A. SPESIFIKASI UMUM
Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini pemborong harus
mematuhi dan memahami peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang
mengikat sebagai berikut:
- Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (PUBB–1979)
- Peraturan Konstruksi Indonesia (PKI–1961)
- Peraturan Muatan Indonesia (PMI–1970)
- Peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pembangunan yang berlaku
di Indonesia.
- Tata cara pembuatan benda uji untuk pengujian laboratorium
- Tata cara perencanaan teknik pondasi tiang untuk dermaga / pelabuhan
- Spesifikasi besi beton untuk penulangan dermaga / pelabuhan.
- Spesifikasi bahan bangunan A (bukan logam)
- Tata cara pemancangan menggunakan ponton / mesin pancang
Syarat-Syarat Teknis
- Tiang pancang menggunakan tiang beton cor dengan ukuran sesuai gambar
kerja.
Untuk bahan-bahan yang belum ada peraturannya di Indonesia, maka di pakai
syarat-syarat yang di tentukan oleh pabrik bahan tersebut, maka syarat yang di
tentukan oleh pabrik bahan tersebut harus di serahkan pada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan lebih lanjut
4. ADMINISTRASI PROYEK
Pemborong diharuskan membuat laporan berkala pekerjaan untuk setiap minggu
kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan yang
diselesaikan, Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaan cuaca,
jumlah pengerahan tenaga kerja, tenaga pengawas dan tenaga pelaksana, alat-
alat yang di pergunakan dan jumlah pengiriman bahan-bahan bangunan kelokasi
pekerjaan, kemajuan fisik dari pekerjaan yang telah selesai, masalah yang timbul
dilapangan serta pemecahannya, Laporan Pekerjaan harus diserahkan
pemborong pada setiap akhir pekan untuk di evaluasi
6. DOKUMENTASI
6.1. Pemborong diharuskan membuat Dokumentasi Kemajuan Proyek fisik
secara berbeda dalam bentuk foto di serahkan pada Direksi sebanyak 3 set.
6.2. Foto-foto harus menunjukan medan lokasi proyek sebelum pekerjaan
dimulai dan pada saat pekerjaan dilaksanakan dan sesudah pekerjaan
dinyatakan selesai 100%
6.3. Negatif foto dari pemotretan menjadi milik pemberi Tugas dan setiap orang
ingin mendapatkan positifnya harus dengan persetujuan Direksi.
7. PEKERJAAN UKURAN
1. Pekerjaan pengukuran sepenuhnya dilaksanakan pemborong dan
disaksikan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
2. Pengukuran yang di lakukan tanpa di saksikan / sepengetahuan
Direksi/Pengawas Lapangan dianggap tidak sah dan untuk ini sebaiknya
pengukuran diatas di ulangi kembali.
3. Pekerjaan pengukuran harus dilaksanakan dengan cermat/teliti dengan
mempergunakan alat ukur sudut betul–betul tegak lurus/siku.
4. Untuk titik duga pokok (titik ± 0,00) akan di tentukan oleh Direksi/Pengawas
Lapangan sesuai dengan kondisi dan situasi di lapangan.
5. Patok profil /bouwplank ditanam yang kuat agar tidak hilang/berubah dari
tempatnya serta di cat dengan jelas. Pemasangan bowplank dan pemberian
Syarat-Syarat Teknis
tanda-tanda duga satu dan lain seperti diperlukan guna pelaksanaan
pekerjaan dengan baik.
6. Pemborong/Kontraktor tidak dibenarkan merubah tanda–tanda duga dan
lain–lain tanpa sepengetahuan Direksi/Pengawas.
Syarat-Syarat Teknis
agregat keseluruhannya. Butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya
tidak pecah / hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik matahari / hujan.
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan
terhadap berat kering) yang artinya dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui
dari 1% maka agregat harus dicuci.
d. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak
beton, seperti zat-zat yang bersifat reaktif alkali.
e. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari seperlima jarak
terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal
plat atau tiga perempat dari jarak bersih minimal di antara batang-batang
atau berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari pembatasan ini diizinkan
apabila menurut penilaian Pengawas Ahli. Cara-cara pengecoran beton
adalah sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadi sarang-sarang
kerikil.
