Anda di halaman 1dari 20

SYARAT – SYARAT TEKNIS

A. SPESIFIKASI UMUM

1. PEKERJAAN YANG AKAN DILAKSANAKAN :


o Kegiatan : Peningkatan Jalan Beton
o Pekerjaan : Lanjutan Peningkatan Pelantar Beton Jl. Sudirman Sedanau
o Lokasi : Kecamatan Bunguran Barat – Kabupaten Natuna.

2. PEMBORONG HARUS MELAKSANAKAN SYARAT-SYARAT PENUNJANG


SEPERTI :
2.1. Segala sesuatu yang nyata-nyata termasuk ke dalam Dokumen Pelelangan,
Gambar Rencana dan Rencana Anggaran Biaya.
2.2. Jalan masuk kelokasi pekerjaan jika akses jalan belum ada atau belum
memadai untuk distribusi material pekerjaan.

3. UNTUK KELANCARAN PELAKSANAAN, PEMBORONG HARUS


MENYEDIAKAN;
3.1. Tenaga kerja atau tenaga ahli yang cukup memadai, sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dilaksanakan.
3.2. Peralatan seperti cangkul, pompa air, skop, alat pengangkut dan peralatan
lainnya yang di perlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3.3. Bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang
akan dilaksanakan dan tepat waktu dalam pengiriman

Standar – Standar Pelaksanaan :

Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini pemborong harus
mematuhi dan memahami peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang
mengikat sebagai berikut:
- Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (PUBB–1979)
- Peraturan Konstruksi Indonesia (PKI–1961)
- Peraturan Muatan Indonesia (PMI–1970)
- Peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pembangunan yang berlaku
di Indonesia.
- Tata cara pembuatan benda uji untuk pengujian laboratorium
- Tata cara perencanaan teknik pondasi tiang untuk dermaga / pelabuhan
- Spesifikasi besi beton untuk penulangan dermaga / pelabuhan.
- Spesifikasi bahan bangunan A (bukan logam)
- Tata cara pemancangan menggunakan ponton / mesin pancang

Syarat-Syarat Teknis
- Tiang pancang menggunakan tiang beton cor dengan ukuran sesuai gambar
kerja.
Untuk bahan-bahan yang belum ada peraturannya di Indonesia, maka di pakai
syarat-syarat yang di tentukan oleh pabrik bahan tersebut, maka syarat yang di
tentukan oleh pabrik bahan tersebut harus di serahkan pada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan lebih lanjut

4. ADMINISTRASI PROYEK
Pemborong diharuskan membuat laporan berkala pekerjaan untuk setiap minggu
kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan yang
diselesaikan, Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaan cuaca,
jumlah pengerahan tenaga kerja, tenaga pengawas dan tenaga pelaksana, alat-
alat yang di pergunakan dan jumlah pengiriman bahan-bahan bangunan kelokasi
pekerjaan, kemajuan fisik dari pekerjaan yang telah selesai, masalah yang timbul
dilapangan serta pemecahannya, Laporan Pekerjaan harus diserahkan
pemborong pada setiap akhir pekan untuk di evaluasi

5. GAMBAR – GAMBAR RENCANA


Gambar asli dari gambar - gambar proyek disimpan oleh Direksi, Pemborong
diberi dua set photo copy. Gambar rencana tersebut harus terpasang di Direksi
Keet, sehingga setiap kemajuan pekerjaan bisa terpantau yang mana saja yang
telah selesai dan dibagian mana saja yang telah di laksanakan

6. DOKUMENTASI
6.1. Pemborong diharuskan membuat Dokumentasi Kemajuan Proyek fisik
secara berbeda dalam bentuk foto di serahkan pada Direksi sebanyak 3 set.
6.2. Foto-foto harus menunjukan medan lokasi proyek sebelum pekerjaan
dimulai dan pada saat pekerjaan dilaksanakan dan sesudah pekerjaan
dinyatakan selesai 100%
6.3. Negatif foto dari pemotretan menjadi milik pemberi Tugas dan setiap orang
ingin mendapatkan positifnya harus dengan persetujuan Direksi.

7. PEKERJAAN UKURAN
1. Pekerjaan pengukuran sepenuhnya dilaksanakan pemborong dan
disaksikan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
2. Pengukuran yang di lakukan tanpa di saksikan / sepengetahuan
Direksi/Pengawas Lapangan dianggap tidak sah dan untuk ini sebaiknya
pengukuran diatas di ulangi kembali.
3. Pekerjaan pengukuran harus dilaksanakan dengan cermat/teliti dengan
mempergunakan alat ukur sudut betul–betul tegak lurus/siku.
4. Untuk titik duga pokok (titik ± 0,00) akan di tentukan oleh Direksi/Pengawas
Lapangan sesuai dengan kondisi dan situasi di lapangan.
5. Patok profil /bouwplank ditanam yang kuat agar tidak hilang/berubah dari
tempatnya serta di cat dengan jelas. Pemasangan bowplank dan pemberian

Syarat-Syarat Teknis
tanda-tanda duga satu dan lain seperti diperlukan guna pelaksanaan
pekerjaan dengan baik.
6. Pemborong/Kontraktor tidak dibenarkan merubah tanda–tanda duga dan
lain–lain tanpa sepengetahuan Direksi/Pengawas.

8. SYARAT – SYARAT BAHAN.


1. A i r
• Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam–
garam, bahan organik atau lainnya yang dapat merusak beton.
• Air yang digunakan untuk adukan beton konstruksi harus sesuai dengan
persyaratan PBI 1971 dan PUBI 1982.

