PRODI SARJANA – S1
ANGKATAN 2018
25
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019
DATA PRIBADI
NIM : 1813015069
SEMESTER : II (Dua)
KELAS : D1 2018
26
PERCOBAAN III
TRANSPOR MEMBRAN
27
ketika dua larutan dibandingkan. Air akan berpindah ke larutan hipertonik hingga
konsentrasi kedua larutan memiliki konsentrasi yang sama (isotonik).
2. Eksperimen “OSMOSIS”
Alat : Bahan :
1. Timbangan 1. Irisan kentang
2. Gelas ukur 2. Larutan gula 0,25M; 0,5M; 1M
3. Cawan petri 3. Air
4. Pisau
5. Pinset
V. Hasil Pengamatan
1. Difusi
28
Pada praktikum yang sudah dilakukan dengan menggunakan tinta dan air
didapat hasil peristiwa difusi seperti pada tabel berikut.
No Sebelum Sesudah
2. Osmosis
Pada pengamatan proses Osmosis dengan menggunakan kentang
(Solanum tuberosum) sebagai sampel dan zat terlarut berupa aquades dan
larutan gula masing-masing 100 ml dengan berbagai konsentrasi didapat
hasil seperti pada tabel di bawah ini:
Larutan
Pengamatan Kentang
Gula 0,25 M Gula 0,5 M Gula 1M Aquades
29
II 1,981 gr 2,166 gr 1,979 gr 2,227 gr
VI. Pembahasan
Pada hari Rabu, 6 Maret 2019, kami melakukan suatu percobaan tentang
“Transpor Membran” yang menggunakan tinta dan kentang (Solanum
tuberosum) sebagai sampel percobaan. Hal ini ditujukan untuk membantu kita
para mahasiswa mendeskripsikan difusi dan osmosis beserta contohnya dalam
kehidupan sehari-hari, membantu mahasiswa agar bisa mendefinisikan dan
membedakan antara difusi dan osmosis.
Transpor membran terdiri dari dua kata, yaitu transpor dan membran.
Transpor atau transportasi sendiri berarti proses pengangkutan zat-zat dari
dalam dan keluar sel, dimana pada proses ini zat-zat tersebut harus melewati
suatu membran sel/membran plasma. Membran plasma yaitu bagian dari
sitoplasma yang membatasi sel di sebelah luar. Membran ini bersifat
semipermeabel selektif. Maksudnya yaitu menyeleksi zat-zat kimia atau
partikel yang dapat masuk atau keluar dari dalam tubuh.
Partikel-partikel yang akan masuk atau keluar dari dalam tubuh bisa
menggunakan beberapa cara yaitu transpor aktif dan transpor pasif. Transpor
aktif yaitu suatu perpindahan yang memerlukan energi untuk mengangkut
partikel-partikel tersebut melewati membran sel. Energi yang digunakan yaitu
30
Adenosin trifosfat (ATP). Sedangkan transpor pasif yaitu perpindahan yang
tidak memerlukan energi dan terjadi secara spontan.
(Yahya, 2015)
Ada beberapa jenis proses transpor diantaranya difusi, osmosis,
endositosis, dan eksositosis.
Difusi sendiri yaitu penyebaran molekul-molekul suatu zat baik padat,
cair, maupun gas ke segala arah yang dilakukan sampai mendapat suatu
tempat yang konsentrasinya sama dengan zat tersebut. Dalam hal ini yaitu
tempat yang mengandung banyak molekul (konsentrasi pekat atau tinggi)
menuju tempat yang sedikit mengandung molekul (konsntrasi rendah).
Osmosis merupakan bagian dari difusi suatu zat pelarut melalui
membran plasma karena adanya perbedaan tekanan. Dalam osmosis, zat
pelarut(air) tersebut akan berpindah dari daerah yang berkonsentrasi rendah
(hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) hingga
mencapai suatu keadaan dengan konsentrasi yang sesuai (isotonik).
Endositosis yaitu proses masuknya suatu zat dari luar sel ke dalam sel,
dimana zat tersebut dibungkus dengan membran plasma. Sedangkan,
eksositosis merupakan salah satu contoh dari transpor aktif yang
mengeluarkan zat-zat kimia atau partikel dari dalam sel makhluk hidup.
