Proposal Tesis Hampir
Proposal Tesis Hampir
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH:
0
BAB I
PENDAHULUAN
Anak merupakan individu yang unik dan memiliki kekhasan tersendiri. Kajian
tentang anak selalu menarik sehingga memunculkan berbagai pandangan tentang arti
sebenarnya hakikat seorang anak. Guru TK sebagai selaku pendidikan yang secara
langsung berhadapan dengan anak sagat penting memahaminya sesuai dengan tugas
menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia dini yakni anak berusia empat tahun
hingga memasuki usia sekolah. Pendidikan pada TK atau pra sekolah bertujuan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
2003). Dalam hal ini pendidikan TK sebagai peletak dasar perkembangan sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam
perkembangan selanjutnya.
Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam
1
lingkungan suasana sesuai dengan dimana anak usia dini berada. Anak usia dini akan
cepat meniru dan apa saja yang ditirunya tersebut akan diungkapkannyadalam
suasana-suasana tertentu. Maka dari itu, anak usia dini merupakan usia yang sangat
2012).
keterampilan dan kreativitas. Pembelajaran apresiasi seni gerak untuk anak usia dini
Menari sebagai salah satu bentuk kegiatan seni, memiliki keragaman jenis, namun
tidak semua kegiatan menari sesuai untuk anak usia dini. Menari lebih spesifik
dikatakan oleh Stinson (dalam Sophya, 2015: 87) sebagai gerakan yang beraturan,
signifikan dan dipengaruhi oleh penjiwaan. Tari yang kreatif adalah gerakan yang
ditampilkan secara menarik dengan menyesuaikan alunan lagu atau musik. Terlepas
dari itu, gerakan tari untuk anak usia dini sebaiknya yang mudah dan tidak terlalu
bervariasi, menyenangkan dan dalam kondisi tertentu gerakan tari anak bersifat
alami. Gerakan tari pada anak usia dini umumnya bersifat pengulangan dari 5-6
gerakan, dengan ditambah variasi formasi yang sederhana. Hal penting yang perlu
diperhatikan oleh pendidik adalah memperhatikan kondisi fisik dan psikologis anak
saat ingin menari. Memaksakan atau menekan anak untuk menunjukkan suatu
2
gerakan tari, terlebih harus sempurna, hanya akan membuat kondisi anak menjadi
melalui gerak untuk itu dibutuhkan apresiasi seni yang baik dan kompetensi dalam
kerjasama baik dengan pelatihatau antar penari, ceria dan percaya diri.
XX-46 Kendari yang merupakan suatu lembaga pendidikan anak usia dini yang
memberikan layanan pengasuhan, pendidikan dan pengembangan bagi anak usia 4-5
tahun atau usia anak masuk sekoiah dasar. Pengajaran seni tari di TK tersebut
dilakukan setiap hari senin sampai jumat setelah pulang sekolah. Kegiatan ini terkait
dengan potensi dari kreativitas guru sebagai sumber belajar dan anak merupakan
objek pokok yang memiliki potensi, bakat, dan minat yang seharusnya dikembangkan
Lebih lanjut Wulandari (2017) menyatakan Pendidikan seni tari yang termasuk
didalamnya gerak dan lagu diberikan kepada anak usia dini agar mempunyai
3
Dalam pelajaran seni tari pada anak usia dini, jika anak dapat melakukan
gerak dan bahkan gerak tersebut sesuai dengan irama musik sebagai pengiring, maka
diharapkan guru memberi semangat kepada anak sehingga selanjutnya anak akan
dapat melakukan gerakan tersebut. Apabila dicermati proses pembelajaran seni tari di
TK Kartika XX-46 Kendari, ha1 yang terasa kurang sekali pada saat ini adalah
kedisiplinan, tanggung jawab, percaya diri dan komunikatif. Jika dilihat dari segi
komunikatif sangat berrnanfaat terhadap anak yang nantinya sebagai penerus bangsa.
Pelajaran seni tari pada anak usia dini merupakan suatu yang sangat penting
untuk menumbuhkan karakter anak agar dapat percaya diri dan bertanggung jawab.
Jika anak telah dapat menirukan sesuai dengan gerak yang didramatisasikan oleh
guru, rnaka anak akan terlihat rnerniliki rasa tanggung jawab dan anak tersebut akan
turnbuh sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan latar belakang ini, peneliti
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
C. Tujuan Penelitian
4
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk memperoleh gambaran
karakter anak usia dini melalui pembelajaran seni tari di TK Kartika XX-46
Kendari.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan sumbangsih dalam dunia pendidikan khsusunya pada pendidikan
TK dan PAUD.