6. Baja Tulangan
a. Baja tulangan untuk penulangan beton yang digunakan harus bebas dari
kotoran-kotoran, lemak, kulit gilingan, karet lepas dan bahan-bahan lain
yang dapat mengurangi daya lekat beton terhadap baja tulangan.
b. Diameter baja tulangan yang digunakan harus sesuai dengan diameter
yang ditentukan dalam gambar-gambar rencana atau gambar detail ( Besi
mutu U-39 dan U-24 ) dengan tegangan leleh 2.400 kg/cm2 dan tegangan
maksimal 3.600 kg/cm2.
• Baja tulangan deform (ulir) U-39 untuk diameter tulangan lebih
besar atau sama dengan 12 mm
• Baja tulangan U-24 untuk diameter tulangan lebih kecil dari 12 mm.
c. Jika ternyata dalam pemeriksaan pengawas, diameter baja yang masuk
tidak sesuai dengan diameter baja yang akan dipakai, maka pemakainya
harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan konsultan pengawas
d. Penyimpangan penggunaan baja tulangan dari ketentuan-ketentuan yang
berlaku dinyatakan tidak dapat diterima.
Syarat-Syarat Teknis
7. Kawat Ikat
a. Terbuat dari baja lunak yang telah dipijarkan terlebih dahulu.
b. Tidak bersepuh seng.
c. Diameter minimum 1 mm.
d. Memenuhi persyaratan SNI 0040-87-A.
8. K a y u
a. Kayu yang digunakan harus memenuhi persyaratan seperti yang
tercantum dalam spesifikasi ukuran kayu untuk bangunan.
b. Kayu yang digunakan harus kayu yang berkualitas baik, tidak mempunyai
cacat, dinyatakan tidak dapat diterima seperti mata kayu, celah-celah,
susut pinggir dan cacat lainnya dan tidak boleh digunakan hati kayu.
c. Jenis dan ukuran kayu digunakan antara lain :
Untuk bouwplank digunakan papan kayu meranti ukuran 2/20 cm.
Untuk patok digunakan balok kayu meranti ukuran 5/7 cm.
Untuk mal beton digunakan papan kayu meranti ukuran 2/20 cm atau
multiplek tebal 12 mm.
Untuk pengunci digunakan balok kayu Balau ukuran 5/7 cm.
Balok-balok kayu Balau / Resak ukuran sesuai dengan gambar
rencana.
Untuk rangka digunakan balok Balau / Resak
9. Bahan–bahan lain
a. Semua bahan - bahan bangunan yang akan dipakai dan belum disebutkan
disini akan ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan atau pada waktu
pelaksanaan pekerjaan
b. Semua bahan - bahan yang dimaksud untuk dipakai harus ditunjukkan
terlebih dahulu kepada pengawas untuk diperiksa guna mendapatkan izin
pemakaiannya.
c. Semua bahan - bahan yang tidak ditunjukan kepada pengawas atau
ditolak oleh pengawas tidak dibenarkan pemakaiannya.
d. Pemakaian bahan - bahan yang tidak sesuai dengan yang ditentukan
harus dibongkar dan kerugian yang ditimbulkannya sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pemborong.
e. Tidak tersedianya bahan - bahan bangunan yang akan dipakai dipasang
dengan ini dinyatakan tidak dapat sebagai alasan terhentinya /
tertundanya pelaksanaan pekerjaan.
9. PERSIAPAN BAHAN-BAHAN.
o Sebelum pelaksanaan pekerjaan pemborong harus mempersiapkan jalur
jalan ke lokasi proyek untuk memasukkan bahan penggunaan ke lokasi
proyek.
o Sebelum dimulai pekerjaan fisik, terlebih dahulu areal lokasi seluas yang
ditentukan oleh pengawas harus bersih dari semak-semak dan pohon-pohon
bakau, termasuk lingkungan yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
Syarat-Syarat Teknis
o Sebelum pelaksanaan pekerjaan maka pemborong harus terlebih dahulu
merundingkan dengan pengawas mengenai pembagian halaman kerja untuk
tepat mendirikan kantor, gudang dan los kerja, tempat penimbunan bahan-
bahan dan lain sebagaimana.
o Untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan di lokasi, maka pemborong dengan
biaya sendiri harus menyediakan kantor dengan perlengkapannya, gudang
tempat penyimpanan bahan-bahan dan alat-alat pekerjaan serta los kerja
tempat mengerjakan bahan-bahan.
o Kantor, gudang dan los kerja baru dapat dibongkar setelah pekerjaan selesai
100% dan pembongkarannya mendapat persetujuan dari pengawas.
2. Pekerjaan campuran semen, pasir dan air yang disebut beton, jumlah semen
yang dipakai setiap campuran untuk mutu beton B 0, B 1 dan K 225
ditentukan dengan ukuran isi, sedangkan jumlah semen yang dipakai dalam
setiap campuran untuk beton mutu K 250 mutu yang lebih tinggi ditentukan
dengan ukuran berat atau direncanakan sebagai berikut :
a. Untuk mutu beton B 0 dengan beton 1 : 3 : 5 berarti menggunakan 1 zak
semen : 3 zak pasir : 5 zak kerikil.
b. Untuk mutu beton B 1 dan K 225 dengan beton 1 : 2 : 3 berarti
menggunakan 1 zak semen : 2 zak pasir : 3 zak kerikil.
c. Untuk mutu beton K 250 mutu yang lebih tinggi dengan beton 1 : 2 : 3
dipakai perbandingan ukuran berat (petunjuk labor).
3. Pengadukan mutu adukan dan beton B 0 sedapat mungkin diaduk dengan
menggunakan mesin pengaduk, sedang untuk mutu beton B 1 hingga mutu
yang lebih tinggi harus menggunakan mesin pengaduk.
4. Penyimpangan terhadap ketentuan ini tidak dapat diterima dan pekerjaan
dinyatakan ditolak, sedangkan pekerjaan yang dihasilkannya harus dibongkar
dan kerugian yang diakibatkan sepenuhnya menjadi resiko pemborong.
Syarat-Syarat Teknis
ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia (
PBBI ).
b. Pasir beton untuk konstruksi beton bertulang harus terdiri dari butir-butir
yang keras dan tajam, kadar lumpur maksimal 5% dan tidak boleh terlalu
banyak mengandung bahan-bahan organik dan mempunyai butir yang
beraneka ragam besarnya antara 0,1 sampai 1 mm.
c. Kerikil beton untuk konstruksi beton bertulang terdiri dari butir yang keras
dan tidak berpori, kadar lumpur maksimum 1% apabila kadar lumpur
melampaui kadar maksimum maka kerikil harus dicuci, bebas dari zat-zat
yang dapat merusak beton seperti zat-zat reaktif alkali.
d. Batang tulang yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran lemak,
kulit gilingan, karat lepas serta bahan-bahan yang mengurangi daya lekat
beton.
e. Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan
kotoran-kotoran lainnya, penggunaan air sumur dan air kali harus
mendapat izin dari Pengawas Lapangan.
3. Kelas dan Mutu Beton.
a. Beton kelas 1 mutu B 0.
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan non-konstruksi.
Pelaksanaannya tidak memerlukan keahlian khusus.
Pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan.
Tanpa pengawasan terhadap kekuatan-kekuatan.
b. Beton kelas 2 mutu B 1.
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural.
Pelaksanaannya harus memerlukan keahlian khusus.
Pengawasan sedang terhadap mutu bahan-bahan.
Tanpa pengawasan mutu terhadap kekuatan tekanan.
4. Campuran Beton.
a. Untuk beton mutu B 0 dipakai campuran yang biasa dipakai untuk
pekerjaan-pekerjaan non-struktural dengan perbandingan 1:3:5 dalam
perbandingan isi.
b. Untuk mutu beton B 1 dan K 225 dipakai campuran nominal semen, pasir
dan kerikil dalam perbandingan isi 1 : 2 : 3 atau 1 : 1,5 : 2,5.
c. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 2,5%.
