Anda di halaman 1dari 23

Makalah

Judul

Nurfajar Ramadhani

2020
KATA PENGANTAR

Syiah Kuala, Oktober 2019

Nurfajar Ramadhani

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna ............ 3
2.1.1. Faktor Abiotik ................................................................................... 3
2.1.2. Faktor Biotik ..................................................................................... 8
2.2. Persebaran Jenis Fauna di Indonesia ...................................................... 10
2.3. Persebaran Jenis Fauna di Dunia ............................................................ 12
2.4. Upaya Pencegahan Punahnya Flora dan Fauna di Indonesia ................. 16
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 19
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 19
3.2. Saran ....................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang

melimpah baik flora maupun fauna. Keanekaragaman flora dan fauna di suatu

wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah tersebut. Ada tumbuhan

yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah

hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin

dan lembab. Tumbuhan merupakan makhluk hidup yng menetap, memiliki dinding

sel yang terdiri atas selulosa dan sumber bahan mkanan dari gas dan air, melalui

bantuan klorofil dalam cahaya.

Proses migrasi pada tumbuhan di pengaruhi oleh kemampuanya berevolusi,

kemampuanyaa dalam menyesuaiakan dirinya untuk mempertahankan hidupnya,

melakukan persebaran untuk tumbuh dan hidup seperti spora yang terbang di tiup

angin, dan sifat yang dimiliki kosolitnes mempunyai kemampuan menyebar secara

luas. Faktor lingkungannya baik itu biotik maupun abiotik, dan juga faktor geologis.

Keanekaragaman ini senantiasa memberikan keuntungan besar bagi

masyarakat terutama dalam bidang ekonomi. Pemanfaatan sumber daya hayati yang

teradi secara terus menerus dan terkadang tidak diimbangi dengan adanya

pelestarian mengakibatkan jumlah populasi flora semakin berkurang tiap tahunnya,

bahkan mendekati punah. Oleh karena itu dalam makalah ini selain akan membahas

1
tentang faktor persebaran flora dan juga bagaimana cara menjaga flora itu untuk

tetap lestari hingga anak cucu kita nanti juga masih dapat menikmatinya.

1.2. Rumusan Masalah

a) Apa saja faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan Fauna?

b) Bagaimana persebaran flora di Indonesia?

c) Bagaimana persebaran flora di dunia?

d) Bagaimana upaya untuk mencegah kepunahan flora?

1.3. Tujuan Penulisan

a) Untuk mengetahui Apa saja faktor yang mempengaruhi persebaran flora

dan fauna

b) Untuk mengetahui persebaran flora di Indonesia

c) Untuk mengetahui persebaran flora di Indonesia

d) Mengetahui upaya untuk mencegah kepunahan flora di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna

Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri atas

gabungan ekosistem yang ada di bumi. Biosfer dapat di simpulkan bahwa biosfer

meliputi tanah, air dan udara. Selain manusia, mahkluk hidup yang mendiami bumi

adalah binatang (fauna) dan tumbuh-tumbuhan (flora). Namun seperti yang telah di

ketahui persebaran makhluk hidup dipermukaan bumi tidak merata, adapun faktor-

faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna adalah sebagai berikut:

2.1.1. Faktor Abiotik

Faktor abiotik terdiri dari faktor klimatik (iklim), faktor edafik (tanah), dan

faktor fisiografi (ketinggian tempat dan bentuk lahan). Faktor klimatik/iklim, yang

mempengaruhi kehidupan antara lain yaitu suhu, kelembapan, angin, dan curah

hujan. Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominanyang mempengaruhi

pola persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim yang ekstrim,

seperti daerah kutub yang senantiasa tertutup salju dan lapisanes abadi, atau gurun

yang gersang, sudah tentu sangat menyulitkan bagi kehidupan suatu organisme.

