Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PERANCANGAN

SISTEM TELEKOMUNIKASI

PERANCANGAN FIBER TO THE HOME

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

DYAS NURLITASARI PERMATA (1317030049)

FATHURRAHMAN NOVIANTO (1317030052)

HERU PURNOMO AJI (1317030054)

MUHAMMAD FARIS (1317030060)

KELAS/KELOMPOK: TT-4B/KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

JUNI 2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………. i
BAB 1 DASAR TEORI……………………………………………………………………. 1
1.1 Kabel Serat Optik….…………………………………………………………………..…....1
1.2.1 Singlemode Fiber(SMF)………………………………………………………………………….…………2
1.2.1 Multimode Fiber(MMF)…………………………………………………………………………………….2
1.3 Arsitektur Jaringan Fiber Optik………………………………………………….....3

1.4 Konfigurasi FTTH………………………………………………………………………... 5


1.4.1 Network Layer…………………………………………………………………… 5
1.4.1.1 Passive Optical Network………………………..……………………...6

1.4.1.2 Gigabit Passsive Optical Network…………………………………..….6

1.5 Komponen GPON………………………………………………………………………....7


1.5.1 Optical Line Terminal (OLT)……………………………………………………. 7
1.5.2 Optical Splitter………………………………………………………………….....8
1.5.3 Optical Network Terminal………………………………………………………... 8
1.6 Arsitektur GPON……………………………………………………………………….. 9
1.6.1 FTTH Core Network…………………………………………………………………9

1.6.2 FTTH Feeder Network……………………………………………………………….9

1.6.3 FTTH Distribution Network…………………………………………………………10

1.6.4 User Area…………………………………………………………………………….10

1.7 Komponen FTTH………………………………………………………………………… 10


1.7.1 Segment A…………………………………………………………………………..10

1.7.2 Segment B…………………………………………………………………………..13

1.7.3 Segment C…………………………………………………………………………..15

1.7.4 Segment D…………………………………………………………………………..16

1.8 Desain Kabel………………………………………………………………………………18


1.8.1 Desain Kabel Feeder……………………………………………………………....18
1.8.1 Moda/Pola Penggelaran Feeder…………………………………………….. 18
1.8.2 Desain Kabel Distribusi………………………………………………………………19

i
1.8.3 Desain Kabel Penanggal……………………………………………………………..20
1.9 Desain Lokasi FTTH……………………………………………………………………... 21
BAB II PERANCANGAN………………………………………………………………….. 22
BAB IV KESIMPULAN………………………………………………………………….. 22

ii
BAB I

DASAR TEORI

1.1 Kabel Serat Optik

Serat optik merupakan salah satu media transmisi komunikasi optik yang cukup
handal. Dipilihnya alternatif ini karena serat optik mempunyai beberapa kelebihan yang
tidak dimiliki oleh media transmisi yang lain. Sesudah tahun 1970, ketika mulai terdapat
serat optik dengan redaman lebih kecil dari 20 dB/km, perkembangan semakin dipacu.
Dengan bahan-bahan dasar yang makin murni dan teknik pembuatan yang makin teliti,
koefisien redaman dapat mencapai kurang dari 5 dB/km.
Serat optik mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
media transmisi yang lain, antara lain sebagai berikut :
1. Memiliki bandwidth yang sangat lebar. Dalam sistem digital dapat mencapai orde
gigahertz, sehingga mampu membawa informasi yang sangat besar.
2. Ukuran sangat kecil dan murah, sehingga mudah dalam penanganan dan instalasi.
3. Isyarat cahaya tidak terpengaruh oleh derau elektris maupun medan magnetis.
4. Isyarat dalam kabel serat terjamin keamanannya.

5. Karena dalam serat tidak terdapat tenaga listrk, maka tidak akan terjadi ledakan
maupun percikan api. Di samping itu serat tersebut tahan terhadap gas beracun,
bahan-bahan kimia, dan air, sehinga cocok bila ditanam di bawah tanah.
6. Susutan sangat rendah, sehingga memperkecil jumlah sambungan dan jumlah
pengulang (repeater). Yang pada gilirannya akan menurunkan biaya.

Disamping beberapa kelebihan yang dimiliki, serat optik juga mempunyai beberapa
kekurangan. Kelemahan serat optik ini antara lain :

1. Sukar membuat terminal pada kabel serat.

2. Tidak seperti pada kawat logam, penyambungan serat harus menggunakan teknik
serta ketelitian yang tinggi.

1
1.1.1 Singlemode Fiber(SMF)

Serat optik singlemode memiliki core yang kecil dan memiliki hanya satu
jalur cahaya. Perbedaan antara indeks bias core dan cladding sangat kecil. SMF
memiliki kapasitas yang lebih besar untuk mentransmisikan informasi karena
dapat mempertahankan akurasi jumlah cahaya untuk jarak tempuh yang lebih
besar dan tidak menunjukkan penyebaran cahaya yang disebabkan oleh beberapa
mode. Atenuasi serat SMF juga lebih rendah bila dibandingkan dengan MMF.
Kekurangan dari serat jenis ini adalah diameter core yang kecil yang membuat
menyambungan cahaya ke dalam core lebih sulit, pembangunan yang sulit dan
biaya yang relatif mahal.

1.1.2 Multimode Fiber(MMF)


Multimode fiber memiliki diameter core dan indeks bias relatif lebih besar
daripada singlemode fiber dan memungkinkan sejumlah besar cahaya
melewatinya. Ukuran core kabel multimode secara umum adalah berkisar antara
50 sampai dengan 100 mikrometer. Biasanya ukuran NA yang terdapat di dalam
kabel multimode pada umumnya adalah berkisar antara 0,20 hingga 0,29. NA
atau numerical aperture adalah ukuran kemampuan sebuah serat untuk
menangkap cahaya, juga dipakai untuk mendefenisikan acceptance cone dari
sebuah serat optik. Jenis serat optik Multimode dapat dikategorikan menjadi dua
macam yaitu serat optik multimode step index dan serat optik multimode
gradded index.

2
1. 2 Pengertian Jaringan FTTH
Fiber to The Home (FTTH) merupakan jaringan akses berbasis serat optik (fibre-
based), yang menghubungkan para pengguna (end-users) dalam jumlah besar ke titik
pusat yang dikenal sebagai node akses atau Point of Presence (POP). Setiap node akses
berisi perangkat trasmisi elektronik yang diperlukan untuk menyediakan aplikasi dan
layanan ke pengguna melalu serat optik. Setiap node akses / POP didalam lingkup kota
besar atau daerah, terhubung ke jaringan fiber optic yang lebih besar di setiap perkotaan
biasanya di kota metropolitan.
Jaringan akses sendiri dapat menghubungkan beberapa hal seperti berikut :

 Antena jaringan nirkabel, misalnya wireless LAN atauWiMax.


 BTS jaringan seluler.
 Pengguna di Single Family Units (SFUs) dan Multi-Dwelling Units (MDUs).
 Bangunan-bangunan besar seperti sekolah, rumah sakit, dan perkantoran.
 Penggunaan untuk pengawasan seperti CCTV, alarm dan alat kontrol
keamananlainnya.
 Jaringan FTTH juga dapat digunakan di area atau akses jaringan yang lebih luas.

1.3 Arsitektur Jaringan Fiber Optik

Secara Umum Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf) memiliki 2 (dua) buah
perangkat opto elektronik, yaitu perangkat opto elektronik di sisi sentral dan perangkat
opto elektronik di sisi pelanggan atau disebut dengan Titik Konversi Optik (TKO).
Peletakan TKO akan menimbulkan modus arsitektur JARLOKAF yang berbeda pula,
yaitu(Rayi Anugrah,2017):

a). Fiber To The Zone (FTTZ)

TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet dengan
kapasitas besar. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel
tembaga hingga beberapa kilometer. FTTZ umumnya diterapkan pada daerah
perumahan yang letaknya jauh dari sentral atau infrastruktur duct pada arah yang
bersangkutan, sudah tidak memenuhi lagi untuk ditambahkan dengan kabel
tembaga.

3
b). Fiber To The Curb (FTTC)

TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet dan di atas
tiang dengan kapasitas lebih kecil. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO
melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat diterapkan bagi
pelanggan bisnis yang letaknya berkumpul di suatu area terbatas namun tidak
berbentuk gedung- gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan yang pada
waktu dekat akan menjadi pelanggan jasa hiburan.

c). Fiber To The Building (FTTB)


TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi di
basement namun dapat pula diletakkan pada beberapa lantai di gedung tersebut.
Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor.
FTTB dalam diterapkan bagi pelanggan bisnis di gedung-gedung bertingkat atau
bagi pelanggan perumahan di apartement.

d). Fiber To The Home (FTTH)


Merupakan arsitektur jaringan kabel fiber optik yang dibuat hingga sampai ke
rumah-rumah atau ruangan dimana terminal berada. Perkembangan teknologi ini
tidak terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi serat optik yang dapat
menggantikan penggunaan kabel konvensional. FTTH merupakan salah satu
pengimplementasian dari teknologi transmisi fiber optik yang biasa disebut juga
FTTx dapat mentransmisikan data dengan laju bit yang cepat dan stabil untuk
sampai kerumah dengan menggunakan media fiber optik, seperti yang biasa kita
kenal sekarang dengan Telkom yang lagi booming boomingnya dengan Indihome,

4
1.4 Konfigurasi FTTH
Konfigurasi FTTH terdiri dari dua klasifikasi perangkat yaitu perangkat aktif dan
perangkat pasif. Perangkat aktif terdiri dari perangkat OLT (Optical Line Termination)
dan ONT (Optical Network Termination). Selain kedua perangkat tersebut dikenal
juga yang nama nya ODN (Optical Distribution Network). ODN terdiri dari beberapa
perangkat pasif seperti kabel fiber optik itu sendiri, splitter maupun asesoris
didalamnya seperti ODP, konektor dan juga splitter.
Dari konfiguarsi diatas dibagi lagi menjadi 4 segment catuan yaitu Segmen A atau
segmen 1 (Catuan Kabel Feeder), Segmen B atau segmen 2 (Catuan Kabel Distribusi),
Segmen C atau segmen 3 (Catuan Kabel Penanggal/Kabel Drop), Segmen D atau
segmen 4 (Catuan Kabel Rumah/IKR).

Gambar Konfigurasi Jaringan FTTH

1.4.1 Network Layer


Sebuah jaringan FTTH dapat terdiri dari sejumlah lapisan yang berbeda, yaitu
infrastruktur pasif (yang melibatkan duct, serat, clousre dan sebagainya), jaringan
yang aktif menggunakan peralatan listrik, layanan ritel menyediakan konektivitas
internet dan IPTV, dan banyak end-users. Lapisan tambahan juga dapat berupa:
lapisan konten, yang terletak di atas lapisan layanan ritel dan end-users.

5
Lapisan Jaringan FTTH

Struktur teknologi ini menjelaskan cara jaringan FTTH ini diatur dan dioperasikan.
Sebagai contoh , Passive Infrastructure melibatkan unsur fisik yang diperlukan untuk
membangun jaringan serat optik. Passive Infrastructure termasuk serat optik, saluran,
duct dan tiang, closure, Optical Distribution Frames (ODF), Optical Termination Box
(OTB), dan sebagainya.

1.4.1.1 Passive Optical Network (PON)


Pengunaan Passive Optical Network (PON) P2MP dan Ethernet P2P
telah diterapkan di berbagai belahan dunia. Pemilihan peralatan tergantung
dari banyak variabel termasuk demografi dan segmentasi geografis,
spesifikasi parameter penerapan, dan sebagainya. Secara khusus, solusi yang
dipilih sangat tergantung pada kemudahan infrastruktur pasif mana yang akan
diterapkan. Dalam Multi-Dwelling Unit (MDU), hubungan antara end-users
dan switch dapat terdiri dari tembaga atau serat optic. Dalam beberapa
penerapan, serat optik diediakan untuk RF Video Overlay System.

1.4.1.2 Gigabit Passive Optical Network (GPON)


GPON adalah teknologi jaringan akses lokal fiber optic berbasis PON
yang distandardisasi oleh ITU-T G.984. Pada GPON, sebuah atau beberapa
OLT, interface sentra; dengan jaringan fiber optic, dihubungkan dengan
beberapa ONU, interface pelanggan dengan jaringan serat optic,
menggunakan pasif Optical Distribution Network Network (ODN), seperti
splitter, filter, atau perangkat pasif optic lainnya.

6
Parameter GPON
Standard ITU-T G.984
Downstream Bitrate 155, 622 Mb/s, 2.5 Gb/s
Upstream Bitrate 155, 622 Mb/s, 2.5 Gb/s
Downstream Wavelength 1490
Upstream Wavelength 1310
Protocol Ethernet over ATM/IP or TDM
Video RF at 1550 or IP at 1490
Max Pon Splits 64
Power Budget ~13dB (min) to 28dB (max) w/32 split
Coverage <60 km

Gambar Skema Diagram Teknologi GPON

1.5 Komponen GPON

Passive Optical Network (PON) adalah point-to-multipoint serat optik yang


terbagi untuk arsitektur jaringan lokal yang dimana splitter optik tanpa daya
digunakan untuk mengaktifkan satu serat optik untuk melayani beberapa titik tempat,
biasanya 64-128 node. Passive OpticalNetwork biasanya pasif, dalam arti bahwa
jaringan tersebut menggunakan sebuah splitter optik pasif sederhana dan penggabung
untuk transportasi data. Sebuah PON mengambil keuntungan dari Wavelength
Division Multiplexing (WDM), menggunakan salah satu panjang gelombang untuk
lalu lintas downstream dan satu lagi untuk upstream (ITU-T G.652.

1.5.1Optical Line Terminal (OLT)


Optical Line Terminal (OLT) adalah unsur utama dari jaringan dan biasanya
ditempatkan di Local Exchange dan mesin di dalamnya yang menggerakkan sistem
FTTH. Fungsi yang paling penting OLT adalah penjadwalan lalu lintas, kontrol

7
buffer dan alokasi bandwidth. OLT biasanya beroperasi menggunakan listrik DC
pleonastis (-48VDC) dan memiliki setidaknya 1 line card untuk internet, 1 system
card untuk konfigurasi on-board, dan 1 card untuk banyak card GPON. Setiap card
GPON terdiri dari sejumlah port-port GPON.

1.5.2 Optical Splitter

Splitter optik membagi kekuatan sinyal. yaitu masing-masing link (serat)


memasuki splitter dapat dibagi menjadi beberapa jumlah serat keluar dari splitter dan
biasanya ada tiga tingkat serat atau lebih yang bersesuaian dengan dua tingkat splitter
atau lebih. Hal ini memungkinkan masing-masing serat dapat berbagi oleh banyak
pengguna. Karena daya yang membelah sinyal akan dilemahkan namun struktur dan
sifatnya tetaplah sama. Splitter optik pasif harus memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Rentang panjang gelombang operasi yangluas
2. Insersi loss yang rendah dan keseragaman dalam kondisiapapun
3. Dimensiminimal
4. Keandalan yangtinggi
5. Mendukung kedaya tahanan jaringan dan kebijakanperlindungan

1.5.3 Optical Network Terminal(ONT)

Optical Network Terminal (ONT) adalah perangkat aktif yang ditempatkan di


kediaman pelanggan. ONT-ONT terhubung ke OLT melalui serat optik dan tidak
ada unsur-unsur aktif yang digunakan di jalurnya (link). Dalam GPON, transceiver
dalam ONT adalah sambungan fisik antara kediaman pelanggan dan kantor pusat
OLT. Modul triplexer WDM memisahkan tiga panjang gelombang yaitu 1310nm,
1490nm dan 1550nm (untuk layanan CATV). Penerimaan data ONT yaitu pada
1490nm dan mengirimkan semburan lalu lintas data di 1310nm. Video Analog
diterima pada 1550n. Media Access Controller (MAC) mengontrol lalu lintas mode
semburan upstream secara tertib dan memastikan bahwa tidak ada tumbukan yang
terjadi karena transmisi data upstream dari rumah-rumah yang berbeda. Terdapat
konverter serat-tembaga yang menyediakan konektor RJ11, RJ45, dan F-Series
untuk perangkat apapun. Perangkat ini tersedia dalam bermacam-macam

8
konfigurasi dan kepadatan port hingga 24 port. ONT dapat digunakan pada outdoor
dan indoor, memberikan POE atau non-POE, 10/100/1000, enkripsi AES, dan dapat
mencakup kedayatahanan baterai pada saat kondisi mati listrik. GPON
menggunakan Dynamic Bandwidth Allocation yang fungsinya mengalokasikan
bandwidth secara dinamis tergantung pada jumlah paket yang tersedia di T-CONT.
Setelah OLT membaca jumlah paket yang menunggu di T-CONT, OLT tersebut
memberikan besar bandwidth. Jika tidak ada paket menunggu di T-CONT, maka
OLT memberikan bandwidth untuk T-CONT lain yang memiliki paket menunggu
di T-CONT. Jika ONT memiliki antrian panjang, OLT dapat memberikan akses ke
beberapa T-conts pada ONT tersebut [8].

1.6 Arsitektur GPON

GPON memiliki topologi tree untuk memaksimalkan cakupan area dengan


percabangan jaringan yang minim, sehingga mengurangi daya listrik optik. Sebuah
jaringan akses FTTH terdiri dari lima daerah, yaitu area Core Network, Central
Office, Feeder Network, Distribution Network dan user area. Dalam sebuah area
jaringan Core Network tidak dianggap sebagai bagian dari jaringan akses FTTH.
Arsitektur jaringan di sini menggunakan pencabangan dua tingkat antara kantor
pusat dan lokasi pengguna dengan pencapaian rasio pencabangan hingga 1:64.
Jarak antara OLT dan ONT dapat lebih dari 20 km tergantung pada perhitungan
total daya optik yang tersedia, yang mana adalah faktor dari laser port OLT dan
perhitungan total loss.

1.6.1 FTTH Core Network

Core Network atau jaringan inti FTTH yang terdiri dari perangkat Internet
Service Provider (ISP). Umumnya terdiri dari Broadband Remote Access Server
(BRAS) dan server Authentication, Authorization, and Accounting (AAA),
Public Switched Telephone Network (PSTN), dan perangkat penyedia TV kabel.

1.6.2 FTTH Feeder Network

Area feeder menjangkau mulai dari ODF yang berada di kantor pusat hingga
ke titik distribusi. Pada titik ini, berbentuk lemari di tepi jalan, yang disebut

9
Fiber Disruption Frame (FDT) mana splitter tingkat-1 biasanya ditempatkan.
Kabel feeder biasanya dihubungkan sebagai topologi cincin mulai dari sebuah
port GPON dan diakhiri ke port GPON lainnya seperti yang ditunjukkan di
Gambar 2.5 untuk memberikan proteksilink,dan menggunakan splitter Level-1
dengan rasio split dari 2:1. Jenis splitter seperti itu memungkinkan feeder
terhubung ke 2 buah port GPON dari satu sisi dan mensuplai total dari 4 kabel
distribusi dari sisi lain. Kabel serat optik tersambung antara kantor pusat dan
splitter tingkat- 1 disebut Fiber Level-1.

1.6.3 FTTH Distribution Network

Kabel distribusi menghubungkan splitter tingkat-1 (dalam FDT) dengan


splitter tingkat-2. Splitter Level-2 biasanya induk dalam kotak terpasang di tiang
yang disebut Fiber Access Terminal (FAT) biasanya ditempatkan di jalur masuk
lingkungan. Dalam desain berdasarkan makalah ini rasio splitter tingkat-2
adalah 1:16, yang berarti setiap FAT melayani 16 rumah. Kabel fiber
tersambung antara splitter Tingkat-1 dan splitter tingkat-2 disebut Fiber Tingkat
2.

1.6.4 User Area

Di daerah pengguna, kabel drop atau Fiber Tingkat-3, digunakan untuk


menghubungkan splitter tingkat-2 yang berada di dalam FAT ke tempat
pelanggan. Kabel drop memiliki hitungan serat lebih sedikit dan rentang panjang
hingga 100 meter. Kabel drop dirancang dengan bersifat fleksibel, ringan,
diameter yang lebih kecil, kemudahan akses dan terminasi fiber.

1.7 KOMPONEN FFTH


1.7.1 Segment A
Yaitu segmen untuk instalasi OSP mulai dari ODF sampai dengan ODC
yang meliputi:
 ODF di sisi MDF sebagai tempat titik terminasi pangkal dari kabel
feeder
 ODC di sisi luar sebagai tempat titik terminasi ujung dari kabel feeder

10
 Kabel feeder menghubungkan ODF dan ODC
 Patchord berfungsi untuk menghubungkan kabel feeder dari ODF ke
OLT
 Closure berfungsi untuk menyambung kabel feeder dan micro duct.
 Duct Cable, Manhole, Handhole dan Accesoris nya
 Tiang besi/beton beserta Accesoris nya jika yang diinstalasi kabel udara.

ODF

ODC

11
Patch Cord

Connector

Micro Duct

12
Closure
Gambar Contoh Perangkat di Segmen A

1.7.2 Segmen B
Yaitu segmen untuk instalasi OSP mulai dari ODC sampai ODP yang
meliputi:
 ODP sebagai tempat terminasi ujung ari kabel distribusi
 Kabel distribusi yaitu kabel yang menguhubungkan ODC dengan ODP
 HDPE, Micro duct berfungsi sebagai pelindung dan sekaligus sebagai
jalannya kabel yang akan diinstalasi
 Closure berfungsi untuk menyambung kabel Distribusi dan Microduct
 Tiang besi/beton beserta Accesoris nya jika yang diinstalasi kabel udara.
 Jasa-jasa instalasi beserta Accesoris nya

ODP

13
Kabel Distribusi

HPDE, Microduct

Closure

14
Tiang Besi kabel

Gambar Contoh Perangkat di Segmen B

1.7.3 Segmen C
Yaitu segmen untuk instalasi OSP mulai dari OSP sampai dengan OTP yang
biasanya disebut saluran penanggal meliputi:
 OTP sebagai tempat terminasi ujung kabel Drop
 Kabel Drop yaitu kabel yang menghubungkan ODP dengan OTP
 Duct dan Micro duct berfungsi untuk pelindung sekaligus sebagai jalannya
kabel Drop yang akan diinstalasi
 Tiang besi/beton beserta Accesoris nya jika yang diinstalasi kabel udara.
 Jasa-jasa instalasi beserta Accesoris nya

15
Gambar Contoh Perangkat di Segmen C

1.7.4 Segmen D
Yaitu segmen untuk instalasi ISP mulai dari OTP sampai dengan ROSET yang
biasanya disebut instalasi Kabel Rumah yang meliputi:
 Indoor Optical Outlet (Roset) sebagai tempat terminasi ujung dari kabel FO
Indoor
 Kabel Indoor yaitu kabel yang menghubungkan OTP dengan Roset
 Pipa Conduit dan Micro duct untuk pelindung sekaligus sebagai jalannya
kabel Indoor yang akan diinstalasi
 Connector yaitu komponen untuk menghubungkan core optik
 Jasa-jasa instalasi beserta Accesoris nya

16
Roset

Gambar Contoh Perangkat di Segmen D

Tabel data teknis karakteristik dari sisi kabel, splicing, konektor maupun dari sisi splitternya.

Tabel 1.2 Standar Redaman Elemen FTTH


Network Elemen Batasan Ukuran

Kabel Max 0.35dB/km

Splicing Max 0.1 dB

Connector Loss Max 0.25 dB (Refer IEC 61300-3-34 Grade


B attenuation)

Splitter 1:2 Max 3.70 dB

Splitter 1:4 Max 7.25 dB

Splitter 1:8 Max 10.38 dB

Splitter 1:16 Max 14.10 dB

Splitter 1:32 Max 17.45 dB

17
1.8 Desain Kabel
1.8.1 Desain Kabel Feeder
Kabel Feeder adalah kabel fiber optik yang menghubungkan antara 2
perangkat yaitu ODF disisi STO dan ODC dioutdoor, kabel feeder yang keluar
dari STO minimal kapasitas 96 core baik untuk untuk sisstem Duct maupun
aerial dengan type kabel G 652 D.

1.8.1.1 Moda/Pola Penggelaran Feeder


Secara umum pola penggelaran Feeder dibagi mmenjadi dua yaitu Instalasi
Bawah Tanah dan Atas Tanah, sebagai berikut :

1. Bawah Tanah
a. Instalasi dengan subduct/microduct
Instalasi ini dimanfaatkan untuk mengoptimalkan ketersediaan
polongan duct eksisting dan untuk lokasi inner city. Adapun hal – hal
yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan duct
 Kabel Feeder menggunakan Kabel FO Duct STEL K 015 dan
diinstalasi melalui Route Duct MH
 Apabila pada area tersebut memiliki tersedia potensi polongan
eksisting
 Sementara pembangunan Duct baru harus memiliki syarat
sebagai berikut:
 Terdapat minimal 5 buah feeder yang melewati rute
feeder tersebut.

