Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu benda akan bergerak apabila mengalami gaya. Jika suatu benda
mengalami beberapa gaya dan saling meniadakan, maka benda tersebut tidak akan
bergerak atau diam. Dalam istilah mekanika, benda tersebut mengalami system
kesetimbangan gaya.
Setimbang bukan hanya berlaku pada benda yang diam, namun berlaku juga
pada benda yang bergerak yang kecepatannya tidak berubah. Misalnya pembaca
senang menonton adegan dalam ninjawarior, tentu anda akan melihat seseorang
berjalan di atas batang yang kedua ujungnya digantung tali sehingga apabila
dilewati orang, batang tersebut akan bergoyang begitupula orang yang berjalan di
atasnya. Tapi kenapa orang tersebut tidak jatuh?. Itu artinya, orang tersebut sudah
mengalami kesetimbangan gaya.
Selain kesetimbangan gaya, istilah lainnya adalah peubah gerak pada benda.
Peubah gerak dibedakan menjadi 2, yaitu: peubah gerak pada gerak translasi
(disebut gaya), dan peubah gerak pada gerak rotas (disebut torsi, torka, atau momen
gaya). Keberadaan gaya dilandasi oleh Hukum (I,II,III) Newton dan hukum
gravitasi umum newton. Dalam kesetimbangan, hukum yang digunakan adalah
hukum Newton I dan III.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah yaitu
“Bagaimana masalah dalam mekanika”?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui masalah dalam mekanika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Newton
Pada hakikatnya bagian mekanika yang mempelajari jenis-jenis gerakan
tanpa memperhatikan penyebebnya disebut kinematika, sedangkan yang
menyangkut penyebabnya dimana dikemukakan konsep tentang gaya dan massa,
disebut dinamika.
Mekanika Newton adalah teori tentang gerak dimana didasarkan pada
konsep massa dan gaya serta hukum-hukum yang menghubungkan konsep-konsep
fisis dengan besaran kinematika perpindahan, kecepatan, dan pecepatan.1 Gaya yang
diderita benda adalah peubah gerak dalam benda itu. Ini berarti bila benda
menderita gaya maka benda mengalami percepatan atau perlambatan. Benda yang
semula diam setelah dikenai gaya menjadi bergerak, atau sebaliknya, benda
bergerak menjadi diam karena dikenai gaya. Artinya gaya merupakan besaran yang
memilki peranan sebagai peubah gerak translasi. Selain itu juga berperan sebagai
pelaku usaha pada gerak translasi. Adapun peubah gerak rotasi adalah torka, yang
juga berperan sebagai pelaku usaha pada gerak rotasi. Hukum fisika tentang gaya
dinyatakan oleh hukum I, II, III Newton dan Hukum Gravitasi Umum Newton.2
Kecepatan adalah laju perubahan tempat yang diperoleh dari pengukuran
jarak yang ditempuh ∆𝑟⃗ dan selang waktu ∆𝑡 yang diperlukan untuk menempuh
jarak tersebut. Yang didefinisikan

∆𝑟⃗
𝑣⃗ = Saat awal benda berada diposisi 𝑟⃗𝑎 pada waktu 𝑡𝑎 dan saat akhir diposisi
∆𝑡

𝑟⃗𝑏 pada waktu 𝑡𝑏 . Berdasarkan definisi di atas maka kecepatan rerata itu:

𝑟⃗𝑏−𝑟⃗𝑎
𝑣⃗ = 𝑡𝑏 −𝑡𝑎

1
Tipler. Fisika untuk Sains dan Tekhnik. (Jakarta:Erlangga, 1998), h. 87.
2
Tri Kuntoro Priyambodo dan Bambang Murdaka, Fisika Dasar Untuk Mahasiswa Ilmu Komputer,
(Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2009),h. 69.
∆𝑟⃗ 𝑑𝑟⃗
𝑣⃗ = lim 𝑣⃗ = lim = Kecepatan Sesaat
∆𝑡→0 ∆𝑡→0 ∆𝑡 𝑑𝑡

⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑑𝑟
𝑣⃗ = = 𝑟⃗ .3
𝑑𝑡

Percepatan adalah laju yang kecepatannya berubah dikatakan mengalami


percepatan. Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dibagi
waktu yang diperlukan untuk perubahan ini:

Dalam Simbol-simbol, percepatan rata-rata 𝑎̅ selama selang waktu ∆𝑡 = 𝑡2 − 𝑡1


pada waktu kecepatan berubah sebesar ∆𝑣 = 𝑣2 − 𝑣1 , didefinisikan sebagai:

𝑣2 −𝑣1 ∆𝑣
𝑎̅ = =
𝑡2 −𝑡1 ∆𝑡

Percepatan sesaat, 𝑎, dapat didefinisikan dengan analogi terhadap kecepatan


sesaat, untuk suatu saat tertentu:

∆𝑣
𝑎 = lim .
∆𝑡→0 ∆𝑡

∆𝑣 menyatakan perubahan yang sangat kecil pada kecepatan selama selang waktu
∆𝑡 yang sangat pendek.

Percepatan Konstan 𝑣 = 𝑣0 + 𝑎𝑡. 4

B. Jenis Hukum Newton


Ada tiga hukum yang disajikan oleh Newton antara lain:
1. Hukum Newton I
Hukum Newton I yang menyatakan, bahwa “suatu benda akan diam
dan selamanya tetap diam. Akan tetapi, jika benda tersebut bergerak, maka
selamanya akan bergerak dengan kecepatan tetap.5

3
Bambang Murdaka Eka dan Tri Kuntoro Priyanmbodo, Fisika Dasar untuk Mahasiswa Eksakta dan Teknik,
(Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2008). h.47.
4
Douglas C. Giancoli, FISIKA, (Jakarta: Erlangga, 1998), h.28.
Benda disebut dalam keadaan Stasioner bila benda itu dalam atau
melakukan gerak lurus beraturan (GLB). Kata tetap berarti bila tanpa gaya luar
yang bekerja padanya maka benda tetap diam atau GLB. Artinya setiap benda
cenderung mempertahankan keadaan atau malas berubah atau bersifat lembam
(inersia). Jadi, Hukum I Newton bermakna pula bahwa setiap benda selalu
memiliki sifat lembam karena sifatnya yang cenderung mempertahankan
keadaanya. Hukum I Newton biasa juga disebut hukum kelembaman. Sebelum
Galileo, pada umumnya dipikirkan bahwa gaya, seperti dorongan atau tarikan,
diperlukan untk mempertahankan benda agar terus bergerak dengan kecepatan
konstan.6
Contoh dari keberlakun hukum ini adalah benda-benda angkasa yang
melayang karena tidak berinteraksi dengan benda apapun disekitarnya sehingga
keadaaan gerak dari benda itu selalu stasioner. Buku yang selalu diam di atas
meja apabila tidak ada seorang yang memindahkannya juga merupakan contoh
berlakunya Hukum I Newton. Contoh lain seorang penumpang bus terlempar ke
depan karena bus direm mendadak, ada yang menyebut bahwa penumpang itu
terlempar ke depan karena dorongan gaya hantu. Namun sebenarnya hal itu
termasuk contoh berlakunya Hukum I Newton, sebab ketika tanpa gaya luar,
penumpang itu cenderung mempertahankan keadaannya, yaitu melakukan GLB,
terbukti dia terlempar ke depan. Jika benda menderita N buah gaya masing-
masing 𝐹⃗ 𝑖 (𝑖 = 1, 2, 3, … 𝑁), maka Hukum I Newton secara matematis dapat
dinyatakan :
∑𝑁 ⃗
𝑖=1𝐹𝑖 = 0.
7
atau ∑ F = 0
Galileo mempelajari gerakan dengan melakukan eksperimen dimana ia
menggelindingkan bola naik dan turun bidang-bidang miring. Ia menemukan,

