Anda di halaman 1dari 4

#Identitas Jurnal

Judul Jurnal : The effect of positioning and pursed-lip breathing exercise on dyspnea
and anxiety status in patients with chronic obstructive pulmonary disease

Penulis : Salwa A. Mohamed

Publikasi : Journal of Nursing Education and Practice Vol 9 No. 6 Tahun 2019

Penelaah: Vinna Fitriana, S. Kep

Tanggal Telaah : 10 September 2019

A. Deskripsi Umum Jurnal


1. Tujuan Umum Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek dari pengaturan posisi dan
pursed lip breathing (PLB) terhadap status kecemasan dan sesak nafas pada
pasien dengan penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
2. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan intervensi dan follow up, secara statistik didapatkan hasil yang
signifikan terhadap status kecemasan dan sesak nafas pada pasien, suhu badan,
nadi, tekanan darah, frekuaeni pernafasan, serta didapatkan adanya hubungan
yang positif antara status kecemasan dengan kondisi sesak nafas yang dialami
pasien.
3. Kesimpulan Penelitian
Mengembangkan teknik pernafasan dan mengatur posisi pasien ke dalam posisi
bersandar dapat membantu memperbaiki kondisi fisiologis, gejala sesak nafas,
dan status kecemasan pasien PPOK.

B. Deskripsi Konten
1. Abstrak
Dalam jurnal ini, abstrak disusun berdasar pedoman IMRAD (Introduction,
method, Result and Discussion) yang lengkap yaitu terdiri dari latar belakang,
tujuan, metode, hasil penelitian dan kesimpulan serta terdapat kata kunci .
Jumlah kata dalam abstrak memenuhi standar yaitu 295 kata. Penyusunan
abstrak dalam jurnal ini rapi dan memuat lengkap secara ringkas isi dari
penelitian sehingga mudah dipahami.
2. Pendahuluan
a. Masalah penelitian
PPOK adalah penyakit yang dapat dicegah dan dapat diobati yang
ditandai dengan adanya sumbatan aliran udara yang tidak dapat diperbaiki.
Adanya gangguan dalam fungsi pernafasan dapat mengakibatkan keadaan
intoleransi aktivitas dan menyebabkan kondisi kritis hingga pasien
membuuhkan alat bantu pernafasan. Penyakit ini adalah penyakit kronis yang
dapat menyebabkan kesulitan dalam bernafas. Pasien PPOK kemungkinan
juga mengalami berbagai masalah seperti kesulitan bernafas, kelelahan,
batuk yang terus menerus, keterbatasan fungsi tubuh dan perburukan
kualitas hidup. Dari berbagai efek yang muncul tersebut sehingga intervensi
manajemen diri sebaiknya dilakukan untuk memperbaiki masalah yang
mucul.
b. Besar Masalah
PPOK adalah penyebab utama angka kesakitan dan kematian
terbesar di dunia. Di United State (US) terdapat lebih dari 14 juta penduduk
yang terkena masalh kesehatan ini. Penyakit ini digolongkan ke dalam lima
penyakit tertinggi yang menyebabkan dampak kecacatan dan 3 besar
penyakit yang menyebabkan kematian pada populasi dewasa.
c. Dampak bila masalh tidak diatasi
Pasien PPOK umumnya mengalami sesak napaas yang mana sesak napas
ini merupakan gejala yang dapat menyebabkan meningkatkan stress dan
kecemasan pada penderita. Kecemasan pada pasien PPOK ini dapat
menngkatkan angka komorbiditas dan seringkali hal ini berhubungan dengan
peningkatan kecacatan, perburukan status sesak napas yang dialami, dan
penurunan terhadap kepatuhan pengobatan. Sesak napas yang dialami
pasien PPOK erat hubungannya dengan tingkat kualitas hidup yang buruk
d. Kesenjangan yang terjadi (oerbandingan antara masalah yang ada dengan
harapan)
Tujuan utama dalam penanganan pasien PPOK adalah dengan
meningkatkan otot-otot pernafasan dan mengurangi pola nafas pendek
pasien. Untuk meningkatkan ventilasi pernafasan dan mengurangi kesulitasn
bernafas perlu dilakukan intervensi-intervensi terapeutik seperti latihan
kontrol pernafasan dan pengaturan posisi duduk. Latihan kontrol pernafasan
meliputi latihannafasa biasa, teknik inhalasi, meditasi, pengaturan posisi
tubuh, teknik relaksasi dan pursed-lip breathing (PLB). PLB ini merupakan
teknik yang digunakan pada pasien PPOK utuk mengurangi kesulitan
bernapas, mengurangi frekuensi pernafasan, membantu mengembalikan
fungsi diafragma dan mengurangi tingkat kecemasan
e. Hipotesa yang ditetapkan
Berdasarkan pemaparan masalah di atas peneliti menetapkan
beberapa hipotesa, yakni:
1) Pasien yang melakukan PLB dan pengaturan posisi mempunyai
hasil yang signifikan berupa lebih sedikit yang mengalami sesak
napas dibandingkan dengan pasien yang tidak melakukan PLB
dan pengaturan posisi.
2) Pasien yang melakukan PLB dan pengaturan posisi signifikan
secara statistik memiliki tingkat kecemasan yang rendah
disbanding yang tidak melakukan.
3) Pasien diharapkan memiliki agka fisiologis (tanda vital) dalam
rentang yang normal setelah melakukan program.

