Anda di halaman 1dari 10

BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan telah menjadi sebuah mata rantai
kehidupan yang tak bisa dipisahkan dengan kehidupan dan eksistensi manusia.
Ilmu pengetahuan yang semakin maju menjadi bukti nyata akan pemikiran
manusia yang semakin kompleks. Dalam pemanfaatan suatu ilmu kiranya perlu
disadari adalah suatu ilmu harus dihubungkan dengan konteks di mana manusia
itu berada. Dalam masa depan keilmuan diperlukan peran ilmuwan dalam
menghadapi tantangan ilmu dan perkembangannya. Manusia yang berpikir
filsafati, diharapkan bisa memahami filosofi kehidupan, mendalami unsur-unsur
pokok dari ilmu yang ditekuninya secara menyeluruh sehingga lebih arif dalam
memahami sumber, hakikat dan tujuan dari ilmu yang ditekuninya, termasuk
pemanfaatannya bagi masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu untuk memahami
tanggung jawab seorang ilmuan dan tantangan kemanusia di masa depan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah umum dalam
makalah ini adalah “Bagaimana Tanggung Jawab Seorang Ilmuan dan Tantangan
Kemananusiaan Dimasa Depan.
C. Tujuan
Dalam makalah ini tujuan yang ingin diketahui adalah “Bagaimana
Tanggung Jawab Seorang Ilmuan dan Tantangan Kemananusiaan Dimasa Depan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tanggung Jawab Ilmuwan

Ilmu merupakan hasil karya seorang ilmuwan yang dikomunikasikan dan


dikaji secara luas. Jika hasil karyanya itu memenuhi syarat-syarat keilmuan, maka
karya ilmiah itu akan menjadi ilmu pengetahuan dan digunakan oleh masyarakat
luas. Maka jelaslah, jika ilmuwan memiliki tanggung jawab yang besar bukan saja
karena ia merupakan warga masyarakat, melainkan karena ia juga memiliki fungsi
tertentu dalam masyarakat. Fungsinya selaku ilmuwan tidak hanya sebatas
penelitian bidang keilmuan, tetapi juga bertanggung jawab atas hasil penelitiannya
agar dapat digunakan oleh masyarakat, serta bertanggung jawab dalam mengawal
hasil penelitiannya agar tidak disalahgunakan.

Ilmu menghasilkan teknologi yang diterapkan pada masyarakat. Teknologi


dan ilmu pengetahuan dalam penerapannya dapat menjadi berkah dan penyelamat
bagi manusia, tetapi juga bisa menjadi bencana bagi manusia. Di sinilah
pemanfaatan pengatahuan dan teknologi perlu diperhatikan sebaik-baiknya.

Penerapan dari ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan dimensi


etis sebagai pertimbangan dan kadang-kadang mempunyai pengaruh pada proses
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanggung jawab etis, merupakan
hal yang menyangkut kegiatan maupun penggunaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam hal ini berati ilmuwan dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi harus memperhatikan kodrat dan martabat manusia,
menjaga keseimbangan ekosistem, bertangung jawab pada kepentingan umum dan
generasi mendatang, serta bersifat universal karena pada dasarnya ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah untuk mengambangkan dan memperkokoh
eksistensi manusia bukan untuk menghancurkan eksistensi manusia.

Kadang-kadang, tanggung jawab keilmuan tidak disebabkan oleh ilmu itu


sendiri, misalnya; dalam hal menyelesaikan setiap persoalan kemanusiaan, seperti;
bencana alam, keadaan alam yang kritis, konflik sosial, dan sebagainya. Tanggung
jawab keilmuan bukan saja dalam arti yang normative, misalnya berkaitan dengan
aspek moral yang bersifat legalistik saja, tetapi mencakup aspek yang lebih luas.
Misalnya, tanggung jawab keilmuan dalam menyelasaikan berbagai bentuk akibat
perubahan sosial yang berdampak terhadap tatanan moral masyarakat. Jadi,
tanggungjawab keilmuan juga memilki arti, mendudukkan manusia pada
kedudukan martabat dirinya, sehingga di satu sisi tidak diperalat oleh ilmu dan
ilmuwan demi mencapai prestise dan supremasi ilmu, atau di sisi lain, tidak
tergilas oleh kebodohan dan kemelaratan hidup karena lingkaran setan
ketidaktahuan yang melilit dirinya.