Oleh karena itu, persebaran flora dan fauna pada kedua wilayah ini sangat minim

baik dari jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya, daerah tropis merupakan wilayah

yang optimal bagi kehidupan flora dan fauna. Faktor-faktor iklim yang berpengaruh

3
terhadap persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain suhu,

kelembapan udara, angin, dan tingkat curah hujan.

a) Suhu

Permukaan bumi mendapatkan energi panas dari radiasi matahari

dengan intensitas penyinaran yang berbeda-beda di setiap wilayah. Daerah-

daerah yang berada pada zona lintang iklim tropis, menerima penyinaran

matahari setiap tahunnya relatif lebih banyak jika dibandingkan dengan

wilayah-wilayah lainnya. Selain posisi lintang, faktor kondisi geografis

lainnya yang mempengaruhi tingkat intensitas penyinaran matahari antara

lain kemiringan sudut datang sinar matahari, ketinggian tempat, jarak suatu

wilayah dari permukaan laut, kerapatan penutupan lahan dengan tumbuhan,

dan kedalaman laut.

Perbedaan intensitas penyinaran matahari menyebabkan variasi suhu

udara di muka bumi. Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap

kehidupan hewan dan tumbuhan, karena berbagai jenis spesies memiliki

persyaratan suhu lingkungan hidup ideal atau optimal, serta tingkat toleransi

yang berbeda-beda di antara satu dan lainnya. Misalnya, flora dan fauna

yang hidup di kawasan kutub memiliki tingkat ketahanan dan toleransi yang

lebih tinggi terhadap perbedaan suhu yang tajam antara siang dan malam

jika dibandingkan dengan flora dan fauna tropis.

Pada wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara tidak terlalu dingin

atau panas merupakan habitat yang sangat baik atau optimal bagi sebagian

4
besar kehidupan organisme, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Hal

ini disebabkan suhu yang terlalu panas atau dingin merupakan salah satu

kendala bagi makhluk hidup. Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu

udara adalah salah satu faktor pengontrol persebaran vegetasi sesuai dengan

posisi lintang, ketinggian tempat, dan kondisi topografinya. Oleh karena itu,

sistem penamaan habitat flora seringkali sama dengan kondisiiklimnya,

seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang sedang, vegetasi gurun, dan

vegetasi pegunungan tinggi.

Berdasarkan faktor suhu, maka kita mengenal dua kelompok vegetasi,

yaitu:

 Kelompok vegetasi annual, yaitu kelompok tumbuhan yang hanya

berkembang pada saat-saat tertentu saja terutama pada musim panas.

Sedangkan dimusim dingin, tumbuhan jenis ini tidur karena berada

dibawah lapisan es yang ketebalannya bervariasi. Umumnya

tumbuhan annual adalah tumbuhan kecil atau bunga-bungaan di

daerah beriklim dingin.

 Kelompok vegetasi perennial, yaitu kelompok tumbuhan yang

mempunyai mekanisme melindungi diri dari suhu yang sangat

rendah di musim dingin secara bergantian, sehingga dapat

berkembang terus -menerus. Kemampuan inilah menyebabkan

kelompok vegetasi perenniadapat berumur lebih dari satu tahun.

b) Kelembapan Udara

5
Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air yang terkandung dalam

massa udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap

pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan sangat

cocok hidup diwilayah yang kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan

yang hanya dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang tinggi.

Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat

diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut:

 Xerofit, berasal dari kata xeroyang artinya kering dan phytosyang

berarti tumbuhan. Jadi xerofitmerupakan kelompok tumbuhan yang

dapat beradaptasi dengan lingkungan yang kekurangan air atau

kering. Daerah persebarannya terutama dikawasan gurun (kawasan

arid). Contohnya kaktus.

 Hidrofit, berasal dari kata hydrosyang artinya basah atau berair. Jadi

hidrofit adalah kelompok umbuhan yang khusus beradaptasi pada

lingkungan yang berair atau basah. Ciri khas vegetasi ini adalah

cenderung mempunyai sistem perakaran yang dangkal, namun

daunnya lebar lebardengan ruang renik (stomata), mempunyai

lapisan-lapisan kulit luar dan daun-daunnya mengarah kearah

datangnya sinar matahari. Contohnya teratai, enceng gondok, paku-

pakuan, dan sebagainya.

 Mesofit,berasal dari kata mesoyang artinya antara atau pertengahan.

Jadi mesofit merupakan kelompok vegetasi yang hidup pada daerah-

daerah lembab tetapi tidak sampai tergenang air. Tumbuhan

6
kelompok ini banyak terdapat di daerah lintang rendah (tropis)

dengan curah hujan yang tinggi dan relatif merata sepanjang tahun,

Contohnya anggrek dan beberapa jenis jamur

 Tropofit yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang mampu

beradaptasi pada lingkungan dengan kondisi yang berubah-ubah

(menguntungkan dan tidak menguntungkan ) . Vegetasi kelompok

ini dapat hidup dengan perubahan musim yang jelas yaitu musim

panas dan musim dingin. Pada umumnya tumbuhan tropofit berupa

tumbuhan yang besar-besar, berdaun lebat dengan cabang-cabang

yang banyak dan dikategorikan sebagai belukar atau pohon-pohon.

Contohnya seperti pohon jati.

c) Angin

Angin berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat memindahkan uap

air atau awan dari suatu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini

menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi, karena distribusi uap air

di atmosfer ke berbagai wilayah. Akibatnya, secara alamiah kebutuhan

organisme akan air dapat terpenuhi. Gerakan angin juga membantu

memindahkan benih dan membantu proses penyerbukan beberapa jenis

tanaman tertentu.

d) Curah Hujan

Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Tanpa

sumber daya air, tidak mungkin akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di

7
muka bumi. Bagi makhluk hidup yang menempati biocycle daratan, sumber

air utama untuk memenuhi kebutuhan hidup berasal dari curah hujan.

Melalui curah hujan, proses pendistribusian air di muka bumi akan

berlangsung secara berkelanjutan. mengikis permukaan tanah yang subur,

sehingga ketebalan tanah

2.1.2. Faktor Biotik

Faktor biotik yang sangat berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna

yaitu manusia. Manusia dapat membudidayakan beberapa jenis flaura dan fauna.

a) Dilihat dari Penyebab Persebaran

 Tekanan Populasi, semakin banyak /bertambahnya populasi akan

menyebabkan kebutuhan akan persediaan bahan makanan menjadi

semakin sulit dipenuhi sehingga menyebabkan migrasi.

 Persaingan, ketidakmampuan fauna dalam bersaing dalam

memperebutkan wilayah kekuasaan dan bahan makanan yang

dibutuhkan juga mendorong terjadinya migrasi ke daerah lain

 Perubahan Habitat, berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat

menyebabkan ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap

perubahan tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus

menempati daerah asal.

b) Dilihat dari Sarana Persebaran

8
 Udara, dengan media udara fauna dapat bermigrasi dari kekuatan

terbang sedangkan flora dapat menggunakan angin untuk bermigrasi

dari berat-ringannya benih.

 Air,kemampuan fauna dalam berenang terutama hewa-hewan air

menyebabkan perpindahan mudah terjadi.Benih tumbuhan dapat

terangkut dan berpindah tempat dengan menggunakan media aliran

air sungai atau arus laut.

 Lahan, hampir semua fauna daratan menggunakan lahan sebagai

media untukberpindah tempat.

 Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja ataupun tidak manusia

dapat menyebabkan perpindahan flora dan fauna.

c) Dilihat dari Hambatan (barier) Persebaran

 Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat

dapat menghambat persebaran misalnya kondisi temperatur,

kelembaban udaradan curah hujan.

 Hambatan Edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi

tanaman/tumbuhan karena sangat memerlukan unsur-unsur penting

dalam tanah yaitu unsur hara, udara, kandungan air yang cukup.

Lapisan tanah yang tipis dan keras membuat hewan-hewan yang

terbiasa menggali tanah dan bertempat tinggal di dalam tanah

memilih mencari daerah yang lapisan tanahnya tebal dan gembur.

9
 Hambatan Geografis, bentang alam muka bumi dapat menghambat

persebaran flora dan fauna seperti samudera, padang pasir, sungai

dan pegunungan.

 Hambatan Biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup

serta persediaan bahan makanan yang melimpah menjadi faktor

penghambat flora dan fauna dalam bermigrasi. Hal ini berkaitan

dengan kecocokan dengan kondisi alam.

