Anda di halaman 1dari 35

I.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Karyanto (2008), Mesin diesel meupakan serangkaian suatu sistem yang terintegrasi
dan melakukan mekanisme kerja mulai dari pembangkitan daya melalui pembakaran bahan bakar, dan
mengubah daya menjadi gerakan mekanis pada poros engkol. Pada saat melakukan kerja mekanis
terjadi gesekan-gesekan antar komponen yang saling berhubungan misalkan piston dengan silinder,
poros engkol dengan beering dudukan, katup dengan penghantar katup dll.
Mekanisme gesekan bentor komponen akan menyebabkan panas dan keausan komponen,
sehingga apabila dibiarkan tanpa adanya pelumasan dapat berakibat timbulnya panas dan keausan.
Apabila panas terus naik sehingga terjadi Overheadting (panas berlebih) dan dapat berakibat
pemuaian material selanjutnya dapat terjadi kemacetan (sket) mesin akan mati. Tanpa adanya
pelumasan juga dapat berakibat tingkat keausan yan tinggi, sehingga tingkat kepresisian menurun dan
mesin tidak dapat bekerja dengan normal.
Perawatan adalah kombinasi dari semua tindakan yang dilakukan dalam rangka
mempertahankan atau membalikan suatu kondisi yang dapat diterima dan berfungsi seperti sediah
kalah atau paling tidak mendekati sehingga kegiatan produksinya dapat berjalan lancar (mesin dan
peralatannya paling tidak mencapai umur ekonomisnya dan menghindari kemacetan serta kerusakan
sekecil mungkin) sehingga pabrik atau kapal dapat tetap beroperasi secara efektif, efisien, produktif
dan tepat waktu sesuai dengan yang di rencanakan (Maimun et al, 2004)
Oleh karena hal tersebut diatas maka penulis mengambil judul “ Perawatan Komponen
Sistem Pelumasan Mesin Induk Di KM. Sahabat Niaga Milik PT. Bahari Baru
Indonesia”.
1.2. Tujuan
Sesuai dengan judul dan latar belakang, maka tujuan dalam penulisan Laporan Kerja Praktek
Akhir ini adalah :

1. Untuk mengetahui sistem pelumas pada motor induk di KM. Sahabat Niaga
2. Untuk mengetahui fungsi masing – masing komponen didalam sistem pelumas pada motor
induk KM. Sahabat Niaga
3. Untuk mengetahui perawatan dan perbaikan komponen-komponen sistem pelumasan
1.3. Manfaat
Manfaat dari penulisan proposal Kerja Praktek Akhir ini adalah :
(KPA) ini adalah
1. Menambah pengetahuan tentang sistem pelumas pada motor induk di KM. Sahabat Niaga
2. Menambah wawasan mengenai komponen – komponen dalam sistem pelumas pada KM.
Sahabat Niaga

1
1.4. Rumusan Masalah
Untuk mengoptimalkan pembahasan dalam penulisan laporan ini, maka penulis merumuskan
masalah yang penulis sesuaikan dengan judul dan tujuan
penulis yaitu :
1. Seperti apakah sistem pelumas yang digunakan pada KM. Sahabat Niaga ?
2. Apakah komponen yang digunakan dalam sistem pelumas pada KM. Sahabat Niaga ?
3. Bagaimana cara perawatan dan perbaikan kompnen-komponen sistem pelumasan
pada KM. Sahabat Niaga ?

2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Minyak Pelumas
Minyak Pelumas adalah suatu fluida yang berfungsi sebagai pelumasan, alat pelekat, dan alat
pendingin. Adapun maksud dari pemberian minyak pelumas antara dua permukaan bantalan, yaitu
permukaan yang bersinggungan dengan tekanan, dan saling bergerak antara satu dengan lainnya
disebut “pelumasan” (lubrication). Selama motor bekerja bagian – bagian motor akan menjadi panas,
akibat adanya gesekan dan pembakaran. Oleh sebab itu, peranan minyak pelumas disini sangatlah
penting. Oleh karena itu harus sering dikontrol, dengan demikian minyak pelumas sebagai media
pendingin, perapat, dan pembersih, dan peredam tegangan. (V.L Maleev dalam Amril, 2009). Adapun
sistem pelumasan di dalam mesin berfungsi sebagai :
a. Mengurangi keausan mesin agar minimum.
b. Mengurangi gesekan dan kehilangan tenaga yang di akibatkannya.
c. Memindahkan panas.
d. Mengurangi suara geteran mesin.
e. Membersihkan komponen – komponen mesin.
f. Mencegah terjadinya korosi.
2.2. Bagian Mesin Yang Dilumasi
Menurut Supraptono (2004), mesin terdiri dari banyak sekali bagian-bagian yang bergerak satu
sama lain. Jika hal ini dibiarkan sebagai mana adanya, maka dalam waktu beberapa detik saja mesin
itu akan menjadi sangat panas sesuai dengan sifat fisik dari logam, mesin tersebut akan segera pecah .
Untuk mencegah hal itu terjadi maka ada beberapa bagian-baggian mesin yang perlu dialiri pelumas
antara lain:
a. Dinding silinder, torak, cincin torak, dan pena torak
b. Poros engkol beserta bantalanya
c. Poros nok beserta bantalan mekanisme katup
d. Rantai timing dan poros pompa
Fungsi yang tepat dari sistem pelumasan mengurangi adanya gesekan antara metal dan
komponen-komponen mesin lain nya dengan membentuk lapisan film yang tipis pada permukaan
metal komponen mesin, sehingga kerusakan pada komponen bisa diminimalkan, cairan minyak
pelumas yang membatasi metal-metal tersebut bergeser atau terdorong sewaktu mesin bergerak
misalnya, seperti piston pada waktu torak bergerak naik ke posisi mati (Top Dead Cemendorong
centre), cincin torak mendorong cairan minyak pelumas keatas, setelah torak mencapai titik atasnya
karena adanya tekanan minyak pelumas dari poros engkol memancar menggatikan minyak pelumas
yang lama guna melumasi dinding silinder waktu torak turun kembali, apabila persediaan minyak
pelumas masih cukup dan pompa minyak pelumas dapat bekerja dengan baik, serta saluran minyak

3
pelumas tempat mengalir masih bersih maka besar gesekan dan tingkat keausan komponen dapat di
minimalkan. Gambar 2.1. Memperlihatkan tentang skema perjalanan oli:

Sumber: (www.Forumotomotif.com)
Gambar 2.1. Skema Perjalanan Minyak Pelumas

2.3 Sistem Pelumasan


Menurut E. Karyanto (2008), sistem pelumasan adalah salah satu sistem utama pada mesin
yaitu merupakan suatu rangkaian alat – alat mulai dari tempat penyimpanan minyak pelumas, pompa
oli (Oil Pump), pipa – pipa saluran minyak pelumas, pengaturan tekanan minyak pelumas agar sampai
kepada bagian – bagian yang memerlukan pelumasan.
2.4 Macam – Macam Pelumasan
Menurut Daryanto (1999), ada 2 tipe dasar dari sistem pelumasan yang umumnya digunakan
pada motor – motor bakar, yaitu sistem pelumasan sistem sump basah dan sistem pelumasan sump
kering. Sistem pelumasan sump basah umumnya digunakan pada motor – motor kapasitas kecil,
sedangkan sistem pelumasan sump kering digunakan pada motor – motor berkapasitas besar.
2.4.1 Sistem Pelumas Sump Basah
Sistem pelumas sump basah ialah sistem pelumas motor yang memanfaatkan karternya sebagai
penampung minyak pelumas. (L. Jauhari, 2012)
Dalam sistem ini, dibagian bawah dari pada karter sebuah piringan (pan) yang juga merupakan
tangki supply dan ada kalanya sebagai alat pendingin untuk minyak pelumasnya, minyak yang jatuh
menetes dari silinder – silinder dan bantalan – bantalan, kembali ke tempat ini, untuk selanjutnya
dialirkan kembali dengan sebuah pompa minyak kedalam sistem pelumasannya lagi.
Didalam sistem ini juga digunakan pompa untuk menghisap minyak pelumas dari karter melalui
saringan kasar kemudian minyak pelumas dialirkan oleh pompa ke pendinginan minyak pelumas
untuk didinginkan. Dari pendingin minyak pelumas lalu disaring melalui saringan halus (filter) dan

4
selanjut minyak tersebut mengalir ke bagian – bagian yang memerlukan pelumasan melalui katup
katup pengatur tekan.
Tipe sistem sump basah yang umum digunakan ialah:
1. Sistem percikan dan Sirkulasi pompa
2. Sistem percikan dan Tekanan
3. Sistem Tekan
Gambar 2.2. Memperlihatkan sistem pelumas sump basah:

(Sumber: Daryanto, 1999)


Gambar 2.2. Sistem pelumas sump basah

2.4.2 Sistem Pelumasan Sump Kering


Sistem pelumasan motor yang tidak memanfaatkan karternya sebagai penampung minyak
pelumas, tetapi menggunakan tangki tersendiri di luar motor (L. Jauhari, 2012).
Minyak pelumas yang jatuh ke dalam sump, selanjutnya dialirkan dengan pompa, melalui
sebuah filter, dan dikembalikan lagi ke dalam tangki supply yang terleta k di luar dari pada motor
tersebut. Pompa ini mempunyai kapasitas yang besar, sehingga dapat mengosongkan sama sekali
sumpnya.

Pada umumnya dengan sistem ini di pergunakan juga sebuah oil cooler, baik yang menggunakan air
atau udara sebagai medium pendinginnya untuk keperluan pendingin untuk keperluan pendinginan
dari pada minyak pelumasnya. Gambar 2.3. Memperlihatkan tentang sistem pelumas sump kering:

5
(Sumber: Daryanto, 1999)
Gambar 2.3. Sistem pelumas sump kering

2.5 Komponen Sistem Pelumasan


Menurut Daryanto (1999), Komponen – Komponen utama sistem pelumasan pada mesin induk
antara lain terdiri dari : bak penampung minyak pelumas, pompa minyak pelumas, saringan/filter
minyak pelumas dan pendingin minyak pelumas, pengatur tekanan oli.
2.5.1 Bak/Karter Penampung Minyak Pelumas
Menurut Daryanto (1999), Bak penampung minyak pelumas berfungsi untuk menampung
minyak pelumas yang digunakan untuk proses pelumasan mesin induk. Minyak pelumas yang
tertampung dihisap oleh pompa dari bak pelumas dan disirkulasikan menuju bagian – bagian mesin
yang bergerak dengan terlebih dahulu melalui saringan minyak pelumas kemudian sisa minyak
pelumas yang telah disirkulasi kembali ke bak penampung dengan prinsip gravitasi. Berikut ini cara
perawatan bak / karter penampung minyak pelumas (Arismunandar dan T Koitchi, 2008) :Bukalah
bak minyak pelumas setiap 500 jam dan bersihkanlah bak tersebut dan saringan isap dari pompa
minyak pelumas dengan menggunakan minyak ringan atau minyak cuci.
2.5.2 Pompa Minyak Pelumas
Menurut Daryanto (1999), sejenis pompa yang mempunyai fungsi menyedot oli dari bak
penampung melalui saringan dalam bentuk jaringan, dan mengalirkannya dengan tekanan ke cincin
torak dan bagian – bagian yang bergerak ditempat aliran oli didalam mesin. Pompa dipasang pada bak
mesin dengan mur, baik dibagian luar maupun bagian dalam bak penampung. Gambar 2.4.
Memperlihatkan tentan pompa oli tipe rotor:

6
(Sumber: www.Otomotifnet.com)
Gambar 2.4. Pompa oli tipe rotor

Pompa ini biasanya ditempatkan didalam lemari engkol dan diputar oleh sebuah roda gigi
pemutar dengan melalui poros hubungan. Pompa minyak pelumas yang biasanya dipakai pada sistem
pelumasan antara lain:
a. Pompa Tipe Roda Gigi Rotor Dalam
Pada pompa model roda gigi terdiri dari gigi penggerak (drive gear) dan gigi yang digerakkan
(drive gear) yang bergerak bersamaan untuk menghisap dan memompakan oli keluar. Pada
pompa model roda gigi dalam, roda gigi yang digerakkan (drive gear) pada pompa minyak
pelumas diputar oleh gigi penggerak (drive gear) yang dihubungankan langsung ke camshaft.
Ruang volume dibentuk oleh dua gigi yang berubah – ubah pada saat berputar. Minyak
pelumas yang dihisap ke dalam pompa minyak pelumas bila volume bertambah, dan minyak
pelumas akan keluar bila volume berkurang. Pompa minyak pelumas tipe ini konstruksinya
sederhana. Gambar 2.5. Memperlihatkan tentang pompa roda gigi rotor dalam:

7
(Sumber: Karyanto, 2008)
Gambar 2.5. Pompa roda gigi rotor dalam

b. . Pompa Tipe Roda Gigi Rotor Luar


Pompa minyak pelumas tipe ini terdiri dari dua roda gigi. Roda gigi penggerak digerakkan
oleh camshaft. Karena tidak ada ruangan didalam houshing seperti halnya dengan intlet dan
saluran keluar (discharge opening) serta kecilnya ruangan antara gigi dengan houshing, saat
gigi berputar minyak pelumas tertekan keluar dari houshing ke saluaran keluar. Gambar 2.6.
Memperlihatkan tentang pompa roda gigi rotor luar:

(Sumber: Arismunandar dan T Koitchi, 2008)


Gambar 2.6. Pompa roda gigi rotor luar

2.5.3 Saringan/Filter Minyak Pelumas


Menurut Arismunandar dan T Koitchi (2008), Berdasarkan pada prinsip instalasi saringan,
minyak dipisahkan kedalam filter dimana semua minyak yang dipompakan mengalir melaui saringan,
sedangkan filter by pass hanya menyaring sebagainnya. Pada saringan jenis anyaman, saringan kertas

