Anda di halaman 1dari 14

QUANTUM LEARNING

Makalah ini Dibuat Guna Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah Self Quantum

Dosen pengampu: Setyoadi Purwanto, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Ani Lestari (18.16.0036)

Arif Firmansah (18.16.0037)

Ariska Gadis Sari (18.16.0038)

Atul Hidayah (18.16.0039)

Erika Purwaningrum (18.16.0041)

Firdania Dewi S (18.16.0043)

Marlia Solikhah (18.16.0044)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI PENDIDIKAN ISLAM

BINA INSAN MULIA

YOGYAKARTA

2019

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Self Quantum dengan judul
“Quantum Learning”. Makalah ini tentu saja tidak akan selesai jika tanpa adanya bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Setyoadi Purwanto, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Self Quantum.
2. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya baik secara moril
ataupun materil.
3. Kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Yogyakarta, 9 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Pengertian Quantum Learning ................................................................................ 3
B. Karakteristik Quantum Learning ............................................................................ 4
C. Manfaat Quantum Learning .................................................................................... 4
D. Peranan Quantum Learning Pada Pembelajaran ..................................................... 5
E. Empat Prinsip Quantum .......................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Quantum didefinisikan sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi


cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum
adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi. Atau sudah biasa
dikenal dengan E=mc2 . Tubuh manusia secara fisik adalah materi, sebagai pelajar,
tujuannya adalah untuk meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan,
inspirasi agar menghasilkan energi cahaya.

Quantum learning merupakan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar
yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai
suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Quantum learning ini berakar dari
upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen
yang disebutnya suggestology. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti
mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apapun memberikan sugesti positif
atau negatif.

Tokoh utama di balik Quantum Learning adalah Bobbi DePorter. Dia perintis,
pencetus dan pengembang utama Quantum Learning. Sejak tahun 1982 DePorter
mematangkan dan mengembangkan gagasan Quantum Learning di SuperCamp.
Dengan dibantu oleh teman-temannya, terutama Eric Jansen, Greg Simmons, Mike
Hernacki, Mark Reardon dan Sarah Singer Nouric, DePorter secara terprogram dan
terencana mengujicoba gagasan-gagasan Quantum Learning kepada para remaja di
SuperCamp salama tahuan awal 1980-an. DePorter menjelaskan bahwa metode ini
dibangun berdasarkan pengalaman dan penelitian terhadap 2.500 siswa dan sinergi
pendapat ratusan guru di SupeCamp. Prinsip-prinsip dan metode-metode Quantum
Learning ini dibentuk di SuperCamp.

Pada tahap awal perkembangannya, Quantum Learning dimaksudkan untuk


membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karier para remaja dirumah tetapi
lama kelamaan orang menginginkan DePorter untuk mengadakan program-program
Quantum Learning bagi orang tua siswa. Hal ini menunjukkan bahwa falsafah dan

1
metodologi pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus diperuntukkan bagi
pengajaran di sekolah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Quantum Learning adalah


sebuah pembelajaran yang seimbang antara bekerja dan bermain, antara rangsangan
internal dan eksternal, dengan kecepatan yang mengesankan dan kegiatan yang
menyenangkan juga bermakna.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengertian Quantum Learning ?


2. Apa saja karakteristik pada Quantum Learning ?
3. Apa saja manfaat menggunakan metode Quantum Learning ?
4. Bagaimana penerapan Quantum Learning pada pembelajaran ?
5. Apa saja prinsip Quantum ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang pengertian Quantum Learning.


2. Untuk mengetahui tentang karakteristik Quantum Learning.
3. Untuk mengetahui manfaat dari penggunaan metode Quantum Learning.
4. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Quantum Learning pada pembelajaran.
5. Untuk mengetahui tentang prinsip Quantum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Quantum Learning


