Makalah Kerajaan Demak
Makalah Kerajaan Demak
KERAJAAN DEMAK
Penasaran seperti apa sejarah tentang Kerajaan Demak? Tidak ada salahnya untuk
belajar sejarah terutama sejarah atas bangsa sendiri. Karena akan selalu ada hikmah
yang bisa diambil untuk bisa dijadikan pelajaran di masa depan. Salah satunya adalah
mempelajari tentang sejarah lengkap Kerajaan Demak, silsilah, masa Kejayaan hingga
runtuhnya Kerajaan Demak.
Atas dukungan yang diberikan oleh Walisongo tersebut, terutama oleh perintah Sunan
ampel, maka Raden Fatah ditunjuk untuk mengajarkan agama Islam dan membuka
sebuah pesantren yang berada di glagah wangi. Tidak lama dari itu, tempat ini pun
banyak dikunjungi oleh masyarakat.
Tidak hanya untuk menimba ilmu agama dan ilmu pengetahuan lainnya, melainkan
untuk melakukan perdagangan. Lama kelamaan Glagah Wangi berubah menjadi
pusat ilmu pendidikan dan pusat perdagangan masyarakat. Dan menjadi pusat
kerajaan Islam pertama yang berdiri di tanah Jawa.
Kerajaan ini didirikan oleh Raden Fatah atas dukungan dan restu oleh Para
Walisongo. Diperkirakan kerajaan ini berdiri sekitar tahun 1478 M. Sebelum menjadi
Kerajaan Demak, awalnya kawasan ini merupakan daerah kekuasaan Kerajaan
Majapahit pada masa Brawijaya V. kala itu, Demak merupakan sebuah kadipaten
yang lebih dikenal dengan nama “Glagah Wangi” yang menjadi wilayah dari
Kadipaten Jepara.
Pada kala itu, merupakan satu-satunya kadipaten yang memiliki adipati yang
beragama Islam. Namun setelah kerajaan Majapahit mengalami kemunduran, Demak
mulai memisahkan diri dari Ibu kota Bintoro. Yang kemudian oleh Raden Fatah
Kerajaan Demak didirikan atas restu dan dukungan para walisongo.
Tidak membutuhkan waktu yang lama Kerajaan Demak mampu menjadi pusat
perdagangan beserta pusat pendidikan. Banyak orang berdatangan untuk melakukan
perdagangan dan menuntut ilmu. Hal ini tidak terlepas dari lokasi Demak yang sangat
strategis. Yaitu diapit oleh pelabuhan kerajaan Mataram Kuno dan pelabuhan Jepara.
Karena lokasi inilah membuat Demak menjadi salah satu kerajaan yang cukup
berpengaruh di Nusantara.
Berdirinya Kerajaan Demak ditandai dengan adanya condro sengkolo “Sirno Ilang
Kertaning Bumi”. Sinangkelan Kerajaan Demak yaitu “Geni Mati Siniram Janmi”
yang memiliki arti tahun soko 1403 atau 1481 M. Menurut cerita Rakyat, pada saat
berkunjung ke Glagah Wangi orang pertama yang dijumpai oleh Raden Fatah adalah
Nyai Lembah. Nyai Lembah ini berasal dari Rawa pening.
Atas saran yang diberikan oleh Nyai Lembah ini, Raden Fatah bermukim di desa
Glagah wangi yang saat ini lebih dikenal dengan nama “Bintoro Demak”. Pada
perkembangannya, bintoro Demak inilah yang menjadi ibu kota Negara Kerajaan
Demak.
Adapun asal usul Kota Demak ada beberapa pendapat yang menyatakan. Beberapa
pendapat tersebut antara lain adalah:
1. Menurut Prof. Purbotjaroko, Demak berasal dari kata Delemak. Yang artinya
tanah yang mengandung air ( rawa)
2. Menurut Prof. R.M. Sutjipto Wiryosuparto, Demak berasal dari bahasa kawi
yang artinya pegangan atau pemberian.
3. Menurut Sholichin salam dalam bukunya “sekitar walisongo “ menyatakan
bahwa prof. Dr.Hamka berpendapat , Kota Demak adalah berasal dari bahasa
arab “ Dimak” yg artinya air mata . menggambarkan kesulitan dalam
menegakkan Agama Islam pada waktu itu.