2. Menumbuhkan karakter anak usia dini sehingga memiliki karakter yang baik
anak
4. Menambah wacana tentang menumbuhkan karakter anak usia dini melalui
kegiatan menari.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Karakter
atau permukaan besi yang keras. Dari sini kemudian berkembang pengertian karakter
yang diartikan sebagai tanda khusus atau pola perilaku (Pasaribu, 2017). Beberapa
kumpulan tata nilai yang menuju padasuatu sistem, yang melandasi pemikiran,
yang berhubungan denganTuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya danadat
watak, sifat, atau hal-hal yang sangat mendasar yang ada pada diri seseorang
dengan ”tabiat” atau ”perangai”. Apa pun sebutannya, karakter adalah sifat batin
6
Karakter ibarat pisau bermata dua. Karakter memiliki kemungkinan akan
membuahkan dua sifat yang berbeda atau saling bertolak belakang. Contoh, anak
yang memiliki keyakinan tinggi. Hal ini akan menumbuhkan sifat berani sebagai
character dan dalam bahasa Indonesia lazim digunakan dengan istilah karakter
(Majid, 2011). Arti dari karakter menurut (Battistich, 2011) lebih disederhanakan
yaitu “following the rules” (mengikuti aturan yang ada). Battischberpendapat if you
do what you are asked or told, avoid becoming involved with drugs or gangs, do your
schoolwork and graduate from school, and find useful employment, then you have
character. Dari uraian tersebut secara garis besar menyatakan jika kita melakukan
hal-hal yang harus dihindari untuk tidak terlibat pada obat- obatan terlarang atau
mengikuti gang-gang anak muda, dan kita bertanggung jawab dengan pendidikan dan
bisa lulus dengan baik serta bekerja, maka itu yang disebut dengan karakter. Menurut
dengan moral yang berlaku, seperti kejujuran, percaya diri, bertanggung jawab,
7
Menurut Berkowitz (dalam Rosmiati, 2014) Karakter adalah konsep
benar dan salah, pengalaman emosi moral (salah, empati, dan haru), terikat dalam
pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku
yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan
dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab,
menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya. Pengertian ini mirip dengan apa
yang diungkapkan oleh Aristoteles, bahwa karakter itu erat kaitannya dengan “habit”
atau kebiasaan yang terus menerus dilakukan yang kerap dimanifestasikan dalam
tingkah laku. Lebih jauh, Lickona menekankan tiga hal dalam mendidik karakter.
Tiga hal itu dirumuskan dengan indah: knowing, loving, and acting the good.
8
B. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan anak yang masuk ke dalam kategori rentang usia
0-8 tahun, meliputi anak-anak yang sedang masuk ke dalam program pendidikan
taman penitipan anak, TK hingga SD (sekolah dasar). Setiap anak usia dini dalam
rentang usia berapa pun memiliki kepribadian yang unik yang mana dapat menarik
perhatian dari orang dewasa lainnya (Shabrina, 2017). Usia dini merupakan masa
karakter sedini mengkin kepada anak-anak adalah kunci utama membangun bangsa.
(neouroscience) apabila pada usia dini pada anak tidak diberi pendidikan,
perkembanagnotaknya, hal ini terjadi karena perkembangan otak amat pesat terjadi
pada usia dibawah 7 tahun dimana 90 persen otak sudah terbentuk pada usia ini
(Khusna, 2017).
Berbeda dengan fase usia anak lainnya, anak usia dini memiliki karakteristik
yang khas. Beberapa karakteristik untuk anak usia dini tersebut adalah sebagai
a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar. Anak usia dini sangat tertarik dengan dunia
9
memasukkannya ke dalam mulut benda apa saja yang berada dalam
jangkauannya. Pada anak usia 3-4 tahun, selain sering membongkar pasang
segala sesuatu untuk memenuhi rasa ingin tahunya, anak juga mulai gemar
b. Merupakan pribadi yang unik. Meskipun banyak terdapat kesamaan dalam pola
masing, misalnya dalam hal gaya belajar, minat, dan latar belakang keluarga.
Keunikan ini dapat berasal dari faktor genetis (misalnya dalam hal ciri fisik) atau
berasal dari lingkungan (misalnya dalam hal minat). Dengan adanya keunikan
c. Suka berfantasi dan berimajinasi, Anak usia dini sangat suka membayangkan dan
atau mengalaminya sendiri, padahal itu adalah hasil fantasi atau imajinasinya
saja. Kadang, anak usia ini juga belum dapat memisahkan dengan jelas antara
10
d. Masa paling potensial untuk belajar Anak usia dini sering juga disebut dengan
istilah golden age atau usia emas, karena pada rentang usia ini anak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat pada berbagai aspek. Pada
perkembangan otak misalnya, terjadi proses pertumbuhan otak yang sangat cepat
pada 2 tahun pertama usia anak. Ketika lahir, berat otak bayi ± 350 gram, umur 3
bulan naik menjadi 500 gram dan pada umur 1,5 tahun naik lagi menjadi ± 1kg.
