Anda di halaman 1dari 11

Luh Putu Gita Ari Parwati

1981811017

Pariwisata
Definisi Pariwisata
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Wisatawan adalah orang
yang melakukan wisata.Pariwisata adalah suatu bidang yang sedang dibicarakan oleh banyak pihak
dikarenakan merupakan salah satu bidang penunjang dalam upaya pelestarian budaya. Undang –
undang nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan mendefinisikan pariwisata sebagai berbagai
macam hal yang berhubungan dengan kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas dan serta layanan
/ jasa yang disediakan oleh pihak – pihak terkait seperti masyarakat, pengusaha, pemerintah daerah.
Adapun beberapa pengertian pariwisata menurut ahli:
1. Oka A. Yoeti (1982 : 118) Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara
waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk
berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata – mata untuk
menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan
yang beraneka ragam.
2. Yoeti (2000:116), Pariwisata itu merupakan suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara
sadar yang mendapat pelayanan secaara bergantian di antara orang – orang dalam suatu Negara
itu sendiri (di luar negeri), meliputi pendiaman orang – orang dari daerah lain (daerah tertentu),
suatu negara atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam
dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap. Pada
hakekatnya,kepariwisataan adalah sebuah industry yang “mengkonsumsi” alam dan
lingkungan, gedung bersejarah, budaya lokal dan sebagainya. Selain sebagai industri,
kepariwisataan juga dianggap sebagai bentuk bisnis.
3. Nyoman S pendit (2002) mendefinisikan Pariwisata adalah salah satu jenis industry baru yamg
mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja , peningkatan
penghasilan,standar hidup serta menstimulasi sector – sector produktif lainnya.
4. Goeldner (2003) mendefinisikan pariwisata sebagai proses ,kegiatan dan hasil yang didapat dari
hubungan dan interaksi antar wisatawan, tourism-supplier, pemerintah setempat, masyarakat
setempat dan lingkungan sekitar yang dilibatkan keterkaiatan dan tuan rumah dari pengunjung.
5. Kepariwisataan adalah hakekat dari pada perlawatan serta masa tinggal dari pengunjung-
pengunjung asing ke suatu daerah negara atau tempat, sepanjang tinggalnya itu tidak

1
mengakibatkan suatu keadaan tinggal menetap dan tidak pulang mengakibatkan suatu
hubungan yang bersifat employemet (R.S Damardjati, 2007).

Dengan beberapa teori ahli tentang pariwisata, pariwisata memiliki arti suatu bidang yang
cukup mendukung dalam industry dengan membantu perekonomian suatu wilayah dengan menjual
kekayaan alam, hasil buatan manusia, maupun budaya atau seni yang terdapat pada suatu wilayah yang
dilakukan oleh wisatawan.

Daya Tarik Wisata


Objek wisata adalah perwujudan daripada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah
bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. Dalam
membangun objek dan daya tarik wisata tersebut harus diperhatikan keadaan sosial ekonomi
masyarakat setempat, sosial budaya setempat, nilai-nilai agama, adat istiadat, lingkungan hidup, beserta
objek dan daya tarik wisata itu sendiri. Pembangunan objek dan daya tarik wisata dapat dilakukan oleh
pemerintah, badan usaha, dan perseorangan. Penggolongan jenis objek wisata akan terlihat dari ciri
khas yg ditonjolkan oleh tiap-tiap objek wisata. Objek wisata dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu
(Andi Mappi S,2000) :
1. Objek wisata alam, misalnya : laut, pantai, gunung (berapi), danau, sungai, fauna (langka), flora
(langka), kawasan lindung, cagar alam, pemandangan alam, lain - lain.
2. Objek wisata budaya, misalnya : upacara kelahiran, tari - tari (tradisional), musik (tradisional),
pakaian adat, perkawinan adat, upacara turun ke sawah, upacara panen, cagar budaya, bangunan
bersejarah, peninggalan tradisional, festival budaya, kain tenun (tradisional), tekstil lokal,
pertunjukan (tradisional), adat istiadat lokal, museum, dan lain - lain.
3. Objek wisata buatan, misalnya : sarana dan fasilitas olahraga, permainan (layangan), hiburan
(lawak/akrobatik dan sulap), ketangkasan (naik kuda), taman rekreasi, taman nasional, pusat -
pusat perbelanjaan, dan lain – lain.
Suatu objek wisata/destinasi meliputi 5 unsur penting, yaitu:
1. Attraction : hal-hal yang menarik perhatian para wisatawan
2. Facilities : fasilitas-fasilitas yang diperlukan
3. Infrastructure : sarana-sarana umum yang menunjang
4. Transportation : jasa-jasa pengangkutan
5. Hospitality : keramahtamahan / kesediaan menerima tamu (James J. Spillane, 1994: 63).
Menurut 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional

,
 Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa

keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan. Daya tarik wisata dibagi menjadi 3 yaitu :

2
1. Daya Tarik Wisata Alam
Adalah Daya Tarik Wisata yang berupa keanekaragaman dan keunikan lingkungan alam.
Daya Tarik Wisata, meliputi : Bentang Pesisir, Bentang Laut, Taman Laut, Pegunungan, Hutan
Alam, Nasional, Perairan Sungai, Perkebunan, Pertanian, Bentang Alam Khusus (Gua,Padang
Pasir)
2. Daya Tarik Wisata Budaya
Adalah Daya Tarik Wisata berupa hasil olah cipta, rasa dan karsa manusia sebagai
makhluk budaya.
Daya Tarik Wisata budaya selanjutnya dapat dijabarkan, meliputi:
1. Daya Tarik Wisata budaya yang bersifat berwujud (tangible)
A. Cagar Budaya ,meliputi :
(1) Benda cagar budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik
bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-
bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan
sejarah perkembangan manusia, contoh: angklung, keris, gamelan, dan sebagainya
.
(2) Bangunan cagar budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau
benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan / atau

tidak berdinding, dan beratap. 


(3) Struktur cagar budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam
dan/atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang
menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana untuk menampung kebutuhan

manusia. 


(4) Situs cagar budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang
mengandung benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, dan/atau struktur cagar

budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu. 


(5) Kawasan cagar budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki 2 (dua) situs
cagar budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri
tata ruang yang khas.
B. Perkampungan tradisional dengan adat dan tradisi budaya masyarakat yang khas
C. Museum, contoh: Museum Nasional, Museum Bahari, dan sebagainya.

2. Daya Tarik Wisata Buatan


Daya Tarik Wisata khusus yang merupakan kreasi artifisial (artificially created) dan
kegiatan-kegiatan manusia lainnya di luar ranah wisata alam dan wisata budaya. Daya Tarik

3
Wisata hasil buatan manusia/khusus, selanjutnya dapat dijabarkan meliputi antara lain:
A. fasilitas rekreasi dan hiburan/taman bertema, yaitu fasilitas yang berhubungan dengan
motivasi untuk rekreasi, hiburan (entertainment) maupun penyaluran hobi.
B. fasilitas peristirahatan terpadu (integrated resort), yaitu kawasan peristirahatan dengan
komponen pendukungnya yang membentuk kawasan terpadu.
C. fasilitas rekreasi dan olahraga.
Untuk daya tarik wisata buatan memiliki daya tarik tersendiri yang diciptakan oleh
pengembang / pemilik. Ketiga jenis Daya Tarik Wisata tersebut dapat dikembangkan lebih
lanjut dalam berbagai sub jenis atau kategori kegiatan wisata, antara lain:
1. Wisata petualangan (adventure tourism)
2. Wisata bahari (marine tourism)
3. Wisata agro (farm tourism)
4. Wisata kreatif (creative tourism)
5. Wisata kapal pesiar (cruise tourism)
6. Wisata kuliner (culinary tourism)
7. Wisata budaya (cultural tourism)
8. Wisata sejarah (heritage tourism)

Berdasarkan teori mengenai obyek dan daya tarik wisata dibedakan menjadi 3 yaitu Wisata
budaya, wisata buatan dan wisata alam.Unsur penting dalam obyek wisata adalah Attraction ,Facilities,
Infrastructure, Transportation dan Hospitality.