Endositosis sendiri ada dua macam, yaitu fagositosis dan pinositosis. Pada
fagositosis zat yang dimasukkan berupa zat padat. Zat padat ini digunakan
sebagai bahan makanan pada sel protozoa. Sedangkan pada sel metazoa, zat
padat ini digunakan untuk pertahanan diri dari benda asing yang dianggap
berbahaya bagi sel tubuh. Jika pada fagositosis zat yang dimasukkan berupa
padatan, lain hal dengan Pinositosis. Pada pinositosis yang dimasukkan dalam
sel berupa cairan dan juga termasuk zat-zat yang larut di dalamnya.
(Juwono, 2012)
Sebelum melakukan percobaan untuk proses difusi, pertama-tama disiapkan
air untuk dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml, lalu diteteskan tinta
sebanyak tiga tetes dengan menggunakan pipet tetes. Penggunaan tinta dalam
percobaan ini dikarenakan tinta merupakan salah satu zat yang memiliki
kecepatan difusi lebih cepat daripada zat lain seperti sirup, gula, dan garam.
Selain itu, wujud dari tinta sama dengan pelarut yang digunakan dalam
31
percobaan ini yaitu aquades. Jadi, akan lebih mudah untuk tercampur dan
mengalami difusi. Setelah tinta diteteskan, selanjutnya diamati pergerakan
tinta dan didapat bahwa beberapa menit setelah lariutan ditetesi molekul-
molekul yang ada antara zat terlarut (tinta) dan pelarut (air) saling berampur
tanpa ada sekat ataupun membran yang dapat menghambat proses difusi
tersebut. Hal ini disebabkan karena larutan tinta termasuk larutan pekat
dengan konsentrasi yang tinggi, dan itu menyebabkan zat pelarut yang ada di
sekitarnya homogen dengan tinta tersebut.
Selanjutnya, percobaan kedua yang dilakukan yaitu osmosis. Pada
percobaan kali ini kami menggunakan kentang (Solanum tuberosum), karena
kentang merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki dinding selulosa yang
keras dan elastis sehingga dapat membatasi volume sel yang masuk ke dalam
sel akibat dari kegiatan sel yang menyerap air dalam kondisi hipotonik. Selain
itu, dinding sel akan mempertahankan bentuk sel agar tidak pecah akibat
peristiwa tersebut. (Aryulina, dkk. 2004)
Mula-mula kentang dipotong dadu sebanyak 16 buah. Potongan kentang ini
nantinya akan direndam di dalam aquades dan larutan gula. Dalam
perendaman dengan aquades didapat hasil berupa penambahan berat dari
kentang dari berat awal 2,227 gram menjadi 2,469 gram yang berarti
perubahan berat kentang sebesar 0,242 gram . Hal itu disebabkan karena pada
saat proses perendaman terjadi peristiwa osmosis, dimana kentang yang
memiliki konsentrasi tinggi, dinding selnya akan menyerap air dengan
konsentrasi rendah.
Jika menggunakan pelarut berupa larutan gula maka pertama-tama,
dibuat tiga larutan gula dengan masing-masing konsentrasi yaitu 0,25 M, 0,5
M, dan 1 M dalam 100 ml. Setelah dihitung dengan menggunakan rumus
Molaritas, didapat berat dari gula masing-masing yaitu 8,55 gram, 17,1 gram,
dan 34,2 gram. Kemudian diambil gula sesuai hitungan dan ditimbang
menggunakan kaca arloji di timbangan analitik. Dengan berat masing-masing
timbangan gula tersebut, dibuat larutan gula di empat gelas kimia, diaduk
dengan cara maju mundur untuk mempermudah dan mempercepat gula larut
dalam air. Pada saat proses pembuatan larutan gula dengan berat 17,1 gram
32
dan 34,2 gram sedikit susah larut, karena terlalu banyak zat terlarut (solvent)
daripada pelarutnya yaitu air. Jadi, gula dengan berat 34,2 gram harus
dipanaskan diatas hot plate untuk mempermudah proses pelarutan. Setelah
gula larut dalam air, kentang direndam di larutan tersebut selama 20-30 menit
yang kemuadian diambil dengan menggunakan pinset untuk ditimbang ulang
berat akhirnya. Hasil pengamatan yang didapat yaitu berat kentang akan
menysusut atau berkurang sebanyak 0,58 gram dengan berat awal kentang
1,665 gram berkurang menjadi 1,607 gram. Hal ini disebabkan karena
peristiwa osmosis yang terjadi pada kentang. Konsentrasi dari larutan gula
yang tinggi membuat partikel-partikel berupa cairan yang ada di dalam
kentang ditarik keluar oleh zat pelarut dan menghasilkan kentang dengan
tampilan berkerut.