Setelah bayi lahir, jumlah sel saraf tidak bertambah lagi karena sel saraf tidak
e. Menunjukkan sikap egosentris berasal dari kata ego dan sentris. Ego artinya aku,
sentris artinya pusat. Jadi egosentris artinya ”berpusat pada aku”, artinya bahwa
anak usia dini pada umumnya hanya memahami sesuatu dari sudut pandangnya
sendiri, bukan sudut pandang orang lain. Anak yang egosentrik lebih banyak
berpikir dan berbicara tentang diri sendiri dari pada tentang orang lain dan
f. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek Seringkali kita saksikan bahwa
anak usia dini cepat sekali berpindah dari suatu kegiatan ke kegiatan yang lain.
Anak usia ini memang mempunyai rentang perhatian yang sangat pendek
sehingga perhatiannya mudah teralihkan pada kegiatan lain. Hal ini terjadi
11
g. Sebagai bagian dari makhluk sosial Anak usia dini mulai suka bergaul dan
bermain dengan teman sebayanya. Ia mulai belajar berbagi, mengalah, dan antri
dengan teman sebaya ini, anak terbentuk konsep dirinya. Anak juga belajar
Dalam hal ini anak akan belajar untuk berperilaku sesuai harapan sosialnya
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
sekitar 4-6 tahun. pendidikan TK memiliki peran yang sangat penting untuk
12
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan.Tugas utama TK adalah untuk
Pendidikan di sekolah bagi anak usia dini memberikan banyak kesempatan untuk
mengembangkan berbagai kegiatan yang menyangkut fisik motorik halus dan kasar,
kecerdasan, sosial emosional, bahasa dan komunikasi, sesuai dengan tahap tahap
TK sebagai tempat bermain yang indah, nyaman, dan gembira bagi anak
untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya (Fitria, 2015). pendidikan anak usia dini
dikenal dengan istilah PAUD telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sebab
dengan terdidiknya anak sejak dini berarti generasi/tunastunas bangsa telah dibantu
untuk menjadi pelanjut perjuangan bangsa yang tidak lemah. Hal ini telah
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
13
Membangun karakter ibarat mengukir. Sifat ukiran adalah melekat kuat di atas
benda yang diukir, tidak mudah usang tertelan waktu atau aus karena gesekan.
Menghilangkan ukiran sama saja dengan menghilangkan benda yang diukir itu,
karena ukiran melekat dan menyatu dengan bendanya. Demikian juga dengan
karakter yang merupakan sebuah pola, baik itu pikiran, perasaan, sikap, maupun
tindakan, yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan.
(Prastyo, 2013:7). Menurut Patty (2013), untuk merealisasikan akhlak mulia dalam
kehidupan setiap orang, maka pembudayaan akhlak mulia menjadi suatu hal yang
niscaya. Di sekolah atau lembaga pendidikan, upaya ini dilakukan melalui pemberan
pendidikan karakter. Akhir-akhir ini di Indonesia misi ini diemban oleh dua mata
D. Pengertian Tari
educational dance) atau yang dikenal juga dengan tari pendidikan (educational
dance). Di dalam bukunya yang berjudul Modern Educational Dance, Laban (1976)
untuk mengajar tari di sekolah umum ditekankan pada pembelajaran kreatif namun
tidak berorientasi kepada hasil akhir yang berupa pertunjukan megah atau
14
pertunjukan yang mengandung nilai-nilai seni yang tinggi, sebagaimana misalnya
tarian yang diciptakan oleh seorang koreografer. Dalam hal ini Laban menekankan
bahwa hal-hal yang menguntungkan dari aktifitas tari kreatif hendaknya dapat
kesenian ini terdapat dan dimiliki oleh setiap kelompok masyarakat di seluruh dunia,
seni tari juga sering dikatakan sebagai cabang kesenian yang sangat tua dan menari
merupakan aktifitas tag sangat dekat dan lekat dengan kehidupan manusia (Dibia dkk,
2006: 43). Menurut Sustiawati, dkk (2011: 9), beberapa ahli Tari seperti,
Soedarmono, Curt Sach, John Martin, Wisnu Wardana, Bandem, Komala Devi, Casta
sebagai berikut:
(1) Tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis yang indah
(2) Tari adalah gerak yang ritmis (dikemukakan Curt Sachs seorang ahli tari dari
(3). Tari adalah cabang kebudayaan dan subtansi baku dari Tari adalah gerak
(dikemukakan Jhon Martin seorang ahli tari dari Amerika dalam bukunya yang
15
(4). Tari adalah ekspresi estetis dalam gerak dengan media tubuh manusia
(5). Tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak ritmis yang indah bernilai
budaya dan menggunakan ruang (dikemukakan I Made Bandem, seorang ahli tari
dari Bali).
