Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN ANTE NATAL TERPADU

No. : SOP/ /UKP/PKM-


Dokumen SDG/2019
No. Revisi :0
SOP
Tanggal : Januari 2019
Terbit
Halaman :1/6
UPTD PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003
1. Pengertian Asuhan Ante Natal Terpadu adalah pelayanan ante natal
komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua
ibu hamil
2. Tujuan Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan
ante natal yang berkualitas sehingga mampu menjalani
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat dan
melahirkan bayi yang sehat.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sindangagung Nomor
440/ 062/PKM-SDG/2019 tanggal januari 2019 tentang
Layanan Klinis di UPTD Puskesmas Sindangagung.
4. Referensi 1. Pedoman Pelayanan Ante Natal Terpadu Kemenkes Dirjen
Bina Kesehatan Masyarakat Tahun 2012
2. Modul Midwefery Update PD IBI tahun 2016
3. Buku KIA
5. Prosedur A. PERSIAPAN ALAT DAN OBAT :
- Stetoskop
- Tensi meter
- Metin
- Timbangan
- Pita lita
- Refleks Hammer
- Monosural / dopler
- Buku KIA
- Kartu ibu
- Handscoon
- Sput 0,5 cc
- Vaksin TT

B. PELAKSANAAN :
1. Timbang BB setiap kali kunjungan untuk mendeteksi
adanya gangguan pertumbuhan janin
2. Ukur tekanan darah setiap kali kunjungan ante natal
untuk mendeteksi adanya hipertensi
3. Nilai status gizi dengan mengukur lingkar lengan atas
pada kontak pertama trimester 1, untuk skrining ibu hamil
KEK
4. Ukur tinggi fudus rahim setiap kali kunjungan
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
6. Skrining status imunisasi TT
7. Beri tablet tambah darah (tablet besi)
8. Pemeriksaan laboratorium
9. Tata laksana / penanganan kasus
10. Temu wicara / konseling
6. Diagram Air
IBU
HAMIL

LOKET ANAMNESA
RUANG KIA
PENDAFTARAN Hamil ini

Hamil yang lalu

Penyakit yang diderita

Penyakit keluarga

PEMERIKSAAN :

Tensi, TFU,
Auskultasi DJJ (bila
LABORATORIUM ada indikasi)
Semua Bumil INDIKASI Pemeriksaan lainnya
(bila ada indikasi)
Gol. Darah PENYAKIT DM /

Hb HIPERTENSI
TINDAKAN :
Bila ada indikasi penyakit
Pemberian TT, Tablet
Urine Reduksi
Fe, Vitamin, terapi,
Urine Protein penyuluhan, pesan
untuk control

Sehat / Normal /
Ada keluhan Periksa BP tidak beresiko
penyakit Umum / BP Gigi
dengan therapy
beresiko sesuai indikasi

PASIEN
PULANG

Bumil resiko tinggi RUJUK

7. Unit terkait 1. Petugas Pelayanan Umum


2. Petugas Laboratorium
3. Petugas Pelayanan Gigi dan Mulut
8. Dokumen
terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tgl. Dimulai di
Perubahan . berlakukan
SUNTIK KB
No. : SOP/ /UKP/PKM-
Dokumen SDG/2019
No. Revisi :0
SOP
Tanggal : Januari 2019
Terbit
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003
1. Pengertian Kontrasepsi suntikan progestin adalah mencegah terjadinya
kehamilan dengan cara disuntik intra muskuler yang berdaya
kerja 3 bulan dan tidak membutuhkan pemakaian setiap hari
atau setiap akan mengandung hormon progesteron dan tidak
mengganggu produksi ASI
2. Tujuan Mencegah kehamilan selama 3 bulan yang digunakan untuk
menunda kehamilan, menjaga jarak kehamilan
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindangagung Nomor
440/ 062/PKM-SDG/2019 tanggal Januari 2019 tentang
Penugasan Pemegang Keluarga Berencana dan Program KIA
4. Referensi 1. Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2006
2. Kepmenkes RI No. 279/Menkes/SK/IV/2006
3. Permenkes RI No. 259/Menkes/Per/III/2008
4. Permenkes RI No. HK.05.05/Memkes/0680/1/2010
5. Prosedur a. Persiapan bahan dan alat :
 Spuilt disposable
 Bak instrument
 Kartu obat / buku obat
 Bengkok
 Kapas / kasa antiseptic
 Obat dalam vial
 Baskom berisi larutan klorin 0,5%
 Tempat sampah media
 Handuk / lap tangan sekali pakai

b. Prosedur :
1. Melakukan informed consent sebelum melakukan
tindakan. Sapa pasien dengan ramah dan beritahukan
tujuan pemeriksaan
2. Menyiapkan alat dan bahan secara berurutan. alat dan
bahan disusun sesuai tahapan penggunaan
3. Mengatur posisi pasien. Privacy pasien dijaga dan
pasien ditempatkan senyaman mungkin
4. Mencuci tangan dengan sabun cair dan air mengalir,
melepaskan semua perhiasan sebelum mencuci
tangan dan dilakukan sebeersih mungkin termasuk di
bagian sela-sela jari
5. Menjelaskan kepeda pasien tentang prosedur yang
akan dilakukan
6. Ambilspuilt isi dengan obat yang akan disuntikan. Buka
dan buang tutup kaleng pada vial. Buka bungkus spuilt.
Jika jarum ke suntik terpisah gabungkan jarum dengan
pipa suntik. Balikan vial dengan mulut ke bawah.
Masukan cairan suntik ke dalam spuilt, masukan semua
obat ke dalam spuilt. Jika spuilt terisi semua keluarkan
udara dari pipa suntik, jangan sampai terdapat udara
dalam pipa spuilt pada saat penyuntikan.
7. Atur posisi klien untuk menyuntikan obat, klien bisa
duduk dan berbaring

8. Bersihkan tempat yang akan disuntik dengan kapal


alcohol atau air steril
9. Suntikan jarum di daerah penyuntikan dengan arah
tegak lurus hingga mencapai daerah otot. Apabila
daerah penyuntikan terlalu dangkal maka penyerapan
obat akan lambat dan tidak bekerja dan efektif
10. Sebelum penyuntikan obat perlahan-lahan tarik sedikit
pompa, bila ada darah masuk ke dalam pipa suntik, tarik
keluar jarum dan suntikkan di tempat lain / bagian otot
didekatnya.
11. Lakukan kembali aspirasi
12. Angkat keluar jarum suntik dan bersihkan kulit sekali
lagi dengan kapas alcohol
13. Membuang spuilt yang telah dipakai ke tempat sampah
khusus
14. Mencuci tangan dengan sabun
15. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah
dilakukan dan merencanakan tanggal penyuntikan
berikutnya.

6. Unit terkait KIA, BKKBN, Dokter Puskesmas

7. Dokumen 1. Kartu status peserta KB


terkait 2. Kohort KB
3. Kartu KB pasien

8. Rekaman
historis No Tanggal mulai
Yang diubah Isi Perubahan
perubahan . diberitahukan
KELAS IBU HAMIL
No. : SOP/ /UKP/PKM-
Dokumen SDG/2019
No. Revisi : 0
SOP
Tanggal : 02 Januari 2019
Terbit
Halaman : 1/2
PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003
1. Pengertian Kelas ibu hamil adalah Kelas Ibu hamilini merupakan sarana
untuk belajar berasma tantang Kesehatan bagi ibu hamil, dalam
bentuk tatap rnuka dalam kelompok yang bertujuan untuk
peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu mengenai
kehamilan, perawatan kehamilan dan persalinan

2. Tujuan Meningkatkan pengatahuan, merubah sikap dan prilaku ibu


agarmemahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan
keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
perawatannifas, KB pascasalin, perawatan bayi baru lahir, mitos
kepercayaanadatistiadat setempat, penyakit menular dan akte
kelahiran.

