Anda di halaman 1dari 4

1. Perbedaan Abses, selulitis, furunkel, kubunkel?

Definis

Selulitis

Istilah selulitis digunakan suatu penyebaran oedematus dari inflamasi akut pada permukaan
jaringan lunak dan bersifat difus. Selulitis dapat terjadi pada semua tempat dimana terdapat
jaringan lunak dan jaringan ikat longgar, terutama pada muka dan leher, karena biasanya
pertahanan terhadap infeksi pada daerah tersebut kurang sempurna. Selulitis mengenai
jaringan subkutan bersifat difus, konsistensinya bisa sangat lunak maupun keras seperti
papan, ukurannya besar, spongius dan tanpa disertai adanya pus, serta didahului adanya
infeksi bakteri. Tidak terdapat fluktuasi yang nyata seperti pada abses, walaupun infeksi
membentuk suatu lokalisasi cairan.

Abses

Abses adalah daerah jaringan yang terbentuk dimana didalamnya terdapat nanah yang
terbentuk sebagai usaha untuk melawan aktivitas bakteri berbahaya yang menyebabkan
infeksi. Sistim imun mengirimkan sel darah putih untuk melawan bakteri. Sehingga nanah
atau pus mengandung sel darah putih yang masih aktif atau sudah mati serta enzim. Abses
terbentuk jika tidak ada jalan keluar nanah atau pus. Sehingga nanah atau pus tadi
terperangkap dalam jaringan dan terus membesar. Abses dapat terbentuk pada seluruh bagian
di dalam tubuh. Khususnya di dalam mulut, dapat terbentuk di gusi, gigi, atau akarnya.
Bakteri dapat masuk dengan beberapa jalan:

1. Melalui luka yang terbuka

2. Melalui lubang karies

3. Melalui poket atau gusi yang terbuka

Perbedaan Abses dan Selulitis


Sumber
Peterson L J., et al. Contemporary Oral and Maxillofascial Surgery. 4th ed. Mosby. Saint Louis.
Missouri.2003.
Topazian & Goldberg. Oral and Maxillofacial Infections. 3rd ed. WB. Saunders.
Philadelphia.2004
Pedlar, Jonathan. Oral and Maxillofacial Surgery. 2nd ed. Elsevier. London.2007

Furunkel ialah suatu infeksi nekrotik akut folikel rambut yang dalam.Jika lebih dari satu
disebut furunkulosis. Sedangkan karbunkel ialah kumpulan furunkel.

Karbunkel ialah infeksi bakteri dalam, mengenai beberapa folikel rambut yang disertai
reaksi inflamasi berat di sekelilingnya

Gambaran Klinis

Biasanya furunkel mengenai orang dewasa muda yang sehat atau mengenai penderita
dermatitis yang terinfeksi sekunder atau dengan nodul merah, sakit, dan akut dengan titik
purulen ditengahnya.
Gejala pada permulaan penderita merasa gatal, lesi menjadi nyeri bila ditekan atau diusap.
Selama proses supurasi, lesi terasi sakit sekali. Lesi yang terdapat di saluran telinga luar dan
hidung terasa sakit sekali. Gejala sistemik biasanya jarang, dan kalau ada ringan.

Tanda-tanda timbul peradangan folikuler kecil dan merah yang cepat bertambah besar dan
membentuk suatu tonjolan berbentuk kerucut dan teraba keras dan dikelilingi halo merah.
Sewaktu supurasi terjadi, timbul pustul dan kemudian nekrosis pada puncak nodul. Ketika
nodul ini pecah, keluarlah pus dengan inti nekrotik. Kemudian edem dan eritem mereda, dan
rongga terisi oleh jaringan granulasi dan meninggalkan makula keunguan, yang akan sembuh
dengan jaringan parut. Lesi furunkel dapat tunggal atau jamak atau berkelompok

Lokasi lesi pada muka (bibir atas, hidung dan telinga), kuduk, panggul ketiak, badan dan
paha.

pasien karbunkel akan mengeluh sakit bila lesi diraba. Gejala sistemik yang terjadi ialah
demam tinggi, malaise, dan prostrasi. Gejala sistemik ini dapat mendahului kemunculan lesi
dan berlangsung selama perjalanan penyakit.

Tanda-tanda akan timbul mendadak. Biasanya muncul satu nodul merah, keras, dan cepat
membesar menjadi bentuk lesi besar dan terasa sakit dengan diameter 4-12 mm. Dalam satu
minggu terjadi supurasi dan pus keluar melalui beberapa muara folikel. Kemudian muara-
muara ini bersatu dan terbentuklah nekrosis sebagai jaringan mati berwarna kuning, yang jika
dibuang, terbentuklah cekungan, seperti kawah. Lesi yang sembuh membentuk jaringan
parut. Tempat predileksi karbunkel adalah kuduk, bahu, paha, dan tungkai bawah.

Perjalan penyakit ini akut. Penyakit berlangsung dalam 3-4 minggu. Pada penderita lemah
yang tidak diobati, terutama penderita tua, kematian dapat terjadi akibat penjalaran infeksi,
toksemia, atau kegagalan jantung.

Sumber :

Djuanda A. Pioderma. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th Ed. Jakarta. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. 60.

Hay RJ, Adriaans BM. Bacterial Infections. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C.
Rook’s Textbook of Dermatology. 8th Ed. Singapore. Wiley-Blackwell. 2010. 30.23-30.24.

2. Pemeriksaan Keseimbangan

Pemeriksaan fungsi keseimbangan dapat dilakukan mulai dari pemeriksaan yang sederhana
yaitu:

 Uji Romberg : berdiri, tangan dilipat di dada, mata ditutup, dapat dipertajam (Sharp
Romberg) dengan memposisikan kaki tandem depan belakang, lengan dilipat di dada,
mata tertutup. Pada orang normal dapat berdiri lebih dari 30 detik.
 Uji berjalan (stepping test) : berjalan di tempat 50 langkah, bila tempat berubah
melebihi jarak 1 meter dan badan berputar lebih dari 30° berarti sudah terdapat
gangguan kesimbangan.

Pemeriksaan fungsi serebelum : past pointing test, dilakukan dengan merentangkan tangan
diangkat tinggi, kemudian telunjuk menyentuh telunjuk yang lain dengan mata tertutup. Tes
jari hidung, dilakukan dalam posisi duduk, pasien diminta menunjuk hidung dengan jari
dalam keadaan mata terbuka dan tertutup.

Sumber :

Soepardi, EA dkk; Gangguan Keseimbangan dan Kelumpuhan Nervus Fasialis; Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher, edisi keenam; Balai Penerbit FK-UI;
Jakarta, 2008; hal 94-101.

Anda mungkin juga menyukai