Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologi yang hampir selalu terjadi


pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum,
tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau
sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama, 2014).
Kehamilan didefinisikan secara berbeda-beda oleh beberapa ahli,
kehamilan sebagai suatu proses yang terjadi antara perpaduan sel sperma dan
ovum sehingga terjadi konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal
adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari haid pertama haid terakhir (HPHT).
Menurut BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional)
kehamilan adalah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur matang pada
saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma, lalu keduanya menyatu
membentuk sel yang akan tumbuh. Wiknjosastro (2009),
Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri
dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa
(sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot kemudian bernidasi
(penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm(Manuaba, dkk., 2012).
Berdasarkan beberapa definisi kehamilan tersebut dapat disimpulkan
bahwa kehamilan merupakan bertemunya sel telur dan sperma yang telah matang
sehingga terjadilah nidasi dan tumbuh berkembang sampai aterm. Kehamilan
dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai keenam dan triwulan ketiga dari
bulan ketujuh sampai kesembilan. Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur
terlalu muda atau tua, banyak anak dan beberapa faktor biologis lainnya adalah
keadaan yang secara tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian
pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi
penyebab langsung kematian ibu misalnya pendarahan melalui jalan lahir,
eklamsia dan infeksi. Beberapa faktor resiko yang sekaligus terdapat pada seorang
ibu dapat menjadikan kehamilan beresiko tinggi. Selain faktor resiko dalam proses
kehamilan sering terjadi ketidaknyamanan yang meskipun hal itu adalah fisiologis
dan mungkin saja bisa mengganggu aktivitas.
Ketidaknyaman yang sering terjadi pada kehamilan trimester III adalah
striae gravidarum , hemoroid, keputihan, sembelit, kram pada kaki, napas sesak,
nyeri ligamentum rotundum, perut kembung, pusing, varises pada kaki dan nyeri
punggung. Nyeri punggung adalah gangguan yang umum terjadi, dan mungkin
saja memiliki riwayat “ sakit punggung “ dimasa lalu. Sebagai kemungkinan lain,
nyeri punggung mungkin dirasakan pertama kalinya dalam kehamilan sehingga
digambarkan sebagai salah satu gangguan minor dalam kehamilan. Nyeri tulang
belakang terjadi karena perubahan struktur anatomis, hormonal dan stress.
Perubahan anatomis terjadi karena peran tulang belakang semakin berat untuk
menyeimbangkan tubuh dengan membesarnya uterus dan janin. Peningkatan
hormon relaksin yang menyebabkan ligamen tulang belakang tidak stabil sehingga
mudah menjepit pembuluh darah dan serabut syaraf. Nyeri punggung atas terjadi
pada bagian leher, bahu dan punggung. Ukuran pertumbuhan bayi dan rahim
mengubah pusat gravitasi tubuh yang bergeser kearah depan, yang memberikan
lebih banyak tekanan pada otot punggung.
Berdasarkan dampak tersebut, penulis melakukan pengkajian dan
memberikan asuhan kebidanan secara holistik pada Ibu hamil Ny PI Umur 34
Tahun G1P0000 UK 36 Minggu Preskep U Puka T/H dengan masalah nyeri
punggung di Puskesmas 1 Denpasar Barat.

B. Tujuan

Agar mahasiswa dapat memberikan asuhan kehamilan dengan pendekatan


holistik pada kehamilan trimester I, II, dan III baik pada kunjungan awal dan
ulang.
C. Waktu Dan Tempat Pengambilan Kasus
Kasus dalam laporan ini diambil pada hari Rabu, 11 September 2019 di
Puskesmas 1 Denpasar Barat.

D. Manfaat Penulisan Laporan


1. Manfaat Teoritis
Laporan ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk menambah
pengetahuan dalam menerapkan dan memberikan asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan leukorea.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi institusi
Hasil laporan ini memberikan masukkan sebagai bahan pertimbangan
dalam memberikan Asuhan Kebidanan Kehamilan.
b. Bagi Mahasiswa
Laporan ini dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam
memberikan pelayanan Asuhan Kebidanan Kehamilan sesuai dengan Standar
Asuhan Kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
masa kehamilan adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan Trimester II berlangsung 15 minggu (minggu
ke-13 hingga ke-27) dan kehamilan trimester III berlangsung 13 minggu (minggu
ke-28 hingga ke-40).

B. Perubahan Fisiologis dan Psikologis Kehamilan Trimester III


1. Perubahan Fisiologis pada Masa Kehamilan Trimester III
a. Uterus
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas
pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada kehamilan 32
minggu, fundus uteri terletak antara ½ jarak pusat dan prossesus xipoideus. Pada
kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prossesus
xipoideus. Bila pertumbuhanjanin normal, maka tinggi fundus uteri pada
kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm dan pada 36
minggu adalah 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali dan
terletak kira-kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh
kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk kedalam rongga panggul.
Pada trimester III , istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan
berkembang menjadi segmen bawah uterus atau segmen bawah rahim (SBR).
Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR
menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas yang
lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai
lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal
daripada SBR.
b. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri
atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak
mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan
membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian
bawah janin kebawah.
c. Vagina Dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula tampak lebih merah
dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh
darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena
oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut menigkat. Apabila terjadi
kecelakaan pada kehamilan/persalinan maka perdarahan akan banyak sekali,
sampai dapat mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir kehamilan, cairan
vagina mulai meningkat dan lebih kental.
d. Mammae
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-
kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
e. Sirkulasi Darah
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia
kehamilan 32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara
keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga
konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Walaupun kadar
hemoglobin ini menurun menjadi ± 120 g/L. Pada minggu ke-32, wanita hamil
mempunyai hemoglobin total lebih besar daripada wanita tersebut ketika tidak
hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih meningkat (± 10.500/ml), demikian
juga hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan
meningkat ± 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung
tersebut disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut
jantung meningkat ± 15%. Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat
kecenderungan peningkatan tekanan darah.
f. Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena
pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas lebih
dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga
memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat
20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron.
Keadaan tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih
rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan
mungkin tidak kembali pada keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan
kekhawatiran bagi wanita yang memperhatikan penampilan badannya.
g. Traktus Digestivus
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan
intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus bawah relaksasi,
sehingga dapat terjadi regorgitasi isi lambung yang menyebabkan rasa terbakar di
dada (heathburn). Sekresi isi lambung berkurang dan makanan lebih lama berada
di lambung. Otot-otot usus relaks dengan disertai penurunan motilitas. Hal ini
memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat menyebabkan
konstipasi, merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
h. Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering
kencing dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali.
Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan
sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga
meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-
produk eksresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih
banyak yang dikeluarkan.
i. Metabolisme Dalam Kehamilan
BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada
trimester III. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari
pembakaran karbohidrat, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan
tetapi bila dibutuhkan, dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori
dalam pekerjaan sehari-hari. Dalam keadaan biasa wanita hamil cukup hemat
dalam hal pemakaian tenaganya.
Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan tulang-
tulangnya dan hal ini terjadi terutama dalam trimester terakhir. Makanan tiap
harinya diperkirakan telah mengandung 1,5-2,5 gr kalsium. Diperkirakan 0,2-0,7
gr kalsium tertahan dalam badan untuk keperluan semasa hamil. Ini kiranya telah
cukup untuk pertumbuhan janin tanpa mengganggu kalsium ibu. Kadar kalsium
dalam serum memang lebih rendah, mungkin oleh karena adanya hidremia, akan
tetapi kadar kalsium tersebut masih cukup tinggi hingga dapat menanggulangi
kemungkinan terjadinya kejang tetani.