Atraksi Wisata
Menurut Nyoman S. Pendit (1994: 21-22) dikatakan atraksi wisata adalah segala sesuatu yang
menarik dan benilai untuk dikunjungi dan dilihat. Sehingga atraksi wisata tidak hanya terbatas pada
kesenian tradisional saja, tetapi banyak atraksi lain yang cukup menarik untuk disuguhkan pada
wisatawan. Misalnya permainan ular (cobra shows), adu ayam (cock fighting), adu domba (ram
fighting), peternakan ular (snake farm)/peternakan buaya (crocodile farm), dan lain sebagainya .
Menurut Gamal Suwantoro SH. Memberikan pengertian terhadap daya tarik wisata yang
disebut obyek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawn ke suatu daerah
tujuan wisata. Daya tarik wisata tersebut harus dirancang dan dibagun atau dikelola secara professional
sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang.
Atraksi wisata yang baik harus dapat mendatangkan wisatawan sebanyak –banyaknya
,menahan mereka di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama dan memberi kepuasan kepada
wisatawan yang datang berkunjung. Untuk mencapao hasil tersebut,beberapa syarat harus dipenuhi
yaitu (Soekadijo 1997 :61-62) ;

4
1. Kegiatan (act) dan obyek (artifact) yang merupakan atraksi itu sendiri harus dalam keadaan baik.
2. Karena atraksi wisata itu harus disajikan dihadapan wisatawan,maka cara penyajiannya
(presentasinya) harus tepat.
3. Atraksi wisata adalah terminal suatu mobilitas spasial, suatu perjalanan. Oleh karena itu juga
harus memenuhi semua determinan mobilitas spasial, yaitu : akomodasi, transportasi, dan
promosi serta pemasaran.
4. Keadaan di tempat atraksi harus dapat menahan wisatawan dalam waktu yang cukup lama.
5. Kesan yang diperoeh wisatawan waktu meyaksikan atraksi wisata harus diusahakan supaya
bertahan selama mungkin.
Berdasarkan hasil teori diatas mengenai atraksi wisata merupakan kegiatan (act) atau obyek
(artifact), yang bersifat menarik dan berupa keesenian tradisional atau kegiaan lainnya. Dengan
penyajian atraksi yang menahan wisatawan.

Wisatawan
Definisi wisatawan
Wisatawan adalah orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam waktu minimal 24
jam dan maksimal 3 bulan ke suatu negeri yang bukan negeri dimana ia tinggal atau setiap orang yang
mengujungi suatu Negara dengan tujuan untuk menetap atau bekerja tetap, dan membiarkan uangnya
di tempat tersebut dengan uang yang diperoleh di tempat lain (Musanef, 1996). Menurut UU Nomor 10
Tahun 2009 tentang kepariwisataan, wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.Berdasarkan
asalnya, wisatawan dibagi menjadi dua (Yoeti, 1991), yaitu wisatawan nusantara (wisnus) dan
wisatawan mancanegara (wisman).
1. Wisatawan nusantara adalah orang yang berdiam dan bertempat tinggal pada suatu negara dan
melakukan perjalanan wisata di negara dimana dia tinggal.
2. Wisatawan mancanegara adalah orang yang melakukan perjalanan wisata yang datang
memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan negara dimana dia tinggal.
Menurut Oka Yoeti (1982 : 133) Wisatawan (tourist) yaitu pengunjung sementara yang paling
sedikit tinggal selama 24 jam di Negara yang dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat
digolongkan ke dalam klasifikasi berikut ini :
1. Pesiar (leisure) seperti untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi , keagamaaan dan
olahraga.
2. Hubungan dagang (business) keluarga konperensi dan misi.
Pelancong (exursionist) yaitu pengunjung sementara yang tinggal kurang dari 24 jam di negara
yang dikunjunginya (termasuk pelancong dengan kapal pesiar).
Suwena (2010 : 35) berdasarkan Komisi Liga Bangsa – Bangsa yang termasuk dalam wisatawan
adalah :

