Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu kimia analitik adalah ilmu kimia yang mendasari pemisahan-pemisahan
dan analisis bahan. Analisa bertujuan untuk menentukan susunan bahan, baik secara
kualitatif, kuantitatif, maupun secara struktur. Susunan kualitatif merupakan
komponen-komponen bahan, sedangkan susunan kuantitatif adalah berapa
banyaknya atau setiap komponen tersebut. Dalam ilmu kimia analitik untuk
menganalisa suatu komponen kimia terdiri atas beberapa analisis yaitu analisis
volumetri, analisis gravimetri.
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang
paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Dalam
analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan
yang dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur
atau gugus senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan mantap
stabil, sehingga dapat diketahui berat tetapnya. Berat unsur atau gugus yang
dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa serta berat atom penyusunnya
(Gandjar. 2007).
Dalam dunia teknik kimia sangat dibutuhkan juga bagaimana cara analisa
gravimetri ini. Seperti halnya dalam industri, untuk mendukung kinerja kita sebagai
insinyur teknik cara analisa ini mungkin juga sangat penting. Tahap pengukuran
dalam metode gravimetri adalah penimbangan. Analitnya secara fisik dipisahkan
dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari pelarutnya. Selain itu
Analisa gravimetri merupakan suatu cara analisa kimia kuantitatif yang didasarkan
pada prinsip penimbangan berat yang didapat dariproses pemisahan analit dari zat-
zat lain dengan metode pengendapan.
Zat yang telah diendapkan ini disaring dan dikeringkan serta ditimbang dan
diusahakan endapan itu harus semurni mungkin. Untuk memisahkan endapan
tersebut maka sangat dibutuhkan pengetahuan dan teknik yang cukup dan wajib
dimiliki seorang enginer..
Kelebihan gravimetri dari cara volumetri adalah bahwa penyusun yang dicari
dapat diketahui pengotornya, sehingga bila diperlukan dapat dilakukan
pembentukan. Dan kekurangannya adalah membutuhkan waktu yang cukup lama.
Dalam analisis kuantitatif selalu memfokuskan pada jumlah atau kuantitas dari
sejumlah sampel, pengukuran sampel dapat dilakukan dengan menghitung
konsentrasi atau menhitung volumenya. Gravimetri merupakan penetapan kuantitas
atau jumlah sampel melalui perhitungan berat zat. Sehingga dalam gravimetri
produk halus selalu dalam bentuk padatan.(solid). Hubungan analisis gravimetri
dengan dunia farmasi , yaitu pemisahan dua senyawa atau sediaan obat yang tidak
dapat larut pada jenis pelarut tertentu. Sehingga kita dapat menghitung kadar suatu
bahan yang terkandung didalam obat atau sediaan baik dalam bentuk tablet , sirup,
salep, dan kapsul.

Berdasarkan pernyataan diatas maka perlu dilakukan praktikum mengenai


analisis gravimetri guna mengetahui metode pengendapan klor dengan larutan
AgNo3, proses isolasi dan pengeringan endapan, dan penetapan kadar air kristal.

1.2. Maksud Percobaan


Adapun maksud dari percobaan yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui dan
mempelajari cara menentukan berat suatu unsur dalam senyawa dengan
menggunakan metode gravimetri.
1.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
cara untuk menentukan berat unsur klor dalam senyawa NaCl
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Analisis Gravimetri
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau
senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan senyawa gravimetri meliputi
transformasi unsur atau radikal senyawa murni stabil yang dapat segera diubah
menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dapat dihitung
berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur ( unsur atau senyawa yang
dikandung dilakukan dengan berbagai cara, seperti ) metode pengendapan metode
penguapan metode elektro analisis atau berbagai macam cara lainya. Ada
prakteknya metode pertama adalah yang terpenting, metode gravimetri memakan
waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu
faktor ( faktor pengoreksi dapat digunakan (Khopkar. 2002).
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang
paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis
gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap berat konstannya.
Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah
bahan yang dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan
unsur atau gugus senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan
mantap stabil, sehingga dapat diketahui berat tetapnya. Berat unsur atau gugus yang
dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa serta berat atompenyusunnya
(Gandjar. 2007).
Metode pembebasan gas atau penguapan pada hakekatnya bergantung pada
penghilangan basa penyusun kontituen yang mudah menguap (Atsiri). Ini dapat
dicapai dengan beberapa cara )dengan cara pemijaran sederhana dalam udara atau
aliran suatu gasyang tak bereaksi dengan pengelola dengan beberapa regensia kimia
dimana bahan penyususun yang dikehendaki dijadikan mudah menguap dan dengan
pengelolaan dengan suatu regensia kimia dimana bahan penyusun dikehendaki tak
mudah menguap ini dapat diabsorbsi (diserap) dalam sejumlah medium yang telah
ditimbang bila penafsiran ini adalah penafsiran langsung atau bobot residuter
tinggal setelah suatu komponen dijadikan mudah menguap ditetapkan dan diproposi
bahan penyusun itu dihitung dari bobot ( Riwandi. 2003).
Zat ini mempunyai ion yang sejenis dengan endapan primernya. Postpresipitasi
dan kopresipitasi merupakan dua penomena yang berbeda. Sebagai contoh pada
postpresipitasi ,semakin lama waktunya maka kontaminasi bertambah, sedangkan
pada kopresipitasi sebaliknya. Kontaminasi bertambah akibat pengadukan larutan
hanya pada postpresipitasi tetapi tidak pada kopresipitasi (Khopkar. 2002)
2.1.1 Metode Analisis Gravimetri
Pengendapan merupakan metode yang mempunyai peranan penting dalam
analisis gravimetri. Bahan yang akan ditetapkan diendapkan dari suatu larutan
dalam bentuk yang begitu sedikit dapat larut, sehingga tak terjadi kehilangan yang
berarti bila endapan dipisahkan dengan menyaringnya dan ditimbang. Faktor-faktor
yang menentukan dalam analisis gravimetri, adalah:
1. Endapan harus tak dapat larut, sehingga tidak akan terjadi kehilangan yang
berarti, bila endapan yang dikumpulkan dengan menyaringnya. Dalam praktek
ini, biasanya bahwa jumlah zat itu, yang tetap tinggal dalam larutan, tidak
melampaui jumlah minimum yang terdeteksi oleh neraca analitik biasa yaitu 0,1
mg.
2. Sifat fisika endapan harus sedemikian, sehingga endapan dapat dengan mudah
dipisahkan dari larutan dengan penyaringan, dan dapat dicuci sampai bebas dari
zat pengotor yang larut. Kondisi ini menuntut bahwa partikelnya berukuran
sedemikian, sehingga tidak lolos melalui medium penyaring, dan bahwa ukuran
partikel tidak terpengaruh (atau sedikitnya atau berkurang oleh proses
pencucian).
3. Endapan harus dapat diubah menjadi suatu zat yang murni dengan komposisi
kimia tertentu. Ini dapat dicapai dengan pemijaran, atau dengan operasi- operasi
kimia yang sederhana, seperti penguapan bersama cairan yang sesuai. Selama
ini dianggap bahwa senyawa yang memisahkan dari larutan adalah larutan murni
kimia, tetapi tidaklah selalu demikian halnya. Kemurnian endapan bergantung
antara lain pada zat-zat yang ada dalam larutan,baik sebelum maupun setelah
penambahan reagensia, dan juga pada kondisi eksperimen pengendapan yang
tepat. Masalah-masalah yang timbul dengan endapan-endapan tertentu, meliputi
koagulasi atau flokulasi suatu dispersi koloid dari zat-zat yang berbutir halus,
untuk memungkinnya disaring dan untuk mencegah peptisasi kembali darinya
ketika endapan dicuci.(Simanjuntak, 2009)
Berikut teknik-teknik dalam gravimetri diantaranya yaitu :
1. Pengendapan
2. Penyaringan : bertujuan untuk mendapatkan endapan yang bebas dari
larutan. Alat-alat yang biasanya digunakan dalam proses penyaringan
adalah, kertas saring (pakai corong gelas), Krus GOOCH dilapisi serat
asbes. dan krus penyaring atau gelas sinter.
3. Pencucian Endapan: bertujuan untuk membersihkan endapan dari cairan
induknya yang selalu terbawa.
4. Mengeringkan dan memaskan endapan: bertujuan untuk mendapatka
Bentuk endapan yang susunannya tetap sebelum ditimbang.
2.1.2 Metode Gravimetri
1. Metode Pengendapan
Gravimetri dengan cara pengendapan, analat direaksikan sehingga terjadi
suatu pengendapan dan endapan itulah yang ditimbang. Atas dasar cara
membentuk endapan, maka gravimetri dibedakan menjadi 2 macam:
a. Endapan dibentuk dengan reaksi antara analat dengan sutau pereaksi,
endapan biasanya berupa senyawa. Baik kation maupun anion dari analat
mungkin diendapkan, bahan pengendapnya anorganik mungkin pula
organik. Cara inilah yang biasa disebut dengan gravimetri.
b .Endapan dibentuk dengan cara elektrokimia, dengan perkataan lain analat
dielektrolisa, sehingga terjadi logam sebagai endapan. Cara ini biasa
disebut dengan elektrogravimetri.
Salah satu masalah yang paling sulit dihadapi oleh para analis adalah
menggunakan endapan sebagai cara pemisahan dan penentuan gravimetrik
adalah memperoleh endapan tersebut dengan tingkat kemurnian yang tinggi.
Zat-zat yang normalnya mudah larut dapat diturunkan selama pengendapan zat
yang diinginkan dengan suatu proses yang disebut kopresipitasi. Misalnya, bila
asam sulfat ditambahkan pada barium klorida yang mengandung sejumlah
kecil ion nitrat, endapan barium sulfat yang diperoleh mengandung barium
nitrat. Maka dikatakan bahwa nitrat tersebut terkorosipitasi dengan sulfat.
(Khopkar 1990)
2. Metode Penguapan
Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk
menetapkan komponen-komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah
menguap. Cara yang dilakukan dalam metode ini dapat dilakukan dengan cara
pemanasan dalam gas tertentu atau penambahan suatu pereaksi tertentu
sehingga komponen yang tidak diinginkan mudah menguap atau penambahan
suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang diinginkan tidak mudah
menguap.Metode penguapan ini dapat digunakan untuk menentukan kadar air
(hidrat) dalam suatu senyawa atau kadar air dalam suatu sampel basah. Berat
sampel sebelum dipanaskan merupakan berat senyawa dan berat air kristal
yang menguap. Pemanasan untuk menguapkan air kristal adalah 105-130 oC,
garam-garam anorganik banyak yang bersifat higroskopis sehingga dapat
ditentukan kadar hidrat/air yang terikat sebagai air Kristal (Khopkar 1990).
3. Metode Elektrolisis
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam
terlarut menjadi endapan logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk kation
apabila dialiri dengan arus listrik dengan besar tertentu dalam waktu tertentu
maka akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam dengan bilangan oksidasi nol.
Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan
beratnya, misalnya mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu sampel cair
dengan cara mereduksi. Cara elektrolisis ini dapat diberlakukan pada sampel
yang diduga mengandung kadar logam terlarut cukup besar seperti air limbah.
Prinsipnya senyawa ion yang akan diendapkan dipisahkan secara
elektrolisis pada elektrode-elektrode yang sesuai. Sehingga jika
elektrolisisnya cermat dapat terhindar dari peristiwa kopresipitasi dan
postpresipitasi. Hukum Dasar dalam Elektrolisis Hukum dasar yang digunakan
dalam metode ini adalah : Hukum Faraday dan Hukum Ohm (Khopkar 1990).
2.1.3 Keuntungan dan Kerugian pada Analisis Gravimetri
1. Keuntungan analisis gravimetric
a. Pengotor dalam sampel dapat diketahui
b. Mudah dilakukan
c. Hasil analisisnya spesifik dan akurat
d. Presisi
e. Sensitif
2. Kerugian analisis gravimetric
Membutuhkan waktu yang cukup lama. (Darusman 2001).
2.1.4 Kesalahan (error) dalam metode analisis gravimetri.
Analisis gravimetri merupakan analisis dimana sampel dilarutkan ke dalam
akuades. Kemudian analit diubah menjadi bentuk endapan yang dapat dipisahkan
dan ditimbang. Endapan terbentuk terutama untuk analit-analit yang dalam bentuk
garamnya adalah garam sukar larut. Dengan demikian sebagian besar garam analit
tersebut akan mengendap. Namun demikian ada sejumlah sedikit analit yang tidak
terendapkan dan masih dalam bentuk ionnya yang terlarut dalam larutan
akuades.Banyaknya ion yang terlarut dalam larutan tergantung dari besarnya
konstanta hasil kali kelarutan (Ksp). (Underwood 1989).