3. Metode
a. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan randomized control design dengan grup
intervensi dan control.
b. Sampel
Sampel yang digunakan sebanyak 60 pasien PPOK. Sebanyak 30 paien
termasuk ke dalam grup perlakuan dan 30 pasien termasuk ke dalam grup
control. Kriteria inklusi meliputi :
1) Pasien dewasa (18 tahun ke atas)
2) PPOK tingkat ringan dan sedang
3) Pasien tidak memiliki penyakit kronis lainnya
4) Pasien tidak menerima program edukasi yang sejenis
c. Pengukuran
Untuk pengambilan data, peneliti menggunakan 4 alat pengukuran yakni :
1) Kuesioner data demografi dan riwayat kesehatan
Data demografi meliputi jenis kelamin, umur, status pendidikan, pekerjaan
dan status perkawinan. Riwayat kesehatan meliputi durasi mengidap
penyakit, pajanan polusi, merokok, riwayat perawatan di rumah sakit dan
penggunaan obat nyeri.
2) Skala pengkajian dipsnea
Tingkat sesak napas pasien diukur menggunakan Modified Borg Scale
(MBS)
3) Skala pengkajian kecemasan
Tingkat kecemasan diukur menggunakan Self-Rating Anxiety Scale
(SAS).
4) Lembar pengkajian fisik
Meliputi nadi, suhu, frekuensi pernafasan, tekanan darah dan berat
badan.

d. Analisa Data
Data dianalisis secara statistic dengan SPSS melalui uji C2 test dan analisis
multiple logistic regression. Uji dilakukan untuk membandingkan kategori data
dan mencari hubungan antar variable kuantitatif ( nilai p<0.05 menunjukkan
ubungan yang signifikan).

4. Hasil Penelitian
Dari hasil uji statistic, didapatkan hasil bahwa :
a. Data demografi menunjukkan bahwa tidak ada hasil yang signifikan pada
umur, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, status pekerjaan,
dan pajanan polusi dan rokok.
b. Status fisiologis pasien menunjukkan hasil bahwa terdapat hasil yang
signifikan pada suhu badan, pernafasan, dan tekanan darah. Berat badan
dan frekuensi nadi tidak menunjukkan hasil yang signifikan.
c. Tingkat kecemasan pada pasien yang dilakukan terapi pengaturan posisi dan
PLB lebih rendah dari pada yang tidak dilakukan intervensi. Nilai rata rata
tingkat kecemasan pada grup yang mendapat intervensi lebih rendah
daripada grup control baik pada post-tes dan saat follow up.
d. Tingkat sesak nafas pasien yang dilakukan intervensi menunjukkan hasil
yang lebih rendah daripada kelompok kontrol pada ketiga pengambilan data
yakni pretest, post test dan follow up.
5. Diskusi
a. Interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian
b. Nilai kepentingan hasil penelitian
c. Aplikasi hasil penelitian
d. Implikasi keperawatan
6. Kelebihan dan kekurangan penelitian
a. Kelebihan
b. Kekurangan

Anda mungkin juga menyukai