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindangagung Nomor 440/


062/PKM-SDG/2019 tanggal Januari 2019 tentang Penugasan
Pemegang Program KIA

4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75


Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Pedoman Kelas

5. Prosedur 1. Petugas menyampaikan tujuan


2. Petugas menyampaiakan cara pelaksanaan kelas ibu hamil
3. Petugas melakukan Pembagian kelompok
4. Petugas memandu jalanya diskusi
5. Materi kelas ibu hamil bisa dengan lembar balik pedoman
kelas ibu hamil bisa mengunakan KMS Ibu hamil
6. Pertemuan 1 membahas kehamilan dan perawatan
kehamilan
7. Pertemuan ke 2 membahas persalinan dan perawatan nifas
8. Pertemuan ke 3 membahas perawatan bayi. Mitos, penyakit
menular, akte kelahiran
9. Petugas menyampaikan kegiatan setelah kelas ibu hamil
10. Senam hamil
11. Aktifitas ibu hamil
12. Petugas jas menyampaiakan kontra indikasi senam hamil
13. Petugas memimpin aktifitas ibu hamil dan kelas ibu hamil
14. Menanyakan keluhan setelah senam hamil
15. Melakukan tindak lanjut bila ada keluhan
16. Petugas menyampaikan jadwal kelas ibu hamil bulan depan

6. Unit terkait 1. Penanggung jawab kegiatan


2. Pelaksana kegiatan
3. Sasaran kegiatan
4. Lintas program
5. Lintas sektor
6. Rekaman historis
7. Dokumen 1. Kartu status ibu hamil
terkait 2. Buku register Kohort ibu hamil
3. Buku register ibu hamil
4. Pengkajian kajian Kebidanan
5. Buku kesehatan ibu dan anak

6. Rekaman
historis No Tanggal mulai
Yang diubah Isi Perubahan
perubahan . diberlakukan
PENCEGAHAN KANKER LEHER
RAHIM
No. : SOP/ /UKP/PKM-
Dokumen SDG/2019
No. Revisi :0
SOP
Tanggal : 02 Januari 2019
Terbit
Halaman : 1/4
UPTD PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003
1. Pengertian Kanker leher Rahim adalah salah satu kanker ganas yang
menyerang kaum wanita yaitu bagian dari leher Rahim

2. Tujuan 1. Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit


dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang
ditemukan
2. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher Rahim.

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindangagung Nomor 440/


062/PKM-SDG/2019 tanggal Januari 2019 tentang Penugasan
Pemegang Program Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi Buku acuan pencegahan kanker payudara dan kanker leher


rahim tahun 2010

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat


1. Alat tulis dan format IVA
2. Kapas lidi
3. Sarung tangan
4. Spatula kayu
5. Kondom
6. Cairan asam asetrat
7. (3-5% clirin 0,5%, ruang IVA, lampu sorot, dll
b. Prosedur
1. Isi formulir catatan pencegahan kanker leher rahim
No klien, nama, umur, Berat Badan, Tinggi Badan,
Riwayat Perkawinan, Jumlah Anak Kandung, Alamat
2. Pemeriksaan Abdomen dan lipat paha
a. Meminta ibu untuk berbaring di meja periksa dengan
kedua lengan di samping
b. Memapar seluruh abdomen
c. Perhatikan apakah ada benjolan pada abdomen.
Perhatikan letak dan bentuk pusar
d. Memeriska abdomen untuk melihat apakah terdapa
warna yang tak biasa, perut, guratan atau ruam dan
lesi.
e. Menekan dengan ringan menggunakan permukaan
jari-jari tangan, mempalpasi semua area abdomen.
Mengedintifikasi adanya masa, daerah yang nyeri
atau resistensi otot, mencatat temuan.
f. Dengan menekan lebih dalam, tentukan ukuran,
bentuk, konsistensi, rasa nyeri, mobilitas dan
pergerakan masa, mencatat masa dan rasa nyeri
yang ditemukan
g. Mengidentifikasi area yang terasa nyeri, jika terdapat
nyeri periksa apakah terjadi nyeri lepas
h. Jika ada luka terbuka pada abdomen bagian bawah
atau lipat paha
i. Memakai sepasang sarung tangan yang baru atau
sarung tangan bedah yang telah di-DTT sebelum
memeriksa daerah tersebut. Mempalpasi kedua area
abdomen bawah apakah terjadi benjolan atau bisul.

3. Pemeriksaan Genital Luar


a. Meminta ibu untuk menaruh kedua tumit pada
dudukan. Membantu ibu menaruh kedua kakinya di
tepi luar ujung meja. Tutupi ibu dengan selimut atau
kain.
b. Mencuci tangan dengan air sabun sampai bersih dan
dikeringkan dengan kain bersih dan kering, atau
dianginkan.
c. Menyalakan lampu/senter dan mengarahkan ke area
genetial.
d. Memakai sepasang sarung tangan periksa yang
baru atau telah di-DTT.
e. Menyentuh paha sebelah dalam sebelum menyentuh
daerah genetial ibu.
f. Memperhatikan labia, klitoris dan perineum apakah
terdapat parut, lesi, inflamasi atau retakan kulit.
g. Dengan memisahkan labia majora dengan dua jari,
memeriksa labia minora, klitoris, mulut uretra dan
mulut vagina.
h. Mempalpasi labia minora, Lihat apakah terdapat
benjolan, cairan, ulkus dan fistula, Rasakan apakah
ada ketidakberaturan atau benjolan dan apakah ada
bagian yang terasa nyeri.
i. Memeriksa kelenjar skene untuk melihat adanya
keputihan dan nyeri. Dengan telapak tangan
menghadap keatas, masukan jari telunjuk ke dalam
vagina di sisi bawah mulut vagina dan meraba dasar
masing-masing labia majora. Dengan menggunakan
jari dan ibu jari, mempalpasi setiap sisi untuk
mencari apakah ada benjolan atau nyeri.
j. Meminta ibu untuk mengejan ketika menahan lebia
dalam posisi terbuka. Periksa apakah terdapat
benjolan pada dinding anterior atau posterior vagina.
4. Pemeriksaan Visual Menggunakan Asam Asetat
(Inpeksi Visual Dengan Aplikasi Asam Asetat/IVA)
a. Memasang speklum dan menyesuaikan sehingga
seluruh leher Rahim dapat terlihat.
b. Memasang cocor bebek speculum dalam posisi
terbuka sehingga speculum tetap berada di
tempatnya agar leher Rahim dapat terlihat.
c. Memindahkan lampu/senter sehingga dapat melihat
leher Rahim dengan jelas.
d. Memeriksa leher Rahim apakah curiga kanker
Serviks atau terdapat Servisitis, ektopoin, tumor,
ovula naboti atau luka bila curiga kanker.
e. Serviks pemeriksaan diakhir, langsung ke langkah
12 dan seterusnya tanpa langkah 13. Menggunakan
swab kapas yang bersih untuk menghilangkan
cairan, darah, atau mukosa dari leher Rahim.
Membuang swab kapas yang telah dipakai ke dalam
wadah tahan bocor atau kantung plastic.
f. Mengidentifikasi ostium uteri, SSK (sambungan
skuamo koloumnar) dan zona transformasi. Bila SSK
tidak bias ditampakkan, pemeriksaan IVA tidak
dilanjutkan dan bila memungkingkan lanjutkan
dengan prosedur.
g. Pemeriksaan test Pap. Bila tes Pap tidak
memungkinkan untuk dilakukan, lanjutkan ke
langkah 12, dan seterusnya.
h. Mencelupkan swab bersih ke dalam cairan Asam
Asetat lalu mengoleskan pada leher Rahim.
Membuang swab kapas ke dalam kantung plastic.
i. Menunggu minimal 1 menit agar asam asetat
terserap dan tampak perubahan warna putih yang
disebut dengan lesi putih.
j. Memeriksa SSK dengan teliti.
 Memeriksa apakah leher Rahim mudah
berdarah
 Mencari apakah terdapat plak putih yang tebal
dan meninggi atau lesi putih.
k. Bila perlu, oleskan kembali asam asetat atau usap
leher Rahim dengan swab bersih untuk
menghilangkan mukosa, darah atau debris.
Membuang swab ke dalam kantung plastic.
l. Bila pemeriksaan visual telah selesai, gunakan swab
baru untuk air dan sabun sampai bener-bener bersih
lalu
m. Menghilangkan sisa cairan asam asetat dari leher
rahim dan vagina. Membuang swab ke dalam
kantung plastic.
n. Melepaskan spkulum dan melakukan dekontiminasi
dengan meletakan speculum dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit. Melakukan pemeriksaan
bimanual.
5. Langkah Pasca-TES IVA
a. Meminta ibu untuk duduk, turun dari meja periksa
dan berpakaian.
b. Membersihkan lampu/senter dan alas tempat duduk
pasien berturut-turut dengan larutan klorin 0.5%
cairan deterjen dan air bersih.
c. Merendam sarung tangan dalam keadaan dipakai
kedalam larutan klorin 0,5%. Melepas sarung tangan
dengan membalikan sisi dalam keluar.
 Jika sarung tangan akan dibuang, buang ke
dalam kantung plastic.
 Jika sarung tangan akan dipakai ulang,
dekontaminasi dengan merendam sarung
tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
Mencuci tangan dengan
Dikeringkan dengan kain kering dan bersih atau
dianginkan.
d. Mencatat hasil tes IVA dan temuan lainnya kedalan
catatan medis ibu.
 Jika didapatkan lesi putih, menggambar peta
leher Rahim dan daerah lesi putih [ada
catatan medis ibu.
e. Membahas hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA
bersama ibu dan menjawab pertanyaan
 Jika hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA
negative, sebutkan waktu kunjungan
berikutnya untuk menjalani kembali
pemeriksaan payudara dan tes IVA. Jika hasil
pemeriksaan payudara atau tes IVA positif
atau dicurigai terdapat kanker, membahas
langkah-langkah selanjutnya
 Setelah member konseling, memberikan
pengobatan atau merujuk.