2. Tanah Timbun / Tanah Urug


Tanah yang digunakan untuk pekerjaan timbunan harus bersih dari tanah
humus maupun akar kayu serta rumput, bebas sampah & bebas bahan-bahan
organis

3. Agregat Halus ( Pasir )


a. Pasir yang digunakan dapat berupa pasir alam hasil dari disintegrasi alami
batuan atau dapat berupa hasil pemecahan batu dari alat mekanis.
b. Agregat harus terdiri dari butir-butir tajam dan keras. Butir-butir agregat
halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-
pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan.
c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan
terhadap berat kering) yang diartikan dengan adalah bagian-bagian yang
dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5%
maka agregat halus harus dicuci.
a. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksa bahan-
bahan yang diakui.
b. Pasir yang dipergunakan harus lolos saringan seperti yang tertera pada
tabel dibawah ini :
Saringan ( mm)
Ukuran Saringan 10 5 2,5 1,2 0,6 0,3 0,15
Prosentase ( % ) 100 90-100 80-90 50-90 25-65 10-35 2-10

4. Kerikil / Agregat kasar


a. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi
alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperolah dari
pemecahan batu-batu pada umumnya. Yang dimaksud dengan agregat
kasar adalah agregat-agregat yang besar butirnya lebih dari 5 mm.
b. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
Agregat yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila
jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui lebih dari 20% dari berat

Syarat-Syarat Teknis
agregat keseluruhannya. Butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya
tidak pecah / hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik matahari / hujan.
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan
terhadap berat kering) yang artinya dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui
dari 1% maka agregat harus dicuci.
d. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak
beton, seperti zat-zat yang bersifat reaktif alkali.
e. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari seperlima jarak
terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal
plat atau tiga perempat dari jarak bersih minimal di antara batang-batang
atau berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari pembatasan ini diizinkan
apabila menurut penilaian Pengawas Ahli. Cara-cara pengecoran beton
adalah sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadi sarang-sarang
kerikil.

5. Semen Portland (PC)


a. Semen yang digunakan adalah semen Portland tipe I yang bermutu tinggi,
berat dan volumenya tidak kurang dari ketentuan yang tercantum pada
kantongnya, Pada semennya tidak terjadi pembatuan / bongkahan kecil
b. Semen untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis-jenis semen yang
memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan yakni
memenuhi persyaratan SII 0013-81 dan PUBI 1982.
c. Pemakaian semen untuk setiap campuran dapat ditentukan dengan
ukuran isi / berat ukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih
dari 2,5%.

6. Baja Tulangan
a. Baja tulangan untuk penulangan beton yang digunakan harus bebas dari
kotoran-kotoran, lemak, kulit gilingan, karet lepas dan bahan-bahan lain
yang dapat mengurangi daya lekat beton terhadap baja tulangan.
b. Diameter baja tulangan yang digunakan harus sesuai dengan diameter
yang ditentukan dalam gambar-gambar rencana atau gambar detail ( Besi
mutu U-39 dan U-24 ) dengan tegangan leleh 2.400 kg/cm2 dan tegangan
maksimal 3.600 kg/cm2.
• Baja tulangan deform (ulir) U-39 untuk diameter tulangan lebih
besar atau sama dengan 12 mm
• Baja tulangan U-24 untuk diameter tulangan lebih kecil dari 12 mm.
c. Jika ternyata dalam pemeriksaan pengawas, diameter baja yang masuk
tidak sesuai dengan diameter baja yang akan dipakai, maka pemakainya
harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan konsultan pengawas
d. Penyimpangan penggunaan baja tulangan dari ketentuan-ketentuan yang
berlaku dinyatakan tidak dapat diterima.

Syarat-Syarat Teknis
7. Kawat Ikat
a. Terbuat dari baja lunak yang telah dipijarkan terlebih dahulu.
b. Tidak bersepuh seng.
c. Diameter minimum 1 mm.
d. Memenuhi persyaratan SNI 0040-87-A.

8. K a y u
a. Kayu yang digunakan harus memenuhi persyaratan seperti yang
tercantum dalam spesifikasi ukuran kayu untuk bangunan.
b. Kayu yang digunakan harus kayu yang berkualitas baik, tidak mempunyai
cacat, dinyatakan tidak dapat diterima seperti mata kayu, celah-celah,
susut pinggir dan cacat lainnya dan tidak boleh digunakan hati kayu.
c. Jenis dan ukuran kayu digunakan antara lain :
 Untuk bouwplank digunakan papan kayu meranti ukuran 2/20 cm.
 Untuk patok digunakan balok kayu meranti ukuran 5/7 cm.
 Untuk mal beton digunakan papan kayu meranti ukuran 2/20 cm atau
multiplek tebal 12 mm.
 Untuk pengunci digunakan balok kayu Balau ukuran 5/7 cm.
 Balok-balok kayu Balau / Resak ukuran sesuai dengan gambar
rencana.
 Untuk rangka digunakan balok Balau / Resak

9. Bahan–bahan lain
a. Semua bahan - bahan bangunan yang akan dipakai dan belum disebutkan
disini akan ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan atau pada waktu
pelaksanaan pekerjaan
b. Semua bahan - bahan yang dimaksud untuk dipakai harus ditunjukkan
terlebih dahulu kepada pengawas untuk diperiksa guna mendapatkan izin
pemakaiannya.
c. Semua bahan - bahan yang tidak ditunjukan kepada pengawas atau
ditolak oleh pengawas tidak dibenarkan pemakaiannya.
d. Pemakaian bahan - bahan yang tidak sesuai dengan yang ditentukan
harus dibongkar dan kerugian yang ditimbulkannya sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pemborong.
e. Tidak tersedianya bahan - bahan bangunan yang akan dipakai dipasang
dengan ini dinyatakan tidak dapat sebagai alasan terhentinya /
tertundanya pelaksanaan pekerjaan.

