Anda di halaman 1dari 5

Kata Pengantar

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam
artian adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara ASEAN. Indonesia dan
sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).
Pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN memutuskan
untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif
dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan
sosial-ekonomi.
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) merupakan salah satu tantangan bagi bangsa
indonesia untuk menghadapi MEA adalah antisipasi melalui optimalisasi pengembangan
sumber daya alam yang akan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat nasional maupun
regional, memanfaatkan lahan yang ada dengan kondisi iklim yang mendukung
dengan berbagai tanaman yang dibutuhkan masyarakat dan tidak terlalu berorientasi ekspor.
Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat menjadi kekuatan untuk menghadapi serangan produk
luar masuk. Mekanisme pasar domestik akan mampu menghidupkan dan memperkuat kondisi
ekonomi dalam negeri, kultur dan budaya yang konsumtif merupakan anugrah yang perlu
disyukuri karena kebutuhan untuk meningkatkan daya beli akan timbul dan merupakan
dorongan alami dari masyarakat dan menjadi kekuatan pasar domestik.

Bandung, 05 Mei 2016

Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................... 2
Daftar Isi........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 4
Latar Belakang............................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 5
A. Pengertian Masyarakat Ekonomi Asean................................... 5
B. Pasar Bebas Tenaga Kerja Pada MEA..................................... 5
C. Pengaruh MEA Terhadap Kondisi Ekonomi............................ 6
BAB III PENUTUP...................................................................................... 8
a. Kesimpulan............................................................................... 8
b. Saran......................................................................................... 8
Daftar Pustaka................................................................................................ 9
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki sumber daya alam dan
sumber daya manusia yang melimpah. Pertumbuhan Indonesia mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. hingga pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,2 persen.
Negara Indonesia termasuk salah satu anggota ASEAN. ASEAN merupakan suatu organisasi
perkumpulan bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Pada tahun 2015, ASEAN merencanakan
penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). untuk menjaga stabilitas politik dan
keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar
dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi Dengan adanya MEA tersebut,
maka akan tercipta suatu pasar besar kawasan ASEAN yang akan berdampak besar terhadap
perekonomian negara terutama negara kita bayak dampak positif dari adanya Masyarakat
Ekonomi ASEAN namun di lain pihak berbagai tantangan akan di hadapi indonesia pada tahun
2015 nanti mulai dari tantangan tentang perekonomian indonesia hingga sejumlah masalah
seperti pengaruh MEA terhadap kearifan lokal bangsa Indonesia serta ketahanan ekonomi
Indonesia. Namun kita sebagai masyarakat Indonesia sekaligus sebagai pelaku ekonomi harus
tetap berfikir optimis bahwa pada saatnya Masyarakat Ekonomi ASEAN di berlakukan pada
tahun 2015 nanti indonesia dapat menghadapi berbagai tantangan dan pengaruh negatif dari
MEA itu sendiri tentunya dengan berbagai perencanaan perencanan yang matang dalah
meghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN


Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam
artian adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara ASEAN. Indonesia dan
sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).
Pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN memutuskan
untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif
dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan
sosial-ekonomi (ASEAN Vision 2020 Pada KTT Bali pada bulan Oktober 2003, para
pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan
menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community
dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas
ASEAN. Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun
Komunitas ASEAN pada tahun 2020 Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang
diselenggarakan pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk
memajukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas dan jadwal untuk
pelaksanaan. Pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan
komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun
2015 yang diusulkan di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani
Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 Secara
khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat pembentukan Komunitas Ekonomi
ASEAN pada tahun 2015 dan untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan
bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.
B. PASAR BEBAS TENAGA KERJA PADA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Salah satu tantangan yang akan dihadapi Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN
2015 adalah diamana akan terjadinya pasar bebas tenaga kerja. Ini berarti tenaga kerja di
Indonesia akan bersaing dengan tenaga kerja dari negara ASEAN lainnya. Pasar bebas tenaga
kerja akan menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah, mengingat saat ini konflik buruh
dengan pengusaha masih terus berlanjut terkait dengan upah minimum. Sementara itu,
Myanmar, Kamboja dan Vietnam menawarkan upah buruh yang lebih murah dibandingkan
dengan upah buruh di Indonesia. Direktur Indonesia for Global Justice Riza Damanik
mewaspadai dampak buruk penerapan MEA terhadap upah buruh. Menurutnya, penerapan
MEA pada 2015 nanti dapat mendorong upah murah, sebagai strategi untuk menarik investasi
ke Indonesia. Padahal menurutnya hingga saat ini pemerintah belum serius dalam
meningkatkan kesejahteraan buruh, dan hal ini akan diperparah dengan berlakunya MEA yang
membebaskan arus investasi dan kapital karena ditakutkan pemerintah akan menggunakan
upah murah sebagai insentif dalam menarik investasi ke Indonesia.Namun, pada dasarnya
tingkat upah buruh dapat ditingkatkan jika biaya logistik yang harus ditanggung oleh
pengusaha dapat ditekan. Pasalnya, menurut ekonom Institute for Development of Economic
and Finance (INDEF) Ahmad Erani Yustika, saat ini pengusaha sulit untuk menaikkan besaran
upah minimum ketika mereka harus menanggung biaya logistik yang tinggi. Saat ini pengusaha
harus membayar biaya logistik hingga 17% dari biaya produksi dan juga harus menghadapi
tingginya suku bunga kredit yang mencapai 11%-13% yang semakin mempersempit ruang
untuk menaikkan besaran upah buruh.Seharusnya disinilah pemerintah menunjukkan
kontribusinya, dengan menurunkan beban yang harus dibayarkan pengusaha tersebut, sehingga
pengusaha memiliki ruang untuk meningkatkan upah buruh. Hal ini juga akan berdampak pada
iklim usaha yang lebih kondusif dan menaikkan daya saing Indonesia, namun tidak melalui
upah murah.Lebih dari itu, kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih membutuhkan
banyak peningkatan, sehingga di masa mendatang Indonesia mampu untuk menyuplai tenaga
kerja terampil, bukannya buruh seperti kondisi yang ada saat ini.
C. PENGARUH MEA TERHADAP KONDISI EKONOMI NASIONAL MAUPUN
REGIONAL
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) merupakan salah satu tantangan bagi bangsa
indonesia untuk menghadapi MEA adalah antisipasi melalui optimalisasi pengembangan
sumber daya alam yang akan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat nasional maupun
regional, memanfaatkan lahan yang ada dengan kondisi iklim yang mendukung
dengan berbagai tanaman yang dibutuhkan masyarakat dan tidak terlalu berorientasi ekspor.
Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat menjadi kekuatan untuk menghadapi serangan produk
luar masuk. Mekanisme pasar domestik akan mampu menghidupkan dan memperkuat kondisi
ekonomi dalam negeri, kultur dan budaya yang konsumtif merupakan anugrah yang perlu
disyukuri karena kebutuhan untuk meningkatkan daya beli akan timbul dan merupakan
dorongan alami dari masyarakat dan menjadi kekuatan pasar domestik.
Rempah-rempah adalah prospek yang paling menguntungkan untuk dijual ke luar negeri,
orientasi ekspor harus bersumber dari potensi yang dihasilkan oleh dukungan alam, kekuatan
kondisi alam yang harus dicermati, pola tanam rempah-rempah tidak terlalu sulit dan tidak
terlalu banyak memerlukan pemeliharaan yang intens, karena dengan mudahnya berkolaborasi
dengan kondisi alam dan iklim yang ada.
Pengembangan pola tanam rempah-rempah dengan didasarkan kepada identifikasi
jenis/perkluster jenis rempah-rempah akan memudahkan dalam menghitung besaran
kemampuan pemenuhan kebutuhan pasar. Pasar rempah-rempah tidak akan pernah berkurang
karena sangat dibutuhkan dan pasarnya tersebar luar.
Pemanfaatan lahan tidur yang tersebar luas, perlu dimanfaatkan dengan tenaga kerja yang ada
(masyarakat), menerjunkan penyuluh pertanian dan akademisi selaku tenaga profesional,
fasilitasi bibit rempah-rempah dari pemerintah, dengan pola pengawasan dan pengendalian
masa panen dan pemasaran sangat efektif untuk memicu masyarakat berperan aktif
meningkatkan dan memperkuat ekonomi negara.
Kejayaan dan kekuatan ekonomi tidak selamanya harus dengan menggali potensi yang baru
tetapi memperkuat potensi yang ada/yang tersedia melalui pengembangan mutu dan jumlah
dan mempelajari kondisi pasar dan mekanisme pemasaran melalui perluasan pasar produk dan
segmentasi pasar.
Memakmurkan masyarakat dengan kekuatan potensi yang ada yang bersumber dari alam
negeri kita sendiri, karena kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang intens dibutuhkan
masyarakat dan itu bukan kendaraan atau jenis industri lainnya, tetapi pangan sebagai kekuatan
untuk memenuhi kelangsungan hidup yang paling mendasar.
Infrastruktur, sebagai sarana pendukung distribusi hasil-hasil rempah-rempah maupun pangan
dari dan ke masyarakat hal pokok yang dibutuhkan dan perlu diprioritaskan.
Pasar pangan mayoritas ada di dalam negeri, sehingga ketahanan pangan dengan pola
pengembangan pertanian mutlak diperlukan melalui pemanfaatan lahan tidur. Pasar rempah-
rempah ada di luar negeri, sebagai sumber untuk ekspor. Sumber daya alam lainnya seperti
minyak bumi dan gas atau batu bara, tidak perlu dieksploitasi besar-besaran dan harus segera
dibatasi karena akan merusak alam, akan habis seiring waktu dan merusak sumber hayati
lainnya.
Mengembalikan negara industri menjadi negara agraris sangat sulit, tetapi merubah negara
agraris menjadi negara industri sangat mudah. Memperkecil hal yang mudah dengan
menghindari hal sulit harus dilakukan sehingga terjadi keseimbangan yang dapat
mensejahterakan masyarakat.