(6). Tari adalah kodrat atau insting, suatu desakan emosi yang semakin lama semakin
(7). Tari adalah gerak-gerak yang berbentuk dan ritmisdari tubuh dalam ruang
(dikemukakan Corrie Hartong ahli tari yang berasal dari Belanda dalam
bukunyaDanskunt
(8). Tari adalah ekspresi perasaan naluri manusia yang substansi dasarnya gerak
(dikemukakan EnakshiBavnam seorang asli tari dari India dalam bukunya The
Dance in India).
Menurut Kusuma (2007: 53) (Palint, 2014: 16) dalam pendidikan merupakan
membuat yang tidak tertata atau liar menjadi semakin tertata, semacam proses
penciptaan sebuah kultur dan tata keteraturan dalam diri maupun dalam diri orang
16
namun pendidikan yang tidak kalah penting yakni pendidikan yang ditanamkan
kepada anak sejak kecil. Baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial.
Pendidikan seni tari merupakan suatu pembelajaran yang dapat membatu anak
usia dini mengembangkan berbagai kemampuan di masa golden age. Selain itu,
melalui seni tari maka pendidik dapat menjadi fasilitator anak untuk mengembangkan
kreativitas. Dalam kreativitas anak usia dini, maka yang lebih disorot dan
(Palint, 2014: 16). Belajar menari termasuk belajar yang mengutamakan keterampilan
tubuh, karena aspek yang diutamakan pada pembelajaran tari adalah aspek
kesadaran pada anak untuk bergerak secara spontan, yaitu dalam melakukan gerak
tari dituntut untuk berjalan lancar, teratur, luwes dan ekspresif, tanpa ada beban
Anak Usia Dini (PAUD), kegiatan bermain, bernyanyi, menggambar, menari (gerak
dan lagu) merupakan aktivitas seni yang sangat mendasar. Adapun tarian dan gerakan
17
F. Jenis Tarian Untuk Anak Usia Dini
menjadi dua bagian yaitu : (1) Tari Tradisional, (2) Tari Kreasi.Tari tradisional adalah
tarian-tarian yang telah mengalami suatu perjalanan hidup yang cukup lama dan
selalu berpola pada kaidah-kaidah (tradisi) yang telah ada. Tari ini lahir di tiap-tiap
daerah dengan versi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan tema tariannya.
Contoh : Tari Tani, Tari Tenun, Tari Nelayan (di Bali).Tari klasik merupakan tarian
yang telah mengalami kristalisasi artistik yang tinggi dan mulai ada sejak jaman
masyarakat feodal. Tarian klasik adalah tarian yang dipelihara di istana raja-raja dan
sampai terjadi adanya standarisasi di dalam koreografinya (Sustiawati, dkk., 2011: 34).
Menurut Pamadhi, dkk (2014: 2.52) berbagai macam dan jenis tari dapat
kelompokkan berdasarkan fungsi, bentuk dan tema. Satu bentuk tari dapat dilihat dari
berbagai kacamata jenis tari. Misalnya tari Srimpi, dilihat dari fungsinya tari srimpi
termasuk tari pertunjukan, dilihat dari tema termasuk tari perang atau tari percintaan (
tergantung cerita dalam tari srimpi menceritakan tentang apa), dilihat dari bentuknya
tari srimpitermauk tari kelompok karena dilakukan oleh 4 orang penari, dan dilihat
Jenis tarian untuk anak-anak cenderung bersifat bebas dan fleksibel, ada tari
jawa yang khusus diciptakan untuk anak-anak, atau ada jenis tari yang khusus dibuat
sendiri oleh pendidik dan anak sesuai kebutuhan. Apabila suatu karya cipta gerak tari
18
sudah tersusun dan menjadi satu kesatuan tari anak, maka dibentuklah menjadi satu
bentuk tari dan sebuah jenis tari yang sesuai dengan karakteristik dan sifat anak TK
yang memiliki sifat kegembiraan atau kesenangan, geraknya yang lincah dan
sederhana, dan iringan musiknya pun mudah dipahami oleh anak (Pratiwi, 2013).