2. Perubahan Psikologis pada Masa Kehamilan Trimester III


a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perharian dan kekhawatirannya.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilangan perhatian.
g. Perasaan mudah terluka (sensitif).

C. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Trimester III


1. Kebutuhan Nutrisi
Pada trimester tiga ibu disarankan mengkonsumsi bahan yang
mengandung omega 3 yang banyak terkandung dalam daging ikan tuna dan
salmon. omega 3 juga berperan dalam perkembangan otak dan retina janin. Zink
dibutuhkan bagi sistem imunologi atau kekebalan tubuh. Konsumsi zink juga
dapat menghindari lahirnya janin premature yang berperan dalam perkembangan
otak janin, terutama trimester terakhir. Diduga kekurangan zink menyebabkan
bibir sumbing. Makanan yang kaya zink antara lain daging sapi dan ikan.Kalsium
dibutuhkan pada trimester I hingga trimester III, karena merupakan zat gizi
penting selama masa kehamilan.
Selain mengkonsumsi makanan kaya nutrisi, sangat penting bagi ibu
untuk menjaga pola makan agar tidak terjadi komplikasi akibat kenaikan berat
badan diatas batas normal. Berikut ini adalah tabel kenaikan berat badan sesuai
IMT pra hamil.

2. Oksigen
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan
tubuhnya dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.
3. Kebutuhan Energi
Kebutuhan pada waktu hamil adalah 300 – 500 Kcal lebih banyak dari
makanan yang biasa ibu makan setiap hari. Penambahan 300 –500 Kcal ini,
dianggap zat-zat gizi lain (protein, vitamin dan mineral) juga ikut terpenuhi, baik
untuk kebutuhan ibu sendiri maupun untuk kebutuhan janin dalam kandungan.
4. Kebutuhan Protein
Kebutuhan protein meningkat selama hamil guna memenuhi asam amino
untuk perkembangan janin, penambahan volume darah dan pertumbuhan mammae
ibu serta jaringan uterus. Kebutuhan protein pada ibu hamil 30 gram lebih banyak
dari yang tidak hamil.
5. Kebutuhan Lemak
Lemak selain sebagai sumber kalori juga untuk memperoleh vitamin-
vitamin dalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K.
6. Kebutuhan Vitamin
a. Vitamin A
Vitamin A adalah penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi serta
meningkatkan daya tahan terhadap infeksi juga diperlukan untuk pemeliharaan
jaringan mata.
b. Vitamin B compleks
Vitamin B1 (aneurin) : penting untuk pembakaran hidrat arang, guna
menghasilkan tenaga serta urat saraf. Vitamin B2 (Riboflavin) : penting untuk
pernafasan antar sel, pemeliharaan jaringan saraf, jarisngan pelepas, kulit dan
kornea mata. Vitamin B12 Penting untuk pematangan erytrosit.
c. Folic Acid
Folic acid atau folacin adalah vitamin yang berfungsi sebagai coenzym
dalam sintesa DNA. Folic acid memelihara pertumbuhan janin dan mencegah
terjadinya anemia makrositik megaloblastik selama hamil. Kebutuhan folacin
selama hamil antara 400 – 800 gram/hari.
7. Kebutuhan Mineral
Garam mineral yang dibutuhkan oleh ibu hamil antara lain kalsium atau
garam kapur, zat besi dan zat pospor. Garam kapur (Kalsium) bersama dengan
garam fospor diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi janin.
8. Kebutuhan Air
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi
juga dari cairan. Air sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu
tubuh, melarutkan danmengatur proses metabolisma zat-zat gizi, serta
mempertahankan volume darah yang meningkat selama masa kehamilan.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Trimester III


Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor
psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
1. Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status
gizi ibu tersebut.
2. Faktor Psikologis yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari :
Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu
dan janin.
3. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Faktor ini mempengaruhi
kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja
ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil.

E. Tanda Bahaya kehamilan TM III


1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah perdarahan pada trimester
terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan. Perdarahan yang tidak
normal berupa darah merah, banyak dan kadang-kadang tapi tidak selalu,
disertai dengan rasa nyeri. Dimungkinkan merupakan plasenta previa
(plasenta berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian/seluruh ostium
uteri internum) atau solusio plasenta (lepasnya plasenta sebelum waktunya).
2. Sakit kepala hebat
Sakit kepala yang menunjukkan satu masalah serius adalah sakit
kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Sakit kepala yang
hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeklampsia.
3. Penglihatan kabur
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam
adalah perubahan visual/pandangan yang mendadak misalnya pandangan
kabur dan berbayang, perubahan penglihatan ini mungkin disertai sakit
kepala yang hebat dan mungkin menandakan preeklampsia.
4. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan
Bengkak menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka
dan tangan, tidak hilang setelah istirahat disertai dengan keluhan fisik yang
lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau
preeklampsia.
5. Gerakan janin tidak terasa
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan trimester 3,
tanda dan gejala gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam.
Gerakan janin yang berkurang atau tidak terasa dimungkinkan terjadinya
IUFD (Intra Uteri Fetal Death).
6. Nyeri perut hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang
mengancam ke selamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang
setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti kehamilan ektopik, penyakit radang
panggul, persalinan preterm atau infeksi lain.

F. Keluhan – keluhan pada Ibu hamil TM III


1. Obstipasi
Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon dan usus yang
terdesak oleh rahim. Tekanan pada rectum oleh kepala, usaha untuk
melancarkan buang air besar dengan minum gerak badan yang cukup,
makanan yang banyak mengandung serat seperti sayuran dan buah-buahan.
2. Sering kencing
Pada wanita hamil sering terjadi kencing, karena kandung kemih di
tekan oleh rahim yang membesar sering dengan usia kehamilan.
3. Sakit punggung
Disebabkan karena postur tubuh yang berubah karena titik berat
badan pindah ke depan disebabkan perut yang membesar. Untuk
memperbaiki postur tubuh yaitu, jangan terlalu sering membungkuk, berdiri
serta jalan-jalan dengan punggung dan bahu yang tegak, gunakan sepatu
bertumit rendah. Selain itu memberikan konseling posisi tubuh yang baik,
cara tidur dengan posisi kaki ditinggikan, duduk dengan posisi punggung
tegak, hindari duduk atau berdiri terlalu lama, menggunakan Kasur yang
keras dan memakai bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung. Cara
untuk mengatasi rasa nyeri punggung, gunakan bantal tambahan sebagai
penopang pada bagian pinggang dan punggung pada saat tidur, tidur
menyamping untuk menghindari nyeri punggung, relaksasi, senam hamil,
massage, rendam air hangat dapat meredakan otot-otot dan agar ibu hamil

trimester III mengurangi aktifitas dan menjaga postur membungkuk44


4. Varises
Dalam kehamilan disebabkan karena peredaran darah di kaki kurang lancar.
5. Hemorhoid
Hemorhoid adalah pelebaran vena-vena dari anus, jadi tidak ada
bedanya dengan varises hemorhoid dapat bertambah besar dalam kehamilan
karena ada bendungan darah di dalam rongga panggul. Hemorhoid
disebabkan karena progesteron serta adanya hambatan arus balik vena.
6. Sesak Nafas
Disebabkan karena rahim yang membesar, mendesak daerah dada.
Dapat diatasi dengan senam hamil atau latihan pernafasan.

G. Penyulit dan Komplikasi Kehamilan Trimester III


1. Kehamilan Dengan Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis dimana
seorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang
lama) yang mengakibatkan anggka kesakitan dan anggka kematian. Seorang
dikatakan menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan
darah sistolik > 140 mmHg dan diastolik >90 mmHg. Ada dua hal penyebab
hipertensi, yaitu Hipertensi essensial atau hipertensi primer di mana penyebabnya
dikarenakan pola hidup yang tidak sehat; mengalami stress, mengkonsumsi garam
yang berlebih, merokok, kebiasaan minuman beralkohol dan kafein, pola makan
yang tidak sehat yang mengakibatkan timbunan lemak dan kelebihan berat badan
dan adanya faktor keturunan Sedangkan hipertensi yang disebabkan oleh adanya
gangguan ginjal atau jantung disebut dengan hipertensi sekunder.
2. Preeklamsia
Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda- tanda hipertensi, proteinuria,
dan oedema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada
triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada
mola hidatidosa. Preeklamsia hanya muncul dengan usia kehamilan > 20 mg (
kecuali pada penyakit trofoblastik ) dengan kriteria tekanan darah ( sistolik > 140
dan diastolik >90 mmHg ) dan disertai proteinuria ( > 0,3 gr/ 24 jam atau 30 mg/
dl atau reagen positif 1 ).
3. Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya
yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. Definisi ini berlaku dengan
masa gestasi diatas 22 minggu atau berat janin diatas 500 gram. Perdarahan yang
terjadi karena terlepasnya plasenta dapat menyelundup keluar dibawah selaput
ketuban, yaitu pada solusio plasenta dengan perdarahan keluar, atau tersembunyi
dibelakang plasenta membentuk hematoma retroplasenter.
4. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada
tempat yang tidak normal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Implantasi yang normal ialah pada
dinding depan atau dinding belakang rahim didaerah fundus uteri. klasifikasi
plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan
jalan lahir pada waktu tertentu.
5. Insersi Velamentosa
Insersi velamentosa adalah insersi tali pusat pada selaput janin. Insersi
velamentosa sering terjadi pada kehamilan ganda. Pada insersi velamentosa, tali
pusat dihubungkan dengan plasenta oleh selaput janin. Kelainan ini merupakan
kelainan insersi funiculus umbilikalis dan bukan merupakan kelainan
perkembangan plasenta.
6. Kehamilan dengan Anemia
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi dimana kadar Hemoglobin
dibawah 11 g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 g% pada trimester 2
(Saifuddin, 2009). Anemia untuk wanita hamil apabila Hb kurang dari 10,0 gram
per desiliter (Varney, 2007).
Derajat anemia ibu hamil menurut Manuaba (2010) :
a. Normal > 11 gr%
b. Anemia ringan 9-10 gr%
c. Anemia sedang 7-8 gr%
d. Anemia berat < 7 gr%
Bahaya anemia terhadap kehamilan yaitu dapat terjadi abortus,
persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah
terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 g%), mola hidatidosa,
hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD).
Anemia pada trimester tiga meningkatkan resiko buruknya pemulihan akibat
kehilangan darah saat persalinan, begitu juga takikardi,napas pendek dan keletihan
maternal (Robson, 2011).

