Askpep Alo
Askpep Alo
DISUSUN OLEH :
QONITA
P27820714012
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN SURABAYA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Edema paru merupakan suatu keadaan terkumpulnya cairan patologi di ekstravaskular
dalam paru. Kelainan ini disebabkan oleh dua keadaan, yaitu :
1. Peningkatan tekanan hidrostatis.
2. Peningkatan permeabilitas kapiler paru. (Arif Muttaqin, 2008)
Edema paru adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya cairan ekstravaskular yang
patologis pada jaringan parenkim paru. Edema paru disebabkan karena akumulasi cairan di
paru-paru yang dapat disebabkan oleh tekanan intrvaskular yang tinggi (edema paru kardiak)
atau karena peningkatan permeabilitas membran kapiler (edema paru non kardiak) yang
mengakibatkan terjadinya ekstravasasi cairan. Pada sebagian besar edema paru secara klinis
mempunyai kedua aspek tersebut di atas, sebab sangat sulit terjadi gangguan permeabilitas
kapiler tanpa adanya gangguan tekanan pada mikrosirkulasi atau sebaliknya.(Sjaharudin
Harun & Sally Aman Nasution,2006)
B. ETIOLOGI
Penyebab edema dapat dikelompokkan menjadi empat kategori umum :
a. Penurunan konsentrasi protein plasma menyebabkan penurunan tekanan osmotic
plasma. Penurunan ini menyebabkan filtrasi cairan yang keluar dari pembuluh lebih
tinggi, sementara jumlah cairan yang direabsorpsi kurang dari normal. Dengan demikian
terdapat cairan tambahan yang tertinggal di ruang-ruang interstisium. Edema yang
disebabkan oleh penurunan konsentrasi protein plasma dapat terjadi melalui beberapa
cara yaitu, pengeluaran berlebihan protein plasma di urin akibat penyakit ginjal,
penurunan sintesis protein plasma akibat penyakit hati (hati mensintesis hampir semua
protein plasma), makanan yang kurang mengandung protein, atau pengeluaran protein
akibat luka bakar yang luas.
b. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler menyebabkan protein plasma yang keluar
dari kapiler ke cairan intertisium disekitarnya lebih banyak. Sebagai contoh, melalui
pelebaran pori-pori kapiler yang dicetuskan oleh histamin pada cedera jaringan atau
reaksi alergi. Terjadi penurunan tekanan osmotik koloid plasma yang menurunkan kearah
dalam sementara peningkatan tekanan osmotik koloid cairan interstisium yang
disebabkan oleh kelebihan protein di cairan interstisium meningkatkan tekanan kearah
luar. Ketidakseimbangan ini ikut berperan menimbulkan edema lokal yang berkaitan
dengan cedera (misalnya lepuh) dan respon alergi (misalnya biduran).
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA ALO (ACUTE LUNG OEDEMA)
DI RUANG RESUSITASI IGD RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
1.1 Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 4 April 2018 Tgl MRS : 4 April 2018
Jam Pengkajian : 21.00 WIB Pukul : 19.00 WIB
2. PENGKAJIAN FISIK
1) Keadaan Umum : lemah
2) Tanda-tanda Vital
TD: 80/51 mmHg
( √ ) Lengan Kiri ( ) Lengan Kanan ( √) Duduk () Berbaring
N: 143 x/menit
( √ ) Teratur ( ) Tidak Teratur ( ) Kuat ( √ ) Lemah pada brachialis
RR:48 x/menit
( √ ) Normal ( ) Cyanosis ( ) Chaynestoke (√) Kusmaul
S: 36,8˚C
( √ ) Axilla ( ) Rectal ( ) Oral
BB : 70 kg TB : 160 cm CRT : < 2 detik
Review of System
1) B1 :
Pernafasan cepat dan dangkal (kusmaul), Tidak ada pernapasan cuping hidung,tidak
terdapat pink frothy, tidak terdapat retraksi dinding dada, klien terpasang Noninvasive
ventilator (NIV), Tidal Volume 437, Total rate (frekuensi total) 48 x/menit, ppeak 20,
PEEP 16, FiO2 60%, SpO2 98%. Bentuk dada simetris, suara napas tambahan terdengar
ronkhi pada rongga dada kanan dan kiri.
2) B2 :
Suara jantung S1 dan S2 tunggal,irama jantung regular, CRT < 2 detik, terpasang infus
NaCl 100 ml, Syringe pump Furosemid 5 mg/jam jalan 0,5 mg/jam, Syringe pump ISDN
0,5 mg/jam jalan 2,5 mg/jam, Syringe Pump Dopamin 3 mg/kg bb/menit jalan 2,5
mg/jam, Syringe Pump Norepinephrine 50 nano jalan 2,1 mg/jam, dan Syringe Pump
insulin 0,04 mg/jam.
3) B3 :
GCS: 456, wajah tampak pucat dan merintih kesakitan, kesadaran composmentis reflek
pupil positif, isokor 3mm, Sklera putih, conjungtiva tidak pucat, bentuk kepala dan wajah
normal.
4) B4 :
Terpasang cateter sejak tanggal 2 april 2018. Urine berwarna coklat kekuningan, dengan
jumlah 30 cc/2jam, Bau khas urine.
5) B5 :
Mukosa bibir kering, gigi terdapat plak, keadaan gigi lengkap, abdomen soepel,
peristaltik usus normal, terpasang NGT, terdapat dekompresi warna kecoklatan 50 ml.
6) B6 :
Turgor Kulit baik, tidak terdapat perdarahan, perfusi hangat pucatkering, tidak terdapat
luka,tidak terdapat edema pada ekstremitas bawah dan atas, kekuatan otot 3 3
4 4
Pemeriksaan Penunjang
1) Data laboratorium
Kimia Klinik (Tgl : 4 April 2018)
Glukosa darah 327 mg/dl >= 126
Kreatinin 2,72 mg/dl 0,5-1,2
Natrium 136 mmol/l 136-144
Kalium 3,9 mmol/l 3,8-5
klorida 102 mg/dl 97-103
BUN 53 mg/dl 10-20
SGOT 197 u/l <41
SGPT 115 u/l 0-50
Albumin 3,74 g/dl 3,4-5
Crp Kimia 4,3 mg/dl 0-10
Kalsium 8 mg/dl 8,5-10,1
PPT 11,2 detik 9-12
APTT 30,2 detik 22-33
Bilirubin direk 1,34 <0,2
Bilirubin indirek 2,38 0,2-1
Hematologi (Tgl 4 April 2018)
WBC 15,41 x 103 /ul 337-10
PLT 193 x 103 /ul 150-50
RBC 5,19 x 106 /ul 3,6-5,46
HGB 15,2 g/dl L : 13,5 – 18,0
P : 11,5 – 16,0
HCT 46,5 % 41,3-52,1
Analisa Gas Darah (Tgl 4 April 2018)
pH 7,35 7,35 – 7,45
pCO2 24 mmHg 45 – 35
p02 56 mmHg 80 – 107
SO2 87 %
BEecf -11,8 mmol/l -2 - +2
Temp-Alat 37,0 OC
Lain - lain(Tgl 4 April 2018)
HBSAg Non reaktif
HIV Non reaktif
Hari/
Kemungkinan
Tanggal/ Pengelompokan Data Masalah
Penyebab
Jam
Rabu Ds : klien mengatakan sesak Obstruksi jalan napas Gangguan
4/11/2018 nafas akut Pertukaran
Pukul 22.00 Do : Gas
Edema Paru
Hipoksemia
Gangguan Pertukaran
Gas
Rabu Ds :klien mengatakan nyeri STEMI Nyeri Akut
4/11/2018 dada sebelah kiri
Pukul 22.00 Do:
Kelainan otot jantung
- P: nyeri karena
penyakit jantung
- Q : di tusuk
- R : dada kiri Penurunan aliran darah
- S: 5 ke jantung
- T: terus menerus
- TD: 80/51 mmHg
- N: 143 x/menit Kekurangan oksigen
- Wajah tampak
merintih
Iskemik pada jaringan
miokard
Suplai O2 ke miokard
menurun
Metabolism
Nyeri
Rabu Ds :klien mengatkan merasa STEMI Resiko
4/11/2018 lelah dan lemas kelebihan
Pukul 22.00 Do: volume airan
ekstravaskuler
Kelainan otot jantung
- Output 30cc/2jam
urine dibuang
- Abdomen soepel
- BUN :53 (N:10-20) Penurunan aliran darah
- SGOT : 197 (N:<41 ke jantung
- SGPT : 115 (N:0-50)
- Kreatinin: 2,2 (N: 0,5-
1,2) Kekurangan oksigen
- Na : 136 (N:136-144)
- K : 3,9 (N: 38-5)
- Cl : 102 (97-103) hipoksemia
Kontraklitas menurun
Kegagalan pompa
jantung
Resiko kelebihan
volume airan
ekstravaskuler
Rabu Ds: klien mengatakan sesak STEMI Penurunan
4/11/2018 dan nyeri di dada sebelah kiri curah jantung
Pukul 22.00 Do:
Kelainan otot jantung
- Terpasang NIV
- Tidal Volume 437, Total
rate (frekuensi total) 48
x/menit, ppeak 20, PEEP Penurunan aliran darah
16, FiO2 60%, SpO2 98%. ke jantung
- Hasil Lab BGA
- PH 7,35 , PCO2 24
mmHg, PO2 56 mmHG,
HCO3 13,6, BEecf -11,8, Kekurangan oksigen
SO2 87%
- Akral hangat pucat merah
- Wajah tampak pucat
- TD: 80/51 mmHg Iskemik pada jaringan
- N: 143 x/menit miokard
Suplai O2 ke miokard
menurun
Penurunan jumlah
volume darah dan
penurunan kemampuan
memompa darah
Penurunan curah
jantung
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perencanaan
No. Diagnosa Tujuan & Tindakan
Keperawatan
Kriteria Hasil Keperawatan Rasionalisasi
1. Gangguan Tujuan : - Kaji suara napas, - Memaksimalkan
Pertukaran Gas frekuensi kedalaman bantuan ventilator
Setelah dilakukan
dan usaha napas.
tindakan
keperawatan selama - Memantau
30 menit Gangguan kebutuhan
pertukaran gas - Pantau saturasi o2 bantuan O2
berkurang dengan oksimetri nadi tambahan
- Kolaborasi untuk
memantau gas darah - Pemberian cairan
secara ketat yang berlebihan
pada orang
normal dapat
menyebabkan
edema paru dan
gagal pernapasan.
- Kolaborasi pemilihan
pemberian cairan - Akumulasi secret
dan berkurangnya
jaringan paru
yang sehat dapat
menggangu
oksigenasi organ
vital dan jaringan
tubuh.
- Evaluasi perubahan
tingkat kesadaran,
catat sianosis. - Akumulasi secret
dapat menggangu
oksigenasi
- Lakukan nebul dan
suction secara berkala - Mengetahui
keadaan umum
klien
No. Diagnosa
Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
Keperawatan
S:
O:
1 - Klien terpasang ETT
4/11/2018 - spO2 98%
Qn
01.00 - tidak terjadi sianosis
A: masalah teratasi
P: intervensi dilanjutkan
S:
O:
- TD TD: 89/61 mmHg , N: 118 x/menit
RR:30 x/menit, S: 36˚C
2 - Wajah tidak merintih nyeri
Qn
A: masalah nyeri teratasi
P: intervensi dilanjutkan