Quantum Learning
Quantum Learning
Makalah ini Dibuat Guna Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah Self Quantum
Disusun Oleh:
YOGYAKARTA
2019
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Self Quantum dengan judul
“Quantum Learning”. Makalah ini tentu saja tidak akan selesai jika tanpa adanya bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Setyoadi Purwanto, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Self Quantum.
2. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya baik secara moril
ataupun materil.
3. Kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Quantum learning merupakan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar
yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai
suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Quantum learning ini berakar dari
upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen
yang disebutnya suggestology. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti
mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apapun memberikan sugesti positif
atau negatif.
Tokoh utama di balik Quantum Learning adalah Bobbi DePorter. Dia perintis,
pencetus dan pengembang utama Quantum Learning. Sejak tahun 1982 DePorter
mematangkan dan mengembangkan gagasan Quantum Learning di SuperCamp.
Dengan dibantu oleh teman-temannya, terutama Eric Jansen, Greg Simmons, Mike
Hernacki, Mark Reardon dan Sarah Singer Nouric, DePorter secara terprogram dan
terencana mengujicoba gagasan-gagasan Quantum Learning kepada para remaja di
SuperCamp salama tahuan awal 1980-an. DePorter menjelaskan bahwa metode ini
dibangun berdasarkan pengalaman dan penelitian terhadap 2.500 siswa dan sinergi
pendapat ratusan guru di SupeCamp. Prinsip-prinsip dan metode-metode Quantum
Learning ini dibentuk di SuperCamp.
1
metodologi pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus diperuntukkan bagi
pengajaran di sekolah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Karakteristik Quantum Learning
Sesuai dengan prinsip yang dikemukakan oleh DePorter dalam Wena bahwa
model pembelajaran ini memiliki 5 prinsip, yaitu: 1) segalanya berbicara, 2) segalanya
bertujuan, 3) pengalaman sebelum pemberian nama, 4) akui setiap usaha, dan 5) jika
layak dipelajari maka layak pula untuk dirayakan.13 Segalanya berbicara berarti
segalanya dari lingkungan kelas sehingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang dibagikan
hingga rancangan pembelajaran, semuanya mengirimkan pesan tentang belajar.
Penerapan di dalam kelas, guru dituntut untuk mampu merancang/mendesain segala
aspek yang ada di lingkungan kelas (guru, media pembelajaran, dan siswa) maupun
sekolah (guru lain, kebun sekolah, suasana olahraga, kantin sekolah, dan sebagainya)
sebagai sumber belajar bagi siswa. Segalanya bertujuan berarti semuanya yang terjadi
dalam kegiatan proses belajar mengajar mempunyai tujuan. Dalam hal ini penerapan di
dalam kelas, setiap kegiatan belajar harus jelas tujuannya. Tujuan pembelajaran harus
guru sampaikan kepada siswa. Pengalaman sebelum pemberian nama berarti proses
belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka
memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Penerapan di dalam kelas, dalam
mempelajari sesuatu (konsep, rumus, teori dan sebagainya) harus dilakukan dengan
cara memberikan siswa tugas berupa pengalaman dan ekspermen terlebih dahulu.
Dengan tugas tersebut akhirnya siswa mampu menyimpulkan sendiri konsep, rumus,
dan teori tersebut. Dalam hal ini guru harus mampu merancang pembelajaran yang
mendorong siswa untuk melakukan penelitian sendiri dan berhasil menyimpulkannya.
Guru harus menciptakan simulasi konsep agar siswa memperoleh pengalaman. Akui
setiap usaha berati dalam setiap proses belajar mengajar siswa patut mendapat
5
pengakuan atas prestasi dan kepercayaan dirinya. Penerapan di dalam kelas, guru harus
mampu memberi penghargaan/pengakuan pada setiap usaha yang dilakukan siswa. Jika
usaha siswa jelas salah guru tetap harus memberikan penghargaan/pengakuan
walaupun siswa salah, dan secara perlahan membetulkan jawaban siswa yang salah.
Guru tidak boleh mematikan semangat siswa dalam belajar. Jika layak dipelajari maka
layak pula dirayakan berarti perayaan dapat memberi umpan balik mengenai kemajuan
dan meningkatkan asosiasi positif dengan belajar. Penerapannya di kelas, guru harus
memiliki strategi untuk memberikan umpan balik positif yang dapat mendorong
semangat belajar siswa. Berilah umpan balik positif pada setiap usaha siswa, baik
secara berkelompok maupun secara individu. Dalam kegiatan belajar di kelas model
pembelajaran Quantum Learning menggunakan berbagai macam metode yaitu: tanya
jawab, diskusi, demonstrasi, kerja kelompok, eksperimen, dan pemberian tugas.
Langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar mealui model
pembelajaran Quantum Learning adalah sebagai berikut: 1) Kekuatan Ambak (apa
manfaat bagiku), 2) lingkungan belajar yang tepat, 3) memupuk sikap juara, 4)
bebaskan gaya belajarnya, 5) percepat belajar, dan 6) menggunakan musik.14 Kekuatan
ambak (apa manfaat bagiku), merupakan motivasi yang didapat dari pemilihan secara
mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi sangat diperlukan
dalam belajar karena dengan adanya motivasi maka keinginan belajar akan selalu ada.
Pada langkah ini siswa akan diberi motivasi oleh guru dengan memberikan penjelasan
tentang manfaat apa saja yang didapat setelah mempelajari suatu materi.
6
akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman, menambah wawasan dan daya
ingat akan bertambah.
1. Dualitas
7
Prinsip dualitas (kegandaan) quantum seperti dikatakan oleh Danah Zohar dan
Ian Marshall (1994: 42) demikian: One of the most revolutionary ideas thrown up
by quantum reality is that light is both wavelike and particlelike at the same time.
This is known as the “wave/particle duality. Prinsip dualisme quantum ternyata
mampu memperjelas dengan bukti- bukti fisis filsafat dualisme yang menegaskan
eksistensi dari dua bidang (dunia) yang terpisah, tidak dapat direduksi, dan unik.
Jauh sebelum itu, teori dualisme tertua telah diajukan Plato, yakni dualisme
metafisis. Sekalipun sebenarnya Plato mengakui hanya ada ide-ide, tetapi ia juga
mengakui adanya prinsip yang lebih rendah dan bertentangan dengan ide-ide
tersebut, sebagai suatu “sifat jahat” yang menentang “sifat baik”.
2. Omnijektif
3. Indeterministik
8
batas (non-lokalitas). Probabilitas juga dapat diartikan sebagai teori atau kalkulus
tentang peluang suatu peristiwa.
4. Parsipatori
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah ini, baik dari segi penulisan maupun pemilihan kata. Oleh karna itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun dari para pembaca guna untuk
perbaikan makalah berikutnya. Penulis juga berharap makalah ini dapat berguna bagi
pendidikan Indonesia.
10
DAFTAR PUSTAKA
11