H. Asuhan Kunjungan Awal dan Kunjungan Ulang Trimester III


1. Asuhan Kunjungan Awal
Selama kunjungan antenatal pertama kita mengumpulkan informasi
mengenai ibu untuk membantu kita dalam membina hubungan yang baik, saling
percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi, dan merencanakan asuhan khusus
yang dibutuhkan.
Isi riwayat pada kunjungan antenatal pertama :
a. Informasi biodata ibu dan suami secara lengkap termasuk no telepon yang bisa
dihubungi.
b. Riwayat kehamilan sekarang, HPHT, gerak janin (kapan mulai dirasakan dan
apakah ada perubahan yang terjadi), masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk
rabun senja), keluhan-keluhan lazim yang dirasakan pada kehamilan, penggunaan
obat-obatan (termasuk jamu-jamuan), kekhawatiran-kekhawatiran lain yang
ditemukan.
c. Riwayat kebidanan yang lalu, meliputi:
1) Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan aterm, persalinan
prematur, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan
(dengan forseps, vakum, SC).
2) Riwayat perdarahan pada kehamilan, persaliann atau nifas sebelumnya.
3) Hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan sebelumnya.
4) Berat bayi < 2,5 kg atau > 4 kg
d. Riwayat kesehatan termasuk penyakit-penyakit yang diidap dahulu dan
sekarang.
e. Riwayat Bio-Psiko-sosial-ekonomi
f. Pengetahuan ibu
g. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Adapun komponen pemeriksaan tersebut yaitu:
1) Pemeriksaan Umum
2) Pemeriksaan Fisik
3) Tes Laboratorium
2. Asuhan Kunjungan Ulang
Hal - hal penting dari riwayat serta pemeriksaan fisik selama kunjungan ulang
antenatal sebagai berikut:
a. Riwayat kehamilan sekarang
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan proteinuria, reduksi dan
hemoglobin.

I. Manajemen Varney
1. Pengkajian Data Subjektif dan Objektif
Mengumpulkan data subjektif dan data objektif, berupa data fokus yang
dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan kondisinya, menggunakan
anamnesa, pemeriksaan fisik, penimbanagan berat badan, tinggi badan, dan
pemeriksaan laboratorium. Jenis data yang dikumpulkan adalah:
1. Data subjektif, dimana teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data ini
dengan melakukan anamnesis. yang terdiri dari :
1) Biodata ibu dan suami
2) Alasan ibu memeriksakan diri
3) Riwayat kehamilan sekarang
4) Riwayat kebidanan yang lalu
5) Riwayat menstruasi
6) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
7) Riwayat kesehatan
8) Riwayat bio-psikososial-spiritual
9) Pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan
2. Data objektif terdiri dari :
1) Hasil pemeriksaan umum (tinggi badan , berat badan, lingkar lengan, suhu,
nadi, tekanan darah, pernapasan)
2) Hasil pemeriksaan kepala dan leher
3) Hasil oemeriksaan tangan dan kaki
4) Hasil pemeriksaan payudara
5) Hasil pemeriksaan abdomen
6) Hasil pemeriksaan DJJ
7) Hasil pemeriksaan darah dan urine

2. Merumuskan Diagnosa dan Masalah Kebidanan


Interpretasi data (data dari hasil pengkajian) mencakup diagnosa
kebidanan, masalah dan kebutuhan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosa masalah yang spesifik
(Varney, 2004).
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam ruang
lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa
kebidanan.
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosa (Varney, 2004).
Masalah yang sering timbul pada ibu nifas dengan bendungan ASI yaitu payudara
terasa keras dan nyeri saat perabaan, bengkak pada payudara, payudara bewarna
kemerahan (Saifuddin, 2006).
Kebutuhan adalah Hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan
analisis data (Varney, 2004). Kebutuhan untuk ibu nifas dengan bendungan ASI
adalah konseling tentang teknik menyusui yang benar.
3. Merumuskan Diagnosa dan Masalah Potensial
Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa yang sudah
diidentifikasi, oleh karena itu membutuhkan antisipasi pencegahan serta
pengawasan pada ibu nifas dengan bendungan ASI (Varney, 2004) Pada ibu nifas
dengan bendungan ASI diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah mastitis
(Manuaba, 2010)
4. Merumuskan Kebutuhan Tindakan Segera
Menunjukan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan
prioritas masalah atau kebutuhan yang dihadapi kliennya, setelah bidan
merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa atau
masalah potensial yang sebelumnya. Penanganan segera pada kasus bendungan
ASI ini adalah melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter
obsgyn (Varney, 2004)
5. Merumuskan Perencanaan Asuhan Secara Komprehensif
Mengembangkan tindakan komprehensif yang ditentukan pada tahap
sebelumnya, juga mengantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara
komprehensif yang didasari atas rasional tindakan yang relevan dan diakui
kebenarannya sesuai kondisi dan situasi berdasarkan analisa dan asumsi yang
seharusnya boleh dikerjakan atau tidak oleh bidan. Wiknjosastro (2009)
Pada langkah ini perencanaan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada
langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah diberikan penyuluhan, konseling, dan
apakah merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial
ekonomi, kultur atau masalah psikologis.
6. Melaksanakan Asuhan Kebidanan
Langkah ini merupakan pelaksanaan asuhan yang menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini dapat dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh klien
atau tenaga lainnya (Varney, 2004)
7. Mengevaluasi Asuhan Kebidanan
Mengevaluasi keefektifan dan seluruh asuhan yang sudah diberikan,
apakah telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi
di dalam masalah diagnosa. (Varney, 2004)
J. Dokumentasi Asuhan Kehamilan
1. Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa
ditentukan oleh bidan karena mencakup persepsi, perasaan, ide klien tentang
status kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan,
kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu.
2. Data Objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat
diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama
pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema,
berat badan, tingkat kesadaran.
3. Analisa
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi
subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan
pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif,
dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah
suatu proses yang dinamik.
4. Penatalaksanaan
a. Perencanaan
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Proses ini
termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam
batas waktu tertentu, tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai
kemajuan dalam kesehatan dan harus sesuai dengan instruksi dokter.
b. Implementasi
Pelaksanaan rencana tindakan untuk menghilangkan dan mengurangi
masalah klien. Tindakan ini harus disetujui oleh klien kecuali bila tidak
dilaksanakan akan membahayakan keselamatan klien. Oleh karena itu klien harus
sebanyak mungkin menjadi bagian dari proses ini. Bila kondisi klien berubah,
intervensi mungkin juga harus berubah atau disesuaikan.
c. Evaluasi
Tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil merupakan hal penting
untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan. Analisis dari hasil yang dicapai
menjadi fokus dari ketepatan nilai tindakan. Jika kriteria tujuan tidak tercapai,
proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif
sehingga mencapai tujuan.

