Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN IPS KELAS

TINGGI SEKOLAH DASAR


DOSEN PENGAMPU :YusraNasution, S.Pd., M.Pd.

OLEH :Kelompok 5

NAMA : 1. Adhelia Fareza


2. Rezuana Putri
3. Siti Arfah
4. Sofia Febriani
5. Sri Mega Audini
6. Widya Sari
7. Yustika Febriana Hutajulu
KELAS : I Mandiri 2017

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
1. Konsep dasar pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPS!
Jawab :
A. Konsep Dasar Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL)
didasarkan pada hasil penelitian Barrow and Tamblyn (1980, Barret, 2005) dan
pertama kali diimplementasikan pada sekolah kedokteran di McMaster University
Kanada pada tahun 60-an. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) sebagai sebuah
pendekatan pembelajaran diterapkan dengan alasan bahwa Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) sangat efektif untuk sekolah kedokteran dimana mahasiswa
dihadapkan pada permasalahan kemudian dituntut untuk memecahkannya. PBM
lebih tepat dilaksanakan dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran
tradisional. Hal ini dapat dimengerti bahwa para dokter yang nanti bertugas pada
kenyataannya selalu dihadapkan pada masalah pasiennya sehingga harus mampu
menyelesaikannya.Walaupun pertama dikembangkan dalam pembelajaran di
sekolah kedokteran tetapi pada perkembangan selanjutnya diterapkan dalam
pembelajaran secara umum.

B. Definisi Pembelajaran Berbasis Masalah


Landasan teori Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah
kolaborativisme, suatu pandangan yang berpendapat bahwa mahasiswa akan
menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua
pengetahuan yang sudah dimilikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil
kegiatan berinteraksi dengan sesama individu. Hal tersebut juga menyiratkan
bahwa proses pembelajaran berpindah dari transfer informasi fasilitator
mahasiswa ke proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya social dan individual.
Menurut paham kosntruktivisme, manusia hanya dapat memahami melalui segala
sesuatu yang dikonstruksinya sendiri.

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) memiliki gagasan bahwa


pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas-tugas
atau permasalahan yang otentik, relevan, dan dipresentasikan dalam suatu
konteks. Cara tersebut bertujuan agar mahasiswa memiliki pengalaman
sebagaimana nantinya mereka hadapi di kehidupan professionalnya. Pengalaman
tersebut sangat penting karena pembelajaran yang efektif dimulai dari pengalaman
konkrit. Pertanyaan, pengalaman, formulasi, serta penyusunan konsep tentang
permasalahan yang mereka ciptakan sendiri merupakan dasar untuk pembelajaran.

Jadi konsep dasar pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPS


adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi yang berkaitan dengan iu social yang mana pembelajaran tersebut
dapat dicapai jika kegiatan pendidikannya dipusatkan pada tugas-tugas atau
permasalahan yang otentik, relevan dan dipresentasikan dalam suatu konteks.
2. Contoh desain pembelajaran berbasis masalah dalam Pembelajaran IPS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )

Sekolah : ................
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester : IV/II
Materi Pokok : Masalah-masalah sosial di lingkungan setempatWaktu: 2 x 35
menit(2 kali Pertemuan)

I. Standar Kompetensi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

II. Kompetensi Dasar


2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya

III. Tujuan Pembelajaran


 Siswa dapat memahami pengertian permasalahan sosial
 Siswadapat mengenal permasalahan sosial di daerahnya
 Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh masalah sosial
 Siswa dapat menjelaskan sebab-sebab adanya masalah sosial
 Siswa dapat mengemukakan solusi untuk menangani permasalahan sosial

IV. Materi Pokok


 Masalahan-masalah sosialdi lingkungan setempat

V. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis masalah

VI.Kegiatan Pembelajan
Pertemuan Pertama:
1.Kegiatan Awal
Fase 1: Mengorientasi siswa kepada masalah
a. Salam pembuka.
b. Menertibkan dan berdoa.
c. Mengecek kehadiran siswa.
d. Guru membagikan soal pretes.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang akan dicapai
setiap siswa.
f. Guru menyampaikan apersepsi.
g. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah-
masalah yang disajikan.
h. Guru mengajukan permasalahan.

