Landasaan Teori
1. Perpajakan
a. Pengertian Pajak
Menurut Diana (2013:33) ada beberapa definisi pajak menurut para ahli antara lain:
menurut Rochmat pajak adalah iuran rakyat ke kas Negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
b. Fungsi Pajak
Pada dasarnya pajak memiliki fungsi sebagai sumber keuangan Negara. Namun,
terlepas dari itu, pajak juga memiliki fungsi lain yang tidak kalah pentingnya yaitu pajak
sebagai fungsi pengatur. Berikut akan dijelaskan mengenai masing-masing fungsi pajak
tersebut (Achmad Tjahjono, 2000):
1) Sumber Keuangan Negara (Budgetair)
Fungsi sumber keuangan negara fungsi pajak untuk memasukkan uang ke kas negara
atau dengan kata lain fungsi pajak sebagai sumber penerimaan negara dan digunakan
untuk pengeluaran- pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran
pembangunan.
d. Subjek Pajak
Menurut Abdul Rahman (2010:30) subjek pajak adalah orang yang dituju oleh UU
untuk dikenakan pajak. Subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diperolehnya
dalam tahun pajak. Sedangkan menurut Isroah (2012:33) yang menjadi subjek pajak antara
lain:
1) Orang Pribadi
2) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan
yang berhak
3) Badan
4) Bentuk Usaha tetap
e. Objek Pajak
dan kepatuhan material. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak
perpajakan. Sedangkan kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana wajib pajak secara
subtatif/hakekat memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa
undang-udang perpajakan.
3. Keadilan Pajak
Menurut teori keadilan Rawls (1971) bahwa pungutan pajak harus bersifat final, adil,
dan merata.. Keadilan pajak berhak didapatkan dan dinikmati oleh seluruh wajib pajak, tanpa
ada pengecualian. Menurut Putra (2015) menyatakan bahwa Adam Smith telah
mengemukakan 4 (empat) asas pemungutan pajak yang lazim, yang biasa disebut dengan
“The Four Cannons Maxims Taxation” atau biasa dikenal dengan sebutan “The Four
Maxim”, antara lain: Asas Kesamaan (Equality) dan Keadilan (Equity), Asas Kepastian
Hukum (Certainty), Asas Tepat Waktu (Convenient of Payment), Asas Economic of
Collection. Menurut Azmi dan Perumal (2008: 12), mereka melakukan survey dan
mendapatkan hasil bahwa terdapat 5 (lima) dimensi keadilan wajib pajak, yaitu keadilan
umum, timbal balik pemerintah, struktur tarif pajak, ketentuan-ketentuan khusus dan
kepentingan pribadi. (Harlina, n.d.)
5. Sosialisasi Perpajakan
Sosialisasi perpajakan adalah upaya yang dilakukan oleh Dirjen Pajak untuk
memberikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat dan khususnya Wajib Pajak agar
mengetahui tentang segala hal mengenai perpajakan baik peraturan maupun tata cara
perpajakan melalui metode-metode yang tepat menurut Susanto dalam (Sugeng Wahono,
2012: 80).
Meningkatkan kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak dilakukan dengan Sosialisasi
Perpajakan dalam berbagai bentuk atau cara sosialisasi. Namun, kegiatan sosialisasi harus
dilakukan secara efektif dan dilakukan dengan media-media yang lain yang lebih diketahui
masyarakat. Peran aktif pemerintah disini sangat dibutuhkan untuk menyadarkan masyarakat
akan keberadaan pajak melalui penyuluhan atau sosialisasi rutin ataupun berupa pelatihan
secara intensif, agar kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dapat meningkat atau
dengan kebijakan perpajakan dapat digunakan sebagai alat untuk menstimulus atau
merangsang Wajib Pajak agar melaksanakan dan atau meningkatkan kesadaran dalam
membayar perpajakan.