Model Pembelajaran Quantum Learning pertama kali diterapkan di sebuah
lembaga pembelajaran yang terletak di Kirkwood Meadows, Negara Bagian California
Amerika Serikat. Pada awal penerapan dilakuakn pada tahun 1982 oleh Bobby Deporter
di sekolah Supercamp. Di Supecamp ini menggabungkan rasa percaya diri
keterampilan belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang
menyenangkan.
Quantum didefinisikan sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi
cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum
adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi. Atau sudah biasa
dikenal dengan E=mc2 . Tubuh manusia secara fisik adalah materi, sebagai pelajar,
tujuannya adalah untuk meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan,
inspirasi agar menghasilkan energi cahaya. Dapat diidentifikasi bahwa pengubahan
bermacam-macam yang ada di dalam kelas atau tempat yang dapat dijadikan tempat
belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang dapat
mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini dapat mengubah kemampuan
dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan
bagi orang lain.
Pada tahap awal perkembangannya, Quantum Learning dimaksudkan untuk
membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karier para remaja dirumah tetapi
lama kelamaan orang menginginkan DePorter untuk mengadakan program-program
Quantum Learning bagi orang tua siswa. Hal ini menunjukkan bahwa falsafah dan
metodologi pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus diperuntukkan bagi
pengajaran di sekolah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Quantum Learning adalah
sebuah pembelajaran yang seimbang antara bekerja dan bermain, antara rangsangan
internal dan eksternal, dengan kecepatan yang mengesankan dan kegiatan yang
menyenangkan juga bermakna.

3
B. Karakteristik Quantum Learning

Dalam Model Pembelajaran Quantum Learning yang terpenting adalah


percepatan belajar, sarana dan prasarana, dan konteks dengan prinsip segalanya
berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum menemukan, akui setiap usaha
pembelajar, dan jika layak dipelajari berarti layak untuk dirayakan. Ada beberapa
karakteristik Quantum Learning yang ada dalam setiap pembelajaran yang dapat
diterapkan, yaitu 1) menciptakan suasana yang menggairahkan, 2) perencanaan yang
dinamis, 3) pemberdayaan landasan belajar yang kukuh, 4) penataan lingkungan
belajar, dan 5) pemberdayaan keterampilan belajar.11 Quantum Learning mencakup
petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang
kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar. Model pembelajaran
Quantum Learning adalah pengubahan bermacam-macanm interaksi yang ada di dalam
dan sekitar momen belajar dengan menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses
belajar alamiah dengan cara menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling,
menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif pembelajan, dan keterlibatan aktif
siswa.

C. Manfaat Quantum Learning

Menurut Bobby DePorter dan Mike Hernacki dengan belajar menggunakan


model pembelajaran Quantum Learning akan didapat berbagai manfaat yaitu: 1) sikap
positif dalam belajar, 2) meningkatkan motivasi belajar, 3) keterampilan belajar seumur
hidup, 4) kepercayaan diri siswa, 5) sukses atau hasil belajar yang meningkat.12 Sikap
positif dalam belajar, guru memberikan sugesti yang positif kepada siswa dengan
penataan lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan untuk melakukan proses
belajar. Siswa dikondisikan kedalam lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik
maupun mental. Bersikap positif terhadap prose pembelajaran untuk meningkatkan rasa
ingin tahu siswa terhadap materi-materi pembelajaran agar siswa dapat menerapakan
konsepd ari materi yang telah dipelajari di dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan
belajar seumur hidup, siswa membaca buku dengan cepat, yaitu dengan memahami
memilah dan menghafal segala jenis informasi, mencatat berbagai kejadian atau hasil
yang diperoleh dalam proses belajar, mencatat dan menulis dengan cara yang cepat dan
tepat. Kepercayaan diri siswa dapat meningkat dalam hal partisipasi individu, karen
aguru sudah menggunakan berbagai media pembelajaran serta memberi kesan dengan
4
menonjolkan informasi yang akan disampaikan guru. Sukses atau hasil belajar
meningkat, merayakan sebuah keberhasilan dalam belajar misalnya, memberikan
apresiasi kepada siswa yang berani maju dan menjawab pertanyaan dengan mengajak
seluruh siswa di kelas bertepuk tangan atau guru sudah menyiapkan reward yang
menarik untuk siswa. Quantum Learning berfokus pada pembelajaran yang
menyenangkan merupakan model pembelajaran yang berusaha untuk mengubah belajar
yang berbeda dengan model pembelajaran pada umumnya. Dalam model
pemebelajaran ini diupayakan menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang
dapat memaksimalkan proses belajar.