6. Unit 1. KIA
Terkait 2. Dokter Puskesmas
7. Dokumen
Terkait
8. Rekaman
Historis
Perubahan TANGGAL
YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
PEMASANGAN DAN PENCABUTAN
IMPLANT
No. : SOP/ /UKP/PKM-
Dokumen SDG/2019
No. Revisi : 0
SOP
Tanggal : Januari 2019
Terbit
Halaman : 1/3
UPTD PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003
1. Pengertian Suatu cara pelayanan kontrasepsi yang diberikan kepada
aseptor KB dengan menggunakan susuk KB yang dilakukan
melalui insersi dibawah kulit. Implant merupakan kontrasepsi
hormonal yang berisi levonorgestrel 75 mg dengan masa
efektif kontrasepsi selama 3 tahun.

2. Tujuan 3. Mencegah kehamilan selama 3 tahun yang digunakan


untuk menunda kehamilan, menjaga jarak kelahiran.

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindangagung Nomor 440/


062/PKM-SDG/2019 tanggal Januari 2019 tentang Penugasan
Pemegang Program Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi Buku pedoman pelayanan KB, panduan buku klinis, program


pelayanan KB.

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Format inform concent
2. Inflant kid
3. Inflant set
4. Alat pembuka/up inflant set
5. Dekontaminasi
6. Bengkok
7. Kom kecil
8. Kasa streril
9. Betadin
10. Bisturi
11. Lidokain
12. Spuit 3 cc
13. Plaster
14. Kasa steril
b. Prosedur : PEMASANGAN
1. Konseling dan inform concent
2. Siapkan peralatan
3. Alat disusun agar dapat dijangkau
4. Cuci tangan
5. Pakai sarung tangan
6. Pasien disuntik dilengan kiri
7. Buat insisi dangkal 2 mm hanya untuk menembus kulit
8. Tusukan trocar dan pendorongnya
9. Tusukan trocar sampai batas tanda dan pendorongnya
melalui insisi dengan sudut kecil. Memasukan trocar
apabila ada tahanan coba dari sudut lainnya.
10. Tusukan trocar dan pendorongnya
11. Tusukan trocar sampai batas tanda dan pendorongnya
melalui insisi dengan sudut kecil. Memasukan trocar
apabila ada tahanan coba dari sudut yang lainnya.
12. Angkat trocar ke atas
13. Trokar diangkat keatas untuk meletakan kapsul tepat
dibawah kulit sehingga kulit terangkat
14. Tarik pendorong keluar dan masukan kapsul inflant
15. Masukan kapsul inflant kedalam trocar dengan tangan
atau dengan pinset
16. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung
tangan tersebut bebas dari bedak atau partikel lain
17. Masukan pendorong dan dorong kapsul
18. Dorong kapsul sampai ada terasa tahanan
19. Jangan mendorong kapsul dengan paksa
20. Tahan pendorong dan Tarik trokar keluar
21. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul
sudah keluar seluruhnya dari trokar
22. Putar ujung trokar
23. Tanpa mengeluarkan seluruh trokar putar ujung trokar
kearah kanan dan kembali ke posisi semula
24. Geser trokar sekitar 15 derajat untuk memasang kapsul
berikutnya
25. Trokar dikeluarkan setelah kapsul dikeluarkan semuanya
26. Tekan tempat insisi dengan jari selama 1 menit untuk
menghentikan pendarahan
27. Cuci tangan

PENCABUTAN
1. Konseling dan informes concent
2. Siapkan peralatan
3. Alat disusun agar dapat terjangkau
4. Cuci tangan
5. Pakai sarung tangan steril
6. Suntik lidokain dilengan yang terpasang inflant
7. Buat insisi pada lengan yang ada inflant
8. Buat insisi dangkal selebar 2 mm hanya untuk
memasukan alat untuk up inflant
28. Cuci tangan
6. Unit 1. KIA
Terkait 2. Dokter Puskesmas
7. Dokumen
Terkait
8. Rekaman
Historis
YANG DI TANGGAL MULAI
Perubahan No ISI PERUBAHAN
UBAH DIBERLAKUKAN
ASUHAN NIFAS
No. : SOP/ /UKP/PKM-
Dokumen SDG/2019
No. Revisi : 0
SOP
Tanggal : 02 Januari 2019
Terbit
Halaman : 1/1
UPTD PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003
1. Pengertian Asuhan nifas adalah setelah kala 4 sampai dengan 6 minggu
berikutnya (pulihnya alat-alat kandungan seperti keadaan
sebelum hamil)
2. Tujuan 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun
psikologis
2. Mendekati masalah secara komprehensif, Mencegah
terjadinya komplikasi yang mungkin timbul
3. Merujuk bila terjadi komplikasi ibu maupun bayi
4. Memberikan pendidikan kesehatan
5. Memberikan pelayanan KB
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindangagung Nomor 440/
062/PKM-SDG/2019 tanggal 05 Januari 2019 tentang
Penugasan Pemegang Program Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi Buku modul Midwefery Update, PD IBI Tahun 2016


5. Prosedur 1. Mobilisi
2. Nutrisi
3. Ambulansi
4. Eliminasi
5. Istirahat
6. Kebersihan diri / Personal hygiene
7. Sexual / senggama
8. Keluarga berencana
9. Senam nifas
6. Unit 1. BP
Terkait 2. Laboratorium
3. Gizi
4. KB
7. Dokumen 1. Kartu status ibu hamil
Terkait 2. Buku register kohort nifas
3. Buku kesehatan ibu dan anak
9. Rekaman
Historis
Perubahan TANGGAL
YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. : SOP/ /UKP/PKM-
Dokumen SDG/2019
No. Revisi : 0
SOP
Tanggal : Januari 2019
Terbit
Halaman : 1/8
UPTD PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003
1. Pengertian Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan yang bersih dan
aman selama pengeluaran hasil konsepsi setelah pembuahan
berumur lebih dari 37 minggu dan setelah bayi lahir serta
upaya pencegahan komplikasi

2. Tujuan Membantu persalinan supaya bersih dan aman, serta


mencegah terjadinya komplikasi dalam persalinan.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindangagung Nomor 440/
062/PKM-SDG/2019 tanggal 05 Januari 2019 tentang
Penugasan Pemegang Program Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi BukuSaku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan


Dasar dan Rujukan Kemenkes Tahun 2013

5. Prosedur 1. Bak instrument berisi partus set (klem 2, gunting tali pusat
1, setengah koher 1, kateter 1)
2. Sarung tangan steril
3. Kom berisi kapas dan air DTT
4. Penghisap lender atau delee
5. Oksitosin
6. Spuit 3 cc
7. Umbilikal klem dan mono aural
8. Kasa steril
9. Kain untuk ibu dan bayi
10. Bengkok
11. Tempat placenta
12. Baskom berisi air DTT dan waslap
13. Baskom berisi cairan klorin 0,5%
14. Tempat sampah basah da nkering
I. MENGENAL GEALA DAN TANDA KALA DUA
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala
Dua
 Ibu merasakan adanya dorongan kuat untuk
meneran
 Ibu merasakan tekanan rectum dan vagina semakin
meningkat
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan sfingter ani membuka

II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN


2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan obat-
obatan esensial untuk menolong persalinan dan
penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi baru lahir
 Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat
resusitasi serta ganjal bahu bayi
3. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali
pakai di dalam partu setMelepaskan dan menyimpan
semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir, kemusian keringkan
tangan dengan handuk bersih dan kering
4. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan
digunakan untuk pemeriksaan dalam
5. Memasukan oksifosin ke dalam tabung suntik (gunakan
tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril).
Pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik

III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN


JANIN BAIK
6. Membersihkan vulva dan prenieum, adri depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa
dengan dibasahi air DTT
 Jika introitus vagina, perineum atau anus
berkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama
 Buang kasa atau kapas pembersih (terkontaminasi)
dalam wadah yang tersedia
 Ganti jika sarung tangan terkontaminasi
(dekontaminasi) lepas dan rendam dalam larutan
clorin 0,5%
7. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap
 Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan
sudah lengkap lakukan amniotomi
8. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara
mencelupkan tangan yang masih menggunakan sarng
tangan kedalam larutan clorin 0,5%, kemudian lepaskan
dan rendam sarung tangan dalam posisi terbalik selama
10 menit. Kemudian cuci tangan
9. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat
relaksasi uterus untuk memastikan DJJ dalam batas
normal (120-160 x/menit)
 Mengmabil tindakan yang sesuai jika tidak normal
Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam DJJ dan
semua hasil penilaian serta asuhan pada partograf.

IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK


MEMBANTU PROSES BIMBINGAN UNTUK MENERAN
10. Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang
nyaman dan sesuai dengan keinginannya
 Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin
(ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan
dokumentasikan temuan yang ada
 Jelaskan pada anggota keluarga bagaimana peran
mereka untuk mendukung dan member semangat
kepada ibu untuk meneran secara benar
11. Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi
untuk menran (bila ada rasa untuk meneran dan terjadi
kontraksi yang kuat, bantu ibu untuk ke posisi setengah
duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman)
12. Laksanakan bimbinga meneran pada saat ibu merasa
ada dorongan kuat untuk meran :
 Bimbing ibu untuk meneran secara benar
 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan
perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
 Bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman
sesuai dengan pilihannya (kecuali dalam posisi
terlentang dalam waktu yang lama)
 Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
 Anjurkan keluarga untuk memberi dukungan dan
semangat untuk ibu
 Beri cukup asupan cairan per-oral (minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera
lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran
(primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran
(multigravida)
13. Anjurkan ibu untuk berjalan-jalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang nyaman jika ibu belum merasa
ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit

V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI


14. Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di
atas perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva
dengan diameter 5-6 cm
15. Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu
16. Buka tutup partuset dan perhatikan kembali kelengkapan
bahan dan alat
17. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI


18. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering.
Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan
ibu untuk meneran perlahan sambal bernafas cepat dan
dangkal
19. Periksa kemungkinana adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan lanjutkan
proses kelahiran bayi
 Jika tali pusat melilit di leher secara longgar,
lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali
pusat di dia tempat dan potong diantara dua klem
tersebut
20. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan

Lahirkan bahu
21. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang
secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakan kea rah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakan kea rah atas dan distal untuk
mengeluarkan bahu belakang
22. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kea rah
perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan, dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri
dan memegang lengan dan siku sebelah atas
23. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki.
Pegang kedua mata kaki (masukan telunjuk diantara
kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu
jari dan jari-jari lainnya)

VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR


24. Lakukan penilaian (selintas) :
 Apabila bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa
kesulitan ?
 Apabila bayi bergerak dengan aktif ?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau
mengap-mengap lakukan tindakan resusitasi
(langkah 25 ini berlanjut e langkah-langkah prosedur
resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia)
25. Keringkan dan posisi tubuh bayi di atas perut ibu
Keringkan bayi dari muka, kepala dan bagian tubun
lainnya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian
tangan
 Ganti handuk basah dengan handuk yang kering
 Pastikan bayi dalam kondisi yang mantap di atas
perut ibu
26. Periksa kondisi perut ibu untuk memastikan tidak ada
bayi kedua dalam uterus (hamil tunggal)
27. Beri tahu kepada ibu bahwa penolong akan menyuntik
oksitosin (agar uterus berkontraksi baik)
28. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan
oksitosin 10 unit (intramuscular) di 1/3 paha atas bagian
distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan
oksitosin)
29. Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (dua menit
setelah bayi lahir) pada sekitar 3 cm dari pusar
(umbilicus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi
tali pusat kea rah distal (ibu) dan lakukan penjepitan
kedua pada 2 cm distal dari klem pertama.
30. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah
dijepit kemudian lakukan pengguntingan tali pusat
(lindungi perut bayi) diantara 2 kelm tersebut
 Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu
sisi kemudian lingkarkan kembali ke sisi berlawanan
dan lakukan ikatan kedua menggunakan dengan
simpul kunci
 Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang
telah disediakan
31. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit
bayi letakan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu.
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel baik di
dinding dada-perut ibu.
Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu
32. Selimuti bayi dan ibu dengan kain hangat dan pasang
topi di kepala bayi

VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF KALA TIGA


33. Pindahkan klem pada tali pusat hingga 5-10 cm dari
vulva
34. Letakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi
atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain
menegangkan tali pusat
35. Setelah uterus berkontraksi, tegakan tali pusat kea rah
bawah sambil tangan lain mendorong uterus kea rah
belakang-atas (dorsoknarial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversion uteri). Jika plasenta tidak lahir
setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
prosedur di atas
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, meminta ibu,
suami, atau anggota keluarga untuk melakukan
stimulasi putting susu
Mengeluarkan Plasenta
36. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial
hingga plasenta terlepas, meminta ib meneran sambil
penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai
dan kemudian kea rah atas, mengikuti poros jalan lahir
(tetapkan lakukan tekanan dorso-kranial)
 Jika tali pusat bertambah panjang. Pindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan
lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat :
1. Beri dosisi ulang oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan katerisasi (aseptik) jika kandung kemih
penuh
3. Meminta keluarga untuk menyimpan rujukan
4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5. Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30
menit setelah bayi lahir
6. Bila terjadi pendarahan, lakukan plasenta manual
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan dau tangan. Pegang dan putar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT
satau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT
atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal
Rangsang Taktil (Masase) Uterus
38. Segera setelah plasenta dan selpaut ketuban lahir,
lakukan masase uterus, letakan telapak tangan di atas
fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar
dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus
teraba keras)
 Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsangan
taktil/masase

IX. MENILAI PENDARAHAN


39. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi
dan pastikan selpaut ketuban lengkap dan utuh.
Masukan plasenta ke dalam kantung plastic atau tempat
khusus
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan pendarahan. Bila ada robekan yang
menimbulkan pendarahan antif, segera lakukan
penjahitan

X. MELAKUKAN ASUHAN PASCA PERSALINAN


41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam
42. Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu-bayi
(di dada ibu paling sedikit 1 jam)
 Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi
menyusui dini dalam waktu 30-60 meni. Menyusui
pertama biasanya berlangsung 10-15 menit. Bayi
cukup menyusui dari satu payudara
 Biarkan nayi berada di dada ibu selama 1 jam
walaupun bayi sudah berhasil menyusui
43. Lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotic profilaksis, vitamin K1 1 mg intramuscular di
paha kiri anterolateral setelah satu jam kontak ibu-bayi
44. Berikan suntikan imunisasi Hepatitis B (setelah satu jam
pemberian Vitamin K1) di paha kanan anterolateral
 Letakan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-
waktu bisa disusunkan
Letakan kembali bayi pada dada ibu bila belum berhasil
menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan
sampai bayi berhasil menyusu

Evaluasi
45. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah
pendarahan pervaginam
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
 Setiap 30 menit pada jam kedua pascapersalinan
 Jika terus tidak berkontraksi dengan baik, elakukan
asuhan yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia
uteri
46. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi
47. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 jam pertama
pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua pascapersalinan
 Memeriksa temperature tubuh ibu setiap 1 jam
sampai dengan 2 jam pascapersalinan
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang
tidak normal
48. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa
bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu
tubuh normal (36,6-37,5)

Kebersihan dan Keamanan


49. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5% untuk dekotaminasi (10 Menit). Cuci dan
bilas peralatan setelah dekontaminasi
50. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampai yang sesuai
51. Bersihkan badan ibu dengan air DTT. Bersihkan sisa
cairan ketuban, lender, dan darah. Bantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering
52. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan
ASI, Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan
makanan yang diinginkan
Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin
0,5%
53. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5%, balikan bagian dalam ke luar dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau
handuk yang kering dan bersih

Dokumentasi
55. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang),
periksa tanda vital dan asuhan kala IV

6. Unit 1. KIA
Terkait 2. Dokter Puskesmas
3. Laboratorium
4. Dokter SPOG atau dokter SPA
5. Rumah sakit
7. Dokumen 1. Kartu status ibu hamil
Terkait 2. Buku register kohort nifas
3. Buku register ibu hamil
4. Buku kesehatan ibu dan anak
10. Rekaman
Historis
Perubahan TANGGAL
YANG DI MULAI
No ISI PERUBAHAN
UBAH DIBERLAKUKA
N
PEMASANGAN DAN PENCABUTAN
IUD
No. : SOP/ /UKP/PKM-
Dokumen SDG/2019
No. Revisi : 0
SOP
Tanggal : Januari 2019
Terbit
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003
1. Pengertian Pemasangan dan pencabutan IUD merupakan langkah dari teknik
pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
2. Tujuan Agar pasien yang akan memasang dan melepas AKDR mendapat
pelayanan yang cepat, puas, dan sesuai dengan kebutuhan
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindangagung Nomor
440/ 062/PKM-SDG/2019 tanggal Januari 2019 tentang
Penugasan Pemegang Program Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi 1. Buku pedoman pelayanan KB


2. Panduan buku klinis, program pelayanan KB

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Timbangan berat badan
2. Tensi meter dan stetoskop
3. IUD set steril
4. Bengkok
5. Lampu
6. Katu KB (Kl, K IV)
7. Buku-buku administrasi dan registrasi KB
8. Meja dan Duk steril
9. Speculum
10. Sonde Rahim
11. Kapas first aid secukupnya
12. Kogel tang
13. Pincet dan gunting

b. Prosedur :
Pemasangan IUD
1. Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai
keuntungan, efek samping dan cara menanggulangi efek
samping
2. Melaksanakan anmnese umum, keluarga, media dan
kebidanan
3. Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan,
mengukur tensimeter
4. Mempersilahkan calon peserta untuk mengosongkan kandung
kemih
5. Siapkan alat-alat yang diperlukan
6. Mempersilahkan calon peserta untuk berbaring di bed
7. Gynaecologi dengan posisi Lithotomi
8. Petugas cuci tangan
9. Pakai sarung tangan kanan dan kiri
10. Bersihkan vagina dengan kapas
11. Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan
keadaan posisi uterus
Pasang Speculum
12. Gunakan kogel tang untuk menjepit cervix
13. Masukan sonde dalam Rahim untuk menentukan ukuran,
posisi dan bentuk Rahim
14. Inserter yang telah berisi AKDR dimasukan perlahan-lahan
kedalam rongga Rahim, kemudian plugger di dorong sehingga
AKDR masuk ke dalam inserter dikeluarkan
15. Gunting AKDR sehingga panjang benang 5 cm
16. Speculum dilepas dan benang AKDR di dorong ke samping
mulut Rahim
17. Peserta dirapihkan dan dipersilahkan berbaring 5 menit
18. Alat dibersihkan
19. Petugas cuci tangan
20. Setelah pemasangan AKDR dan kapan harus control
21. Membuat KB

6. Unit KIA
Terkait
7. Dokumen 1. Kartu status peserta KB = K4
Terkait 2. Kohort KB
3. Kartu KB pasien = K1

8. Rekaman
Historis
Perubahan YANG DI TANGGAL MULAI
No ISI PERUBAHAN
UBAH DIBERLAKUKAN
ASUHAN PRE EKSLAMPSI DAN
EKSLAMPSI
No. : SOP/ /UKP/PKM-
Dokumen SDG/2019
No. Revisi : 0
SOP
Tanggal : Januari 2019
Terbit
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003
1. Pengertian Preeklampsi merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,
edema dan proteinurin yang timbul karena kehamilan
2. Tujuan Mencegah kematian ibu bersalin
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindangagung Nomor
440/ 062/PKM-SDG/2019 tanggal Januari 2019 tentang
Penugasan Pemegang Program Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi Modul Midwifery Update PD IBI Tahun 2016