Syarat-Syarat Teknis
6. Cetakan dan Acuan.
a. Cetakan dan acuan harus kokoh dan cukup rapat sehingga tidak terjadi
kebocoran-kebocoran yang dituangkan ke dalam cetakan.
b. Cetakan harus diberikan ikatan-ikatan secukupnya, sehingga dapat
terjamin kedudukan dan bentuk yang kuat serta tetap.
c. Cetakan harus dibuat dari bahan-bahan yang baik dan tidak mudah
meresap air dan dipasang sedemikian rupa, sehingga pada waktu
pembongkaran cetakan tidak terjadi kerusakan pada beton.
d. Pada pelaksanaan beton kelas 3, air beton tidak boleh benar-benar
terserap oleh cetakan, oleh sebab itu cetakan harus dilapisi dengan plastik
/ sejenis.
7. Pemasangan Tulangan.
a. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya,dengan menggunakan kawat ikat
beton
b. Untuk ketepatan tebal penutup beton, tulangan harus dipasang dengan
penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu yang sama dengan
mutu yang akan dicor.
8. Pengadukan Beton.
a. Pengadukan beton pada semua mutu beton kecuali beton mutu beton B 0
harus dilakukan dengan mesin pengaduk.
b. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus
diawasi.
c. Apabila karena suatu hal dalam adukan beton tidak memenuhi syarat
minimal seperti terlalu encer karena kesalahan pemberian jumlah air,
sudah mengeras sebagian atau tercampur dengan bahan-bahan asing,
maka adukan ini tidak boleh dipakai & harus disingkirkan dari tempat
pelaksanaan.
9. Pengecoran dan Pemadatan.
a. Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan sarang kerikil, adukan
beton harus dipadatkan selama pengecoran, pemadatan dapat
dilaksanakan dengan menumbuk atau dengan memukul-mukul cetakan
atau dengan menggunakan alat pemadat mekanis / penggetar ( vibrator ).
b. Pemadatan harus menggunakan pemadat mekanis / penggetar / vibrator
dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam peraturan
Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971).
10. Penutup Beton.
Tebal penutup beton minimum (tidak termasuk plesteran) sesuai dengan
penggunaannya adalah sebagai berikut:
a. Untuk kolom dan balok adalah 2,5 cm.
b. Untuk pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung
dengan tanah adalah 3 cm.
Syarat-Syarat Teknis
11. Perawatan Beton ( curing )
Untuk mencegah pengeringan beton terlalu cepat, paling sedikit selama dua
minggu beton harus disiram terus menerus jika tidak ada hujan
Syarat-Syarat Teknis
2. Titik duga ± 0,00 ditetapkan pada permukaan papan kerja / bouwplank
dan pengukuran waterpass dan pengukuran sudut – sudut 90˚ dengan
mengunakan asas segi tiga / phytagoras hanya diperkenankan untuk
bagian – bagian ruang kecil saja.
3. Patok bouwplank boleh menggunakan kayu lokal, tebal papan
minimum 2 cm lebar 20 cm, sisi atasnya harus diketam halus dan rata.
4. Bouwplank ditempatkan disekeliling rencana bangunan .
5. Pasangan bouwplank harus kokoh, kuat dan tidak berubah dari cuaca
atau hal – hal yang dapat merubah kedudukan bouwplank. Bila
kedudukan bouwplank meragukan maka harus dilakukan pemeriksaan
kembali yang dilakukan oleh Direksi Lapangan.
6. Pengukuran peil tinggi / lantai harus dilakukan atau diketahui dan
disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan.
7. Untuk mengambil peil 0,00 pelantar diambil dari permukaan atas lantai
bangunan yang sudah ada.
8. Sebelum pekerjaan dimulai, lokasi harus dibersihkan dari segala
sesuatu yang dapat mengganggu atau menghambat kelancaran
pekerjaan.