18
 Rute feeder sudah terarah/tertata.
 Demand berpotensi berkembang selama minimal 30 Tahun
2. Menggunakan microduct
 Kabel Feeder menggunakan Kabel FO ABC diinstalasi dalam
MD
 Apabila demand pada lokasi tersebut tidak berpotensi
berkembang lagi, contoh : Perumahan Cluster dan tidak ada
Duct Eksisting/Penuh
 Kelemahannya material masih import dan tenaga kerja
khusus/terbatas
b. Instalasi Menggunakan Kabel Tanam Langsung/HDPE
Instalasi ini digunakan untuk lokasi yang memungkinkan dilakukan
penggalian/rojok dan tidak ada ketersediaan duct existing dengan
ketentuan sebagai berikut :
 Kabel Tanam Langsung menggunakan Kabel HDPE.
 Apabila Demand lambat tumbuh untuk solusi jangka pendek
selama minimal 3 Tahun dan tidak ada Duct Eksisting/Penuh.
2. Atas Tanah
a. Instalasi Aerial Cable
Instalasi ini digunakan untuk lokasi – lokasi yang tidak memungkinkan
dilakukan dengan cara duct, degnan ketentuan sebagai berikut :
 Kabel Feeder menggunakan KU diinstalasi melalui tiang2
route, kalau adaroute Duct diusahakan kabel Feeder
menggunakan kabel Duct.
 Apabila terdapat regulasi tidak boleh menggunakan kabel
bawah tanah
 Demand lambat tumbuh

1.8.2 Desain Kabel Distribusi


Kabel Distribusi adalah kabel fiber optik yang menghubungkan antara 2
perangkat yaitu ODC dengan ODP, apabila kesulitan untuk penempatan ODC dan
demand yang dekat dengan catuan STO dimungkinkan juga menggunakan system
Fiber Catu Langsung ( FCL )

19
Keterangan Gambar:

 Hanya 1 atau 2 core kabel yang turun ke ODP dan core lainnya dilewatkan tanpa
sambungan (Konsep Kemudahan untuk dipetik).
 Konstruksi kabel distribusi menggunakan model satu selubung/tube berisi satu
core
 Instalasi Splitter max di 2 sisi yaitu di ODC dan di ODP, sehingga 1 core dapat
melayani maks. 32 pelanggan.
 Terminasi FO dari STO berada di ground level masing-masing tower dalam
bentuk ODF/ODC (dengan splitter) dengan ODP dipasang dimasing-masing
Lantai, dengan kapasitas ODP disesuaikan dengan jumlah tenant per lantai.
Untuk type super block HRB menggunakan 2 stage splitter.

1.8.2 Desain Kabel Penanggal


Kabel Penanggal adalah kabel fiber optik yang menghubungkan antara
2 perangkat yaitu ODP dengan OTP.

20
1.9 Desain Lokasi FTTH
Pada Panduan desain FTTH ini, desain lokasi dibagi menjadi 2 (dua)
bagian besar yaitu desain untuk HRB dan desain untuk Residensial, seperti
contoh pada gambar dibawah ini :

Gambar Desain HRB 1

Gambar Desain HRB 2

21
BAB II
PERANCANGAN

Merancang jaringan FTTH dari STO Telkom Depok ke Politeknik Negeri Jakarta. Dari
perancangan ini dapat ditentukan nilai Link Budget nya. Perhitungan Link Budgetmenentukan
tingkat keberhasilan dari sebuah komunikasi yang dilakukan. Nilai yang didapatkan merupakan
hasil perhitungan dari beberapa komponen yang dimiliki oleh lingkungan sekitar maupun satelit
yang dipengaruhi oleh hujan, ruang bebas, redaman atmosfer serta pointing loss.

Berikut hasil perhitungan Link Budget dari perancangan FTTH:

22
BAB III
KESIMPULAN

Dengan hasil perancangan FTTH yang telah didapat maka dapat diketahui sebagai berikut:
Loss fiber = 5,1 km x 0.35 dB = 1.085 dB
Loss splitter 1:4 = 1 x 7.25 dB = 7.25 dB
Loss splitter 1:8 = 1 x 10.58 dB = 10.58 dB
Loss sambungan = 2 x 0.1 dB = 0.2 dB
Loss konektor APC = 2 buah x 0.25 dB = 0.5 dB
Loss konektor UPC = 5 buah x 0.25 dB = 0.75 dB

Total loss = 21.165 dB


Power Transmit = 5 dBm
Safety Margin = 6 dBm

Power Receive = Pt – M - total Loss


= 5dBm – 6dBm – 21.165dBm

Power Receive = - 22.165 dBm

23

Anda mungkin juga menyukai