5
Tamara Dirasutisna, Dasar-dasar Fisika Mekanika dan Fisika Fluida dalam SSI, (Jakarta:Penerbit
Universitas Trisakti, 2010), h. 20.
6
Tipler. Fisika untuk Sains dan Tekhnik. h.88
7
Tri Kuntoro Priyambodo dan Bambang Murdaka, Fisika Dasar Untuk Mahasiswa Ilmu Komputer. h. 70.
misalnya bahwa jika m sebuah bola digelindingkan menuruni bidang miring,
kelajuannya bertambah dengan jumlah yang sama dalam selang waktu yang
sama. Bola menggelinding menuruni sebuah bidang miring dan naik bidang lain.
Bola menggelinding naik bidang miring kedua sampai hampir ketinggian yang
sama ketika ia mulai, tanpa peduli kemiringan masing-masing bidang miring.
Karena kemiringan bidang miring kedua dikurangi, bola menggelinding semakin
jauh. Galileo menerangkan bahwa jika ia dapat mengeliminasi pengaruh gesekan
sebuh bola yang menggelinding pada bidang horizontal akan menggelinding
selamanya tanpa perubahan kelajuan. Newton menyatakan hasil ini sebagai
hukumnya yang pertama.
Dapat diperhatikan bahwa hukum pertama newton tidak membuat
perbedaan antara benda diam dan benda yang bergerak dengan kecepatan
konstan. Pertanyaan tentang apakah sebuah benda sedang diam atau bergerak
dengan kecepatan konstan tergantung pada kerangka acuan dimana benda itu
diamati. Tinjaulah sebuah buku yang diam di atas meja udara dalam sebuah
gerbong barang kereta api.8
2. Hukum Newton II
Hukum II Newton yang menyatakan bahwa “Jika resultan gaya pada
suatu benda tidak nol, maka benda akan mengalami perubahan kecepatan”

Makna dari hukum kedua Newton ini adalah jika ada gaya yang tidak
berimbang terjadi pada sebuah benda (ada gaya netto), maka benda yang semula
diam akan bergerak dengan kecepatan tertentu, atau jika benda semula bergerak
dapat menjadi diam (kecepatannya nol), bertambah kecepatannya atau melambat
karena dipengaruhi gaya luar tadi. Dalam bahasa matematika, hal ini
diungkapkan dalam rumus Newton yang amat terkenal:

 F  m.a (1)

8
Tipler. Fisika untuk Sains dan Tekhnik. h.89-90
atau dalam bentuk diferensial:

dv
F m
dt

d 2r
=m 2 (2)
dt

Perhatikan persamaan (2) bahwa jika  F nol, maka a harus bernilai


nol, karena m tidak mungkin nol. Artinya jika “tidak ada gaya” maka tidak ada
perubahan kecepatan, dengan kata lain kecepatannya tetap. Dengan pengertian
ini, hukum Newton pertama menjadi lebih jelas. Secara implisit kita bisa
menyatakan bahwa dalam hal ini hukum Newton I merupakan kasus khusus dari
hukum Newton II (di mana a = 0). Dari persamaan (3) juga dapat disimpulkan
untuk melakukan perubahan kecepatan diperlukan gaya luar (atau resultan gaya
tidak nol).

Jika kita perhatikan baik-baik, hukum kedua Newton merupakan hukum


dinamika yang sangat penting karena menghubungkan besaran dinamika gaya F
dengan besaran kinematika percepatan a melalui sebuah besaran dinamik lain m

Hukum Newton II juga berlaku jika a merupakan percepatan gravitasi


bumi (g), dari persamaan (3) dapat diperoleh:

W = m.g (3)

Gaya berat (W) merupakan bentuk dari gaya juga, hal ini berarti ketika
percepatan gravitasi nol, maka benda bermassa tidak memiliki gaya berat (W=0),
contohnya astronot dalam ruang hampa udara melayang-layang tanpa bobot.
Penting sekali membedakan antara istilah berat dengan massa yang seringkali
dianggap sama oleh masyarakat umum, massa adalah sifat benda yang tidak akan
berubah dimanapun ia berada (kecuali dalam kasus relativistik), namun berat
mungkin berubah bergantung pada percepatan gravitasinya.9