2.2 Uraian Bahan


1. Aquadest (FI Edisi III, 1979)
Nama Resmi : AQUA DESTILATA
Nama Lain : Aquadest
RM/BM : H2O/ 18,02
Rumus Struktur : O
H H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau,tidak berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. AgNo3 (Ditjen POM, 1979)

Nama Resmi : ARGENTI NITRAS

Nama Lain : Perak (II) Nitrat

BM/RM : AgNo3 / 169,73

Pemerian : Hablur transparan, serbuk hablur berwarna putih,

tidak berbau, menjadi gelap jika terkena cahaya.

Kelarutan : Sangat mudah larut air, larut dalam etano 95%

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai titran

3. NaCl (Ditjen POM, 1979)

Nama Resmi : NATRII CHOLRIDUM

Nama Lain : Natrium Klorida

RM/BM : NaCl / 58,44

Pemerian : Hablur putih, Berbentuk kubus atau berbentuk

prisma, tidak berbau, rasa asin, mantap udara

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai sampel

4. Asam Nitrat (FI Edisi III, 1979)

Nama Resmi : ACIDUM NITRAS

Nama Lain : Asam Nitrat

RM/BM : HNO3/ 63
Pemerian : Cairan berasap, jernih, tidak berwarna

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pemberi suasana asam

5. Asam Klorida (FI Edisi III, 1979)

Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama Lain : Asam klorida

RM/BM : HCl/36,46

Kelarutan : Larut dalam etanol, asam asetat, tidak larut dalam

air

Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang

jika diencerkan asap dan bau hilang

Penyimpnanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat tambahan


BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu gelas kimia, gelas
ukur, kaca arloji, erlenmeyer, pipet tetes, lampu bunsen, batang pengaduk,
hot plate,desikator, krus poselin, neraca analatik, oven, dan corong.
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Asam nitrat
(HNO3), Asam Klorida (HCl), perak nitrat (AgNo3), aquades, padatan klorida
(NaCl), aluminium foil, dan kertas saring.
3.2 Prosedur Kerja
1. Pengendapan klor dengan larutan AgNo3 0,1 N
1) Ditimbang 0,120 gr padatan klorida
2) Dimasukkan kedalam beker gelas 100 ml dan larutkan dalam 100 ml
aquades, diaduk
3) Ditambahkan tetes demi tetes AgNo3 0,1 N sampai tidak terbentuk endapan
lagi
4) Dipanaskan larutan sambil mengaduk 5 menit
5) Diamkan pada suhu yang sama selama 2-3 menit sampai terjadi pemisahan
endapan dan larutan jernih
6) Diuji kesempurnaan endapan dengan menanbahkan 2-3 tetes AgNo3 0,1 N,
sampai tidak terbentuk endapan lagi
7) Disimpan ditempat yang gelap selama 20 menit
2. Proses Isolasi dan pengeringan endapan
1) Digoyang krus poselin dalam oven 135o-150oC selama 5 menit

2) Dinginkan dalam desikator 5 menit

3) Ditimbang berat krus poselin

4) Disaring endapan dengan kertas saring


5) Dicuci endapan dengan 12 ml HNO3 0,04 N sebanyak 3 kali sampai bebas

AgNo3 (cek dengan HCl 0,1 N)

6) Dimasukkan endapan yang diperoleh ke dalam krus yang telah diketahui

beratnya

7) Dinginkan dalam desikator selama 20 menit. Kemudian timbang beratnya

3. Penetapan kadar air kristal

1) Dibersihkan krus dan panaskan selama 5 menit dalam oven

2) Dinginkan dalam desikator selama 20 menit, kemudian timbang

(dilakukan 3 kali)

3) Ditentukan kadar air (%) dan jumlah mol air (max selisish penimbangan -

0,0002 g)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

Perlakuan Berat krus sebelum Berat krus setelah


dipanaskan dipanaskan
I 64,14 64,13

II 64,50 64,48

III 64,22 64,20

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu grafimetri. Gravimetri adalah cara
pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang paling sederhana dibandingkan
dengan cara pemeriksaan kimia lannya. Analisis gravimetri merupakan cara analisis
kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan) nya. Dalam analisis ini, unsur
atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis.
Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk menetapkan
komponen-komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah menguap. (Khopkar
1990).
Pada praktikum kali ini terdapat tiga metode yaitu Pengendapan klor
dengan larutan AgNO3 0,1N, Proses Isolasi dan pengeringan Endapan dan
Penentuan kadar air Kristal. Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu kami
menyiapkan semua alat dan bahan yang akan diperlukan. Setelah semua alat dan
bahan yang diperlukan telah siap maka kami mulai melakukan percobaan.
Pada metode pertama yaitu Pengendapan klor dengan larutan AgNO3
0,1N,pertama yaitu timbang padatan klorida 0,120 gram kemudian masukan
kedalam beker glass 200ml dan larutkan kedalam 100 ml aquades sambil di aduk
agar tidak terbentuk endapan lagi, lalu tambahkan tetes demi tetes AgNO3 0,1N
sampai tidak terbentuk endapan lagi, setelah itu panaskan menggunakan lampu
bunsen larutan sambil aduk ± 5 manit, setelah di panaskan kemudian didiamkan
pada suhu yang sama selama 2-3 menit sampai terjadi pemisahan endapan dengan
larutan jernih kemudian uji kesempurnaan endapan dengan menambahkan 2-3 tetes
AgNO3 0,1N samapai tidak terbentuk endapan lagi lalu simpan ditempat yang gelap
selama 20 menit.
Pada perlakuan dua yaitu Proses Isolasi dan pengeringan endapan pertama
yang dilakukan adalah goyang krus porselin dalam oven 135o-150o C selam 5 menit,
kemudian dinginkan dalam desikator ± 5 manit setelah itu timbang berat krus
porselin saring endapan dengan kertas saring, kemudian cuci endapan. Tujuan
pencucian agar endapan yang didapatkan memiliki kemurnian yang tinggi yaitu
kecilnya pengaruh kesalahan dari kopresipitasi. dengan HNO3 0,04N sebanyak 3
kali sampai bebas AgNO3 0,1N (cek dengan HCl) setelah itu masukan endapan yang
diperoleh kedalam krus yang telah diketahiu beratnya, lalu dinginkan dalam
desikator ± 20 menit kemudian timbang beratnya.
Pada perlakuan tiga yaitu penentuan kadar air Kristal, air kristal merupakan
molekul yang terikat dalam suatu zat atau senyawa berebentuk hablur dengan
perbandingan tetap (Amirudin, 2000).
Pertama yang dilakukan adalah bersihkan krus dan panaskan ± 5 manit
dalam oven kemudian dinginkan dalam desikator 20 menit kemudian timbang
(dilakukan 3x) setelah itu Tentukan kadar air (%) dalam jumlah mol air (maksimal
selisih penimbangan-0,0002 g). Praktikum ini yaitu analisis grafimetri, pada
analisis garfimetri memiliki beberapa keuntungan dan kerugian. keuntungan
analisis gravimetric adalah Pengotor dalam sampel dapat diketahui, Mudah
dilakukan. Hasil analisisnya spesifik dan akurat, Presisi, Sensitif dan Kerugian
analisis gravimetri adalah membutuhkan waktu yang cukup lama. Prinsip dari
analisis grafimetri adalah analisis kuantitatif selalu memfokuskan pada jumlah atau
kualitas dari sebuah sampel pengukuran sampel dapat dilakukan dengan
menghitung berat zat, menghitung volume atau menghitung konsentrasi. Grafimetri
merupakan penetapan kuantitas atau jumlah sampel melalui perhitungan berat zat.
(Darusman 2001).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan menentukan kadar klor serta menentukan kadar
air kristal suatu zat dengan menggunakan metode analisis gravimetri dapat
disimpulkan bahwa :
1. Kadar klor dalam larutan sampel yang ditentukan secara gravimetri ialah
sebesar 0,11 gram pada sampel pertama, pada sampel kedua dan ketiga ialah
0,1 gram
2. Kadar air kristal dalam sampel yang ditentukan secara gravimetri ialah
sebesar 99% dari ketiga sampel
5.2 Saran
Sebaiknya pada saat praktikum, praktikan lebih memperhatikan tata tertib
serta prosedur kerja dalam mengekstraksi tanaman yang dapat menyebabkan
kesalahan pada saat praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Amirudin, Prof. Dr. H.A. 2000. Kamus kimia. Jakarta: Gramedia

Anonim. 1979. Departemen Kesehatan RI. Farmakope Indonesia. Edisi III, Jakarta

Darusman L K. 2001. Diktat Kimia Analitik 1 jilid 1. Bogor: Departemen Kimia


FMIPA-IPB
Gandjar, ibnu G. dan Abdul rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka.
Pelajar: Yogyakarta
Hermawan, Bandi. 2004. Penetapan Kadar Air Tanah melalui Pengukuran Sifat
Dielektrik pada Berbagai Tingkat Kepadatan. Jurnal Ilmu Pertanaian
Indonesia Vol 6 No. 2
Khopkar. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press: Jakarta

Khopkar, S. M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas


Indonesia.

Okdayani, Yoskasih. 2010. Penentuan kadar air dalam serbuk UO. Dengan Metode
Gravimetri. Hasil-hasil penelitian EBN, Volume 12 No.7
Riwandi. 2003. Indikator Stabilitas Gambut berdasarkan Analisis Kehilangan
Karbon Organik. Sifat Fisiko Kimia dan Komposisi Bahan Gambut. Jurnal
Penelitian UNIB, Volume IX No.1
Rivai, Harrizul. 1994. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia.
LAMPIRAN

1. Penentuan kadar klor


Diketahui = Berat padatan klorida 0,12 gram
Ditanya = Kadar klor dalam larutan?
Sampel 1
Berat krus sebelum dipanaskan = 64,14
Berat krus setelah dipanaskan = 64,13
(Berat padatan klorida + Berat krus setelah dipanaskan) – Berat krus sebelum
dipaskan.
= 0,12+64,13= (64,25-64,14)= 0,11 gram
Sampel 2
Berat krus sebelum dipanaskan = 64,50
Berat krus setelah dipanaskan = 64,48
(Berat padatan klorida + Berat krus setelah dipanaskan) – Berat krus sebelum
dipaskan.
= 0,12+64,48= (64,6-64,50)= 0,1 gram
Sampel 3
Berat krus sebelum dipanaskan = 64,22
Berat krus setelah dipanaskan = 64,20
(Berat padatan klorida + Berat krus setelah dipanaskan) – Berat krus sebelum
dipaskan.
= 0,12+64,20= (64,32-64,22)= 0,1 gram
2. Penentuan Kadar Air Kristal
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐸𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛
∫ = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑁𝑎𝑐𝑙 x 100% =

Sampel 1
64,13
∫ = 64,14x 100% = 99%

Sampel 2
64,48
∫ = 64,50x 100% = 99%

Sampel 3
64,20
∫ = 64,22x 100% = 99%
LAMPIRAN
A. Alat

Buret Statif & Klem Gelas Ukur

Pipet Tetes Kaca Arloji Erlenmeyer

Kaki Tiga Bunsen Desikator

Krus Botol Semprot


B. Bahan

HNO3 AgNO3

C. Prosedur Kerja

Proses Proses Proses Proses


Penimbangan Pemanasan Penambahan
AgNO3

Proses Pelarutan Proses


Garam Dapur Penyaringan
Endapan

Anda mungkin juga menyukai