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah bentuk integrasi ekonomi regional yang direncanakan
untuk dicapai pada tahun 2015. Dengan pencapaian tersebut maka ASEAN akan menjadi
pasar tunggal dan basis produksi dim ana terjadi arus barang, jasa, investasi dan
tenaga terampil yang bebas serta aliran modal yang lebih bebas. Adanya aliran komoditi dan
faktor produksi tersebut diharapkan membawa ASEAN menjadi kawasan yang makmur dan
kompetitif dengan perke mbangan ekonomi yang merata, serta menurunnya tingkat kemiskinan
dan perbedaan sosial-ekonomi di kawasan ASEAN. Namun untuk mencapai AEC 2015
diperlukan kerja keras baik di internal masing- masing Negara Anggota maupun di tingk at
kawasan dalam melaksanakan komitmen bersama. Keterlibatan semua pihak di seluruh
Negara Anggota ASEAN mutlak diperlukan agar upaya mewu judkan ASEAN sebagai
kawasan yang kompetitif bagi kegiatan investasi dan perdagangann bebas dapat
memberikan manfaat bagi seluruh Negara ASEAN. Bagi Indonesia, peluang integrasi
ekonomi regional tersebut harus dapat dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Jumlah
populasi, luas dan letak geografi, dan nilai PDB terbesar di ASEAN harus menjadi aset agar
Indonesia bisa menjadi pemain besar dalam AEC.Dalam kaitannya dengan pasar bebas tenaga
kerja ,tenaga kerja indonesia harus bersaing dengan tenaga kerja dari negara ASEAN lainnya
untk itu diperlukan pelatihan kerja selain itu hendaknya pemerintah tidak merendahkan upah
buruh untuk menarik investasi namun yang perlu dilakukan adalah dengan meminimalisir biaya
logistik dan menurunkan suku bunga .Untuk pengaruh MEA di bidang perekonomian pengaruh
MEA dapat berdampak positif maupun negativ untuk itu indonesia harus memaksimalkan
potensinya salah satunya adalah kekayaan sumber daya alam dalam hal ini indonesia dapat
manjadikan SDA ini sebagai salah satu keungulan dibandingkan dengan anggota ASEAN
lain.namun dalam menghadapi MEA kita tidak boleh melupakan mengenai kearifan lokal kita
justru ddalam MEA ini kita harus bisa mempertahankan kearifan lokal sebagai identitas
nasional ,disamping itu juga masih bayak dampak dari sektor perekonomian yang akan terkena
imbas dari di berlakukannya MEA ini salah satunya adalah pada sektor UMKM untuk itu
perlunya langkah-langkah strategis yang dilakukan pemerintah dalam mengangkat
UMKM ditengah adanya MEA

b. Saran
Dengan perekonomian Indonesia saat ini sahurusnya pemerintah lebih siap tanggap dalam
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 .disamping itu masyarakat juga
harus berkontribusi aktif dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN selain persiapan
dari segi kualitas penduduknyai indonesia juga harus mempersiapkan mental dalam MEA
nanti selain itu yang perlu diperhatikan juga adalah kearifan lokal bangsa indonesia ,dimana
dalam era MEA pada tahun 2015 nanti pasti akan bayak budaya-budaya dari bangsa lain yang
akan masuk ke indonesia untuk itu masyarakat indonesia perlu membentengi diri dari hala-hal
yang dapat membuat kearifan lokal kita luntur salah satunya adalah dengan memperhatikan
,melestarikan,menjaga budaya atau kearifan lokal milik bangsa kita sebagai identitias Nasinal

Daftar Pustaka

http://seputarpengertian.blogspot.com/2014/08/Pengertian-karakteristik-masyarakat-
ekonomi-asean.html,

http://wartaekonomi.co.id/berita15154/pasar-bebas-tenaga-kerja-pada-masyarakat-ekonomi-
asean-2015-jadi-tantangan-berat-indonesia.html

http://mimingarmini.blogspot.com/2013/06/antisipasi-mea-2015-dan-pengaruhnya.htm

Anda mungkin juga menyukai