Jika gaya yang diderita benda massa m adalah 𝐹⃗ , dan benda itu
⃗⃗ pada momentum linear 𝑃⃗⃗ (= 𝑚𝑉
berkecepatan 𝑉 ⃗⃗ ) pada saat t, maka Hukum II
𝑑𝑝⃗
Newton itu dalam bentuk persamaan matematika dinyatakan 𝐹⃗ ∝ 𝑑𝑡 , atau 𝐹⃗ =
𝑑𝑝⃗
𝑘 𝑑𝑡 dimana k adalah ketetapan kesebandingan.

Hukum II Newton dapat dinyatakan dalam 3 keadaan khusus berikut ini:


1. Pada system SI (MKS dan cgs), ternyata satuan disebelah kiri (𝐹⃗ ) sama juga
𝑑𝑝⃗
dengan disebelah kanan ( 𝑑𝑡 ) yang berarti k=1 selanjutnya, pada sisitem SI,

Hukum II Newton bentukny menjadi:


𝑑𝑝⃗
𝐹⃗ = 𝑑𝑡 (1.a)

Persamaan (1.a) dapat pula diuraikan menjadi:

𝑑𝑝⃗ ⃗⃗
𝑑𝑣
𝐹⃗ = 𝑑𝑡 𝑣⃗ + 𝑚 𝑑𝑡 (1.b)

⃗⃗
𝑑𝑣
2. Untuk system SI dan benda bergerak pada kecepatan tetap ( 𝑑𝑡 = 0)

sehingga suku kedua di persamaan (1.b) adalah nol. Selanjutnya


𝑑𝑚
𝐹⃗ = 𝑑𝑡 𝑣⃗ (2.a)

Persamaan (2.a) bermakna sebagai penampilan matematis dari Hukum II


Newton pada system SI, kecepatan tetap. Contoh pemanfaatan persamaan ini
adalah gerak roket. Roket, walaupun bergerak pada kecepatan tetap namun
massa bahan bakarnya berkurang terhadap waktu , dan berlakulah Hukum II
Newton, system SI pada kecepatan tetap.

9
Mohamad Ishaq, Fisika Dasar,(Yogyakarta:Graha Ilmu, 2006), h. 70
𝑑𝑚
Pada Sistem SI, massa benda tetap ( 𝑑𝑡 = 0) sehingga suku pertama
⃗⃗
𝑑𝑣
perasamaan (1.a) adalah nol. Selanjutnya persamaan (2.b) menjadi 𝐹⃗ = 𝑚 𝑑𝑡 =

𝑚 𝑎⃗ (3.b)

Persamaan (2.a) merupakan penampilan Hukum II Newton pada system


SI dan massa benda tetap. Jadi persamaan (3.b) bukanlah Hukum II Newton
(secara umum), melainkan Hukum II Newton secara khusus. Kekhususan ini
adalah menggunakan system SI dan pada m yang tetap.10

3. Hukum Newton III


Hukum ini mengungkapkan keberadaan gaya reaksi yang sama besar
dengan gaya aksi, tetapi berlawanan arah. Jika benda pertama melakukan gaya
pada benda kedua (gaya aksi), maka benda kedua melakukan gaya yang sama
besar pada benda pertama tetapi arahnya berlawanan (gaya reaksi).11
Bila suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda kedua
akan melakukan aksi, sebesar gaya yang diterimanya dan arahnya berlawanan.
(Hukum aksi reaksi, F𝑎𝑘𝑠𝑖 = - F𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 .12 Keberlakuan Hukum III Newton mampu
diuraikan dari hukum kekekalan momentum linear. Dilihat system yang tidak
menderita gaya luar terdri atas 2 buah massa masing-masing 𝑚1 dan 𝑚2 . Karena
tidak ada gaya luar yang mempengaruhi system itu maka gaya yang dialami oleh
𝑚1 hanya diakibatkan oleh 𝑚2 , atau sebaliknya𝑚2 diakibatkan oleh 𝑚1 . jelas
menunjukkan ada timbal balik antara 𝑚1 dan 𝑚2 . mengingat system dalam
keadaan terisolasi bermomentumlinear system itu tetap (𝑃⃗⃗ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝), berarti
perubahan momentum linearnya ∆ 𝑃⃗⃗𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) adalah nol. Itu merupakan pernyataan
dari hukum kekekalan momentum linear. ∆ 𝑝⃗ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 disumbang oleh perubahan

