Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KONSEP IPTEKS DALAM ISLAM

Oleh

Rizka Agustina

191810401026

Kelompok 7

Prodi S1 Biologi

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas Pendidikan Agama Islam 67

UNIVERSITAS JEMBER

2019

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. i

A. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. PERUMUSAN MASALAH ................................................................................ 2

C. PEMECAHAN MASALAH ................................................................................ 3

3.1 Konsep Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni ............................................ 3

3.2 Iman, Ilmu, dan Amal sebagai Kesatuan ................................................... 5

3.3 Keutamaan Orang Berilmu ......................................................................... 6

3.4 Tanggung Jawab Ilmuwan terhadap Lingkungannya.............................. 8

D. KESIMPULAN .................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 11

i
A. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman ini, perkembangan IPTEK sangatlah pesat. Perkembangan


IPTEK merupakan hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas,
memperdalam, dan mengembangkan IPTEK. Masyarakat zaman sekarang sangat
bergantung dan tidak dapat dipisahkan dari produk-produk IPTEK. Keperluan hidup
harian manusia modern mulai dari makan, minum, tidur, tempat tinggal, tempat
bekerja, alat-alat transportasi, sampai alat-alat komunikasi, alat-alat hiburan,kesehatan
dan semua aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari produk IPTEK.
Kita mengakui bahwa IPTEK memang telah mengambil peranan penting dalam
pembangunan dan memberikan bermacam-macam kemudahan pada manusia. Dengan
IPTEK dalam Islam, kita perlu mengembangkan potensi dan memanfaatkan sumber
daya alam dengan tetap berpegang teguh kepada al-Qur’an dan as-sunnah sebagai rasa
syukur kita terhadap sumber daya alam yang beranekaragam diciptakan untuk kita
semua.

1
B. PERUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah pada tentang konsep IPTEKS dalam Islam ialah
sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep Ilmu, Pengetahuan, Teknologi, dan Seni dalam Islam?
2. Bagaimana integrasi iman, ilmu, dan amal sebagai kesatuan?
3. Apa keutamaan orang berilmu?
4. Apa tanggung jawab ilmuan terhadap alam dan lingkungannya?

2
C. PEMECAHAN MASALAH

3.1 Konsep Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Tiga istilah penting dalam hal ini ialah pengetahuan (knowledge), ilmu
pengetahuan (science), dan teknologi (technology) yang saling berkaitan dalam
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan merupakan segala macam bentuk fenomena alam
yang dapat dicapai oleh indra kita. Sedangkan ilmu pengetahuan ialah segala bentuk
fenomena alam yang dapat dicapai oleh indra berdasarkan penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah. Pengertian dari metode ilmiah sendiri ialah metode atau
tata kerja yang lazim digunakan untuk melakukan penelitian terhadap suatu objek
dalam bidang ilmu tertentu. Selain itu metode ilmiah juga dapat diartikan sebagai
prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, tata langkah, dan tata
cara teknis untuk memperoleh pengetahuan atau pengembangan pengetahuan yang
telah ada. Terdapat beberapa metode dalam metode ilmiah, yaitu metode deduktif,
induktif, analisis, eksplorasi, observasi, wawancara mendalam (depth interview) dan
lain-lain. (The Liang Gie. 2004. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta:
Yayasan Studi Ilmu dan Teknologi.)

Selain ilmu pengetahuan, teknologi juga merupakan hal penting dalam


kehidupan sehari-hari. Pengertian dari teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan
dalam bentuk alat atau wahana kehidupan. Dengan kata lain, teknologi dapat disebut
produk sains atau ilmu pengetahuan yang dapat memudahkan segala macam aktivitas
yang sulit dilakukan. Menurut sudut pandang budaya, teknologi dapat diartikan suatu
unsur budaya yang hasilnya dapat diterapkan secara praktis dari ilmu pengetahuan.
Selain sebagai aktualisasi ilmu pengetahuan, teknologi juga menggambarkan wujud
peradaban manusia dalam setiap zamannya. Hal ini dikarenakan setiap negara memiliki
tingkat kemajuan teknologi yang berbeda-beda. Negara yang memiliki kepedulian
tinggi terhadap ilmu pengetahuan, memiliki teknologi yang jauh lebih baik dibanding
negara yang kurang memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan.

3
Banyak yang berpendapat bahwa sains tidak bebas nilai, begitu pula teknologi.
Namun ada juga yang berpendapat bahwa sains bebas nilai (netral). Beberapa
keuntungan yang didapat dari sains netral ialah perkembangan sains dan teknologi
semakin cepat. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya penghambat atau penghalang
para peneliti memilih dan menetapkan objek yang hendak diteliti, memilih cara
meneliti, dan menggunakan produk peneliti. Sedangkan pandangan bahwa sains itu
tidak netral atau terikat dengan nilai-nilai tertentu akan membawak pengaruh terhadap
para peneliti, diantaranya ialah terbatasi dalm hal pemilihan objek penelitian,
pemilihan cara penelitian, dan penggunaan hasil penelitian. (Tafsir, Ahmad. 2004. Ilmu
Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya)
Dalam Al Quran terdapat 854 kali kata ilmu yang disajikan dalam berbagai
bentuk yang digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan objek
pengetahuan. Seseorang yang telah mendalami ilmu-ilmu tertentu disebut sebagai ahli,
spesialis, atau pakar sehingga dapat dikatakan bahwa ilmu membatasi diri pada salah
satu bidang saja. Dalam pandangan Islam, terdapat dua sumber ilmu, yaitu wahyu dan
alam, dalam istilah lain disebut ayat-ayat qur’aniyah dan ayat-ayat kauniyah. Dalam
mengembangkan akal, manusia diberikan kebebasan namun tetap harus terikat dengan
wahyu dan tidak bertentangan dengan syariat.
Dalam ajaran Islam, ilmu kesatupaduan inti wahyu Allah SWT. Sebagaimana
seni Islam murni yang melahirkan bentuk plastis yang dapat membuat orang
merenungkan keesaan Ilahi, begitu pula semua ilmu yang pantas disebut bersifat Islami
menunjukkan kesatupaduan alam. Dikembangkannya ilmu sebenarnya bertujuan untuk
dihubungkannya satu sama lain. Dengan direnungkannya kesatupaduan alam,
seseorang akan semakin menyadari keesaan, keagungan, dan kekuasaan Allah sehingga
meningkatkan rasa taqwanya.
Seni atau kesenian ialah ekspresi jiwa dalam bentuk keindahan yang dapat
diwujudkan atau diekspresikan melalui lukisan, tulisan, ukiran, musik dan sebagainya.
Salah satu fungsi hidup manusia ialah bagaimana ia dapat membumikan sifat-sifatNya
dalam kehidupan. Salah satu sifat Allah SWT adalah indah. Maka dari itu, sebagai

4
makhluk Allah, manusia patut mengekspresikan keindahan dalam segala bentuk
kegiatannya. Salah satu contohnya ialah pengembangan kesenian sebagai media
dakwah seperti yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Namun hukum seni dapat berubah
menjadi makruh, bahkan haram apabila seni lepas dari akarnya yaitu tauhidullah.
Maksud seni yang lepas dari tauhidullah ialah seni yang berlandaskan nafsu dan thagut.
Sudah pasti umat Islam dilarang dalam mengembangkan kesenian yang berlandaskan
thagut dan pemenuhan hasrat nafsu dan syahwat. Karya seni yang memenuhi syarat-
syarat estetis, menurut penilaian Islam, merupakan karya ibadah apabila memiliki ciri
sebagai berikut :
1. Ikhlas sebagai titik tolak
2. Mardhatillah sebagai titik tuju
3. Amal sholeh sebagai garis amal
(Saifuddin, Endang.1969.Wawasan Islam: Pokok-pokok Fikiran tentang Islam dan
Ummatnya.Jakarta: CV Rajawali)

3.2 Iman, Ilmu, dan Amal sebagai Kesatuan


Islam merupakan agama yang berlandaskan iman. Iman adalah kepercayaan
terhadap wujud Zat Yang Maha Mutlak yang menjadi tujuan hidup manusia. Tidak
cukup hanya percaya, namun juga diyakini dalam hati dan diamalkan dalam
perbuatan. Iman merupakan dasar dalam sistem ajaran Islam. Iman juga merupakan
potensi dasar yang harus dikembangkan dan pengembangannya dalam bentuk amal.
Dan supaya pengembangan iman bermakna, berhasil, dan berguna diperlukan ilmu
dimana ilmu berperan dalam penggerak kemajuan Islam. Sedangkan iman sebagai
pengendali agar pergerakannya mencapai tujuan.
Dalam Islam, IPTEKS dan agama memiliki keterkaitan yang kuat karena sains
tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai keagamaan karena agama menjadi landasan
segala perilaku manusia, termasuk sains dan teknologi. Dalam pandangan Islam,
sains dan teknologi merupakan hal yang sangat penting karena dengan sains dan
teknologi manusia dapat mengenal Tuhannya, menegakkan hakikat kebenaran,

5
membawa manusia kepada sifat pikir dan zikir, membantu manusia dalam
melaksanakan syariat dan menjaga keseimbangan serta keharmonisan alam.
Pengembangan IPTEKS yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan
bernilai ibadah dan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam lingkungannya.
Apabila ipteks tidak dikembangkan di atas dasar iman, maka memicu banyaknya
kerusakan dan kemfsadatan bagi kehidupan umat manusia.

(Mahfud, Rois. 2010. Al Islam Pendidikan Agama Islam. Palangka Raya : Erlangga)

3.3 Keutamaan Orang Berilmu


Makhluk Allah yang paling sempurna ialah manusia karena dibekalinya
beberapa potensi berbentuk akal. Menurut Ibnu ‘Arabi, puncak kesempurnaan ciptaan
Tuhan ialah pada saat akal berfungsi untuk berpikir dan hasil pemikirannya berupa
ilmu pengetahuan dan teknologi. Allah SWT lebih memandang tinggi derajat orang-
orang yang berilmu daripada orang yang bodoh. Berkenaan dengan keutamaan orang-
orang berilmu, Allah berfirman dalam QS. Al Mujadilah [58]:11 yang isinya :

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah


dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(https://tafsirweb.com/10765-surat-al-mujadilah-ayat-11.html)
Selain itu Allah SWT juga berfirman di dalam QS. Az-Zumar [39]:9

6
Artinya : Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
(https://tafsirweb.com/8671-surat-az-zumar-ayat-9.html)

Orang-orang berilmu diibaratkan orang yang hidup, sebaliknya orang yang


tidak berilmu akan dianggap orang yang mati karena orang berilmu laksana orang yang
dapat melihat sedangkan orang yang tidak berilmu laksana orang yang buta. Bahkan
tinta para ulama lebih bernilai di mata Allah SWT daripada darah para shuhada.
Demikian pula sabda Rasulullah yang artinya :

Barang siapa menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan
memberikan kemudahan baginya jalan menempuh surga. (HR. Muslim, no. 2699)
(https://rumaysho.com/12363-menuntut-ilmu-jalan-paling-cepat-menuju-surga.html)

7
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. katanya, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda,
”Ketahuilah dunia itu terlaknat. Semua isinya akan terlaknat, kecuali dengan zikrullah,
apa saja yang membuat orang taat kepada Allah, orang alim, atau orang yang sedang
menuntut ilmu.” (H.R. Tirmizi)

(http://natasyasaputri01.blogspot.com/2016/11/7-hadits-tenting-menuntut-ilmu.html)

3.4 Tanggung Jawab Ilmuwan terhadap Lingkungannya


Terdapat dua fungsi manusia di dunia, yaitu sebagai ‘abdun yang artinga hamba
Allah dan sebagai khalifah Allah SWT di bumi. Manusia memiliki tugas utama yaitu
mengaktualisasi ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan
Allah SWT. Sebagai seorang khalifah, manusia pun memiliki tugas utama, yaitu
memakmurkan dunia sekaligus menjaga keseimbangan alam dan lingkungan tempat
mereka tinggal. Manusia diberi kebebasan dalam mengeksplorasi, menggali sumber-
sumber daya alam, serta memanfaatkannya untuk kehidupan umat manusia dengan
syarat tidak menimbulkan pengaruh negatif terhadap lingkungan karena alam
diciptakan untuk kehidupan manusia itu sendiri. Dalam penggalian potensi alam dan
pemanfaatannya, diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai.
Terdapat fungsi hidup manusia sebagai khalifah, diantaranya ialah :
1. Memakmurkan bumi (al ‘imarah)
2. Memelihara bumi (arri’ayah)
Manusia diberi akal pikiran dan nafsu yang tidak diberikan pada makhluk
lainnya. Dengan bekal akal pikiran itulah Allah memberikan mandat
sebagai khalifah di bumi untuk mempergunakan dan memelihara alam
dengan sebaik-baiknya. Kewenangan manusia untuk mempergunakan alam
bukanlah hak mutlaknya. Dan suatu saat akan diminta pertanggungjawaban
oleh pemilik sejatinya. Oleh karenanya manusia berkewajiban memelihara
keseimbangan dan keselarasan alam agar tidak rusak seperti pertama kali

8
Allah meminjamkan pada manusia. Sebagaimana terkandung dalam QS.
Al-Qhashash (28) ayat 77:

Artinya : "Dan carilah pada apa yang Allah karuniakan kepada kamu negeri
akhirat. tetapi janganlah engkau melupakan nasibmu di dunia ini.
Berbuatlah kebaikan sebagai mana Allah telah berbuat kebaikan kepada
kamu: dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan"
3. Sebagai perlindungan lima pokok kehidupan, yaitu agama (aqidah), jiwa
manusia, harta kekayaan, akal pikiran, dan keturunan atau kehormatan

(https://www.academia.edu/6416180/Fungsi_Peranan_dan_Fungsi_Manusia_sebagai
_Khalifah)

Tanpa penguasaan IPTEKS, fungsi manusia sebagai khalifah tidak akan bisa
terwujud dan kehidupan manusia akan tetap terbelakang. Allah SWT menciptakan
alam karena Allah SWT menciptakan manusia. Jikalau Allah tidak menciptakan
manusia, maka Allah tidak perlu menciptakan alam. Oleh karena itu manusialah yang
bertugas untuk menjaga dan memelihara alam demi kepentingan mereka sendiri.
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberi keistimewaan berupa
kebebasan untuk memilih dan berkreasi dengan tuntutan kodratnya sebagai makhluk
psikofisik. Namun ia harus sadar akan keterbatasannya yang menuntut ketaatan dan
ketundukan terhadap aturan Allah, baik dalam konteks ketaatan terhadap perintah
beribadah maupun ketaatan terhadap sunnahtullah (hukum alam) di alam.

9
D. KESIMPULAN

Manusia merupakan makhluk yang paling mulia karena manusia satu-satunya


makhluk yang Allah karuniakan akal sebagai alat untuk berfikir. Dengan akal manusia
mampu menyerap ilmu pengetahuan dan menciptakan teknologi, serta manghasilkan
karya seni, sehingga dapat menciptakan peradaban yang lebih sejahtera di muka bumi.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan
pancaindra intuisi dan firasat. Sehingga dapat dikatakan bahwa Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi serta Seni dalam islam sangat berpengaruh bagi kemajuan agama Islam.

Untuk itu setiap muslim harus bisa memanfaatkan perkembangan iptek dan seni
untuk memelihara alam yang menjadi tanggung jawab setiap individu yang
menempatinya dan tetap menjaga serta tidak merusak yang ada dengan menerapkan
ilmu dan mengamalkanya dengan tetap berpegang teguh pada syari’at Islam.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mahfud, Rois. 2010. Al Islam Pendidikan Agama Islam. Palangka Raya : Erlangga

Gie, Liang. 2004. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Yayasan Studi Ilmu
dan Teknologi.

Tafsir, Ahmad. 2004. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosda Karya

Saifuddin, Endang.1969.Wawasan Islam: Pokok-pokok Fikiran tentang Islam dan


Ummatnya.Jakarta: CV Rajawali

https://tafsirweb.com/10765-surat-al-mujadilah-ayat-11.html

https://rumaysho.com/12363-menuntut-ilmu-jalan-paling-cepat-menuju-surga.html

http://natasyasaputri01.blogspot.com/2016/11/7-hadits-tenting-menuntut-ilmu.html

https://www.academia.edu/6416180/Fungsi_Peranan_dan_Fungsi_Manusia_sebagai_
Khalifah

11

Anda mungkin juga menyukai