Menurut Tetty Rachmi dkk (2010: 6.20), manfaat tari untuk anak antara
lain :
1. Anak menjadi lebih kreatif karena gerak hasil penataan langsung oleh guru
di sekitar para pemain. Hal itu mendorong mereka untuk lebih kreatif
menciptakan gerak tarian. Bisa digunakan sebagai terapi terhadap siswa saat
19
sehingga timbul toleransi dan empati terhadap orang lain, nyaman dan terbiasa
genting, batu, atau pasir. Aktivitas tersebut mendekatkan anak terhadap alam
a. Gerak
Gerak merupakan medium pokok dalam seni tari. Karena merupakan media
yang pertama-tama digunakan untuk alat ungkap dan ditangkap oleh penonton. Agar
gerak tersebut dapat mewakili maksud yang hendak diungkapkan, maka perlu adanya
penataan atau penggarapan yang tepat. melalui penggarapan itulah, suatu gerakan
akan mempunyai kualitas atau bobot yang ditentukan sesuai dengan maksud
penggarapannya.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui untuk gerakan tari yang diberikan
untuk anak usia dini adalah gerakana dasar atau sederhana. Gerakan ini memudahkan
20
anak untuk mengikuti dan menghafalkan. Gerakan dasar atau sederhana meliputi:
b. Tenaga
Tenaga merupakan suatu kekuatan atau muatan stamina yang dibangun dalam
gerakan. Tanpa adanya pengaturan tenaga yang jelas, maka gerak tari bagaikan
sebuah benda yang bergerak melintas begitu saja. Sekecil apapun penggunaan tenaga
yang diperlukan dalam gerak tari, perlu dipahami dan dapat disalurkan dalam tubuh.
Karena dengan penggunaan tenaga yang berbeda akan menghasilkan kesan dinamika
Dalam kegiatan tari untuk anak usia dini diperlukan persiapan khusus agar
anak dapat melakukan kegiatan ini secara santai dan rileks. Adapun persiapan yang
yang memudahkan untuk bergerak, menyiapkan air minum, sebelum anak memulai
latihan pastikan dalam keadaan tidak lapar, tidak sakit, dan semangat.
c. Ruang
Ruang merupakan tempat di sekitar obyek bergerak. Atau dengan kata lain,
ruang adalah keseluruhan arena yang nampak di udara. Kesan ruang bisa hadir dari
panggung. Kesan ruang dalam tubuh akan nampak dari posisi anggota badan dalam
Kita ketahui bahwa anak usia dini memerlukan aktivitas fisik yang banyak dan
21
cenderung aktif sehingga disinilah pendidik menyiapkan ruang yang memungkinkan
anak dapat bergerak bebas. Bila akan berlangsung dikelas, setting kelas dengan posisi
yang luas dengan kursi anak agak dirapatkan ke belakang kelas sehingga anak bisa
d. Waktu
gerak itu dibuat dan dilakukan untuk memperoleh kesan tersebut, tergantung pada
pola waktu atau penataan unsur waktu, yaitu tentang penggarapan cepat-lambat
Sebaiknya kegiatan tari untuk anak usia dini dilakukan saat anak merasa tidak
kelelahan. Dapat dilakukan di pagi hari atau sore hari. Atau biasanya dilakukan pada
e. Iringan
Gerak dan musik merupakan suatu kesatuan dalam tari. Namun demikian
bukan berarti setiap gerakan atau tarian memerlukan musik iringan yang jelas secara
auditif, tetapi bisa berupa kesan musikal saja. Kesan musik tersebut bisa
dilihat/dirasakan pada unsur ritme atau irama. Dari pemahaman irama tersebut
penghayatan.
22
Terkait dengan penelitian ini maka diperlukan untuk menyajikan beberapa
hasil penelitian yang relevan. Hal ini dimaksudkan sebagai tambahan referensi bagi
peneliti dalam penggunaan metode serta materi yang sebelumnya pernah digunakan
oleh peneliti terdahulu. Terkait hal tersebut berikut beberapa penelitian yang terkait
Angkasa Kecamatan Padang Utara Kota Padang Sumatera Barat. Penelitian yang
terhadap anak usia dini di Tarnan Kanak-Kanak sangat diperlukan, karena anak
tersebut rnerupakan keberlangsungan dari penerus yang sudah mulai tua sekarang
ini. Oleh karena itu, pendidikan karakter perlu diberikan kepada anak usia dini di
metoda belajar yang efektif untuk anak. Dengan diberikan pendidikan karakter
kepada anak usia dini di TK maka dari dini anak sudah mengetahui kriteria dari
pelajaran yang baik, anak akan dipengaruhi oleh budaya masyarakat sekitanya.
Dalam pernbelajaran seni tari untuk anak usia dini di Tamak Kanak-Kanak, upaya
akan diharapkan pada anak nantinya, disetiap karakter disiplin, jujur, tanggung
jawab, religius, cinta tanah air, dan peduli lingkungan. Melalui pendidikan seni
tari tersebut akan terjawab problema pendidikan nantinya jika anak telah dewasa.