Raja pertama dari Kerajaan Demak kala itu adalah Raden Fatah yang memiliki ibu
yang beragama Islam yang berasal dari Jeumpa Pasai. Letak Kerajaan Demak ini
sangat strategis yaitu diapit oleh dua pelabuhan besar yakni Pelabuhan Jepara dan
Pelabuhan Kerajaan Majapahit Kuno.
Selain itu, Kerajaan Demak juga berada pada tepi selat antara Gunung Muria dan
Jawa. Sebelumnya selat tersebut memiliki ukuran yang besar yang memisahkan antara
semarang menuju Rembang. Kerajaan Demak juga memiliki lokasi yang strategis
untuk pertanian dan juga perdagangan.
1. Bahwa bekas kesultanan Demak itu tidak ada. Dengan keterangan bahwa raden
Patah mulai menyebarkan agama Islam di Demak adalah semata-mata untuk
kepentingan agama Islam.
Pendirian masjid Demak bersama para Walisongo merupakan lambang
Kesultanan Demak. Adapun tempat kediaman Raden Patah bukan berupa istana
yang megah, tetapi sebuah rumah biasa yang letaknya diperkirakan sekitar stasiun
Kereta Api sekarang, tempat itu dinamakan “Rowobatok “
2. Bahwa pada umumnya letak masjid tidak terlalu jauh dari istana. Diperkirakan
letak Keraton Demak berada ditempat yang sekarang didirikan Lembaga
Pemasyarakatan (sebelah timur alun-alun). Dengan alasan bahwa pada zaman
kolonial ada unsur kesengajaan menghilangkan bekas kraton.
Pendapat ini didasarkan atas adanya nama-nama perkampungan yang mempunyai
latar belakang historis. Seperti nama: Sitihingkil (Setinggil), Betengan,
Pungkuran, Sampangan dan Jogoloyo.
Kerajaan Mataram – Tanah Jawa dari dulu memang terkenal dengan kerajaan-kerajaan
yang ceritanya sudah sangat melegenda. Seperti halnya dengan Kerajaan Mataram di Jawa
Tengah yang terbagi menjadi 2 yaitu Mataram Kuno dan Mataram Islam. Keberadaan ke-2
kerajaan tersebut dijelaskan oleh peninggalan sejarah berupa prasasti-prasasti.
Ke-2 kerajaan tersebut sama-sama diperintah oleh raja-raja secara turun temurun.
Mataram kuno (Mataram Hindu) adalah sebutan untuk 2 dinasti yaitu Dinasti Sanjaya dan
Dinasti Syailendra. Dinasti Sanjaya ini bercorak Hindu didirikan pada tahun 732 M oleh
Sanjaya. Sedangkan Dinasti Syailendra bercorak Budha Mahayana didirikan oleh Bhanu
tahun 752 M. Ke-2 dinasti ini berkuasa di daerah Jawa Tengah bagian selatan.
Sedangkan Mataram Islam merupakan Kerajaan Islam yang berdiri sekitar abad ke-16 di
pulau Jawa. Kerajaan ini dipimpin oleh dinasti yang mengaku sebagai keturunan dari
Kerajaan Majapahit. Yaitu keturunan dari Ki Ageng Sela dan juga Ki Ageng Pemanahan
yang mana keduanya adalah raja-raja besar Mataram Islam.
Karena antara Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra bersaing maka secara bergantian
mereka memerintah Mataram. Raja-raja yang memerintah Mataram tentu saja berasal dari
kedua dinasti tersebut. Dalam prasasti Wanua Tengah III (908) M dan prasasti Mantyasih
(907) M disebutkan nama dari raja-raja Mataram adalah sebagai berikut:
Seperti halnya dengan kerajaan-kerajaan lain di tanah Jawa, Mataram Islam pernah dipimpin
oleh 6 raja. Raja-raja tersebut secara turun temurun bergantian berkuasa di Mataram Islam
Ini. Adapun urutan raja-raja yang pernah memerintah Mataram Islam tersebut adalah:
1. Ki Ageng Pemanahan
2. Panembahan Senapati
3. Raden Mas Jolang
4. Raden Mas Rangsang
5. Amangurat I
6. Amangkurat II
Sebagai kerajaan yang terdiri atas 2 dinasti yang berbeda Mataram Kuno juga memiliki
benda-benda bersejarah. Benda-benda itu sebagai bukti nyata dari keberadaan kerajaan
beserta tahun naik tahta raja-raja tersebut. Bukti sejarah Mataram Kuno ini berupa prasasti-
prasasti antara lain adalah:
Prasasti Canggal (732): Sanjaya adalah pendiri Kerajaan Lingga yang terkenal kaya
raya dengan padi dan emasnya.