9. PERSIAPAN BAHAN-BAHAN.
o Sebelum pelaksanaan pekerjaan pemborong harus mempersiapkan jalur
jalan ke lokasi proyek untuk memasukkan bahan penggunaan ke lokasi
proyek.
o Sebelum dimulai pekerjaan fisik, terlebih dahulu areal lokasi seluas yang
ditentukan oleh pengawas harus bersih dari semak-semak dan pohon-pohon
bakau, termasuk lingkungan yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

Syarat-Syarat Teknis
o Sebelum pelaksanaan pekerjaan maka pemborong harus terlebih dahulu
merundingkan dengan pengawas mengenai pembagian halaman kerja untuk
tepat mendirikan kantor, gudang dan los kerja, tempat penimbunan bahan-
bahan dan lain sebagaimana.
o Untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan di lokasi, maka pemborong dengan
biaya sendiri harus menyediakan kantor dengan perlengkapannya, gudang
tempat penyimpanan bahan-bahan dan alat-alat pekerjaan serta los kerja
tempat mengerjakan bahan-bahan.
o Kantor, gudang dan los kerja baru dapat dibongkar setelah pekerjaan selesai
100% dan pembongkarannya mendapat persetujuan dari pengawas.

10. PERSIAPAN CAMPURAN


1. Pekerjaan campuran semen, pasir dan air yang disebut adukan atau
merupakan jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran ditentukan
dengan ukuran isi, sebagai berikut :
a. Adukan 1 : 2 untuk adukan kedap air.
 Berarti menggunakan 1 zak semen : 2 zak pasir
b. Adukan 1 : 3 untuk afwerking beton.
 Berarti menggunakan 1 zak semen : 3 zak pasir
c. Adukan 1 : 4 untuk adukan biasa.
 Berarti menggunakan 1 zak semen : 4 zak pasir

2. Pekerjaan campuran semen, pasir dan air yang disebut beton, jumlah semen
yang dipakai setiap campuran untuk mutu beton B 0, B 1 dan K 225
ditentukan dengan ukuran isi, sedangkan jumlah semen yang dipakai dalam
setiap campuran untuk beton mutu K 250 mutu yang lebih tinggi ditentukan
dengan ukuran berat atau direncanakan sebagai berikut :
a. Untuk mutu beton B 0 dengan beton 1 : 3 : 5 berarti menggunakan 1 zak
semen : 3 zak pasir : 5 zak kerikil.
b. Untuk mutu beton B 1 dan K 225 dengan beton 1 : 2 : 3 berarti
menggunakan 1 zak semen : 2 zak pasir : 3 zak kerikil.
c. Untuk mutu beton K 250 mutu yang lebih tinggi dengan beton 1 : 2 : 3
dipakai perbandingan ukuran berat (petunjuk labor).
3. Pengadukan mutu adukan dan beton B 0 sedapat mungkin diaduk dengan
menggunakan mesin pengaduk, sedang untuk mutu beton B 1 hingga mutu
yang lebih tinggi harus menggunakan mesin pengaduk.
4. Penyimpangan terhadap ketentuan ini tidak dapat diterima dan pekerjaan
dinyatakan ditolak, sedangkan pekerjaan yang dihasilkannya harus dibongkar
dan kerugian yang diakibatkan sepenuhnya menjadi resiko pemborong.

11. PEKERJAAN BETON


1. Pelaksanaan pekerjaan beton harus berpedoman pada persyaratan-
persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam standarisasi.
2. Bahan-bahan Pembuatan Beton.
a. Semua untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis-jenis semen yang
tercantum dan memenuhi persyaratan-persyaratan dan ketentuan-

Syarat-Syarat Teknis
ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia (
PBBI ).
b. Pasir beton untuk konstruksi beton bertulang harus terdiri dari butir-butir
yang keras dan tajam, kadar lumpur maksimal 5% dan tidak boleh terlalu
banyak mengandung bahan-bahan organik dan mempunyai butir yang
beraneka ragam besarnya antara 0,1 sampai 1 mm.
c. Kerikil beton untuk konstruksi beton bertulang terdiri dari butir yang keras
dan tidak berpori, kadar lumpur maksimum 1% apabila kadar lumpur
melampaui kadar maksimum maka kerikil harus dicuci, bebas dari zat-zat
yang dapat merusak beton seperti zat-zat reaktif alkali.
d. Batang tulang yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran lemak,
kulit gilingan, karat lepas serta bahan-bahan yang mengurangi daya lekat
beton.
e. Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan
kotoran-kotoran lainnya, penggunaan air sumur dan air kali harus
mendapat izin dari Pengawas Lapangan.
3. Kelas dan Mutu Beton.
a. Beton kelas 1 mutu B 0.
 Beton untuk pekerjaan-pekerjaan non-konstruksi.
 Pelaksanaannya tidak memerlukan keahlian khusus.
 Pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan.
 Tanpa pengawasan terhadap kekuatan-kekuatan.
b. Beton kelas 2 mutu B 1.
 Beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural.
 Pelaksanaannya harus memerlukan keahlian khusus.
 Pengawasan sedang terhadap mutu bahan-bahan.
 Tanpa pengawasan mutu terhadap kekuatan tekanan.
4. Campuran Beton.
a. Untuk beton mutu B 0 dipakai campuran yang biasa dipakai untuk
pekerjaan-pekerjaan non-struktural dengan perbandingan 1:3:5 dalam
perbandingan isi.
b. Untuk mutu beton B 1 dan K 225 dipakai campuran nominal semen, pasir
dan kerikil dalam perbandingan isi 1 : 2 : 3 atau 1 : 1,5 : 2,5.
c. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 2,5%.

5. Kekentalan Adukan Beton (Slump).


a. Kekentalan (konsistensi) adukan harus disesuaikan dengan cara
transport, cara pemadatan, jenis konstruksi yang bersangkutan dan
kerapatan tulangan. Jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen
maksimum harus memperhatikan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang berlaku.
b. Untuk mencegah penggunaan adukan terlalu kental atau terlalu encer,
maka campuran beton harus memperhatikan nilai-nilai slump (maks. 12
cm).

Syarat-Syarat Teknis
6. Cetakan dan Acuan.
a. Cetakan dan acuan harus kokoh dan cukup rapat sehingga tidak terjadi
kebocoran-kebocoran yang dituangkan ke dalam cetakan.
b. Cetakan harus diberikan ikatan-ikatan secukupnya, sehingga dapat
terjamin kedudukan dan bentuk yang kuat serta tetap.
c. Cetakan harus dibuat dari bahan-bahan yang baik dan tidak mudah
meresap air dan dipasang sedemikian rupa, sehingga pada waktu
pembongkaran cetakan tidak terjadi kerusakan pada beton.
d. Pada pelaksanaan beton kelas 3, air beton tidak boleh benar-benar
terserap oleh cetakan, oleh sebab itu cetakan harus dilapisi dengan plastik
/ sejenis.
7. Pemasangan Tulangan.
a. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya,dengan menggunakan kawat ikat
beton
b. Untuk ketepatan tebal penutup beton, tulangan harus dipasang dengan
penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu yang sama dengan
mutu yang akan dicor.
8. Pengadukan Beton.
a. Pengadukan beton pada semua mutu beton kecuali beton mutu beton B 0
harus dilakukan dengan mesin pengaduk.
b. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus
diawasi.
c. Apabila karena suatu hal dalam adukan beton tidak memenuhi syarat
minimal seperti terlalu encer karena kesalahan pemberian jumlah air,
sudah mengeras sebagian atau tercampur dengan bahan-bahan asing,
maka adukan ini tidak boleh dipakai & harus disingkirkan dari tempat
pelaksanaan.
9. Pengecoran dan Pemadatan.
a. Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan sarang kerikil, adukan
beton harus dipadatkan selama pengecoran, pemadatan dapat
dilaksanakan dengan menumbuk atau dengan memukul-mukul cetakan
atau dengan menggunakan alat pemadat mekanis / penggetar ( vibrator ).
b. Pemadatan harus menggunakan pemadat mekanis / penggetar / vibrator
dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam peraturan
Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971).
10. Penutup Beton.
Tebal penutup beton minimum (tidak termasuk plesteran) sesuai dengan
penggunaannya adalah sebagai berikut:
a. Untuk kolom dan balok adalah 2,5 cm.
b. Untuk pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung
dengan tanah adalah 3 cm.

Syarat-Syarat Teknis
11. Perawatan Beton ( curing )
Untuk mencegah pengeringan beton terlalu cepat, paling sedikit selama dua
minggu beton harus disiram terus menerus jika tidak ada hujan

12. Pembongkaran Cetakan Beton


a. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan yang
cukup memikul berat & beban pelaksanaan lain yang bekerja padanya.
b. Pada bagian-bagian konstruksi di mana akibat pembongkaran cetakan
akan terjadi keadaan yang lebih berbahaya dari keadaan yang
diperhitungkan, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan
tersebut tetap berlangsung.

12. PEKERJAAN KAYU


a. Pekerjaan kayu kasar ( Daprah )
1. Mutu dan kelas kayu yang digunakan harus memenuhi syarat dan
ketentuan yang tertera dalam syarat dan ketentuan bahan pokok kayu,
Pada umumnya pada pekerjaan daprah digunakan kayu mutu kelas I /
Kayu Rengas, Resak, Balau, Laban Bugis, Tempinis atau sejenisnya

2. Apabila dalam pekerjaan konstruksi digunakan alat sambungan, maka


harus dipilih tepat dengan mutu baik, ex-produksi dalam negeri. Alat
sambungan dari logam yang dapat berkarat atau terpengaruh oleh
keadaan cuaca harus dilindungi dengan cat meni besi. Seluruh rangka
pekerjaan kayu harus dilindungi dengan cara melapisi dengan residu
sampai rata, terutama pada sambungan – sambungan ujung potongan
kayu.

b. Pekerjaan Kayu Halus


Mutu dan kelas kayu yang digunakan harus memenuhi syarat dan ketentuan
yang tertera dalam syarat dan ketentuan dan bahan pokok kayu, Pada
umumnya untuk pekerjaan ini digunakan kayu kelas I / Kayu Balau, Resak
atau sejenisnya
1. Kayu yang dipakai harus halus, dan penampang harus segi empat yang
sudutnya saling menyiku.
2. Pembentukan profil harus sesuai dengan gambar kerja dan tidak
mengurangi persyaratan yang tertera pada SNI - 5.
3. Bagian yang akan dicat permukaanya harus terdiri dari serat – serat yang
seragam
4. Semua permukaan kayu harus diserut / ketam halus dan rapi.

13. PENENTUAN PEIL DAN PERSIAPAN


• Pekerjaan Bouwplank
1. Letak titik duga ± 0.00 Kostruksi ditetapkan sesui dengan gambar
kerja.

Syarat-Syarat Teknis
2. Titik duga ± 0,00 ditetapkan pada permukaan papan kerja / bouwplank
dan pengukuran waterpass dan pengukuran sudut – sudut 90˚ dengan
mengunakan asas segi tiga / phytagoras hanya diperkenankan untuk
bagian – bagian ruang kecil saja.
3. Patok bouwplank boleh menggunakan kayu lokal, tebal papan
minimum 2 cm lebar 20 cm, sisi atasnya harus diketam halus dan rata.
4. Bouwplank ditempatkan disekeliling rencana bangunan .
5. Pasangan bouwplank harus kokoh, kuat dan tidak berubah dari cuaca
atau hal – hal yang dapat merubah kedudukan bouwplank. Bila
kedudukan bouwplank meragukan maka harus dilakukan pemeriksaan
kembali yang dilakukan oleh Direksi Lapangan.
6. Pengukuran peil tinggi / lantai harus dilakukan atau diketahui dan
disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan.
7. Untuk mengambil peil 0,00 pelantar diambil dari permukaan atas lantai
bangunan yang sudah ada.
8. Sebelum pekerjaan dimulai, lokasi harus dibersihkan dari segala
sesuatu yang dapat mengganggu atau menghambat kelancaran
pekerjaan.

14. KANTOR PEMBORONG ATAU GUDANG


Harus dibuat oleh Kontraktor sesuai dengan kebutuhan kontraktor itu sendiri
dengan tidak mengabaikan keamanan, kebersihan dan bahaya kebakaran

15. PENJAGA / PETUGAS KEAMANAN


Untuk menjamin keamanan proyek dari perbuatan sabotase maupun pencurian –
pencurian barang milik Kontraktor sendiri maupun barang milik pemberi tugas,
untuk itu kontraktor harus menetapkan penjaga / petugas keamanan selama 4
jam setiap hari, sampai proyek diserah terimakan untuk keduakalinya kepada
pemberi tugas.

16. PENYIMPANAN BAHAN - BAHAN


1. S e m e n
a. Semen harus ditetapkan / disimpan dalam gudang tertutup, di tempat yang
kering tidak menjadi lembab, tidak mudah rusak dan tidak mudah
tercampur dengan bahan-bahan lain. Tinggi lantai papan tempat
menumpuk semen minimal 30 cm dari permukaa tanah.
b. Lama penyimpanan tidak boleh lebih dari 30 hari sejak keluar dari pabrik
c. Semen harus disimpan dengan teratur dan rapih sesuai dengan urutan
kedatangannya sehingga tidak ada semen yang terlalu lama disimpan.
d. Kadar alkali maksimum 0.04% dan teknik penyimpanan harus mengikuti
ketentuan-ketentuan PBI 1971.

Syarat-Syarat Teknis
2. Agregat
Antara agregat halus dan agregat kasar penyimpannya dilakukan terpisah,
Jika tempat dasar selalu basah pada musim hujan, maka sebaiknya
penempatannya harus didasari alat tepas / papan

3. Baja Tulangan
Baja tulangan tidak boleh disimpan / ditumpuk langsung di atas tanah, tetapi
diberi alas / ganjal berupa balok-balok, Penimbunan di tempat terbuka dalam
waktu lama harus dihindarkan

4. Bahan-bahan lain
Untuk menyimpan bahan-bahan lain berupa bahan-bahan yang tidak tahan
cuaca sebaiknya di tempatkan di gudang penyimpanan

17. PEKERJAAN LAIN-LAIN


Pekerjaan Papan Nama Proyek.
1. Papan nama proyek dibuat dari kayu meranti atau sejenisnya kayu kelas II
yang dilapisi tripleks yang berisi informasi tentang kegiatan/pekerjaan
(ilustrasi)
2. Bentuk dan ukuran papan nama proyek adalah :
Ukuran : 80 x 120 Cm
Tinggi : Bagian bawah papan nama proyek min. 80 cm dari
permukaan tanah
3. Papan Nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat.
Contoh sebagai berikut:

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


………………………………………….

KEGIATAN : …………………………………………
PEKERJAAN : …………………………………………
LOKASI : …………………………………………
PERENCANA : CV / PT ………………………………..
PEMBORONG : CV / PT ………………………………..
SPMK / KONTRAK : …………………………………………
NILAI KONTRAK : …………………………………………
MASA PELAKSANAAN : …………………………………………
PENGAWAS : CV / PT ………………………………..

Ilustrasi 1

Kerusakan - kerusan diluar proyek, yang ditanggung pemborong jika terjadi


dilapangan, antara lain:
1. Kerusakan jalan akibat berat kendaraan pengangkut bahan tidak sesuai dengan
kelas jalan yang di lewati.

Syarat-Syarat Teknis
2. Rusak turap-turap jalan/saluran atau bingkai-bingkai jalan karena kendaraan
pengangkut bahan pemborong tidak hati-hati.
3. Rambu-rambu/tanda-tanda lalu lintas yang rusak karena pekerjaan tersebut.
4. Kerusakan pada papan nama jalan, yang penggantinya dibuat dari tiang besi
pipa ø 1½˝ tinggi 1,8 m dan plat nama jalan dibuat dari besi plat tebal 3 mm.

Syarat-Syarat Teknis
B. SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN
Lanjutan Peningkatan Pelantar Beton Jl. Sudirman Sedanau

1. DIVISI 1. UMUM
MOBILISASI
Uraian

Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung
pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana
disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan secara umum
harus memenuhi berikut:

a) Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak

Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp
Kontraktor dan kegiatan pelaksanaan

Mobilisasi Kepala Pelaksana (General Superintentent) yang memenuhi jaminan


kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya (pemba-ngunan, atau
peningkatan jalan / penggantian jembatan, atau pemeli-haraan berkala)

Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan
dan penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak

Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang


tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana
peralatan tersebut akan digunakan menurut kontrak ini

Penyediaan dan pemeliharaan base camp Kontraktor, jika perlu termasuk kantor
lapangan, tempat tinggal

PROGRAM MOBILISASI
Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, Kontraktor harus
melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri
Pemilik, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan (bila ada) dan Kontraktor
untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam
proyek ini.
Dalam waktu 15 hari setelah Rapat Pra Pelaksanaan, Kontraktor harus
menyerahkan Program Mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila
ada) dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk
dimintakan persetujuannya.
Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi
yang disyaratkan dan harus mencakup informasi tambahan berikut:

Syarat-Syarat Teknis
Lokasi base camp Kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah detil di
lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Kontraktor
Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua
peralatan yang tercantum dalam daftar Peralatan yang diusulkan dalam
Penawaran, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan
peralatan di lapangan
Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam Pena-
waran harus memperoleh persetujuan dari Direski Pekerjaan
Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang
menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk
menyatakan persentase kemajuan mobilisasi

TIMBUNAN PILIHAN
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan
timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai
dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan
atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan
Timbunan pilihan hams digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya dukung
tanah dasar pada lapisan penopang (capping layer) dan jika diperlukan di
daerah galian. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi
lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang
lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan
lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.

