Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FARMASI FISIKA 2

SIFAT-SIFAT KOLOID

DISUSUN OLEH :
Desi Permatasari (3311161005)
FARMASI A

DOSEN MATA KULIAH:


Dr. Fikri Alatas, M.Si., Apt

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ‘Sifat-Sifat Koloid”.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu sayai
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah yang berjudul ‘Sifat-Sifat Koloid”
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Cimahi, 25 Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................... ii
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 1
BAB 2 ISI............................................................................................................. 2
2.1 Efek Tyndall....................................................................................... 3
2.2 Gerak Brown...................................................................................... 3
2.3 Adsorpsi.............................................................................................. 5
2.4 Koagulasi............................................................................................ 6
2.5 Elektroforesis...................................................................................... 7
2.6 Koloid Pelindung................................................................................ 8
2.7 Dialisis................................................................................................ 8
BAB 3 KESIMPULAN........................................................................................ 9

DAFTAR ISI........................................................................................................ 10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem koloid berhubungan dengan proses – proses di alam yang mencakup
berbagai bidang. Misalnya saja, makanan yang kita makan (dalam ukuran besar)
sebelum digunakan oleh tubuh,terlebih dahulu diproses sehingga berbentuk koloid,
dan protoplasma dalam sel – sel makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari ini,
sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat,
tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata. Misalnya saja saat kita membuat
susu, serbuk atau tepung susu bercampur secara merata dengan air panas. Kemudian,
es krim yang biasa kita konsumsi, mempunyai rasa yang beragam, es krim tersebut
haruslah disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh. Semua itu merupakan contoh
sistem koloid.

Udara juga mengandung sistem koloid, misalnya polutan padat yang


terdispersi (tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi
dalam udara yang disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral – mineral yang
terdispersi dalam tanah, yang dibutuhkan oleh tumbuh – tumbuhan juga merupakan
koloid. Penggunaan sabun untuk mandi dan mencuci berfungsi untuk membentuk
koloid antara air dengan kotoran yang melekat (minyak). Campuran logam selenium
dengan kaca lampu belakang mobil yang menghasilkan cahaya warna merah juga
merupakan sistem koloid.

2. 2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Koloid?
2. Apa saja sifat-sifat dari Koloid?
3. Bagaimana pemanfaatan Koloid dalam kehidupan sehari-hari?

1
BAB 2
ISI

Keadaan koloid adalah suatu keadaan antara larutan dan suspensi. Suatu
kumpulan dari beberapa ratus atau beberapa ribu partikel yang membentuk partikel
lebih besar dengan ukuran sekitar 10 Å sampai 2 000 Å dikatakan berada dalam
keadaan koloid. Dalam suatu sistem koloid, partikel-partikel koloid terdispersi
(tersebar) dalam medium pendispersinya. Zat terdispersi maupun medium pendispersi
koloid dapat berupa zat padat, cair, atau gas. Terdapat 8 tipe sistem koloid, yaitu busa
(gas dalam cair), busa padat (gas dalam padat), aerosol padat (cair dalam gas), emulsi
(cair dalam cair), emulsi padat (cair dalam padat), aerosol padat (padat dalam gas),
sol (padat dalam cair), dan sol padat (padat dalam padat).
Koloid merupakan suatu sistem dispersi yang ukuran partikelnya lebih besar
dari larutan, tetapi lebih kecil dari suspensi (campuran kasar) (Retnowati, 2008:141).
Koloid terdiri dari dua bentuk, yaitu fase terdispersi (zat yang didispersikan) dan
medium pendispersi (medium yang digunakan untuk mendispersikan) (Kamaludin,
2010: 422).
Perbedaan antara larutan, koloid, dan suspense :

2
Sifat-sifat dari koloid diantaranya :
2.1 Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel koloid. Bila seberkas sinar
dilewatkan pada supspensi (dispersi pasir dalam air), koloid (air teh), dan larutan
(gula dalam air), dan dilihat tegak lurus dari arah datangnya cahaya maka lintasan
cahaya akan terlihat jejaknya pada suspensi dan koloid, sedangkan larutan tidak akan
tampak sama sekali. Terlihatnya lintasan cahaya ini disebabkan cahaya yang
dihamburkan oleh partikel-partikelnya dimana pada saat itu melewati suspensi atau
koloid, sedangkan pada larutan tidak. Partikel koloid dan suspensinya cukup besar
untuk dapat menghamburkan sinar, sedangkan partikel-partikel larutan berukuran
sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan cahaya.
Penerapan Efek Tyndall kehidupan sehari-hari. Contoh Efek Tyndall adalah sebagai
berikut...
 Sorot lampu mobil atau senter di udara berkabut
 Pada sore hari munculnya warna biru dan jingga

 Sinar matahari melalui celah-celah dari daun pada waktu pagi hari

3
2.2 Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus dan arah
yang acak. Apabila dispersi koloid diamati dibawah mikroskop dengan menggunakan
pembesaran tinggi, akan terlihat adanya partikel yang bergerak dengan arah yang
acak atau tidak beraturan, gerakan-gerakan tersebut mempunyai lintasan lurus. Gerak
Brown terjadi akibat adanya tumbukan partikel-partikel pendispersi terhadap partikel
terdispersi, sehingga partikel terdispersi akan terlontar. Lontaran tersebut akan
mengakibatkan partikel terdispersi menumbuk partikel terdispersi yang lain dan
akibatnya partikel yang tertumbuk akan terlontar. Kejadian tersebut berulang secara
terus-menerus, dan itu terjadi akibat ukuran partikel terdispersi yang relatif besar
dibanding medium pendispersinya. Adapun gerak Brown ini mengakibatkan partikel-
partikel koloid relatif stabil meskipun ukuran yang relatif besar, sebab dengan adanya
partikel yang bergerak secara terus menerus, pengaruh dari gaya gravitasi kurang
berarti.

Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan
partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu
sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel

4
cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga
terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel
sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel
koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar
ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi.
Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan
tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi).
Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka
semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya.
Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat.
Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown
semakin lambat.
Penerapan Gerak Brown dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Gerak Brown adalah
sebagai berikut :
 Susu

2.3 Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan
partikel koloid. Adsorpsi dapat terjadi karena adanya kemampuan pada partikel
koloid untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan menarik
tersebut, dapat terjadi karena disebabkanya adanya tegangan permukaan koloid yang
cukup tinggi, sehingga bila ada partikel yang menempel akan cenderung
dipertahankan pada permukaannya. Bila partikel-partikel koloid mengadsorbsi ion
yang bermuatan positif pada permukaannya maka koloid kana menjadi bermuatan
positif, dan sebaliknya bila yang diadsorbsi ion negatif akan menjadi bermuatan
negatif. Selain dari ion, partikel-partikel koloid dapat menyerap muatan dari listrik
statis, misalnya debu dapat menyerap muatan negatif atau positif dari adanya elektron
yang berak di udara atau dari arus listrik. Dari adanya peristiwa adsorpsi partikel
koloid yang bermuatan listrik, maka jika koloid tersebut diletakkan dalam medan
listrik partikelnya akan bergerak menuju kutub yang bermuatan listrik yang

5
berlawanan dengan muatan koloid. Penerapan Adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh Adsorpsi adalah sebagai berikut :

 Penyembuhan sakit perut dengan norit akibat dari bakteri patogen


 Pencelupan serat wol pada proses pewarnaan

 Proses pemutihan gula pasir pada industri gula dengan tanah diatomi dan
arang tulang.

 Penyembuhan sakit perut dengan serbuk karbon atau norit

 Pewarnaan serat sutra, wool atau kapas dalam larutan Al2(SO4)3 pada industri
tekstil.

 Penjernihan air keruh dengan menggunakan tawas (Al2(SO4)3).


Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid
tanah liat, Lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif.
Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan
beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu
dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat
pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3
yang bermuatan positif melalui reaksi:

Al3+ + 3H2O → Al(OH)3 + 3H+


Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel
koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut
kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh
gravitasi.
 Penggunaan arang aktif
 Penggunaan arang halus pada masker, berfungsi untuk menyerap gas yang
beracun.
 Filter pada rokok, yang berfungsi untuk mengikat asap nikotin dan tar.
 Pembersihan kotoran dengan sabun.
 Adsorpsi koloid humus oleh koloid tanah liat.

6
2.4 Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan partikel koloid. Peristiwa koagulasi
pada koloid dapat terjadi diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia.
Peristiwa mekanis misalnya pemanasan atau pendinginan. Darah merupakan sol
butir-butir darah merah yang terdispersi dalam plasma darah, bila dipanaskan akan
menggumpal, sedangkan agar-agar akan mengumpal bila didinginkan. Peristiwa
kimia yang dapat menyebabkan terjadinya koagulasi. Hal-hal yang dapat
menyebabkan koagulasi adalah sebagai berikut...
 Pencampuran Koloid yang Berbeda Muatan. Bila sistem koloid yang
berbeda muatan dicampurkan akan terjadi koagulasi dan akhirnya mengendap.
Misalnya sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan mengalami koagulasi bila
dicampur sol As2S3. Dengan adanya peristiwa tersebut maka bila anda
mempunyai tinta dari merek yang berbeda, yang satu merupakan koloid
negatif dan yang lain merupakan koloid positif, jangan sampai dicampurkan
karena akan dapat terkoagulasi.
 Adanya Elektrolit. Bila koloid yang bermuatan positif dicampurkan dengan
suatu larutan elektrolit maka ion-ion negatif dari larutan elektrolit tersebut
akan segera ditarik oleh partikel-partikel koloid tersebut, dan akibatnya
ukuran koloid menjadi sangat besar dan akan mengalami koagulasi.
Sebaliknya, koloid negatif akan menyerap ion-ion positif dari suatu larutan
elektrolit.

Penerapan Koagulasi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh koagulasi adalah sebagai


beirkut...
 Penjernihan air
 Proses penggumpalan debu atau asap pabrik

 Pengolahan karet dengan lateks

 Pembentukan delta di muara

 Proses penetralan partikel albuminoid dalam darah oleh ion Fe3 + atau Al3+

7
2.5 Elektroforesis
Elektroforesis adalah Peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan
listrik. Manfaat Elektroforesis ini ada pada proses pemisahan potongan-potongan gen
pada proses bioteknologi, penyaringan debu pabrik pada cerobong asap yang disebut
dengan pesawat cottrel. Koloid logam atau basa umumnya mengadsorbsi ion-ion
logam pada saat proses pembentuk sehingga akan menjadi bermuatan positif.
As2S3 dan kelompok koloid sulfida lainnya, dimana pada umumnya mengadsorbsi
ion negatif, sehingga akan menjadi koloid negatif.
Penerapan Elektroforesis dalam kehidupan sehari-hari.

 Identifikasi DNA
 Mendeteksi kelainan genetic

 Proses penyaringan debu pabrik

2.6 Koloid Pelindung


Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid
agar menjadi stabil. Misalnya penambahan gelatin pada pembuatan es krim
dimaksudkan agar es krim tidak dapat memisah sehingga tetap terus kenyal, serta
penambahan gum arab dalam pembuatan semir dan lain-lainnya.
Penerapan Koloid Pelindung dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Koloid
Pelindung adalah sebagai berikut :
 Penambahan minyak silikon pada cat
 Penambahan kasein pada susu

 Penambahan gelatin pada es krim

 Penambahan lestin pada margarin

2.7 Dialisis
Dialisis adalah menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan
koloid ke dalam membran semipermeabel dengan cara memasukkan koloid ke dalam

8
membran semipermeabel. Membran ini mempunyai pori-pori yang mampu ditembus
oleh ion, tetapi tidak mampu ditembus partikel koloid. Bila kantong semipermeabel
tersebut dimasukkan ke dalam aliran air, maka ion-ion yang keluar dari membran
semipermeabel akan terbawa aliran air, sedangkan koloidnya masih tetap di dalam
kantung semipermeabel.
Penerapan Dialisis dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Dialisis adalah sebagai
berikut :
 Proses cuci darah
 Memisahkan ion-ion sianida dan tepung tapioka

BAB 3

KESIMPULAN

1. Koloid merupakan suatu sistem dispersi yang ukuran partikelnya lebih besar dari
larutan, tetapi lebih kecil dari suspensi (campuran kasar). Koloid terdiri dari dua
bentuk, yaitu fase terdispersi (zat yang didispersikan) dan medium pendispersi
(medium yang digunakan untuk mendispersikan).
2. Sifat-sifat dari koloid diantara nya adalah Efek Tyndall, Gerak Brown, Adsorpsi,
Koagulasi, Elektroforesis, Koloid Pelindung, dan Dialisis. Masing- masing dari
sifat koloid, dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-sehari.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kamaludin, Agus,dkk. 2010. Seri Lengkap Soal & Penyelesaian Uji Kopetensi Kimia
Untuk SMA/MA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Parning, Horale. 2005. Kimia 2B Kelas 2 SMA Semester Kedua. Jakarta: Yudhistira.

Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Suharsini,     Maria. 2005. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.

Retnowati, Priscilla. 2008. Seribu Pena Kimia Untuk Kelas SMA atau MA Kelas XI.
Jakarta: erlangga.

10

Anda mungkin juga menyukai