Prasasti Balitung (907): Pemberian hadiah tanah kepada 5 patih di Mantyasih berkat
jasa-jasanya.
Prasasti Kalasan ( 778): Pembuatan bangunan suci untuk Dewi Tara dan sebuah
biara bagi para pendeta.
Prasasti Kelurak (782): Pembuatan arca Manjustri sebagai perwujudan sang Budha
(Brahma, Siwa, dan Wisnu).
Prasasti Ratu Boko (856): Menceritakan kekalahan Balaputradewa yang kemudian
lari ke Sriwijaya dan menjadi raja disana.
Prasasti Nalanda (860): Menceritakan asal-usul raja Balaputradewa.
Prasasti Ligor (860): Dibuat raja Balaputradewa yang mengaku cucu raja Jawa dari
dinasti Syailendra.
Prasasti Wanua Tengah III (908): Mengungkap secara lengkap silsilah raja-raja
Mataram Kuno dan ditemukan di daerah Temanggung Jawa Tengah.
Keberadaan prasasti-prasasti tersebut sebagai bukti nyata kalau Mataram Kuno memang
benar-benar ada. Selain itu melalui prasasti ini bisa diketahui silsilah raja-raja dan tahun naik
tahta dari raja tersebut. Hingga kini prasasti-prasasti tersebut masih disimpan dengan baik di
museum Arkeologi Yogyakarta.
Peninggalan Kerajaan Mataram Islam
Kebudayaan Mataram Islam pada masa itu mengalami kemajuan yang sangat pesat
seperti seni ukir, lukis, patung, dan hias. Apalagi pada saat pemerintahan Sultan Agung yang
memadukan unsur budaya Islam dengan budaya Hindu-Jawa. Adapun bentuk peninggalan
bersejarah pada jaman Mataram Islam itu antara lain adalah:
Candi Bentar: Terletak di makam Sunan Tembayat di daerah Klaten dan dibuat pada
masa pemerintahan Sultan Agung.
Kalender Jawa: Merupakan hasil karya Sultan Agung berdasarkan perputaran bulan.
Buku Sastragending: Buku ini merupakan karya filsafat dari Sultan Agung.
Surya Alam: Karya dari Sultan Agung yang berupa kitab undang-undang.
Perayaan Sekaten: Untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan
cara mengarak gunungan dari keraton menuju depan Masjid Agung.
Dalam kepercayaan masyarakat Mataram Islam antara Gunung Berapi dan Laut Selatan
mempunyai arti secara filosofis. Keduanya dipercaya sebagai bentuk keseimbangan
kehidupan masyarakat Kerajaan Mataram Islam. Mereka juga percaya jika salah satu istri
Raja Mataram adalah Nyi Roro Kidul sebagai makhluk halus penguasa pantai selatan
Yogyakarta.
BAB III
KERAJAAN BANTEN
Kerajaan Banten – Pada sekitar abad ke 16 berdirilah kerajaan Islam di Tatar Pasundan
tepatnya di propinsi Banten Indonesia. Kerajaan Islam tersebut adalah Kerajaan Banten yang
hampir selama 3 abad mampu bertahan hingga mencapai kejayaan.
Wilayah kerajaannya meliputi sebelah barat dari pantai Jawa sampai ke Lampung.
Kesultanan Demak sangat berperan aktif dalam penyebaran Islam di tanah Jawa.
Pada masa kejayaan pemerintahan Banten ini datanglah penjajah dari negara Eropa sambil
menanamkan pengaruh buruknya.
Perang antar saudara dan persaingan kekuatan global sering terjadi dalam memperebutkan
sejumlah perdagangan dan sumber daya manusia. Selain itu ada rasa ketergantungan akan
persenjataan sehingga melemahkan hegemonikerajaan Banten atas wilayahnya.
Kekuatan politik kerajaan Islam ini akhirnya runtuh sekitar tahun 1813 dengan
dihancurkannya Istana Surosowan. Istana ini merupakan simbol kekuasaan kerajaan Islam
Banten di Kota Intan.
Pada masa-masa terakhir pemerintahannya raja-raja di Banten kedudukannya tidak lebih dari
seorang raja bawahan dari pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Sekitar awal abad ke-16 Kerajaan Pajajaran yang beragama Hindu mempunyai bandar-bandar
penting seperti Sunda Kelapa (Jakarta), Banten dan Cirebon.
Kerajaan Pajajaran ini mengadakan kerja sama dengan pemerintahan Portugis sehingga
Portugis diizinkan untuk mendirikan benteng dan kantor dagang di sini. Seluruh
perekonomian di tanah Sunda Kelapa pada saat itu dikuasai oleh Portugis.
Guna membendung pengaruh dari Portugis di wilayah Pajajaran ini Sultan Trenggono dari
Kerajaan Demak memberi perintah kepada Fatahilah.
Sejak saat itulah nama “Sunda Kelapa” diubah namanya menjadi “Jayakarta” atau “Jakarta”
yang artinya kota kemenangan. Maka tanggal 22 Juni oleh pemerintah Indonesia ditetapkan
sebagai hari jadi kota Jakarta.
Seluruh pantai utara di Jawa Barat akhirnya bisa dikuasai Fatahilah sehingga lambat laun
agama Islam tersebar di seluruh Jawa Barat.
Fatahilah kemudian menjadi ulama besar (wali) dengan memakai gelar Sunan Gunung Jati di
Cirebon. Tahun 1552 putra dari Fatahilah yaitu Hasanuddin diangkat jadi penguasa Banten,
sedangkan putranya yang lain Pasarean jadi penguasa di Cirebon.
Fatahilah mendirikan pusat kegiatan keagamaan Islam di Gunung Jati Cirebon hingga
akhirnya beliau wafat pada tahun 1568.
Raja-raja yang berkuasa di tanah Banten pasti mengalami pasang surut sendiri-sendiri.
Berikut ini urutan raja-raja yang pernah berkuasa di kerajaan Islam Banten Jawa Barat, yaitu:
1. Sultan Hasanuddin
Pada saat terjadi perebutan kekuasaan di Demak daerah Cirebon dan Banten masing-masing
berusaha untuk melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan Demak.
Akhirnya Cirebon dan Banten terlepas dari pengaruh Demak dan menjadi kerajaan berdaulat.
Maka Sultan Hasanuddin akhirnya menjadi raja Banten pertama yang berkuasa selama 18
tahun yaitu 1552-1570 M.
Dibawah pemerintahan beliau pelabuhan Banten berhasil menjadi pelabuhan yang ramai
dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai negara di dunia.
2. Maulana Yusuf
Merupakan putra Sultan Hasanuddin yang memerintah Banten dari tahun 1570 – 1580 M.
Sekitar tahun 1579 Maulana Yusuf berhasil menaklukkan kerajaan Pajajaran di Pakuan
Bogor sekaligus menyingkirkan rajanya Prabu Sedah.
Ini mengakibatkan rakyat Pajajaran banyak yang mengungsi ke daerah pegunungan dan
sampai sekarang dikenal sebagai orang-orang Baduy di Rangkasbitung Banten.
3. Maulana Muhammad
Begitu Sultan Maulana Yusuf wafat putra beliau yang bernama Maulana Muhammad naik
tahta saat usia 9 tahun. Karena Maulana Muhammad masih begitu muda maka pemerintahan
dijalankan oleh Mangkubumi Jayanegara sampai beliau dewasa (1580-1596).
Setelah memerintah selama 16 tahun, Sultan Maulana Muhammad akhirnya meninggal dalam
pertempuran di Kesultanan Palembang pada usia ke-97 tahun.
Dalam usia 5 bulan Pangeran Ratu akhirnya menjadi sultan Kerajaan Banten ke empat (1596-
1651). Sambil menunggu pangeran dewasa untuk sementara pemerintahan dijalankan
Mangkubumi Ranamanggala.
Pada saat inilah pertama kali bangsa Belanda dengan
pimpinan Cornelis De Houtman mendarat di daerah Banten tanggal 22 Juni 1596.
Beliau mengangkat putranya jadi raja pembantu bergelar Sultan Abdul Kahar (Sultan Haji).
Namun akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa merasa kecewa dengan Sultan Haji karena telah
menjalin kerjasama dengan Belanda.
Perang saudara akhirnya terjadi dan Sultan Haji meminta bantuan Belanda untuk menyerang
Sultan Ageng Tirtayasa. Akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap dan dipenjara di
Batavia hingga wafat tahun 1691 M.
Selama pemerintahan berlangsung kurang lebih 3 abad lamanya kerajaan Islam di Banten ini
telah meninggalkan beberapa bukti kejayaannya.
Bukti-bukti peninggalan kerajaan inilah yang bisa menceritakan kalau di pulau Jawa pernah
ada kerajaan Islam terbesar. Beberapa peninggalan kerajaan yang telah membuktikan
kejayaan pada masa itu antara lain adalah :
Bangunan Masjid ini merupakan bukti peninggalan dari Kerajaan Banten sebagai satu-
satunya kerajaan Islam di Indonesia.
Masjid tersebut dibangun tahun 1652 hingga kini masih berdiri kokoh dan terletak di desa
Banten Lama, kecamatan Kasemen. Ini merupakan satu dari 10 masjid tertua yang ada di
Indonesia sampai sekarang ini.
2. Danau Tasikardi
Letaknya di sekitar Istana Kaibon dan merupakan danau buatan yang dibuat sekitar tahun
1570 – 1580 pada masa Sultan Maulana Yusuf.
Luas danau Tasikardi dulu sekitar 5 hektar dan dilapisi dengan batu bata dan ubin. Fungsi
dari danau ini dulu sebagai sumber mata air keluarga kerajaan dan saluran irigasi sawah di
sekitar Banten.
3. Vihara Avalokitesvara
Vihara ini sebagai salah satu bukti kalau pada jaman kerajaan Islam toleransi antar umat
beragama tetap terjaga dengan baik. Tempat ibadah bagi umat Budha tersebut hingga saat ini
masih terawat dan berdiri kokoh. Keunikan dari Vihara Avalokitesvara adalah pada
dindingnya terdapat relief yang menceritakan legenda siluman ular putih.
4. Meriam Ki Amuk
Di dalam benteng Speelwijk terdapat beberapa jenis meriam dan salah satu meriam yang
paling besar ukurannya adalah meriam Ki Amuk. Meriam ini memiliki daya tembak yang
sangat jauh dengan daya ledakan luar biasa. Ini merupakan hasil rampasan raja Banten
terhadap Belanda pada masa perang.
Peninggalan sejarah Kerajaan Banten juga ada yang berupa Istana dan Benteng. Istana dan
benteng tersebut ialah :
Istana Keraton Kaibon. Dulunya istana ini sebagai tempat tinggalnya Bunda Ratu
Aisyah (ibunya Sultan Syaifudin).
Istana Keraton Surosowan. Istana ini merupakan tempat tinggal sekaligus sebagai
pusat pemerintahan Sultan Banten.
Benteng Speelwijk. Benteng ini dibangun sebagai bentuk poros pertahanan maritim
kekuasaan raja di masa lalu. Benteng Speelwijk ini dibangun pada tahun 1585 dengan
ketinggian 3 meter serta memiliki mercusuar.
Begitu banyak peninggalan sejarah kerajaan Islam di Banten ini yang wajib kita lestarikan.
Ini semua membuktikan kalau raja-raja Banten pada masa pemerintahannya.
Benar-benar sangat tangguh dan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Selain itu juga
sebagai bukti kalau raja-raja tanah Jawa dan rakyat pada masa itu sudah memerangi penjajah.
BAB IV
KERAJAAN GORONTALO
Sejarah Kerajaan Gorontalo
Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan
nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa:
Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili.
Melalui berbagai cara, baik damai maupun paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk
membentuk Kerajaan Gowa.
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses
yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari Suku
Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Wilayah kerajaan ini
sekarang berada di bawah Kabupaten Gowa dan beberapa bagian daerah sekitarnya.
Sebagai akibatnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Makasar.
Akibat persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibukota kerajaan Makasar.
Dan secara terpaksa kerajaan Makasar harus mengakui kekalahannya dan menandatangai
perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya tentu sangat merugikan kerajaan Makasar.
Mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 – 1669).
Pada masa pemerintahannya Makasar berhasil memperluas wilayah kekuasaannya yaitu
dengan menguasai daerah-daerah yang subur serta daerah-daerah yang dapat menunjang
keperluan perdagangan Makasar. Ia berhasil menguasai Ruwu, Wajo, Soppeng, dan
Bone.Perluasan daerah Makasar tersebut sampai ke Nusa Tenggara Barat.
Daerah kekuasaan Makasar luas, seluruh jalur perdagangan di Indonesia Timur dapat
dikuasainya. Sultan Hasannudin terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi
asing. Oleh karena itu ia menentang kehadiran dan monopoli yang dipaksakan oleh VOC
yang telah berkuasa di Ambon. Untuk itu hubungan antara Batavia (pusat kekuasaan VOC di
Hindia Timur) dan Ambon terhalangi oleh adanya kerajaan Makasar. Dengan kondisi tersebut
maka timbul pertentangan antara Sultan Hasannudin dengan VOC, bahkan menyebabkan
terjadinya peperangan. Peperangan tersebut terjadi di daerah Maluku.
Peninggalan
2. Masjid Katangka
Kehidupan Politik
Orang Makassar yang terkenal sebagai pelaut ulung menggunakan perahu pinisi sebagai alat
transportasi. Mereka berani menyeberang lautan menuju negara-negara yang sangat jauh
bahkan sampai Madagaskar dan Afrika Selatan.
Fadhla Ijlal
M. Alfito Ghifari
Sayyid Halim
Tb. Rafiansyah. A
Kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim dan berkembang sebagai pusat perdagangan
di Indonesia bagian Timur.
3. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan banyak pedagang-
pedagang yang pindah ke Indonesia Timur.
Kehidupan Ekonomi
Kerajaan atau Kesultanan Gowa Tallo adalah salah satu kerajaan besar dan sukses yang ada
di wilayah Sulawesi Selatan.
Kerajaan Gowa-Tallo merupakan kerajaan kembar yang membentuk persekutuan tahun 1528
dengan nama Makassar. Kerajaan ini terletak di tepi jalur utama perdagangan antara Malaka–
Maluku. Dampaknya adalah tempat ini menjadi persinggahan para pedagang yang datang dari
berbagai kawasan. Semakin lama, Makassar memainkan peranan penting di dalam pelayaran
dan perdagangan di Nusantara.
Walaupun perjanjian telah diadakan, tetapi perlawanan Makasar terhadap Belanda tetap
berlangsung. Bahkan pengganti dari Sultan Hasannudin yaitu Mapasomba (putra
Hasannudin) meneruskan perlawanan melawan Belanda.Untuk menghadapi perlawanan
rakyat Makasar, Belanda mengerahkan pasukannya secara besar-besaran. Akhirnya Belanda
dapat menguasai sepenuhnya kerajaan Makasar, dan Makasar mengalami kehancurannya.
Dan masyarakat Makasar sangat percaya terhadap norma-norma tersebut.Di samping norma
tersebut, masyarakat Makasar juga mengenal pelapisan sosial yang terdiri dari lapisan atas
yang merupakan golongan bangsawan dan keluarganya disebut dengan
“Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan disebut “to Maradeka” dan masyarakat
lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya disebut dengan golongan “Ata”.
Pelayaran dan perdagangan di Makasar diatur berdasarkan hukum niaga yang disebut
dengan ADE’ ALOPING LOPING BICARANNA PABBALUE, sehingga dengan adanya
hukum niaga tersebut, maka perdagangan di Makasar menjadi teratur dan mengalami
perkembangan yang pesat.
Selain perdagangan, Makasar juga mengembangkan kegiatan pertanian karena Makasar juga
menguasai daerah-daerah yang subur di bagian Timur Sulawesi Selatan.
TUGAS MAKALAH
ARNAWATI
KALISTA
SABARIA
ISMAYANTI
WA ODE RAHMAWATI K
LA ODE KARISMAN
DENI BAHARUDIN