Anda di halaman 1dari 6

PETUNJUK TEKNIS

( JUKNIS )

PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL

ASISTENSI PENYANDANG DISABILIATS BERAT

DINAS SOSIAL KABUPATEN BOJONEGORO

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara mempunyai tanggung jawab untuk melindungi segenap bangsa


Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum dalam rangka mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pelaksanaannya diatur dalam
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang
menyatakan bahwa “Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya terarah,
terpadu dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap
warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan
sosial”. Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, Penyandang Disabilitas juga
memiliki kedudukan, hak, kewajiban dan peran yang sama dalam segala aspek
kehidupan dan penghidupan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011
tentang Pengesahan “Convention on the Rights of Persons with Disabilities” Konvensi
Mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas.

Penyelenggaraan kesejahteraan sosial ditujukan untuk meningkatkan kualitas


kehidupan dan kesejahteraan sosial serta terpenuhinya kebutuhan pokok bagi
penyandang disabilitas, upaya rehabilitasi sosial dan pemberdayaan sosial ditujukan
kepada Penyandang Disabilitas yang derajat kedisabiltasannya tergolong ringan dan
sedang dimana mereka masih bisa membantu dirinya sendiri dan atau keluarganya,
sedangkan upaya pemeliharaan taraf kesejahteraan melalui kegiatan Pemberian
Asistensi sosial bagi Penyandang Disabilitas Berat ditujukan bagi mereka yang sudah
tidak bisa direhabilitasi karena seluruh kegiatan sehari-hari tergantung pada orang lain.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi petugas dan para pihak terkait dalam
melaksanakan kegiatan Pemberian / Penguatan Asistensi Penyandang Cacat Berat
oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.

2. Tujuan
a. Tersedianya pedoman kerja bagi para petugas dan para pihak terkait dalam
melaksanakan kegiatan.
b. Terwujudnya mekanisme pelaksanaan kegiatan Pemberian / Penguatan
Asistensi Penyandang Cacat Berat oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro,
sehingga hak-hak Penyandang Disabilitas berat dapat terpenuhi.
C. DASAR HUKUM

Dasar hukum pelaksanaan kegiatan pemberian Asistensi Penyandang Cacat Berat


adalah :
1. Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 27 ayat 2, dan 34 ayat 1 dan 2.
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat.
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat.

D. PENGERTIAN

1. Penyandang Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik,


intelektual, mental dan atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam
berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk
berpartiipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan
kesamaan hak.
2. Penyandang Disabilitas Berat adalah Penyandang Disabilitas yang
kedisabilitasannya sudah tidak dapat direhabilitasi, tidak dapat melakukan aktivitas
kehidupannya sehari hari dan atau sepanjang hidupnya tergantung pada bantuan
orang lain, dan tidak mampu menghidupi diri sendiri.
3. Asistensi Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang bertujuan
memberikan bantuan kepada orang dengan masalah kesejahteraan sosial agar
dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya secara layak.
4. Kegiatan Pemberian Asistensi Sosial bagi Penyandang Disabilitas Berat
adalah kebijakan Pemerintah dalam bentuk bantuan langsung berupa uang tunai
yang diberikan kepada Penyandang Disabilitas Berat untuk membantu memenuhi
kebutuhan Dasar hidup dan perawatan sehari hari.
5. Wali adalah seseorang yang terdekat, yang sehari – harinya mengurus dan
membantu aktivitas kehidupan penerima Asistensi Sosial bagi Penyandang
Disabilitas Berat, serta dapat mewakili kepentingan penerima Asistensi Sosial bagi
Penyandang Disabilitas Berat.
B A B II

KEGIATAN PEMBERIAN ASISTENSI SOSIAL BAGI


PENYANDANG DISABILITAS BERAT

A. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Kegiatan Pemberian Asistensi Penyandang Disabelitas Berat adalah kebijakan


Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam bentuk bantuan langsung berupa
uang sebesar Rp. 2.000.000; ( Dua Juta Rupiah ) per orang selama 1 (satu)
tahun untuk membantu pemenuhan kebutuhan dasar hidup dan perawatan
sehari – hari bagi Penyandang Disabilitas Berat.

B. TUJUAN

1. Terpenuhinya kebutuhan dasar hidup dan perawatan sehari-hari


Penyandang Disabilitas berat ( sandang, pangan, obat- obatan dan
perawatansehari-hari) agar taraf kesejahteraan hidupnya dapat terpenuhi
secara wajar.

2. Tumbuhnya kepedulian keluarga dan masyarakat terhadap Penyandang


Disabilitas Berat.

C. SASARAN

Penyandang Disabilitas Berat dengan kriteria sebagai berikut :

1. Berasal dari Keluarga Miskin / Tidak mampuh yang terdaftar dalam BDT atau
data base PMKS
2. Kedisabilitasannya tidak dapat direhabilitasi.
3. Tidak dapat melakukan sendiri aktivitas sehari-hari seperti makan, minum,
mandi dan lain-lain ( selalu memerlukan bantuan orang lain );
4. Tidak mempu menghidupi diri sendiri dan tidak memiliki sumber penghasilan
tetap’ baik dari diri sendiri, maupun dari orang lain untuk memenuhi
kebutuhan dasar.
5. Tidak diberikan kepada kelayan yang menerima pelayanan dalam panti.
6. Penduduk Kabupaten Bojonegoro.
7. Tidak sedang menerima program Bantuan Sosial lain dari APBD maupun
APBN ( PKH )
B AB III

MEKANISME PENGAJUAN DAN PENYALURAN BANTUA SOSIAL


ASISTENSI PENYANDANG DISABELITAS BERAT

Dalam melaksanakan mekanisme pengajuan dalam penyaluran bantuan sosial


harus melalui persyaratan, prosedur pengajuan, prosedur penyaluran dan pelaporan.

A. Persyaratan Pengajuan Bantuan Sosial :

1) Orang Tua / Wali Penyandang Disabilitas Berat mengajukan permohonan bantuan


kepada Kepala Desa / Lurah.
2) Dilengkapi Identitas pemohon Orang Tua / Wali berupa ( Foto Copy KTP / KK ).
3) Kondisi sosial ekonomi tidak mampu / miskin .
4) Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) penggunaan anggaran.

B. Prosedur Pengajuan Bantuan Sosial :

1) Kepala Desa mengajukan proposal yang diketahui Camat kepada Bupati


tembusannya ke Dinas Sosial yang dilengkapi dengan :
a. Maksud dan tujuan penggunaan bantuan yang dituangkan dalam Rencana
Anggaran dan Biaya ( RAB ) ;
b. Identitas lengkap Pemohon Orang Tua / Wali Penyandang Disabilitas Berat
berupa foto copy KTP / KK;

2) Dinas Sosial menghimpun proposal dari desa untuk dilaksanakan verifikasi agar
diketahui layak dan tidaknya untuk menerima bantuan.( Nama-nama Tim Verifikasi,
sebagaimana terlampir ).

3) Dinas Sosial merekapitulasi data proposal yang layak dibantu dan selanjutnya
dialokasikan anggaran sesuai kemampuan APBD.
4) Selanjutnya apabila sudah masuk dalam APBD dan telah disahkan oleh Bupati melalui
SK Calon Penerima Bantuan maka Dinas Sosial melaksanakan bimbingan pada Proses
Pencairan, penggunaan dan pelaporan penggunaan Bantuan.

C. Proses Penyaluran :

Dalam proses penyaluran dan pencairan bantuan Calon penerima mengajukan


permohonan pencairan kepada Bupati yang diketahui oleh Kepala Desa dengan
kelengkapan :
a. Surat Permohonan Bantuan
b. Rencana Anggaran Biaya ( RAB ).
c. Foto Copy KTP / KK pemohon.
d. Foto Copy Rekening Bank untuk pelaksanaan transfer dana dengan keterangan :
 Bagi Penyandang Disabilitas berat Usia Anak = 1 s/d 16 tahun rekening atas
nama Orang Tua / Wali. ( Surat Keterangan wali dari Desa/Lurah )
 Bagi Penyandang Disabilitas Berat Usia 17 keatas rekening atas nama yang
bersangkutan.
 Surat Keterangan Cacat dari Kelurahan/ Desa
D. Pencairan Bantuan

a. Pencairan Bantuan oleh PPKD langsung Rekening yang bersangkutan dilaksanakan


hanya 1 (satu) kali sesuaiJumlah bantuan namun penarikannya dilaksanakan dua
tahap:
. Tahap I sebesar Rp. 1.000.000,- ( Bulan Mei 2019 )
. Tahap II sebesar Rp. 1.000.000,- (Bulan Agustus 2019 )

b. Kwitansi buKi penerimaan bantuan 1( satu ) Bermaterai Rp.6.000;


c. Pakta Integritas 1( satu ) bermaterai Rp.6.000;
d. Masing - masing rangkap 3 ( tiga ) dengan Tanda Tangan dan Stempel basah.
e. Pembukaan rekening bisa dilakukan secara kolehif oleh desa.
i TKSK dan Perangkat Desa memfasilitasi pembukaan rekening Bank.

E. Proses Pelaporan Penggunaan Bantuan :


Setelah dilaksanakan proses pencairan bantuan
maka penerima melaporkan penggunaan bantuan dengan melengkapi :

a. Laporan penggunaan bantuan yang dilampiri dengan rincian penggunaan bantuan.


b. Surat Pernyataan Peftanggungjawaban Penggunaan Bantuan bermeterai Rp.6.000;.
Foto Copy Kwitansi dan Nota penqgunaan bantuan.
d. Dokumentasi penyerahan bantuan.
Masing - masing rangkap 2 (dua).

:. Penutup

Demikian Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bojonegoro untuk dapat dipergunakan
sebagamana dalam pelaksanaan kegiatan.

Bojonegoro, 15 Januari 2019.

NIP. i9740116 199901 2 001

Anda mungkin juga menyukai