SISTEM TELEKOMUNIKASI
KELAS/KELOMPOK: TT-4B/KELOMPOK 4
JUNI 2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………. i
BAB 1 DASAR TEORI……………………………………………………………………. 1
1.1 Kabel Serat Optik….…………………………………………………………………..…....1
1.2.1 Singlemode Fiber(SMF)………………………………………………………………………….…………2
1.2.1 Multimode Fiber(MMF)…………………………………………………………………………………….2
1.3 Arsitektur Jaringan Fiber Optik………………………………………………….....3
i
1.8.3 Desain Kabel Penanggal……………………………………………………………..20
1.9 Desain Lokasi FTTH……………………………………………………………………... 21
BAB II PERANCANGAN………………………………………………………………….. 22
BAB IV KESIMPULAN………………………………………………………………….. 22
ii
BAB I
DASAR TEORI
Serat optik merupakan salah satu media transmisi komunikasi optik yang cukup
handal. Dipilihnya alternatif ini karena serat optik mempunyai beberapa kelebihan yang
tidak dimiliki oleh media transmisi yang lain. Sesudah tahun 1970, ketika mulai terdapat
serat optik dengan redaman lebih kecil dari 20 dB/km, perkembangan semakin dipacu.
Dengan bahan-bahan dasar yang makin murni dan teknik pembuatan yang makin teliti,
koefisien redaman dapat mencapai kurang dari 5 dB/km.
Serat optik mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
media transmisi yang lain, antara lain sebagai berikut :
1. Memiliki bandwidth yang sangat lebar. Dalam sistem digital dapat mencapai orde
gigahertz, sehingga mampu membawa informasi yang sangat besar.
2. Ukuran sangat kecil dan murah, sehingga mudah dalam penanganan dan instalasi.
3. Isyarat cahaya tidak terpengaruh oleh derau elektris maupun medan magnetis.
4. Isyarat dalam kabel serat terjamin keamanannya.
5. Karena dalam serat tidak terdapat tenaga listrk, maka tidak akan terjadi ledakan
maupun percikan api. Di samping itu serat tersebut tahan terhadap gas beracun,
bahan-bahan kimia, dan air, sehinga cocok bila ditanam di bawah tanah.
6. Susutan sangat rendah, sehingga memperkecil jumlah sambungan dan jumlah
pengulang (repeater). Yang pada gilirannya akan menurunkan biaya.
Disamping beberapa kelebihan yang dimiliki, serat optik juga mempunyai beberapa
kekurangan. Kelemahan serat optik ini antara lain :
2. Tidak seperti pada kawat logam, penyambungan serat harus menggunakan teknik
serta ketelitian yang tinggi.
1
1.1.1 Singlemode Fiber(SMF)
Serat optik singlemode memiliki core yang kecil dan memiliki hanya satu
jalur cahaya. Perbedaan antara indeks bias core dan cladding sangat kecil. SMF
memiliki kapasitas yang lebih besar untuk mentransmisikan informasi karena
dapat mempertahankan akurasi jumlah cahaya untuk jarak tempuh yang lebih
besar dan tidak menunjukkan penyebaran cahaya yang disebabkan oleh beberapa
mode. Atenuasi serat SMF juga lebih rendah bila dibandingkan dengan MMF.
Kekurangan dari serat jenis ini adalah diameter core yang kecil yang membuat
menyambungan cahaya ke dalam core lebih sulit, pembangunan yang sulit dan
biaya yang relatif mahal.
2
1. 2 Pengertian Jaringan FTTH
Fiber to The Home (FTTH) merupakan jaringan akses berbasis serat optik (fibre-
based), yang menghubungkan para pengguna (end-users) dalam jumlah besar ke titik
pusat yang dikenal sebagai node akses atau Point of Presence (POP). Setiap node akses
berisi perangkat trasmisi elektronik yang diperlukan untuk menyediakan aplikasi dan
layanan ke pengguna melalu serat optik. Setiap node akses / POP didalam lingkup kota
besar atau daerah, terhubung ke jaringan fiber optic yang lebih besar di setiap perkotaan
biasanya di kota metropolitan.