2.Kegiatan Inti
Fase 2: Mengorganisasi siswa untuk meneliti
a. Siswa diminta membentuk kelompok dengan mengacu kepada metode diskusi
kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang siswa setiap kelompoknya.
b. Memfasilitasi siswa berupaLKS (Lembar Kerja Siswa).
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari secara singkat.
Fase 3: Membantu investigasi mandiri dan kelompok
a. Siswa diminta mengumpulkan data yang berkaitan dengan materi pelajaran
masalah sosial di lingkungan setempat yang berkaitan dengan permasalahan
yang diajukan oleh guru.
b. Siswa dibimbing untuk menganalisis dan mengenali masalah-masalah sosial di
lingkungan, penyebab munculnya masalah tersebut, dan upaya mengatasi
masalah yang didiskusikan dalam LKS.
c. Siswa diarahkan mengenal masalah yang terdapat pada LKS.
d. Guru mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan oleh siswa, serta
membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan
diskusi kelompok.
Fase 4: Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
a. Siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
b. Siswa lain diminta memperhatikan dan memberikan tanggapan terhadap hasil
diskusi kelompok lain.
Fase 5: Menganalisis data dan mengevaluasi proses dan mengatasi masalah
a. Guru bersama siswa merefleksi hasil diskusi yang telah disajikan di depan
kelas.
b. Guru menyampaikan solusi yang tepat dengan permasalahan yang diangkat
dalam diskusi tersebut.

3.Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Membimbing siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
b. Siswa diingatkan untuk mempelajari kembali materi yang dipelajari hari ini
dirumah.
c. Mengakhiri pembelajaran dan meminta ketua kelas untuk memimpin teman-
temannya berdoa.

Pertemuan Kedua:
1.Kegiatan Awal
Fase 1: Mengorientasi siswa kepada masalah
a. Salam pembuka.
b. Menertibkan dan berdoa.
c. Mengecek kehadiran siswa.
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang akan dicapai
setiap siswa.
e. Guru menyampaikan apersepsi.
f. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah-
masalah yang disajikan.
g. Guru mengajukan permasalahan.

2.Kegiatan Inti
Fase 2: Mengorganisasi siswa untuk meneliti
a. Siswa diminta membentuk kelompok dengan mengacu kepada metode diskusi
kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang siswa setiap kelompoknya.
b. Memfasilitasi siswa berupa LKS (Lembar Kerja Siswa).
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari secara singkat.
Fase 3: Membantu investigasi mandiri dan kelompok
a. Siswa diminta mengumpulkan data yang berkaitan dengan materi pelajaran
masalah sosial di lingkungan setempat yang berkaitan dengan permasalahan
yang diajukan oleh guru.
b. Siswa dibimbing untuk menganalisis dan mengenali masalah-masalah sosial
di lingkungan, penyebab munculnya masalah tersebut, dan upaya mengatasi
masalah yang didiskusikan dalam LKS.
c. Siswa diarahkan mengenal masalah yang terdapat pada LKS.
d. Guru mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan oleh siswa, serta
membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan
diskusi kelompok.
Fase 4: Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
a. Siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
b. Siswa lain diminta memperhatikan dan memberikan tanggapan terhadap hasil
diskusi kelompok lain.
Fase 5: Menganalisis data dan mengevaluasi proses dan mengatasi masalah
a. Guru bersama siswa merefleksi hasil diskusi yang telah disajikan di depan
kelas.
b. Guru menyampaikan solusi yang tepat dengan permasalahan yang diangkat
dalam diskusi tersebut.