10
Tri Kuntoro Priyambodo dan Bambang Murdaka, Fisika Dasar Untuk Mahasiswa Ilmu Komputer. h. 71-72.
11
Ratni Sirair. “Pengaruh Massa Terhadapat Kecepatan dan Percepatan Berdasarkan Hukum II Newton
Menggunakan Linier Air Track,”Jurnal Ilmu Fisika dan Teknologi, vol.2, No.2, 2018. h. 13.
Jurnal.uinsu.ac.id. (1 Juni 2019).
12
Khoe Yao Tung. Komputasi Simbolik Fisika Mekanika Berbasis Maple. h. 97
momentum linear pada 𝑚1 (= ∆ ⃗⃗⃗⃗
𝑃1 ) dan pada 𝑚2 (= ∆ ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃2 ). Selanjutnya dapat
ditulis ∆ 𝑃⃗⃗𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∆ 𝑃⃗⃗1 + ∆ 𝑃⃗⃗2 = 0. Berikutnya kaitan antara perubahan
momentum 𝑚1 𝑑𝑎𝑛 𝑚2 dapat ditulis
∆ 𝑝⃗1 = −∆𝑝⃗2 (4.a)

Jika persamaan di atas dibagi dengan selang waktunya (∆𝑡), bentuknya menjadi
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
∆𝑃1 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
∆𝑝2
=−
∆𝑡 ∆𝑡

⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑑𝑝1 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑑𝑝2
Ketika selang waktu itu mendekati nol, maka lim = dan lim = dimana
∆𝑡→0 𝑑𝑡 ∆𝑡→0 𝑑𝑡
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑑𝑝1
bentuk ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗) tidak lain adalah gaya yang diderita 𝑚1 karena berinteraksi
(=𝐹12
𝑑𝑡
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑑𝑝2
dengan 𝑚2 , sedangkan ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗) merupakan gaya yang diderita 𝑚2 karena
(=𝐹21
𝑑𝑡

berinteraksi dengan 𝑚1 . yang selanjutnya dipenuhi kaitan

⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐹12 = −𝐹 21 (4.b)

persamaan ini tidak lain adalah penampilan Hukum III Newton.13

C. Hukum Pendinginan Newton


Hukum pendinginan Newton menyatakan bahwa laju perubahan temperatur
T(t) untuk suatu benda adalah sebanding dengan selisih antara T(t) dan temperatur
(konstan) A dari media sekitarnya (contoh udara atau air), disebut temperatur
ambient. ini berarti bahwa
𝑑𝑇
= 𝑚(𝑇 − 𝐴)
𝑑𝑡

Dengan m adalah konstanta. Konstanta perbandingan m dalam model


haruslah negatif, jika benda lebih panas dari temperatur ambient (T-A>0), maka
𝑑𝑇(𝑡)
temperaturnya akan menurun ( < 0), yang berakibat m<0 , jika benda lebih
𝑑𝑡

13
Tri Kuntoro Priyambodo dan Bambang Murdaka, Fisika Dasar Untuk Mahasiswa Ilmu Komputer, h.73-74.
𝑑𝑇(𝑡)
dingin dari temperatur ambient (T-A<0), maka temperaturnya akan naik ( >
𝑑𝑡

0), yang berakibat m<0. Untuk menegaskan bahwa konstanta perbandingan adalah
negatif, dituliskan Hukum Pendinginan Newton sebagai
𝑑𝑇
= −𝑘(𝑇 − 𝐴) (5.a)
𝑑𝑡

dengan k adalah konstanta positif.


Persamaan diferensial 3.c adalah linear dan terpisah sehingga dapat
digunakan metode penyelesaian umumnya
𝑇(𝑡) = 𝐴 + 𝐶𝑒 −𝑘𝑡
Apabila temperatur awal benda adalah T(0) = T0 , maka
T0 = 𝐴 + 𝐶𝑒 0 = 𝐴 + 𝐶 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐶 = T0 − 𝐴.
Jadi, temperatur benda pada saat t dinyatakan oleh:
T(t) = 𝐴 + (T0 − 𝐴)𝑒 −𝑘𝑡 . (5.b)

Contoh soal:

Suatu tempat berisi susu mentega dengan dengan temperatur awal 25° C
didinginkan dengan pengaturan temperatur pada 0° C. Diandaikan bahwa
temperatur suhu mentega mengalami penurunan menjadi 15° C setelah 20 menit.
Kapan akan menjadi 5 ° C?

Penyelesaian:

Dicatat bahwa 𝐴 = 0, 𝑇(0) = 25, 𝑇(20) = 15. Berdasarkan persamaan 5.b


diperoleh

𝑇(𝑡) = 25𝑒 −𝑘𝑡

karena 𝑇(20) = 15 = 25𝑒 −20𝑘 , maka dipunyai

5
ln( )
3
𝑘= ≅ 0,02554
20
Jadi, rumus untuk temperatur susu mentega adalah

𝑇(𝑡) = 25𝑒 −0,02554𝑡 .

Diperoleh bahwa temperatur susu mentega akan mencapai 5° C dengan


menyelesaikan persamaan:

5 = 25𝑒 −0,02554𝑡

𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡:

𝑡 ≅ 63.01 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡.14

D. Azas Kekekalan Tenaga Mekanik dan Hukum Kekekalan Tenaga


Dapat ditinjau penyelesaian persamaan
𝐵 𝐵 𝑑 𝐵 ⃗⃗⃗⃗
𝑑𝑣
U = ∫𝐴 𝐹⃗ . ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑑𝑟 = ∫𝐴 𝑑𝑡 (𝑚𝑣⃗ ). ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑑𝑟 = ∫𝐴 𝑚 𝑑𝑡 . ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑑𝑟

𝐵 ⃗⃗⃗⃗
𝑑𝑟 𝐵
= 𝑚 ∫𝐴 ⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑚 ∫ 𝑣⃗ . 𝑑𝑣
. 𝑑𝑣 ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑑𝑡 𝐴
𝐵
= 𝑚 ∫𝐴 (𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑥 + 𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑦 + 𝑣𝑧 𝑑𝑣𝑧 )
1 1 𝐵
= 2 𝑚(𝑣𝑥2 + 𝑣𝑦2 + 𝑣𝑧2 ) | 𝐵𝐴= 2 𝑚𝑣 2 |
𝐴
1 1
= 2 𝑚𝑣𝐵2 − 2 𝑚𝑣𝐴2 = ∆𝐸

1
dengan E = 2 𝑚𝑣 2 ialah yang dikenal sebagai tenaga kinetic atau tenaga gerak.15

Contoh soal:
Buat grafik F terhadap m. Bila gaya 10 N, 18 N dan 30 N bekerja pada benda yang
bermasaa 15 kg, carilah nilai percepatan masing-masing.
penyeselsaian menggunakan MAPLE

14
Nugroho Didit Budi, Persamaan Diferensial Biasa dan Aplikasinya Penyelesaian Manual dan
Menggunakan Maple,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h60-61.
15
Peter Soedojo, Fisika Dasar. (Yogyakarta: Andi, 1999), h. 8.
>
>

>

>

>

>

>

Anda mungkin juga menyukai