Cabang-Cabang Filsafat
Cabang-cabang dari filsafat untuk memperjelas penjelasan dari filsafat itu sendiri dibagi
menjadi lima cabang yaitu etika, estetika, metafisika, epistemology dan logika.
1. Etika
Istilah etika berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani 'etos' dan 'etikos'. Etos berarti
sifat, watak, kebiasaan, tempat biasa. Etikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan
perbuatan yang baik.Etika sering kali dinamakan filsafat moral karena cabang filsafat
ini membahas baik dan buruknya tingkah laku manusia. Jadi menurut cabang filsafat
ini manusia dipandang dari segi perilakunya. Dapat kita katakan juga bahwa etika
merupakan ilmu yang membahas tentang kesusilaan, yang menentukan bagaimana
patutnya manusia hidup dalam masyarakat. Pada hakikatnya, nilai tindakan manusia
terikat pada tempat dan waktu, selain itu dapat kita ketahui juga bahwa bakik dan
buruknya manusia ditentukan oleh sudut pandang masyarakat. Dapat kita ambil contoh
dimana perilaku yang dianggap wajar atau biasa-biasa saja diwilayahnya belum tentu
dianggap biasa saja diwilayah lain,bahkan bisa saja dianggap kurang asusila diwilayah
tertentu.
2. Estetika
Adalah cabang filsafat yang membahas tentang seni nilai dan keindahan. Istilah estetika
berasal dari bahasa Yunani aisthesis yang berarti pencerapan indrawi, pemahaman
intelektual atau pengamatan spiritual. Adapun istilah art (seni) berasal dari bahasa latin
ars yang berarti seni, keterampilan, ilmu dan kecakapan. Etika dan estetika termasuk
dalam cabang filsafat aksiologi yang membahas tentang hakikat nilai.
3. Metafisika
Salah satu cabang filsafat yang lain adalah metafisika yang berasal dari bahasa Yunani
meta phisyka (sesudah fisika). Kata metafisika ini juga memiliki berbagai arti,
diantaranya dapat berarti upaya untuk mengkarakteristikkan eksistensi atau realitas
sebagai suatu keseluruhan. Namun dapat juga kita lihat secara umum bahwa didalam
metafisika terdapat suatu pembahasan filsafat yang komprehensif mengenai seluruh
realitas atau tentang segala sesuatu yang ada. Metafisika dipilahkan dalam kosmologi
yang membahas tentang kosmos (alam) dan ontologi yang membahas tentang the being
(yang ada) tentang objek. Tentu masih kita ingat terhadap pendapat plato mengenai ide
atau idea yang sempat kita pelajari, dimana pada pandangannya plato mengatakan
bahwa realitas sesungguhnya bukanlah yang tampak oleh kita dalam dunia kenyataan.
4. Epistimologi
Istilah epistemologi berasal dari bahasa yunani, yakni epitesme yang berarti
pengetahuan dan logos yang berarti kata, pikiran, dan ilmu. Jadinya dapat kita artikan
bahwa epistemologi merupakan cabang filsafat yang membahas tentang pengetahuan.
Contohnya dalam filsafat ilmu yaitu mempelajari tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah
dan bagaimana cara mendapatkannya. Dengan mempelajari epistemologi diharap kita
dapat membedakan antara pengetahuan dan ilmu, serta mengetahui kebenaran tentang
suatu ilmu tersebut. Persoalan dalam epistemologi diantaranya adalah bagaimana
manusia dapat mengetahui sesuatu?, dari mana pengetahuan itu diperoleh?. Manusia
tidak dapat mengetahui semua aspek dan objek karena keterbatasan kemampuan
manusia, socretes pernah berkata bahwa apa yang saya ketahui adalah bahwa saya tidak
menegtahui apa-apa. Proses metode keilmuan pada akhirnya berhenti sejenak ketika
sampai pada titik"pengujian kebenaran" untuk mendiskusikan benar atau tidaknya
suatu ilmu. Ada tiga ukuran kebenaran yang tampil yaitu gelanggang yang dimana
dalam gelanggang diskusi mengenai teori kebenanran, yaitu teori korespodensi,
koherensi dan pragmatis. Penilaian ini sangat menentukan untuk meenerima, menolak,
menambah, atau merubah hepotesa, selanjutnya diadakanlah teori ilmu pengetahuan.
5. Logika
Logika adalah suatu jenis pengetahuan rasional atau ilmu pengetahuan yang
mempelajari kecakapan atau berpikir lurus, tepat dan teratur. Logika sebagai ilmu
pengetahuan dimana objek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran atau
proses penalaran) dan objek formal logika adalah berpikir atau penalaran yang ditinjau
dari segi ketepatannya. Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba
pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang telah
di ketahui yang nanti akan diturunkan kesimpulan. Penyelidikan logika tidak dilakukan
dengan sembarang berpikir. Logika berpikir dipandang dari sudut ketepatannya. Suatu
pemikiran logika akan disebut tepat jika pemikiran sesuai dengan hukum-hukum serta
aturan yang sudah ditetapkan dalam logika.