Anda di halaman 1dari 8

REVIEW KELOMPOK 10 B

Muhammad Rizki Akbar J1E114223


Umi Rahmah Indahsari J1E114227

XXXXX

ANALISIS PROTEIN

Judul : ANALISIS KADAR PROTEIN TEMPE KEMASAN PLASTIK


DAN DAUN PISANG

1. Tinjauan Struktur Protein

Protein bersifat amfolit, karena protein itu mempunyai gugus -NH yang mempunyai
sifat basa lemah dan gugus karboksilat yang mempunyai sifat asam lemah, protein
bersifat koloid hidrofil. protein apabila dipanaskan akan menggumpal . Sedangkan
dengan basa atau asam , protein akan mempunyai sifat-sifat lain dengan sifat
semula

2. Tinjauan Sediaan
Protein merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting dalam
menjaga stabilitas tubuh. Protein dapat dijadikan sebagai sumber energi yang
ekuivalen dengan karbohidrat karena menghasilkan 4 kkal/g protein. Kelebihan dan
kekurangan protein dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Akibat dari
kekurangan protein dapat menyebabkan beberapa penyakit yaitu kwaskior (busung
lapar), marasmus (gizi buruk). Kelebihan protein di dalam tubuh juga dapat
menyebabkan berat badan meningkat, kolesterol, kerusakan hati, kerusakan otak
dan kerusakan ginjal. Salah satu sumber protein pada makanan adalah tempe.
Tempe yang biasa dijumpai dipasar dikemas denga daun pisang ataupun denga
plastik. Jurnal ini akan membahas tentang “Analisis kadar protein tempe pada
kemasan plastik dan daun pisang”, dihitung perbandingan kadar proteinnya.
3. Tinjauan Preparasi
3.1. Penyediaan Reagen
- Larutan Natrium Hidroksida 10%
- Reagen Biuret
- Buffer Asetat pH 5
3.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

(Larutan BSA induk 22%) Di pipet sebanyak 0,9


ml larutan BSA

- Di masukkan ketabung reaksi


- Di tambahkan 0,8 ml reagen 3 ml Di vortex
Biuret + 1,3 aquadest selama ± 10
- Di dapat volume larutan 3 ml menit

Di baca hasilnya
pada pajang
gelomang 400-800

Hasil : di dapat ƛ maks 534 nm dengan nilai absorbansi 0,292


3.3 Pembuatan Kurva Regresi Larutan Standar BSA
Langkah-langkah pembuatannya :

Di isi masing-masing
( berdasarkan komposisi tabel 1)

1 2 3 4 5 6 di dapat volume 3 ml dengan


komposisi yang berbeda

Di ukur absorbansi masing-masing


dengan spektrofotometri uv-vis
pada ƛ maks yang telah di peroleh
(534 nm)

 Kurva tersebut memberikan informasi bahwa semakin besar konsentrasi BSA


maka nilai absorbansinya juga semakin besar, ini menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara konsentrasi dan absorbansi.
 Pembacaan terhadap kurva regresi yang ada diketahui bahwa nilai R2 dari
pengukuran tersebut sebesar 0,98. Ini menunjukkan bahwa absorbansi
dipengaruhi 98% oleh konsentrasi larutan standar, sedangkan 2% lainnya
dipengaruhi oleh faktor lain.
 Menunjukkan bahwa larutan BSA yang digunakan murni.
 Linearitasnya : Baik, karena memenuhi syarat yaitu lebih dari 0,9770. Nilai r
yang didapat adalah 0,9855.
3.4 Pengukuran Kadar Protein Tempe

Tempe kemasan daun (A) VS Tempe kemasan plastik (B)

- Ditimbang masing-masing 100 gram


- Diblender terpisah / masing- masing
- Di tambahkan 500 ml aquadest
- Di haluskan hingga terbentuk cairan
- Di saring dengan corong buchner
Filtart (A) - Di dapat masing-masing filtrat Filtart (B)

- di ambil 5 ml filtrat (nasing-masing)


- dimasukkan ke tabung reaksi
- ditambahkan sedikit demi sedikit amonia sulfat kristal ke
dalam vortex
- di sentrifugasi dengan kecepatan 2000 rpm selama 10 menit
- terbentuk 2 lapisan pada larutan sampel
- lapisan atas protein yang mengendap
- lapisan bawah, larutan garam amonia sulfat
- diambil lapisan atas (protein)
- dimasukkan ke labu ukur 10 ml
- dilarutkan dengan buffer asam asetat ph 5

- diambil 5 ml ( asing-masing)
- di masukkan ke tabung reaksi
- ditambahkan 10 ml reagen Biuret
- divortex, di diamkan 10 menit
- di ukur absorbansi sampel dengan ƛ maks yang di peroleh
(534)
4. Tinjauan Metode
- Metode analisis dengan instrumen spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometer UV-Vis merupakan metode yang mengukur seberapa
banyak intensitas radiasi baik ultraviolet maupun visibel yang diserap
oleh suatu senyawa dalam bentuk larutan. Instrumen yang mengukur rasio
atau fungsi rasio dari intensitas dua sumber cahaya berbeda pada daerah
ultraviolet dan visibel disebut sebagai spektrofotometer UV-Vis. Prinsip
dari spektrofotometri UV-Vis adalah penyerapan sinar tampak atau sinar
ultraviolet oleh suatu sampel dapat menyebabkan terjadinya peristiwa
eksitasi molekul dari tingkat energi dasar (ground state) menuju tingkat
energi tereksitasi (excited state) (Dachriyanus, 2004).

(Gambar Instrumen Spektrofotometer UV-Vis)


4.1 Bahan dan Alat
a. Bahan
Bahan alami yang digunakan sebagai sampel adalah tempe yang diproduksi
oleh produsen X di daerah Parak Karakah, Padang Timur. Bahan kimia yang digunakan
adalah aquades, Larutan BSA Induk (Bovine Serum Albumin) 22% (J.Mitra& Co. Pvt.
Ltd), tembaga (II) sulfat hidrat, natrium asetat, natrium hidroksida, kalium natrium
tartarat, asam asetat glasial 100%, ammonium sulfat kristal.
b. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah labu ukur (10 mL, 100 mL) spektrofotometer UV-
Vis, timbangan analitik (Denver), pHmeter (Metrohm), sentrifugen (Hettrich),
tabung reaksi besar, tabung reaksi sedang bertutup, rak tabung reaksi, gelas ukur (5
mL, 10 mL, 500 mL), pipet tentukur (1 mL, 2 mL, 5 mL), blender (Philips), gelas
kimia (25 mL, 50 mL, 250 mL, 500 mL), corong, kertas saring, vortex (Heidolph),
c. Metode validasi menggunakan parameter : Linearitas, yaitu dengan
mengukur absorbansi pada linearitas larutan BSA
5. Tinjauan Kuantifikasi
5.1. Multiple Point Calibration
- Karena dilakukan pembuatan kurva kalibrasi larutan BSA dan dibuat
konsentrasi
5.2 S tandar Eksternal
- karena proses pembuatan larutan baku terpisah dengan sampel. Senyawa
yang digunakan dalam sampel dan larutan standar sama.
6. Hasil
6.1 Pengukuran Kadar Protein pada Tempe
- Nilai absorbansi masing-masing larutan protein tempe disubtitusikan
kedalam persamaan regresi y = 0,273× + 0,370
A. Absorbansi sampel tempe kemasan daun (A)
Kemasan daun (A) = 0,370
y = bx + a
0,370 = 0,273x + 0,2359
0,1341
X= 0,273

X = 0,4912 µg/ml
B. Absorbansi sampel tempe kemasan plastik (B)
y = bx + a
0,338 = 0,27x + 0,2359
0,1021
X= 0,273

X = 0,3739 µg/ml

7. Kesimpulan
1. Analisis protein dapat dilakukan dengan instrumen spektrofotometer UV-
Vis.
2. Teknik standar yang digunakan yaitu teknik standar eksternal da metode
kuantifikasi yakni multiple point calibration
3. Kadar protein tempe kemasan daun pisang lebih besar (4, 912 μg/mL)
dibandingkan kadar protein tempe kemasan plastik (3, 739 μg/mL)

DAFTAR PUSTAKA
Dachriyanus. 2004. Analisis Ssenyawa Organik secara Spektofotometer, Cetakan
Pertama. CV. Trianda Anugrah Pratama, Padang.
Salim, R., Intan, S.R. 2017. Analisis Kadar Protein Tempe Kemasan Plastik dan
Daun Pisang. Jurnal Akademik Farmasi Prayoga. 2 : 19-24.
Stoscheck, C.M. 1990. Increased Uniformity In The Response Of The Coomassle
Blue.

Anda mungkin juga menyukai