I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
setiap sayuran dan buah-buahan berbeda, tergantung pada varietas, cara tanam,
produk, menghambat laju proses metabolisme dan pemasakan buah, dan untuk
seperti pelilinan. Menurut Wills et. al. (1981), masalah pasca panen di
kehilangan hasil pertanian sangat besar akibat penanganan pasca panen yang
buruk, dimana angkanya mencapai 25% - 80% untuk buah – buahan dan sayuran.
Pengangkutan merupakan salah satu mata rantai yang penting dalam penanganan
Indonesia berkisar antara 1.57% dan 37.05%. Kerusakan yang tinggi tersebut
induknya akan mengalami kenaikan suhu yang lebih tinggi atau respirasi dari
suhu sekitaranuya yang biasanya di sebut field heat atau panas lapang. Untuk
menghambat terjadinya panas lapang dapat dilakukan pre cooling. Pre cooling
Produk pertanian yang masih segar adalah jaringan yang masih hidup. Produk
segar ini biasanya berkadar air tinggi sehingga mudah mengalami kerusakan baik
tanaman yang dapat dikonsumsi, produk hasil panen dapat dibedakan atas : akar,
batang, daun, pucuk, bunga, buah, dan keseluruhan tanaman. Produk ini akan
seperti respirasi dan transpirasi. Kehilangan air pada buah dan sayuran akan
lingkungan yang tinggi dapat meningkatkan proses respirasi dan transpirasi yang
factor antara lain yaitu kehilangan kesegaran akibat luka-luka yang terjadi karena
cara panen yang kurang tepat. Hal ini menyebabkan pertumbuhan jamur, pecah,
lecet, memar, dan lain-lain. Untuk mencegah kerugian yang dialami petani,
diperlukan suatu alat pengering yang dapat mengurangi kerusakan produk akibat
kerusakan produk dapat diminimalisir. Untuk itu dibuatlah suatu alat yang
3
haruslah berasal dari sumber yang ekonomis, ramah lingkungan dan dapat
diperbarui.
lebih baik. Hingga kini kehilangan hasil pertanian sangat besar akibat
penanganan pasca panen yang buruk, dimana angkanya mencapai 25% - 80%
untuk buah – buahan dan sayuran. Pengangkutan merupakan salah satu mata
B. Tujuan Praktikum
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa yang lebih luas dan
2. Mengetahui cara pengolahan dan proses pasca panen kelapa sawit dan
CPO
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Nigeria, Afrika
Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari
Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di
hutan Brazil dibandingkan Afrika. Pada kenyataannya, tanaman kelapa sawit hidup
subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua
Nugini. Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan
kesejahteraan masyarakat, kelapa sawit juga sumber devisa negara dan Indonesia
merupakan salah satu produsen utama minyak kelapa sawit (Fauzi et al., 2008)
Tanaman kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah
untuk selanjutnya tumbuh menjadi tanaman. Susunan buah kelapa sawit dari lapisan
luar sebagai berikut : 1) Kulit buah yang licin dan keras (epicarp). 2) Daging buah
(mesocarp) terdiri atas susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak. 3) Kulit biji
Lembaga yang keluar dari kulit biji akan berkembang ke dua arah : 1) Arah tegak
lurus ke atas (fototrophy), disebut plumula yang selanjutnya akan menjadi batang
dan daun kelapa sawit. 2) Arah tegak lurus ke bawah (geotrophy), disebut radikula
L, 2) E. oleifera, 3) E. odora.
Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan saat ini terdiri dari dua jenis yang
umum ditanam yaitu E. guineensis dan E. oleifera. Antara dua jenis tersebut
produksi yang sangat tinggi sedangkan E. oleifera memiliki tinggi tanaman yang
rendah. Banyak orang sedang menyilangkan kedua spesies ini untuk mendapatkan
spesies yang tinggi produksi dan gampang dipanen. Jenis E. oleifera sekarang mulai
ada. Kelapa sawit Elaeis guinensis Jacq merupakan tumbuhan tropis yang berasal
dari Afrika Barat. Tanaman ini dapat tumbuh di luar daerah asalnya, termasuk
Indonesia. Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional
(Syahputra, 2011).
Faktor yang berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit yang tinggi adalah
faktor pembibitan. Untuk memperoleh bibit yang unggul maka harus dilakukan dari
tetuanya yang unggul pula. Selain dari tetua yang unggul hal yang harus diperhatikan
(pupuk dasar) dan pengendalian OPT yang mengganggu selama pembibitan kelapa
sawit. Didalam teknik dan pengelolaan pembibitan kelapa sawit untuk mendapatkan
kualitas bibit yang baik, ada 3 (tiga) faktor utama yang menjadi perhatian: 1)
monokotil yang tergolong dalam famili palmae. Tanaman kelapa sawit digolongkan
sawit dibagi menjadi tiga varietas, yaitu : 1) Varietas Dura, dengan ciri-ciri yaitu
ketebalan cangkangnya 2-8 mm, dibagian luar cangkang tidak terdapat lingkaran
serabut, daging buahnya relatif tipis, dan daging biji besar dengan kandungan
minyak yang rendah. Varietas ini biasanya digunakan sebagai induk betina oleh para
yang sangat tipis (bahkan hampir tidak ada). Daging buah pissifera tebal dan daging
biji sangat tipis. Pisifera tidak dapat digunakan sebagai bahan baku untuk tanaman
komersial, tetapi digunakan sebagai induk jantan oleh para pemulia tanaman untuk
dura dan pisifera. Varietas ini memiliki ciri-ciri yaitu cangkang yang yang tipis
dengan ketebalan 1,5 – 4 mm, terdapat serabut melingkar disekeliling tempurung dan
daging buah yang sangat tebal. Varietas ini umumnya menghasilkan banyak tandan
buah.
memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan penyumbang devisa terbesar bagi negara
memiliki morfologi yang berbeda-beda cirinya dan fungsinya yang dijual. Tanaman
kelapa sawit secara morfologi terdiri atas bagian vegetatif (akar, batang, dan daun)
(monokotil) yang memiliki akar serabut. Saat awal perkecambahan, akar pertama
muncul dari biji yang berkecambah (radikula). Setelah itu radikula akan mati dan
membentuk akar utama atau primer. Selanjutnya akar primer akan membentuk akar
7
skunder, tersier, dan kuartener. Perakaran kelapa sawit yang telah membentuk
sempurna umumnya memiliki akar primer dengan diameter 5-10 mm, akar skunder
2-4 mm, akar tersier 1-2 mm, dan akar kuartener 0,1-0,3. Akar yang paling aktif
menyerap air dan unsur hara adalah akar tersier dan kuartener berada di kedalaman
0-60cm dengan jarak 2-3 meter dari pangkal pohon (Lubis dan Agus, 2011).
Batang Pada batang kelapa sawit memiliki ciri yaitu tidak memiliki kambium
dan umumnya tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah pafe muda terjadi
tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai struktur pendukung tajuk (daun, bunga, dan
buah). Kemudian fungsi lainnya adalah sebagai sistem pembuluh yang mengangkut
unsur hara dan makanan bagi tanaman. Tinggi tanaman biasanya bertambah secara
optimal sekitar 35-75 cm/tahun sesuai dengan keadaan lingkungan jika mendukung.
Daun tanaman kelapa sawit. Daun merupakan pusat produksi energi dan
bahan makanan bagi tanaman. Bentuk daun, jumlah daun dan susunannya sangat
berpengaruhi terhadap tangkap sinar mantahari. Pada daun tanaman kelapa sawit
memiliki ciri yaitu membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang
sejajar. Daun-daun kelapa sawit disanggah oleh pelepah yang panjangnya kurang
lebih 9 meter. Jumlah anak daun di setiap pelepah sekitar 250-300 helai sesuai
dengan jenis tanaman kelapa sawit. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning
pucat. Duduk pelepah daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang
melingkari batang dan membentuk spiral. Pohon kelapa sawit yang normal biasanya
memiliki sekitar 40-50 pelepah daun. Pertumbuhan pelepah daun pada tanaman
8
muda yang berumur 5-6 tahun mencapai 30-40 helai, sedangkan pada tanaman yang
lebih tua antara 20-25 helai. Semakin pendek pelepah daun maka semakin banyak
populasi kelapa sawit yang dapat ditanam persatuan luas sehingga semakin tinggi
prokdutivitas hasilnya per satuan luas tanaman (Lubis dan Agus, 2011).
Bunga pada tanaman kelapa sawit akan mulai berbunga pada umur sekitar 12-
14 bulan. Bunga tanaman kelapa sawit termasuk monocious yang berarti bunga
jantan dan betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada tandan yang sama.
Tanaman kelapa sawit dapat menyerbuk silang ataupun menyerbuk sendiri karena
memiliki bunga jantan dan betina. Biasanya bunganya muncul dari ketiak daun.
Setiap ketiak daun hanya menghasilkan satu infloresen (bunga majemuk). Biasanya,
sehinga pada individu tanaman terlihat beberapa ketiak daun tidak menghasilkan
Buah kelapa sawit termasuk buah batu dengan ciri yang terdiri atas tiga
bagian, yaitu bagian luar (epicarpium) disebut kulit luar, lapisan tengah
(mesocarpium) atau disebut daging buah, mengandung minyak kelapa sawit yang
disebut Crude Palm Oil (CPO), dan lapisan dalam (endocarpium) disebut inti,
mengandung minyak inti yang disebut PKO atau Palm Kernel Oil. Proses
pembentukan buah sejak pada saat penyerbukan sampai buah matang kurang lebih 6
bulan. Dalam 1 tandan terdapat lebih dari 2000 buah (Risza, 1994). Biasanya buah
ini yang digunakan untuk diolah menjadi minyak nabati yang digunakan oleh
manusia. Buah sawit (Elaeis guineensis) adalah sumber dari kedua minyak sawit
(diekstraksi dari buah kelapa) dan minyak inti sawit (diekstrak dari biji buah)
(Mukherjee, 2009).
9
Untuk ketinggian pertanaman kelapa sawit yang baik berkisar antara 0-500 m dpl.
Suhu optimum untuk pertumbuhan kelapa sawit sekitar 29-30 °C. Intensitas
penyinaran matahari yang baik tanaman kelapa sawit sekitar 5-7 jam/hari.
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada jenis tanah Podzolik, Latosol,
Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol. Kelapa sawit menghendaki tanah yang
gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa
lapisan padas. Untuk nilai pH yang optimum di dalam tanah adalah 5,0–5,5. Respon
ketersediaan hara di dalam tanah, Semakin besar respon tanaman, semakin banyak
unsur hara dalam tanah (pupuk) yang dapat diserap oleh tanaman untuk pertumbuhan
Kelapa sawit dapat hidup di tanah mineral, gambut, dan pasang surut. Tanah
sedikit mengandung unsur hara tetapi memiliki kadar air yang cukup tinggi.
Sehingga cocok untuk melakukan kebun kelapa sawit, karena kelapa sawit memiliki
kemampuan tumbuh yang baik dan memiliki daya adaptif yang cepat terhadap
lingkungan. Kondisi topografi pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari
sekitar 15°. Kemampuan tanah dalam meyediakan hara mempunyai perbedaan yang
sangat menyolok dan tergantung pada jumlah hara yang tersedia, adanya proses
fiksasi dan mobilisasi, serta kemudahan hara tersedia untuk mencapai zona
Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak kelapa sawit (Crude Palm
Oil) dan inti kelapa sawit ( Kernel Palm Oil) merupakan salah satu primadona
10
Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabatib
perkebunan kelapa sawit. Selama 14 tahun terakhir ini telah terjadi peningkatan luas
areal perkebunan kelapa sawit sebesar 2,35 juta ha, yaitu dari 606.780 ha pada tahun
mendapatkan hasil yang berkualitas. Hasil panen utama dari tanaman kelapa sawit
Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit adalah minyak nabati edibel
yang didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit, umumnya dari spesies
Elaeis guineensis dan sedikit dari spesies Elaeis oleifera dan Attalea maripa.
karena kandungan beta-karoten yang tinggi. Minyak sawit berbeda dengan minyak
inti kelapa sawit (palm kernel oil) yang dihasilkan dari inti buah yang sama. Minyak
kelapa sawit juga berbeda dengan minyak kelapa yang dihasilkan dari inti buah
kelapa (Cocos nucifera). Perbedaan ada pada warna (minyak inti sawit tidak
memiliki karotenoid sehingga tidak berwarna merah), dan kadar lemak jenuhnya.
Minyak sawit mengandung 41% lemak jenuh, minyak inti sawit 81%, dan minyak
Minyak sawit kasar (Crude Palm Oil) merupakan minyak kelapa sawit
mentah yang diperoleh dari hasil ekstraksi atau dari proses pengempaan daging buah
kelapa sawit dan belum mengalami pemurnian. Minyak sawit biasanya digunakan
untuk kebutuhan bahan pangan, industri kosmetik, industri kimia, dan industri pakan
11
ternak. Kebutuhan minyak sawit sebesar 90% digunakan untuk bahan pangan seperti
minyak goreng, margarin, shortening, pengganti lemak kakao dan untuk kebutuhan
industri roti, cokelat, es krim, biskuit, dan makanan ringan. Kebutuhan 10% dari
minyak sawit lainnya digunakan untuk industri oleokimia yang menghasilkan asam
mendapatkan hasil yang berkualitas.Hasil panen utama dari tanaman kelapa sawit
adalah buah kelapa sawit, sedangkan hasil pengolahan buah adalah minyak sawit.
Proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan
memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah
untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang
baik. Kriteria panen yang perlu diperhatikan adalah matang panen, cara panen, alat
panen, rotasi dan system panen, serta mutu panen (Fauzi , 2006).
Pengolahan tandan buah segar sampai diperoleh minyak sawit kasar (Crude
Palm Oil, CPO) dan inti sawit dilaksanakan melalui proses yang cukup panjang.
Secara ringkas urutan pengolahan kelapa sawit yang dimaksud adalah sebagai
dari sisa-sisa daging buah, Pengeringan dan pemecahan biji, Pemisahan inti dari
Kelapa Sawit PTPN V Sei Galuh Desa Pantai Cermin Kecamatan Tapung
Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Praktikum ini dilaksanakan sebanyak satu kali
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah buah kelapa sawit dan alat
yang di gunakan adalah alat tulis berupa pensil, alat perekam, dan alat
C. Pelaksanaan Praktikum
1. Pihak kampus menghubungi PTPN V Sei Galuh serta meminta izin untuk
08:00 Wib.
PTPN V Sei Galuh dan dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab antara
Setelah proses panen dari buah kelapa sawit, tahap selanjutnya yaitu buah
kelapa sawit harus segera diangkut ke pabrik untuk segera diolah. Penyimpanan yang
terlalu lama akan menyebabkan kadar ALB yang tinggi sehingga minyak menjadi
tidak bagus dan tidak sehat untuk dikonsumsi. Pengolahan dilakukan paling lambat
24 jam setelah panen. Dan kemudian akan melalui proses tahapan pengolahan.
1. Jembatan timbang
menggunakan system computer untuk mengukur berat semua truk pengangkut tandan
buah sawit (TBS) baik dari perkebunan sawit swasta, perkebuunan rakyat (plasma)
dan perkebunan pemerintah (PTPN), jembatan timbang adalah salah satu tahapan
pengangkut buah sawit dicatat awal sebelum tandan buah sawit dibongkar dari
kendaraan pengangkut kembali ditimbang, lalu selisih berat awal dan akhir adalah
Buah kelapa sawit yang masuk ke pabrik kelapa sawit, kualitas dan
kematangannta harus diperiksa dengan baik. Proses pemeriksaan buah sawit ini
disebut sortir buah. Jenis buah yang masuk pabrik sawit pada umumnya jenis Tenera
atau jenis Dura. Criteria matang panen merupakan factor yang sangat penting dalam
buah sawit mempengaruhi terhadap rendamen minyak dan ALB (Asam Lemak
Truk buah sawit yang telah diisi tandan buah segar dimasukkan ke dalam
sterilizer dengan memakai capstan. Sterilizer saat ini ada berbagai model yaitu : 1)
Menurunkan kada air buah sawit, dan d) Melunakkan sehingga daging buah sawit
proses perebusan diperlukan uap untuk memanaskan sterilizer yang disalurkan dari
boiler. Uap yang masuk ke sterilizer 2,7-3 kg/cm2, dengan suhu 1400 C dan direbus
selama 90 menit.
Fungsi dari Hoisting Crane adalah untuk mengangkat lori buah sawit
dan menuangkan isi lori buah sawit ke bunch feeder (hooper). Dimana lori
yang diangkat tersebut berisi tandan buah sawit yang sudah direbus.
B. Threser (bantingan)
Proses kempa dimulai dari pengambilan minyak dari buah kelapa sawit
1) Digester
Setelah buah pisah dari janjangan (tandan sawit), lalu buah dikirim ke
Digester dengan cara buah masuk ke Conveyor Under Threser yang berfungsi
dalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh, akan
diputar atau diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk (stirring arm) yang
terpasang pada bagian poros II, sedangkan pisau bagian dasar sebagai
pelempar atau mengeluarkan buah sawit dari digester ke screw press. Fungsi
digester ini sendiri adalah untuk : (1) Melumatkan daging buah sawit, (2)
minyak di mesin screw Press PKS, dan (5) Proses pemanasan / melembutkan
buah sawit.
Fungsi dari Mesin Screw Press dalam proses produksi kelapa sawit
adalah untuk memeras berondolan buah sawit yang telah dicincang, dilumat
16
di digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah buah sawit yang telah
kempa bulir sawit ( palm oil twin screw press ). Oleh adanya tekanan screw
yang ditahan oleh cone, berondolan buah sawit tersebut diperas sehingga
melalui lubang – lubang press cage, minyak dipisahkan dari serabut dan biji.
Cara Kerja Mesin Screw Press (Kempa Ulir Sawit) Motor listrik adalah
sumber gerakan yang berfungsi untuk menggerakkan mesin screw press sawit
(hot water) dengan suhu 90°C melalui pipa masuk (pipe inlet). Motor listrik
akan memutar pulley (puli) melalui poros motor dengan daya 30 Kw dengan
putaran 1475 rpm (untuk kapasitas screw press 15 Ton per jam) .Pulley akan
(coupling) .Poros (as) utama menggerakkan roda gigi (gear) perantara yang
pabrik kelapa sawit yang akan dijelaskan dalam artikel lain) maka didapatlah minyak
17
kasar / Crude Oil dan ampas press yang terdiri dari fiber. Kemudian Crude Palm Oil
Setelah di press (salah satu proses pabrik sawit) maka Crude Palm yang
mengandung air, minyak, lumpur masuk ke Sand Trap Tank. Fungsi dari Sand
Fungsi dari Vibro Separator adalah untuk menyaring Crude Oil dari serabut
– serabut (ber) yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak. Sistem kerja
mesin penyaringan itu sendiri dengan sistem getaran – getaran (simetris) , dan
pada Vibro kontrol perlu penyetelan pada bantul yang di ikat pada elektromotor
Fungsi dari Continuous Settling Tank (CST atau sering disebut juga
Clarification Settling Tank) adalah untuk memisahkan minyak, air dan kotoran
(Non Oily Solid / NOS) secara gravitasi. Dimana minyak dengan berat jenis yang
lebih kecil dari 1 akan berada pada lapisan atas dan air dengan berat jenis = 1
akan berada pada lapisan tengah sedangkan Non Oily Solid (NOS ) dengan berat
4) Oil Tank
Fungsi dari OilTank adalah sebagai tempat sementara Oil sebelum diolah
Fungsi dari Oil Purifier (pemurni minyak) adalah untuk mengurangi kadar
air dalam minyak sawit dengan prinsip kerja sentrifugal. Pada saat alat ini
6) Vacum Dryer
Fungsi dari Vacuum Dryer dalam proses produksi kelapa sawit menjadi cpo
adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi. Cara kerjanya sendiri
adalah minyak disimpan dalam bejana melalui nozzle/ Nozel. Suatu jalur
Fungsi dari Sludge Tank adalah tempat tampung sementara sludge ( bagian
dari minyak kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh
Fungsi dari Sand Cyclone adalah untuk menangkap pasir yang terkandung
jenisnya (BJ) lebih kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar
melalui sudut – sudut ruang tangki pisah (separating tank). Sludge Separator
ada terdiri atas : Low Speed (sering disebut juga Sludge Centrifuge) dan
High Speed Separator. Mesin ini adalah salah satu bagian dari mesin
minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim. Storage Tank harus rutin
dilakukan secara rutin supaya temperatur nya terjaga, selain itu apabila
terjadi kebocoran pada pipa Steam Oil dapat mengakibatkan naiknya kadar
air pada CPO dan terganggunya proses pengolahan pabrik minyak kelapa
A. Kesimpulan
produk, menghambat laju proses metabolisme dan pemasakan buah, dan untuk
Minyak dari kelapa sawit tidak hanya digunakan untuk minyak makan saja,
akan tetapi juga dapat digunakan untuk kosmetik seperti bedak, parfum, minyak
B. Saran
antara Pihak kampus dan ptpn V sei galuh. Bila perlu untuk kedepannya dilakukan
kerja sama yang lebih serius seperti pengiriman anak magang ke ptpn v sei galuh.
Dan untuk mahasiswa yang melakukan kegiatan praktikum diingkan lebih serius lagi
karena praktikum ke ptpn v sei galuh ini hanya sekali dilakukan. Agar mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1997. Kelapa Sawit. Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Aspek
Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Arif, Habibillah 2010. “pasca panen dan standar Produksi kelapa sawit PT
Gramedia. Yogyakarta.
LAMPIRAN
2 Asistensi Praktikum
5 Pelaksanaan Kunjungan
6 Laporan
23
Agama : ISLAM
Fakultas : PERTANIAN
Kelas/semester : B/IV
6×4
Lampiran 3. Dokumentasi
Perkenalan antara pihak kampus UIR dengan pihak PTPN V Sei Galuh,
serta pemberian cendramata dari UIR