Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FISIKA

TENTANG “ALAT UKUR”

Disusun Oleh : Kelompok 4

TITIN VERONIKA .A. IMBIRI


PUTRI D B. KAREPESINA
RIAN AFANDI
RIZKI WAHYU WARDHANI
KATA PENGANTAR

Pertama, kami ingin mengucapkan puji dan syukur kpada tuhan yg maha esa yg telah
memberkati kami sehingga karya tulis ini dpat diselesaikan.kami juga ingin mengucapkan terima
kasih bagi seluruh pihak yg telah mmbantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagi
sumber yg telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.

kami mengakui bahwa kami adalah manusian yg mempunyai keterbatasan dalam berbagai
hal. Oleh karna itu, tidak ada hal yg dapat diselesaikan dngan sngat sempurna. Begitu pulah
dengan karya tuis ini yg telah kami selesaikan. Tidak semu hal yg dpat kami deskripsikan dengan
sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakuknnya semaksimal mungkin dengan kemampuan yg
kami miliki. Dimana kami juga memiliki keterbatasan kemmpuan.

Maka dari itu, seperti yg telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga
kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yg budiman. Kami akan
menerima smua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yg dpat mmperbaiki karya tulis
kami di masa mendatang sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dpat
diselesaikan dengan hasil yg lebih baik . dengan menyelesaikan karya tulis ini, kami
mengharapkan banyak manfaat yg dapat dipetik dan diambil dari karya lain.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG...................................................................................

B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................

C. TUJUAN PENULISAN...............................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. JANGKA SORONG.......................................................................................

B. MIKROMETER SKRUP..............................................................................

C. GELAS UKUR...........................................................................................

BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berlandaskan eksperimen, dimana
eksperimen itu sendiri terbagi dalam beberapa tahapan, di antaranya pengamatan, pengukuran,
menganalisis, dan membuat laporan hasil eksperimen. Dalam melakukan eksperimen diperlukan
pengukuran dan alat yang digunakan di dalam pengukuran yang disebut alat ukur.
Banyak sekali alat ukur yang sudah diciptakan manusia baik yang tradisional maupun
yang sudah menjadi produk teknologi modern. Salah satu contohnya adalah alat ukur besaran
massa seperti mikrometer dan jangkasorong.
Sebelum memakai mikrometer dan jangkasorong.didalam suatu eksperimen, hal pertama
yang harus dipahami dalam suatu praktikum adalah prinsip kerja serta fungsi dari komponen-
komponen yang terdapat pada mikrometer dan jangkasorong.tersebut agar diperoleh data yang
benar. Selain itu, untuk memperoleh data yang benar dan akurat di dalam suatu eksperimen
diperlukan juga pengukuran dan penulisan hasil pengukuran dalam satuan yang benar serta
keselamatan kerja dalam pengukuran menjadi poin yang patut diperhitungkan sehingga berbagai
peristiwa kecelakaan yang terjadi di dalam melakukan eksperimen tidak perlu terjadi.
Oleh sebab itu, Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk
mendukung kegiatan praktikum. Praktikan akan terampil dalam praktikum apabila mereka
memiliki keterampilan melakukan pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan
hasil pengukuran sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur serta yang
paling dasar praktikan mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang meliputi
nama alat, fungsi alat, komponen-komponen, dan prinsip kerja.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara dan prinsip kerja jangkasorong dan mikrometer sekrup?
Apa itu jangkasorong dan mikrometer sekrup?
Apa fungsi jangkasorong dn mikrometer sekrup serta bagaimana cara menggunakannya?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Mengetahui bagian –bagian pada jangkasorong dan mikrometer sekrup.
Mengetahui fungsi pada jangkasorong dan mikrometer sekrup.
Mengetahui bagaimana cara menggunakan jangkasorong dan mikrometer sekrup.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jangka Sorong