Jaringan akses sendiri dapat menghubungkan beberapa hal seperti berikut :
Secara Umum Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf) memiliki 2 (dua) buah
perangkat opto elektronik, yaitu perangkat opto elektronik di sisi sentral dan perangkat
opto elektronik di sisi pelanggan atau disebut dengan Titik Konversi Optik (TKO).
Peletakan TKO akan menimbulkan modus arsitektur JARLOKAF yang berbeda pula,
yaitu(Rayi Anugrah,2017):
TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet dengan
kapasitas besar. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel
tembaga hingga beberapa kilometer. FTTZ umumnya diterapkan pada daerah
perumahan yang letaknya jauh dari sentral atau infrastruktur duct pada arah yang
bersangkutan, sudah tidak memenuhi lagi untuk ditambahkan dengan kabel
tembaga.
3
b). Fiber To The Curb (FTTC)
TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet dan di atas
tiang dengan kapasitas lebih kecil. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO
melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat diterapkan bagi
pelanggan bisnis yang letaknya berkumpul di suatu area terbatas namun tidak
berbentuk gedung- gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan yang pada
waktu dekat akan menjadi pelanggan jasa hiburan.
4
1.4 Konfigurasi FTTH
Konfigurasi FTTH terdiri dari dua klasifikasi perangkat yaitu perangkat aktif dan
perangkat pasif. Perangkat aktif terdiri dari perangkat OLT (Optical Line Termination)
dan ONT (Optical Network Termination). Selain kedua perangkat tersebut dikenal
juga yang nama nya ODN (Optical Distribution Network). ODN terdiri dari beberapa
perangkat pasif seperti kabel fiber optik itu sendiri, splitter maupun asesoris
didalamnya seperti ODP, konektor dan juga splitter.
Dari konfiguarsi diatas dibagi lagi menjadi 4 segment catuan yaitu Segmen A atau
segmen 1 (Catuan Kabel Feeder), Segmen B atau segmen 2 (Catuan Kabel Distribusi),
Segmen C atau segmen 3 (Catuan Kabel Penanggal/Kabel Drop), Segmen D atau
segmen 4 (Catuan Kabel Rumah/IKR).
5
Lapisan Jaringan FTTH
Struktur teknologi ini menjelaskan cara jaringan FTTH ini diatur dan dioperasikan.
Sebagai contoh , Passive Infrastructure melibatkan unsur fisik yang diperlukan untuk
membangun jaringan serat optik. Passive Infrastructure termasuk serat optik, saluran,
duct dan tiang, closure, Optical Distribution Frames (ODF), Optical Termination Box
(OTB), dan sebagainya.
6
Parameter GPON
Standard ITU-T G.984
Downstream Bitrate 155, 622 Mb/s, 2.5 Gb/s
Upstream Bitrate 155, 622 Mb/s, 2.5 Gb/s
Downstream Wavelength 1490
Upstream Wavelength 1310
Protocol Ethernet over ATM/IP or TDM
Video RF at 1550 or IP at 1490
Max Pon Splits 64
Power Budget ~13dB (min) to 28dB (max) w/32 split
Coverage <60 km
7
buffer dan alokasi bandwidth. OLT biasanya beroperasi menggunakan listrik DC
pleonastis (-48VDC) dan memiliki setidaknya 1 line card untuk internet, 1 system
card untuk konfigurasi on-board, dan 1 card untuk banyak card GPON. Setiap card
GPON terdiri dari sejumlah port-port GPON.
8
konfigurasi dan kepadatan port hingga 24 port. ONT dapat digunakan pada outdoor
dan indoor, memberikan POE atau non-POE, 10/100/1000, enkripsi AES, dan dapat
mencakup kedayatahanan baterai pada saat kondisi mati listrik. GPON
menggunakan Dynamic Bandwidth Allocation yang fungsinya mengalokasikan
bandwidth secara dinamis tergantung pada jumlah paket yang tersedia di T-CONT.
Setelah OLT membaca jumlah paket yang menunggu di T-CONT, OLT tersebut
memberikan besar bandwidth. Jika tidak ada paket menunggu di T-CONT, maka
OLT memberikan bandwidth untuk T-CONT lain yang memiliki paket menunggu
di T-CONT. Jika ONT memiliki antrian panjang, OLT dapat memberikan akses ke
beberapa T-conts pada ONT tersebut [8].
Core Network atau jaringan inti FTTH yang terdiri dari perangkat Internet
Service Provider (ISP). Umumnya terdiri dari Broadband Remote Access Server
(BRAS) dan server Authentication, Authorization, and Accounting (AAA),
Public Switched Telephone Network (PSTN), dan perangkat penyedia TV kabel.
Area feeder menjangkau mulai dari ODF yang berada di kantor pusat hingga
ke titik distribusi. Pada titik ini, berbentuk lemari di tepi jalan, yang disebut
9
Fiber Disruption Frame (FDT) mana splitter tingkat-1 biasanya ditempatkan.
Kabel feeder biasanya dihubungkan sebagai topologi cincin mulai dari sebuah
port GPON dan diakhiri ke port GPON lainnya seperti yang ditunjukkan di
Gambar 2.5 untuk memberikan proteksilink,dan menggunakan splitter Level-1
dengan rasio split dari 2:1. Jenis splitter seperti itu memungkinkan feeder
terhubung ke 2 buah port GPON dari satu sisi dan mensuplai total dari 4 kabel
distribusi dari sisi lain. Kabel serat optik tersambung antara kantor pusat dan
splitter tingkat- 1 disebut Fiber Level-1.
10
Kabel feeder menghubungkan ODF dan ODC
Patchord berfungsi untuk menghubungkan kabel feeder dari ODF ke
OLT
Closure berfungsi untuk menyambung kabel feeder dan micro duct.
Duct Cable, Manhole, Handhole dan Accesoris nya
Tiang besi/beton beserta Accesoris nya jika yang diinstalasi kabel udara.
ODF
ODC
11
Patch Cord
Connector
Micro Duct
12
Closure
Gambar Contoh Perangkat di Segmen A
1.7.2 Segmen B
Yaitu segmen untuk instalasi OSP mulai dari ODC sampai ODP yang
meliputi:
ODP sebagai tempat terminasi ujung ari kabel distribusi
Kabel distribusi yaitu kabel yang menguhubungkan ODC dengan ODP
HDPE, Micro duct berfungsi sebagai pelindung dan sekaligus sebagai
jalannya kabel yang akan diinstalasi
Closure berfungsi untuk menyambung kabel Distribusi dan Microduct
Tiang besi/beton beserta Accesoris nya jika yang diinstalasi kabel udara.
Jasa-jasa instalasi beserta Accesoris nya
ODP
13
Kabel Distribusi
HPDE, Microduct
Closure
14
Tiang Besi kabel
1.7.3 Segmen C
Yaitu segmen untuk instalasi OSP mulai dari OSP sampai dengan OTP yang
biasanya disebut saluran penanggal meliputi:
OTP sebagai tempat terminasi ujung kabel Drop
Kabel Drop yaitu kabel yang menghubungkan ODP dengan OTP
Duct dan Micro duct berfungsi untuk pelindung sekaligus sebagai jalannya
kabel Drop yang akan diinstalasi
Tiang besi/beton beserta Accesoris nya jika yang diinstalasi kabel udara.
Jasa-jasa instalasi beserta Accesoris nya
15
Gambar Contoh Perangkat di Segmen C
1.7.4 Segmen D
Yaitu segmen untuk instalasi ISP mulai dari OTP sampai dengan ROSET yang
biasanya disebut instalasi Kabel Rumah yang meliputi:
Indoor Optical Outlet (Roset) sebagai tempat terminasi ujung dari kabel FO
Indoor
Kabel Indoor yaitu kabel yang menghubungkan OTP dengan Roset
Pipa Conduit dan Micro duct untuk pelindung sekaligus sebagai jalannya
kabel Indoor yang akan diinstalasi
Connector yaitu komponen untuk menghubungkan core optik
Jasa-jasa instalasi beserta Accesoris nya
16
Roset
Tabel data teknis karakteristik dari sisi kabel, splicing, konektor maupun dari sisi splitternya.
17
1.8 Desain Kabel
1.8.1 Desain Kabel Feeder
Kabel Feeder adalah kabel fiber optik yang menghubungkan antara 2
perangkat yaitu ODF disisi STO dan ODC dioutdoor, kabel feeder yang keluar
dari STO minimal kapasitas 96 core baik untuk untuk sisstem Duct maupun
aerial dengan type kabel G 652 D.
1. Bawah Tanah
a. Instalasi dengan subduct/microduct
Instalasi ini dimanfaatkan untuk mengoptimalkan ketersediaan
polongan duct eksisting dan untuk lokasi inner city. Adapun hal – hal
yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan duct
Kabel Feeder menggunakan Kabel FO Duct STEL K 015 dan
diinstalasi melalui Route Duct MH
Apabila pada area tersebut memiliki tersedia potensi polongan
eksisting
Sementara pembangunan Duct baru harus memiliki syarat
sebagai berikut:
Terdapat minimal 5 buah feeder yang melewati rute
feeder tersebut.
18
Rute feeder sudah terarah/tertata.
Demand berpotensi berkembang selama minimal 30 Tahun
2. Menggunakan microduct
Kabel Feeder menggunakan Kabel FO ABC diinstalasi dalam
MD
Apabila demand pada lokasi tersebut tidak berpotensi
berkembang lagi, contoh : Perumahan Cluster dan tidak ada
Duct Eksisting/Penuh
Kelemahannya material masih import dan tenaga kerja
khusus/terbatas
b. Instalasi Menggunakan Kabel Tanam Langsung/HDPE
Instalasi ini digunakan untuk lokasi yang memungkinkan dilakukan
penggalian/rojok dan tidak ada ketersediaan duct existing dengan
ketentuan sebagai berikut :
Kabel Tanam Langsung menggunakan Kabel HDPE.
Apabila Demand lambat tumbuh untuk solusi jangka pendek
selama minimal 3 Tahun dan tidak ada Duct Eksisting/Penuh.
2. Atas Tanah
a. Instalasi Aerial Cable
Instalasi ini digunakan untuk lokasi – lokasi yang tidak memungkinkan
dilakukan dengan cara duct, degnan ketentuan sebagai berikut :
Kabel Feeder menggunakan KU diinstalasi melalui tiang2
route, kalau adaroute Duct diusahakan kabel Feeder
menggunakan kabel Duct.
Apabila terdapat regulasi tidak boleh menggunakan kabel
bawah tanah
Demand lambat tumbuh
19
Keterangan Gambar:
Hanya 1 atau 2 core kabel yang turun ke ODP dan core lainnya dilewatkan tanpa
sambungan (Konsep Kemudahan untuk dipetik).
Konstruksi kabel distribusi menggunakan model satu selubung/tube berisi satu
core
Instalasi Splitter max di 2 sisi yaitu di ODC dan di ODP, sehingga 1 core dapat
melayani maks. 32 pelanggan.
Terminasi FO dari STO berada di ground level masing-masing tower dalam
bentuk ODF/ODC (dengan splitter) dengan ODP dipasang dimasing-masing
Lantai, dengan kapasitas ODP disesuaikan dengan jumlah tenant per lantai.
Untuk type super block HRB menggunakan 2 stage splitter.
20
1.9 Desain Lokasi FTTH
Pada Panduan desain FTTH ini, desain lokasi dibagi menjadi 2 (dua)
bagian besar yaitu desain untuk HRB dan desain untuk Residensial, seperti
contoh pada gambar dibawah ini :
21
BAB II
PERANCANGAN
Merancang jaringan FTTH dari STO Telkom Depok ke Politeknik Negeri Jakarta. Dari
perancangan ini dapat ditentukan nilai Link Budget nya. Perhitungan Link Budgetmenentukan
tingkat keberhasilan dari sebuah komunikasi yang dilakukan. Nilai yang didapatkan merupakan
hasil perhitungan dari beberapa komponen yang dimiliki oleh lingkungan sekitar maupun satelit
yang dipengaruhi oleh hujan, ruang bebas, redaman atmosfer serta pointing loss.
22
BAB III
KESIMPULAN
Dengan hasil perancangan FTTH yang telah didapat maka dapat diketahui sebagai berikut:
Loss fiber = 5,1 km x 0.35 dB = 1.085 dB
Loss splitter 1:4 = 1 x 7.25 dB = 7.25 dB
Loss splitter 1:8 = 1 x 10.58 dB = 10.58 dB
Loss sambungan = 2 x 0.1 dB = 0.2 dB
Loss konektor APC = 2 buah x 0.25 dB = 0.5 dB
Loss konektor UPC = 5 buah x 0.25 dB = 0.75 dB
23