Review 10 B
Review 10 B
XXXXX
ANALISIS PROTEIN
Protein bersifat amfolit, karena protein itu mempunyai gugus -NH yang mempunyai
sifat basa lemah dan gugus karboksilat yang mempunyai sifat asam lemah, protein
bersifat koloid hidrofil. protein apabila dipanaskan akan menggumpal . Sedangkan
dengan basa atau asam , protein akan mempunyai sifat-sifat lain dengan sifat
semula
2. Tinjauan Sediaan
Protein merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting dalam
menjaga stabilitas tubuh. Protein dapat dijadikan sebagai sumber energi yang
ekuivalen dengan karbohidrat karena menghasilkan 4 kkal/g protein. Kelebihan dan
kekurangan protein dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Akibat dari
kekurangan protein dapat menyebabkan beberapa penyakit yaitu kwaskior (busung
lapar), marasmus (gizi buruk). Kelebihan protein di dalam tubuh juga dapat
menyebabkan berat badan meningkat, kolesterol, kerusakan hati, kerusakan otak
dan kerusakan ginjal. Salah satu sumber protein pada makanan adalah tempe.
Tempe yang biasa dijumpai dipasar dikemas denga daun pisang ataupun denga
plastik. Jurnal ini akan membahas tentang “Analisis kadar protein tempe pada
kemasan plastik dan daun pisang”, dihitung perbandingan kadar proteinnya.
3. Tinjauan Preparasi
3.1. Penyediaan Reagen
- Larutan Natrium Hidroksida 10%
- Reagen Biuret
- Buffer Asetat pH 5
3.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Di baca hasilnya
pada pajang
gelomang 400-800
Di isi masing-masing
( berdasarkan komposisi tabel 1)
- diambil 5 ml ( asing-masing)
- di masukkan ke tabung reaksi
- ditambahkan 10 ml reagen Biuret
- divortex, di diamkan 10 menit
- di ukur absorbansi sampel dengan ƛ maks yang di peroleh
(534)
4. Tinjauan Metode
- Metode analisis dengan instrumen spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometer UV-Vis merupakan metode yang mengukur seberapa
banyak intensitas radiasi baik ultraviolet maupun visibel yang diserap
oleh suatu senyawa dalam bentuk larutan. Instrumen yang mengukur rasio
atau fungsi rasio dari intensitas dua sumber cahaya berbeda pada daerah
ultraviolet dan visibel disebut sebagai spektrofotometer UV-Vis. Prinsip
dari spektrofotometri UV-Vis adalah penyerapan sinar tampak atau sinar
ultraviolet oleh suatu sampel dapat menyebabkan terjadinya peristiwa
eksitasi molekul dari tingkat energi dasar (ground state) menuju tingkat
energi tereksitasi (excited state) (Dachriyanus, 2004).
X = 0,4912 µg/ml
B. Absorbansi sampel tempe kemasan plastik (B)
y = bx + a
0,338 = 0,27x + 0,2359
0,1021
X= 0,273
X = 0,3739 µg/ml
7. Kesimpulan
1. Analisis protein dapat dilakukan dengan instrumen spektrofotometer UV-
Vis.
2. Teknik standar yang digunakan yaitu teknik standar eksternal da metode
kuantifikasi yakni multiple point calibration
3. Kadar protein tempe kemasan daun pisang lebih besar (4, 912 μg/mL)
dibandingkan kadar protein tempe kemasan plastik (3, 739 μg/mL)
DAFTAR PUSTAKA
Dachriyanus. 2004. Analisis Ssenyawa Organik secara Spektofotometer, Cetakan
Pertama. CV. Trianda Anugrah Pratama, Padang.
Salim, R., Intan, S.R. 2017. Analisis Kadar Protein Tempe Kemasan Plastik dan
Daun Pisang. Jurnal Akademik Farmasi Prayoga. 2 : 19-24.
Stoscheck, C.M. 1990. Increased Uniformity In The Response Of The Coomassle
Blue.