8
atau bahan lain, sisi saringan pemasukan dihubungkan melalui saringan minyak pada pompa minyak
sedangkan sisi pengeluaran dihubungankan pada saluran utama minyak.
Saringan dilengkapi dengan katup overflow dan sebuah katup penahan balik berupa cincin yang
ditempatkan dibawah setiap lubang pemasukan. Gambar 2.7. Memperlihatkan tentang saringan
pelumas:

(Sumber: E. Karyanto, 2008)


Gambar 2.7. Saringan pelumas

Cara penyaringan minyak pelumas yaitu minyak pelumas akan masuk kedalam saringan (filter),
kemudian butir – butir kotoran besar yang terbawa bersama minyak pelumas akan terendap pada
elemen kasa, sedangkan minyak pelumas yang bersih akan mengalir ke bak minyak bagian bawah dan
tertinggal didalamnya sampai minyak diganti. Berikut ini cara perawatan saringan/filter minyak
pelumas (Arismunandar dan T Koitchi, 2008) :
a. Mencuci rumah filter sebersih-bersihnya dengan menggunakan minyak ringan atau minyak
cuci.
b. Memeriksa keadaan kertas saringan dan apabila terdapat kotoran, serbuk logam berwarna
putih atau warna tembaga, maka hal itu menunjukkan keausan pada mesin maka segera
melakukan tindakan perbaikan.
2.5.4 Pendingin Minyak Pelumas
Menurut E. Karyanto (2008), Salah satu fungsi yang penting dari sirkulasi minyak pelumas
adalah untuk mendinginkan permukaan dengan membawa keluar panas yang ditimbulkan oleh
gesekan. Selain itu, minyak dalam penampungan mesin dipanaskan oleh panas yang datang dari
pembakaran, baik melalui bocoran gas maupun melalui perambatan panas dari bagian logam. Gambar
2.8. Memperlihatkan tentang pendingin minyak pelumas

9
(Sumber: E. Karyanto, 2008)
Gambar 2.8. Pendingin minyak pelumas

Suhu minyak pelumas yang memasuki sistem tidak boleh melebihi 48oC sedangkan minyak yang
keluar dari sistem tidak boleh melebihi 71oC. Jadi suhu yang diambil dengan penggunaannya dalam
mesin sesuai dengan kenaikan suhu, meskipun sebagian dibuang ke udara, tetapi bagian terbesar dari
panas harus dikeluarkan dengan suatu sistem pendingin minyak.
2.5.5 Pengatur Tekanan Oli
Menurut E. Karyanto (2008), Ketika pompa oli digerakan oleh mesin, maka tekanan oli akan
naik dan pompa akan menghasilkan oli yang berlebihan saat kecepatan mesin bertambah. Hal ini
akan menimbulkan oli bocor dan hilangnya tenaga. Oleh karena itu, untuk mencegah hal tersebut
diatas, maka diperlukan semacam pengatur tekanan oli dalam ruang pompa untuk menjaga tekanan
tekanan oli agar tetap konstan tanpa melebihi batas dari yang ditetapkan, oli akan mendorong pegas
yang terdapat pada relief valfve dan membuka relief valve tersebut. Selanjutnya oli akan kembali
melalui relief valve ke bak oli (oil pan). Gambar 2.9. Memperlihatkan tentang pengatur tekanan Oli:

10
(Sumber: E. Karyanto, 2008)
Gambar 2.9. Pengatur tekanan Oli

Berikut ini cara perawatan tekanan minyak pelumas (Arismunandar dan T Koitchi, 2008) :
a. Memeriksa isi minyak pelumas yang ada di dalam karter dengan menggunakan stik.
b. Memeriksa pipa-pipa minyak pelumas dan alat pengukur tekanan minyak pelumas.
c. Memeriksa kebocoran minyak pelumas dari salurannya.
d. Memeriksa pompa minyak pelumas.
e. Memeriksa alat pengatur tekanan minyak pelumas.
2.6 Oil Pressure Sensor
System pelumasan pada mesin caterpillar type C12 Electronic Engine. Oil pressure sensor
terletak disebelah kiri mesin di dekat Starting motor. Oil pressure sensor mengirimkan informasi
tentang tekanan oli mesin. Gambar 2.10. Memperlihatkan tentang Oil Pressure Sensor:

(Sumber: www.Forumotomotif.com)
Gambar 2.10. Oil Pressure Sensor

11
Sensor digunakan untuk mengukur parameter tekanan dan posisi. Electronik sensor akan
mengkonversi parameter fisik tersebut ke dalam bentuk signal elektronik, besarnya signal
elektronik yang dihasilkan proporsional terhadap parameter yang diukur.
2.7 Digital Sensor
Digital sensor pada system menggunakan metode yang disebut Pulse Width Modulation
(PWM) untuk menghasilkan berbagai jenis inputi yang diinginkan oleh control. Digital
sensor juga merupakan aktif sensor. Persyaratan yang dibutuhkan oleh setiap aplikasi.
2.8 Syarat – Syarat Minyak Pelumas
Menurut E. Karyanto (2000), Syarat – syarat oli mesin diesel antara lain :
a. Harus mempunyai kekentalan yang tepat.
b. Apabila terlalu rendah, lapisan oli ini akan mudah rusak dan akan menyebabkan keausan pada
komponen.
c. Apabila terlalu tinggi, akan menambah tahanan dalam gerakan komponen dan akan
menyebabkan mesin berat distart dan tenaga akan berkurang.
d. Kekentalan harus relatif stabil tanpa pengaruh adanya perubahan dalam temperatur.
e. Oli mesin harus sesuai dengan penggunaan metal.
f. Tidak merusak atau anti karat terhadap komponen.
g. Tidak menimbulkan busa.
2.9 Standar Kekentalan
Menurut E. Karyanto (2008), Untuk ukuran kekentalan ini secara umum digunakan standar
SAE (Society of Automotive Enginering). SAE diberikan sesuai dengan temperature normal. SAE
dibedakan atas monograde (SAE 30,40,50). Tingkat viskositasnya bervariasi, semakin rendah nomor
viskositasnya, maka olinya semakin encer. Sedangkan huruf W dibelakang angka pertama berarti
winter, misalnya oli dengan SAE 10W – 40 artinya pada suhu dingin (Winter) oli bertindak sebagai
oli SAE 10. Sedangkan di suhu panas bertindak sebagai oli SAE. Kategori penggunaan oli tidak hanya
ditunjukkan dengan temperatur saja, tetapi juga kondisi pemakaian/ pnggunaan.
Tabel 1 Klasifikasi API (American Petroleum Intitute)
Klasifikasi Api Penggunaan dan Kualitas Oli
SA Pelumas ini digunakan untuk mesin bensin dan mesin diesel awal. Pelumas
ini murni mineral (tanpa aditif) dan kini sudah tidak diproduksi lagi karena
sudah tidak cocok untuk mengakomodir kebutuhan mesin.
SB Pelumas yang mengandung aditif ini pertama kali di buat pada tahun 1930
SC Dibuat untuk melumasi bensin buatan tahun 1964-1967 dibawah
rekomendasi pabrik. Kandungan aditifnya lebih baik dari SB, yaitu
mengendalikan pembentukan deposit, pada suhu tinggi dan rendah. Juga

12
mempunyai aditif pencegah keausan, karat, dan korosi. Memenuhi standard
spesifikasi ford M2C 101B dan GM 6014M.
SD Dibuat untuk melumasi bensin buatan tahun 1968-1970 dibawah
rekomendasi pabrik. Kandungan aditifnya lebih baik dari SB, yaitu
mengendalikan pembentukan deposit, pada suhu tinggi dan rendah. Juga
mempunyai aditif pencegah keausan , karat, dan korosi. Pelumas ini cocok
untuk menggantikan SA, SB, SC.
SE Dibuat untuk melumasi bensin buatan tahun 1972-1979. Pelumas ini dapat
menjamin kebutuhan mesin mulai dari tahun 1980-1989. Pelumas ini dapat
melebihi kinerja mulai dari API SA-API SD.
SG Oli jenis ini mampu mengakomodir kebutuhan mesin mulai dari tahun 1989
keatas. API SG ini dapat digunakan pelumas mesin diesel mulai dari kelas
CC. Pelumas ini dapat menggantikan pelumas SF, SE, SF/CC, SE/CC.
Pelumas ini diperuntukan untuk mesin diatas tahun 1993 keatas.
SJ Kategori pelumas ini baru dikeluarkan pada tahun 1997 dan dirancang
untuk mesin mulai dari tahun 1969. Digunakan untuk mesin berbagai jenis
kendaraan bensin.
SL-SO Sangat cocok untuk mesin diatas tahun 2000 dan mesin sport.
CA Digunakan untuk mesin diesel operasi beban ringan yang mengandung
detergen-dispersent anti-oxsiden.
CB Yang Digunakan untuk mesin diesel operasi beban sedang dengan bahan
berkualitas rendah mengandung detergen, anti-oxsiden.
CC Mengandung sebagian besar detergen-dispersen, anti-oxsiden. Dapat
digunakan dalam mesin-mesin diesel turbocharged dan dapat juga dalam
mesin bensin dengan pelayanan kondisi mesin operasi temperature tinggi.
CD Digunakan untuk mesin diesel turbocharged dengan kandungan sulfur solar
kecil. Sedangkan kandungan detergent-dispersen dalam jumlah besar.
CD-II Digunakan untuk mesin diesel 2 langkah atau 2 tak.
CE Pelumas ini diperuntuk mesin diesel turbo dan supercharge tugas berat dan
diperkenalkan pertam kali pada tahun 1983.
CF4 Mempunyai viscosity indek tinggi, mengandung addictives detergent-
dispersent tinggi, anti oksidasi, anti karat, anti aus, dan anti busa. Digunakan
untuk mesin diesel turbocharged.
Sumber : Karyanto (2000)

13
2.10 Klasifikasi Kekentalan
Menurut E. Karyanto (2008), Oli mesin diesel diklasifikasikan oleh kualitas atau kekentalan.
Kekentalan menunjukkan ketebalan atau kemampuan untuk menahan aliran suatu cairan umumnya
disebut weight viscosity. Oli cenderung menjadi encer cenderung menjadi mudah mengalir ketika
panas cenderung menjdi kental dan mudah tidak mengalir ketika dingin. Tetapi masing – masing
kecenderungan tersebut tidak sama untuk semua oli, ada tingkatan permulaan besar (kental) dan ada
yang disebut encer (tingkat kekentalannya rendah).
Kekentalan atau beratoli dinyatakan dalam suatu angka yang disebut indek kekentalan.
Indeknya rendah olinya encer, indeknya tinggi olinya kental. Suatu badan internasional SAE (Society
of Automotive Engineers) mempunyai standar kekentalan dengan awalan SAE didepan indek
kekentalan. Umumnya menentukn temperatur yang sesuai dimana oli itu digunakan, tetapi dalam
memilih oli harus hati–hati, tidak hanya sesuai dengan temperatur setempat atau juga kondisi kerja
mesin harus di perhatikan.
Adapun maksud kekentalan indek adalah sebagai berikut:
a. Oli dengan kekentalan rendah memberikan kekentalan indek rendah.
b. Oli yang indek kekentalannya dinyatakan dalam range (SAE 10W – 30, SAE 15W – 40)
disebut oli Mulltigrade. Kekentalannya tidak terpengaruh oleh adanya perubahan temperatur
dan umumnya digunakan sepanjang tahun (musim).
c. Indek kekentalan diikuti oleh huruf W (10w dan lain – lain) yang menunjukkan ukuran
kekentalan oli pada 20oC. Menggunakan oli dengan kekentalan rendah memudahkan mesin di
hidupkan pada saat dingin SAE 20W (dipergunakan pada musim semi dan dingin) SAE 30W
dipergunakan pada saat panas.
2.11 Perawatan Terencana
Menurut Arsal (2008), Suatu pemeliharaan yang direncanakan sebelumnya dan jauh
sebelumnya sudah diketahui bahwa pemeliharaan harus dilakukan pada waktu tertentu yang akan
datang dan untuk itu dibuat perencanaannya.
Perencanaannya dibuat berdasarkan buku petunjuk pemeliharaan mesin, jam operasi mesin serta
pengaruh dari kondisi lingkungan sekitarnya, penggunaan bahan bakar dan pelumasan juga pola
operasi mesin. Perencanaan ini termasuk jadwal dimulainya pelaksanaan pemeliharaan, jadwal
dimulainya unit pembangkit beroperasi kembali. Perawatan terencana ini meliputi komponen –
komponen pelumas antara lain :
a. Bak/Karter penampung minyak pelumas.
b. Pompa minyak pelumas.
c. Saringan/Filter minyak pelumas.
d. Pendingin minyak pelumas.
e. Pengatur tekanan oli.

14
2.12 Perawatan Tidak Terencana
Menurut Arsal, (2008) Pemeliharaan tidak terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan tanpa
ada rencana sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya gangguan kerusakan yang tidak terduga, tapi
harus dikerjakan pada tahun yang bersangkutan karena keadaan darurat. Perawatan tidak terencana ini
meliputi komponen – komponen pelumas antara lain :
a. Bak/Karter penampung minyak pelumas.
b. Pompa minyak pelumas.
c. Saringan/Filter minyak pelumas.
d. Pendingin minyak pelumas.
e. Pengatur tekanan oli.

15
III. METODE PRAKTEK
mengoperasikan kapal maupun merawat sistem pelumasan pada motor induk. Wawancara
yang penulis lakukan antara lain:
1. sistem pelumasan yang seperti apa yang di terapkan di KM. Sahabat Niaga Milik PT. Bahari Baru
Indonesia
2. Bagaimanakah sistem kerja pelumasan dan komponen apa saja yang di lumasi ?
3.1 Waktu Dan Tempat
Kerja Praktek Akhir ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan Desember sampai Maret
2015/2016 bertempat di KM. Sahabat Niaga Milik PT. Bahari Baru Indonesia
3.2 Alat Dan Bahan
a. Alat
1. Alat kerja yaitu :
- Satu unit mesin induk.
- Tool set
2. Alat untuk membantu pengambilan data
- Alat tulis menulis. - Buku Jurnal Mesin - Kuesioner
- Kamera digital. - Manual Book Mesin
b. Bahan
Sedangkan bahan yang digunakan adalah:
1. Bahan bakar minyak
2. Minyak pelumas
3.3 Teknik Pengambilan Data
a. Metode Observasi
Metode observasi penulis gunakan untuk mengamati keadaan langsung tempat praktek
maupun kegiatan yang berlangsung selama kerja Praktek Akhir (KPA) data – data yang di
perlukan selama di kapal antara lain :
1. Mendata spesifikasi motor induk.
2. Mencatat komponen – komponen yang berhubungan dengan sistem pelumasan
pada motor induk dari manual book mesin.
b. Metode Angket
Angket adalah alat untuk memperoleh data di lapangan dengan isian-isian yang telah
disusun agar mempermudah pengambilan data di lapangan. Kemudian data yang diperoleh
dengan cara pengambilan melalui angket yaitu cara perawatan terencana dan perawatan tidak
terencana.

16
c. Metode Wawancara
3. Dalam memperoleh data juga dilakukan dengan memberikan pertanyaan atau
wawancara secara langsung yang berhubungan dengan topik kepada ABK
(AnakBuah Kapal), khususnya ABK mesin yang berkompeten di KM. Sahabat Niaga
data yang di dapatkan merupakan data dari responden sesuai dengan pengalaman
mereka pada waktu cara perawatan sistem pelumasan pada motor induk selama ini
yang di lakukan oleh operator?
3.4 Metode Pengolahan Data
Setelah mengadakan pengambilan datadan semua data yang diperlukan terkumpul, kemudian
data tersebut diolah menggunakan metode diskriptif, yaitu menjelaskan dan memaparkan secara
sistematika sesuai dengan keadaan dikapal dikaitkan dengan rumusan masalah, tujuan, topik dari
tujuan kerja praktek akhir ini.

17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Mesin Induk di KM. Sahabat Niaga

(Sumber: KM. Sahabat Niaga)


Gambar 4.11. Mesin induk

Mesin induk yang digunakan KM. Sahabat Niaga dalam melakukan operasi
berjumlah satu buah dan dalam pengoperaiannya menggunakan bahan bakar solar.
Spesifikasi dari mesin induk yang digunakan KM. Sahabat Niaga adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Spesifikasi Mesin Induk KM. Sahabat Niaga
No. Spesifikasi Keterangan
1. Merk Yanmar
2. Type D353TA
3. Jenis Diesel
4. Daya 900 HP=671,13 KW
5. Putaran mesin 1400 rpm
6. Urutan pembakaran 1-5-3-6-2-4
7. Jumlah silinder 6 silinder
8. Pelumas Meditran SAE 40
9. Sistem pelumas Sump basah
10 Sistem start Elektrik
11. Tempat pembuatan Jepang
12. Tahun pembuatan 1987

4.2 Mengamati Jenis Minyak Pelumas Yang Di Gunakan


Minyak pelumas yang digunakan harus memperhatikan viskositasnya dan
kemampuan melumasi. Minyak pelumas yang digunakan pada mesin induk di KM. Sahabat
Niaga adalah jenis minyak pelumas meditran SAE 40. Minyak pelumas ini adalah minyak

18
pelumas bermutu tinggi yang mempunyai sifat – sifat mencegah oksidasi, keausan dapat
dicegah serta membersihkan bagian dalam motor.

(Sumber: KM. SahabatNiaga)


Gambar 4.12. Minyak Pelumas Meditran SAE 40

4.3 Sistem Pelumasan Pada Mesin Induk KM. Sahabat Niaga


Siklus minyak pelumas pada sistem pelumas sump basah di KM. Sahabat Niaga
adalah sebagai berikut: dari karter minyak pelumas dihisap oleh pompa yang untuk dialirkan
kedalam saringan agar kotoran yang terbawah dapat dipisahkan. Setelah itu minyak pelumas
akan bersikulasi kedalam oil cooler untuk proses pendinginan minyak pelumas. Setelah dari
oil cooler minyak pelumas akan mengalir ke bagian mesin yang bergerak untuk melumasi
agar tidak terjadi keausan dan memudahkan dalam proses pergerakan mesin tersebut. Setelah
melumasi, minyak akan kembali dengan sendirinya kedalam karter dan mengalami proses
sirkulasi seperti semula.
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar 13.

(Sumber: KM. Sahabat Niaga)


Gambar 4.13. Siklus pelumasan pada mesin induk

Keterangan:
a. Karter d. Pompa air laut

19
b. Pompa oli e. Oil cooler
c. Filter oli f. Relief Valve

4.4 Pemeliharaan Pada Sistem Pelumasan Mesin Induk


Pemeliharaan pada sistem pelumasan mesin induk hal terpenting adalah
memperhatikan jumlah minyak pelumas, dengan cara mengecek tekanan minyak pelumas,
menambah minyak pelumas, dan penggantian minyak pelumas.

4.5 Menambah Minyak Pelumas di KM. Sahabat Niaga


Menambah minyak pelumas apabila sudah melakukan pengecekan dilihat dari batas
pengukur minyak pelumas, atau sering disebut dengan stick penduga, stick penduga ini yang
menghubungkan ke karter, caranya untuk mengetahui kekurangan minyak pelumas yaitu
stick penduga di angkat kemudian lap menggunakan kain majun, setelah itu masukan kembali
stick penduga itu, lihat batas limit pengisian terlihat minyak pelumas kurang dan tidaknya,
yang ditandai dengan adanya tiga garis strip batas isi untuk strip pertama dari bawah yaitu
menandakan low atau batas terendah, strip yang kedua yaitu batas normal pengisian minyak
pelumas dan strip yang ketiga yaitu menandakan minyak pelumas high atau batas tertinggi,
bila mana terlihat kurang dari batas pengisian maka segeralah isi minyak pelumas. Adapun
cara dari pengisian minyak pelumas di KM. Sahabat Niaga yaitu siapkan literan / wadah yang
berupa gen 1 buah, ambil minyak dari tangki minyak pelumas.

(Sumber: KM. Sahabat Niaga)


Gambar 4.14. Tangki minyak pelumas

Dengan cara memompa ke belakang dan ke depan pada pompa manual tangki
minyak pelumas. Pastikan literan pada posisi ujung selang pengisian, kembali kan posisi

20
pompa manual tangki minyak pelumas ke depan. Di maksud kan agar tidak melebihi isi dari
pada literan, yang akan mengakibatkan minyak pelumas tercecer dan lantai kamar mesin akan
menjadi licin. Setelah itu isi minyak pelumas ke karter, tutup kembali karter apabila sudah
selesai pengisian, kembalikan literan ketempat semula agar memudahkan nantinya pengisian
berikutnya.
Penambahan minyak pelumas di KM Sahabat Niaga biasanya dilakukan apabila
minyak pelumas tersebut dibawah garis ukur yang sudah ditentukan, dan melakukan
pengisian/penambahan minyak pelumas sesuai dengan kekurangan di mana penambahan atau
pengisian yang biasa dilakukan di KM Sahabat Niaga yaitu pada tiap sip kerja dilakukan
penambahan minyak pelumas sebanyak 2 liter.
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada saat pengisian minyak pelumas :
a. Tempat minyak pelumas harus bersih dan khusus minyak pelumas.
b. Minyak pelumas jangan sampai tercampur dengan minyak yang lain karena
kemungkinan besar terdapat perbedaan zat tambahan.

4.6 Mengecek Tekanan Minyak Pelumas Di KM. Sahabat Niaga


Mengecek tekanan minyak pelumas dilakukan secara teratur yaitu setiap 4 jam sekali
pada saat mesin induk sedang beroperasi dengan cara menjurnal main engine dan memantau
tekanan minyak pelumas pada mesin induk.

(Sumber: KM. Sahabat Niaga)


Gambar 4.15. Tekanan minyak pelumas
Tekanan minyak pelumas yang ada di mesin induk Yanmar 460 - 470 Kpa apabila
tekanan minyak pelumas kurang atau melebihi batas tekanan yang ditentukan, yaitu tekanan

21
460 – 470 Kpa memungkinkan akan mengakibatkan gangguan pada kelancaran operasi pada
mesin induk.

4.7 Penggantian Minyak Pelumas di KM. Sahabat Niaga


Penggantian minyak pelumas pada mesin induk di KM Sahabat Niaga setelah 10 hari
atau 240 jam kerja dengan isi karter 40 liter. Adapun langkah – langkah pergantian minyak
pelumas di KM Sahabat Niaga adalah :
a. Perhatikan betul minyak pelumas yang akan di gunakan atau yang akan dimasukan ke
motor induk karna terdapat 2 buah minyak pelumas yaitu minyak pelumas meditran
SAE 40 untuk mesin induk dan minyak pelumas rored epa SAE 90 untuk winch.
Adapun minyak pelumas yang digunakan di KM. Sahabat Niaga adalah minyak
pelumas meditran SAE 40.
b. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk membuka dan menutup keran
pembuangan minyak pelumas di karter.
c. Membuang minyak pelumas dalam keadaan hangat melalui keran pembuangan agar
kotoran – kotoran yang tertempel dapat terbuang bersamaan minyak pelumas.
d. Pastikan minyak pelumas telah habis dalam karter.
e. Setelah minyak pelumas benar – benar habis tutup kembali kran pembuang minyak
pelumas.
f. Setelah itu karter siap di isi minyak pelumas yang baru dengan jenis meditran SAE
40. Sebanyak 40 liter dengan tipe IR-0714.

4.8 Komponen – Komponen Sistem Pelumasan


4.8.1 Karter

Komponen ini berfungsi sebagai penampung minyak pelumas yang di gunakan untuk
proses pelumasan mesin induk, minyak yang tertampung ini kemudian akan di sirkulasikan
ke bagian – bagian yang bergerak. Karter ini mampu menampung oli sebanyak 40 liter
terletak di bawah mesin induk.

22
(Sumber: KM. Sahabat Niaga)
Gambar 4.16. Karter

 Perawatan Karter Pada KM. Sahabat Niaga


Karter selain berguna sebagai penampung minyak pelumas yang akan di
sirkulasikan, karter harus di bersihkan guna untuk menghilang kotoran yang di
sebabkan oleh kerak akibat dari sirkulasi minyak pelumas. Biasanya karter di buka
tiap 60 hari atau lebih jam kerja atau trip berlayar, caranya dengan melepas mur
baut pengikat kemudian bak penampung minyak pelumas ini di cuci
menggunakan solar dan gunakan sikat baja untuk menggosok kerak – kerak yang
ada di dalamnya.

4.8.2 Pompa Oli

Pompa oli berfungsi untuk menghisap oli dari karter dan menyalurkan keseluruh
bagian – bagian mesin, sedangkan filter dipasang pada lubang masuk pompa untuk
menyaring kotoran bekas serpihan hasil gesekan dan logam kecil yang berasal karena
keausan.

23
(Sumber: KM. Sahabat Niaga)
Gambar 4.17. Pompa Roda Gigi

Pompa oli ini digerakkan oleh batang distributor / gigi sumbu nok (camshaft), jenis
pompa oli yang digunakan di KM. Sahabat Niaga adalah tipe pompa roda gigi.
Cara kerja dari pompa oli tipe roda gigi ini adalah jenis pompa ini terdiri dari badan
dan 2 buah roda gigi yang saling berkaitan di dalam badan (pump body), bila salah satu roda
gigi berputar maka roda gigi yang lain akan ikut berputar dengan sendirinya dengan
berlawanan arah, sehingga oli yang terdapat diantara celah – celah roda gigi dan badan
didesak keluar menuju bagin – bagian mesin.
Hal – hal yang menyebabkan pompa minyak pelumas kurang dapat menghisap
adalah sebagai berikut :
- Kurangnya minyak pelumas didalam karter.
Penyebabnya tekanan minyak terlalu rendah.
Cara mengatasinya menambah minyak pelumas.
- Tekanan minyak pelumas rendah / melebihi batas yang ditentukan yaitu 460 – 470 Kpa.
 Penyebabnya tekanan minyak pelumas rendah antara lain:
a. Bagian filter pengisapan tersumbat.
b. Pompa oli rusak
c. Saluran oli pecah atau retak.
d. Saluran oli sebelum unit saklar tekanan terhalang atau tersumbat.
e. Oli yang tidak tepat atau terlalu encer.
f. Bantalan mesin aus.
g. Kebocoran pada filter oli.

24
 Untuk mengatasi gangguan tekanan minyak pelumas yang rendah tersebut
antara lain:
a. Ganti bagian filter pengisapan dengan yang baru.
b. Ganti pompa oli.
c. Perbaiki saluran olinya.
d. Hilangkan sumbatan pada saluran oli.
e. Ganti oli sesuai dengan spesifikasi.
f. Ganti bantalan mesin.
g. Ganti filter dan gasketnya.
 Penyebabnya tekanan minyak pelumas terlalu tinggi antara lain:
a. Bagian filter pembuangan tersumbat.
b. Pegas katup tekanan oli rusak.
c. Saluran oli sesudah unit saklar tekanan tersumbat.
d. Oli terlalu kental.
 Untuk mengatasi gangguan tekanan minyak pelumas yang rendah tersebut
antara lain:
a. Ganti bagian filter pembuangan dengan yang baru.
b. Ganti pegas katup oli.
c. Hilangan sumbatan pada saluran oli.
d. Ganti sesuai dengan spesifikasi.
- Saluran minyak pelumas bocor.
Penyebabnya tekanan minyak pelumas tiba – tiba turun tidak naik lagi.
Cara mengatasinya perbaiki atau ganti saluran minyak pelumas yang rusak.

 Perawatan Pompa Oli Pada KM. Sahabat Niaga


Pompa oli berfungsi untuk mengsirkulasikan minyak pelumas ke bagian – bagian
motor yang saling bergesekan yang memerlukan pelumas. Untuk menjamin
keefektikfan kerja dari pompa minyak pelumas yang perlu diperhatikan pada bagian –
bagian yang mengalami keausan antara lain : roda gigi, casing roda gigi apabila ada
yang mengalami keausan dan kerusakan maka dilakukan pembongkaran dan
pergantian Spare part tiap 60 hari agar tidak mengganggu jalannya sistem pelumasan
komponen – komponen yang lain.

25
4.8.3 Katup Pengatur (Relief Valve)
Katup pengatur merupakan komponen minyak pelumas yang berfungsi untuk
mengatur tekanan minyak pelumas. Apabila tekanan minyak pelumas yang dipompakan
terlalu tinggi atau rendah, maka diatur dengan memutar katup berlawanan arah jarum jam
sesuai dengan tekanannya serta untuk mengetahui bekerjanya minyak pelumas atau
meyakinkan bahwa pelumasan pada mesin induk dalam kondisi yang baik.

(Sumber. www.Otomotifnet.com)
Gambar 4.18. Relief Valve
4.8.4 Filter Oli

Filter oli di KM Sahabat Niaga terdapat di sisi kanan mesin induk berjumlah 2 buah
guna memudahkan mengganti filter oli yang berfungsi sebagai penyaring kotoran yang
terdapat pada minyak pelumas. Oli yang terdapat pada bak oli akan dipompakan, sebelum
menuju setiap komponen engine yang membutuhkan pelumasan oli akan masuk pada
saringan oli terlebih dahulu. Tipe dari filter oil yang ada di KM Sahabat Niaga adalah
YANMAR 4R 0749 sebanyak 2 buah yang di pasang secara seri.

(Sumber: KM. Sahabat Niaga)


Gambar 4.19. Filter Oli
26
 Perawatan Filter Oli Pada KM. Sahabat Niaga
Filter oli yang berfungsi menyaring kotoran minyak pelumas yang bersirkulasi
dalam hal ini filter oli tidak dilakukan perawatan melainkan di ganti baru agar tidak
terjadi penyumbatan yang disebabkan oleh minyak pelumas kotor, guna menghindari
hal tersebut maka pada waktu – waktu tertentu filter oli harus di ganti. Biasanya
penggantian filter oli yang dilakukan di KM. Sahabat Niaga adalah 240 jam kerja,
dengan demikian dapat mempertahankan umur pada mesin induk juga.
Penggantian filter oli di KM. Sahabat Niaga adalah sebagai berikut :
1. Stop engine.
2. Siapkan ember yang telah terisi 2 buah filter oli baru.
3. Masukan minyak pelumas meditran SAE 40 kedalam 2 buah filter oli baru.
4. Melepaskan filter oli satu persatu, cara membuka filter tersebut yaitu dengan
menggunakan pembuka filter.
5. Memasang 2 buah filter oli menggunakan tangan dengan merasakan kedudukan
filter oli tersebut sudah dalam posisi rata setelah itu mengencangkan dengan
pembuka filter
6. Membersihkan area sekitar tempat tersebut dan mengembalikan peralatan ke
tempatnya.
7. Selanjutnya engine di hidupkan untuk melakukan pemanasan sekaligus
pengontrolan pada filter oli.
4.8.5 Pompa Air Laut

Pompa ini digunakan untuk mengsirkulasikan air laut untuk mendinginkan oli pada
oil cooler pada mesin induk. Pompa ini merupakan jenis pompa sentrifugal.
Cara kerja dari pompa jenis sentrifugal adalah mengubah energi kinetis (kecepatan)
cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing.
Berikut tabel spesifikasi dan gambar pompa air laut:
Tabel 3. Spesifikasi Pompa Air Laut KM. Sahabat Niaga
No Spesifikasi Keterangan
1. Merk EBARA
2. Type 50 SQPB
3. Capasitas 24 M3 / Hari
4. Head 15 M
5. Material Bronze(Perunggu)
6. Power 3,7 KW / 5 HP / 380 V / 3 Phase/ 50 HZ 2950 RPM C/W
Motor, Coupling, Base Plate
27
(Sumber: KM. Sahabat Niaga)
Gambar 4.20. Pompa air laut

 Perawatan Pompa Air Laut Pada KM. Sahabat Niaga


Dalam melakukan perawatan pompa sangat penting diperlukan agar dalam
pengoperasiannya pompa tidak mengalami kendala. Adapun perawatan pada pompa
air laut sebagai berikut:
a. Memeriksaan kebersihan dan jumlahnya minyak pelumas pada bantalan
(bearing), dan mengganti minyak pelumas pada rumah bantalan dilakukan tiap 2
bulan sekali.
b. Memeriksa packing, biasanya digunakan untuk mencegah dan mengurangi
bocoran cairan dari casing pompa melalui poros dilakukan tiap sip kerja.
c. Memeriksa saringan pompa air laut apabila terdapat kotoran segara lakukan
pembersihan.
d. Mengecat casing pompa pada setiap kali mendarat.

4.8.6 Oil Cooler

Oil cooler adalah salah satu komponen sistem pelumasan yang menunjang kelancaran
bekerjanya sistem, jenis oil cooler yang digunakan di KM Sahabat Niaga yaitu plate tube
type (multiple plate type).
Fungsi utama dari oil cooler adalah mendinginkan minyak pelumas yang panas akibat
adanya pembakaran didalam silinder. Minyak pelumas yang mempunyai panas berlebihan
akan mempengaruhi viskositas minyak pelumas itu sendiri.

28
Temperature minyak pelumas pada saat beroperasi dengan normal yang masuk ke
dalam oil cooler yaitu 600C. Berikut adalah gambar oil cooler pada mesin induk KM. Sahabat
Niaga.

(Sumber: KM. Sahabat Niaga)


Gambar 4.21. Oil Cooler

 Perawatan Oil Cooler Pada KM. Sahabat Niaga

Oil cooler fungsi komponen utama dari oil coller adalah mendinginkan minyak
pelumas yang panas akibat adanya pembakaran di dalam silinder mesin induk KM
Sahabat Niaga Minyak pelumas yang mempunyai panas berlebihan akan
mempengaruhi minyak pelumas itu sendiri. Temperature minyak pelumas yang
beroperasi dengan normal yang masuk kedalam oil cooler adalah 60 °C dan setelah
didinginkan oleh oil cooler temperature minyak pelumas menjadi 50 °C. Untuk
memenuhi seperti itu tentu saja diperlukan perawatan berlanjut.

Pada oil cooler biasanya gangguan-gangguan yang sering terjadi adalah


mengumpulnya kotoran atau lumpur dalam pipa tabung dan terjadinya kebocoran
pada pipa. Dalam keadaan normal, endapan lumpur tidak bisa dihindari, jadi perlu
dibersihkan dalam jangka waktu 50 - 60 hari, bahkan setiap penggantian minyak
pelumas pembersihan endapan lumpur atau kotoran lain dilakukan perawatan oil
cooler ini adalah dengan cara di bersihkan.
mengmbil kunci set untuk melepas oil cooler dari dudukannya, setelah terlepas
maka sikat pada bagian luar dengan menggunakan sikat baja untuk menghilangkan
kerak – kerak yang menempel, gunakan sabun cuci untuk memastikan agar lebih
bersih, pada bagian dalam menggunakan rotan. Caranya yaitu rotan di masukan ke

29
dalam lubang – lubang cooler, tekan dan tarik keluar lagi untuk supaya endapan
kotoran terangkat keluar. Menggunakan rotan harus hati – hati karena tidak menutup
kemungkinan rotan bisa terputus didalam lubang cooler, Pembersihan bagian dalam
ini harus satu arah dari satu titik lubang cooler ke lubang cooler selanjutnya cooler
dapat di semprot menggunakan selang air laut yang sudah ada di kapal karna cooler
terbuat dari tembaga. Kemudian cooler di semprot menggunakan kompresor untuk
menghilangkan sisa air laut yang masih ada di bagian luar dan di dalam lubang cooler,
Pastikan coller sudah bersih diam kan cooler sampai mongering. Pasang kembali
coller pada dudukannya yang tepat, mengencangkan mur dan baut pengikat. Pastikan
tidak ada baut dan mur yang masih longgar.
Apabila terjadi kebocoran pada oil cooler, maka kita dapat mengamati kebocoran
dengan cara :
 Melihat perubahan warna minyak pelumas dengan melihat adanya campuran air
dan minyak pelumas pada saluran pembuangan air pendingin.
 Warna merah berarti minyak tercampur solar, warna kelabu berarti bercampur
serbuk bantalan, warna susu berarti bercampur dengan air, dan warna coklat berarti
bercampur dengan karbon.

Adapun perawatan terhadap komponen-komponen sistem pelumas dapat dilihat pada


tabel berikut ini
Tabel 4. Waktu perawatan komponen – komponen pada sistem pelumasan mesin
induk.
N o. Komponen 10 hari 2 bulan Keterangan
a. Karter  Di bersihkan

b. Pompa oli  Spare part diganti

c. Filter oli Diganti baru



Mengecat
d. Pompa air laut 

e. Oil cooler  Dibersihkan

30
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Dari hasil kegiatan Kerja Praktek Akhir, dapat di tarik kesimpulan sebagai
berikut :
a. Sistem pelumasan pada mesin induk di KM Sahabat Niaga adalah sump basah
maksudnya ialah minyak pelumas ditekan dan di alirkan melalui bagian saluran
dengan menggunakan pompa oli kesemua bagian yang membutuhkan pelumasan
seperti beberapa bantalan, poros, batang penggerak, pipa didalam kerangka mesin.
b. Perawatan komponen pada sistem pelumasan mesin induk yang terpenting adalah
menambahan minyak pelumas, mengecek minyak pelumas, pergantian minyak
pelumas serta perawatan yang dilakukan pada masing – masing komponen pada
sistem pelumasan mesin induk.
5.2 SARAN
a. Sebaiknya dilakukan perbaikan mesin induk agar tidak selalu di lakukan
penambahan minyak pelumas tiap sip atau tiap jam kerja karena hampir setiap jam
kerja di lakukan penambahan minyak pelumas sebanyak 2 liter yang disebabkan
oleh kebocoran pada seal, bearing, paking dan juga panas yang diakibatkan karena
pembakaran pada motor tersebut.
b. Pada saat perbaikan kapal di darat sebaiknya perhatikan peralatan agar tidak tertukar
dengan pihak teknisi darat yang ikut memperbaiki mesin yang rusak.
c. Sebaiknya memberi cadangan untuk pompa air laut agar di saat pompanya rusak
dapat digunakan pompa cadangan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar dan T Koitchi, 2008. Motor Diesel Putaran Tinggi. PT Pradnya Paramita
Jakarta.
Arsal, 2008.Laporan PraktekKerja Lapangan pada PT.PLN (Persero) WILAYAH VIII Sektor Tello.
UNHAS, Makassar.
Daryanto, 1999. Reprasi Sistem Pelumasan Mobil. PT Bumi Aksara, Jakarta
Karyanto E, 2008. Penuntun pratikum teknologi perlengkapan mesin diesel(Pelumas, Pendingin,
Turbocharged, Listrik). Restu Agung, Jakarta
Supraptono, 2004. Bagian mesin yang di lumasi
V.L.Maleev, 1996. Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel. Erlangga, Jakarta
Supraptono, 2004. Bagian mesin yang di lumasi
Jauhari, L. 2012. Sistem Pelumasan Pada Motor Diesel. http://www.bppp-tegal.com. Diakses tanggal
02 November 2015
www.Otomotifnet.com Diakses tanggal 30 oktober 2015
www.Forumotomotif.com Diakses tanggal 16 november 2015
KM. Sahabat Niaga Diambil Tanggal 10 Januari 2016

32
Lampiran I

LembarKuesioner

1. Data Mesin Induk


- Merek.. - Urutan Pembakaran.. - Jenis Bahan Bakar..
- Model.. - Pelumas.. - Jenis Mesin..
- Tipe.. - Sistem Pendingin\.. - Diameter Selinder..
- Daya Mesin.. - Sistem Pelumas.. - Panjang Langkah Torak..
- Putaran Mesin.. - Sistem Start.. - Pabrik Pembuatan..

2. Data Komponen – Komponen Sistem Pelumas.


- Bak/Karter Minyak Pelumas :
 Tipe..
 No Seri..
 Tempat Pembuatan..
 Merek..
 Buatan..
 Tahun Pembuatan..
- Pompa Minyak Pelumas :
 Tipe..
 No Seri..
 Tempat Pembuatan..
 Merek..
 Buatan..
 Tahun Pembuatan..
 Kapasitas Pompa Oil
- Saringan/Filter Minyak Pelumas :
 Tipe..
 No Seri..
 Tempat Pembuatan..
 Merek..
 Buatan..
 Tahun Pembuatan..
- Pendingin Minyak Pelumas (Oil Cooler) :
 Tipe..
 No Seri..
 Tempat Pembuatan..
 Merek..
 Buatan..
 Tahun Pembuatan..
- Pengatur Tekanan Oli :
 Tipe..
 No Seri..
 Tempat Pembuatan..
 Merek..
 Buatan..
 Tahun Pembuatan..
3. Mengetahui sistem pelumas pada motor induk……

4. Mengetahui kapan dilakukan perawatan masing – masing komponen didalam sistem pelumas……

33
5. Mengetahui perawatan masing – masing komponen didalam sistem pelumas pada motor induk…..

Lampiran 2

ANGKET PERAWATAN TERENCANA

Bagian Tindakan Perawatan Kondisi Akibat


Bagian
Pelumas
Bak minyak
pelumas

Pompa
minyak
pelumas
Saringan
minyak
pelumas
Pendingin
minyak
pelumas
Pengatur
tekanan
minyak
pelumas

ANGKET PERAWATAN TIDAK TERENCANA


Bagian - Kondisi Akibat Tindakan Perawatan
Bagian
Pelumas
Bak minyak
pelumas
Pompa
minyak
pelumas
Saringan
minyak
pelumasi
Pendingin
minyak
pelumas (Oil
Cooler)
Pengatur
tekanan
minyak
pelumas

34
35

Anda mungkin juga menyukai