Anda di halaman 1dari 13

MODUL PRAKTIKUM BIOMEDIS

PRODI SARJANA – S1

ANGKATAN 2018

25
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019
DATA PRIBADI

NAMA : Rizki Noor Amelia

NIM : 1813015069

PRODI : S1 Farmasi 2018

JURUSAN : S1 Farmasi 2018

SEMESTER : II (Dua)

KELAS : D1 2018

26
PERCOBAAN III

TRANSPOR MEMBRAN

I. Uraian Umum Percobaan


Membran sel/membran plasma merupakan bagian dari organel sel yang
memisahkan isi sel dengan lingkungan sekitarnya. Struktur membran sel yang
tersusun atas lapisan protein dan fosfolipid membuatnya memiliki sifat selektif
permiabel. Oleh karena sifatnya yang selektif, membran sel memiliki fungsi
utama secara selektif memilih zat kimia atau partikel kecil yang dapat masuk atau
keluar dari dalam dan luar sel. Substansi-subtansi tersebut dapat masuk dan keluar
dengan dengan beberapa mekanisme yaitu dengan mekanisme transport aktif dan
pasif. Transport aktif memerlukan energi (ATP) untuk mengangkut suatu
zat/substansi melalui membran sel. Sedangkan transpor pasif merupakan sistem
pengangkutan yang tidak memerlukan energi (ATP) karena eneri kinetik dari
partikel dapat menyebabkan partikel tersebut bergerak dari gradient konsentrasi
tinggi ke daerah dengan gradient konsentrasi lebih rendah. Adapun macam-
macam proses transpor meliputi difusi, osmosis, filtrasi, eksositosi dan
endositosis.
Difusi dapat berlaku pada padatan, cairan dan gas di seluruh membran
plasma. Mekanisme perpindahan zat/partikel pada proses ini yaitu zat/partikel
bergerak dari gradient konsentrasi tinggi ke daerah dengan gradient konsentrasi
lebih rendah. Gradient konsentrasi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
konsentrasi dari molekul/ion didalam sel (intraseluler) dibandingkan diluar sel
(ekstraseluler).
Osmosis adalah difusi pelarut melintasi membrane semipermiabel yang
terjadi untuk menanggapi perbedaan konsentrasi. Air berdifusi dari daerah yang
konsentrasi airnya lebih tinggi (konsentrasi zat terlarut rendah) ke daerah dengan
konsentrasi air lebih rendah (konsentrasi zat terlarut lebih tinggi).
Osmosis merupakan akibat dari gerakan/perpindahan air dari larutan dengan
konsentrasi zat terlarut rendah (hipotonik) ke larutan dengan konsentrasi zat
terlarut tinggi (hipertonik). Penggunaan istilah hipotonik dan hipertonik hanya

27
ketika dua larutan dibandingkan. Air akan berpindah ke larutan hipertonik hingga
konsentrasi kedua larutan memiliki konsentrasi yang sama (isotonik).

II. Tujuan Percobaan


1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan difusi dan osmosis serta
mengidentifikasi contoh dari difusi dan osmosis.
2. Mahasiswa mampu medefinisikan dan membedakan antara difusi dan
osmosis.
III. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Eksperimen “DIFUSI”
Alat : Bahan :
1. Gelas ukur 1. Tinta

2. Eksperimen “OSMOSIS”
Alat : Bahan :
1. Timbangan 1. Irisan kentang
2. Gelas ukur 2. Larutan gula 0,25M; 0,5M; 1M
3. Cawan petri 3. Air
4. Pisau
5. Pinset

IV. Cara Kerja Percobaan


1. DIFUSI
a. Siapkan air ke dalam gelas ukur
b. Masukkan setetes tinta ke dalam air tersebut
c. Amati pergerakan yang terjadi dengan seksama
2. OSMOSIS
a. Buatlah irisan kentang dengan potongan dadu ( 1x1x1x1 cm )
sebanyak 4 buah
b. Timbanglah masing – masing irisan kentang dan beri tanda atau
dicatat jangan sampai keliru
c. Masukkan masing – masing 20 ml larutan aquadest, gula 0,25M;
0,5M dan 1M pada gelas I, II, III, dan IV
d. Masukkan 1 potongan kentang ke dalam gelas I, II, III, dan IV
e. Diamkan kira – kira 20 – 30 menit, kemudian ambil dengan pinset
lalu ditimbang
f. Catat perubahan berat kentang

V. Hasil Pengamatan
1. Difusi

28
Pada praktikum yang sudah dilakukan dengan menggunakan tinta dan air
didapat hasil peristiwa difusi seperti pada tabel berikut.
No Sebelum Sesudah

Keterangan : Setelah diamati


Keterangan : Saat ditetesi ke
beberapa menit, tinta tersebut mulai
dalam air, tinta akan
menyebar ke seluruh bagian zat
mengumpul di satu titik yaitu
pelarut (air) dan menjadi larut.
di tengah
Namun, hasilnya tidak sempurna
karena ada sedikit kesalahan yang
dilakukam kelompok kami yaitu
pada saat mengambil cairan tinta
menggunakan pipet tetes, kami
terlalu lama membiarkannya di
udara terbuka dan akhirnya cairan
tinta tersebut sedikit mengering.

2. Osmosis
Pada pengamatan proses Osmosis dengan menggunakan kentang
(Solanum tuberosum) sebagai sampel dan zat terlarut berupa aquades dan
larutan gula masing-masing 100 ml dengan berbagai konsentrasi didapat
hasil seperti pada tabel di bawah ini:

Larutan
Pengamatan Kentang
Gula 0,25 M Gula 0,5 M Gula 1M Aquades

Berat awal I 2,114 gr 1,980 gr 1,891 gr 1,888 gr

29
II 1,981 gr 2,166 gr 1,979 gr 2,227 gr

III 1,665 gr 1,720 gr 1,300 gr 1,742 gr

IV 1,768 gr 1,489 gr 1,495 gr 1,184 gr


I 2,01 gr 1,908 gr 1,796 gr 2,110 gr
II 1,945 gr 2,105 gr 1,881 gr 2,469 gr
Berat Akhir
III 1,607 gr 1,616 gr 1,150 gr 1,902 gr

IV 1,744 gr 1,400 gr 1,349 gr 1,341 gr


I -0,1 gr -0,078 gr -0,095 gr 0,222 gr
Pertambahan II -0,036 gr -0,061 gr -0,098 gr 0,242 gr
Berat (Akhir-
Awal) III -0,58 gr -0,104 gr -0,150 gr 0,160 gr

IV -0,24 gr -0,89 gr -0,146 gr 0,157 gr

VI. Pembahasan
Pada hari Rabu, 6 Maret 2019, kami melakukan suatu percobaan tentang
“Transpor Membran” yang menggunakan tinta dan kentang (Solanum
tuberosum) sebagai sampel percobaan. Hal ini ditujukan untuk membantu kita
para mahasiswa mendeskripsikan difusi dan osmosis beserta contohnya dalam
kehidupan sehari-hari, membantu mahasiswa agar bisa mendefinisikan dan
membedakan antara difusi dan osmosis.
Transpor membran terdiri dari dua kata, yaitu transpor dan membran.
Transpor atau transportasi sendiri berarti proses pengangkutan zat-zat dari
dalam dan keluar sel, dimana pada proses ini zat-zat tersebut harus melewati
suatu membran sel/membran plasma. Membran plasma yaitu bagian dari
sitoplasma yang membatasi sel di sebelah luar. Membran ini bersifat
semipermeabel selektif. Maksudnya yaitu menyeleksi zat-zat kimia atau
partikel yang dapat masuk atau keluar dari dalam tubuh.
Partikel-partikel yang akan masuk atau keluar dari dalam tubuh bisa
menggunakan beberapa cara yaitu transpor aktif dan transpor pasif. Transpor
aktif yaitu suatu perpindahan yang memerlukan energi untuk mengangkut
partikel-partikel tersebut melewati membran sel. Energi yang digunakan yaitu

30
Adenosin trifosfat (ATP). Sedangkan transpor pasif yaitu perpindahan yang
tidak memerlukan energi dan terjadi secara spontan.
(Yahya, 2015)
Ada beberapa jenis proses transpor diantaranya difusi, osmosis,
endositosis, dan eksositosis.
Difusi sendiri yaitu penyebaran molekul-molekul suatu zat baik padat,
cair, maupun gas ke segala arah yang dilakukan sampai mendapat suatu
tempat yang konsentrasinya sama dengan zat tersebut. Dalam hal ini yaitu
tempat yang mengandung banyak molekul (konsentrasi pekat atau tinggi)
menuju tempat yang sedikit mengandung molekul (konsntrasi rendah).
Osmosis merupakan bagian dari difusi suatu zat pelarut melalui
membran plasma karena adanya perbedaan tekanan. Dalam osmosis, zat
pelarut(air) tersebut akan berpindah dari daerah yang berkonsentrasi rendah
(hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) hingga
mencapai suatu keadaan dengan konsentrasi yang sesuai (isotonik).
Endositosis yaitu proses masuknya suatu zat dari luar sel ke dalam sel,
dimana zat tersebut dibungkus dengan membran plasma. Sedangkan,
eksositosis merupakan salah satu contoh dari transpor aktif yang
mengeluarkan zat-zat kimia atau partikel dari dalam sel makhluk hidup.
Endositosis sendiri ada dua macam, yaitu fagositosis dan pinositosis. Pada
fagositosis zat yang dimasukkan berupa zat padat. Zat padat ini digunakan
sebagai bahan makanan pada sel protozoa. Sedangkan pada sel metazoa, zat
padat ini digunakan untuk pertahanan diri dari benda asing yang dianggap
berbahaya bagi sel tubuh. Jika pada fagositosis zat yang dimasukkan berupa
padatan, lain hal dengan Pinositosis. Pada pinositosis yang dimasukkan dalam
sel berupa cairan dan juga termasuk zat-zat yang larut di dalamnya.
(Juwono, 2012)
Sebelum melakukan percobaan untuk proses difusi, pertama-tama disiapkan
air untuk dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml, lalu diteteskan tinta
sebanyak tiga tetes dengan menggunakan pipet tetes. Penggunaan tinta dalam
percobaan ini dikarenakan tinta merupakan salah satu zat yang memiliki
kecepatan difusi lebih cepat daripada zat lain seperti sirup, gula, dan garam.
Selain itu, wujud dari tinta sama dengan pelarut yang digunakan dalam

31
percobaan ini yaitu aquades. Jadi, akan lebih mudah untuk tercampur dan
mengalami difusi. Setelah tinta diteteskan, selanjutnya diamati pergerakan
tinta dan didapat bahwa beberapa menit setelah lariutan ditetesi molekul-
molekul yang ada antara zat terlarut (tinta) dan pelarut (air) saling berampur
tanpa ada sekat ataupun membran yang dapat menghambat proses difusi
tersebut. Hal ini disebabkan karena larutan tinta termasuk larutan pekat
dengan konsentrasi yang tinggi, dan itu menyebabkan zat pelarut yang ada di
sekitarnya homogen dengan tinta tersebut.
Selanjutnya, percobaan kedua yang dilakukan yaitu osmosis. Pada
percobaan kali ini kami menggunakan kentang (Solanum tuberosum), karena
kentang merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki dinding selulosa yang
keras dan elastis sehingga dapat membatasi volume sel yang masuk ke dalam
sel akibat dari kegiatan sel yang menyerap air dalam kondisi hipotonik. Selain
itu, dinding sel akan mempertahankan bentuk sel agar tidak pecah akibat
peristiwa tersebut. (Aryulina, dkk. 2004)
Mula-mula kentang dipotong dadu sebanyak 16 buah. Potongan kentang ini
nantinya akan direndam di dalam aquades dan larutan gula. Dalam
perendaman dengan aquades didapat hasil berupa penambahan berat dari
kentang dari berat awal 2,227 gram menjadi 2,469 gram yang berarti
perubahan berat kentang sebesar 0,242 gram . Hal itu disebabkan karena pada
saat proses perendaman terjadi peristiwa osmosis, dimana kentang yang
memiliki konsentrasi tinggi, dinding selnya akan menyerap air dengan
konsentrasi rendah.
Jika menggunakan pelarut berupa larutan gula maka pertama-tama,
dibuat tiga larutan gula dengan masing-masing konsentrasi yaitu 0,25 M, 0,5
M, dan 1 M dalam 100 ml. Setelah dihitung dengan menggunakan rumus
Molaritas, didapat berat dari gula masing-masing yaitu 8,55 gram, 17,1 gram,
dan 34,2 gram. Kemudian diambil gula sesuai hitungan dan ditimbang
menggunakan kaca arloji di timbangan analitik. Dengan berat masing-masing
timbangan gula tersebut, dibuat larutan gula di empat gelas kimia, diaduk
dengan cara maju mundur untuk mempermudah dan mempercepat gula larut
dalam air. Pada saat proses pembuatan larutan gula dengan berat 17,1 gram