Syarat-Syarat Teknis
2. Agregat
Antara agregat halus dan agregat kasar penyimpannya dilakukan terpisah,
Jika tempat dasar selalu basah pada musim hujan, maka sebaiknya
penempatannya harus didasari alat tepas / papan
3. Baja Tulangan
Baja tulangan tidak boleh disimpan / ditumpuk langsung di atas tanah, tetapi
diberi alas / ganjal berupa balok-balok, Penimbunan di tempat terbuka dalam
waktu lama harus dihindarkan
4. Bahan-bahan lain
Untuk menyimpan bahan-bahan lain berupa bahan-bahan yang tidak tahan
cuaca sebaiknya di tempatkan di gudang penyimpanan
KEGIATAN : …………………………………………
PEKERJAAN : …………………………………………
LOKASI : …………………………………………
PERENCANA : CV / PT ………………………………..
PEMBORONG : CV / PT ………………………………..
SPMK / KONTRAK : …………………………………………
NILAI KONTRAK : …………………………………………
MASA PELAKSANAAN : …………………………………………
PENGAWAS : CV / PT ………………………………..
Ilustrasi 1
Syarat-Syarat Teknis
2. Rusak turap-turap jalan/saluran atau bingkai-bingkai jalan karena kendaraan
pengangkut bahan pemborong tidak hati-hati.
3. Rambu-rambu/tanda-tanda lalu lintas yang rusak karena pekerjaan tersebut.
4. Kerusakan pada papan nama jalan, yang penggantinya dibuat dari tiang besi
pipa ø 1½˝ tinggi 1,8 m dan plat nama jalan dibuat dari besi plat tebal 3 mm.
Syarat-Syarat Teknis
B. SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN
Lanjutan Peningkatan Pelantar Beton Jl. Sudirman Sedanau
1. DIVISI 1. UMUM
MOBILISASI
Uraian
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung
pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana
disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan secara umum
harus memenuhi berikut:
Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp
Kontraktor dan kegiatan pelaksanaan
Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan
dan penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak
Penyediaan dan pemeliharaan base camp Kontraktor, jika perlu termasuk kantor
lapangan, tempat tinggal
PROGRAM MOBILISASI
Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, Kontraktor harus
melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri
Pemilik, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan (bila ada) dan Kontraktor
untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam
proyek ini.
Dalam waktu 15 hari setelah Rapat Pra Pelaksanaan, Kontraktor harus
menyerahkan Program Mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila
ada) dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk
dimintakan persetujuannya.
Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi
yang disyaratkan dan harus mencakup informasi tambahan berikut:
Syarat-Syarat Teknis
Lokasi base camp Kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah detil di
lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Kontraktor
Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua
peralatan yang tercantum dalam daftar Peralatan yang diusulkan dalam
Penawaran, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan
peralatan di lapangan
Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam Pena-
waran harus memperoleh persetujuan dari Direski Pekerjaan
Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang
menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk
menyatakan persentase kemajuan mobilisasi
TIMBUNAN PILIHAN
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan
timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai
dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan
atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan
Timbunan pilihan hams digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya dukung
tanah dasar pada lapisan penopang (capping layer) dan jika diperlukan di
daerah galian. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi
lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang
lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan
lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.
1) Umum
Kontraktor harus menyediakan memelihara dan membongkar semua jembatan,
jalan masuk dan sejenisnya yang diperlukan oleh Kontraktor untuk
menghubungkan Kontraktor dengan jalan umum pada saat Penyelesaian
Pekerjaan
Jembatan sementara ini harus dibangun sampai diterima Direksi Pekerjaan,
meskipun demikian Kontraktor tetap harus bertanggungjawab terhadap setiap
kerusakan yang terjadi atau disebabkan oleh jalan sementara ini.
Syarat-Syarat Teknis
3) Peralatan Kontraktor Lain Yang Lewat
Kontraktor harus melakukan semua pengaturan agar Pekerjaan yang sudah
dilak-sanakan dapat dilewati dengan aman oleh Peralatan Konstruksi, bahan
dan karyawan Kontraktor lain yang melaksanakan pekerjaan di dekat proyek.
Untuk keperluan ini, Kontraktor dan Kontraktor lain yang melaksanakan
pekerjaan di dekat proyek, harus menyerahkan suatu jadwal transportasi yang
demikian kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuannya, paling
sedikit 15 (lima belas) hari sebelumnya.