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Tinjauan Kasus Ibu Hamil

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY “PI” G1 P0 A0 H0


UMUR KEHAMILAN 36 MINGGU PRESKEP U PUKA T/H
DI PUSKESMAS I DENPASAR BARAT

No. RM : 02026455
Tanggal Pengkajian : 11 September 2019
Jam : 09.40 WITA
Kunjungan : Pertama
Pendamping ibu : Suami
Rujukan : Tidak
Sumber Data : Pasien
Alasan memeriksakan diri : Ibu dating untuk melakukan pemeriksaan ANC dan
Laboratorium, dengan keluhan nyeri pinggang.

A. Data Subjektif

1. Identitas

IBU SUAMI

Nama : Ny. PI Nama : Tn. WS


Umur : 34 th Umur : 38 th

Suku bangsa : Indonesia Suku bangsa : Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : Perguruan Tinggi

Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swata

Alamat : Jalan Gunung Cemara III No.3, Denpasar Barat

No. HP : 081238860xxx

2. Riwayat Menstruasi

Menarche umur : 14 tahun


Lama haid : 5 hari
Volume : 3 kali ganti pembalut
Siklus Haid : 28 hari teratur
Keluhan saat haid : Tidak ada
HPHT : 2 Januari 2019 TP : 9 Oktober 2019
3. Riwayat Pernikahan
Menikah : 1 kali (Sah)
Lama perkawinan : 2 Tahun
4. Riwayat Kehamilan,Persalinan,Nifas yang lalu : ibu mengatakan ini
merupakan kehamilan yang pertama
5. Riwayat Hamil Ini :
Keluhan yang pernah dialami : mual muntah
Tanda bahaya yang pernah dialami : tidak ada
Pemeriksaan ANC : ibu telah melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 10 kali
dengan 8 kali di PMB, 1 kali di SPOG dan 1 kali di puskesmas
Status Imunisasi : TT5
Waktu imunisasi terakhir : Sebelum menikah (caten) 2017
Obat/suplemen yang pernah dikonsumsi : SF, asam folat, B complek, Vit C, kalk
6. Riwayat Pemakaian Kontrasepsi : Ibu tidak pernah menggunakan alat
kontrasepsi.
7. Kebutuhan Biologis :
a. Bernapas
Ny. PI tidak mengalami keluhan dalam menarik napas maupun menghembuskan
napas.
b. Pola Makan :
Ny. PI memiliki pola makan cukup dan frekuensinya 3 kali dalam sehari dengan
komposisi makanan nasi, sayur, daging dan tempe, selain makanan berat Ny. PI
juga mengonsumsi buah serta makanan ringan sebagai cemilan.
3. Pola Minum :
Ny. PI dalam sehari meminum 10 gelas air mineral dalam sehari.
4. Pola Eliminasi:
Untuk buang air kecil, Ny. PI biasanya mengalami 5 kali berkemih dalam
sehari dengan warna jernih kekuningan. Sedangkan untuk buang air besar, Ny. PI
biasanya mengalaminya 1 kali dalam sehari dengan warna kecoklatan dan bersifat
lembek.
5. Gerakan Janin dalam 1 Jam :
Ibu merasakan gerakan janin 4-5 kali dalam 1 jam.
6. Hubungan Seksual
Ibu tidak melakukan hubungan seksual, karena ibu merasa takut jika
melakukan hubungan seksual akan membahayakan janin yang dikandungnya.
Suami pun merasakan hal sama sehingga memutuskan untuk tidak melakukan
hubungan seksual.
7. Aktivitas Sehari-hari :
Aktivitas yang dilakukan sehari-hari oleh Ny. PI selama kehamilannya ini
adalah aktivitas sedang yang tidak membahayakan perkembangan janin maupun
Ny. PI sendiri seperti Ny. PI masih bisa bekerja seperti keadaan sebelum hamil
tanpa gangguan, mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu.
8. Kebersihan Diri :
Selama kehamilan Ny. PI yang pertama ini, beliau mandi 2 kali dalam
sehari, dengan frekuensi menggosok gigi sebanyak 2 kali sehari dan mencuci
rambutnya 3 kali dalam seminggu. Ny. PI juga memerhatikan kebersihan dari alat
kelaminnya dengan membersihkannya rutin setelah buang air, dan memiliki pola
cuci tangan 7 kali dalam sehari. Selain itu, Ny. PI juga rajin mengganti pakaian
dalamnya, yaitu 2 kali dalam sehari serta Ny. PI tidak menggunakan kosmetik
selama kehamilannya ini.

8. Kebutuhan Psikologi :
Selama kehamilannya ini, Ny. PI memiliki perasaan cemas bercampur
senang untuk menyambut kelahiran anak keduanya. Perasaan cemas yang
dirasakan Ny. PI adalah cemas yang masih terbilang wajar karena Ny. PI cemas
jika terjadi sesuatu kepada anak yang dikandungnya ini, selain itu Ny. PI juga
cemas apakah dirinya bisa melahirkan normal atau tidak. Namun rasa cemas yang
dialami Ny. PI tidak sampai menggangu pola istirahat dan aktivitas sehari-
harinya. Lalu, Ny. PI belum menyiapkan segala sesuatu saat persalinan, suami
yang menjadi pendamping saat persalinan berlangsung, yang akan menjadi donor
jika terjadi pendarahan adalah ibu kandung Ny. PI, pendanaan untuk melunasi
biaya persalinan adalah menggunakan tabungan, dan persiapan ibu serta bayinya
seperti mempersiapkan segala kebutuhan Ny. PI dan bayinya saat kelahiran. Ny.
PI tidak memiliki pengalaman yang membuat trauma pada hidupnya seperti
mengalami kekerasan fisik, masalah dalam keluarga dan masalah dalam tempat
kerja, serta Ny. PI tidak pernah berkonsultasi dengan psikolog untuk
menyelesaikan masalahnya karena tidak pernah mengalami masalah yang sulit
dalam hidupnya.
9. Kebutuhan Sosial
Ny. PI memiliki hubungan baik dalam keluarga, lingkungan tenpat tinggal,
dan di lingkungan tenpat kerjanya. Dukungan selama kehamilan inipun diterima
baik. Ny. PI dengan Tn.WS tidak memiliki masalah dalam keluarganya, Ny.PI
juga tidak pernah mengalami kekerasan fisik selama kehamilan dan tiudak pernah
mencoba mencederai atau melukai diri sendiri maupun orang lain. Dalam
pengambilan keputusan selalu dilakukan bersama antara Ny. PI dengan Tn. WS.
10. Kebutuhan Spiritual :
Dalam menjalankan ibadahnya, Ny. PI tidak mengalami keluhan maupun
kesulitan.
11. Perilaku dan gaya hidup :
Ny. PI menerapkan pola hidup sehat, tanpa rokok, NAPZA maupun hal-
hal yang membahayakan perkembangan janin dan ibu. Perilaku dan gaya hidup
Tn.WS Juga telah menerapkan pola hidup sehat, tanpa rokok, NAPZA ataupun
hal-hal lain yang membahayakan istri dan anaknya.
12. Riwayat Penyakit :
Ny. PI tidak memiliki riwayat penyakit diabetes, hipertensi, asma, jantung
maupun PMS.
13. Keluhan-keluhan yang lazim pernah dirasakan :
Ny. PI mengalami mual muntah.
14. Pengetahuan ibu :
Pengetahuan yang dimiliki Ny. PI mengenai perubahan fisik yang terjadi
selama hamil, nutrisi apa saja yang dibutuhkan untuk perkembangan ibu dan janin
selama hamil, porsi istirahat yang diperlukan, pemantauan kesejahteraan bayi,
perawatan kesehatan selama hamil sudah diketahui dan dipahami dengan baik.
15. Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan :
a. Trimester I : Pengetahuan Ny. PI mengenai tanda bahaya kehamilan pada usia
trimester I, seorang ibu hamil akan mengalami mual muntah, pusing serta akan
menjadi mudah lelah dalam beraktivitas sudah baik.
b. Trimester II : Pengetahuan Ny. F mengenai tanda bahaya kehamilan pada usia
trimester II, seorang ibu hamil akan mengalami masalah sakit kepala yang hebat,
gerakan janin tidak terasa, bengkak diwajah kaki dan tangan, serta pendarahan.
c. Trimester III : Ibu belum mengetahui tanda- tanda persalinan, ketuban pecah
dini, dan gerakan janin yang berkurang

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : baik
Kesadaran : compos mentis
BB: 91,4 kg TB:175 cm TD: 126/69 mmHg RR:22 x/menit
Suhu aksila: 36,70 C Lila : 32 cm
Postur : Normal
Berat badan saat pemeriksaan sebelumnya : 90 kg
Penilaian nyeri : tidak ada

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : simetris
b. Rambut : bersih
c. Wajah : normal tidak ada edema
d. Mata : Konjungtiva merah muda, Sklera Putih
e. Hidung : normal tidak ada kelainan dan pengeluaran
f. Gigi dan mulut : normal tidak ada kelainan
g. Telinga : normal tidak ada kelainan dan pengeluaran
h. Leher : Kelenjar limfe normal, tidak teraba pembengkakan kelenjar
tiroid dan bendungan vena jugularis
i. Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol, tidak teraba massa dan
pengeluaran.
j. Dada : Bentuk simetris dan tidak terdapat retraksi
k. Perut Inspeksi Luka bekas operasi tidak ada
Kelainan : tidak ada Striae : tidak ada
Palpasi : Tinggi fundus uteri : 3 jari di bawah px, mcd (cm) : 30 cm
Taksiran Berat Janin : 2945 gram
Palpasi leopold :
Leopold I : 3 jari dibawah prosesus xipoideus, teraba satu bagian besar dan lunak
Leopold II : punggung kanan (teraba bagian bagian kecil di kiri ibu dan bagian
besar panjang di kanan ibu)
Leopold III : Persentasi kepala (bulat, keras dan melenting), belum masuk PAP
Leopold IV : Kepala masuk PAP, posisi tangan sejajar.
Kontraksi uterus : tidak ada
Kelainan : tidak ada
Auskultasi :
Bising usus : tidak ada
DJJ : 155x/menit
Ekstremitas bawah , Tungkai : simetris tidak terdapat edema , Reflek patela :
positif (+), tidak ada varises

3. Pemeriksaan Khusus
a. Genetalia Eksterna : tidak dilakukan
b. Genetalia interna : tidak dilakukan
c. Inspeksi Anus : tidak dilakukan
Menurut pengakuan Ny. PI dirinya tidak pernah mengalami keputihan yang tidak
normal serta pendarahan diluar siklus menstruasinya.
4. Hasil Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Hb : 11 gr/dl
Protein Uri : Negatif
Reduksi : Normal
PPIA : Non reaktif
Golongan darah : B (+)
Sphillis : Negatif
HbsAg : Non reaktif
5. Kardiotografi : Tidak dilakukan
6. USG : Tidak dilakukan

C. Analisa

Ny. PI usia 34 tahun G1P0000 uk 36 minggu preskep U puka T/H intrauterine.

Masalah :

1. Ibu belum mengetahui cara mengatasi keluhan nyeri pinggang


2. Ibu belum mengetahui tanda bahaya TW III, tanda-tanda persalinan

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu mengenai semua hasil pemeriksaan bahwa semua dalam
batas normal, ibu paham
2. Memberikan KIE tentang body mekanik dan postur tubuh yang benar untuk
menangani nyeri pinggang, ibu paham
3. Memberikan KIE pada ibu untuk mengatasi nyeri pinggang dengan mengikuti
senam hamil, ibu bersedia mengikuti saran
4. Memberikan KIE mengenai tanda bahaya TW III dan tanda-tanda persalinan
seperti ketuban pecah dini (KPD), gerakan janin berkurang serta menjelaskan
tanda tanda persalinan yaitu kontraksi, ibu paham dan mampu menyebutkan
kembali
5. Memberikan KIE tentang P4K, Ibu mengatakan akan berdiskusi dengan suami
untuk persiapan persalinan
6. Memberi KIE untuk melanjutkan mengonsumsi suplemen yang masih tersisa,
ibu paham
7. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi yaitu tanggal 18
september 2019 atau apabila ibu memiliki keluhan, ibu paham dan bersedia
8. Melakukan pendokumentasian pada register dan buku KIA,
pendokumentasian telah dilakukan
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan kehamilan fisiologis secara holistik