3.Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Membimbing siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
b. Guru membagikan soal postes.
c. Siswa diingatkan untuk mempelajari kembali materi yang dipelajari hari ini
dirumah.
d. Mengakhiri pembelajaran dan meminta ketua kelas untuk memimpin teman-
temannya berdoa.

VII. Sumber, Alat Dan Bahan Pembelajaran


1. Sumber Pembelajaran: Buku IPS kelas IV
2. Alat dan bahan : LKS (Lembar Kerja Siswa)

VIII. Penilaian
1. Prosedur Penilaian: Pretes dan postes
2. Jenis Penilaian: Pilihan Ganda dan Uraian
3. Bentuk Penilaian: Tertulis
3. Implementasi pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPS

Ada beberapa cara menerapkan PBL dalam pembelajaran. Secara umum penerapan
model ini mulai dengan adanya masalah yang diharus dipecahkan atau dicari pemecahannya
oleh siswa/siswa. Masalah tersebut dapat berasal dari siswa/siswa atau mungkin
jugadiberikan oleh pengajar. Siswa/siswa akan memusatkan pembelajaran di sekitar masalah
tersebut, dengan arti lain, siswa belajar teori dan metode ilmiah agar dapat memecahkan
masalah yang menjadi pusat perhatiannya. Pemecahan masalah dalam PBL harus sesuai
dengan langkah-langkah metode ilmiah. Dengan demikian siswa/siswa belajar memecahkan
masalah secara sistematis dan terencana. Oleh sebab itu, penggunaan PBL dapat memberikan
pengalaman belajar melakukan kerja ilmiah yang sangat baik kepada siswa/siswa.Langkah-
langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran PBL paling sedikit ada delapan tahapan
(Pannen, 2001), yaitu:

1. mengidentifikasi masalah,

2. mengumpulkan data,

3. menganalisis data,

4. memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya,

5. memilih cara untuk memecahkan masalah,

6. merencanakan penerapan pemecahan masalah,

7. melakukan uji coba terhadap rencana yang ditetapkan, dan

8. melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah.

Empat tahap yang pertama mutlak diperlukan untuk berbagai kategori tingkat berfikir,
sedangkan empat tahap berikutnya harus dicapai bila pembelajaran dimaksudkan untuk
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Dalam proses
pemecahan masalah sehari-hari, seluruh tahapan terjadi dan bergulir dengan
sendirinya,demikian pula keterampilan seseorang harus mencapai seluruh tahapan tersebut.
Langkah mengidentifikasi masalah merupakan tahapan yang sangat penting dalam PBL.

Mata pelajaran IPS di sekolah dasar merupakan program pengajaran yang bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memilki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang
terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa
dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah


diorganisasikan secara baik.Rendahnya hasil belajar siswa karena dalam proses pembelajaran
siswa masih pasif dan guru lebih aktif. Dalam proses pembelajaran kurang menghubungkan
dengan masalah yang ada dilingkungan siswa. Untuk itu, peneliti ingin menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa pemilihan masalah dalam


pembelajaran IPS harus tepat agar dapat memberikan pengalaman belajar yang mencirikan
kerja ilmiah seringkali menjadi ‖masalah‖ bagi guru dan siswa. Artinya, pemilihan masalah
yang kurang luas, kurang relevan dengan konteks materi pembelajaran, atau suatu masalah
yang sangat menyeimpang dengan tingkat berpikir siswa dapat menyebabkan tidak
tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, sangat penting adanya pendampingan oleh
guru pada tahap ini. Walaupun guru tidak melakukan intervensi terhadap masalahtetapi dapat
memfokuskan masalah melalui pertanyaan-pertanyaan agar siswa/siswa melakukan refleksi
lebih dalam terhadap masalah yang dipilih. Dalam hal ini guru/dosen harus berperan sebagai
fasilitator agar pembelajaran tetap pada bingkai yang direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai