Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PERKEMBANGAN EJAAN BAHASA INDONESIA

Disusun oleh :

Nama Nim
Adelia nastiti 3422117005
Anita Carolina 3422117
Nita Fatimah 3422117208

Kelas : REG-2 17D

AKADEMI FARMASI IKIFA

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tidak lupa kami ucapkan
untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Kami bersyukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan hidayah serta taufik-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini berisikan tentang sejarah perkembangan Bahasa Indonesia.

Kami menyadari makalah yang dibuat ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu, apabila ada kritik dan
saran yang bersifat membangun terhadap makalah ini, kami sangat berterima kasih.

Demikian makalah ini kami susun. Semoga dapat berguna untuk kita semua. Amin.

Jakarta, Oktober 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ejaan merupakan hal yang sangat penting di dalam pemakaian bahasa terutama dalam ragam
bahasa tulis. Yang dimaksudkan dengan ejaan sendiri adalah hal-hal yang mencakup
penulisan huruf, penulisan kata, termasuk singkatan, akronim, angka dan lambang bilangan
serta penggunaan tanda baca. Oleh karena itu, kita memerlukan ejaan untuk membantu
memperjelas komunikasi yang di sampaikan secara tertulis.
Dalam beberapa kurun waktu ini, Indonesia mengalami beberapa perubahan ejaan. Sebelum
EYD diresmikan pada tanggal 16 agustus 1972, Indonesia telah menggunakan beberapa ejaan.
Awalnya menggunakan Ejaan Van Ophuysen, lalu Ejaan Republik ( Ejaan Soewandi ), Ejaan
Pembaharuan, Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kasusastraan (LBK), baru kemudian Ejaan
Yang Disempurnakan diresmikan sampai sekarang ini.
Dalam hubungannya dengan pembakuan bahasa, ejaan mempunyai fungsi yang penting yaitu:
sebagai landasan pembakuan tata bahasa, kosa kata dan peristilahan, serta sebagai alat
penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa Indonesia. Mengingat
pentingnya fungsi itu pembakuan ejaan perlu di capai terlebih dahulu agar dapat menunjang
pembakuan aspek aspek kebahasaan lain.
Namun, bukan berarti kita harus menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan ejaan
melainkan kita boleh menggunakan bahasa yang tidak baku/bahasa percakapan yang tidak
formal. Karena sebenarnya penggunaan bahasa pada dasarnya digunakan sesuai dengan
situasi pemakaian.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan ejaan?
2. Bagaimana fungsi ejaan ?
3. Bagaimana perkembangan Bahasa Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan tentang pengertian ejaan
2. Untuk mendeskripsikan fungsi ejaan
3. Untuk mendeskripsikan perkembangan bahasa indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ejaan
Ejaan merupakan penggambaran lambang-lambang bunyi ajaran dan interelasi antar
lambang dalam suatu bahasa. Ejaan mengalami beberapa tahap perkembangan.Sebelum Ejaan
Yang Disempurnakan, ejaan telah mengalami perubahan berulang kali. Awalnya yaitu ejaan
Van Ophusyen yang di tetapkan pada tahun 1901 yang di susun oleh Ch.A van
Ophusyen.Lalu mulai berkembang lagi ejaan yang disebut Ejaan Republik atau Ejaan
Soewandi yang di ketuai Mr.Soewandi, yang disusun pada tanggal 19 Maret 1997.Ejaan
Pembaharuan yang diketuai oleh Profesor Prijono,kemudian diganti dengan E.Katoppo
sehingga ejaan pembaharuan di kenal dengan konsep Ejaan Prijono-Katoppo.Ejaan Melindo
(Melayu-Indonesia) yang disusun atas kerja sama antara pihak Indosia yang diwakili oleh
Slamet Muljana dan pihak Persekutuan Tanah Melayu yang dipimpin oleh Syed Nasir bin
Ismail,memiliki konsep ejaan hampir sama dengan konsep ejaan pembaharuan.Ejaan Baru
atau LBK (Lembaga Bahasa dan Kasusastraan) yang dibentuk oleh Kepala Lembaga Bahasa
dan Kasusastraan.Kemudian baru penggunaan “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Yang Telah Disempurnakan” telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto
tepatnya pada tanggal 16 Agustus 1972.
Ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi khusus dan segi umum, secara khusus ejaan
dapat diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf
demi huruf maupun huruf yang telah disusun menjadi kata, kelompok kata atau kalimat.
Secara umum, ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur pelambangan bunyi bahasa,
termasuk pemisahan dan penggabungannya yang dilengkapi pula dengan penggunaan tanda
baca.
Dari keterangan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa ejaan merupakan hal-hal
mencakup penulisan huruf, penulisan kata, termasuk singkatan, akronim, angka dan lambang
bilangan, serta penggunaan tanda baca. Selain itu, juga tentang pelafalan dan peraturan dalam
penyerapan unsur asing.

B. Fungsi Ejaan
Dalam kaitannya dengan pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata bahasa
maupun kosakata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi yang sangat penting. Fungsi
tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia
Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan diatas, ejaan sebenarnya juga mempunyai
fungsi yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca di
dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis.

C. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia


1. Ejaan Van Ophuysen
Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tahun 1901 dan diterbitkan dalam sebuah buku
Kitab Logat Melajoe. Sejak ditetapkannya itu, Ejaan Van Ophuysen pun dinyatakan
berlaku. Sesuai dengan namanya ejaan itu disusun oleh Ch.A.Van Ophuysen, yang
dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim. Sebelum Ejaan Van Ophuysen disusun para penulis pada umumnya mempunyai
aturan sendiri-sendiri dalam menuliskan konsonan, vokal, kata, kalimat, dan tanda baca.
Oleh karena itu, sistem ejaan yang digunakan pada waktu itu sangat beragam. Terbitnya
Ejaan Van Ophuysen sedikit banyak mengurangi kekacauan ejaan yang terjadi pada masa
itu.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain sebagai
berikut :
1. Huruf y ditulis dengan j
Misalnya :
Sayang : Sajang
Yakin : Jakin
Saya : Saja
2. Huruf u ditulis dengan oe
Misalnya :
Umum : Oemoem
Sempurna : Sempoerna
3. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma diatas
Misalnya :
Rakyat : Ra’yat
Bapak : Bapa’
Rusak : Rusa’
4. Huruf j ditulis dengan dj
Misalnya :
Jakarta : Djakarta
Raja : Radja
Jalan : Djalan
5. Huruf c ditulis dengan tj
Misalnya :
Pacar : Patjar
Cara : Tjara
Curang : Tjurang
6. Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch
Misalnya :
Khawatir : Chawatir
Akhir : Achir
Makhluk : Machloe’
2. Ejaan Republik ( Ejaan Soewandi)
Ejaan Republik ialah ejaan baru yang disusun oleh Mr. Soewandi. Penyusunan ejaan baru
dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan yang berlaku sebelumnya yaitu Ejaan Van
Ophuysen juga untuk menyederhanakan sistem ejaan bahasa Indonesia. Pada tanggal 19
Maret 1947, setelah selesai disusun ejaan baru itu diresmikan dan ditetapkan berdasarkan
surat keputusan menteri pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 264/Bhg.A, tanggal 19 Maret 1947. ejaan baru itu diresmikan dengan nama Ejaan
Republik.
Ejaan Repubik lazim disebut Ejaan Soewandi karena nama itu disesuaikan dengan nama
orang yang memprakarsainya. Seperti kita ketahui, Soewandi merupakan nama Menteri
Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan ketika ejaan itu disusun oleh karena itu, kiranya
wajar jika ejaan yang disusunnya juga dikenal sebagai Ejaan Soewandi.
c. Apakah Perbedaan Ejaan Republik dan Ejaan Van Ophuysen?
Beberapa perbedaan yang tampak mencolok dalam kedua ejaan iu dapat diperhatikan
dalam uraian di bawah ini :
1. Gabungan huruf oe dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan u dalam Ejaan
Republik
2. Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan k dalam Ejaan Republik
3. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik
4. Huruf e taling dan pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan
5. Tanda trema (“) dalam Ejaan Van Ophuysen dihilangkan dalam Ejaan Republik

Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi lebih jelas, di bawah ini diberikan beberapa
contoh antara lain sbb :
Ejaan Van Ophuysen Ejaan Republik
Oemoer Umur
Ma’loem Maklum
Rata-rata Rata-rata, rata2
ẽkor ekor

Hal ini yang dapat diamati dalam Ejaan Republik ialah digunakan e pepet sebagai bunyi
pelancar kata khususnya pada kata-kata baru yang asalnya tidak menggunakan e pepet
misalnya :
Ejaan yang benar Ejaan yang salah
Kritik Keritik
Pabrik Paberik
Praktik Peraktik
Meskipun dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan yang berlaku seelumnya, Ejaan
Republik ternyata masih memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan itu antara lain karena
huruf-huruf seperti F,V,X,Y,Z,SJ(Sy) dan Ch(Kh) yang lazim digunakan untuk menulis
kata-kata asing tidak dibicarakan dalam ejaan baru itu. Padahal, huruf-huruf tersebut pada
masa itu masih merupakan permasalahan dalam bahasa Indonesia.
3. Ejaan Pembaharuan
Ejaan pembaharuan merupakan suatu yang direncanakan untuk memperbaharui Ejaan
Republik.Di bentuk pada tanggal 19 juli 1956.Konsep Ejaan pembaharuan dikenal dengan
ejaan Prijono-Katoppo,sebuah nama yang di ambil dari dua nama tokoh yang pernah
mengetuai panitia ejaan itu. Awalnya profesor Prijono yang mengetuai panitia itu, lalu
menyerahkan kepemimpinannya kepada E.Katoppo karena masa itu Profesor Prijono di
angkat menjadi Menteri Pendidikan,Pengajaran dan Kebudayaan sehingga tidak sempat
lagi melanjutkan tugasnya sebagai ketua panitia ejaan kemudian dilanjutkan oleh
E.Katoppo.
Konsep Ejaan Pembaharuan yang menarik ialah di sederhanakannya huruf-huruf yang
berupa gabungan konsonan dengan huruf huruf tunggal.Atau bersifat fonemis artinya
setiap fonem dalam ejaan itu di usahakan hanya di lambangkan dengan satu huruf.
Tampak seperti contoh di bawah ini :
1. Gabungan konsonan dj di ubah menjadi j
2. Gabungan konsonan tj di ubah menjadi ts
3. Gabungan konsonan ng di ubah menjadi ŋ
4. Gabungan konsonan nj di ubah menjadi ñ
5. Gabungan konsonan sj di ubah menjadi š
Gunakan vokal ai, au dan oi(di sebut diftong) di tulis berdasarkan pelafalannya yaitu ay,
aw, dan oy.
Misal : satai → satay
Harimau → harimaw
Amboi → amboy
Serta huruf j, seperti pada kata jang di ubah menjadi y sesuai dengan ejaan Bahasa
Indonesia.
4. Ejaan Melindo
Melindo ialah akronim dari Melayu-Indonesia.Merupakan ejaan yang di susun atas kerja
sama antara pihak Indonesia Slamet Muljana dan pihak Persekutuan Tanah Melayu
(malaysia) di pimpin oleh Syed Nasir bin Ismail.Yang tergabung dalam Panitia Kerja
Sama Bahasa Melayu-Bahasa Indonesia.Tahun 1959 berhasil merumuskan ejaan yaitu
ejaan Melindo.
Awalnya Ejaan Melindo di maksudkan untuk menyeragamkan ejaan yang di gunakan di
kedua negara tersebut.Namun karena pada masa itu terjadi ketegangan politik antara
Indonesia dan malaysia, Ejaan itupun akhirnya gagal diresmikan.Sebagai akibatnya
pemberlakuaan ejaan itu tidak pernah di umumkan.
Dalam ejaan melindo tidak jauh beda dengan ejaan pembaharuan,karena ejaan itu sama-
sama berusaha menyederhanakan ejaan dengan menggunakan sistem fonemis.
Hal yang berbeda ialah dalam ejaan Melindo gabungan konsonan tj, seperti pada kata
tjinta Di ganti dengan c menjadi cinta.Juga gabungan konsonan nj,seperti pada kata njonja
di ganti dengan huruf nc yang sama sekali masih baru.
5. Ejaan Baru
Merupakan lanjutan dari rintisan panitia ejaan melindo.Pelaksananya pun terdiri dari
panitia Ejaan LBK (Lembaga bahasa dan Kasusaatraan,sekarang bernama Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa) juga dari panitia Ejaan bahasa Melayu yang
berhasil merumuskan ejaan yang disebut Ejaan Baru.Namun lebih di kenal dangan ejaan
LBK. Konsep Ejaan ini di susun berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain:
1) Pertimbangan Teknis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar setiap fonem di
lambangkan dengan satu huruf.
2) Pertimbangan Praktis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar perlambangan
secara teknis itu di sesuaikan dengan keperluan praktis seperti ke adaan percetakan dan
mesin tulis.
3) Pertimbangan Ilmiah yaitu Pertimbangan yang menghendaki agar perlambangan itu
mencerminkan studi yang mendalam mengenai kenyataan bahasa dan masyarakat
pemakainya.
b.Perubahan apakah yang terdapat dalam ejaan Baru?
1) Gabungan konsonan dj di ubah menjadi j
Misalnya :
remadja → remaja
djalan → jalan
2) Gabungan konsonan tj di ubah menjadi c.
Misalna :
tjakap → cakap
batja → baca
3) Gabungan konsonan nj di uban menjadi ny.
Misalnya :
Sunji → sunyi
Njala → nyala
4) Gabungan konsonan sj di ubah menjadi sy.
Misalnya :
Sjarat → syarat
Sjair → syair
5) Gabungan konsonan ch di ubah menjadi kh.
Misalnya :
Tachta → takhta
Ichlas → ikhlas
6) Huruf j di ubah menjadi y
Misalnya :
Padjak → pajak
Djatah → jatah
7) Huruf e taling dan e pepet penulisannya tidak dibedakan dan hanya di tulis dengan
e/tanpa penanda.
Misalnya :
Ségar → segar
Copèt →copet
8) Huruf asing f, v, dan z di masukkan kedalam sistem ejaan bahasa Indonesia karena
huruf huruf itu banyak di gunakan.
Misalnya :
Fasih
Vakum
Zaman
6. Ejaan Bahasa Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang disempurnakan (EYD) diresmikan oleh Presiden Republik indonesia
Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1972.merupakan lanjutan dari ejaan baru atau ejaan
LBK.
Pedoman ejaan bahasa Indonesia di sebut pedoman umum,karena dasarnya hanya
mengatur hal-hal yang bersifat umum.Namun ada hal-hal lain yang bersifat khusus,yang
belum di atur dalam pedoman itu,yang di sesuaikan dengan bertitik tolak pada pedoman
umum itu.
Ejaan Yang Disempurnakan merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan yang di
susun sebelumnya,terutama ejaan republik yang di padukan pula dengan konsep konsep
ejaan pembaharuan,ejaan melindo dan ejaan baru.
Hal-hal apa sajakah yang terdapat dalam EYD?
1. Perubahan huruf
- Ejaan lama :
Dj → djika, wadjar
Tj →tjakap,pertjaja
Nj → njata,sunji
Ch → achir, chawatir
- EYD :
J → jika, wajar
C → cakap, percaya
Ny → nyata, sunyi
Kh → akhir, khawatir
2. Huruf f, v dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.
Misalnya :
Khilaf
Fisik
Zakat
Universitas
3. Huruf q dan x yang lazim di gunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap di gunakan
, misalnya pada kata furqan dan xenon.
4. Penulisan di- sebagai awalan di bedakan dengan di yang merupakan kata depan.
Sebagai awalan, di- di tulis serangkai dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di
sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.Misal :
Awalan →
di-
dicuci
dibelikan
dilatarbelakangi
Kata depan →
Di
Di kantor
Di belakang
Di tanah
5. Kata Ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya.angka dua tidak
digunakan sebagai penanda perulangan.
Misalnya :
Anak-anak, bukan anak2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
Bermain-main, bukan bermain2
d. Hal hal apa sajakah yang di atur dalam EYD ?
Yang di atur dalam EYD yaitu :
a) Pemakaian huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
b) Penulisan kata
c) Penulisan tanda baca
d) Penulisan singkatan dan akronim
e) Prnulisan angka dan lambang bilangan
f) Penulisan unsur serapan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Ejaan merupakan hal hal yang mencakup penulisan huruf ,penulisan kata, termasuk
singkatan, akronim ,angka,dan lambang bilangan, serta penggunaan tanda baca.
Selain itu juga tentang pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing.
• Fungsi ejaan antara lain :
- Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
- Sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
- Sebagai alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa
Indonesia.
• Sedangkan perkembangan sejarah bahasa indonesia di bagi dalam beberapa periode
yaitu : Ejaan Van Ophuysen,Ejaan Republik (Ejaan Soewandi), Ejaan Pembaharuan,
Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kasusastraan (LBK), dan Ejaan Yang
Disempurnakan.

B. Saran
Dari uraian yang telah kami susun di atas,maka pembaca dalam menggunakan bahasa
indonesia hendaknya sesuai dengan kaidah ejaan yang telah di tentukan yaitu sesuai
dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA

Mustakim.1990.Tanya Jawab EJAAN BAHASA INDONESIAUNTUK UMUM.Jakarta : PT


Gramedia Pustaka Utama.

Nasucha,Yakub H.2009.Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta : Media
Perkasa.

Anda mungkin juga menyukai