1. Pengertian
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
milimeter. Terdiri dari dua bagian skala, yaitu skala tetap (tidak dapat digeser) dan skala nonius
(dapat digeser). Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian
pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada
versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan
0.01 untuk yang diatas 30cm.
Pada nonius jangka sorong biasanya didapatkan 49 bagian skala utama, 50 bagian skala
nonius, atau 50 bagian skala nonius 49 mm, sehingga jarak antara 2 skala nonius terdekat adalah
49/50 mm = 0,98 mm. nst nonius jangka sorong dapat dicari dengan rumus :
Nst nonius = selisih jarak antara dua nst skala utama dengan jarak antara dua skala
nonius.
Hasil pengukuran jangka sorong ( H ) adalah berdasarkan hasil bacaan skala utama +
hasil baca skala nonius dengan patokan angka nol ( 0 ) skala nonius (skala geser).
2. Bagian-bagian Jangka Sorong
1). Gigi luar: berfungsi untuk mengukur dimensi luar (tebal, lebar atau Ø batang kayu)
2). Gigi dalam: untuk pengukuran bagian dalam (lebar lubang pen, Ø lubang bor, alur dll)
3). Pengukur kedalaman: Paling baik untuk pengukuran dalam lubang pen danbor.
4). Ukuran utama (cm): skala utama yang digunakan untuk membaca hasil pengukuran.
5). Ukuran sekunder (inch): skala alternatif dalam satuan inch.
6). Patokan pembacaan skala utama (cm)
7). Patokan pembacaan skala sekunder (inch)
8). Untuk menghentikan atau melancarkan geseran pengukuran.

3. Jenis-jenis Jangka Sorong


1). Jangka sorong nonius ( Vernier Caliper )
Ada dua jenis utama dari jangka sorong nonius. Jenis pertama hanya digunakan untuk
mengukur dimensi luar dan dimensi dalam sedangkan jenis kedua selalu untuk mengukur
dimensi luar dan dimensi dalam, juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian.
Pada jenis pertama, untuk pengukuran dimensi dalam maka harga yang dibaca pada skala linier
harus ditambah dengan tebal dari ujumg kedua rahang ukur. Biasanya rahang ingsut/jangka
sorong ini mempunyai kapasitas ukur sampai 150 mm, sedangkan untuk jenis yang besar dapat
sampai 1000mm. kecermatan pembacaac tergantung dari skala noniusnya dalam hal ini adalah
0,10 ; 0,50 atau 0,2 mm.
2. Jangka sorong Jam (Dial Caliper)
Mistar ingsut / jangka sorong jam yang memakai jam ukur sebagai ganti dari skala
nonius. Gerak lurus dari sensor diubah menjadi gerak berputar dari jam penunjuk dengan
perantaraan roda gigi. Pada poros jam ukur dan batang bergigi yang melekat di tengah-tengah
sepanjang batang ukur.
3. Jangka sorong Ketinggian (Hight Gauge)
Suatu jenis jangka sorong yang berfungsi sebagai pengukur ketinggian disebut jangka
sorong ketinggian. Alat ukur ini dilengkapi dengan rahang ukur yang bergerak vertical pada
batang berskala yang tegak lurus dengan landasannya. Skala utama pada batang ukur ada yang
dapat diatur ketinggiannya, dengan menggunakan penyetel yang terletak dipuncaknya. Dengan
demikian pembacaan ukuran dapat diatur mulai dengan bilangan bulat.
Sebelum melakukan pengukuran, hendaknya terlebih dahulu dilakukan pengecekan
kondisi alat pengukuran, apakah masih layak pakai atau tidak. Sebab pemakaian alat pengukuran
yang sudah terrlalu lama bisa mempengaruhi tingkat ketelitian alat tersebut terhadap hasill
pengukuran. Metode pengujian ini dinamakan dengan metode kalibrasi. Kesalahan-kesalahan
dari alat ukur biasanya terjadi pada penunjukan skala, penunjukan awal posisi nol pada skala dan
sebagainya. Pada jangka sorong kesalahan yang terjadi biasanya pada saat awal sebelum
pengukuran, yaitu ketika rahang geser dan rahang tetap di tutup rapat. Posisi angka nol pada
skala nonius tidak tetap berada di posisi angka nol pada skala utama, kadang bisa lebih atau
kurang. Kelebihan atau kekurangan penunjukkan skala tersebut biasa dinamakan
dengankesalahan nol (zero error).
Jika posisi nol pada skala nonius berada di sebelah kanan posisis nol pada skala utama
atau dinamakan juga kesalahan nol positif, maka hal ini berarti bahwa hasil pengukuran lebih
dari nilai sebenarnya, sehingga untuk mendapatkan nilai yang sebanarnya digunakan formula
sebagai berikut :
Nilai sebenarnya = hasil pengukuran – kesalahan nol
Jika posisi nol pada skala nonius berada di sebelah kiri posisi nol pada skala utama atau
dinamakan juga kesalahan nol negatif, maka hal ini berarti bahwa hasil pengukuran kurang dari
nilai sebenarnya sehingga untuk mendapatkan nilai sebenarnya sehingga untuk mendapatkan
nilai yang sebenarnya digunakan formasi sebagai berikut:
Nilai sebenarnya = hasil pengukuran + kesalahan nol

4. Kegunaan Jangka Sorong

Kegunaan jangka sorong adalah:


1). untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit
2). untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun
lainnya) dengan cara diulur
untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
menancapkan / menusukkan bagian pengukur.
5. Penggunaan Jangka Sorong
Adapun penggunaan jangka sorong, adalah sebagai berikut :
1). Mengukur Diameter Luar Benda
Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda:
Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong, geser
rahang agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
2). Mengukur Diameter Dalam Benda
Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung :
Putarlah pengunci ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda ,
geser agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
3). Mengukur Kedalaman Benda
Cara mengukur kedalaman benda :
Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung,
putar pengunci ke kanan.