23
2. Titin Faridatun Nisa, Muhammad Busyro Karim, Dewi Mayangsari (2016)
pembelajaran math character untuk membangun karakter Anak Usia Dini (AUD)
character. Target penelitian ini adalah terbentuknya karakter anak usia dini
penelitian ini dengan metode observasi dan wawancara. Analisis data penelitian
berbasis sentra, usia siswa bervariasi, dan adanya ikut campur wali siswa dalam
Analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif melalui
24
a) Pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan tes skala
sikap.
b) Reduksi data.
c) Penyajian data
a) Tahap perencanaan.
c) Tahap Evaluasi.
Dari hasil pretest dan posttest dapat disimpulkan bahwa hasil permainan
b) Adanya motivasi bermain dolanan dari peserta didik yang cukup tinggi.
25
c) Keterbatasan pengetahuan pendidik mengenai jenis permainan tradisionalyang
D. Kerangka Pikir
Solusi/Pemecahan Masalah
Melalui pembelajaran seni tari
Melalui pelaksanaan
Pengaruh Penerapan Pembelajaran
Penelitian Kualitatif dengan
tahap: Seni Tari
1. Perencanaan
2. Mendeskripsikan Data
3. Membuat catatan 26
mengenai data Menumbuhkan Karakter Anak
4. Menganalisis Data
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
(1) membuat catatan mengenai data, dan (2) menganalisis data. Sehubungan dengan
itu, diperlukan penelitian yang mendalam untuk menumbuhkan karakter anak usia
mendapatkan inforrnasi dan data yang akurat terhadap pernbentukan karakter anak usia
dini dalam pembelajaran seni tari perlu dilakukan penelitian yang berulang-ulang ke
terjadi di lapangan. Setelah itu mencatat berbagai data setiap kali ke lokasi penelitian.
Seluruh data yang didapatkan dianalisis dan ditafsirkan karakter yang didapatkan dalam
pembelajaran seni tari. Hal ini kemudian dipaparkan dalam penelitian yang digarap.
28
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2018/2019 selama + 3 bulan yaitu mulai dari bulan Februari-April 2019 dan
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa siswi TK Kartika XX-46 Kendari yang
terdaftar pada tahun ajaran 2018/2019,yang berjumlah 23 anak didik yang terdiri dari
D. Instrumen Penelitian
berikut.
1. Lembar observasi
pada subjek penelitian. Lembar observasi yang digunakan yakni observasi kegiatan
penelitian, meliputi perkembangan siswa dari segi kognitif, afektif, dan keterampilan
motorik. Aspek pengetahuan yang dinilai meliputi salah satu indikator dari enam
taksonomi Bloom yaitu indikator ingatan, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan
29
peneliti dimana peneliti menbutuhkan ingatan siswa saja dari aspek pengetahuan
tersebut.
berikut.
pembelajaran.
c. Keterampilan Motorik
dengan tari dapat dikatakan berhasil apabila siswa bisa memenuhi indikator tersebut
30
yang mana akan menunjukan hal yang positif. Untuk memudahkan peneliti dalam
memperoleh data yang akurat terhadap perkembangan siswa ini, perlu ada kriteria-
kriteria yang dibuat oleh peneliti. Hal ini diungkapkan oleh Arikunto (2003:312)
Nilai 6 = Kurang
Nilai 7 = Cukup
Nilai 8 = Baik
Pedoman evaluasi secara individu dengan tiga aspek kognitif, afektif dan
Tabel 3.1
Lembar Penilaian untuk Aspek Kognitif atau Pengetahuan
Kriteria Penilaian
No Indikator 5 6 7 8 9
1 Ingatan (Mengingat dan Menjawab)
31
Tabel 3.2
Lembar Penilaian untuk Aspek Afektif
Kriteria Penilaian
No Indikator 5 6 7 8 9
1 Fokus Mengikuti Pembelajaran
Tabel 3.3
Lembar Penilaian untuk Aspek Keterampilan Motorik
Kriteria Penilaian
No Indikator 5 6 7 8 9
1 Mampu mengikuti gerakan yang telah
dilihat
2 Mampu membuat gerak sesuai dengan
kemampuannya
3 Mampu bergerak dengan iringan
music
Kriteria penilaian kemampuan kognitif siswa dengan ketentuan nilai atau skor adalah
sebagai berikut:
- Nilai 5, apabila siswa tidak dapat mengingat materi dan tidak dapat menjawab
- Nilai 7, apabila siswa cukup mampu mengingat materi dan mulai berani
32
- Nilai 8, apabila siswa mampu mengingat materi dan berani menjawab
- Nilai 9, apabila siswa sangat mengusai materi dan tepat menjawab pertanyaan
Kriteria penilaian kemampuan afektif siswa dengan ketentuan nilai atau skor
- Nilai 5, apabila siswa sangat tidak fokus mengikuti pembelajaran, tidak mau
pertanyaan dari guru, kurang percaya diri unntuk berani tampil ke depan.
diberikan oleh guru dengan baik, berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
yang diberikan oleh guru dengan sangat baik, berani menjawab pertanyaan
dari guru dengan tepat, sangat percaya diri untuk tampil ke depan kelas.
33
Kriteria penilaian kemampuan psikomotor siswa dengan ketentuan nilai atau skor
- Nilai 5, apabila siswa sangat tidak mampu mengikuti gerakan yang telah
menggunakan musik.
dengan optimal, belum mampu membuat gerak dengan sendiri, belum mampu
- Nilai 7, apabila siswa cukup mampu mengikuti gerakan yang dilihat dan
- Nilai 8, apabila siswa mampu mengikuti gerakan yang dilihat dan diajarkan
dengan baik, mampu membuat gerak dengan baik, mampu bergerak dengan
- Nilai 9, apabila siswa mampu mengikuti gerakan yang dilihat dan diajarakan
dengan sangat baik, mampu membuat gerak dengan sangat baik, mampu
2. Pedoman wawancara
Wawancara yaitu kegiatan tanya jawab secara langsung terhadap pihak terkait
yang dijadikan sebagai objek penelitian untuk mendapatkan data atau informasi yang
tokoh seni di daerah Kendari yaitu dengan cara memberikan pertanyaan- pertanyaan.
34
Pada penelitian ini. Pewawancara membuat pedoman wawancara mengenai hal- hal
informasi yang dapat dijadikan sebagai data. Pedoman wawancara ini berisi
pertanyaan pokok, namun disamping itu perlu dibuat juga pertanyaan terurai atau
rincian pertanyaan.
3. Dokumentasi
adalah melihat situasi pembelajaran baik yang dilakukan guru maupun siswa.
4. Tes Perbuatan
Tes perbuatan yaitu teknik yang digunakan untuk mengetahui hasil dari
pengenalan tari melalui pendekatan tari pendidikan pada siswa TK Kartika XX-46
Kota Kendari
Teknik pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari:
wawancara terarah rnelalui kisi-kisi yang dibuat sesuai dengan daftar pertanyaan
35
masalah penelitian seperti kepala TK, guru-guru TK, anak usia dini, orang tua
anak usia dini atau orang tua murid TK Kartika XX-46 Kendari. Hal ini
ditanyakan pada informan Kepala TK, guru, orang tua anak usia dini, dan anak
menampilkan rincian data tari yang telah diajarkan guru Tarnan Kanak-kanak
pada anak usia dini, baik dalarn bentuk foto maupun video. Ini dirnaksudkan agar
data pembelajaran seni tari di TK yang diperoleh memiliki akurasi yang dapat
Fokus objek penelitian ini sesuai dengan judul menumbuhkan karakter anak
usia dini melalui pembelajaran seni tari di TK Kartika XX-46 Kendari. Penelitian ini
tujuan penelitian tidak mempengaruhi "natural setting" dan latar penelitian. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini berupa: kamera foto, kamera video, tape recorder, dan
buku catatan. Alat tersebut sangat membantu untuk cross check data penelitian
36
F. Teknik Analisis Data
analisis domain, (4) melakukan observasi terfokus, (5) melakukan analisis taksonomi,
menumbuhkan karakter yang ditanamkan pada anak usia dini di TK Kartika XX-
46 Kendari
2. Melakukan Observasi Lapangan
Pada observasi dilapanganada dua tahap yang dilakukan yaitu: (a) grand
tour, (b) mini tour, pada tahap awal penelitian hanya berperan pasif untuk
Peneliti hanya rnengamati dan melihat setiap aktivitas para anak di Tarnan Kanak-
diterima dan tidak dianggap sebagai orang asing, barulah peneliti berperan atau
37
Analisa kawasan dilakukan untuk menentukan hubungan antar bagian,serta
dilakukan kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Analisis kawasan ini
menurut Spradley (1980) merupakan jenis alat berpikir. Dalam penelitian ini
terlibat pada pernbelajaran seni tari, (b) jenis objek fisik yang terdapat pada
pernbelajaran tari, (c) jenis tindakan yang dilakukan pada pernbelajaran tari, dan
diidentifikasi dalarn usaha rnencarisituasi budaya dan situasi sosial yang terjadi di
observasi terfokus, perlu diamati lebih rinci, rnelalui observasi terseleksi yang
38
dimaksudkan untuk rnenentukan penumbuhan karakter anak usia dini melalui
pembelajaran seni tari di Tarnan Kanak-Kanak dari hasil yang diteliti. Pernahaman
