Vital Sign:
Tensi, Nadi, RR, suhu
Mata
• Syarat pemeriksaan ikterik :
1. di tempat terang
2. Sclera yang tertutup
3. dibandingkan dengan kertas putih
• Tanda kronis :
- papil lidah atropi
- Spoon nail t.u ibu jari
Leher
1. JVP
2. Kelenjar getah bening
3. Trachea
4. thyroid
JVP
Costa angle
SIC 7-8 tempat thoracentesis.
Thorax ( paru)
I : Statis : barel chest, asimetris, SIC menyempit atau melebar
Dinamis : pengembangan dada
P : Fremitus raba : infiltrat meningkat
P : Normal : Sonor
Lobair pneumonia
- prodromal : redup
- Hepatisasi merah: pekak
- Hepatisasi kelabu : pekak
- konvalesen : redup
Thorax
A : Suara Dasar
Lobair pneumonia
- prodromal : SDV meningkat / broncho ves
- Hepatisasi merah: SD Bronchial
- Hepatisasi kelabu : SD Bronchial
- konvalesen : SDV meningkat / broncho ves
Suara tambahan : RBH, RBK, Wheezing
PF Paru
Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
• nyeri dada, sesak napas yang dipicu oleh aktivitas fisik, ortopnu,
paroxysmal nocturnal dyspneu (PND), kaki bengkak, palpitasi, sinkop,
klaudikasio intermiten dan fatigue (kelelahan)
Pertanyaan Anamnesis
• Adakah rasa nyeri/tertekan/tertindih di daerah dada? (infark
miokard)
• Adakah terbangun malam hari karena sesak ?
(gagal jantung)
• Adakah sesak saat aktivitas? Seberapa berat aktivitas yang
menimbulkan rasa sesak ?
(kelas fungsional gagal jantung)
• Apakah dapat tidur terlentang tanpa merasa sesak ? (ortopnu)
• Apakah ada bengkak di pergelangan kaki ?
(gagal jantung)
• Apakah ada rasa berdebar atau berdegup tidak teratur?
(aritmia)
Anamnesis…
• Respons pemberian terapi nitrat terhadap gejala nyeri dada, angina maupun
sesak dapat memberikan petunjuk mengenai penyebabnya
• Angina akibat PJK biasanya membaik dengan nitrat dalam
1 – 5 menit.
• Bila responsnya lebih dari 5 menit maka
kemungkinan penyebabnya bukan PJK, tapi hal yang lain.
• Nitrat → mengurangi aliran darah balik vena, dan juga dapat mengurangi nyeri
spasme otot polos terutama pada esofagus dan kolik batu empedu.
Sesak Nafas
• Muncul apakah setelah berdiri lama, mendadak dari posisi duduk ke berdiri
(postural syncope), saat buang air kecil (micturition syncope), saat batuk
(tussive syncope)
saat emosi mendadak (vasovagal syncope).
A : Suara Dasar
- katup Mitral M1 > M2
- Katup Trikuspid T1 > T2 reguler, int N
- Katup Aorta A2 > A1
- Katup pulmonal P2 > P1
Suara tambahan :
- Bising ( PM, Fase, derajat, penjalaran )
- Gallop
Suara Jantung
Vent kiri
Atrium kanan
Vent kanan
Impuls apeks
• Inspeksi Jantung:
1. Bentuk Dada ;
N = diameter tranversal : posterior =2:1 simetris
2. Bentuk kelainan dada akibat abnormalitas paru
= mis vossure cardiac (pectus carinatum)
3. Pulsasi
Tampak iktus kordis pada dewasa yang kurus
sesuai dg letak apeks kordis,diameter 2 cm dg pungtum maks kira2 ditengah daerah itu.
Pulsasi bersamaan dengan denyut sistolik, pada arteri karotis (diraba dibwh leher)
IKtus kordis tjd krn=kontraksi vent wkt sistolik disertai putaran kearah depan dan sedikit
medial
• Jika iktus tampak geser kekiri : dugaan LVH lateral
• Pericarditis adesiva : iktus cordis yang negatif artinya
saat sistolik malah retraksi ke dalam, diastolik tjd
pulsasi keluar
• Aneurisma aorta : pulsasi tampak di kiri/kanan bag
atas sternum
• Pulsasi manubrium sterni : dilatasi arteri pulmonalis
(duct botali persisten/aneurisma a pulm)
• Hipertrofi vent kanan : pulsasi kuat sela iga 4 di garis
sternum / epigastrium
• PALPASI JANTUNG
• Cara : melekatkan seluruh telapak tgn pada dinding
torak dg tekanan lembut
• Tentukan lokasi pungtum maks : nilai kuat angkat /
tidak,luas,frekuensi,kualitas pulsasi
• Jenis pulsasi palpasi ;
1. Ventrikular heaving : sifat menggelombang dibwh telapak tangan
2. Ventrikular Lift : sifat spt pukulan2
3. Perikardial Friksion rub : di prekordium ( gesekan / fremitus yang sinkron dg denyut jantung
) mis perikarditis fibrinosa
4 Thrill : adanya fibrasi disamping pulsasi , krn kelainan katup
• PERKUSI JANTUNG
• Tujuan : menentukan besar dan bentuk jantung secara kasar
• Cara spt perkusi paru : batas2 sisi kanan dan kiri perkusi dari arah lat ke
medial, batas atas : perkusi dari atas ke bwh atau dari lateral atas ke medial
bawah
• Tentukan :
1. Batas jantung kanan
2. Batas jantung kiri
3. Pinggang jantung
1. Batas jantung kanan =
Tentukan batas paru hati pd grs midklav kanan
2 jari diatas tempt tsb perkusi lagi kearah medial sampai suara
sonor menjadi redup (tjd pd grs midsternum dan sternum ka),
patologis :tanda pembesaran vent kanan atau atrium kanan
2.Batas Jantung Kiri =
Tentukan batas bawah paru kiri pd grs aksilaris anterior kiri, 2 jari
diatasnya perkusi kearah sternum sampai bunyi sonor -redup.
N=lokasi sedikit sebelah medial garis midklav kiri.bila sulit
menentukan batas bawah paru kiri, mk batas paru hepar kanan
bs dipakai dasar patokan perkusi
3.Pinggang jantung
Perkusi dari ats ke bawah pada garis parasternum kiri .
N = spatium intercostal 3 kiri, bila letaknya lebih naik mungkin
ada pembesaran atrium kiri karena stenosis mitral
• AUSKULTASI JANTUNG :
• Dasar = alat stetoskop untuk badakan BJ 1,2,3,4, kardiak
murmur (kelainan katup/ sekat jantung)
• Thrill saat palpasi diperjelas dg adanya murmur (bising
jantung) ini
• Posisi pasien, kepala ditinggikan dengan membentuk sudut
30˚ / lateral kiri decubitus
• Untuk memperjelas bunyi jantung saat auskultasi, pasien
diminta untuk menahan nafas sebentar (cegah intervensi
bunyi jantung dan suara nafas)
• Stetoskop ada 2 jenis : sungkup (open bell type) untuk
bunyi2 nada rendah --- cara ditekan agak keras
• Stetoskop piring diafragma (Bowl tipe) untuk bunyi2 nada
tinggi
•Bunyi Jantung
Yang harus diperhatikan :
1. Lokalisasi dan asal bunyi jantung
2. Menentukan BJ1 dan BJ 2
3. Ada tidaknya BJ III dan BJ IV
• Intensitas dan kualitas bunyi
• Irama dan frekuensi BJ
• Bunyi2 jantung yang lain yang menyertai BJ utama
1. Lokalisasi BJ
• BJ1 asal dari katup mitral
• Sela iga 2 tepi kiri sternum untukBJ katup pulmonal
• Sela iga 2 tepi kanan sternum untuk BJ asal dari katup aorta
• Ruang sela iga 4 & 5 tepi kanan dan kiri sternum / bag ujung sternum untuk
katup trikuspidal
2. Bunyi Jantung Sistolik 1 dan Bunyi Jantung Diastolik 2
• BJ 1 – sistolik : katup mitral & Trikuspid tertutup serentak
• BJ 2 – diastolik : katup aorta & pulmonal menutup serentak
• Fase sistolik : fase antara BJ 1 dan 2 terjadi pemompaan
kedua vent keseluruh tubuh dan paru
• Fase diastolik : fase dari BJ 2 ke BJ 1 tjd pengisian kedua
ventrikel
•Intensitas dan Kualitas Bunyi :
Di apeks BJ 1 > keras BJ 2
Di basal jantung BJ 2 > B 1
Bandingkan A2 dan P2 =
Hipertensi pulmonal P2 mengeras
Hipertensi sistemik A2 mengeras
Stenosis mitral BJ 1 di apek (M1) mengeras
Stenosis trikspid BJ trikuspid 1 (T1) mengeras
Infark miokard, tamponade/perikarditis dan
emfisema=bunyi jantung semua pelan
Dengarkan splitting / reduplication :
• BJ 1 spliting krn penutupan katup T dan M tidak bersamaan
(normal duluan mitral 0,02-0,03 detik dari Trikus
• BJ 2 spliting krn, normal = dlm fase inspirasi BJ P2 lebih lambat
0,02-0,03 dtk dibanding BJ A2
• RBBB & Atrial septal defek = BJ 2 tak berubah dg respirasi (fixed
splitting)
• Bunyi Jantung III dan IV :
• BJ 3 intens rendah N pd dws muda
• BJ 3 0,015-0,0017 det setelah BJ 2
• BJ 3 disebut Gallop rhythm
• BJ 3 mengeras di apeks : gagal jantung vent kiri / bila di ujung sternum : gagal
jantung kanan
• BJ 4 kontraksi atrium yg lebih kuat : Atrial gallop, kadang N pd dws muda, 0,08
dtk sblm BJ 1
• Blok AV,hipertensi sistemik,infark miokard : BJ 4
• Irama dan Frekuensi Jantung
• Banding BJ dan Nadi > 100 x/m : takikardi
• BJ dan nadi < 60 x/m : bradikardi
• Aritmia sinus : irama BJ saat ekspirasi lbh lambat
• Compensatoir pause : irama jantung N kadang diselangi ektrasistolik cepat
• Fibrilasi : irama bunyi yang sama sekali tak teratur
• Opening snap : dari katup mitral awal diastolik 0,07 dtk setelah BJ 3 pada
stenosis mitral/trikuspid
• Sistolik clik : stenosis aorta/pulmonal
• Bunyi Jantung lain =
1 Bising Jantung (cardiac Murmur)
• Dibagi bising sistolik dan diastolik
• Perhatikan : fase,intens dan nada bising, bentuk, lama, lokasi bising (punktum maks, arah
bising yang paling keras,apakah posisi bising berubah ubah berdasar posisi
badan/pernafasan
• Bising sistolik inocent : pd anak2 : N
• Hemic murmur : pd keadaan anemia /demam, tanpa kelainan jtg organik / bising jantung
faali
• Bising Sistolik
• Diantara BJ 1 dan 2 ;
• 2 macam ;
1. Tipe Ejection : stenosis aorta
• Akibat darah yg dipompa melalui bag yg menyempit
2. Tipe Pansistolik : insufisiensi mitral
• Aliran balik yg melalui bagian jantung yang masih terbuka
( harusnya tertutup pd kontraksi jantung )
• Bising Diastolik :
• Terdengar dlm fase diastolik antara BJ 2 dan Bj 1, setelah BJ 2,
macamnya:
1 Mid diastolik
• Pertengahan fase diastolik, PM di apeks — stenosis mitral
2 Early diastolik
• Segera setelah BJ 2 : insufisiensi aorta
3 Pre sistolik
• Akhir fase diastolik, tepat sebelum BJ 1 — stenosis mitral
• Derajat intensitas bising jantung ada 6 (AHA):
• Derajat 1 bising sangat pelan
• Derajat 2 bising cukup pelan
• Derajat 3 bising agak keras
• Derajat 4 bising cukup keras
• Derajat 5 bising sangat keras
• Derajat 6 bising sekeras kerasnya
• Gesekan Perikardium :
• Bunyi yg timbul akibat gesekan pericardium viseral dan parietal yg
permukaannya kasar menebal akibat perikarditis
Terima kasih