D. Penerapan Quantum Learning pada Pembelajaran

Sesuai dengan prinsip yang dikemukakan oleh DePorter dalam Wena bahwa
model pembelajaran ini memiliki 5 prinsip, yaitu: 1) segalanya berbicara, 2) segalanya
bertujuan, 3) pengalaman sebelum pemberian nama, 4) akui setiap usaha, dan 5) jika
layak dipelajari maka layak pula untuk dirayakan.13 Segalanya berbicara berarti
segalanya dari lingkungan kelas sehingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang dibagikan
hingga rancangan pembelajaran, semuanya mengirimkan pesan tentang belajar.
Penerapan di dalam kelas, guru dituntut untuk mampu merancang/mendesain segala
aspek yang ada di lingkungan kelas (guru, media pembelajaran, dan siswa) maupun
sekolah (guru lain, kebun sekolah, suasana olahraga, kantin sekolah, dan sebagainya)
sebagai sumber belajar bagi siswa. Segalanya bertujuan berarti semuanya yang terjadi
dalam kegiatan proses belajar mengajar mempunyai tujuan. Dalam hal ini penerapan di
dalam kelas, setiap kegiatan belajar harus jelas tujuannya. Tujuan pembelajaran harus
guru sampaikan kepada siswa. Pengalaman sebelum pemberian nama berarti proses
belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka
memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Penerapan di dalam kelas, dalam
mempelajari sesuatu (konsep, rumus, teori dan sebagainya) harus dilakukan dengan
cara memberikan siswa tugas berupa pengalaman dan ekspermen terlebih dahulu.
Dengan tugas tersebut akhirnya siswa mampu menyimpulkan sendiri konsep, rumus,
dan teori tersebut. Dalam hal ini guru harus mampu merancang pembelajaran yang
mendorong siswa untuk melakukan penelitian sendiri dan berhasil menyimpulkannya.
Guru harus menciptakan simulasi konsep agar siswa memperoleh pengalaman. Akui
setiap usaha berati dalam setiap proses belajar mengajar siswa patut mendapat

5
pengakuan atas prestasi dan kepercayaan dirinya. Penerapan di dalam kelas, guru harus
mampu memberi penghargaan/pengakuan pada setiap usaha yang dilakukan siswa. Jika
usaha siswa jelas salah guru tetap harus memberikan penghargaan/pengakuan
walaupun siswa salah, dan secara perlahan membetulkan jawaban siswa yang salah.
Guru tidak boleh mematikan semangat siswa dalam belajar. Jika layak dipelajari maka
layak pula dirayakan berarti perayaan dapat memberi umpan balik mengenai kemajuan
dan meningkatkan asosiasi positif dengan belajar. Penerapannya di kelas, guru harus
memiliki strategi untuk memberikan umpan balik positif yang dapat mendorong
semangat belajar siswa. Berilah umpan balik positif pada setiap usaha siswa, baik
secara berkelompok maupun secara individu. Dalam kegiatan belajar di kelas model
pembelajaran Quantum Learning menggunakan berbagai macam metode yaitu: tanya
jawab, diskusi, demonstrasi, kerja kelompok, eksperimen, dan pemberian tugas.
Langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar mealui model
pembelajaran Quantum Learning adalah sebagai berikut: 1) Kekuatan Ambak (apa
manfaat bagiku), 2) lingkungan belajar yang tepat, 3) memupuk sikap juara, 4)
bebaskan gaya belajarnya, 5) percepat belajar, dan 6) menggunakan musik.14 Kekuatan
ambak (apa manfaat bagiku), merupakan motivasi yang didapat dari pemilihan secara
mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi sangat diperlukan
dalam belajar karena dengan adanya motivasi maka keinginan belajar akan selalu ada.
Pada langkah ini siswa akan diberi motivasi oleh guru dengan memberikan penjelasan
tentang manfaat apa saja yang didapat setelah mempelajari suatu materi.

