MODUL I
LUKA/TRAUMA
SISTEM KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
LUKA/TRAUMA
Skenario 1.3
Seorang laki-laki berusia 21 tahun datang ke UGD RS diantar oleh temannya.
Berdasarkan keterangan teman pasien, pasien merupakan korban dari aksi
pembegalan sekitar setengah jam yang lalu.
Kata kunci
Laki-laki berusia 21 tahun.
Masuk UGD RS diantar oleh temannya.
Korban aksi pembegalan sekitar setengah jam yang lalu.
Pertanyaan
1. Deskripsi luka :1
a. Jumlah luka : 1 buah luka
b. Lokalisasi : terdapat satu buah luka pada bagian dada kiri atas
1. Letak axis : tidak bisa dihitung karena pada foto tidak terlihat garis
tengah tubuh
2. Letak ordinat : tidak bisa dihitung karena pada foto tidak terlihat garis
tengah tubuh
3. Regio : Hemithoraks sinistra superior
c. Ukuran luka : 10 mm
d. Jenis luka : luka tusuk
e. Bentuk luka : luka tembus berbentuk lonjong seperti celah, dan jika tautkan
rapat merupakan garis lurus yang arahnya mendatar
f.. Karakteristik luka :
1. Warna : merah
2. Tepi luka : regular
3. Batas luka : tegas
4. Ujung luka : salah satu ujung runcing
5. Jembatan jaringan : tidak ada
6. Dasar luka : tidak terlihat dari pemeriksaan luar
7. Tebing luka : tidak terlihat dari pemeriksaan luar
A. Anatomi2
Thorax
Thorax adalah sebuah rongga (= cavitas thoracis ) yang berisikan
viscera thoracis, merupakan bagian dari sistema cardiovascular dan
sistema respirasi. Selain itu cavitas thoracis dilalui oleh struktur-struktur
masuk dan keluar dari cavitas ini. Apertura choracis superior merupakan
lubang yang terbuka, sedangkan apertura thoracis inferior ditempati oleh
diaphragma thoracis. Dinding cavias thoracis mempunyai peranan yang
penting, yaitu sebagai pelindung viscera thoracis, alat respirasi dan pada
facies externanya terdapat mamma.
Lapisan otot pada dinding thorax dibagi menjadi tiga lapisan, sebagai
berikut :
1. lapisan superficial, meliputi otot-otot yang selain melekat dan
melindungi dinding thorax juga berperan pada gerakan extremitas
superior, serta merupakan bagian dari dinding ventral abdomen, seperti :
m.pectoralis major, m.pectoralis minor, m.rectus abdominis, m.obliquus
externus abdominis, m.serratus anterior, m.latissimus dorsi, m.trapezius,
m.rhomboideus major, m.rhomboideus minor, m.levator scapulae,
m.serratus posterior
2. lapisan intermedia terdiri atas dua lapisan otot, yaitu m.intercostalis
externus dan m.intercostalis internus
3. lapisan profundus dibentuk oleh m.subcostalis dan m.transversus
thoracis.
Vascularisasi dari thorax yaitu Arteria mammaria dan Arteria
intercostalis posterior. Vena intercostalis bearmuara kedalam vena
azygos dan vena hemi azygos. Sedangkan thorax diinnervasi oleh nervus
intercostalis
Mediastinum
Di dalam cavitas thoracis terdapat pulmo, pleura dan mediastinum.
Mediastinum sendiri adalah struktur yang terletak di bagian tengah
cavitas thoracis, berada di antara pleura parietalis sinister dan pleura
parietalis dexter (pleura mediastinalissinister et dexter). Meluas dari
sternum di bagian ventral sampai columna vertebralis di bagian dorsal.
Di sebelah cranial dibatasi oleh apertura thoracis superior, dan di bagian
caudal dibatasi oleh apertura thoracis inferior. Di dalam mediastinum
terdapat : pericardum + cor, pembuluh darah besar, seperti aorta, arteri
dan vena, trachea, oesophagus, nevus vagus, nervus phrenicus, ductus
thoracicus, kelenjar thymus, lymphonodus paratrachealis, jaringan ikat,
yang membuat mediastinum memjadi “ mobil “ dan dapat bergerak
mengikuti irama gerakan pulmo dan cor, serta mengikuti gerakan
oesophagus sewaktu menelan.
Oleh suatu bidang horizontal, yang melalui angulus sternalis Louisi
dan tepi caudal corpus vertebrae thoracalis IV, mediastinum dibagi
menjadi dua bagian, yaitu mediastinum superius dan mediastinum
inferius. Mediastinum inferius dibagi menjadi mediastinum anterius yang
berada di sebelah ventral pericardium, mediastinum medius yang
ditempati oleh pericardium dan mediastinum posterius yang terletak di
sebelah posterior pericardium.
B. Histologi3
c. Fisiologi4
d. Patomekanisme luka5
a. Apabila luka karena benda tajam mengenai dada kiri dan sampai ke jantung
akan menyebabkan perdarahan yang hebat. Perdarahan ini apabila terjadi
terus-menerus dalam waktu yang lama akan menimbulkan suatu keadaan yang
disebut syok hipovolemik. Yaitu suatu keadaan dimana terganggunya sistem
sirkulasi akibat dari volume darah dalam pembuluh darah yang berkurang.
Perdarahan yang terjadi akan menurunkan tekanan pengisian pembuluh darah
rata-rata dan menurunkan aliran darah balik ke jantung. Hal inilah yang
menimbulkan penurunan curah jantung. Curah jantung yang rendah dibawah
normal akan menimbulkan beberapa kejadian pada beberapa organ,
yaitu Ketika curah jantung turun tahanan vaskuler sistemik akan berusaha
untuk meningkatkan tekanan sistemik guna menyediakan perfusi yang cukup
bagi jantung dan otak melebihi jaringan lain. Kebutuhan energi untuk
pelaksanaan metabolisme di jantung dan otak sangata tinggi tetapi kedua sel
organ itu tidak mampu menyimpan cadangan energi. Sehingga keduanya
sangat bergantung pada ketersediaan oksigen dan nutrisi tetapi sangat rentang
bila terjadi iskemia yang berat untuk waktu yang melebihi kemampuan
toleransi jantung dan otak. Ketika tekanan arterial rata-ratan (mean arterial
presure / MAP) jatuh hingga < 60mmHg maka aliran ke organ akan turun
drastis dan fungsi sel disemua organ akan terganggu. Apabila hal ini terus-
menerus terjadi maka akan menimbulkan suatu yang disebt “gagal sirkulasi”
dan akan menimbulkan kematian. Seperti yang kita ketahui di rongga toraks
terdapat 2 organ vital yang sangat penting yaitu jantung dan paru-paru. Apabila
luka tusuk mengenai daerah dada (toraks) maka apabila mengenai jantung
maka akan menimbulkan kegagalan sirkulasi yang dapat mengancam jiwa
seseorang.
b. Pada kasus yang didapatkan lokasi luka tusuk terdapat didada kiri bagian atas,
maka organ yang dapat mengenai lokasi tersebut kemungkinan mengenai paru-
paru. Jika terkena paru-paru , maka akan menghambat sistem pernafasan. Hal
ini dapat terjadi apabila setelah terjadi luka, kemungkinan terjadi perdarahan
dan darah akan terakumulasi di paru-paru yang dapat menimbulkan
haemotorax. Dimana haemotorax ini dapat mengganggu pengembangan dari
paru yang akhirnya secara tidak langsung akan mengganggu pengambilan O2
sehingga terjadi gagal nafas dimana system pernapasan tidak mampu untuk
mempertahankan suatu keadaan pertukaran udara antara atmosfer dengan sel-
sel tubuh yang sesuai dengan kebutuhan tubuh normal. dan akhirnya
menyebabkan hypoxia dan apabila terjadi dalam waktu yang cukup lama dapat
mengakibatkan terjadinya iskemia pada berbagai organ dan berujung pada
kematian.
COD2
A1 : Hemothoraks
A2 : Pendarahan masif
A3: Penetrasi menembus kulit, jaringan otot hingga paru-paru
A4 : Luka tusuk
7. Perspektif Islam
Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 58
1. Gani, M.Husni, dr. DSF. Ilmu Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas : Padang
2. Snell, R. S. Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta: EGC.
3. Eroschenko, victor P. Atlas Histologi Difiore edisi 11. Penerbit buku kedokteran
EGC. Jakarta. 2008. Halaman 31, 124-129
4. Guyton AC, Hall J. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC
5. Amir, A., 2008. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Ketiga. Medan: FK
USU.
6. Herkutanto, Pusponegoro AD, Sudarmo S. Aplikasi trauma-related injury severity
score (TRISS) untuk penetapan derajat luka dalam konteks medikolegal. J I Bedah
Indonesia. 33(2):37-43
7.