pada ny PI usia 34 tahun G1P0000 UK 36 minggu preskep U puka tunggal hidup
intrauterine di Puskesmas 1 Denpasar Barat pada tanggal 11 September 2019
dikaji data yang telah dikumpulkan sesuai dengan pendokumentasian dengan
menggunakan metode subjektif (S), objektif (O), analisa (A), dan penatalaksanaan
(P). Data yang dikaji sesuai dengan teori dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Subjektif (S)
1. Umur
Umur Ny. “PI” 34 tahun, menurut penulis umur 34 tahun masih
diperbolehkan untuk hamil, karena masih termasuk usia reproduksi. Hal ini sesuai
pendapat menurut Mufdlilah (2009) range usia reproduksi sehat dan aman antara
20-35 tahun. Berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan antara fakta dan
teori.
2. Kontrol ANC
Berdasarkan fakta kunjungan ANC yang dilakukan Ny. “PI” yaitu 4 kali
Pada TM I, 3 kali TM II , 3 kali di TM III , dan ANC Terpadu 1x. Menurut
penulis kontrol ANC Ny “PI” sudah memenuhi standart yang telah ditentukan.
Hal ini sesuai dengan teori terbaru dari WHO ( World Health Organization) untuk
meningkatan kualitas dan kunjungan ANC. ANC harus dilakukan minimal 8x
selama kehamilan. Berdasarkan hal tersebut tidak terdapat kesenjangan antara
fakta dan teori.
3. Keluhan selama Trimester III
Nyeri punggung Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,
keluhan yang di alami Ny “PI” adalah nyeri punggung, nyeri punggung yang
dikeluhkan Ny”PI” masih dalam skala ringan. Menurut penulis keluhan tersebut
merupakan keluhan yang dalam batas normal yang di alami pada ibu hamil. Ny
“PI“ mengeluhkan nyeri punggung pada saat kehamilan ini, nyeri punggung
masih dalam skala ringan dan masih dapat diatasi.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa nyeri punggung selama kehamilan
merupakan gangguan minor dalam kehamilan. (Sulistyawati, 2009) Dan Nyeri
ringan Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, dapat mendeskripsikannya dan dapat mengikuti perintah dengan baik.
Nyeri punggung pada saat kehamilan trimester III bisa terjadi karena perubahan
struktur anatomis, hormonal dan stress. Perubahan anatomis terjadi karena peran
tulang belakang semakin berat untuk menyeimbangkan tubuh dengan
membesarnya uterus dan janin. Peningkatan hormon relaksin yang menyebabkan
ligament tulang belakang tidak stabil sehingga mudah menjepit pembuluh darah
dan serabut syaraf. (Hakiki, 2015) Dari hal tersebut tidak ada kesenjangan antara
fakta dan teori karena pada TM III keluhan nyeri punggung merupakan hal yang
fisiologis yang dikeluhkan oleh sebagian besar ibu hamil.

B. Data Objektif (O)


1. Pemeriksaan umum
a. Tekanan Darah
Pada kasus ini tekanan darah ibu normal yaitu 126/69 mmHg. Menurut
penulis batas normal tekanan darah untuk ibu hamil adalah 110/70-130/90
mmHg, kondisi ibu baik karena di tunjang dengan pola makan yang sehat,
psikologi dan emosional yang stabil dan dukungan dari keluarga yang dapat
mendukung selain itu juga ibu rutin melakukan ANC sehingga preeklamsia dan
anemia pada klien tidak terjadi. Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari
130/90 mmHg. Berdasarkan hal ini tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
b. Berat Badan
Berat badan Ny “PI” sebelum hamil 82 kg, pada kehamilan TM III 91 kg
terjadi peningkatan 9 kg dengan hasil indeks massa tubuh berat badan lebih yaitu
29. Kenaikan berat badan Ny. “PI” normal. Menurut penulis kenaikan berat badan
dikatakan normal yaitu hasil dari perhitungan indeks massa tubuh dan
pemantauan berat badan sebelum hamil sampai akhir kehamilan, dan untuk
mengindikasikan ada atau tidaknya malnutrisi yang dapat mengganggu
pertumbuhan janin, ibu hamil disarankan mengatur berat badan agar selalu berada
pada kondisi ideal dan tetap menjaga pola makan dengan gizi cukup dan
seimbang. Hal ini sesuai dengan pendapat (Cunningham, 2014), bahwa kenaikan
berat badan lebih pada ibu hamil sesuai dengan hasil indeks massa tubuh yaitu
antara 7-11,5 kg. Berdasarkan hal tersebut tidak terdapat kesenjangan antara fakta
dan teori.
c. LILA (Lingkar Lengan Atas)
Pada pemeriksaan kehamilan ukuran LILA Ny.”PI” 32 cm tersebut dalam
batas normal. Menurut penulis pengukuran LILA sangatlah penting dilakukan
karena menjadi indikator akan status gizi ibu baik atau buruk.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Manuaba, 2009) ukuran LILA lebih
menggambarkan keadaan atau status gizi ibu hamil sendiri. Berdasarkan hal
tersebut tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan teori.
2. Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan fisik pada Ny “PI” saat hamil trimester III yaitu
dalam batas normal. Menurut penulis, banyak perubahan yang dialami oleh
ibu hamil, perubahan tersebut merupakan perubahan fisiologis yang dialami
oleh setiap ibu hamil, karena setiap ibu hamil memiliki perubahan yang
berbeda-beda. Pemeriksaan fisik untuk ibu hamil harus dilakukan untuk
mengetahui kesehatan dari ibu dan janin yang dikandungnya.
Sesuai dengan pendapat romauli (2011) perubahan fisiologis yang
terjadi pada ibu hamil trimester III didapatkan tidak ada odema pada muka,
sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tidak ada bendungan vena jugularis, punting susu menonjol. Berdasarkan
hal tersebut tidak di temukan kesenjangan antara fakta dan teori.
a. TFU (Tinggi Fundus Uteri)
Pada Ny ’’PI’’ TFU selama hamil sesuai dengan masa kehamilan
yaitu pada UK 36minggu (30 cm) Menurut penulis TFU Ny “ PI” normal
karena membesar sesuai usia kehamilan. Berdasarkan hal diatas, tidak ada
kesenjangan antara fakta dan teori.
b. Pemeriksaan DJJ
Pada pengkajian yang dilakukan terhadap Ny “PI” didapatkan
bahwa presentasi janin kepala, denyut jantung janin 155x/menit. Menurut
penulis hal ini fisiologis, DJJ bayi normal sehingga dipastikan
perkembangan janin baik dan tidak ada distress janin. Menurut
Prawirohardjo (2014) bahwa Pemeriksaan DJJ normalnya antara 120 – 160
kali/menit. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan
teori.
3. Pemeriksaan khusus (penunjang)
a. Pemeriksaan darah (Hb)
Hasil pemeriksaan Hemoglobin Ny“PI” pada UK 36 minggu dalam
batas normal yaitu 11 gr%. Menurut penulis hasil pemeriksaan hemoglobin
tersebut dikategorikan normal pada ibu hamil, pemeriksaan ini bertujuan
untuk mengetahui kadar Hb dalam darah dan menentukan derajat anemia,
tetapi pemeriksaan Hb yang dilakukan oleh Ny “ PI” tidak memenuhi
standart minimal selama kehamilan.
Hal ini sesuai pendapat Sarwono (2014), pada kehamilan lanjut
kadar hemoglobin dibawah 11gr/dl itu merupakan suatu hal yang abnormal.
Pemeriksaan Hb dilakukan minimal 2x selama kehamilan yaitu TM I dan
TM III. Berdasarkan hal tersebut, terdapat kesenjangan antara fakta dan
teori. Kesenjangan yang muncul pada hal tersebut dapat disebabkan karena
adanya pemeriksaan Hb pada saat ANC Terpadu yang hanya sekali selama
masa kehamilan. Akan tetapi berdasarkan teori pemeriksaan Hb sangat
diperlukan pada TM akhir karena untuk menghindari anemia pada
kehamilan. Berdasarkan hal tersebut, terdapat kesenjangan antara fakta dan
teori.
b. Pemeriksaan urine albumin
Hasil pemeriksaan urine albumin Ny. “PI” selama kehamilan adalah
dalam batas normal yaitu hasilnya negatif.
Menurut penulis pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui adanya dan
tingginya kadar protein dalam urin yang menjadi salah satu tanda dari
diagnosa pre-eklampsi, tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya albumin
dalam air keruh dan berapa tinggi kadar albumin dalam air keruh. Menurut
Romauli (2011) bahwa pemeriksaan urine albumin normal bila hasilnya
negatif (urine tidak keruh). Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan
antara fakta dan teori.
c. Pemeriksaan urine reduksi
Hasil pemeriksaan urine reduksi Ny. “PI” selama kehamilan adalah
dalam batas normal hasilnya yaitu negatif. Menurut penulis pemeriksaan ini
digunakan untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine sehingga deteksi
dini ibu yang menderita diabetes bisa segera diatasi. Menurut Romauli
(2011) bahwa pemeriksaan urine dikatakan normal jika hasilnya negatif.
Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

