Dic (Disseminated Intravascular Coagulation)
Dic (Disseminated Intravascular Coagulation)
1. Pengertian
Disseminated Intravascular Coagulation adalah gangguan
dimana terjadi koagulasi atau fibrinolysis(destruksi bekuan). DIC
dapat terjadi pada sembarang malignansi, tetapi yang paling
umum berkaitan dengan malignansi hematologi seperti
leukemia dan kanker prostat, traktus GI dan paru-paru. Proses
penyakit tertentu yang umumnya tampak pada pasien kanker
dapat juga mencetuskan DIC termasuk sepsis, gagal hepar
dan anfilaksis. (Brunner&Suddarth, 2002)
DIC didefinisikan sebagai kelainan atau gangguan kompleks
pembekuan darah akibat stirnulasi yang berlebihan pada
mekanisme prokoagulan dan anti koagulan sebagai respon
terhadap jejas/injury (Yan Efrata Sembiring, Paul Tahalele)
Jadi, DIC adalah suatu keadaan dimana bekuan-bekuan
darah kecil tersebar di seluruh aliran darah,menyebabkan
penyumbatan pada pembuluh darah kecil dan berkurangnya
faktor pembekuan yang diperlukan untuk mengendalikan
pendarahan.
2. Etiologi
Beragam penyakit dapat menyebabkan DIC, dan secara
iumum melalui salah satu dari dua mekanisme berikut :
1.Respon inflamasi sistemik, menyebabkan aktivasi jaringan
sitokin dan selanjutnya mengaktivasi proses koagulasi (contoh :
sepsis/trauma mayor)
2.Pelepasan atau prokoagulan kedalam aliran darah (contoh :
pada kanker, injuri otak atau kasus obstertik) Pada situasi
tertentu, dapat muncul kedua manifestasi tersebut (contoh :
trauma mayor / pancreastitis nikrotik).
Penyebab DIC akut :
a.Infeksi : bakteri (sepsis gram negative, infeksi gram positive,
rickettsia) virus contohnya hiv
b.Malignasi : CMV, varicella zoster virus, dan hepatitis virus
c.Obstetric : jamur ( contohnya : histo plasma ) parasite
(contoh : malaria)
d.Trauma : hematologi (contoh :acute myelecytic leokimia )
e.Transfuse : metastase (contohnya mucin-secreting
adenocarcinoma)
f.Lain lain : abrupsio, plasenta, emboli cairan, kecelakaan
bermotor, luka bakar, keracunan bisa ular.
4. PATOFISIOLOGI
Dibawah kondisi homeostasis, tubuh dipertahankan
dalam keseimbangan tersetel koagulasi dan fibrinolysis. Aktivasi
dari kaskade koagulasi menghasilkan thrombin yang
mengubah fibrinogen untuk fibrin, bekuan fibrin yang stabil
menjadinproduk akhir dari homeostasis system yang kemudian
fibrinolite berfungsi untuk memecah fibrinogen dan fibrin.
Pengaktifan system fibrinnolitik menghasilkan plasmin ( dalam
bentuk thrombin), yang bertanggung jawab untuk lisis dari
bekuan fibrin rincian fibrinogen dan fibrin disebut
velipeptidahasil dalam produk degredasi fibrin ( FDPs ) atau
produk spit fibrin ( FSPs ) dalam keadaan homeostasis
kehadiran thrombin sangat penting karena meripakan pusat
enzim proteolitik dari pembekuan dan juga diperlukan untuk
pemecahan gumpalan darah atau fibrinolysis. E.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan darah menunjukkan
hipofibrigenemia,peningkatan produk hasil degradasi fibrin (D-
dimer yang paling sensitif),trombositopenia dan waktu
protrombin yang memanjang. Pemeriksaan Hemostasispada
DIC
a)MasaProtombin Masa protrombin bisa abnormal pada DIC,
dapat disebabkan beberapa hal. Karena masa protrombin
yang memanjang bisa karena hipofibrinogenemia, gangguan
FDP pada polimerisasi fibrin monomer dan karena plasmin
menginduksi lisis faktor V dan faktor IX. Masa protrombin
ditemukan memanjang pada 50-75% pasien DIC sedang
pada kurang 50% pasien bisa dalam batas normal atau
memendek. Normal atau memendeknya masa protrombin ini
terjadi karena
6. MANAGEMENT
Penatalaksanaan DIC yang utama adalah mengobati penyakit
yang mendasari terjadinya DIC jika hal ini tidak dilakukan,
pengobatan terhadap DIC tidak akan berhasil. Kemudian
pengobatan lainnya yang bersifat sportif dapat diberikan :
1.Antikoagulan Secara teoritis pemberian antikoagulan heparin
akan menghentikan proses pembekuan, baik yang disebabkan
oleh infeksi maupun penyebab lain.
2.Plasma dan tombosit Pemberian plasma maupun trombosit harus
bersifat selektif.. trombosit diberikan kepada pasie DIC pada
perdarahan atau prosedur infasif dengan kecendrungan
perdarahan. Pemverian plasma juga dapat patut
dipertimbangkan, karena didalam plasma hanya berisi faktor-faktor
pembekuan tertentu saja sementara pada pasien DIC terjadi
gangguan seluruh faktor pembekuan.
3.Penghambat pembekuan ( AT III ) Pemberian AT III dapat
bermanfaan bagi pasien DIC meski biaya pengobatan ini cukup
mahal.
4.Antifibrinolitik Antifibrinolitik sangat efektif pada pasien
perdarahan, faktor-faktor pembekuan DIC tetapi pada pasien DIC
peemberian antifibrinolitik tidak dianjurkan. Karena obat ini akan
menghambat proses fibrinolysis sehingga fibrin yang terbentuk akan
semakin bertambah, akibatnya DIC yang terjadi akan semakin
berat.
7. ASUHAN KEPERAWATAN
a.Pengkajian
1.Adanya faktor-faktor predisposisi :
Komplikasi obstetric
Neoplasia
Gigitan ular
Penyakit hepar
Trauma
b.Pemeriksaan fisik
1.Perdarahan abnormal pada semua system dan pada sisi prosedur
infatif
Gula hemoragi
Hemoragi subkutan
Hematoma
Luka bakar karena plester sianosis akrar ( astrimitas berwarna agak
kebiruan, abu-abu, atau ungu gelap )
2.System GI
3.System ginjal
Hematuria
Oliguria
4.System pernafasan
Dyspnea
Takipnea
5.System kardiovaskuler
Gelisah
Ketidaksadaran vasomotor
7.System musculoskeletal
Nyeri : otot,sendi,punggung
Insisi operasi
Pada sisi prosedur infasif : suntikan, IV, kateter arteral dan selang
nasogastric atau dada, dll
9.Kerusakan perfusi jaringan
c.Diagnosa keperawatan
1.Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan
perdarahan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
perfusi jaringan adekuat. Kriteria hasil :
a.Menunjukkan tidak ada tanda-tanda syok.
b.Menunjukkan pasien tetap sadar dan berorientasi.
Intervensi Rasional
1.Pantau Hasil pemeriksaan 1.Untuk mengidentifikasi indikasi
koagulasi, tanda-tanda vital kemajuan atau penyimpangan
dan perdarahan baru. dari hasil yang diharapkan
2.Waspadai perdarahan. 2.untuk meminimalkan potensial
3.Jelaskan tentang semua perdarahan lanjut.
tindakan yang diprogramkan 3.pengetahuan tentang apa
dan pemeriksaan yang akan yang diharapkan membantu
dilakukan mengurangi ansietas.
KESIMPULAN
Kesimpulan Disseminated intravascular coagulation ( DIC ) bukanlah
sebuah penyakit. Tetapi DIC adalah sindrom, yaitu kumpulan dari
tanda dan gejala penyakit sehingga menimbulkan DIC. DIC itu
sendiri adalah suatu keadaan dimana bekuan-bekuan darah kecil
tersebar di seluruh aliran darah, menyebabkan penyumbatan pada
pembuluh darah kecil dan berkurangnya faktor pembekuan yang
diperlukan untuk mengendalikan perdarahan. Karena banyak sekali
kemungkinan gangguan produksi faktor pembekuan darah,
banyak pula penyakit yang akhirnya dapat menyebabkan kelainan
ini. Garis start jalur pembekuan darah ialah tersedianya protrombin (
diproduksi di hati ) kemudian diaktifasi oleh faktor-faktor pembekuan
darah, sampai garis akhir terbentuknya thrombin sebagai tanda
telah terjadi pembekuan darah. Pembentukan thrombin dapat
dideteksi saat 3 hingga 5 jam setelah terjadinya bacteremia atau
endotoksemia melalui mekanisme antigen antibody.
DAFTAR PUSTAKA
Gofir Abdul. 2003. Diagnosa dan Terapi kedokteran.
Salemba Medika: Jakarta Suyono Selamet. 2001.
Ilmu Penyakit dalam Jilid II Edisi ketiga.
Balai Penerbit FKUI: Jakarta Dianec Buughman. 1997.
Keperawatan Medikal Bedah.
EGC: Jakarta Handayani, Wiwik. 2008.
Asuhan Keperawatn pada Klien dengan Gangguan Sistem
Hematologi.
Jagakarsa, Jakarta: Salemba Medika.
Danu. 2010. Koagulasi Intravascular desiminata.
http://kid.blogspot.com. Diakses pada tanggal 20 September 2015
pada pukul 19.30 WIB.
TUGAS IPdPD
DIC
( DISSEMINATED INTRAVASCULAR COAGULATION)
Oleh :
Bianca Pratiwi Putri (23)
Bunga Chilyatul Amala (26)
Dessy Orchida Putri (30)