HITUNGAN PENGUKURAN PRAKTIKUM

Penjelasan : semua pengukuran menggunakan penutup bolpen

NO PENGUKURAN SKALA UTAMA SKALA NONIUS HP


1. Pengukuran 1 3 00,35 mm 03,35 mm
2. Pengukuran 2 3 00,30 mm 03,30 mm
3. Pengukuran 3 3 00,20 mm 03,20 mm
4. Pengukuran 4 3 00,40 mm 03,40 mm
5. Pengukuran 5 3 00,40 mm 03,40 mm

B. Mikrometer Skrup

1. Pengertian
Micrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur maksimal 25
mm. Untuk mengukur benda-benda yang berukuran pendek atau kecil seperti kawat, kertas,
alumunium digunakan micrometer sekrup. Mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian
yang tinggi yaitu 0,01 mm. Micrometer sekrup mempunyai dua skala, yaitu skala utama dan
skala nonius. Skala nonius ditunjukkan oleh selubung yang menyerupai mur. Skala pada
selubung dibagi menjadi 50 bagian, satu bagian skala pada selubung mempunyai nilai 1/50 X 0,5
mm = 0,001 mm. skala utama micrometer terdapat pada batangnya. Satu bagian pada skala
utama nilainya 0,1 mm.
Bagian utama micrometer adalah sebuah poros berulir yang terpasang pada sebuah
silinder pemutar yang disebut bidal (selubung luar). Jika selubung luar diputar 1 kali maka
rahang geser dan juga selubung luar maju atau mundur 0,5 mm.
Karena selubung luar memiliki 50 skala, maka 1 skala pada selubung luar sama dengan jarak
maju atau mundur rahang geser sejauh 0,5 mm/50 = 0,01 mm. Mikrometer memiliki ketelitian
sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0,01 mm.
Hasil pengukuran dengan micrometer sekrup (H) adalah (jumlah skala utama
sampai atas skala nonius x 0,5 mm) + (jumlah skala nonius sampai garis skala nonius yang
segaris dengan garis horizontal pada skalam tetap x 0,01 mm).
Mikrometer sekrup memiliki ketidakpastian pengukuran sebesar setengah dari nilai
skala terkecil (skala nonius). Skala terkecil dari micrometer sekrup adalah 0,01 mm. dengan
demikian ketidakpastian micrometer sekrup bisa didapat dengan menggunakan rumus: ∆X = 1/2
x nst ( nilai skala terkecil)
∆X = 1/2 x 0,01 mm = 0,05 mm.

2. Jenis-jenis Mikrometer

Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut
1). Mikrometer Luar
Alat ukur yang dapat mengukur dimensi luar dengan cara membaca jarak antara dua muka ukur
sejajar yang berhadapan, yaitu sebuah muka ukur tetap yang terpasang pada satu sisi rangka
berbentuk U, dan sebuah muka ukur lainnya yang terletak pada ujung spindle yang dapat
bergerak tegak lurus terhadap muka ukur, dan dilengkapi dengan sleeve dan thimble yang
mempunyai graduasi yang sesuai dengan pergerakan spindle. Mikrometer luar digunakan untuk
ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.

2). Mikrometer dalam


Alat ukur yang dapat mengukur dimensi dalam dengan cara membaca jarak antara dua muka
ukur sferis yang saling membelakangi, yaitu sebuah muka ukur tetap yang terpasang pada batang
utama dan sebuah muka ukur lainnya yang terletak pada ujung spindle yang dapat bergerak
searah dengan sumbunya, dan dilengkapi dengan sleeve dan thimble yang mempunyai graduasi
yang sesuai dengan pergerakan spindle..Mikrometer sekrup dalam digunakan untuk mengukur
garis tengah dari lubang suatu benda.