Tanggung jawab mengandung makna penyebab (kausalitas), dalam arti


"bertanggung jawab atas". Tanggung jawab dalam arti demikian berarti; apa yang
harus ditanggung. Subyek yang menyebabkan dapat diminta
pertanggungjawabannya, meskipun permasalahan-permasalahan tersebut tidak
disebabkan oleh ilmu atau ilmuwan itu sendiri. Aspek tanggung jawab sebagai
sikap dasar keilmuan, dengan ini, telah menjadi satu dalam kehidupan keilmuan
itu sendiri dan sulit dipisahkan. Tanggung jawab keilmuan, tidak dapat dipisahkan
dari perkembangan pengetahuan maupun keilmuan dari abad ke abad.

Berbicara mengenai tangung jawab ilmu adalah suatu cara tak langsung
berbicara tentang manusia yang mengpraktekan, menerapkan, dan menggunakan
ilmu pengetahuan itu. Kadang-kadang dapat pula terjadi tanggung jawab yang tak
disebabkan oleh ilmu pengetahuan, tetapi dilakukan oleh manusia tanpa
mengikutsertakan ilmu pengetahaun. Misalnya; dalam hal menyelesaikan setiap
persoalan kemanusiaan, seperti; bencana alam, keadaan alam yang kritis, konflik
sosial, dan sebagainya.

Tanggung jawab keilmuan menyangkut, baik masa lalu, masa kini,


maupun masa depan. Alasannya, karena penanganan ilmu atas realitas selalu
cenderung berat sebelah. Kenyataan tersebut telah banyak berpengaruh terhadap
gangguan keseimbangan kosmos (alam) seperti; pembasmian kimiawi dari hama
tanaman, sistem pengairan, keseimbangan jumlah penduduk, dan sebaginya. Juga,
hal itu menyangkut gangguan terhadap tatanan sosial dan keseimbangan sosial.
Artinya, ilmu lah yang telah mengemukakan bahwa tatanan alam dan masyarakat
harus diubah dan dikembangkan maka ilmu pula lah yang bertanggung jawab
menjaganya agar dapat diubah dan dikembangkan dalam sebuah tatanan yang
baik, demi konseistensi kehidupan, regulasi historis, dan keberlanjutan ekologis.

1. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Ilmuwan


a. Tanggung jawab sosial

Seorang imuwan mempunyai tanggung jawab sosial yang terpikul


di bahunya. Bukan saja karena dia adalah warga masyarakat yang
berkepentingannya terlibat secara langsung di masyarakat namun yang
lebih penting adalah karena dia mempunyai fungsi tertentu dalam
kelangsungan hidup bermasyarakat. Fungsinya selaku ilmuwan tidak
berhenti pada penealaahan dal ilmuan secara individual namun juga ikut
bertanggung jawab agar produk keilmuan sampai dan dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat.

Tanggung jawab sosial ilmuwan adalah suatu kewajiban seorang


ilmuwan untuk mengetahui masalah sosial dan cara penyelesaian
permasalahan sosial. Ilmuwan mempunyai kewajiban sosial untuk
menyampaikan kepada masyarakat dalam bahasa yang mudah dicerna.
Tanggung jawab sosial seorang ilmuwan adalah memberi perspektif yang
benar, untung dan rugi, baik dan buruknya, sehingga penyelesaian yang
objektif dapat dimungkinkan.

Dengan kemapuan pengetahuannya seorang ilmuwan harus dapat


memengaruhi opini masyarakat terhadap masalah-masalah yang
seyogianya mereka sendiri. Dalam hal ini, berbeda dengan saat
menghadapi masyarakat, ilmuwan yang elitis dan esoterik, dia harus
berbicara dengan bahasa yang dapat dicerna oleh orang awam. Untuk itu
ilmuwan bukan saja mengandalkan pengetahuannya dan daya analisisnya
namun juga integritas kepribadiannya.
Tanggung jawab sosial lainnya dari seorang ilmuwan yaitu dalam
bidang etika. Dalam bidang etika ilmuwan harus memosisikan dirinya
sebagai pemberi contoh. Seorang ilmuwan haruslah bersifat objektif,
terbuka, menerima kritik dan pendapat orang lain, kukuh dalam
pendiriannya, dan berani mengakui kesalahannya. Semua sifat ini serta
sifat lainnya merupakan implikasi etis dari berbagai proses penemuan
ilmiah. Seorang ilmuwan pada hakikatnya merupakan manusia yang biasa
berpikir dengan teratus dan teliti. Seorang ilmuwan tidak menolak atau
menerima sesuatu secara begitu saja tanpa pemikiran yang cermat. Di
sinilah kelebihan seorang ilmuwan dibandingkan dengan cara berpikir
orang awam. Kelebihan seorang ilmuwan dalam berpikir secara teratur dan
cermat inilah yang menyebabkan dia mempunyai tanggung jawab sosial.
Dia mesti berbicara kepada masyarakat sekitarnya ia mengetahui bahwa
berpikir mereka keliru, dan apa yang harus dibayar untuk kekeliruan itu.
Sudah seharusnya pula terdapat dalam diri seorang ilmuwan sebagai suri
teladan dalam masyarakat.

Beberapa bentuk tanggung jawab sosial ilmuwan, yaitu:

1) Seorang ilmuwan harus mampu mengidentifikasi kemungkinan


permasalahan sosial yang akan berkembang berdasarkan
permasalahan sosial yang sering terjadi dimasyarakat.

2) Seorang ilmuwan harus mampu bekerjasama dengan


masyarakat yang mana dimasyarakat tersebut sering terjadi
permasalahan sosial sehingga ilmuwan tersebut mampu merumuskan
jalan keluar dari permasalahan sosial tersebut.

3) Seorang ilmuwan harus mampu menjadi media dalam rangka


penyelesaian permasalahan sosial dimasyarakat yang mana
masyarakat yang terdiri dari keanekaragaman ras, agama, etnis dan
kebudayaan sehingga berpotensi besar untuk timbulnya suatu
konflik.
b. Tanggung jawab moral

Tanggung jawab moral tidak dapat dilepaskan dari karakter


internal dari ilmuwan itu sendiri sebagi seorang manusia, ilmuwan
hendaknya memiliki moral yang baik sehingga pilihannya ketika memilih
pengembangan dan pemilihan alternatif, mengimplementasikan keputusan
serta pengawasan dan evaluasi dilakukan atas kepentingan orang banyak,
bukan untuk kepentingan pribadinya atau kepentingan sesaat. para
ilmuwan sebagai orang yang profesional dalam bidang keilmuan tentu
perlu memiliki visi moral khusus sebagai ilmuwan. Moral inilah di dalam
filsafat ilmu disebut sikap ilmiah.

Sikap yang perlu dimiliki oleh para ilmuwan, antara lain:

1) Tidak ada rasa pamrih, yaitu suatu sikap yang diarahka untuk
mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif dengan menghilangkan
pamrih atau kesenangan pribadi.

2) Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang bertujuan agar para


imuawan mampu mengadakan pemilihan terhadap berbagai hal
yang dihadapi.

3) Seoarang ilmuwan sangat menghargai terhadap segala


pendapat yang dikemukakan oleh orang lain, oleh para ilmuwan
lainnya, memiliki keyakinan yang kuat terhadap kenyataan maupun
terhadap alat indera serta budi, adanya sikap yang positif terhadap
setiap pendapat atau teori terdahulu telah memberikan inspirasi
bagi terlaksanya penelitian dan pengamatan lebih lanjut.

4) Seorang ilmuan juga memilki rasa tidak puas terhapa


penelitian yang telah dilakukan sehingga dia terdorong untuk terus
melakukan riset atau penelitian.