Peristiwa difusi dan osmosis bisa diterapkan dalam dunia farmasi, yaitu
pada pembuatan salep bisul. Salep ini bisa dibuat dengan menggunakan
simplisa dari daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas Var Ayamurasaki).
Metode yang digunakan dalam pembuatan simplisia ini adalah dengan cara
maserasi, karena cara ini merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari.
Cairan penyari akan menembus dinding sel dan akan masuk ke dalam rongga
sel yang mengandung zat aktif, lalu zat aktif akan larut karena ada perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif dalam sel dengan yang diluar sel, maka
larutan yang pekat (konsentrasi tinggi) akan didesak keluar sel. Peristiwa
tersebut akan terus terjadi sampai konsentrasi antara larutan diluar sel dan di
dalam sel seimbang atau sama (Isotonik). (Depkes RI, 1986)
VII. Kesimpulan
Jadi, pada praktikum yang sudah dilakukan dengan judul Transpor Membran
didapat suatu pengertian bahwa transpor membran adalah proses
pengangkutan zat-zat dari dalam dan keluar sel yang harus melewati
membran sel dengan sifat semipermeabel selektif. Ada beberapa jenis proses
transpor diantaranya difusi, osmosis, endositosis, dan eksositosis. Pada
pengamatan peristiwa difusi, molekul-molekul yang ada antara zat terlarut
33
(tinta) dan pelarut (air) saling berampur tanpa ada sekat ataupun membran
yang dapat menghambat proses difusi tersebut. Hal ini disebabkan karena
larutan tinta termasuk larutan pekat dengan konsentrasi yang tinggi, dan itu
menyebabkan zat pelarut yang ada di sekitarnya homogen dengan tinta
tersebut.
Dari hasil pengamatan peristiwa osmosis yang dilakukan didapat bahwa jika
kentang (Solanum tuberosum) direndam di larutan gula yang konsentrasinya
tinggi maka akan membuat partikel-partikel berupa cairan yang ada di dalam
kentang ditarik keluar oleh zat pelarut dan menghasilkan kentang dengan
tampilan berkerut yang beratnya akan menyusut atau berkurang. Namun, jika
kentang hanya direndam di aquades, dinding sel dari kentang yang memiliki
konsentrasi tinggi akan menyerap air dengan konsentrasi rendah. Berbeda
dengan pengamatan yang menggunakan aquades sebagai pelarut, didapat
hasil berupa penambahan berat dari kentang dengan konsentrasi tinggi yang
menyebabkan dinding selnya akan menyerap air dengan konsentrasi rendah.
34
DAFTAR PUSTAKA
Juwono., Juniarto, Achmad Zulfa. 2002. Biologi Sel. Jakarta : EGC ISBN 979-
448-550-0
Yahya. 2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara Umbi Solonum Tuberosum
dan Doucus Carota. Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015
35
LAMPIRAN
Perendaman kentang
dalam 100 ml larutan
gula 0,25 M
Perendaman kentang
dalam 100 ml larutan
gula 0,5 M
Perendaman kentang
dalam 100 ml larutan
gula 1 M
Penampakan kentang
setelah direndam
kurang lebih 20 menit
LEMBAR PENILAIAN
36
TANGGAL PRAKTIKUM : Rabu, 6 Maret 2019
NILAI
KEHADIRAN
NILAI
AKTIVITAS
NILAI HJSP
CATATAN :
TANDA TANGAN
MAHASISWA ASISTEN DOSEN
Haura Wulan
Nabilah
NIM. 1713015005
Irene Maydy
Febrina Mahmudah, Vita Olivia Siregar,
NIM. 1613015162
Rizki Noor Amelia M.Farm., Apt. M. S. Farm.
Selvy Jumiatul Astati
NIM. 1813015069
NIM. 1613015066
37