Seorang guru hendaknya memberikan pujian-pujian kepada siswa yang telah


berhasil dalam belajar. Bebaskan gaya belajarnya, ada berbagai macam gaya belajar
yang dipunyai oleh siswa, gaya belajar tersebut yaitu: visual belajar dengan cara
melihat, auditorial belajar dengan cara mendengar, dan kinestik belajar dengan cara
bergerak. Guru hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar kepada siswa dan
tidak terpaku hanya dengan satu gaya belajar saja. Percepatan belajar, dalam prose
pembelajaran biasakan mencatat. Belajar akan benarbenar dipahami sebagai aktifitas
kreasi ketika siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa mengungkapkan
kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa hidup dengan cara dan ungkapan
yang sesuai dnegan gaya belajar siswa itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
memberikan simbol-simbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh siswa.
Membiasakan membaca, salah satu aktifitas yang penting karena dengan membaca

6
akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman, menambah wawasan dan daya
ingat akan bertambah.

Metode pembelajaran sebagai salah-satu aspek penting dari pendidikan banyak


dikembangkan mengikuti filsafat dan teknologi mutakhir, sebagai upaya strategis untuk
mencapai keberhasilannya. Metode Pembelajaran Quantum, misalnya, adalah metode
pembelajaran yang progresif dan alami, sangat menekankan fungsi musik dalam proses
penerapannya. Metode itu mula-mula berkembang di Amerika, lahir untuk menjawab
berbagai masalah pendidikan yang mereka anggap kurang alami dan menyulitkan cara
belajar anak didik. Di Jepang pasca Perang Dunia II, Metode Suzuki (Suzuki Violin
Method) ciptaan Shinichi Suzuki lahir juga untuk menjawab tantangan pendidikan
ketrampilan dan rasa.

Metode Suzuki pada dasarnya berupaya mengajarkan musik secara sederhana


agar anak kecil usia pra- sekolah telah dapat mulai belajar musik tanpa melalui tes bakat
terlebih dahulu. Sifat alamiah Metode Suzuki karena mengadobsi teknik belajar bahasa
ibu (Mother-Tongue) yang menekankan aspek meniru (imitation), mengulang-ulang
(repetition), dan menghafal atau ingatan (memory) dalam penerapannya berdasarkan
filsafat pendidikan musik Shinichi Suzuki Nurtured by Love yang menekankan
pendekatan cinta-kasih. Musik similiar dengan Quantum, ia merupakan suatu realitas
fisika bunyi yang terdiri dari partikel dan gelombang yang mampu menggerakkan dan
sekaligus mempengaruhi apa saja. Dari sekian banyak metode pembelajaran, Metode
Pembelajaran Quantum merupakan salah-satu metode yang menekankan penggunaan
musik untuk menciptakan keharmonisan belajar dengan mengaktivaskan otak bagian
kanan dan kiri secara seimbang. Metode itu mudah dipahami untuk diterapkan oleh
siapa saja, karena seseorang dapat meningkatkan kemampuan belajarnya secara
menyenangkan (menggunakan musik), cepat, efektif, dan efisien.

E. Empat Prinsip Quantum

Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat prinsip quantum meliputi dualitas,


omnijektif, indeterministik, dan partisipatori (Martopo, 2004: 82).

1. Dualitas

7
Prinsip dualitas (kegandaan) quantum seperti dikatakan oleh Danah Zohar dan
Ian Marshall (1994: 42) demikian: One of the most revolutionary ideas thrown up
by quantum reality is that light is both wavelike and particlelike at the same time.
This is known as the “wave/particle duality. Prinsip dualisme quantum ternyata
mampu memperjelas dengan bukti- bukti fisis filsafat dualisme yang menegaskan
eksistensi dari dua bidang (dunia) yang terpisah, tidak dapat direduksi, dan unik.
Jauh sebelum itu, teori dualisme tertua telah diajukan Plato, yakni dualisme
metafisis. Sekalipun sebenarnya Plato mengakui hanya ada ide-ide, tetapi ia juga
mengakui adanya prinsip yang lebih rendah dan bertentangan dengan ide-ide
tersebut, sebagai suatu “sifat jahat” yang menentang “sifat baik”.