5) Seorang ilmuwan harus memilki akhlak atau sikap etis yang


selalu berkehendak untuk mengembangkan ilmu untuk kebahagian
manusia, lebih khusus untuk pembangunan bangsa dan negara.
Akhlak dan sikap etis dalam mengembangkan ilmu untuk memiliki
sopan santun ilmiah yaitu dengan berhati-hati dalam mengeluarkan
pendapat, dan kalau teryata dia salah maka harus segera menyadari
dan mengklasifikasi kesalahan tersebut.

c. Tanggung jawab etika

Kemudian tanggung jawab yang berkaitan dengan etika meliputi


etika kerja seorang ilmuwan yang berkaitan dengan nilai-nilai dan norma-
norma moral (pedoman, aturan, standar atau ukuran, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis) yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya; kumpulan asas atau nilai
moral (Kode Etik) dan ilmu tentang perihal yang baik dan yang buruk.
Misalnya saja tanggung jawab etika ilmuwan yang berkenaan dengan
penulisan karya ilmiah, maka kode etik pada penulisan karya ilmiah harus
memenuhi beberapa kriteria, yaitu sebagai berikut:

1) Obyektif(berdasarkan kondisi faktual)

2) Up to date(yang ditulis merupakan perkembangan ilmu paling


akhir)

3) Rasional(berfungsi sebagai wahana penyampaian kritik timbal-


balik)

4) Reserved(tidak overcliming, jujur, lugas dan tidak bermotif


pribadi)

5) Efektif dan efisien(tulisan sebagai alat komunikasi yang


berdaya tariktinggi).

Tugas keilmuan menghimbau pada sebuah tanggung jawab


professional yang memadai. Tanggung jawab profesional keilmuan
mengandaikan bahwa seorang ilmuwan harus menjadi ahli dan terampil
dalam bidangnya, jadi bukan sekedar hobi. Tanggung jawab professional
keilmuan mengacu pada bidang keilmuan yang digeluti sebagai panggilan
tugas pokok atau profesi keilmuannya. Tanggung jawab professional
menunjuk pula pada penghasilan atau upah yang diperoleh berdasarkan
tingkat kepakaran (pengetahaun dan ketrampilan) yang dimiliki dalam
bidang keilmuannya. Profesional merupakan kata atau istilah yang
umumnya diliputi sebuah citra diri yang berbauh sukses, penuh
percayadiri, berkompeten, bekerja keras, efisien, dan produktif. Tanggung
jawab profesional keilmuan menunjuk pada gambaran diri seseorang
berdisiplin, kerasan, dan sibuk dalam pekerjaan keilmuannya. Disiplin dan
kerasan merupak sebuah paham yang membedakan secara radikal seorang
ilmuwan sejati dengan orang yang suka malas, santai, dan seenaknya
dalam sebuah tugas keilmuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Peran dan fungsi ilmuwan dalam masyarakat juga perlu diperhitungkan,


karena ilmuwan merupakan orang yang dapat menemukan masalah spesifik dalam
ilmu. Selain itu, ilmuwan pula terbebani oleh tanggung jawab, tanggung jawab
yang diemban oleh ilmuwan meliputi tanggung jawab sosial, moral, dan etika.
Ilmu akan senatiasa berkembang, sesuai dengan perkembangan zaman dan inovasi
kreativitas yang dilakukan berdasarkan pemikiran manusia. Perkembangan ilmu
yag semakin pesat ini menghasilkan teknologi dan penemuan mutakhir
memberikan sejumlah tantangan besar bagi manusia di masa depan, baik
tantangan mental, fisik, sampai moral. Kemajuan ilmu demi kepentingan manusia
ini memang sering salah pemanfaatan dan penyikapan, sehingga sebenarnya
tantangan yang akan dihadapi lebih kepada masalah teknis.
DAFTAR PUSTAKA

Adib, Muhammad. 2011. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan


Logika Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bakhtiar, Amsal. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Burhanuddin, Afid. 2012. “Tantangan dan Masa Depan Ilmu”,

Latif, Mukhtar. 2014. Orientasi ke Arah Pemabahasan Filsafat Ilmu. Jakarta:


Prenadamedia Group.

Semiawan, Conny R, Made Putrawan, dan Setiawan. 1998. Dimensi Kreatif


dalam Filsafat Ilmu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Surajiyo. 2008. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suriasumantri, Jujun S. 1998. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:


Pustaka Sinar Harapan.

Susanto. 2011. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologi,


Epistemologi, dan Aksiologi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Watloly.“Filsafat Ilmu”. (http://kuliah.unpatti.ac.id/mod/page/view.php?id=16).


Diakses 11 september 2019 Pukul 18:40.

Anda mungkin juga menyukai