5. Prosedur a. Tata laksana umum : Ibu hamil dengan pre ekslampsia dan
ekslampsia penanganannya sama
b. Pengelolaan kejang
 Perlengkaoan untuk penanganan kejang (jalan nafas,
penghisap lender, masker oksigen dan oksigen)
 Lindungi pasien dan kemungkinan trauma
 Aspirasi mulut dan tenggorokan
 Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenbrug
 Berikan O2 4-6 liter / menit
c. Pengelolaan umum
 Jika tekanan diastole >110 mmHg berikan anti hipertensi
sampai tekanan diastole antara 90 – 100 mmHg
 Pasang infus RL dengan jarum no. 16
 Ukur keseimbangan cairang jangan upperload
 Kateterisasi urin dan periksa protein urine
 Infus cairan dipertahankan 1,5 – 2 ltr / 24 jam
 Jangan tinggalkan pasien sendirian
 Observasi tanda vital setiap jam
 Auskultasi paru untuk melihat tanda edema paru
d. Antikonvulsan : Megnesium sulfat (MgSO4) merupakan obat
pilihan untuk mencegah dan mengatasi kejang
e. Antihipertensi
 Obat pilihan adalah Nipedipine yang diberikan 5 – 10 mg oral
dapat diulang sampai 8 x per 24 jam

6. Unit 1. BP
Terkait 2. Laboratorium

7. Dokumen a. Register KIA


Terkait b. Buku KIA
c. Kohort ibu
8. Rekaman
Historis
TANGGAL
Perubahan YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
MENCUCI TANGAN
No. : SOP/ /UKP/PKM-
Dokumen SDG/2019
No. Revisi : 0
SOP
Tanggal : Januari 2019
Terbit
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003
1. Pengertian Membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung
jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai
kebutuhan
2. Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan
2. Menjaga kebersihan perorangan
3.Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindangagung Nomor
440/ 062/PKM-SDG/2019 tanggal Januari 2019 tentang
Penugasan Pemegang Program Keluarga Berencana dan KIA

4.Referensi Panduan pencegahan infeksi – Jakarta; Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo, 2004

5.Prosedur a. Persiapan Alat dan bahan :


1. Air bersih yang mengalir
2. Sabun cair
3. Handuk / lap bersih / tissue
b. Prosedur :
1. Cincin dan alroji dilepas
2. Cuci tangan basahi tangan sampai siku
3. Basahi tangan dengan sabun
4. Cuci tangan dengan 7 langkah :
 Cuci telapak tangan kiri dan telapak tangan kanan
 Cuci punggung jari tangan kiri dan punggung tangan
kanan
 Cuci sela-sela jari tngan kiri dan tangan kanan
 Cuci punggung jari tangan kiri dan tangan kanan
secara berlawanan
 Putar ibu jari dalam telapak tangan secara
berlawanan
 Gosok ujung jari ditelapak tangan yang berlawanan,
tangan kiri dan tangan kanan secara berlawanan
 Usap lengan dengan air yang mengalir secara
bergantian
5. Lap dengan handuk kering

6.Unit Semua petugas Puskesmas Kramatmulya


Terkait
7.Dokumen
Terkait
8.Rekaman
Historis
TANGGAL
Perubahan YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
MENGHITUNG PERNAPASAN
No. : SOP/ /UKP/PKM-
Dokumen SDG/2019
No. Revisi : 0
SOP
Tanggal : Januari 2019
Terbit
Halaman : 1/1
UPTD PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003
1. Pengertian Menghitung pernapasan adalah cara menghitung pernafasan
dengan menggunakan penunjuk waktu atau stopwatch pada pasien

2. Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan langkah-langkah bagi petugas


dalam menghitung pernapasan pada pasien
3.Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindangagung Nomor
440/ 062/PKM-SDG/2019 tanggal Januari 2019 tentang
Penugasan Pemegang Program Keluarga Berencana dan KIA

4.Referensi 1. Permenkes NO. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis


Bagi Dokter si Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
2. Pedoman pengobatan dasar di Puskesmas, Depkes RI, dirjen
pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan 2007

5.Prosedur 1. Petugas memberitahu pada pasien tindakan yang akan dilakukan


2. Petugas menghitung pernapasan dengan melihat naik turun dada
3. Petugas menghitung pernafasan selama satu menit
4. Petugas mencatat hasilnya pada rekam medis
6.Unit Ruang BP Umum
Terkait
7.Dokumen Rekam Medis Pasien
Terkait
8.Rekaman
Historis
TANGGAL
Perubahan
YANG DI MULAI
No ISI PERUBAHAN
UBAH DIBERLAKUK
AN

MENGUKUR TEKANAN DARAH


No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 05 Januari
2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003

1. Pengertian Mengukur tekanan darah adalah suatu tindakan keperawatan


untuk mengukur tekanan darah pasien dengan menggunakan alat
tensimeter
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan langkah-langkah mengukur
tekanan darah pasien agar mendapatkan data yang objektif
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindangagung No…………………
tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi Permenkes NO. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinis


Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

5. Prosedur 1. Petugas memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik


2. Petugas menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
3. Petugas menjalankan tujuan tindakan pada pasien
4. Petugas mengatur posisi pasien
5. Petugas menempatkan diri di sebelah pasien
6. Petugas membebaskan lengan pasien dari baju
7. Petugas memasang manset 2 jari diatas mediana cubiti
selang sejajar dengan arteri brachialis
8. Petugas meraba denyut arteri brachialis
9. Petugas meletakkan diafragma stetoskop siatas arteri
brachialis
10. Petugas menutup sekrup balon, membuka pengunci air raksa
11. Petugas memompa sehingga tak terdengar denyut arteri
12. Petugas membuka sekrup balon perlahan-lahan sambil
meliha turunnya air raksa / jarum dan dengarkan bunyi
denyut
13. Petugas melakukan validasi dengan mengulang mulai poin 1-
12, bila hasil pengukuran keduanya berbeda ulangi sekali lagi
14. Petugas mengunci air raksa dan lepaskan manset
15. Petugas merapikan pasien
16. Petugas merapikan alat
17. Petugas menyampaikan hasil pengukuran
18. Petugas mencatat hasil pengukuran pada Rekam Medis
pasien
6. Unit Semua Unit Pelayanan Klinis
Terkait
7. Dokumen Rekam Medis Pasien
Terkait
PUSKESMAS Mengukur No. Dokumen No. Halaman :
KRAMATMULYA Tekanan Darah Revisi : 0 1/2

8. Rekaman
Historis
TANGGAL
Perubahan YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
MENGUKUR BERAT BADAN
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 05 Januari
2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003

1. Pengertian Mengukur berat badan adalah cara untuk mengetahui berat


badan pasien yang berkunjung ke Puskesmas
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan langkah-langkah mengukur
berat badan pasien agar mendapatkan data yang objektif
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindangagung No…………………
tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi Permenkes NO. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinis


Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

5. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien


2. Petugas mencocokan identitas pasien dengan rekam medik
3. Petugas menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
4. Petugas mempersiapkan alat yang digunakan
5. Petugas memastikan jarum penunjuk timbangan menunjuk
pada angka nol
6. Petugas memerintahkan pasien melepas jaket, alas kaki dan
tas
7. Petugas mempersilahkan pasien untuk berdiri / naik ke atas
timbangan
8. Petugas membaca jarum penunjuk skala
9. Petugas mempersilahkan pasien turun dari timbangan
10. Petugas mencatat hasil pengukuran berat badan pasien ke
dalam Rekam Medis
11. Petugas menginformasikan hasil penimbangan berat badan
kepada pasien
PUSKESMAS Mengukur Berat No. Dokumen No. Halaman :
KRAMATMULYA Badan Revisi : 0 1/2

6. Unit Semua Unit Pelayanan Klinis


Terkait
7. Dokumen Rekam Medis Pasien
Terkait
8. Rekaman
Historis
Perubahan TANGGAL
YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
PENGKAJIAN PASIEN
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 05 Januari
2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003

1. Pengertian Pengkajian Pasien adalah proses pengkajian kepada pasien yang


meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang serta kajian social untuk mengidentifikasi berbagai
kebutuhan dan harapan pasein beserta keluarga
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan langkah-langkah persiapan
pelayanan agar pasien dapat terlayani secara baik dan maksimal
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindangagung No…………………
tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi Permenkes NO. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinis


Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

5. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut


2. Petugas mencocokan identitas pasien dengan rekam medis,
jika ada ketidaksesuaian data petugas mengkonfirmasikan
dengan unit pendaftaran
3. Petugas melakukan anamnesis
4. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
5. Petugas mengukur suhu tubuh pasien
6. Petugas menimbang berat badan pasien
7. Petugas menghitung nadi pasien
8. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien
9. Bila memerlukan pemeriksaan penunjang, petugas merujuk
pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang diagnostik
10. Petugas mencatat hasil kajian dalam Rekam Medis
11. Petugas mengumpulkan data pengkajian dan penunjang
guna membuat rencana asuhan dan pelaksanaan asuhan
PUSKESMAS Pengkajian Pasien No. Dokumen No. Halaman :
KRAMATMULYA Revisi : 0 1/2

6. Unit Semua Unit Pelayanan Klinis


Terkait
7. Dokumen Rekam Medis Pasien
Terkait
8. Rekaman
Historis
Perubahan TANGGAL
YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
PEMERIKSAAN NADI
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 05 Januari
2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP.196703291988031003

1. Pengertian Pemeriksaan nadi adalah suatu tindakan keperluan untuk


menghitung nadi pasien selama satu menit
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan langkah-langkah mengukur
nadi pasien agar mendapatkan data yang objektif
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindangagung No…………………
tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi Permenkes NO. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinis


Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

5. Prosedur 1. Petugas menjalin komunikasi baik dengan pasien


2. Petugas melakukan anamnesis
3. Petugas menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
pasien
4. Petugas mengatur posisi pasien
5. Petugas menentukan lokasi nadi yang akan di ukur
6. Petugas meraba denyut nadi dengan 2 jari (telunjuk dan jari
tengah)
7. Petugas menghitung nadi sekurang-kurangnya 1 menit
8. Petugas menilai hasil pengukuran
PUSKESMAS Mengukur Nadi No. Dokumen No. Halaman :
KRAMATMULYA Revisi : 0 1/2

6. Unit Semua Unit Pelayanan Klinis


Terkait
7. Dokumen Rekam Medis Pasien
Terkait
8. Rekaman
Historis
Perubahan No YANG DI ISI PERUBAHAN TANGGAL
UBAH MULAI
DIBERLAKUKAN
AUDIT MATERNAL - PERINTAL
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 05 Januari
2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003

1. Pengertian Audit maternal perintal adalah merupakan suatu kegiatan untuk


menelusuri sebab kesakitan dan kematian ibu dan perintal
dengan maksud mencegah kesakitan dan kematian di masa akan
datang
2. Tujuan 1. Umum
Meningkatkan mutu pelayanan KIA di seluruh wilayah dalam
rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
perintal
2. Khusus
a. Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus
kebidanan dan perintal secara teratur dan
berkesinambungan
b. Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-
masing pihak yang diperlukan untuk mengatasi masalah-
masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus
c. Mengembangkan mekanisme koordinasi antara Dinas
Kesehatan, RS, Puskesmas, RB, BPS dalam
perencanaan

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindanggaung No…………………


tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi 1. Permenkes RI NO. 75 Tahun 2014 tentang Pusat kesehatan


masyarakat
2. Pedoman Audit Maternal Perintal, Kemenkes

5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis


a. Penelusuran kasus dan melengkapi data yang telah
dilaporkan Puskesmas
b. Menentukan penyebab masalah kematian / kesakitan
 Faktor kondisi dan kesehatan bayi
 Faktor sosial dan lingkungan
 Faktor pelayanan kesehatan
 Pengisian format analisa penyebab kematian / kesakitan
 Menentukan rencana tindak lanjut pemecahan masalah
 Menentukan lokasi Audit Perintal
 Menentukan jadwal pelaksanaan Audit Perintal
 Menentukan bentuk dan materi pengkayaan
 Menentukan Narasumber
 Menyiapkan format yang akan dipakai
 Menyiapkan dan mengirimkan undangan
PUSKESMAS Audit Maternal - No. Dokumen No. Halaman :
KRAMATMULYA Perintal Revisi : 0 1/2

Output dari persiapan AMP adalah sebagia berikut :


1. Format otopsi verbal perintal yang sudah lengkap terisi
2. Materi persentasi kasus
3. Format analisa penyebab kematian atau kesakitan ibu dan
perintal (format AMP 1) yang sudah diisi lengkap
4. Format analisa penyebab masalah dan upaya pemecahan
masalah (format AMP 2 yang sudah diisi lengkap)
5. Jenis AMP : Medis atau sosial
6. Waktu dan tempat pelaksanaan AMP
7. Kerangka acuan dan jadwal pertemuan
8. Materi pengkayaan (sesuai penyebab masalah pada
analisa kasus dengan format AMP 1)
9. Alat bantu pengkayaan
10. Presetan
11. Narasumber
12. Moderator
13. Peserta yang diundang
14. Fasilitator
15. Notulis dan buku notulen
16. Format evaluasi pelaksanaan AMP (format AMP3)
17. Daftar hadir
18. RTL dan rekomendasi AMP yang lalu
19. Undangan
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Audit perintal hendaknya mengikuti hal-hal
sebagai berikut :
1. Peserta pertemuan sebaiknya untuk kabupaten / kota dan
provinsi paling banyak adalah 40 orang, paling sedikit 30
orang, sedangkan Puskesmas anata 20 s/d 30 orang
2. Tempat pertemuan sebaiknya tempat yang nyaman
dengan ventilasi dan penerangan sesuai
3. AVA dan alat bantu untuk penyajian dan pengkayaan
sudah dipersiapkan dengan rapih
4. Makalah dan materi sudah diperbanyak sesuai dengan
jumlah peserta yang hadir
5. Presentasi kasus sebaiknya oleh tim pengkaji (tidak
langsung oleh tenaga kesehatan atau individu yang
terkena kasus) menyajikan kronologis kejadian secara
lengkap
6. Pelaksanaan diskusi
7. Pembahasan rencana tindak lanjut
8. Pengkayaan oleh narasumber
9. Pelaksanaa dan penyampaian evaluasi
10. Lama pertemuan sebaiknya antara 3-4 jam
PENGUMPULAN DATA
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 05 Januari
2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003

1. Pengertian Pencatatan ialah catatan tertulis kegiatan-kegiatan yang


dilakukan, mencakup data sasaran dan data pelayanan
Pelaporan ialah melaporkan secara tertulis kegiatan yang telah
dilakukan
2. Tujuan a. Tujuan Umum
Tercapntaunya cakupan dan mutu pelayanan KIA secara terus
menerus disetiap wilayah kerja
b. Tujuan Khusus
 Memantau kemajuan cakupan indicator pelayanan
kesehatan ibu, secara teratur (bulanan) dan terus
menerus.
 Menilai kesenjangan antara target yang ditetapkan
dengan pencapaian
 Menentukan urutan wilayah prioritas yang akan
ditanganisecara intensif berdasarkan besarnya
kesenjangan antara target dan pencapaian
 Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia dan yang potensial untuk
digunakan
 Membangkitkan peran apparat setempat dalam
penggerakan sasaran mobilisasi sumber daya
 Meningkatkan peranserta dan kesadaran masyarakat
untuk memanfaatkan pelayanan KIA

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas SindangagungNo…………………


tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi Permenkes RI NO. 75 Tahun 2014 tentang Pusat kesehatan


masyarakat

5. Prosedur 1. Pengumpulan Data


Pengumpulan dan Pengelolaan data merupakan kegiatan pokok
dari PWS KIA. Data yang dicatat per desa / kelurahan dan
kemudian dikumpulkan di tingkat puskesmas akan dilaporkan
sesuai jenjang administrasi
PUSKESMAS Pengumpulan No. Dokumen No. Halaman :
KRAMATMULYA Data Revisi : 0 1/2

b. RS Kabupaten
 Form MP (Formulir Maternal dan perintal)
Formulir ini mencatat data dasar ibu bersalin maternal /
perintal yang masuk ke RS
 Form MA (Formulir Medical Adict)
Dipakai untuk menulis hasil / kesimpulan dari Adist
maternal / perintal. Yang mengisi formulir ini adalah dokter
yang bertugas di bagian kandungan atau bagian anak
2. Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang, yaitu :
a. Laporan dari RS Kabupaten ke Dinkes
b. Laporan dari Puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten

6. Unit Dinas Kesehatan


Terkait RS Pemerintah / Swasta
Pemda
Puskesmas
Organisasi rofesi

7. Dokumen Buku pedoman Audit Maternal Perintal


Terkait
8. Rekaman
Historis
Perubahan TANGGAL
YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
STERILISASI ALAT
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 05 Januari
2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003

1. Pengertian Suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen


beserta sporanya pada peralatan, perawatan dan kedokteran
sengan cara merebus, stoom, panas tinggi atau menggunakan
bahan kimia
2. Tujuan 1. Mencegah tejadinya infeksi silang
2. Mencegah peralatan agar tidak cepat rusak
3. Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam
keadaan siap pakai

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindangagung No…………………


tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi Modul Midwefery Update, PD IBI Tahun 2016

5. Prosedur a. Persiapan Alat dan bahan :


1. Peralatan yang akan dibersihkan
2. Tempat pencucian dengan air yang mengalir atau baskom
3. Sabun cuci tangan
4. Sikat halus
5. Bengkok
6. Lap kering
7. Larutan desinfektan
8. Kain kasa
9. Sterilisator dalam keadaan siap pakai / klakat
b. Prosedur :
1. Peralatan yang sudah dipergunakan dibilas air sebaliknya
dibawah air yang mengalir untuk menghilangkan kotoran
yang melekat kemudian direndam didalam larutan
desinfektan, sekurang kurang nya 2 jam, khusus peralatan
yang telah dipergunakan pada pasien berpenyakit menular
harus direndam sekurang-kurang nya 24 jam
2. Peralatan disabuni satu per satu kemudian dibilas
selanjutnya diseterilkan dengan cara merebus didalam
sterilisatir yang telah diisi secukupnya dimasak sampai
mendidih setelah air medidih selama 20 menit baru
diangkat
PUSKESMAS SOP No. Dokumen No. Halaman :
KRAMATMULYA Revisi : 0 1/2

3. Peralatan yang telah disterilkan diangkat / dipindahkan


dengan korentang steril ke tempat penyimpanan yang
steril
4. Setelah selesai peralatan dibersihkan, dibereskan dan
dikembalikan ke tempat semula

6. Unit Semua Unit Pelayanan Klinis


Terkait
7. Dokumen
Terkait
8. Rekaman
Historis
Perubahan TANGGAL
YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
ASUHAN PRE EKSLAMPSI DAN
EKSLAMPSI
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 06 Januari
2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003

1. Pengertian Pre ekslampsi merupakan penyakit dengan tanda-tanda


hipertensi ederma dan proteinurin yang timbul karena kehamilan
2. Tujuan Mencegah kematian ibu bersalin

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindangagung No…………………


tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
KIA

4. Referensi Modul Midwefery Update, PD IBI Tahun 2016

5. Prosedur a. Tata laksana umum ibu hamil dengan pre ekslampsi dan
ekslampsi penanganannya sama

b. Pengelolaan kejang
 Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas,
penghisap lender, masker oksigen dan oksigen)
 Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
 Aspirasi mulut dan tenggorokan
 Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenbrug
 Berikan O2 4 - 6 liter / menit

c. Pengelolaan Umum
 Jika tekanan diastole > 110 mmHg, berikan anti hipertensi
sampai tekanan diastole antara 90 – 100 mmHg
 Pasang infus RK dengan jarum no. 16
 Ukur keseimbangan cairan jangan upperload
 Kateterisasi urin dan periksa protein urine
 Infus cairan dipertahankan 1,5 – 2 liter / 24 jam
 Jangan tinggalkan pasien sendirian
 Observasi tanda vital setiap jam
 Auskultasi paru untuk melihat tanda ederma paru

d. Antikonvulsan : magnesium sulfat (MgSO4) merupakan obat


pilihan untuk mencegah dan mengatasi kejang

e. Antihipertensi
 Obat pilihan adalah Nipedipine yang diberikan 5-10 mg
oral dapat diulang sampai 8 x per 24 jam
Puskesmas Asuhan Program No. Dokumen No. Halaman :
Kramatmulya pre ekslampsi dan Revisi : 2/2
ekslampsi 0

6. Unit 1. BP
Terkait 2. Laboratorium

7. Dokumen a. Register KIA


Terkait b. Buku KIA
c. Kohort Ibu
8. Rekaman
Historis
Perubahan Yang di Tanggal mulai
No Isi perubahan
ubah diberlakukan
MTBS
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 06 Januari
2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS TOHID, SKM, MM.Kes
SINDANGAGUNG NIP. 196703291988031003

1. Pengertian MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) adalah suatu


pendekatan terpadu dalam tata laksanaka Balita Sakit

2. Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam melaksanakan MTBS

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindangagung No…………………


tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
KIA

4. Referensi Departemen Kesehatan RI Buku Manajemen Terpadu Balita Sakit


(MTBS) Jakarta 2010

5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa


2. Petugas melakukan pemeriksaan antropometri dan vital sign
3. Petugas menanyakan kepada ibu mengenai masalah
anaknya
4. Petugas memeriksa tanda bahaya umum (tidak mau minum
atau menyusu, memuntahkan semuanya, letargus kejang)
5. Jika terdapat tanda bahaya umum, petugas melakukan tata
laksana rujukan
6. Jika terdapat tanda bahaya umum, petugas melaukan
pemeriksaan fisik
7. Petugas melakukan klasifikasi kasus
8. Jika perlu petugas melakukan pemeriksaan penunjang
9. Jika perlu petugas melakukan rujukan interna ke unit lain

Langkah :
1. Petugas menanyakan kepada ibu mengenai masalah
anaknya
2. Petugas memeriksa tanda bahaya umum (tidak mau minum
atau menyusu, memuntahkan semuanya, letargus kejang)
3. Jika terdapat tanda bahaya umum, petugas melakukan tata
laksana rujukan
4. Jika terdapat tanda bahaya umum, petugas melaukan
pemeriksaan fisik
5. Petugas melakukan klasifikasi kasus
6. Jika perlu petugas melakukan pemeriksaan penunjang
7. Jika perlu petugas melakukan rujukan interna ke unit lain
10. Petugas melakukan penatalaksanaan kasus sesuai dengan
klasifikasi
11. Petugas memberikan KIE
12. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan
Puskesmas MTBS No. Dokumen No. Halaman :
Kramatmulya Revisi : 2/2
0

6. Unit 1. Unit BP Umum


Terkait 2. Unit KIA-KB
3. Unit Gizi

7. Dokumen a. Rekam Medis


Terkait b. Format MTBS

8. Rekaman
Historis
Perubahan Yang di Tanggal mulai
No Isi perubahan
ubah diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai