PKN (Kuliah)
PKN (Kuliah)
Identitas Nasional
Identitas (identity) yaitu ciri, tanda, jati diri atupun sifat khas dan Nasional
(nation) yaitu bangsa jadi dapat disimpulkan Identitas Nasional yaitu Sifat khas yang
melekat pada suatu bangsa / kepribadian suatu bangsa.
Pengertian Umum
Slide 2
1. Sejarah
Indonesia adalah Negara yang begitu kaya akan nilai sejarah, itu dapat dibuktikan dari berbagai
tulisan pakar tentang sejarah perjuangan dan usaha dalam merebut kemerdekaan. Sejarah juga
mencatat, sebelum menjadi sebuah identitas negara bangsa yang Modern, bangsa Indonesia pernah
mengalami masa kejayaan yang gemilang. Semangat juang bangsa Indonesia dalam mengusir
penjajah menurut banyak kalangan telah menjadi ciri khas tersendiri bagi bangsa Indonesia yang
kemudian menjadi salah satu unsur pembentuk identitas nasional Indonesia.
2. Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional meliputi tiga unsur yaitu :
akal budi, peradaban dan pengetahuan. Akal Budi bangsaIndonesia, misalnya dapat dilihat pada
sikap ramah dan santun bangsaIndonesia . Sedangkan unsur Identitas peradabannya, salah satunya
tercermin dari keberadaan dasar negara Pancasila sebagai kompromi nilai-nilai bersama ( shared
values ) bangsa Indonesia yang majemuk, sebagai bangsa maritim, kehandalan bangsa Indonesia
dalam pembuatan kapal pinisi di masa lalu merupakan identitas pengetahuan bangsa Indonesia
yang tidak memiliki oleh bangsa lain di dunia.
3. Suku Bangsa
Kemajemukan merupakan Identitas lain bangsa Indonesia. Namun demikian , lebih dari sekedar
kemajemukan yang bersifat alamiah tersebut, tradisi, tradisi bangsa Indonesia untuk hidup bersama
dalam kemajemukan merupakan hal lain yang harus terus dikembangkan dan dibudayakan,
kemajemukan alamiah bangsa Indonesia dapat dilihat pada keberadaan lebih dari 300 kelompok
suku, beragam bahasa, budaya dan keyakinan yang mendiami kepulauan nusantara.
4. Agama
5. Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut identitas nasional Indonesia. Sekalipun Indonesia memiliki ribuan
bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa penghubung ( lingua franca )berbagai
kelompok etnis yang mendiami kepulauan nusantara memberikan nilai identitas tersendiri bagi
bangsa Indonesia.
Slide 3
Slide 4
Indonesia adalah negara besar. Negara dengan pulau terbanyak di dunia (17.504), lebih
dari 300 suku bangsa, serta tidak kurang dari 200 bahasa daerah dengan 67 bahasa induk.
Jumlah penduduk Indonesia menurut BPS pada tahun 2009 ini berjumlah 231 juta jiwa.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang plural dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
adalah pemersatu bangsa kita.
Slide 4
Pertanyaannya, Apa identitas bangsa Indonesia sesungguhnya?
Pertanyaan ini penting untuk menilai keberadaan bangsa Indonesia yang terus membangun
identitasnya. Bangsa yang terbentuk dari berbagai kelompok, dalam proses integrasinya,
tentu berusaha hidup dengan identitas kebangsaan yang mengatasi identitas primordialnya.
Di sinilah terletak urgensi dari pertanyaan di atas. Jika Indonesia bukan Jawa, bukan
Ambon, bukan Batak, bukan Madura, bukan Sunda, bukan Dayak, bukan Islam, bukan
Kristen, bukan Hindu, bukan Buddha, bukan Konghucu, dst. Indonesia itu apa? Dari telaah
identitas Indonesia dengan paham nasionalnya, maka Indonesia adalah semuanya.
Integrasi dari semuanya adalah Indonesia, tanpa harus mengeliminir satu kelompok, dan
tanpa didominasi oleh satu kelompok.
Slide 5
. Indikasi Pudarnya Identitas Nasional
Di era ini budaya dan adat yang menjadi ciri khas nasional kita semakin ditinggalkan. Dalam
era globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat dan budaya lain yang masuk ke
Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya
rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan seperti mabuk- mabukkan, clubbing,
memakai pakaian mini,bahkan berciuman di tempat umum seperti sudah biasa di Indonesia.
Meskipun gaya hidup tersebut tidak semuanya dinilai jelek, tetapi dengan menerima dan
mengaplikasikan gaya hidup barat tersebut lambat laun akan menggeser budaya asli yang
ada di negara kita.
“Cintailah produk dalam negeri”, sebuah kalimat yang mulai digalakkan seiring dengan
persaingan produk dengan luar negeri. Masyarakat Indonesia lebih memperhatikan merk
yang berasal dari luar negeri dibanding buatan lokal. Ini berarti masyarakat mulai
kehilangan rasa cinta akan tanah air, rasa nasionalisme. Begitu juga dalam hal cinta dan
peduli akan identitas bangsa sendiri. Simbol ataupun ciri yang melambangkan negara tidak
begitu diperhatikan lagi. Nilai-nilai yang terkandung dalam lambang negara kita, Pancasila,
tidak lagi diterapkan sepenuhnya. Tradisi ataupun adat dipandang sebagai produk masa lalu
yang cukup dikenang saja, tanpa dipertahankan keutuhannya. Rasa malu untuk
menggunakan budaya dalam negeri akibat adanya budaya asing juga menjadi indikasi
turunnya rasa nasionalisme.
Munculnya kelompok-kelompok dan gerakan yang bertujuan untuk memisahkan diri dari
bangsa ini adalah salah satu indikasi melemahnya identitas bangsa. Keanekaragaman
bangsa tidak dipandang sebagai pemersatu melainkan sebagai bagian-bagian terpisahkan
yang memiliki kepentingan tersendiri antara satu dengan lainnya. Salah satu adalah
bermunculannya organisasi sosial yang berkedok pada agama (FPI, JI, MMI, Organisasi
Aliran Islam/Mahdi), etnis (FBR, Laskar Melayu) dan ras. Akibatnya, sering terjadi konflik
kepentingan antarkelompok dan tidak jarang juga berakhir dengan kekerasan.
Faktor integrasi bangsa Indonesia salah satunya rasa senasib dan sepenanggungan serta
rasa seperjuangan di masa lalu ketika mengalami penjajahan. Penjajahan menimbulkan
tekanan baik mental ataupun fisik. Tekanan yang berlarut – larut akan melahirkan reaksi
dari yang ditekan. Sehingga muncul kesadaran ingin memperjuangkan kemerdekaan.
Dengan kesadaran ini, maka keberagaman suku atau golongan yang ada di Indonesia tidak
dipermasalahkan semuanya bersatu, berjuang untuk merdeka. Sehingga terbentuklah
negara Kesatuan Republik Indonesia dengan semboyannya Bhineka Tunggal Ika. Tetapi
seiring berlalunya waktu, hal tersebut mulai dilupakan. Masyarakat Indonesia kebanyakan
sekarang tidak menganggap penting nilai sejarah masa lalu tersebut seakan-akan terlena
dengan kenikmatan yang dirasakan. Padahal terbentuknya Negara Indonesia melalui
perjuangan keras para pahlawan dan seharusnya identitas negara ini juga dijaga dan
dipertahankan.
Slide 6
D. Penyebab Pudarnya Identitas Nasional
1. Globalisasi
Pemerintahan menjadi lebih terbuka dan demokratis. Hal ini akan membentuk hubungan
yang baik antara pemerintah dan rakyat sehingga pembangunan negara lebih baik.
Terbukanya kesempatan kerja tingkat global dan pasar internasional yang dapat
meningkatkan devisa negara. Dengan demikian taraf hidup bangsa dapat ditingkatkan.
Pengaruh pola berpikir dan etos kerja yang tinggi, serta perkembangan iptek yang dapat
memajukan bangsa.
b. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
karena banyaknya produk luar negeri (seperti McDonald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.)
membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa
Indonesia.
c. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai
bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh
masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
d. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin,
karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat
menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu
kehidupan nasional bangsa.
Dengan media internet, memungkinkan pengiriman informasi dalam jumlah yang tidak
terbatas, dalam waktu yang lebih cepat, dan dengan biaya lebih murah. Melalui media
internet siapapun dapat mengirim dan mengakses informasi tanpa persyaratan lisensi atau
bukti kompetensi apapun.
Kedua, dalam bidang politik, batas-batas teritorial suatu negara menjadi kurang berfungsi.
Batas negara tidak lagi menjadi batas informasi, karena seorang yang berada di sebuah
kampung di Jayapura, misalnya, dapat berhubungan langsung lewat internet dengan
seseorang di New York atu di kota Roma.
Ketiga, semua kategori dalam social space menjadi tidak relavan lagi. Perbedaan sosial
seperti umur, jenis kelamin, agama, status sosial, besarnya pendapatan, pejabat atau
rakyat, tingkat pendidikan menjadi tidak lagi menjadi penting dalam konteks infomasi
melalui jalur internet.
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai
nasionalisme antara lain yaitu :
Memudarnya identitas nasional dalam masyarakat juga disebabkan oleh sikap dan
kepedulian terhadap identitas yang sangat minim. Tidak menjunjung tinggi hukum dan
perundangan merupakan salah satunya. Padahal hukum yang berlaku merupakan salah
satu identitas dari sebuah negara. Di Indonesia misalnya terdapat Pancasila sebagai ideologi
negara dan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi. Tetapi banyak rakyat yang menyepelekan
hukum tersebut. Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya angka pelanggaran hukum di
negara kita.
3. Masalah nasional dan penyimpangan hukum
Kasus-kasus penggusuran yang tidak memihak rakyat dan termasuk kasus- kasus
pelumpuhan dan pemiskinan terhadap suatu kelompok, merupakan hal-hal yang
bertentangan dengan mutualisme dan keadilan sosial, dan harus segera dihentikan. Hal ini
bertentangan dengan amanah Pembukaan UUD 1945 « melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia´. Di dalam pemerintahan sendiri banyak terjadi
penyimpangan-penyimpangan hukum yang telah merusak moral bangsa. Kasus-kasus yang
berhubungan dengan korupsi, lalainya pemerintah dalam menjalankan tugasnya telah
mencoreng etika dalam berpolitik di negara ini, seperti kasus BankCentury, kasus
korupsiGayus, dan titip absen anggota DPR. Akibatnya timbul ketidakpercayaan rakyat
terhadap pemerintah, yang berlanjut kepadaketidakdukungan masyarakat terhadap kinerja
pemerintah. Dengan demikian tentunya rasa nasionalisme akan berkurang dan negara akan
mengalami kemerosotan.
Slide 6