DASAR PEMBAYARAN
Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk operasi pemeliharaan
lalu lintas yang dilaksanakan sesuai dengan Seksi dari Spesifikasi ini. Biaya
pekerjaan ini harus sudah termasuk dalam Harga Satuan dari semua Mata
Pekerjaan yang terdapat dalam Kontrak, dimana harga tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua bahan, pekerja,
peralatan, perlengkapan dan biaya lainnya yang perlu untuk pemasangan dan
pemeliharaan semua instalasi darurat, untuk pengen-dalian lalu lintas selama
pelaksanaan Pekerjaan, untuk membuang perlengkapan pengendali lalu lintas
setelah Pekerjaan selesai dan untuk pembersihan setiap penghalang.
Plastik cor untuk pelapis lantai di atas tanah / slab on ground Plastik cor memiliki
ketebalan yang cukup, sekitar agar tidak mudah robek bila terinjak-injak pada
saat memasang tulangan pelat ataupun wiremesh.
Fungsi plastik adalah untuk menjaga agar permukaan dasar beton tidak
langsung berhubungan dengan tanah yang memiliki kelembaban, Sehingga
kemungkinan air / uap air masuk ke dalam pori-pori beton menjadi lebih kecil,
Syarat-Syarat Teknis
dan tulangan terhindar dari karat / korosi. Korosi selain merusak tulangan juga
akan memberikan warna karat pada permukaan beton. Pada pelat beton di atas
tanah, biasanya tulangan hanya diletakkan di bagian atas dengan tebal selimut
beton
Plastik Cor dapat digunakan sebagai lantai kerja cor beton yang berhubungan
dengan tanah, fungsinya yaitu untuk menahan agar air semen tidak keluar
karena merembes kedalam tanah, penggunaan plastik tergolong sebagai inovasi
baru menggantikan material lantai kerja sebelumnya berupa screed atau cor
beton berkualitas rendah.
Galian Batu Lunak harus mencakup galian pada batuan yang mempunyai tekan
tekan uniaksial 300 - 400 kg/em' sesuai dengan ASTM D7012 Standard Test
Methods for Compressive Strength and Elastic Moduli of Intact Rock Core
Specimens under Varying States of Stress and Temperatures Metoda C dan
menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dapat dilakukan dengan
menggunakan excavator bucket biasa, namun tidak memerlukan pemboran
(drilling) atau peledakan seperti halnya galian batu, dan cukup menggunakan
excavator bucket yang dilengkapi dengan kuku baja khusus, jenis penetration
plus tip dengan kuat leleh 10.200 kg/ern' (1.000 MPa)
Langkah Kerja:
Aspal yang terdapat di dalam Drum Asplat dipanaskan atau dibakar dengan suhu
tertentu hingga mencair dan matang
Setelah matang, Aspalt cair di siramkan diatas permukaan jalan beton hingga
terlumiri semua bagian badan jalan
Tutup laburan aspalt cair menggunakan pasir hingga menyatu dengan
Asdpalt
Syarat-Syarat Teknis
V. STRUKTUR
2. Pekerjaan tapak beton mutu, Beton mutu sedang fc’= 20 MPa (100 x 65 x
30 cm)
Ukuran tapak beton harus sesuai dengan ukuran pada gambar
Pemasangan bekisting untuk pengecoran harus benar-benar kuat dan
membentuk bekisting itu nantinya dibuka
Pembesian dari tapak beton harus menggunakan mutu besi 16
Mutu beton yang dipergunakan untuk pengecoran tapak harus mutu sedang
fc’= 20 MPa yang khusus untuk pekerjaan pantai / laut
3. Pekerjaan tiang beton mutu sedang fc’= 20 MPa, Ukuran (30 x 30 cm)
Ukuran tiang beton harus sesuai dengan ukuran pada gambar
Pemasangan bekisting untuk pengecoran harus benar-benar kuat dan
membentuk tiang beton apabila bekisting itu nantinya dibuka
Pembesian dari tiang beton harus menggunakan mutu besi 16 dan 12
Mutu beton yang dipergunakan untuk pengecoran tiang harus mutu beton
sedang fc’= 20 MPa yang khusus untuk pekerjaan pantai / laut.
Untuk pemasangan enam titik tiang yang menggunakan tapak dengan cara
memotong tiang lama sebagai cerucuk sesuai ukuran pada gambar rencana.
Syarat-Syarat Teknis
Pembesian dari lantai harus menggunakan mutu besi D 12 mm ( jarak
anyaman 15 cm dua lapis ), di ikat dengan kawat mutu terbaik sesuai
petunjuk konsultan pengawas.
Mutu beton yang dipergunakan untuk pengecoran lantai harus mutu mutu
sedang fc’= 20 MPa yang khusus untuk pekerjaan pantai / laut.
Syarat-Syarat Teknis
7. Pekerjaan Kanstin Kerb.
Ukuran dari kerb beton harus sesuai dengan ukuran pada gambar
Pemasangan bekisting benar – benar rapat jangan sampai bocor dan rapi
untuk pengecoran harus benar-benar kuat dan membentuk lantai apabila
bekisting itu nantinya dibuka
Pembesian dari kerb harus menggunakan mutu besi D 12 mm dengan jarak
50 cm, di ikat dengan kawat mutu terbaik sesuai petunjuk konsultan
pengawas.
Mutu beton yang dipergunakan untuk pengecoran kerb harus mutu sedang
fc’= 20 MPa, yang khusus untuk pekerjaan pantai / laut
8. Pekerjaan Pengadaan Baja Profil Siku 50 x 50 x 4 mm.
Baja profil siku di pasang di setiap deletasi trestel dan dermaga posisi sessuai
pada gambar rencana
Besi profil siku dengan ukuran 50 mm x 50 mm dengan tebal 4mm
Besi frofil dilas dengan angkur sebagai pengikat pada beton lantai
9. Pembongkaran Beton
Pelaksanaan pembongkaran
Pekerjaan bongkaran harus dilaksanakan dengan cermat sehingga tidak
merusak bagian yang tidak dibongkar
Seluruh pekerjaan bongkaran harus dilaksanakan sesuai gambar dan
petunjuk direksi lapangan
Dalam melakukan pembongkaran harus dilaksanakan secara berurutan mana
yang terlebih dahulu dibongkar dan mana yang kemudian guna menghindari
bahan-bahan lama yang masih bisa dipakai dapat dipertahankan
keutuhannya lain sebagainya
Bekas bongkaran yang tidak dapat digunakan lagi harus disingkirkan dari
lokasi sedangkan sisa bongkaran yang akan disimpan harus diserahkan
kepada direksi dan ditempatkan pada tempat yang sudah disetujui oleh
Pemimpin Kegiatan
Syarat-Syarat Teknis
PENGECATAN
Pekerjaan Pengecatan Kerb Dengan Cat Minyak
Sebelum pengecatan di lakukan, pemborong harus memastikan beton sudah
kering untuk menghindar terjadinya penguapan agar cat yang terpasang
benar - benar merekat
Cat yang di pakai harus kualitas terbaik standar SNI
Sebelum pembelian cat pihak pemborong harus berkordinasi dengan pihak
direksi/konsultan pengawas untuk pemilihan kualitas cat yang di pakai.
Pekerjaan Pengecatan Kastin Taman Cat Minyak
Sebelum pengecatan di lakukan, pemborong harus memastikan beton sudah
kering untuk menghindar terjadinya penguapan agar cat yang terpasang
benar - benar merekat
Cat yang di pakai harus kualitas terbaik standar SNI
Sebelum pembelian cat pihak pemborong harus berkordinasi dengan pihak
direksi/konsultan pengawas untuk pemilihan kualitas cat yang di pakai.
11. Penutup.
Hal - hal yang belum diuraikan dalam rencana kerja dan syarat – syarat ini,
sepanjang berkaitan dengan pekerjaan yang dilaksanakan, akan diberikan
petunjuk oleh Direksi, Demikianlah spesifikasi ini dibuat dan menjadi pedoman di
dalam pelaksanaan nantinya.
Syarat-Syarat Teknis