langkah yang diternpuh dalam penelitian ini sebagai mana yang dijelaskan oleh
Spradley (1980) : (a) menetapkan kawasan yang akan dianalisis seperti jenis aktor
nilai dan berkategori, misalnya karakter apakah yang dapat ditumbuhkan pada
anak usia dini melalui pembelajaran seni tari, (c) mengkombinasikan dimensi
jarnak (multiple value). seperti pernbentukan karakter anak usia dini melalui
kontras dari suatu kategori budaya dapat ditelusuri, dengan mernasukkan atribut-
39
atribut yang ditemukan ke dalam lembar analisis, sambil melakukan pengujian
keabsahan data penelitian pernbentukan karakter anak usia dini melalui observasi
yang telah dilakukan untuk mencari kesamaan- kesamaan antara dimensi kontras
dari kawasan yang dipilih. Setelah diajukan pertanyaan kontras dalam berbagai
dimensi maka akan ditemukan suatu tema budaya tentang penumbuhan karakter
anak usia dini melalui pembelajaran seni tari dari kawasan tersebut. Tema budaya
tema yang lebih universal, tema budaya unversal inilah yang diharapkan dapat
40
DAFTAR PUSTAKA
Amini, T. Prastito, 2014, Peningkatan Keterlibatan Orang tua dalam Mendidik Anak
Usia Dini melalui Pendampingan "Parenting Class" (Pengembangan Model
di TK Tangerang Selatan), Universitas Terbuka, Tanggerang Selatan.
Debia,Wayan,I., Widaryanto, FX., Suanda, E., 2006, Tari Komunal, Jakarta: LPSN.
Hartati, Sofia. 2005. Pengembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Laban Rudolf. 1976. Modern Education Dance. London: Mac Donald and Evans.
Najib Sulhan. 2011. Panduan Prakfis Pengembangan Karakter dan Budaya Bangsa:
Sinergi Sekolah dan Rumah. Surabaya: Jaring Pena.
Nisa, F.T., Karim, B, M., Mayangsari, D., 2016, Membangun Karakter Anak Usia
Dini Melalui Pembelajaran Math Character, Jurnal Pedagogia Issn 2089-
3833 Volume. 5, No. 2.
Palint, O.R., 2014, Peningkatan Kreativitas Anak Dalam Pembelajaran Seni Tari
Melalui Strategi Belajar Sambil Bermain di Tk Aba Karangmalang, Tesis,
Progam Studi Pendidikan Seni Tari Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas
Negeri Yogyakarta.
Pamadhi, Hadjar., Rachmi, T., Sukardi, E., Yusrafiddin., Tatang, A., 2014. Pendidikan
Seni di SD, Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka,
41
Prastyo, Nana, 2011, Membangun Karakter Anak Usia Dini, Jakarta: Kementrian
Pendidikan Nasional.
Rachmi, Tetty. 2010. Keterampilan Musik dan Tari. Jakarta: Universitas Terbuka.
Rahayu, N., 2015, Peningkatan Mutu Pendidikan Di Pendidikan Anak Usia Dini
(Paud) Fatimah Desa Purbayankecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo,
Tesis, Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Rahman, Sulfiani, 2009, Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini, Jurnal Lentera
Pendidikan, Vol. 12 No 1.
Rosmiati, A., 2014., Teknik Stimulasi dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
melalui Lirik Lagu Dolanan, Jurnal, Vol. 15 No. 1.
Sustiawati, L.N., Arini, Kusuma, A.A., Suci, N.N., Armini, L.N., Sukasih, N.N.,
2011, Pengetahuan Seni Bali, PT.. Empat Warna Komunikasi, Denpasar.
42
Wulandari, H,. 2017, Menumbuhkan Pendidikan Karakter Melalui Atikan
Purwakarta Pada Pendidikan Anak Usia Dini , Jurnal, UPI Kampus
Purwakarta.
Wulandari, S.R., Hurustyanti, H., 2016, Character Building Anak Usia Dini Melalui
Optimalisasi Fungsi Permainan Tradisional Berbasis Budaya Lokal, Journal
Indonesian Language Education and Literature Vol. 2, No. 1, 2016.
Yetti, E., Juniasih, I., 2016, Implementasi Model Pembelajaran Tari Pendidikan
Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Melalui Metode
Pembelajaran Aktif ( Pengembangan Model Di Taman Kanak-Kanak
Labschool Jakarta Pada Kelompok B), Jurnal Pendidikan Usia Dini Volume
10 Edisi 2.
43