2. Omnijektif

Prinsip omnijektif (keseluruhan) dalam quantum dijelaskan oleh Michel Talbot,


bahwa tidak ada pembagian yang tegas antara realitas subjektif dan realitas objektif;
kesadaran dan alam fisik dihubungkan oleh suatu mekanisme fisik yang
fundamental. Hubungan antara pikiran dan realitas ini tidak bersifat subjektif atau
objektif, tetapi “omnijektif” (Talbot, 2002: 2). Kata lain omnis (semua) dalam
filsafat agama Kristen untuk menyebutkan lima sifat ‘maha’ pada Allah yakni: (1)
Omnibenevolen (Maha baik); (2) Omnipoten (Maha kuasa); (3) Omnipresen (Ada
di mana- mana); (4) Omnisiensi (Maha tahu); dan (5) Omnitemporal (Maha kekal).

3. Indeterministik

Prinsip Indeterministik (ketidak- pastian) mulai ditunjukkan pada tahun 1927


oleh Werner Heisenberg dengan Prinsip Ketidakpastian-nya yang terkenal dan
mengawali sebuah perdebatan filsafati di antara para fisikawan quantum yang
masih belum juga terputuskan. Teori quantum lebih ba- nyak bergumul dengan
kemungkinan daripada kepastian (Polkinghorne, 2002: 37). Oleh karena itu fisika
quantum menggambarkan dunia sebagai sesuatu yang kabur dan tidak pasti. Jika
prinsip indeterministik itu diterima sebagai suatu prinsip yang bersifat negatif,
maka hal itu bukan merupakan tujuan quantum. Ketidak- pastian bermakna sebagai
probabilitas atau keserba-kemungkinan (Inggris: probability; Latin: probabilis)
yang positif untuk memberikan keluasan dalam memandang sesuatu secara tanpa

8
batas (non-lokalitas). Probabilitas juga dapat diartikan sebagai teori atau kalkulus
tentang peluang suatu peristiwa.

4. Parsipatori

Prinsip partisipatori (participatory: keikutsertaan) dalam quantum juga penting


sebagai proses pengamatan objek. Dalam istilah-istilah yang sangat
disederhanakan, Heisenberg mengata- kan bahwa pengamat mengubah apa yang
diamati karena tindakan peng- amatannya itu (Talbot, 2002: 41). Fisika baru ini,
yakni fisika teori quantum – cabang dari fisika yang mempelajari “kuantitas-
kuantitas” materi dan energi yang sangat kecil – telah menemukan bahwa fisikawan
dan pikirannya menjadi persoalan dalam pengamatan. Dengan alat-alat dan
petunjuk yang tepat, seorang fisikawan tidak akan bisa meniru eksperimen dan
pengamatan yang dilakukan oleh fisikawan lain. Hasil dari suatu pengamatan
khusus tidak lagi tampak hanya bergantung pada “hukum-hukum” dunia fisik,
tetapi juga bergantung pada kesadaran pengamatannya. Sebenarnya, seperti kata
fisikawan John A. Wheeler, kita harus mengganti istilah “pengamat” dengan
“partisipan”. Kita tidak dapat mengamati dunia fisik, karena, seba- gaimana
menurut fisika baru, tidak ada sebuah dunia fisik. Kita berpartisipasi di dalam suatu
spektrum dari semua realitas yang mungkin.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Quantum didefinisikan sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi


cahaya. Quantum learning merupakan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar
yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai
suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Model Pembelajaran Quantum
Learning adalah sebuah pembelajaran yang seimbang antara bekerja dan bermain,
antara rangsangan internal dan eksternal, dengan kecepatan yang mengesankan dan
kegiatan yang menyenangkan juga bermakna. Metode pembelajaran sebagai salah-satu
aspek penting dari pendidikan banyak dikembangkan mengikuti filsafat dan teknologi
mutakhir, sebagai upaya strategis untuk mencapai keberhasilannya.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah ini, baik dari segi penulisan maupun pemilihan kata. Oleh karna itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun dari para pembaca guna untuk
perbaikan makalah berikutnya. Penulis juga berharap makalah ini dapat berguna bagi
pendidikan Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Martopo,Hari.2005.” Musik sebagai Faktor Penting dalam Penerapan Metode Pembelajaran


Quantum”.vol6,no2
Bobby Deporter, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan,
Bandung: Kaifa, 2011.
An nisa,Ista.

11

Anda mungkin juga menyukai