I. PEKERJAAN JEMBATAN SEMENTARA

1) Umum
Kontraktor harus menyediakan memelihara dan membongkar semua jembatan,
jalan masuk dan sejenisnya yang diperlukan oleh Kontraktor untuk
menghubungkan Kontraktor dengan jalan umum pada saat Penyelesaian
Pekerjaan
Jembatan sementara ini harus dibangun sampai diterima Direksi Pekerjaan,
meskipun demikian Kontraktor tetap harus bertanggungjawab terhadap setiap
kerusakan yang terjadi atau disebabkan oleh jalan sementara ini.

2) Lahan Yang Diperlukan


Sebelum membuat jembatan sementara Kontraktor harus melakukan semua
pengaturan yang diperlukan bila diperlukan termasuk pembayaran kepada
pemilik tanah yang bersangkutan atas pemakaian tanah itu dan harus
memperoleh persetujuan dari pejabat yang berwenang dan Direksi Pekerjaan,
Setelah pekerjaan selesai Kontraktor harus membersihkan dan mengembalikan
kondisi tanah itu ke kondisi semula sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan dan
pemilik tanah yang bersangkutan.

Syarat-Syarat Teknis
3) Peralatan Kontraktor Lain Yang Lewat
Kontraktor harus melakukan semua pengaturan agar Pekerjaan yang sudah
dilak-sanakan dapat dilewati dengan aman oleh Peralatan Konstruksi, bahan
dan karyawan Kontraktor lain yang melaksanakan pekerjaan di dekat proyek.
Untuk keperluan ini, Kontraktor dan Kontraktor lain yang melaksanakan
pekerjaan di dekat proyek, harus menyerahkan suatu jadwal transportasi yang
demikian kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuannya, paling
sedikit 15 (lima belas) hari sebelumnya.

4) Jembatan Alih Sementara atau Detour


Jembatan alih sementara atau detour harus dibangun sebagaimana yang
diperlukan untuk kondisi lalu lintas yang ada, dengan memperhatikan
ketentuan keselamatan dan kekuatan struktur, Semua jembatan alih yang
demikian tidak boleh dibuka untuk lalu lintas umum sampai alinyemen,
pelaksanaan, jembatan dan pemasangan rambu lalu lintas sementara telah
disetujui Direksi Pekerjaan, Selama digunakan untuk lalu lintas umum
Kontraktor harus memelihara pekerjaan yang telah dilaksanakan, jembatan dan
rambu lalu lintas sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.

5) Jalan Samping (ramp) Sementara untuk Lalu Lintas


Kontraktor harus membangun dan memelihara jembatan samping sementara
untuk jalan masuk umum dari dan ke jalan raya pada semua tempat bilamana
jalan masuk tersebut sudah ada sebelum Pekerjaan dimulai dan pada tempat
lainnya yang diperlukan atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan

DASAR PEMBAYARAN

Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk operasi pemeliharaan
lalu lintas yang dilaksanakan sesuai dengan Seksi dari Spesifikasi ini. Biaya
pekerjaan ini harus sudah termasuk dalam Harga Satuan dari semua Mata
Pekerjaan yang terdapat dalam Kontrak, dimana harga tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua bahan, pekerja,
peralatan, perlengkapan dan biaya lainnya yang perlu untuk pemasangan dan
pemeliharaan semua instalasi darurat, untuk pengen-dalian lalu lintas selama
pelaksanaan Pekerjaan, untuk membuang perlengkapan pengendali lalu lintas
setelah Pekerjaan selesai dan untuk pembersihan setiap penghalang.

Bilamana Kontraktor gagal melaksanakan operasi pemeliharaan lalu lintas


sebagai-mana yang disyaratkan dalam Seksi dari Spesifikasi ini, maka
Kontraktor akan dikenakan seluruh biaya aktual ditambah 10 % (sepuluh persen)
untuk semua operasi pemeliharaan lalu lintas yang dilaksanakan oleh Direksi
Pekerjaan atau pihak lainnya atas perintah Direksi Pekerjaan.

II. ANYAMAN FILTER PLASTIK

Plastik cor untuk pelapis lantai di atas tanah / slab on ground Plastik cor memiliki
ketebalan yang cukup, sekitar agar tidak mudah robek bila terinjak-injak pada
saat memasang tulangan pelat ataupun wiremesh.
Fungsi plastik adalah untuk menjaga agar permukaan dasar beton tidak
langsung berhubungan dengan tanah yang memiliki kelembaban, Sehingga
kemungkinan air / uap air masuk ke dalam pori-pori beton menjadi lebih kecil,

Syarat-Syarat Teknis
dan tulangan terhindar dari karat / korosi. Korosi selain merusak tulangan juga
akan memberikan warna karat pada permukaan beton. Pada pelat beton di atas
tanah, biasanya tulangan hanya diletakkan di bagian atas dengan tebal selimut
beton
Plastik Cor dapat digunakan sebagai lantai kerja cor beton yang berhubungan
dengan tanah, fungsinya yaitu untuk menahan agar air semen tidak keluar
karena merembes kedalam tanah, penggunaan plastik tergolong sebagai inovasi
baru menggantikan material lantai kerja sebelumnya berupa screed atau cor
beton berkualitas rendah.

III. PEKERJAAN TANAH

Galian Batu Lunak harus mencakup galian pada batuan yang mempunyai tekan
tekan uniaksial 300 - 400 kg/em' sesuai dengan ASTM D7012 Standard Test
Methods for Compressive Strength and Elastic Moduli of Intact Rock Core
Specimens under Varying States of Stress and Temperatures Metoda C dan
menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dapat dilakukan dengan
menggunakan excavator bucket biasa, namun tidak memerlukan pemboran
(drilling) atau peledakan seperti halnya galian batu, dan cukup menggunakan
excavator bucket yang dilengkapi dengan kuku baja khusus, jenis penetration
plus tip dengan kuat leleh 10.200 kg/ern' (1.000 MPa)

Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan


pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan
timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai
dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan
atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

IV. Bahan Aspal untuk Pekerjaan Pelaburan


Pelaburan aspal dikerjakan setelah jalan beton cukup umur, dan permukaan
jalan harus dibersihkan dari kotoran, sampah dan apa saja yang bisa mengurangi
kualitas ikat aspal. Permukaan jalan yang akan di aspal harus benar kering agar
ikatan aspal dengan beton maksimal.

Bahan Yang dipergunakan:


Aspal
Kerosene
Peralatan yang digunakan:
Alat Bantu

Langkah Kerja:
Aspal yang terdapat di dalam Drum Asplat dipanaskan atau dibakar dengan suhu
tertentu hingga mencair dan matang
Setelah matang, Aspalt cair di siramkan diatas permukaan jalan beton hingga
terlumiri semua bagian badan jalan
Tutup laburan aspalt cair menggunakan pasir hingga menyatu dengan
Asdpalt

Syarat-Syarat Teknis
V. STRUKTUR

1. Pekerjaan tapak beton mutu sedang fc’= 20 MPa ( 100 x 100 x 30 cm )


Ukuran tapak beton harus sesuai dengan ukuran pada gambar
Pemasangan bekisting untuk pengecoran harus benar-benar kuat dan
membentuk bekisting itu nantinya dibuka
Pembesian dari tapak beton harus menggunakan mutu besi 16
Mutu beton yang dipergunakan untuk pengecoran tapak harus mutu sedang
fc’= 20 MPa yang khusus untuk pekerjaan pantai / laut.

2. Pekerjaan tapak beton mutu, Beton mutu sedang fc’= 20 MPa (100 x 65 x
30 cm)
Ukuran tapak beton harus sesuai dengan ukuran pada gambar
Pemasangan bekisting untuk pengecoran harus benar-benar kuat dan
membentuk bekisting itu nantinya dibuka
Pembesian dari tapak beton harus menggunakan mutu besi 16
Mutu beton yang dipergunakan untuk pengecoran tapak harus mutu sedang
fc’= 20 MPa yang khusus untuk pekerjaan pantai / laut

3. Pekerjaan tiang beton mutu sedang fc’= 20 MPa, Ukuran (30 x 30 cm)
Ukuran tiang beton harus sesuai dengan ukuran pada gambar
Pemasangan bekisting untuk pengecoran harus benar-benar kuat dan
membentuk tiang beton apabila bekisting itu nantinya dibuka
Pembesian dari tiang beton harus menggunakan mutu besi 16 dan 12
Mutu beton yang dipergunakan untuk pengecoran tiang harus mutu beton
sedang fc’= 20 MPa yang khusus untuk pekerjaan pantai / laut.
Untuk pemasangan enam titik tiang yang menggunakan tapak dengan cara
memotong tiang lama sebagai cerucuk sesuai ukuran pada gambar rencana.

3. Pekerjaan Balok beton mutu sedang fc’= 20 MPa, Ukuran. 25 X 45 Cm.


Ukuran Balok beton harus sesuai dengan ukuran pada gambar
Pemasangan bekisting untuk pengecoran harus benar-benar kuat dan
membentuk balok beton apabila bekisting itu nantinya dibuka
Pembesian dari balok beton harus menggunakan mutu besi 16
Mutu beton yang dipergunakan untuk pengecoran balok harus mutu sedang
fc’= 20 MPa.

4. Pekerjaan Lantai Beton. T. 15 Cm.


Ukuran dari lantai harus sesuai dengan ukuran pada gambar
Pemasangan bekisting benar – benar rapat jangan sampai bocor untuk
pengecoran harus benar-benar kuat dan membentuk lantai apabila bekisting
itu nantinya dibuka

Syarat-Syarat Teknis
Pembesian dari lantai harus menggunakan mutu besi D 12 mm ( jarak
anyaman 15 cm dua lapis ), di ikat dengan kawat mutu terbaik sesuai
petunjuk konsultan pengawas.
Mutu beton yang dipergunakan untuk pengecoran lantai harus mutu mutu
sedang fc’= 20 MPa yang khusus untuk pekerjaan pantai / laut.

5. Baja Tulangan U 24 Polos


Pemakaian Tenaga Kerja : Pekerja, Tukang, Mandor
Pemakaian Bahan : Baja Tulangan, Kawat Beton
Pemakaian Alat : Alat Bantu
Prosedur Pelaksanaan
Pembengkokan:
§ Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur ACI 315,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-
lekukan, bengkokanbengkokan atau kerusakan, Bila pembengkokan
secara panas di lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan
pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak
terlalu berubah banyak.
§ Batang tulangan dengan diameter 5 cm dan yang lebih besar harus
dibengkokkan dengan mesin pembengkok.
Penempatan dan Pengikatan:
§ Tulangan ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan
kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
§ Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat
pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan
tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik
utama tidak diperkenankan
Spesifikasi Teknis:
a) Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai
dengan Gambar

6. Pekerjaan Kastin Taman Jalan.


Ukuran dari kerb beton harus sesuai dengan ukuran pada gambar
Pemasangan bekisting benar – benar rapat jangan sampai bocor dan rapi
untuk pengecoran harus benar-benar kuat dan membentuk lantai apabila
bekisting itu nantinya dibuka
Pembesian dari kerb harus menggunakan mutu besi D 12 mm dengan jarak
15 cm, di ikat dengan kawat mutu terbaik sesuai petunjuk konsultan
pengawas.
Mutu beton yang dipergunakan untuk pengecoran kerb harus mutu sedang
fc’= 20 MPa, yang khusus untuk pekerjaan pantai / laut.

Syarat-Syarat Teknis
7. Pekerjaan Kanstin Kerb.
Ukuran dari kerb beton harus sesuai dengan ukuran pada gambar
Pemasangan bekisting benar – benar rapat jangan sampai bocor dan rapi
untuk pengecoran harus benar-benar kuat dan membentuk lantai apabila
bekisting itu nantinya dibuka
Pembesian dari kerb harus menggunakan mutu besi D 12 mm dengan jarak
50 cm, di ikat dengan kawat mutu terbaik sesuai petunjuk konsultan
pengawas.
Mutu beton yang dipergunakan untuk pengecoran kerb harus mutu sedang
fc’= 20 MPa, yang khusus untuk pekerjaan pantai / laut
8. Pekerjaan Pengadaan Baja Profil Siku 50 x 50 x 4 mm.
Baja profil siku di pasang di setiap deletasi trestel dan dermaga posisi sessuai
pada gambar rencana
Besi profil siku dengan ukuran 50 mm x 50 mm dengan tebal 4mm
Besi frofil dilas dengan angkur sebagai pengikat pada beton lantai

9. Pembongkaran Beton
Pelaksanaan pembongkaran
Pekerjaan bongkaran harus dilaksanakan dengan cermat sehingga tidak
merusak bagian yang tidak dibongkar
Seluruh pekerjaan bongkaran harus dilaksanakan sesuai gambar dan
petunjuk direksi lapangan
Dalam melakukan pembongkaran harus dilaksanakan secara berurutan mana
yang terlebih dahulu dibongkar dan mana yang kemudian guna menghindari
bahan-bahan lama yang masih bisa dipakai dapat dipertahankan
keutuhannya lain sebagainya
Bekas bongkaran yang tidak dapat digunakan lagi harus disingkirkan dari
lokasi sedangkan sisa bongkaran yang akan disimpan harus diserahkan
kepada direksi dan ditempatkan pada tempat yang sudah disetujui oleh
Pemimpin Kegiatan

. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


Pekerjaan Pembuatan Prasasti
Dudukan prasasti terbuat dari beton bertulang dengan ukuran sesuai pada
gambar rencana
Prasasti terbuat dari bahan kaca dengan ketebalan 5 mm dengan ukuran
harus sesuai dengan gambar rencana
Apabila ada keraguan pada pekerjaan pihak pemborong harus berkonsultasi
dengan pihak direksi/konsultan pengawas, agar permasalahan dapat di
deteksi sedini mungkin

Syarat-Syarat Teknis
PENGECATAN
Pekerjaan Pengecatan Kerb Dengan Cat Minyak
Sebelum pengecatan di lakukan, pemborong harus memastikan beton sudah
kering untuk menghindar terjadinya penguapan agar cat yang terpasang
benar - benar merekat
Cat yang di pakai harus kualitas terbaik standar SNI
Sebelum pembelian cat pihak pemborong harus berkordinasi dengan pihak
direksi/konsultan pengawas untuk pemilihan kualitas cat yang di pakai.
Pekerjaan Pengecatan Kastin Taman Cat Minyak
Sebelum pengecatan di lakukan, pemborong harus memastikan beton sudah
kering untuk menghindar terjadinya penguapan agar cat yang terpasang
benar - benar merekat
Cat yang di pakai harus kualitas terbaik standar SNI
Sebelum pembelian cat pihak pemborong harus berkordinasi dengan pihak
direksi/konsultan pengawas untuk pemilihan kualitas cat yang di pakai.

10. Pekerjaan Pembersihan dan Syarat-Syarat Penyerahan Pekerjaan.

Setelah pekerjaan selesai kontraktor harus membersihkan semua puing dan


sampah akibat dari pelaksanaan kegiatan
Setiap pekerjaan harus sudah dalam keadaan siap sesuai dengan gambar
bestek, baru penyerahan pertama dapat dilakukan
Foto dokumentasi mulai dari 0% sampai 100% pekerjaan dalam album
Penyerahan pekerjaan, dapat dapat dilaksanakan jika seluruh bagian-bagian
pekerjaan sudah lengkap sesuai spesifikasi, gambar rencana dan memenuhi
syarat-syarat teknik
Penyerahan kedua pekerjaan / terakhir dapat dilaksanakan dengan syarat
semua pekerjaan, pembetulan / penyempurnaan, pembersihan, kerapihan
telah selesai baik dan sempurna dan disiapkan/diserahkan pakai surat tanda
terima Buku Tamu dan Buku perintah Direksi.
Demikian spesifikasi ini dibuat untuk menjadi pedoman di dalam pelaksanaan
nantinya

11. Penutup.
Hal - hal yang belum diuraikan dalam rencana kerja dan syarat – syarat ini,
sepanjang berkaitan dengan pekerjaan yang dilaksanakan, akan diberikan
petunjuk oleh Direksi, Demikianlah spesifikasi ini dibuat dan menjadi pedoman di
dalam pelaksanaan nantinya.

Syarat-Syarat Teknis

Anda mungkin juga menyukai