. Tugas diakhiri dengan
mengerjakan soal yang (3)
berkenaan dengan tujuan pembelajaran tersebut. Atau guru
menugaskan teman Irsal memberi penjelasan mengenai materi
pembelajaran tersebut. Setelah Irsal memahami materi tersebut,
guru meminta Irsal mengerjakan soal yang berkenaan dengan
(4)
tujuan tersebut.
8) D Karena kalau ujian satu atau dua kali kemungkinan pada saat yang
dua kali itu ada gangguan pada dirinya sehingga hasil evaluasinya
terganggu.
Maksimum Sekor: 14
Tes Formatif 2
1) Melalui proses pembelajaran mengenai sifat-sifat air, ketiga ranah
dapat dikembangkan oleh guru, contohnya Ranah Kognitif:
Dengan mempelajari sifat-sifat air, peserta didik dapat
mengingat/menjelaskan/menerapkan sifat-sifat air misalnya air
kalau dipanaskan berubah menjadi uap air (gas) dan kalau
didinginkan kembali menjadi cair, atau contoh lain seperti air
mengalir dari tempat yang tinggi ke yang rendah dan selanjutnya.
(8).
Ranah psikomotor:
Peserta terampil menuangkan air dari satu bejana ke bejana lain
dengan menggunakan corong dan tanpa corong atau peserta didik
dapat mengukur 25 ml air dengan menggunakan gelas ukur. (2).
Ranah afektif
Taman memerlukan air untuk tumbuh. Air diambil dari dalam
tanah naik sampai ke seluruh bagian tanaman, termasuk tanaman
7.62 Pembelajaran IPA di SD
5) C Sebab menurut konsep benda yang sama berat jenisnya dengan air
akan melayang dalam air, yang lebih tinggi berat jenisnya akan
tenggelam, sedangkan yang lebih rendah berat jenisnya akan
terapung. (1)
Tes Formatif 3
a. 1) Pokok soal rumusannya kurang dimengerti 1
pilihan deras dan lemah tidak menarik 1+1
untuk dipilih karena istilah tekanan deras
dan tekanan lemah tidak diperkenalkan
pada sifat-sifat air.
Daftar Pustaka
Enni Raharjo, dkk. (1997). Ilmu Pengetahuan Alam (Kelas 4 SD). Bandung:
PT Sarana Panca Karya.
PE NDAHUL UA N
M odul ini adalah modul ke 8 yang Anda pelajari pada mata kuliah
Konsep Dasar IPA. Materi-materi yang Anda pelajari sebelumnya
seperti teori-teori belajar, pendekatan/strategi dalam pembelajaran IPA-SD,
metode pembelajaran IPA, keterampilan proses, merancang dan
memanfaatkan media yang tepat akan dapat membantu Anda mempelajari
rancangan pembelajaran IPA di Tingkat SD/MI ini.
Telaah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (TKSP), adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan yang diolah berdasarkan Peraturan Menteri No. 22, 23 dan 24
tentang Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan dan Pelaksananya.
Pengembangan KTSP dan Silabus didasarkan kepada petunjuk yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dalam
pengembangan KTSP guru diberi otonomi dalam menjabarkan kurikulum,
dan murid sebagai subyek dalam proses pembelajaran. Melalui pendekatan
itulah diharapkan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan dapat
memenuhi standarisasi evaluasi belajar siswa.
Tidak menutup kemungkinan bahwa di sekolah-sekolah masih
menggunakan tiga jenis kurikulum, yaitu Kurikulum 1994, Kurikulum 2004,
dan standar isi. Maka pada modul ini akan dijelaskan pula perbedaan
kurikulum 1994, kurikulum 2004 dan standar isi yang ditinjau dari mata
pelajaran dan jumlah jam per minggu mata pelajaran.
Pada modul ini, Anda akan mempelajari pula contoh menyusun silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta materi esensial kelas III
8.2 Pembelajaran IPA di SD
dan IV. Tujuan pembelajaran umum (TPU) dari modul ini adalah agar Anda
dapat mendeskripsikan pembuatan rancangan pembelajaran berdasarkan
KTSP. Sedangkan tujuan pembelajaran khusus (TPK) adalah agar Anda
dapat:
1. memahami pengertian KTSP, dan landasan peraturannya;
2. menjelaskan perbedaan kurikulum 2004 dan KTSP 2006;
3. menjelaskan komponen dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP;
4. mengembangkan komponen KTSP;
5. menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk konsep-
konsep esensial di kelas III dan IV.
Agar Anda dapat berhasil dengan baik dalam mempelajari modul ini,
ikutilah petunjuk belajar berikut:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini agar Anda
memahami dengan benar tujuan dan cakupan materi modul ini.
2. Bacalah dengan seksama bagian uraian dari masing-masing kegiatan
belajar, buatlah catatan kecil tentang konsep, prinsip, atau definisi yang
terdapat di dalamnya, dan gunakan kalimat Anda sendiri.
3. Kerjakan soal-soal latihan dan tes formatif tanpa melihat jawabannya
terlebih dahulu sebelum semua soal Anda kerjakan.
4. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi dengan teman dan
membaca kepustakaan yang disarankan.
8.4 Pembelajaran IPA di SD
Kegiatan Belajar 1
A. PENGERTIAN KTSP
2. Standar Isi
Standar Isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Termasuk dalam SI adalah: kerangka dasar dan struktur kurikulum,
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata
pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Standar Isi ditetapkan dengan Kepmendiknas No.
22 Tahun 2006.
Tabel 8.1.
Perbedaan mata pelajaran Kurikulum 1994, Kurikulum 2004, dan standar isi
Tabel 8.2.
Perbandingan jumlah jam belajar per minggu pada mata pelajaran
MP
Agama PKN IPS Bahasa Matematika IPA Kes Penjas Mulok
Kurikulum dan Orkes
Indonesia Ket
Kurikulum 1994
Kelas I 2 2 - 10 10 - 2 2 2
Kelas II 2 2 - 10 10 - 2 2 2
Kelas III 2 2 3 10 10 3 2 2 3
Kelas IV 2 2 5 8 8 6 2 2 5
Kelas V 2 2 5 8 8 6 2 2 7
Kelas VI 2 2 5 8 8 6 2 2 7
Kurikulum 2004
Kelas I TEMATIK
Kelas II
Kelas III 3 5 5 5 4 4 4 2
Kelas IV 3 5 5 5 4 4 4 2
Kelas V 3 5 5 5 4 4 4 2
Kelas VI 3 5 5 5 4 4 4 2
Standar Isi
Kelas I
Kelas II TEMATIK
Kelas III
Kelas IV 3 2 3 5 5 4 4 4 2
Kelas V 3 2 3 5 5 4 4 4 2
Kelas VI 3 2 3 5 5 4 4 4 2
D. MEKANISME PENYUSUNAN
2. Pemberlakuan
Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku
oleh kepala sekolah setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah
dan diketahui oleh dinas tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab
di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan tingkat propinsi untuk
SMA dan SMK. Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA, dan MAK
dinyatakan berlaku oleh kepala madrasah setelah mendapat
pertimbangan dari komite madrasah dan diketahui oleh departemen yang
menangani urusan pemerintahan di bidang agama.
dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan
SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.
F. KOMPONEN KTSP
G. PENGEMBANGAN SILABUS
Bila Anda seorang guru yang akan mengajar dalam satu tahun ajaran,
langkah yang Anda harus lakukan sebelum tahun ajaran tersebut berlangsung
adalah membuat silabus mata pelajaran. Biasanya, Anda secara mandiri,
PDGK4202/MODUL 8 8.17
1. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.
e. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi
dasar.
f. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan
seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman
peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah
dan tuntutan masyarakat.
h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor).
SILABUS
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Alokasi Waktu :
1. Standar Kompetensi :
2. Kompetensi Dasar :
3. Materi Pokok/Pembelajaran :
4. Kegiatan Pembelajaran :
5. Indikator :
6. Penilaian :
7. Alokasi Waktu :
8. Sumber belajar :
Contoh 2: Format silabus
NAMA SEKOLAH :
MATA PELAJARAN :
KELAS :
SEMESTER :
STANDAR KOMPETENSI :
PDGK4202/MODUL 8
:
8.19
8.20 Pembelajaran IPA di SD
Merumuskan Indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan Indikator dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah
Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
8.22 Pembelajaran IPA di SD
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.
Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan
pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat)
yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat
suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah
secara bijaksana.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting
kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan
pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI
merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta
didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan
pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta
didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan
sendiri yang difasilitasi oleh guru.
Seperti yang tercantum dalam KTSP, ruang lingkup bahan kajian IPA
untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut.
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya.
8.24 Pembelajaran IPA di SD
Faktor penyebab udara tercemar dapat berupa gas dan berupa partikel.
Partikel ada yang padat dan ada yang cair. Ada yang organik dan ada yang
anorganik. Ada yang biotik dan ada yang abiotik.
Pencemaran pada tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu
atau lebih bahan pencemar yang masuk terdispersi ke udara dan kemudian
menyebar ke lingkungan sekitarnya. Kontribusi terbesar dari pencemaran
udara adalah gas buangan hasil pembakaran bahan bakar dari sektor industri,
teknologi, serta lalu lintas yang padat.
Pada reaksi pembakaran terhadap bahan bakar, akan dapat terjadi
kemungkinan reaksi-reaksi pembentukan gas lainnya dengan udara selain gas
karbon dioksida dan air sehingga hasil pembakaran menghasilkan banyak
komponen pencemar udara. Dari beberapa reaksi gas pencemar di atas,
komponen yang paling berpengaruh pada pencemaran lingkungan adalah
karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogen oksida dan partikel-partikel
lainnya.
Udara tercemar berbahaya bagi kesehatan
Udara tercemar ialah udara dengan komposisi udara yang terkandung di
dalamnya telah berubah. Komposisi ini berubah akibat adanya gas-gas lain
dari hasil pembakaran. Contoh gas hasil pembakaran yang mencemari udara
adalah nitrogen oksida, karbon monoksida, karbon dioksida, sulfat oksida,
dan lainnya. Gas hasil pembakaran ini berpengaruh buruk jika terhisap ke
paru-paru karena akan menimbulkan pembengkakan pada paru-paru, Lebih
dari itu, jika gas-gas tersebut bereaksi dengan air, akan menimbulkan hujan
asam yang bersifat merusak bagian tubuh makhluk hidup, misalnya
mengakibatkan lecet kulit dan merontokkan daun.
8.26 Pembelajaran IPA di SD
CO + hemoglobin CO hemoglobin
c. Senyawa belerang
Senyawa belerang yang umum ditemukan masuk ke dalam udara adalah
sulfur dioksida (SO2) dan Hidrogen Sulfida (H2S). Sulfur dioksida
merupakan hasil pembakaran belerang atau hasil proses kimia lainnya.
Senyawa tersebut dihasilkan dari kawah gunung berapi atau pemandian
”mata air panas”. Kita akan mencium bau belerang yang cukup kuat saat
berada di tempat tersebut. Anda pernah merasakannya, bukan?