5
1. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan bersenang – senang, mengunjungi
keluarga, dan lain – lain.
2. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan – pertemuan atau karena
tugas tertentu, seperti dalam ilmu pengetahuan, tugas Negara, diplomasi, agama, olahraga dan
lain – lain.
3. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk tujuan usaha.
4. Mereka yang melakukan kunjungi mengikuti perjalanan kapal laut, walaupun tinggal kurang
dari 24 jam.

Dari teori diatas disimpulkan bahwa wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata
dengan berbagai keperluan untuk bersenang – senang.

Jenis dan Macam Wisatawan


Melihat sifat perjalanan dan ruang lingkup di mana perjalanan wisata itu dilakukan, maka kita
dapat mengklasifikasikan wisatawan sebagai berikut (Yoeti : 143) :
1. Wisatawan Asing ( Foreign Tourist)
Orang asing yang melakukan perjalanan wisata,yang dating memasuki suatu Negara lain yang
bukan merupakan Negara diman ia berasal.Wisatawan asing biasa disebut wisatawan
mancanegara.
2. Wisatawan Domestik Asing (Domestic Foreign Tourist )
Orang asing yang berdian atau bertempat tinggal pada suatu Negara,yang melakukan perjalanan
wisata di wilayah Negara di mana ia tinggal. Contohnya, seorang bangsa Amerika yang bekerja
di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang melakukan liburan ke Bali.
3. Wisatawan Domestik (Domestic Tourist)
Adalah wisatawan dalam negeri,yaitu seseorang warga Negara suatu Negara yang melakukan
perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya.
Jadi tidak ada sama sekali unsur asingnya.
4. Indigenous Foreign Tourist
Adalah warga negara suatu Negara tertentu,yang karena tugasnya atau jabatannya di luar negeri,
pulang ke Negara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri.
Misalnya, mahasisiwa yang tergabung dalam IPPI di Eropa pulang ke Indonesia dan sampai di
Indonesia mereks melakukan perjalanan wisata ke Danau Toba.
5. Transit Tourist
Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan wisata ke suatu Negara tertentu, yang
menumpang kapal udara atau kapal laut ataupun kereta api, yang terpaksa mampir atau snggah
pada suatu pelabuhan/Airport/ Stasiun bukan atas kemauannya sendiri.
6. Business Tourist

6
Orang yang melakukan perjalanan yang mengadakan perjalanan untuk tujuan lain bukan wisata.
Menurut Suwena (2010) mengklasifikasikan wisatawan sebagai berikut :
1. Wisatawan Asing ( Foreign Tourist)
Orang asing yang melakukan perjalanan wisata,yang dating memasuki suatu Negara lain yang
bukan merupakan Negara diman ia berasal.Wisatawan asing biasa disebut wisatawan
mancanegara.
2. Wisatawan Domestik Asing (Domestic Foreign Tourist )
Orang asing yang berdian atau bertempat tinggal pada suatu Negara,yang melakukan perjalanan
wisata di wilayah Negara di mana ia tinggal. Contohnya , seorang bangsa Amerika yang bekerja
di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang melakukan liburan ke Bali.
3. Wisatawan Domestik (Domestic Tourist)
Adalah wisatawan dalam negeri,yaitu seseorang warga Negara suatu Negara yang melakukan
perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya.
Jadi tidak ada sama sekali unsur asingnya.
4. Indigenous Foreign Tourist
Adalah warga negara suatu Negara tertentu,yang karena tugasnya atau jabatannya di luar
negeri,pulang ke Negara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya
sendiri. Misalnya, mahasisiwa yang tergabung dalam IPPI di Eropa pulang ke Indonesia dan
sampai di Indonesia mereks melakukan perjalanan wisata ke Danau Toba.
5. Transit Tourist
Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan wisata ke suatu Negara tertentu ,yang
menumpang kapal udara atau kapal laut ataupun kereta api, yang terpaksa mampir atau snggah
pada suatu pelauhan/Airport/ Stasiun bukan atas kemauannya sendiri.
6. Business Tourist
Orang yang melakukan perjalanan yang mengadakan perjalanan untuk tujuan lain bukan wisata.

Berdasarkan teori diatas jenis dan macam wisatawan terdiri dari wisatawan asing, wisatawan
domestik, Indigeneous Foreign, Transit Tourist, Buiness Tourist.

Motivasi Wisatawan
Motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam wisatawan dan pariwisata, karena
motivasi merupakan trigger dari proses perjalanan wisata, walaupun motivasi ini sering tidak disadari
oleh wisatawan itu sendiri (Sharpley, 1994). Analisis mengenai motivasi semakin penting jika dikaitkan
dengan pariwisata dimana perilaku manusia dipengaruhi oleh berbagai motivasi.
Menurut (Suwena dan Widyatmaja , 2010) Motivasi merupakan faktor penting bagi calon
wisatawan di dalam mengambil keputusan mengenai daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi. Calon
wisatawan akan mempersepsi daerah tujuan wisata yang memungkinkan dimana presepsi ini dihasilkan

7
oleh prefrensi individual,pengalamansebelumnya, dan informasi yang didapatkannya. Motivasi
perjalanan wisata mengalami evolusi ,sejalan dengan perkembangan pariwisata itu sendiri. Ada 2 faktor
penting yang memotivasi seseorang untuk melakukan kegiatan berwisata, yaitu :
1. Faktor Pendorong (push factors)
Faktor yang mendorong seseorang untuk berwisata adalah ingin terlepas (meskipun hanya
sejenak) dari kehidupan yang rutin setiap hari. Lingkungan yang tercemar, kecepatan lalu lintas
dan hiruk pikuk kesibukan kota.
2. Faktor Penarik (pull factors)
Faktor ini berkaitan dengan adanya atraksi wisata di daerah atau di tempat tujuan wisata.
Atraksi wisata ini dapat berupa kemashuran akan objek, tempat –tempat yang banyak
diperbincangkan orang, serta sedang menjadi berita. Dorongan berkunjung ke tempat teman
atau keluarga atau ingin menyaksikan kesenian serta pertandingan olahraga yang sedang
berlangsunng juga menjadi daya tarik di daerah tujuan wisata.
Pada dasarnya perjalanan wisata dimotivasi oleh beberapa hal yang mendorong perjalanan,
motivasi-motivasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar (McIntosh, 1977 dan
Murphy, 1985 dalam Pitana, 2005) sebagai berikut:
1. Physical or physiological motivation (motivasi yang bersifat fisik atau fisiologis), antara lain
untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan olah raga, bersantai, dan
sebagainya.
2. Cultural motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi,
dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai obyek tinggalan budaya
(monumen bersejarah).
3. Social motivation atau interpersonal motivation (motivasi yang bersifat sosial), seperti
mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, ziarah, pelarian dari situasi yang
membosankan, dan sebagainya.
4. Fantasy motivation (motivasi karena fantasi), fantasi bahwa di daerah lain seseorang akan bisa
lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan, dan egoenhancement yang memberikan
kepuasan psikologis.

Berdasarkan teori didapatkan bahwa motivasi wisatawan merupakan hal mendasar dalam
perjalanan wisatawan yang berdasarkan beberapa factor yang berupa factor pendorong (keinginan untuk
lepas ) dan penarik (atraksi wisata).

Sarana Wisata dan Prasarana WIsata


Sarana Wisata
Sarana pariwisata (tourist superstructure) menurut (Karyono : 1997 : 76) adalah perusahaan –
perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatatwan, baik secara langsung maupun tidak

8
langsung dan kehidupan banyak tergantung kepada kedatangan wisatawan. Dilihat dari peranan sarana
pariwisata, maka sarana kepariwisataan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : saranan pokok kepariwisataan,
sarana pelengkap kepariwisataaan, dan sarana penunjang kepariwisataan .
1. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourist Suprastucture).
Menurut Salah Wahab (Yoeti 1982: 194) Yang dimaksudkan dengan sarana pokok
kepariwisatawaan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat bergantung kepada
arus kedatangan orang yang melakukan perjalnanan wisata. Adalah perusahaan yang
kehidupannya bergantung pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata, yang
termasuk dalam kelompok ini adalah sebagai berikut :
a. Travel Agent dan Tour Operator
b. Perusahaan – perusahaan Angkutan Wisata
c. Hotel dan Jenis Akomodasi lainnya
d. Bar dan restoran serta rumah makan lainnya
e. Objek Wisata dan atraksi wisata
2. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplemeting Tourism Suprastructure)
Adalah perusahaan atau tempat yang menyediakan fasilitas rekreasi yang fungsinya melengkapi
sarana pokok kepariwisataan dan membuat parra wisatatwan dapat lebih lama tinggal pada
suatu daerah tujuan wisata. Termasuk dalam kelompok ini adalah sarana olahraga dan
ketangasan.
3. Sarna Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure)
Sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan
saran pokok. Berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal pada suatu DTW,
tetapi fungsi yang lebih penting adalah agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan uangnya di
tempat yang dikunjunginya

Sarana Pariwisata dibagi menjadi 3 yaitu Sarana Pokok Kepariwisataan (hotel,Travel Agent,bar
dan restoran) ,Sarana Pelengkap Kepariwisataan (sarana Olahraga),Sarana Penunjang Kepariwisataan
(souvenir shop)

Prasarana Wisata
Prof Salah Wahab berpendapat dalam bukunya Tourism Management,membagi prasarana
(infrastructure) atas tiga bagian yang penting dan satu diantaranya disebut sebgaai prasarana pariwisata.
Ketiga prasarana yang dimaksudkan adalah :
1. Prasarana Umum (General Infrastructure)
Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan orang banyak (umum) yang pengadaaannya
bertujuan untuk membantu kelancaran roda perekonomian.
a. Pembangkit tenaga listrik dan sumber energi lainnya.

9
b. Sistem penyediaan air bersih
c. Sistem jaringan jalan raya dan jalan kereta api
d. Sistem Irigasi
e. Perhubungan dan Telekomunikasi
2. Kebutuhan Masyarakat Banyak ( Basic Needs of Civilized Life)
Yaitu prasarana menyangkut kebutuhan orang banyak. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah
rumah sakit, apotik, bank, kantor pos, pompa bensin, administrasi pemerintahan (Polisi,
pengadilan, pemerintahan umum dan badan legislatif lainnya)
3. Prasarana Kepariwisataan
Menurut Salah Wahab,yang dimaksudkan dengan prasarana kepariwisataan (tourist
infrastructures) di antaranya ialah :
a. Receptive Tourist Plant
Segala bentuk badan usaha atau organisasi yang kegiatannya khusu untuk
mempersiapkan kedatangan wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata.Termasuk ke
dalam ialah :
- Perusahaan yang kegiatannya adalah bagi orang yang melakukan perjalanan wisata
(Travel Agent dan Tour Operator)
- Badan atau Organisasi yang memberikan penerangan,penjelasan ,promosi ,dan
propaganda tentang suatu tujuan wisata (Tourist Information Center)
b. Residental Tourist Plants
Yaitu semua fasilitas yang dapat menampung kedatangan parwa wisatawan untuk
menginap dan tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan wisata.
Termasuk di daerah kelompok ini adalah semua bentuk akomodasi yang diperuntukan
bagi wisatawan, termasuk segala bentuk rumah makan dan restoran, Contohnya : Hotel,
Cottages, Coffe Shop.
c. Recreative and Sportive Plant
Semua Fasilitas yang dapat digunakan untuk tujuan rekreasi dan olahraga.

Prasarana wisata terdiri dari : Prasarana Umum (Jaringan jalan), Kebutuhan Masyarakat
Banyak (Rumah sakit, Apotik, Bank, Kantor Polisi), Prasarana Kepariwisataan (Receptive Tourist
Plant, Travel Agent, Residental Tourist Plants Hotel, Recreative and Sportive Plant, Rekreasi olahraga)

10
Jurnal

Abdulhaji, Sulfi & Ibnu Sina H.Y. (2016). Pengaruh Atraksi,Aksesibilitas , dan Fasilitas Terhadap Citra
Objek Wisata Danau Tolire Besar di Kota Ternate. Jurnal Penelitian Humano, Vol. 7 No. 2.
Ary Mahendra Putra , I Wayan Gede. (2016). 6 Pengemasan Paket Wisata City Tour Berbasis Budaya
Di Kota Denpasar Bali. Jurnal IPTA, Vol. 4 No. 1.
Khotimah, Khusnul & Wilopo L.H. (2017). Srategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Budaya
Unggulan di Kabupaten Mojokerto. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 41 No.1.
Nafila, Oktaniza. (2013). Peran Komunitas Kreatif dalam Pengembangan Pariwisata Budaya di Situs
Megalitikum Gunung Padang. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 24 No. 1, hlm. 65 –
80.
Sari , J. Aditya. (2006). Pengaruh Atraksi Wisata Terhadap Tingkat Kunjungan Wisatawan Pada Objek
Wisata Waduk Gajah Mungkur Di Wonogiri (Studi Kasus Kunjungan Wisatawan Tahun 2004-
2006).
Sayangbatti, Dilla Pratiyudha & M. Baiqun. (2013). Motivasi dan Persepsi Wisatawan Tentang Daya
Tarik Destinasi Terhadap Minat Kunjungan Kembali di Kota Wisata Batu. Jurnal Nasional
Pariwisata, Vol. 5 No. 2, hlm. 126 – 136.
Suzanti, Purnama. (2014). Daya Tarik Pacu Jawi Sebagai Atraksi Wisata Budaya Di Kabupaten Tanah
Datar Sumatera Barat. Jurnal Nasional Pariwisata, ISSN 1411-9862 Vol. 6, No.1.
Yulianto. (2015). Kreasi Seni Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Padepokan Bagong Kussudiardja
Yogyakarta.Jurnnal Media Wisata,Vol 13 ,No 1.

Buku

Mappi, Andi. S. 2001. Cakrawala Pariwisata. Jakarta : Balai Pustaka.


Picard, Michel. 1992. Bali Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata. Bogor: Grafika Mardi Yuana.
Pendit, Nyoman S. 2002. Ilmu Pariwisata. Jakarta : Pradya Paramita.
Pendit, Nyoman S. 2006. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Suwena, I Ketut & I Gusti Negara Wisyatmaja. 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata , ,Denpasar
: Udayana University Press.
Yoeti, Oka A. 1982. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa Bandung.
Yoeti , Oka A. 2005. Pariwisata Budaya Masalah dan Solusinya. Jakarta : PT. Pradnya Paramita
Jakarta.

Undang – Undang

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025.
Undang-Undang No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

11

Anda mungkin juga menyukai