3). Mikrometer kedalaman


Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan slot-
slot.
Skala pada mikrometer sekrup ada dua yaitu ;
1) Skala Utama (SU), yaitu skala pada pegangan yang diam (tidak berputar) ditunjuk oleh
bagian kiri pegangan putar dari mikrometer sekrup.
2) Skala Nonius (SN), skala pada pegangan putar yang membentuk garis lurus dengan garis
mendatar skala diam dikalikan 0,01 mm.

3. Cara Membaca Mikrometer Skrup

Untuk menggunakan mikrometersekrupcdapat dilakukan dengan langkah berikut :


a) Putar bidal (pemutar) berlawanan arah dengan arah jarum jam sehingga ruang antara
kedua rahang cukup untuk ditempati benda yang akan diukur.
b) Letakkan benda di antara kedua rahang.
c) Putar bidal (pemutar) searah jam sehingga saat poros hampir menyentuh benda,
pemutaran dilakukan dengan menggunakan roda bergigi agar poros tidak menekan benda.
Dengan memutar roda berigi ini, putaran akan berhenti segera setelah poros menyentuh
benda. Jika sampai menyentuh benda yang diukur, pengukuran menjadi tidak teliti.
d) Putar sekrup penggeser hingga terdengar bunyi klik satu kali.
e) Baca hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius dengan rumus :
H = (skala utama x 0,5 mm) + (skala nonius x 0,01 mm)
Beberapa hal yang diperlukan sewaktu menggunakan mikrometer sekrup
1) Permukaan benda ukur, mulut ukur dari mikrometer sekrup harus dibersihkan dahulu
adanya kotoran, terutama bekas proses pengukuran dapat menyebabkan kesalahan ukur
maupun merusak permukaan mulut ukur.
2) Sebelum dipakai kedudukan nol mikrometer sekrup harus diperiksa. Kedudukan nol
disetel dengan cara merapatkan mulut ukur dengan ketelitian silindet tetap diputar dengan
memakai kunci penyetel sampai garis referensi dari skala tetap bertemu dengan garis nol
dari skala putar.
3) Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi objek ukur. Apabila dimensi
tersebut cukup satu bar maka poros ukur dapat digerakkan dengan cepat dengan cara
menyelindingkan silinder putat pada telapak tangan. Jangan sekali-kali memutar
rangkanya dengan memegang silinder putar seolah-olah memegang mainan kanak-kanak.
4) Benda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer sekrup di telapak tangan kanan,
dan ditahan oleh kelingking, jari manis, serta jari tengah. Telunjuk dan ibu jari
dugunakan untuk memutar silinder pusat.
Pada waktu mengukur, maka penekanan poros ukur benda ukur tidak boleh terlalu keras
sehingga memungkinkan kesalahan ukur karena adanya deformasi (perubahan bentuk) dari
benda ukur maupun alat ukurnya sendiri. Kecermatan pengukuran tergantung atas penggunaan
tekanan pengukuran yang cukup dan selalu tetap. Hal ini dapat dicapai dengan cara memutar
silinder putar melalui gigi gelincir atau tabung gelincir atau sewaktu poros ukur hampir
mencapai permukaan benda ukur.

Hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius dapat ditentukan dengan rumus :
H = (skala utama x 0,5 mm) + (skala nonius x 0,01 mm)
Misalkan :
Terdapat sebuah objek yang diukur, angka pada skala utama menunjukkan 8, sedangkan
sedangkan skala noniusnya berimpit pada angka 30. maka hasil pengukuranya adalah:
(8 x 0,5 mm) +( 30 x nst (0.01) mm) = 4,30 mm

4. Fungsi Mikrometer Skrup

Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda. Misalnya tebal
kertas. Selain mengukur ketebalan kertas, mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur
diameter kawat yang kecil.
Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya
sampai 0,01 mm.
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan pada bab sebelumnya, makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jangka sorong
 Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter.

 Umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05 mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk
yang diatas 30cm. Kegunaan jangka sorong adalah:
 untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit

 untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun

lainnya) dengan cara diulur

 untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara menancapkan /

menusukkan bagian pengukur.

2. Micrometer sekrup

 Micrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur maksimal 25 mm.

 Mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi yaitu 0,01 mm

 Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda. Misalnya tebal
kertas. Selain mengukur ketebalan kertas, mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur
diameter kawat yang kecil.
PENUTUP

Demikian makalah FISIKA ini. Semoga makalah tentang Alat Ukur ini dapat
memberikan manfaat, motifasi, dalam proses pembelajaran mata pelajaran fisika. Seorang
Pelajar adalah dia yang ingin tahu, dan yg ingin maju, untuk dirinya dan masa depan bangsa
ini. Salam Semangat !!!

Anda mungkin juga menyukai