2.2. Persebaran Jenis Fauna di Indonesia

Menurut Kusmana dan Hikmat, menjelaskan istilah flora diartikan sebagai

samua jenis tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah tertentu. Apabila istilah flora

ini dikaitkan dengan life-form (bentuk hidup/habitus) tumbuhan, maka akan

muncul berbagai istilah seperti flora pohon (flora berbentuk pohon), flora semak

belukar, flora rumput, dsb. Apabila istilah flora ini dikaitkan dengan nama tempat,

maka akan muncul istilah-istilah seperti Flora Jawa, Flora Gunung Halimun, dan

sebagainya. Sesuai dengan kondisi lingkungannya, flora di suatu tempat dapat

terdiri dari beragam jenis yang masing-masing dapat terdiri dari beragam variasi

gen yang hidup di beberapa tipe habitat (tempat hidup). Oleh karena itu, muncullah

istilah keanekaragaman flora yang mencakup makna keanekaragaman jenis,

keanekaragaman genetik dari jenis, dan keanekaragaman habitat dimana jenis-jenis

flora tersebut tumbuh.

Menurut Kusmana dan Hikmat, menjelaskan pola persebaran flora di

Indonesia sama dengan pola persebaran faunanya yang berpangkal pada sejarah

10
pembentukan daratan kepulauan Indonesia pada masa zaman es. Pada awal masa

zaman es, wilayah bagian barat Indonesia (Dataran Sunda: Jawa, Bali, Sumatera,

dan Kalimantan) menyatu dengan benua Asia, sedangkan wilayah bagian timur

Indonesia (Dataran Sahul) menyatu dengan benua Australia. Dengan demikian,

wilayah Indonesia merupakan daerah migrasi fauna dan flora antar kedua benua

tersebut. Selanjutnya, pada akhir zaman es, dimana suhu permukaan bumi

meningkat, permukaan air lautpun naik kembali, sehingga Pulau Jawa terpisah dari

benua Asia, Kalimantan, dan Sumatera. Begitu pula pulau-pulau lainnya saling

terpisah satu sama lain. Hasil penelitian biogeografi hewan oleh Wallace

menunjukkan bahwa jenis-jenis hewan yang hidup di wilayah bagian barat

Indonesia berbeda dengan jenis-jenis hewan di wilayah bagian timur Indonesia,

batasnya kira-kira dari Selat Lombok ke Selat Makassar. Garis batas ini dikenal

dengan Garis Wallace.

Menurut Kusmana dan Hikmat, Selain Wallace, peneliti berkebangsaan

Jerman, Weber, mengadakan penelitian tentang biogeografi fauna di Indonesia,

yang hasilnya mencetuskan Garis Weber yang menetapkan batas penyebaran

hewan dari benua Australia ke wilayah bagian timur Indonesia. Berdasarkan hasil

proses pembentukan daratan wilayah Indonesia serta hasil penelitian Wallace dan

Weber, maka secara geologis, persebaran flora (begitu pula fauna) di Indonesia

dibagi ke dalam 3 wilayah, yaitu:

a) Flora Dataran Sunda yang meliputi Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan

Bali. Flora di pulau-pulau tersebut berada di bawah pengaruh flora Asia

11
karena ciri-cirinya mirip dengan ciri-ciri flora benua Asia disebut juga

flora Asiatis yang didominasi oleh jenis tumbuhan berhabitus pohon dari

suku Dipterocarpaceae.

b) Flora Dataran Sahul yang meliputi Papua dan pulau-pulau kecil di

sekitarnya. Flora di pulau-pulau tersebut berada di bawah pengaruh

benua Australia, biasa disebut flora Australis yang didominasi oleh

jenis-jenis tumbuhan berhabitus pohon dari suku Araucariaceae dan

Myrtaceae.

c) Flora Daerah Peralihan (Daerah Wallace) yang meliputi Sulawesi,

Maluku, dan Nusa Tenggara yang berada di bawah pengaruh benua Asia

dan Australia, yang mana jenis tumbuhan berhabitus pohonnya

didominasi oleh jenis dari suku Araucariaceae, Myrtaceae, dan

Verbenaceae. Dalam dunia tumbuhan, flora di wilayah Indonesia

merupakan bagian dari flora Malesiana. Ditinjau dari wilayah

biogeografi, setidaknya terdapat tujuh wilayah biogeografi utama

Indonesia yang menjadi wilayah penyebaran berbagai spesies

tumbuhan, yaitu Sumatra, Jawa dan Bali, Kalimantan, Sunda Kecil,

Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya.

2.3. Persebaran Jenis Fauna di Dunia

Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik,

klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya,

sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Seperti diketahui

setiap spesies hewanmempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengatasi

12
hambatan-hambatan. Andaikan tidak ada hambatan-hambatan maka persebaran

hewan akan berjalan terus. Misalnya hewan yang biasa hidup di pegunungan akan

sulit hidup di dataran rendah. Atau hewan yang biasa hidup di daerah panas akan

sulit hidup di daerahyang beriklim dingin atau kurang curah hujannya.

Di samping itu faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan

di wilayah tertentu karena wilayah tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan

berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif. Pada hewan, bila habitatnya

dirasakan sudah tidak cocok, seringkali secara masal mengadakan migrasi ke

tempat lainnya. Oleh karena itu pola persebaran fauna tidak setegas

persebaranflora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah

lainnya. Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayahpersebaran fauna

atas 8 wilayah yaitu: Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropical dan

Neartik, Oceanik dan Antartik.

a) Wilayah Ethiopian

Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun

Sahara, Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia.Hewan yang khas daerah ini

adalah: gajah Afrika, badak Afrika, gorila, baboon, simpanse, jerapah. Mamalia

padang rumput seperti zebra,

antilope, kijang, singa, jerapah, harimau, dan mamalia pemakan serangga yaitu

trengiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah Kuda Nil yang hanya

terdapat di Sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda Nil

namun lebih kecil. Menurutsejarah pulau Madagaskar pernah bersatu dengan

13
Afrika. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di

wilayah Oriental seperti: golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar,

dan anjing

b) Wilayah Paleartik

Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa,

Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya,

Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik,

dan benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik

perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan tanahnya,

menyebabkan jenis faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik

yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu Panda di Cina, unta di Afrika

Utara, binatang kutub seperti rusa Kutub, kucing Kutub, dan beruang Kutub.

Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, sejenis

tikus, berbagai spesiesanjing, kelelawar. Bajing, dan kijang telah menyebar ke

wilayah lainnya.

c) Wilayah Nearktik

Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara

dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun

liar, tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison, muskox, caribau, domba

gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah

Palearktik seperti: kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.

14
d) Wilayah Neotropikal

Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, AmerikaSelatan, dan

sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan

bagian Selatan beriklim sedang. Hewanendemiknya adalah ikan Piranha dan

Belut listrik di SungaiAmazone, Lama (sejenis unta) di padang pasir Atacama

(Peru), tapir, dan kera hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat terkenal

sebagai wilayah fauna Vertebrata karena jenisnya yangsangat trenggiling,

beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung, dan

ada sejenis kelelawar penghisap darah.

e) Wilayah Oriental

Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan

Asia tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia

bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau, orang utan, gibbon,

rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua,

gajah, beruang, antilop berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang

hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet,

gajah, badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia

Tenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika.

f) Wilayah Australian

Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku,

dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru,

15
kiwi, koala, cocor bebek (sejenis mamalia bertelur). Terdapat beberapa jenis

burung yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih, burung kasuari,

burung kakaktua, dan betet. Kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular

piton.

g) Wilayah Oceanik

Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik.

Wilayah ini merupakan pengembangan dari wilayah Australian daratan, dengan

spesifikasi fauna tertentu. Oleh karena itu jenis faunanya hampir sama dengan

wilayah Australian.

h) Wilayah Antartik

Seperti namanya maka wilayahnya mencakup kawasan di kutub Selatan. Jenis

fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu menahan

dingin., misalnya rusa kutub, burung pingguin, anjing laut, kelinci kutub, dan

beruang kutub.

2.4. Upaya Pencegahan Punahnya Flora dan Fauna di Indonesia

Beberapa jenis flora dan fauna kini semakin sulit ditemui karena banyak

diburu untuk tujuan tertentu (dimakan, untuk obat, perhiasan) maupun tempat

hidupnya dirusak manusia misalnya untuk dijadikan lahan pertanian, perumahan,

industri, dan sebagainya. Flora dan fauna yang jumlahnya sangat terbatas tersebut

dinyatakan sebagai flora dan fauna langka. Untuk mencegah semakin punahnya

flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

16
a) Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar

perkembangbiakannya tidak terganggu. Tempat-tempat perlindungan ini

berupa cagar alam bagi flora dan suaka margasatwa bagi fauna.

b) Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran

bagi hewan hewan tertentu, seperti :

 Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di

Sumatera.

 Daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur.

 Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.

c) Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus

memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia dengan

lingkungannya.

d) Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi seperti : soa-soa

(biawak), komodo, landak semut Irian, kanguru pohon, bekantan, orang

utan (Mawas), kelinci liar, bajing terbang, bajing tanah, siamang, macan

kumbang, beruang madu, macan dahan kuwuk, pesut, ikan duyung, gajah,

tapir, badak, anoa, menjangan, banteng, kambing hutan, sarudung, owa,

sing puar, peusing.

e) Melakukan usaha pelestarian hutan, antara lain:

 Mencegah pencurian kayu dan penebangan hutan secara liar.

 Perbaikan kondisi lingkungan hutan.

 Menanam kembali di tempat tumbuhan yang pohonnya di tebang.

 Sistem tebang pilih.

17
f) Melakukan usaha pelestarian hewan, antara lain :

 Melindungi hewan dari perburuan dan pembunuhan liar.

 Mengembalikan hewan piaraan ke kawasan habitatnya.

 Mengawasi pengeluaran hewan ke luar negeri.

g) Melakukan usaha pelestarian biota perairan, antara lain :

 Mencegah perusakan wilayah perairan.

 Melarang cara-cara penangkapan yang dapat mematikan ikan dan biota

lainnya, misalnya dengan bahan peledak.

 Melindungi anak ikan dari gangguan dan penangkapan.

Sejak tahun 1980, beberapa kawasan cagar alam atau suaka margasatwa

telah diubah statusnya menjadi Taman Nasional. Dewasa ini terdapat 320 tempat

untuk Taman Nasional dan Hutan Lindung, antara lain di Sumatera, Irian Jaya,

Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Taman nasional dan hutan lindung mempunyai

fungsi sebagai:

a) Perlindungan sistem penyangga kehidupan.

b) Pengawetan jenis tumbuhan dan hewan.

c) Pelestarian pemanfaatan sumber daya hayati dan tata lingkungan.

18
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Secara geologis, persebaran flora dibagi ke dalam 3 wilayah, antara lain

flora Dataran Sunda, flora Dataran Sahul, dan flora Daerah Peralihan. Faktor-faktor

yang mempengaruhi persebaran flora adalah faktor fisik (abiotik) dan faktor non

fisik (biotik). Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban

udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik)

adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan tidaklah merata. Keanekaragaman

spesies fauna terjadi karena beberapa faktor, sehingga terbentuk keanekaragaman

yang terpolakan dalam distribusinya, yaitu aspek spatial. Untuk mencegah semakin

punahnya flora maka perlu dilakukan upaya-upaya, antara lain dengan ditetapkan

tempat perlindungan bagi tumbuhan agar perkembangbiakannya tidak terganggu,

antara lain membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran

bagi tumbuhan tumbuhan tertentu.

3.2. Saran

Dengan adanya makalah ini yang membahas tentang Persebaran Flora dan

Fauna di Indonesia dan Dunia di harapkan agar kita dapat menjaga kelestarian

tumbuhan di sekitar kita. Untuk meminimalisir punahnya flora di Indonesia perlu

diadakan penyuluhan tentang pelestarian satwa oleh lembaga-lembaga tertentu

seperti lembaga pemerintah, dinas kehutanan, dan sebagainya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Edication, Zenius. 2014. Persebaran Flora dan Fauna Dunia: diakses pada
www.zenius.net tanggal 07 Oktober 2019.

Kusmana, Cecep dan Hikmat, Agus. 2015. Keanekaragaman Hayati Flora Di


Indonesia. Bogor: diakses pada www.journal.ipb.ac.id diakses tanggal
07 Oktober 2019.

Sugiharyanto. 2015. Bahan Ajar Biosfer: diakses pada www.uny.ac.id diakses


tanggal 07 Oktober 2019.

Waluya, Bagja. 2010. Persebaran Flora dan Fauna: diakses pada www.upi.edu
diakses tanggal 07 Oktober 2019.

20

Anda mungkin juga menyukai