Anda di halaman 1dari 6

Hugo Filbert B NIM: 325150189

REMEDIAL uts No:


10.05.17

1​.
- Daya dukung lingkungan disusun pada level minimum sebagai aktivitas baru
yang dapat diakomodasikan sebelum terjadi perubahan yang nyata dalam
lingkungan yang ada. Misalnya : daya dukung untuk wilayah pertanian.
- Kapasitas lingkungan diterima sebagai aktivitas baru. Model ini dipakai
untuk manajemen sumber daya. Cara ini kemungkinan tidak relevan dengan
kasus perkembangan kota, namun dapat relevan dalam kasus drainase yang
menyebar pada lahan pertanian basah.
- Perubahan dapat diterima, tetapi pada level tertentu dibatasi agar tidak
mengalami proses degradasi serta sesuai dengan ketentuan standar . Cara ini
kemungkinan dapat lebih meluas dan relevan terutama untuk ambang batas
udara dan air. Contoh implementasi model ini adalah ijin pembuangan
limbah yang disesuaikan dengan kapasitas jaringan air.

2​. I. Unit Penampungan Awal (​Intake​)


Unit ini dikenal dengan istilah unit Sadap Air (​Intake​). Unit ini berfungsi sebagai
tempat penampungan air dari sumber airnya. Selain itu unit ini dilengkapi
dengan Bar Sceen yang berfungsi sebagai penyaring awal dari benda-benda yang
ikut tergenang dalam air seperti sampah daun, kayu dan benda2 lainnya.

II. Unit Pengolahan (​Water Treatment)


Pada unit ini, air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa tahapan:
a. Tahap Koagulasi (​Coagulation)​
Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal diproses dengan
menambahkan zat kimia Tawas atau zat sejenis seperti zat garam besi atau
dengan menggunakan sistem pengadukan cepat . Air yang kotor atau keruh
umumnya karena mengandung berbagai partikel koloid yang tidak
terpengaruh gaya gravitasi sehingga tidak bisa mengendap dengan
sendirinya. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghancurkan partikel
koloid (yang menyebabkan air keruh) tadi sehingga terbentuk
partikel-partikel kecil namun masih sulit untuk mengendap dengan
sendirinya.
b. Tahap Flokulasi (​Flocculation)​
Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan cara
penggumpalan partikel untuk dijadikan partikel yang lebih besar (partikel
Flok). Pada tahap ini, partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air
digumpalkan menjadi partikel-partikel yang berukuran lebih besar (Flok)
sehingga dapat mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi) pada proses
berikutnya. Di proses Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan
lambat (​Slow Mixing)​.
c. Tahap Pengendapan (​Sedimentation​)
Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami di dasar
penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air. Kemudian
air di alirkan masuk ke tahap penyaringan di Unit Filtrasi.
d. Tahap Penyaringan (​Filtration​)
Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari
bahan-bahan biasanya berupa pasir dan kerikil silica. Proses ini ditujukan
untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut.

Secara umum setelah melalui proses penyaringan ini air langsung masuk ke
unit Penampungan Akhir. Namun untuk meningkatkan qualitas air kadang
diperlukan proses tambahan, seperti:

- Proses Pertukaran Ion (​Ion Exchange)


Proses pertukaran ion bertujuan untuk menghilangkan zat pencemar
anorganik yang tidak dapat dihilangkan oleh proses filtrasi atau sedimentasi.
Proses pertukaran ion juga digunakan untuk menghilangkan arsenik,
kromium, kelebihan fluorida, nitrat, radium, dan uranium.

- Proses Penyerapan (​Absorption)​


Proses ini bertujuan untuk menyerap / menghilangkan zar pencemar organik,
senyawa penyebab rasa, bau dan warna. Biasanya dengan membubuhkan
bubuk karbon aktif ke dalam air tersebut.
- Proses Disinfeksi (​Disinfection​)
Sebelum masuk ke unit Penampungan Akhir, air melalui Proses Disinfeksi
dahulu. Yaitu proses pembubuhan bahan kimia ​Chlorine​ yang bertujuan
untuk membunuh bakteri atau mikroorganisme berbahaya yang terkandung
di dalam air tersebut.

- Unit Penampung Akhir (​Reservoir​)


Setelah masuk ke tahap ini berarti air sudah siap untuk didistribusikan ke
masyarakat.
.
3.​ - ​On-Site​: ​Adalah sistem dimana air limbah tidak dikumpulkan dalam satu
tempat, tetapi masing-masing yang mengeluarkan air buangan membuat sendiri
sistem pengelolaannya, kemudian di buang ke badan air penerima. Sistem ini biasa
sering dipakai, antara lain:
- Cubluk
- Septic Tank
- ​Aquaprivy

- Keuntungan dan Kerugian On-Site:


Keuntungan:
● Biaya konstruksi relatif rendah.
● Teknologi yang digunakan cukup sederhana.
● Operasi dan pemeliharaan umumnya merupakan tanggung jawab pribadi.
● Dapat menggunakan bahan / material setempat.
● Tidak berbau dan cukup higienis jika pemeliharaannya baik.
● Hasil dekomposisi bisa dimanfaatkan sebagai pupuk.
Kerugian:
● Tidak cocok diterapkan disemua daerah (tidak cocok untuk daerah dengan
kepadatannya tinggi, muka air tanah tinggi dan permeabilitas tanah rendah).
● Memerlukan lahan yang luas.
● Sistem ini tidak diperuntukkan bagi limbah dapur, mandi dan cuci karena
volumenya kecil, sehingga limbah cair dari dapur dan cuci akan tetap
mencemari saluran drainase dan badan-badan air yang lain.
● Bila pemeliharaannya tidak dilakukan dengan baik, akan dapat mencemari
air tanah dan sumur dangkal.
● Pelayanan terbatas.

- Off-Site​: ​Adalah sistem dimana air limbah dari seluruh daerah pelayanan
dikumpulkan dalam riol pengumpul, kemudian dialirkan ke dalam riol kota
menuju tempat pengolahan dan baru dibuang ke badan air penerima. Sistem
sanitasi off-site mempunyai beberapa teknologi yang sering digunakan,
antara lain:
- ​Conventional Sewerage
- ​Shallow Sewers
- ​Small bore sewer dengan pengolahan
- Keuntungan dan Kerugian Off-Site:
Keuntungan:
● Memberikan pelayanan lebih aman, nyaman dan menyeluruh.
● Menampung semua air buangan rumah tangga sehingga pencemaran
terhadap saluran drainase dan badan air lainnya serta air tanah dapat
dihindari.
● Cocok diterapkan di daerah perkotaan dengan kepadatan penduduk
menengah sampai tinggi.
● Tahan lama dikarenakan sistem ini dibuat dengan periode
perencanaan tertentu.
● Tidak memerlukan lahan (permukaan) yang luas, sebab jaringan pipa
ditanam di dalam tanah.
Kerugian:
● Biaya investasi jaringan sangat tinggi.
● Sistem jaringan pipa yang luas memerlukan perencanaan dan
pelaksanaan jangka panjang.
● Keuntungan baru bisa dicapai sepenuhnya setelah sistem dapat
dimanfaatkan / digunakan oleh seluruh penduduk di daerah pelayanan.
● Memerlukan teknologi yang memadai untuk membangun dan
memelihara sistem.

4.
- BOD​ adalah m​erupakan parameter pengukuran jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh bekteri untuk mengurai hampir semua zat organik yang
terlarut dan tersuspensi dalam air buangan.

- COD​ adalah ​jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat


organik yang terdapat dalam limbah cair dengan memanfaatkan oksidator
kalium dikromat sebagai sumber oksigen.
- Kesadahan Air adalah ​kandungan ​mineral-mineral​ tertentu di dalam air,
umumnya ​ion​ ​kalsium​ (​Ca​) dan ​magnesium​ (​Mg​) dalam
bentuk ​garam​ ​karbonat​.
- Fecal Coli​ adalah ​golongan ​mikroorganisme​ yang ​lazim​ digunakan
sebagai ​indikator​, di mana ​bakteri​ ini dapat menjadi ​sinyal​ untuk
menentukan suatu sumber ​air​ telah terkontaminasi oleh ​patogen​ atau tidak.
5.

- Setelah itu air bersih yang berada di penampungan reservoir di alirkan ke


jaringan distribusi untuk di alirkan kekonsumen yang membutuhkan dan air
tersebut dapat diminum.
- Lalu air bersih tersebut dialirkan ke IPA menggunakan pipa transmisi air
baku untuk dinetralisasi agar bakteri-bakteri yang ada di air bersih dapat
hilang karna bakteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan penyakit.
- Lalu air bersih yang sudah dinetralisasikan dialirkan menggunakan pipa
transmisi air bersih ke reservoir pelayanan untuk ditampung sementara
sebelum di alirkan ke jaringan distribusi.
- Air bersih yang berasal dari mata air ditampung di penampungan khusus.

Anda mungkin juga menyukai