Antimikroba adalah suatu bahan yang dapat menggangu pertumbuhan dan metabolism
mikroorganisme. Pemakaian bahan antimikro merupakan suatu usagha untuk mengendalikan
bakteri msupun jamur, yaitu segala kegiatan yang dapat menghambat, membasmi, atau
menyingkirkan mikroorganisme. Tujuan utama pengendalian mikroorganisme pada inang yang
terinfeksi dan mencegah pembusukan dan perusakan oleh mikroorganisme (Pelczar & Chan,
1988).
Menurut kamus Medical Elsevier Antimikroba atau antiibakteri merupakan agent yang
dapat membunuh atau menghentikan pertumbuhan dari mikroba.
Penggunaan dari obat antimikroba untuk penyembuhan infeksi yang diketahui sebagai
antimicrobial chemotherapy, dimana penggunaan dari obat untuk mencegah infeksi diketahui
sebagaimana antimicrobial prophylaxis (kingstone, 2008).
C. Penggolongan Antimikroba
ANTIBIOTIK
1. Aminoglikosida, untuk mengobati diare dan kondisi lain yang khas. Ex : kantrex dan
mycifadin
2. Sefalosporin, untuk infeksi saluran pencernaan atau seperti sakit tenggorokan, pneumonia,
infeksi telinga, dan lain-lain. Ex: sefadrin dan cefadroxil.
3. Kloramfenicol, untuk infeksi berbahaya. Ex: chloromycetin dan mychel.
4. Eritromicin, untuk infeksi saluran bagian atas, infeksi telinga dan sifilis. Ex: pedamycin
dan robimycin.
5. Penisilin, untuk infeksi saluran napas atas, prokhitis, saluran kemih, dan lain-lain. Ex:
Ampisillin dan Amoxsan.
6. Tetrasiklin, untuk kolera dan beberapa jenis jerawat. Ex: terramycin dan Tetrasiklin.
DESINFEKTAN
Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi, umumnya dikelompokkan
ke dalam beberapa keloompok ( pelczar, 2008).
ANTISEPTIK
Resistensi berasal dari kata resist + ance adalah menunjukan pada posisi sebuah
sikap untuk berperilaku bertahan, berusaha melawan, menentng atau upaya oposisi pada
umumnya sikap ini tidak berdasarkan atau merujuk pada paham yang jelas (Elsevier,
2012).
E. Resistensi Antimikroba
Problem resistensi mikroorganisme terhadap antibiotic mula-mula ditemukan pada tahun
1980-an dengan ditemukannya kasus multiple resisten pada strain bakteri Streptococcus
Pneumonia,Mycobacterium Tuberculosis, Staphylococcus Aureus, dan Enterococcus
faecalis. Semakin tinggi penggunaan antibiotik, semakin tinggi pula tekanan selektif proses
evolusi dan proliferasi strain mikroorganisme yang bersifat resisten. Mikroorganisme
pathogen yang resisten terhadap antibitotik sangat sulit dieliminasi selama proses infeksi,
dan infeksi oleh beberapa strain bakteri dapat berakibat letal(kematian).
F. Efek Samping
1. Reaksi Alergi
Dapat ditimbulkan oleh semua antibiotic dengan melibatkan system imun tubuh hospes
2. Reaksi Idiosinkrasi
Gejala ini merupakan reaksi abnormal pemberian antimikroba tertentu.
3. Reaksi Toksik
Efek toksik pada hospes ditimbulkan oleh semua jenis antimikroba