C. Analisa (A)
Analisa data pada Ny.”PI” usia 34 tahun G1P0000 UK 36 minggu preskep
U puka kehamilan normal dengan masalah nyeri punggung. Menurut penulis
kehamilan dikatakan normal apabila tidak terjadi komplikasi selama kehamilan
dan kondisi ibu dan janin baik selama kehamilan. Analisa data merupakan acuan
dalam melakukan tindakan atau terapi sesuai
keadaan pasien. Dan nyeri punggung merupakan masalah fisiologis dalam
kehamilan apabila masih dalam skala ringan dan masih dapat diatasi. Menurut
Sulistyawati (2011) kehamilan normal adalah kehamilan yang berlangsung
normal dari awal hingga proses persalinan tanpa ada komplikasi dan penyulit
kehamilan. Menurut pendapat (Hakiki, 2015) Nyeri punggung pada saat
kehamilan trimester III bisa terjadi karena perubahan struktur anatomis, hormonal
dan stress.
Perubahan anatomis terjadi karena peran tulang belakang semakin berat
untuk menyeimbangkan tubuh dengan membesarnya uterus dan janin.
Peningkatan hormon relaksin yang menyebabkan ligament tulang belakang tidak
stabil sehingga mudah menjepit pembuluh darah dan serabut syaraf. Analisa
menurut Mufdillah (2009) merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
interpretasi (kesimpulan) karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami
perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam subyektif maupun data
obyektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga
dapat diambil keputusan atau tindakan yang tepat. Berdasarkan hal tersebut tidak
ada kesenjangan antara fakta dan teori.
D. Penatalaksanaan (P)
Asuhan pada masa hamil, penulis melakukan penatalaksanaan Ny “PI”
sebagaimana asuhan yang diberikan untuk kehamilan dengan Nyeri Punggung,
karena ditemukan suatu masalah yaitu Nyeri Punggung. Asuhan yang diberikan
meliputi Pada kehamilan normal yaitu ibu perlu melakukan pelayanan asuhan
antenatal (ANC) rutin pada trimester 3 setiap 1 minggu sekali atau jika ada
keluhan, selain itu juga di lakukan ANC terpadu sebagai skrining atau
pemantauan untuk ibu hamil, mengkonsumsi tablet tambah darah dan kalk 1x1
tab, makan dengan menu seimbang. Kasus pada ibu hamil dengan gangguan
rasa nyaman nyeri punggung dapat diantisipasi dengan memberikan konseling
posisi tubuh yang baik, cara tidur dengan posisi kaki ditinggikan, duduk dengan
posisi punggung tegak, hindari duduk atau berdiri terlalu lama, menggunakan
kasur yang keras dan memakai bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung.
Cara lain untuk mengatasi rasa nyeri punggung, tidur menyamping , relaksasi,
senam hamil, massage, rendam air hangat dapat meredakan otot-otot dan agar ibu
hamil trimester III mengurangi aktifitas dan menjaga postur tubuhnya, tulang
punggungnya harus selalu tegak dan tidak membungkuk. Menurut penulis asuhan
yang diberikan pada Ny”PI” sudah sesuai dengan kasus nyeri punggung, Menurut
Harsono (2013) asuhan yang diberikan untuk mengatasi rasa nyeri punggung,
gunakan bantal tambahan sebagai penopang pada bagian pinggang dan punggung
pada saat tidur, tidur menyamping untuk menghindari nyeri punggung, rel
aksasi, senam hamil, massage, rendam air hangat dapat meredakan otot-otot
dan agar ibu hamil trimester III mengurangi aktifitas dan menjaga postur
membungkuk. Berdasarkan data diatas tidak ditemukan adanya suatu kesenjangan
antara fakta dengan teori.
BAB V
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai