NIM : 11781101615
KELAS : A PETERNAKAN
PROSEDUR 1
Ada tigaa cara dalam teknik pemeliharaan sapi, yaitu pemeliharaan secara
intensif,semi intensif dan ekstensif.
Cara menentukan umur ternak sapi yaitu dengan cara Recording pada ternak,
mengamati gigi ternak, wawancara dengan peternak, mengamati bulu dan tingkah
laku ternak.
Sapi perah dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sapi perah daerah sub tropis dan sapi
perah daerah trofis.
Masitis
Tuberkolosis ( TBC )
Brucellosus ( Keguguran )
Ringworm
Milk fever
Ketosis ( Acetonemia )
Kembung ( Timpani )
Masitis
Tuberkolosis ( TBC )
Brucellosus ( Keguguran )
Ringworm
Milk fever
Ketosis ( Acetonemia )
Kembung ( Timpani )
Beberapa gangguan/ penyakit reproduksi yang perlu diwaspadai pada ternak ssapi perah:
Sista ovarium;
Subestrus dan birahi tenang;
Anestrus dan
Ovulasi tertunda.
PROSEDUR 2
Kenali semua faktor resiko dan penyebab penyakit, kemudian lakukan vaksinasi untuk
penyakit-penyakit tertentu (spesifik).
Lakukan vaksinasi!:
- Vaksinasi efektif untuk pencegahan beberapa penyakit penting
pada sapi
- Dasar pengambilan keputusan untuk vaksinasi adalah pertimbangan apakah penyakit
dapat merugikan ekonomi danbiaya vaksinasi terjangkau
- Vaksinasi juga penting untuk penyakit-penyakit zoonosis
Penyakit clostridial
Enterotoxemia
Blackleg
malignant edema
bacillary haemoglobinuria
black disease
penyakit zoonosis merupakan penyakit yang secara alamiah dapat menular diantara
hewan vertebrata dan manusia. Penyebaran penyakit zoonosis yang cukup sering
ditemukan antara lain :
PROSEDUR 3
Pencegahan
Usaha-usaha pencegahan terutama ditujukan kepada tindakan sanitasi dan
tatalaksana. Tindakan sanitasi dilakukan : a) Sisa–sisa abortus yang bersifat infeksius
disucihamakan dengan membakar fetus dan plasenta dan vagina yang mengeluarkan
cairan harus diirigasi (disinfektan/antibiotik) selama 1 minggu, disinfektan yang dapat
dipakai yaitu phenol, kresol, ammonium, kuaterner, biocin dan lisol; b) Hindarkan
perkawinan antara pejantan dengan betina yang mengalami keluron. Apabila pejantan
mengawini betina tersebut, maka penis dan preputium disucihamakan, anak yang lahir
dari induk penderita brucellosis sebaiknya diberi susu dari ternak lain yang sehat.
Kandang ternak penderita dan peralatannya harus disucihamakan serta ternak pengganti
jangan segera dimasukkan.
Ternak pengganti yang tidak punya sertifikat “bebas brucellosis” dapat dimasukkan
apabila setelah dua kali uji serologis dengan waktu 30 hari memberikan hasil negatif.
Ternak pengganti yang mempunyai “sertifikat bebas brucellosis” dilakukan uji serologis
dalam selang waktu 60 sampai 120 hari setelah dimasukkan ke dalam kelompok ternak.
Pengawasan lalu lintas ternak harus dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ke
daerah lain yang lebih luas.
PROSEDUR 1
Pilih tatalaksana manajemen dan pengobatan yang memadai, untuk mencegah penyakit
atau gangguan-gangguan yang umum terjadi.
4. Kondisi perkandangan
PROSEDUR 2
Kenali semua faktor resiko dan penyebab penyakit, kemudian lakukan vaksinasi,
Desinfeksi dan Sanitasiuntuk penyakit-penyakit tertentu (spesifik).
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk
menimbulkan kekebalan alami. Vaksin dibagi menjadi dua yaitu vaksin aktif adalah
vaksin yang mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama dari pada
vaksin inaktif atau pasif.
Secara umum ada 3 metode vaksinasi ayam broiler: suntik, tetes mata dan air minum.
a. desinfeksi dilakukan pada setiap kendaraan yang keluar masuk lokasi peternakan;
b. tempat/bak untuk cairan desinfektan dan tempat cuci tangan disediakan dan diganti
setiap hari dan ditempatkan di dekat pintu masuk lokasi kandang/peternakan;
c. pembatasan secara ketat terhadap keluar masuk material, hewan/unggas, produk
unggas, pakan, kotoran unggas, alas kandang, dan liter yang dapat membawa penyakit
unggas;
d. semua material dilakukan desinfeksi dengan desinfektan baik sebelum masuk maupun
keluar lokasi peternakan;
e. pembatasan secara ketat keluar masuk orang dan kendaraan dari dan ke lokasi
peternakan;
f. setiap orang yang menderita sakit dapat membawa penyakit unggas agar tidak
memasuki kandang;
g. setiap orang yang akan masuk dan keluar lokasi kandang, harus mencuci tangan
dengan sabun/desinfektan dan mencelupkan alas kaki ke dalam tempat/bak cairan
desinfektan;
h. setiap orang yang berada di lokasi kandang harus menggunakan pelindung diri seperti
pakaian kandang, sarung tangan, masker (penutup hidung/mulut), sepatu boot dan
penutup kepala;
i. mencegah keluar masuknya tikus, serangga, dan unggas lain seperti itik, entok, burung
liar yang dapat berperan sebagai vektor penyakit ke lokasi peternakan;
j. kandang, tempat makan dan minum, tempat pengeraman ayam, sisa alas kandang/litter
dan kotoran kandang dibersihkan secara berkala sesuai prosedur;
k. tidak diperbolehkan makan, minum, meludah, dan merokok selama berada di lokasi
kandang;
l. tidak membawa ayam pedaging yang mati atau sakit keluar dari area peternakan;
m. ayam pedaging yang mati di dalam area peternakan harus dibakar dan dikubur sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
n. kotoran ayam pedaging diolah misalnya dengan dibuat kompos sebelum kotoran
dikeluarkan dari area peternakan; dan
o. air kotor hasil proses pencucian agar langsung dialirkan keluar kandang secara terpisah
melalui saluran limbah ke dalam tempat penampungan limbah, sehingga tidak
tergenang di sekitar kandang atau jalan masuk lokasi kandang.
Beberapa penyakit yang perlu diantisipasi dengan vaksinasi, Desinfeksi dan Sanitasi
Tetelo (Newcastle Disease)
Chronic Respiratory Disease (CRD)
Kolibasislosis
Infectious Coryza (Snot)
Omphalitis
PROSEDUR 3
Tindakan Pengamanan Penyakit
PROSEDUR 4
Pelaksanaan Biosekuriti
Pelaksanaan biosekuriti dalam budi daya ayam pedaging yang baik pada
perusahaan peternakan sebagai berikut:
Tata Laksana
a. lokasi peternakan berpagar dengan satu pintu masuk dan di pintu masuk dilakukan
penyemprotan desinfektan;
b. tata letak bangunan/kandang sesuai dengan peruntukannya;
c. rumah tempat tinggal, kandang ayam pedaging dan kandang hewan lain ditata pada
lokasi yang terpisah;
d. pemilik/manajer harus mampu membatasi masuknya orang, hewan dan peralatan ke
peternakan;
e. area parkir efektif, berpagar, dan diberi gerbang;
f. prosedur pelaporan yang ketat keluar masuknya staf dan pengunjung ke peternakan
g. gunakan tanda di pintu gerbang dan di kantor.