PENGARUHKEMAJUANIPTEK TERHADAPKEBERADMN
DAN KEHIDUPANMASYARAKATDAN AGAMA
MENYONGSONG
ABAD }Oil
PENGAR{JH
I(EV'PJUAN
IPTEK TERHADAP DAN I(HIIDI,PA}.I
KEBERADAAN
DANAGAMAMENYONGSONG
MASYARAKAT ASADn(I
Suatu Tinjauan Pendidikan
PB{GANTAR
di satu pihak manusia itu ingin mempunyairasa kepastian atas hidup dan kehi-
berupa kernajuan akal dan daya penalararurya, atau ia putus asa dan ingin mela-
ini. Di dalarn keadaan yang serba tidak menentu itu seakan-akan muncul seekor
binatang penyelamat yang bernana IPTEK. Binatang IPTEK ini mempunyai pedang
dunia baru yang penuh potensi untuk meningkatkan taraf hidup manusia ataupun
pada sisi yang lain IPTEKmembukakegirisan baru bagi manusia terhadap rahasia
alam semesta yang tidak atau belurn terjangkau oleh daya penalarannya yang ter-
terhadap pegangan-pegangan
hidup sosial dan budaya manusia itu sendiri, terma-
suk kepercayaannya.
1
-58-
I. TERORMASADEPAN
rrTeror Masa
Apa yang dikemukakan dimuka dapat dirangkum dalarn pengertian
Depan'r seperti yang dirisaukan oleh sementara kaun futuris. Berbagai kekhawa-
pada masalah makanan, enersi, bahan baku, pengrusakan lingkungan karena kese-
rakahan nanusia. Ke empat teror ini akibat tekanan pertumbuhan penduduk serta
kanan cukup, kesehatan yang merata dan terjangkau, pendidikan yang meningkat-
threattr). Ada sementalt I'nabitt melihat jalan keluar: sementara ahli tersebut
neragukan sikap fatalisme seperti yang diungkapkan oleh The Club of Romeyang
kesohor itu. Golongan optimis itu menyatakahbahwa apa yang kurang pada ramal-
an-ramalan para futuris-pesimis ialah golongan pesimis itu kurang atau tidak
dalam keterbatasan itU ada tempat dirnana manusia ikut berperan untuk ikut me.
nentukan gerak arah masa deparmya sendiri, termasuk pemanfaatan ilmu penge-
'rcornucopian" yang antara lain berpendapat bahwa masa depan akan cerah karena
-59-
mun sebagai hasil upaya nalar manusia' Penerapanhasil IPTEK itu sendiri tetap
kan buta-nilai. 01eh sebab itu ditengah-tengah optimisme manusia terhadap pe-
ranan IPTEK yang boleh jadi merupakan harapan utama urnat nanusia dimasa depan,
1) apalagi
perlu mulai ditunbuhkan apresiasi nilai generasi muda sejak dini,
Disamping impaknya yang positif, kemajuan IPTEK yang luar biasa dalam
dfrs yang homogin. Proses homoginisasi itu bak gelombangmelanda tepian yang
z. Michael l1r. Fox, ItGenetic Engineering, Cornucopia or Pandora's Box ?", Tlm
FLTIURIST,January - February 1986.
-60-
organisasi itu ditemukan3) di dalarn sqatu konteks kehidupan sosial yang sa-
ngat berbeda. Inilah yang disebut conger perlunya rrsosial inventionrr dalam
sial ini meliputi prosedur sosial dan organisasi sosial. Sebagai contoh, seko-
lah sebagai organisasi sosial ditemukan dalarn kebudayaan Sumer (2500 tahun
S.!1,). Menurut pendapat para ahli meskipun penemuansosial ini termasuk salah
satu yang tertua dalan kebudayaan umat manusia, namun dimasa kemajuan IPTEK
dari kemajuan sosial budaya karena adanya kecenderunganke arah proses homogi-
yang menjadi sumber segala penemuan sosial dan tentunya juga pengembangan
sosial yang muncul pada.kebudayaan Sumer sekitar 400 tahun sM dimana profesi
dengan itu.
ini akibat kemajuan IPTEK. l"lasalah pokok dalam setiap penemuansosial ialah
yang telah rnemperoleh derajat pendidikan yang cukup tinggi, menolak praduga
bahwa manusia itu sebagai tikus putih laboratoriutn percobaan. Kesulitan ini
itu melalui kekuasaan baik alarniah maupundijabarkan dari kekuasaan super na-
tural, dalam nasyarakat modern yang terbuka' penemuansosial itu dapat dihi-
nanusia tidak kehilangan subyeknya dalam proses pembangunan itu karena dia
sosial seperti sekolah, gereja, perlu ditinjau kembali peranan, fungsi, dan
strukturnya untuk dapat melaksanakan peranan yang baru yang lebih sesuai.
antara lain telah merobek-robek sekat pemisah dalan kehidupan manusia, baik
dan bukan tidak nungkin termasuk sikapnya terhadap agama dan kepercayaarnya
hidup selama ini. Namundemikian di, balik dampak negatif tersebut' terdapat
pula sifat-sifat yang positif. Dalam kaitan ini dapat disebutkan pengaruh
yang sangat pasti akan mengubah horizon cara berpikir manusia yang pada
nilai-nilai dan agama. Kita sedang menuju pada masyarakat pasca industri
syarakat telematik (Nora € Minc, 1980), atau abad Infoglut (Marien' 1982).
Alfin Toffler mengatakan bahwa dunia dewasa ini sedang memasuki GelombangKe-
kat industri boleh dikatakan relatif telah siap menerima goncangan gelombang
Biasanya sikap ini tidak mempunyaidampakyang berhasil. sikap kedua ialah si-
kap amelioritis seperti berbagai jenis bantuan sosial yang hanya menecahkan
masalah struktur
masalah secara simptomatik namun tidak memecahkan dan pelem-
tertentu secara ad hoc misalnya nasalah-masalah rasial, dan sikap yang ter-
sikap-sikap ini agaknya akan berkelanjutan dan dengan demikian agamaakan men-
4) Earl D.C. Brewer, rrA Religious Vision for the ZIst Century'r, TI{E
FUTURIST,JulY - August 1986.
-oJ-
fuama tidak akan terlepas dari gelombangketiga yang sedang melanda dunia. Se-
baliknya kemajuan IPTEKdimanfaaikan dalan memantapkan
tugas dan fungsi agama.
manusia kepada suatu sikap polarisasi untuk mencari identitas atau jati diri-
nya. Juga dalan proses jati diri ini diperlukan peranan penting IPTEK. Untuk
proses jati diri diperlukan informasi yang sesuai serta forurn komunikasi untuk
menjadi sumber pedomanetik dan moral jangan sampai kehilangan peranannya da-
lam proses jatidiri itu. Hal ini berarti bahwa agamaperlu menyiapkan, menyr-
sun dan menyebarkan informasi dan pengetahuan dan teknologi yang mempercepat
ngan perubahan sosial serta yang dapat ditrapkan dalam lingkurgan tatap nuka
asumsi nereka apa yang terjadi ialah adanya proses interaksi yang dinanis
antara agana dan sekularisasi. Hasilnya ialah agamaitu lebih berorientasi du-
dupan rnanusia karena proses sekularisasi akan membatasidua proses yang berla-
wanan ialah proses tumbuhnya gerakan kembali kepada ortodoksi atau fundamenta-
yang murni. Kritik yang dilontarkan terhadap pendapat Stark dan Bainbridge
rrorga-
ialah kenyataan adanya kaitan antara melunturnya kePercayaan terhadap
nized religion" setingkat dengan pelbaikan pendidikan. Dalam hal ini terletak
maju teknologi apabila informasi yang diterina Para penganut tidak sesuai lagi
misalnya dengan kemajuan IPTEK, kecuali apabila nilai-nilai agama itu hanya
Dan hal ini tidak mungkin dalam abad informasi ini. Di sinilah pula titik
singgung yang penting antara pendidikan dan agama. Pendidikan di abad informa-
nusia. Dalafir kaitan ini, trcogito ergo surnttdari Ren6 Descartes mempgnyairele-
vansi J.agi. ialah manusia itu dengan akalnya diharapkan akan lebih menyadari
pakan Sesuatu posisi yang netral dan tergantung pada kearah manakesadaran itu
yang dulunya dianggap pasti kini nenjadi tidak pasti dan mencari kepastian ba-
ru. Di dalam proses ini tidak perlu materi yang lama itu dibuang, apalagi ka-
lau materi itu telah dijadikan pegangan hidup dalam sejarah budaya manusia
atau masyarakat. Yang perlu ditata kembali ialah hubungan serta fungsi dari
_65_
pegangan hidup itu. Dalarn hal kehidupan agama misalnya sudah waktunya apabila
manusia itu bukan sekadar menjadi anggota statistik tetapi harus berperan me-
pendidikan dalam arti luas daLam proses ini sungguh besar. Proses pendidikan
dalam abad informasi adalah pada hakekatnya bagaimana menyeleksi dan meman-
nai informasi faktual mengenai agama dari khazanah budaya yang ada, sedangkan
yang kedua informasi yang normatif keagamaan. Agapabila arus informasi yang
pertama dapat bersifat a-pribadi, maka arus infornasi yang kedua sifatnya sa-
lalu dikaitkan dengan tingkah laku pribadi itu sendiri dalam interaksi dengan
pribadi lairurya, Atau dengan kata lain, penghayatan pribadi atau proses bela-
dupan pribadi dan kehidupan antar pribadi. Hal ini berarti apabila (pendidikan
agamaakan kehilangan fungsi dan peranannya. Jadi, ada dua syarat bagi agama
menjadi penturtrur bagi tingkah lakuhya. llasa depan bukanlah suatu yang dapat
diramalkan tetapi yang memberi tempat bagi kemauandan pilihan manusia yang
gical synergism't di mana manusia mengakui adanya kekuatan Ilahi yang mengatur
kehidupan jagad raya ini, yang berarti pula pengakuan terhadap keterbatasan
manusia, di mana manusia dan alam akan bekerjasama dalam suatu sistem alamiah
abad informasi dimana ada tendensi ke arah homogenisasi, terdapat arus balik
atau polarisasi ke arah mencari jati diri atau identitas. Jati diri itu akan
FI'NGSI DANPERAMNPENDIDIKAN?
IV. BAGAII'{AMKATI
tu aset urat manusia yang dapat diandalkan dalarn menyongsongmasa depan yang
sangat cepat datangnya ialah kualitas manusia itu sendiri. Hanya manusia itu
spritual dan kultural, untuk menyiapkanmasa depan dengan visi serta kreativi-
bagi kebahagiaan umat manusia. Kita berada kini dalam perkembanganIPTEK yang
inilah yang langsturg berhadapan dengan mayoritas penduduk buini yang terdiri
dari sekitar 60? berusia dibawah 30 tahun. Di sinilah letak pentingnya meng-
arahkan lembaga pendidikan agar menjadi sarana penunjang yang dinamis dalam
ikut meletakkan dasar bagi tumbuhnyapribadi yang diinginkan bagi masa depan.
Dan seperti Dennis Gabor menyatakan: ItYou cannot predict the future, but you
can invent itil; Petanan pendidikan untuk nenentukan masa depan memangsangat
relevan sebab manusia i.tu bukan saja obyek, tetapi sekaligus subyek atau pela-
10) Gunter A. Pauli. Crusader for the Future. A Portrait of Aurelio Peccei
Founder of the Ciu
Telah diuraikan bagaimanakemajuan IPIEK telah mulai rrrnemberitrarah se-
cara langsung dan tidak langsung kepada-bentuk manusia dan kehidupan nasa de-
patr, khususnya dalam kehidupan masyarakat dan agama. Arah tersebut dapat
kan perubahan.
partisipatoris.
Kelima arah masa depan tersebut merupakan indikator bagi lembaga sosial
yang disebut sekolah, atau lebih tepat pendidikan di dalam maupundi luar ge-
dung sekolah, jadi tennasuk pula segala bentuk lembaga sosial di mana nanusia
tuntutan pexubahan tersebut? Marilah kita kaji selintas fungsi dan peranan
lembaga-lembaga
itu dewasaini:
nasi dalarn berbagai bentuk, baik secara nyata naupun terselubung masih saja
tertentu. Informasi yang menerpa manusia itu akhirnya meninbun manusia itu
tanpa daya, dan jadilah manusia itu sebagai bagian dari informasi itu sendiri'
Jika demikian halnya gambaranThe Big Brother dari George 0rwe11 telah menjadi
kenyataan. Apa yang terjadi dalam lembaga pendidikan formal, terjadi juga da-
akan menjadi robot-robot melalui informasi elektronika, yang pada suatu saat
akan menjadi jenuh dan menjadi boomerang terhadap agama dan kepercayaannya.
Lautan infornasi akan melanda manusia itu, dan ia akan kehilangan pegangan,
diarahkan pada gerakan yang positif ialah terbentuknya pribadi manusia yang
untuk membantumanusia itu mengambil keputusan yang lebih cepat dan 'tepat.
digunakan dalan pengarnbilankeputusan itu tidak dapat diambil alih oleh kompu-
can ilmu pengetahuan,t yang telah dilepaskarurya dari kandangnya agar supaya ma-
nusia itu dan bukan si macanyang menjadi protagonis di masa depan, demikian
12)
diungkapkan Aurelio Peccei.
daya nalar
Adakah rnenjadi tugas lembaga-lembagapendidikan untuk mengembangkan
nanusia itu agar manusia itu lebih dapat mengerti realitas secara terus-mene-
rus dan dapat menentukanposisinya. Tidak dapat disangkal bahwa daya nalar itu
merupakan 'rrenewable resourcesrr yang sangat penting dan berharga bagi kelan-
jutan hidup umat manusia. Dapat dibayangkan betapa kehidupan manusia itu akan
ya nalarnya. Dengan daya nalar nanusia itu akan dapat memiliki masa deparnya
sendiri dan bukan hanya sekadar menjadi robot dan menjadi korban dari ketolol-
arurya sendiri.
dalam huburgan antara pribadi dan lingkungarurya. Lingkungan adalah sunber in-
formasi. Tanpa informasi tidak mungkin terjadi proses refleksi yang sebenar-
nya. Maka dari itu abad informasi sebenarnya merupakanera penemuanjati diri
pat nelaksanakan proses tersebut. Proses belajar yang cocok untuk itu ialah
ambil kesimpulan dan merumuskanmasalah. Proses ini akan terus menerus terjadi
proses ini
sesuai dengan anrs informasi yang terus menerus mengalir. Di dalam
Pribadi menemukanjati dirinya dan IPTEK akan terus berkembang dan memperoleh
arah dari pribadi yang tinggi daya nalarnya serta sadar akan tujuan hidupnya,
adalah bagian dari biosfeer dimana kita hidup. Adanya jarak antara manusia
itu
dengan lingkungan hidupnya dapat mernbahayakankelangsturgan hidup manusia
sendiri. Daya dukung planit burni ini terbatas, oleh sebab itu adalah kewajiban
proses yang berkaitan dengan proses nenemukanidentitas pribadi atau jati diri
seperti yang telah diuraikan di muka. Selain itu sadar lingkungan akan meng-
ungkapkan pula rasa kesatuan kemanusiaan bahwa urnat manusia itu sebagai kese-
Menyadari akan arti lingkungan dalam hidup manusia dan budaya manusia
kepada manusia akan kekuasaan Maha Pencipta. Dalan hal ini antara agama dan
IpTEK mempunyai titik silang yang sangat subur bagi tumbuhnya seorang manusia
religieus otentisitas
yang tulus karena dengan {aya nalarnya ia menemukan dari
tetapi langsung dikaitkan dengan dunia nyata, dunia sekitar dan kehidupan na-
salah satu lembaga sosial yang tertua dalam kebudayaanurnat manusia. Namundi-
antara lembaga-lembagasosial yang ada. Ha1 ini mudah dimengerti karena di-
dilestarikan. Fungsi ini dapat berjalan dengan baik dalam masyarakat yang ter-
tutup, dan memangsuatu keharusan untuk berfungsi yang demikian justru untuk
dalam kondisi yang demikian, dogma agana menjadi pegangan utama dan pertama.
Sejalan dengan kemajuan IPTEK sendi-sendi panutan itu mulai goyah sedangkan
sinya yang baru, bukan tidak mungkin lernbaga tersebut akan menjadi fosil yang
tan terhadap nasa depan yang terbuka, bukan saja sekedar mengubahkulit luar
lembaga itu tetapi seluruh isi dan fungsinya yang menyangkuttenaga pengelola,
pendidik, seleksi, kurikulurn, metodologi, tanggung jawab orang tua dan masya-
rakat lokal maupun nasional. Titik berangkat dari lembaga pendidikan dalam
abad informasi ialah hubungan yang integratif antara peserta didik dengan
bangan daya nalar peserta didik. Situasi-situasi beTajar yang kongkrit merupa-
merunuskan masalah yang baru lagi, dengan menggunakanarus informasi yang ter-
sedia hampir tanpa batas itu. Fungsi pendidik berubah menjadi mitra peserta
didik dalan suatu penjelajahan akal yang akan menelusuri lorong-lorong misteri
perubahan sesuai dengan kemajuan IPTEK, semakin menonjol pula peranan kelom-
dap arus homogenisasi yang cenderung menciptakan manusia digital. Hal ini ber-
arti peranan somah terhadap pembentukan pribadi manusia akan ditemukan kemba-
li, dengan catatan somah itu sendiri menyadari akan peranarmya itu di abad
informasi. Somahsendiri akan menjadi salah satu pusat belajar yang penting di
tua pe.rlu nengantisipasi peranan ini karena para pendidik profesional akan
- 74 -
mempunyaifungsi yang lain yaitu sebagai nara sunber atau konsultan belajar.
cahkan masalah dan merunuskankembali rnasalah dengan dimensi yang lebih luas.
Dengan singkat, lingkungan sekitar adalah dunia di mana seseorang bukan saja
ngan yang kongkrit ini juga dapat terjadi ungkapan kepercayaan atau agamase-
KESIMPTJLAN
bersana dan agama yang terutama dilihat dari segi pendidikan, dapat diambil
ke arah synergisme antara nalar dan alam serta penghayatan eksistensial telha-
sebagai arus balik yang produktif terhadap proses homogenisasi dalam masyara-
kat teknotronik.
somah sebagai ajag interaksi yang paling primer. Anggota somah, baik sebagai
-75-
agama.
muka dan somah perlu ditemukan kembali ftmgsinya yang relevan dengan masyara-
tas manusia yang mandiri, bertanggung jawab terhadap lingkungannya dan sekali-
REFIRENSI
6. Peccei, Aurelio, One Hundred Pages for the Future, Reflections of the
Presid6nt of the
'7
THE FUTURIST,August 1983
11. Tomlinson, Peter: llargaret Quinton (ed.), Velues across the Curriculun,
The Falmei Presl Lond-on,1986
tz. Zen, M.T. (editor) Sain, Teknologi dan Hari Depan Manusia, Yayasan 0bor
Indonesia, Jakarta, 1984.