32
dan 34,2 gram sedikit susah larut, karena terlalu banyak zat terlarut (solvent)
daripada pelarutnya yaitu air. Jadi, gula dengan berat 34,2 gram harus
dipanaskan diatas hot plate untuk mempermudah proses pelarutan. Setelah
gula larut dalam air, kentang direndam di larutan tersebut selama 20-30 menit
yang kemuadian diambil dengan menggunakan pinset untuk ditimbang ulang
berat akhirnya. Hasil pengamatan yang didapat yaitu berat kentang akan
menysusut atau berkurang sebanyak 0,58 gram dengan berat awal kentang
1,665 gram berkurang menjadi 1,607 gram. Hal ini disebabkan karena
peristiwa osmosis yang terjadi pada kentang. Konsentrasi dari larutan gula
yang tinggi membuat partikel-partikel berupa cairan yang ada di dalam
kentang ditarik keluar oleh zat pelarut dan menghasilkan kentang dengan
tampilan berkerut.
Peristiwa difusi dan osmosis bisa diterapkan dalam dunia farmasi, yaitu
pada pembuatan salep bisul. Salep ini bisa dibuat dengan menggunakan
simplisa dari daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas Var Ayamurasaki).
Metode yang digunakan dalam pembuatan simplisia ini adalah dengan cara
maserasi, karena cara ini merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari.
Cairan penyari akan menembus dinding sel dan akan masuk ke dalam rongga
sel yang mengandung zat aktif, lalu zat aktif akan larut karena ada perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif dalam sel dengan yang diluar sel, maka
larutan yang pekat (konsentrasi tinggi) akan didesak keluar sel. Peristiwa
tersebut akan terus terjadi sampai konsentrasi antara larutan diluar sel dan di
dalam sel seimbang atau sama (Isotonik). (Depkes RI, 1986)

VII. Kesimpulan
Jadi, pada praktikum yang sudah dilakukan dengan judul Transpor Membran
didapat suatu pengertian bahwa transpor membran adalah proses
pengangkutan zat-zat dari dalam dan keluar sel yang harus melewati
membran sel dengan sifat semipermeabel selektif. Ada beberapa jenis proses
transpor diantaranya difusi, osmosis, endositosis, dan eksositosis. Pada
pengamatan peristiwa difusi, molekul-molekul yang ada antara zat terlarut

33
(tinta) dan pelarut (air) saling berampur tanpa ada sekat ataupun membran
yang dapat menghambat proses difusi tersebut. Hal ini disebabkan karena
larutan tinta termasuk larutan pekat dengan konsentrasi yang tinggi, dan itu
menyebabkan zat pelarut yang ada di sekitarnya homogen dengan tinta
tersebut.
Dari hasil pengamatan peristiwa osmosis yang dilakukan didapat bahwa jika
kentang (Solanum tuberosum) direndam di larutan gula yang konsentrasinya
tinggi maka akan membuat partikel-partikel berupa cairan yang ada di dalam
kentang ditarik keluar oleh zat pelarut dan menghasilkan kentang dengan
tampilan berkerut yang beratnya akan menyusut atau berkurang. Namun, jika
kentang hanya direndam di aquades, dinding sel dari kentang yang memiliki
konsentrasi tinggi akan menyerap air dengan konsentrasi rendah. Berbeda
dengan pengamatan yang menggunakan aquades sebagai pelarut, didapat
hasil berupa penambahan berat dari kentang dengan konsentrasi tinggi yang
menyebabkan dinding selnya akan menyerap air dengan konsentrasi rendah.

34
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, D. dkk.. 2004. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Depkes RI. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik


Indonesia

Juwono., Juniarto, Achmad Zulfa. 2002. Biologi Sel. Jakarta : EGC ISBN 979-
448-550-0

Yahya. 2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara Umbi Solonum Tuberosum
dan Doucus Carota. Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015

35
LAMPIRAN

Proses Osmosis pada kentang (Solanum tuberosum)


Perendaman kentang
di dalam 100 ml
aquades

Perendaman kentang
dalam 100 ml larutan
gula 0,25 M

Perendaman kentang
dalam 100 ml larutan
gula 0,5 M

Perendaman kentang
dalam 100 ml larutan
gula 1 M

Penampakan kentang
setelah direndam
kurang lebih 20 menit

LEMBAR PENILAIAN

36
TANGGAL PRAKTIKUM : Rabu, 6 Maret 2019

TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN : Kamis, 7 Maret 2019

NILAI TOTAL NILAI


RESPONSI

NILAI

KEHADIRAN

NILAI

AKTIVITAS

NILAI HJSP

CATATAN :

TANDA TANGAN
MAHASISWA ASISTEN DOSEN
Haura Wulan

Nabilah

NIM. 1713015005

Irene Maydy
Febrina Mahmudah, Vita Olivia Siregar,
NIM. 1613015162
Rizki Noor Amelia M.Farm., Apt. M. S. Farm.
Selvy Jumiatul Astati
NIM. 1813015069
NIM. 1613015066

37

Anda mungkin juga menyukai