Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH PENGGUNAAN ABU BATU TERHADAP KUAT

TEKAN BETON MUTU K-350

A. Haris HA1) , Ratih Sekartaji Sambodj2), Febri Aditya3)


Program Studi Teknik Sipil , Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Jl. AR Hakim No 100 Surabaya
Email : risnu.ha@gmail.com ,tambang_artha@rocketmail.com

ABSTRACT
-

ABSTRAK
Abu batu saat ini merupakan bahan hasil gerusan pemecahan batu yang jumlahnya tidak sedikit sehingga
abu batu pada stone crusher menjadi bahan limbah yang harus diupayakan penanganan pemanfaatannya
sebagai pengganti pasir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar optimum pemakaian abu batu
untuk mencapai kuat tekan beton k-350. Variasi persentase abu batu pada komposisi campuran beton
sebesar 0%, 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Disain komposisi campuran beton menggunakan tata cara
pembuatan rencana campuran beton normal, SNI 03-2834-1993. Benda uji silinder yang digunakan dengan
ukuran diameter 15 cm, dan tinggi 30 cm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa campuran menggunakan
abu batu dapat mempengaruhi kuat tekan beton. Semakin banyak abu batu yang digunakan, kuat tekan
semakin menurun, meskipun batas kuat tekan 350 kg/cm2 masih bisa dipenuhi. Kuat tekan rata-rata
tertinggi didapat pada campuran 40% abu batu, yaitu sebesar 587,77 kg/cm2.
Kata kunci: komposisi abu batu, kuat tekan.

PENDAHULUAN
Abu batu saat ini merupakan bahan hasil sampingan dalam industri pemecahan batu
yang jumlahnya tidak sedikit sehingga abu batu pada stone crusher menjadi bahan limbah yang
harus diupayakan penanganannya. Abu batu yang digunakan dalam penelitian ini adalah abu batu
berasal dari Paserpan kabupaten Pasuruan yang harganya juga jauh lebih murah jika
dibandingkan dengan pasir sebagai bahan utama pembuatan beton di industri beton. Penelitian ini
dilakukan untuk melihat proporsi optimum potensi bahan buangan berupa limbah abu stone
crusher sebagai bahan bangunan, sampai sejauh mana bahan ini dapat dimanfaatkan yang
akhirnya akan mengatasi masalah pencemaran dan mendapatkan nilai tambah yang bermanfaat
untuk meningkatkan pendapatan. Hasil penelitian (Tjokro Hadi, 2012) telah menunjukkan bahwa
abu batu masih layak dipakai sebagai bahan pembuatan paving. 1) pengujian kadar organik, abu
batu limbah stone crusher bahwa kadar organik masih rendah.
Penelitian in imembahas Berapakah kadar optimum pemakaian abu batu ditinjau
terhadap kuat tekan beton pad umur 7,14, dan 28 hari, Bagaimanakah pengaruh kuat tekan beton
pada umur 7,14,dan28 hari. Adapun tujuan penelitian adalah mengetahui kadar optimum
pemakaian abu batu ditinjau terhadap kuat tekan beton pada umur 7,14, dan 28 hari dan
mengetahui pengaruh kuat tekan beton pada umur 7,14,dan 28 hari apabila menggunakan abu
batu sebagai bahan pengganti pasir.

TINJAUAN PUSTAKA
Agregat Halus
Agregat halus merupakan pengisi yang berupa pasir. Ukurannya bervariasi antara
ukuran no. 4 dan no. 100 saringan standar Amerika. Agregat halus yang baik harus bebas bahan
A-105
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan V 2017 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

organik, lempung, paitikel yang lebih kecil dan saringan no. 100 atau bahan - bahan lain yang
dapat merusak campuran beton.

Abu Batu (Abu Batu Paserpan ,Kabupaten Pasuruan)


Abu batu saat ini merupakan bahan hasil sampingan dalam industri pemecahan batu
yang jumlahnya cukup banyak dengan kriteria lolos ayakan dengan diameter 4,75 mm dan
tertahan ayakan 0,075 mm, sehingga abu bat menjadi bahan limbah yang berdaya guna.
Rencana Campuran.
Rencana campuran adalah suatu cara untuk merancang kebutuhan material beton pada
tiap m3 secara akurat dan presisi dengan alat bantu berupa, hasil uji material di laboratorium
sesuai SNI
Kekuatan Tekan Beton
Kekuatan tekan beton dihitung dengan menggunakan persamaan :
P
Fc  ( Mpa) ...... (1)
A
Dimana : fc’ = Kuat tekan beton keras
P = Beban maksimum ( N )
A = Luas benda uji ( mm2 )

Analisa Campuran.
Tujuan utama mempelajari sifat – sifat dari beton adalah untuk mempelajari
perencanaan dari campuran ( mix design ), yaitu pemilihan dari bahan – bahan beton yang
memadai, serta menentukan kuantitas masing – masing bahan untuk menghasilkan beton yang
sebaik mungkin. Mengerti prinsip – prinsip dasar perencanaan campuran adalah lebih penting
dari perhitungannya sendiri.Hanya jika prinsip dimengerti maka kualitas dapat dipertahankan
dengan mengendalikan metode produksi.Perencanaan campuran hanyalah alat untuk
memproduksi beton.

METODE
Tahapan kegiatan dan Bagan Alur Penelitian Tahun Pertama :

Gambar 1. Metodologi Penelitian

A-106
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan V 2017 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil uji kuat tekan beton pada umur 7 hari

Gambar 2. Grafik hubungan antara kuat tekan beton umur 7 hari dengan
varian abu batu 0% - 100%.

Hasil uji kuat tekan beton pada umur 14 hari

Gambar 3. Uji kuat tekan beton pada umur 14 hari.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari serangkaian penelitian adalah sebagai berikut :
1. Dari hasil uji kuat tekan beton yang dilakukan pada umur 7 dan 14 hari didapat
komposisi abu batu yang paling optimum adalah sebesar 40% abu batu dengan 60%
pasir.
2. Atas dasar penggunaan abu batu sebesar 40% tersebut di atas, didapat kuat tekan beton
rata-rata pada umur 7 hari sebesar 435 kg/cm2, dengan demikian disarankan
menggunakan abu batu sebesar 40% dengan komposisi pasir 60%.
3. Atas dasar penggunaan abu batu sebesar 40% tersebut di atas, didapat kuat tekan beton
rata-rata pada umur 14 hari sebesar 518 kg/cm2, degan demikian disarankan
menggunakan abu batu sebesar 40% dengan komposisi pasir 60%.

A-107
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan V 2017 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

4. Melihat gejala kuat tekan pada umur 7 hari maupun 14 hari tersebut, dapat dipastikan
bahwa pada umur beton 28 hari nantinya kuat tekan beton yang terjadi akan melebihi
500 kg/cm2 (lebih besar dari kekuatan karakteristik rencana)

UCAPAN TERIMA KASIH


Pada bagian ini bersifat optional, boleh dihilangkan oleh penulis. Ucapan terima kasih
berisikan prakata apresiasi penulis kepada orang, kelompok atau instansi yang berkontribusi pada
program penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Abdullah, Yudith. 2008. Pengaruh Zat Additive Pada Beton. Jakarta: Fakultas
TeknikUniversitas Indonesia.
[2] Hadi, Tjokro. 2012. Memanfaatkan Abu Batu Limbah Stone Crusher Untuk Agregat
Halus Sebagai Bahan Bangunan Di Kota Rembang. Semarang: Politeknik Negeri
Semarang. (http://id.scribd.com, diakses 09 Oktober 2014)
[3] Hernando, Fandhy. 2009. Perencanaan Campuran Beton Mutu Tinggi Dengan
Penambahan Superplasticizer Dan Pengaruh Penggantian Sebagian Semen Dengan
FlyAsh.Yogyakarta:Universitas Islam Indonesia. (https://normanray.files.wordpress.com,
diakses 16 Oktober 2014)
[4] Kusuma, Ir. Gideon. M.Eng. 1993. Pedoman Pengerjaan Beton. Jakarta: Erlangga.
[5] Murdock, L.J., M. Brock, dan Stephanus Hendarko. 1991. Bahan dan Praktek Beton.
Jakarta: Erlangga.
[6] Mulyono, Ir. Tri, MT. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta: Penerbit Andi. Nawy, Dr. G
Edward. PE. 1990. Beton Bertulang. Bandung: PT Eresco. Nugraha, Paul, dan Antoni.
2007. Teknologi Beton. Surabaya : Andi.
[7] Prabowo, Danny Aji. 2009. Sudi Efek Penambahan Limbah Produksi Pabrik Genteng
pada
[8] Campuran Beton dengan Rasio Terhadap Agregat Halus. Surabaya: Diploma III-ITS. PT
Semen Gresik (PERSERO) Tbk.2002. Panduan Praktikum Teknologi Beton.
[9] PT Varia Usaha Beton.2013. Pelatihan dan Workshop Jaminan Mutu 2013.
[10] SK. SNI. T–15–1990–2003. Tata Cara Rancangan Campuran Beton Normal.
Bandung: Departeman Pekerjaan Umum

A-108

Anda mungkin juga menyukai