Keadilan Pajak
Sosialisasi Perpajakan
6. Theory of Planned Behavior
3. Penelitian dari Ni Luh Gede Mahayu Dicriyani dan I Ketut Budhiartha (2016)
Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Pengetahuan Perpajakan
Pada Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Niat Sebagai Pemoderasi “ oleh Ni Luh Gede
Mahayu Dicriyani dan I Ketut Budhiartha (2016). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
kualitas pelayan dan pengetahuan perpajakan. Sedangkan variabel terikat pada penelitian ini
adalah perilaku kepatuhan wajib pajak dan niat sebagai variabel pemoderasi.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka diperoleh kesimpula bahwa kualitas
pelayanan tidak berpengaruh secara signifikan. Sedangkan pengetahuan perpajakan berpengaruh
secara signifikan. Niat wajib pajak memperkuat pengaruh kaulitas pelayanan terhadap perilaku
kepatuhan wajib pajak. Sedangkan niat wajib pajak memperlemah pengaruh pengetahuan
perpajakan terhadap perilaku kepatuhan wajib pajak.
4. Penelitian dari Kadek Juniati Putri dan Putu Ery Setiawan (2017)
Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Kesadaran, Pengetahuan dan Pemahaman
Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak “ oleh
Kadek Juniati Putri dan Putu Ery Setiawan (2017). Variabel bebas dalam penilitian ini adalah
kesadaran, pengetahuan dan pemahaman perpajkan, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan.
Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa kesadaran,
pengetahuan dan pemahaman perpajakan, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan
berpengaruh signifika terhadap kepatuhan wajib pajak.
8. Perumusan Hipotesis
Keadilan peraturan dan sistem perpajakan akan mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib
pajak dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak. Menurut Putra (2015)
menyatakan bahwa Adam Smith telah mengemukakan 4 (empat) asas pemungutan pajak yang
lazim, yang biasa disebut dengan “The Four Cannons Maxims Taxation” atau biasa dikenal
dengan sebutan “The Four Maxim”, antara lain : Asas kesamaan (equality) dan keadilan
(equity), asas kepastian hukum (certainty), asas tepat waktu (convenient of payment), dan asas
economic of collection. Menurut Azmi dan Perumal (2008: 12) di mana beliau melakukan
survey dan mendapatkan hasil bahwa terdapat 5 (lima) dimensi keadilan wajib pajak, yaitu
keadilan umum, timbal balik pemerintah, struktur tarif pajak, ketentuan-ketentuan khusus dan
kepentingan pribadi. Menurut Subandi (2012: 181) diperoleh hasil bahwa keadilan pajak dapat
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak baik yang berbasis budaya Arek, budaya Mataraman,
maupun budaya Madura di Kota Malang. Dari uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis pertama
sebagai berikut:
H1 : Keadilan Pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
orang pribadi
Ketrampilan yang harus dimiliki aparat pajak adalah kemampuan dalam berhubungan dengan
orang lain dengan cara yang baik. Indikator kualitas pelayanan ditentukan oleh tiga faktor yaitu
kualitas interaksi, kualitas lingkungan fisik, dan hasil kualitas pelayanan. Dalam penelitian Arum
(2012), menunjukan bahwa kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, sanksi pajak ber-pengaruh
positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Salah satu upaya dalam meningkatkan kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak adalah
dengan melakukan sosialisasi perpajakan dengan beragam bentuk atau cara sosialisasi (Susanto
dalam Setiyoningrum, dkk., 2014). Sosialisasi perpajakan adalah upaya yang dilakukan oleh
Dirjen Pajak untuk memberikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat dan khususnya wajib
pajak agar mengetahui tentang segala hal mengenai perpajakan baik peraturan maupun tata cara
perpajakan melalui metode-metode yang tepat.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti, dkk. (2014) menemukan bahwa sosialisasi
memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
Barus, S. A. H. (2016). Pengaruh Akses Pajak, Fasilitas, Sosialisasi Perpajakan Dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. JOM Fekon, 3(1), 295–
309.
Harlina, Y. (n.d.). Pengaruh Keadilan Pajak Dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Mojokerto, 1–15.
Perwira, A. D., & Baridwan, Z. (2016). Pengaruh Pengetahuan Pajak, Sanksi Pajak, Keadilan
Pajak, Dan Niat Untuk Patuh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Dan Bisnis (JIMFEB), 1–15.
Putri, K. J., & Setiawan, P. E. (2017). Pengaruh Kesadaran, Pengetahuan Dan Pemahaman
Perpajakan, Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 18(2), 1112–1140.