Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Keperawatan merupakan disiplin profesional yang dikenal melalui bidang
keilmuan spesifik dan nilai tentang komitmen sosial dan sifat layanannya.
Keperawatan muncul dengan perspektif unik yang didasarkan pada
perkembangan filosofi, riwayat masa lampau dan cakupan praktik
keperawatan yang terus meluas. Selain itu, pandangan global yang dianut oleh
mayoritas kelompok ilmu keperawatan membentuk suatu susunan yang
mengatur hubungan di antara beberapa teori guna mengembangkan model
konseptual dan teori – teori keperawatan sebagai kerangka kerja pemberian
layanan keperawatan secara komprehensif.

Dalam disiplin ilmu keperawatan, pengetahuan ilmiah terdiri atas prinsip,


teori, dan model konseptual, serta temuan penelitian dari keperawatan dan
disiplin terkait (Parker, 2005).

Model konseptual keperawatan diharapkan dapat menjadi kerangka


berfikir perawat, sehingga perawat perlu memahami beberapa konsep ini
sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam
praktek keperawatan. Pengembangan teori di keperawatan adalah bagian yang
perlu dikerjakan untuk memajukan disiplin ilmu pengetahuan keperawatan.

Teori keperawatan menunjukkan fenomena yang menarik yang di


kemukakan, mengikuti banyak pertimbangan, sehingga logis, konsisten dan
disesuaikan dengan penemuan empiris dan didefinisikan secara operasional.

1.2Rumusan Masalah

1.3Tujuan

1.4Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Health Promotion Model (HPM) menurut Pender


2.1.1 Sejarah
Nola J. Pender berkomitmen pertama kali pada profesi Nola J. Pender
berkomitmen pertama kali pada profesi keperawatan ketika berusia 7 tahun.
Saat itu ia mengobservasi pemberian asuhan keperawatan pada bibinya yang
masuk rumah sakit. Keinginannya untuk memberikan perawatan kepada
orang lain dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan yang ia yakini
sebagai profesi yang menolong orang lain. Dr. Pender membuat terobosan
baru pada ilmu pengetahuan tentang promosi kesehatan melalui riset,
pengajaran, presentasi dan tulisan sederhana.

Pender dilahirkan pada tahun 1941 di Lansig, Michigan, satu-satunya anak


dari orang tuanya yang mendukung pendidikan untuk wanita. Keluarganya
mendukung cita-citanya menjadi RN yang kemudian ia memimpin sekolah
keperawatan di RS Sub Urban Barat di Oak Park, illnois. Dia mendapat gelar
diploma pada tahun 1962 dan bekerja pada unit bedah di RS Michigan. Pada
tahun 1964, Pender melengkapi BSN nya di Universitas State Michigan di
East Lancincing dan ia meminta Helen Denhele - asisten dekan – untuk
membantu meluruskan programnya dan mensupport dan memelihara
pilihan-pilihannya untuk pendidikan yang lebih lanjut. Dia mendapatkan
gelar MA pada bidang pertumbuhan dan perkembangan dari Universitas
Michigan pada tahun 1965. Gelar Ph.D di bidang psikologi dan pendidikan
pada tahun 1969 dari Universitas North Western di Evanston, Illinois.
Desertasi Dr Pender tentang perubahan perkembangan dalam encoding
proses memory jangka pendek pada anak. Pada awal mendapatkan gelar
Ph.D nya Dr Pender menyatakan tujuan asuhan keperawatan adalah
mengoptimalkan kesehatan individu. Pernikahannya dengan Albert Pender –
asisten professor pada bidang bisnis dan ekonomi telah menghasilkan
sebuah tulisan tentang perawatan kesehatan dalam ekonomi. Kelahiran
saudara perempuannya memberi pengaruh yang besar pada keinginannya
untuk mempelajari lebih lanjut tentang optimalisasi kesehatan manusia. Pada
tahun 1975, Dr Pender mempublikasikan model konsepsual kesehatan
preventif. Dasar studinya adalah bagaimana individu membuat keputusan
tentang perawatan kesehatan mereka sendiri dalam konteks keperawatan.
Artikel tersebut mengidentifikasi factor-faktor yang ditemukan dalam
pengambilan keputusan dan tindakan - tindakan yang diperlukan individu
dalam pencegahan penyakit. Pada tahun 1982, edisi pertama promosi
kesehatan dalam praktek keperawatan dipublikasikan dengan konsep
promosi optimal tentang kesehatan mendesak perlunya pencegahan penyakit.

Model promosi kesehatan pertama kali dimuat pada edisi ini dan
mengalami revisi pada tahun 1987 di edisi buku. Edisi III tahun 1996 memuat
revisi terakhir tentang model promosi kesehatan dan di presentasikan. Lima
tahun studi dibiayai oleh institute kesehatan nasional yang berhubungan
dengan Universitas Illinois Northern di Dekalb oleh kolega Pender, Susan
Walker, Eid.D, Karen, Sechrist, Ph.D,dan marylin Frank Stamburg, Ed.D.
Studi tersebut menguji validitas dari model promosi kesehatan. Sebagai
instrument, profil gaya hidup promosi kesehatan dikembangkan oleh team
research untuk mempelajari tingkah laku promosi kesehatan pada orang
dewasa yang bekerja, lansia, klien rehabilitasi jantung dan kanker yang dapat
ambulasi. Hasil dari studi ini dipublikasikan untuk mensupport model
promosi kesehatan, Dimana Pender mengatakan sebagai model evolusi.

Nola Pender memberikan kepemimpinan yang sangat penting dalam


pengembangan riset keperawatan di amerika serikat. Pekerjaannya
mensupport riset keperawatan nasional di institute kesehatan nasional adalah
instrumen untuk pembentukannya pada tahun 1981. Pender menjadi presiden
Akademi dari tahun 1991 – 1993. Sebagai direktur pusat untuk riset
keperawatan pada universitas Michigan pada fakultas keperawatan sejak
tahun 1990. Ia terlibat secara intensif untuk membangun riset-riset
keperawatan. Fokus riset adalah pada tingkah laku kesehatan pada anak- anak
dan remaja yang dimulai pada tahun 1991. Universitas Michign mewakili
harapan Dr Pender untuk kelanjutan studi dan pengaruh promosi kesehatan
individu terhadap pemahaman bagaimana perilaku mereka pertama kali
direkam pada usia muda. Dr Pender telah mempublikasikan berbagai artikel
pada latihan-latihan, perubahan tingkah laku dan latihan relaksasi sebagai
aspek-aspek dari promosi kesehatan. Dia dikenali sebagai ahli dan sering
diminta sebagai pembicara dan konsultan pada topik ini.

2.2 Konsep Mayor


1. Prior Related Behavior
Secara langsung dan tidak langsung berpengaruh pada Likelihood of
engaging in health-promoting behaviors.
2. Personal Factors
Kategorinya, biologis, psikologis, dan sosiokultur. Faktor ini
memprediksikan pemberian perilaku dan dibentuk secara alami dalam
target perilaku menjadi pertimbangan.
3. Personal Biological Factors
Yang termasuk ke dalam faktor ini adalah variabel seperti umur, jenis
kelamin, Masa indek tubuh, status pubertas, status menopouse, kekuatan,
keseimbangan.
4. Personal Psycological Factors
Yang termasuk kedalam faktor ini adalah harga diri, motivasi diri,
kemampuan diri, definisi kesehatan, pemahaman status kesehatan.
5. Personal Sociocultural Factors
Yang termasuk ke dalam faktor ini adalah ras, etnik, pendidikan, dan
status sosioekonomi.
6. Perceived Benefits of Action
Perceived Benefits of Action di antisipasikan sebagai hasil akhir positif
yang akan terjadi dari perilaku kesehatan.
7. Perceived Barriers to Action
Perceived Barriers to Action di antisipasikan,di imajinasikan atau blok
nyata dan ganti rugi individu sebagai usaha pemberi perilaku.
8. Perceived Self-Efficacy
Perceived Self-Efficacy adalah pendapat dari kemampuan individu untuk
mengorganisasikan dan menjalankan sebuah promosi perilaku kesehatan.
9. Activity-Related Affect
Activity-Related Affect di gambarkan sebagai perasaan subjektif positif
atau negatif yang terjadi sebelum, atau sejak mengikuti perilaku dasar
yang menstimulus diri dari perilaku dirinya sendiri.
10. Interpersonal Influences
Pengaruh ini adalah perilaku yang berfokus pada pengetahuan, keyakinan
atau tata krama dan lainnya. Pengaruh interpersonal termasuk norma,
sosial suport, dan modeling. Sumber utama dari pengaruh interpersonal ini
adalah keluarga, kelompok, dan pemberi pelayanan kesehatan.
11. Situational Influences
Situational Influences adalah persepsi dan pengetahuan individu tentang
banyak pemberi situasi atau bahasannya dapat memfasilitasi atau
mengganggu perilaku. Pengaruh situasi mungkin mempunyai pengaruh
secara langsung maupun tidak langsung dalam perilaku kesehatan.
12. Commitment to a plan of action
Komitmen ini menggambarkan konsep dari tujuan dan identifikasi dari
strategi perencanaan yang berperan penting dalam mengimplementasi
perilaku kesehatan.
13. Immediate Competing Demans and Preferences
Competing Demans adalah alternatif perilaku individu yang mempunyai
kontrol lemah, karena ada kemungkinan yang terjadi di lingkungan seperti
bekerja atau kepekaan atau kepekaan keluarga. Competing Preferences
adalah alternatif perilaku yang melibatkan individu relatif kontrol tinggi,
seperti memilih ice cream atau apel untuk makanan ringan.
14. Health-Promoting Behavior
Health-Promoting Behavior adalah sebuah poin akhir atau hasil akhir dari
aksi yang secara langsung terhadap pencapaian hasil akhir kesehatan yang
positif seperti pencapaian yang optimal, pemenuhan kebutuhan individu,
dan produktivitas hidup. Contoh: memilih makanan sehat, manajemen
stres, pertumbuhan spiritual, dan membangun hubungan yang positif.

2.3 Model konseptual Pender


2.3.1 Model Promosi Kesehatan (Health Promotion Model)
HPM mengintegrasikan beberapa gagasan. Pusat dari HPM adalah
sosial learning theory dari Albert Bandura (1977 dalam Alligood,
2000) yang menyatakan pentingnya proses pengetahuan dalam
merubah perilaku. Social learning theory, sekarang diubah menjadi
social cognitive theory yang mencakup self beliefs: self-attribution,
self evaluation, and self efficacy. Self efficacy merupakan gagasan
utama dalam HPM. HPM sama dalam pengertiannya dengan Health
belief model tetapi HPM tidak terbatas hanya dalam memaparkan
tentang perilaku pencegahan penyakit. HPM berbeda dari health belief
model yang mana HPM tidak memasukkan ketakutan dan ancaman
sebagai sumber motivasi dalam perilaku kesehatan. Tetapi, HPM
mengembangkan cakupan perilaku untuk meningkatkan kesehatan dan
kemampuan untuk mengaplikasikannya sepanjang hidup.

Model Promosi Kesehatan adalah suatu cara untuk


menggambarkan interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan
interpersonalnya dalam berbagai dimensi. HPM lahir dari penelitian
tentang 7 faktor persepsi kognitif dan 5 faktor modifikasi tingkah laku
yang mempengaruhi dan meramalkan tentang perilaku kesehatan.
Model ini menggabungkan dua teori yaitu dari teori Nilai
Pengharapan (Expectancy-Value) dan Teori Pembelajaran sosial
(Social Cognitive Theory) dalam perspektif keperawatan manusia
dilihat sebagai fungsi yang holistik. Adapun secara singkat elemen
dari teori ini adalah sebagai berikut :
1. Teori Pengharapan Nilai (Expectancy-Value)
Beberapa konsep dari tujuan pengarahan perilaku, termasuk teori
kognitif sosial didasarkan pada model nilai pengharapan motivasi
manusia yang diuraikan oleh Feather. Menurut teori nilai
pengharapan, perilaku sehat adalah rasional dan ekonomis. Secara
spesifik seseorang akan bertindak dan akan tetap
mempertahankan dengan cara :
a. Meningkatkan hasil yang ingin dicapai yang disebut sebagai
nilai personal yg positif,
b. Peningkatkan berdasarkan informasi yang tersedia untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Individu tidak akan
melakukan sesuatu tindakan yang tidak berguna dan tidak
bernilai bagi dirinya. Individu tidak akan melakukan kegiatan
walaupun kegiatan tersebut menarik bagi dirinya jika
dirasakan tidak mungkin kegiatan tersebut dicapainya.

2. Asumsi dari Model Promosi Kesehatan (HPM)


a. Manusia mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup di
mana mereka dapat mengekspresikan keunikannya.
b. Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan
kesadaran dirinya, termasuk penilaian terhadap
kemampuannya.
c. Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang
positif dan mencoba mencapai keseimbangan antara
perubahan dan stabilitas.
d. Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.
e. Individu merupakan makhluk bio-psiko-sosial yang
kompleks, berinteraksi dengan lingkungannya secara terus
menerus, menjelmakan lingkungan yang diubah secara terus
menerus.
f. Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan
interpersonal yang berpengaruh terhadap manusia sepanjang
hidupnya.
g. Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan
lingkungan adalah penting untuk perubahan perilaku.

3. Proposisi Model Promosi Kesehatan


a. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh
mempengaruhi kepercayaan dan perilaku untuk
meningkatkan kesehatan.
b. Manusia melakukan perubahan perilaku di mana mereka
mengharapkan keuntungan yang bernilai bagi dirinya.
c. Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat
kesanggupan melakukan tindakan, suatu mediator perilaku
sebagaimana perilaku nyata.
d. Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan
untuk melakukan tindakan dan perbuatan dari perilaku.
e. Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan sedikit
rintangan pada perilaku kesehatan spesifik.
f. Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang
baik dapat menambah hasil positif.
g. Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan
dengan perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen
untuk bertindak.
h. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika
model perilaku itu menarik, perilaku yang diharapkan terjadi
dan dapat mendukung perilaku yang sudah ada.
i. Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah
sumber interpersonal yang penting yag mempengaruhi,
menambah atau mengurangi keinginan untuk berperilaku
promosi kesehatan.
j. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat
menambah atau mengurangi keinginan untuk berpartisipasi
dalam perilaku promosi kesehatan.
k. Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik
lebih memungkinkan perilaku promosi kesehatan
dipertahankan untuk jangka waktu yang lama.
l. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang
menunjukkan perilaku yang diharapkan ketika seseorang
mempunyai kontrol yang sedikit dan kebutuhan yang
diinginkan tidak tersedia.
m. Komitmen pada rencana kegiatan kurang menunjukkan
perilaku yang diharapkan ketika tindakan-tindakan lain lebih
atraktif dan juga lebih suka pada perilaku yang diharapkan.
n. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi
interpersonal dan lingkungan fisik yang mendorong
melakukan tindakan kesehatan.

4. Revisi Model Promosi Kesehatan (HPM)


Terdapat beberapa variabel HPM, yaitu:
a. Sikap yang berhubungan dengan aktivitas,
b. Komitmen pada rencana tindakan dan,
c. Adanya kebutuhan yang mendesak.

Penjelasan tentang variable dari HPM dapat diuraikan di bawah


ini :
1. Sikap yang berhubungan dengan aktifitas
Karakteristik individu dan pengalaman individu Setiap
manusia mempunyai karakteristik yang unik dan pengalaman
yang dapat mempengaruhi tindakannya. Karakteristik individu
atau aspek pengalaman dahulu lebih fleksibel sebagai variable
karena lebih relevan pada perilaku kesehatan utama atau sasran
populasi utama

a. Manfaat tindakan
Manfaat tindakan secara langsung memotivasi perilaku dan
tidak langsung mendetermin rencana kegitanan untuk
mencapai manfaat sebagai hasil. Manfaat tadi menjadi
gambaran mental positif atau reinforcement positif bagi
perilaku. Menurut teori nilai ekspentansi motivasi penting
untuk mewujudkan hasil seseorang dari pengalaman dahulu
melaui pelajaran observasi dari orang lain dalam perilaku.
Individu cenderung untuk menghabiskan waktu dan
hartanya dalam beraktifitas untuk mendapat hasil yang
potsitif. Keuntungan dari penampilan perilaku bisa intrinsik
atau ekstrinsik.

b. Hambatan tindakan
Misalnya : ketidaksediaan, tidak cukup, mahal, sukar atau
waktu yang terpakai dari suatu kegiatan utama. Rintangan
sering dipandang sebagai blok rintangan dan biaya yang
dipakai. Hilangnya kepuasan dari perilaku tidak sehat
seperti merokok, makan tinggi lemak juga disebut
rintangan. Biasanya muncul motif-motif yang
dihindari/dibatasi dalam hubungan dengan perilaku yang
diambil. Kesiapan melakukan rendah dan rintangan tinggi,
tindakan tidak terjadi. Rintangan adalah sikap yang
langsung menghalangi kegiatan melalui pengurangan
komitmen rencana kegiatan.
c. Self efficacy
Menurut Bandura : kemampuan seseorang untuk
mengorganisasi dan melaksanakan tindakan utama
menyangkut bukan hanya skill yang dimiliki seseorang
tetapi keputusan yang diambil seseorang dari skill yang dia
miliki. Keputusan efficacy seseorang diketahui dari hasil
yang diharapkan yaitu kemampuan seseorang
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu di mana hasil yang
diharapkan adalah suatu keputusan dengan konsekuensi
keuntungan biaya misalnya: perilaku yang dihasilkan. Skill
dan kompetensi memotivasi individu untuk melakukan
tindakan secara unggul. Perasaan manjur dan ahli dalam
perbuatan seseorang akan mendorong seseorang untuk
melaksanakan perilaku yang diinginkan lebih sering dari
pada rasa tidak layak/tidak trampil.

Sikap Yang Berhubungan dengan Aktivitas :


 Emosi yang timbul pada kegiatan itu
 Tindakan diri
 Lingkungan di mana kegiatan itu berlangsung

d. Pengaruh interpersonal
Pengaruh interpersonal adalah kognisi tentang perilaku,
kepercayaan atau sikap orang lain. Sumber utama
interpersonal adalah keluarga 9familiy at sibling0
peer/kelompok dan pemberi pengaruh pelayanan kesehatan.
Pengaruh interpersonal terdiri dari norma (harapan orang
lain), social support (instrumental dan dorongan emosional)
dan model (belajar dari pengalaman orang lain.
e. Pengaruh situasional
Persepsi personal dan kognisi dari situasi dapat
memfasilitasi atau menghalangi perilaku misalnya pilihan
yang tersedia, karakteristik deman dan ciri-ciri lingkungan
estetik seperti situasi/lingkungan yang cocok, aman, tentram
dari pada yang tidak aman dan terancam. Situasi dapat
mempengaruhi perilaku dengan mengubah lingkungan
misalnya ‘no smoking”. Pengaruh situasional dapat menjadi
kunci untuk pengembangan strategi efektif yang baru untuk
memfasilitasi dan mempertahankan perilaku promosi
kesehatan dalam populasi.

2. Komitmen rencana tindakan


Proses kognitif yang mendasari :
a. Komitmen untuk melaksanakan tindakan spesifik sesuai
waktu dan tempat dengan orang-orang tertentu atau sendiri
dengan mengabaikan persaingan
b. Identifikasi strategi tertentu untuk mendapatkan,
malaksanakan atau penguatan terhadap perilaku.
Rencana kegiatan dikembangkan oleh perawat dan klien dengan
pelaksanaan yang sukses. Misalnya strategi dengan kontrak
yang disetujui bersama-sama di mana satu kelompok komit
dengan pengertian bahwa kelompok lain memberi nyata reward
atau penguatan jika komitmen itu didukung. Komitmen sendiri
tanpa strategi yang berhubungan sering menghasilkan tujuan
baik tetapi gagal dalam membentuk suatu nilai perilaku
kesehatan.

3. Kebutuhan Yang Mendesak


Kebutuhan mendesak (pilihan menjadi perilaku alternatif
yang mendesak masuk ke dalam kesadaran sehingga tindakan
yang mungkin dilakukan segera sebelum kejadian terjadi (suatu
rencana perilaku promosi kesehatan). Perilaku alternatif ini
menjadikan individu dalam kontrol rendah karena lingkungan
tak terduga seperti kerja atau tanggung jawab merawat keluarga.
Kegagalan merespon permintaan berakibat tidak
menguntungkan bagi diri atau orang lain. Pilihan permintaan
sebagai perilaku alternative dengan penguatan di mana individu
mempunyai level control yang tinggi. Misalnya memilih
makanan tinggi lemak dari pada rendah lemak karena pilihan
rasa, bau/selera. Permintaan yang mendesak dibedakan dari
hambatan di mana individu seharusnya melaksanakan suatu
alternatif perilaku berdasarkan permintaan eksternal yang tidak
disangka atau hasil yang tidak sesuai.

5. Hasil perilaku
Perilaku promosi kesehatan adalah tindakan akhir atau hasil
tindakan. Perilaku ini akhirnya secara langsung ditujukan pada
pencapaian hasil kesehatan positif untuk klien. Perilaku promosi
kesehatan terutama sekali terintegrasi dalam gaya hidup sehat
yang menyerap pada semua aspek kehidupan seharusnya
mengakibatkan peningkatan kesehatan, peningkatan kemampuan
fungsional dan kualitas hidup yang lebih baik pada semua tingkat
perkembangan.

2.3.2 Revised Health Promotion Model


Rasional merevisi Health Promotion Model adalah dari
adanya analisis studi penelitian. Proses menyempurnakan HPM
mengalami beberapa perubahan. Pertama, Importance of health,
perceived control of health and cues for action dihapus dari model.
Kedua, definition of health, perceived health status and
demographic and biological characteristics telah di masukkan
dalam kategori personal factors pada tahun 1966 dalam revisi
HPM. Terakhir, revisi HPM mengikuti tiga variabel baru dimana
variabel tersebut membawa pengaruh kepada individu untuk
tertarik dalam perilaku promosi kesehatan yang merupakan
outcome dari HPM. (Pender, 1966 dalam Tomey & Alligood,
2000). variabel tersebut antara lain :
a). Activity- related affect,
b). Commitment to a plan of action,
c). Immediate competing demand and preferences
d). Asumsi Dasar Health Promotion Model menurut Pender
• Manusia mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup di
mana mereka dapat mengekspresikan keunikannya.
• Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan
kesadaran dirinya, termasuk penilaian terhadap
kemampuannya.
• Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang
positif dan mencoba mencapai keseimbangan antara
perubahan dan stabilitas.
• Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.
• Individu merupakan makhluk biopsikososial yang
kompleks, berinteraksi dengan lingkungannya secara terus
menerus, menjelmakan lingkungan yang diubah secara terus
menerus.
• Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan
interpersonal yang berpengaruh terhadap manusia sepanjang
hidupnya.
• Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan
lingkungan adalah penting untuk perubahan perilaku.
e). Aplikasi model teori Pender dalam Keperawatan
Nola J. Pender mengembangkan Health Promotion Model
untuk mendemontrasikan hubungan antara manusia dengan
lingkungan fisik dan interpersonalnya dalam berbagai dimensi.
Model ini menggabungkan dua teori yaitu teori Nilai
Pengharapan dan Teori Pembelajaran Sosial dalam perspekstif
keperawatan manusia dilihat dari fungsi holistik. Konsep dalam
teorinya dengan menekankan bahwa sakit membutuhkan biaya
yang mahal dan perilaku promosi kesehatan adalah ekonomis.
Pada beberapa bagian teorinya memiliki kesamaan pola pandang
dengan teori lain seperti memandang bahwa fokus dari
perawatan adalah individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat.

Teori ini dikemukakan dengan menampilkan contoh-


contoh yang berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil
penelitian, sehingga dapat digeneralisasi dan konsep-konsep
yang dikemukakan dalam teori dapat diaplikasikan. Teori
Health Promotion Model dikembangkan berdasarkan atas riset
kualitatif dan kuantitatif, baik di Amerika maupun negara lain.
Bahkan teori ini saat ini terlibat dalam prakarsa kesehatan global
dan telah diuji oleh para sarjana dari Jepang, China dan Taiwan
untuk mempromosikan gaya hidup secara kultural sesuai dengan
negara mereka. Selama perkembangan teori banyak studi yang
behubungan dengan pengaplikasian teori yang dapat dijadikan
sebagai dasar riset. Riset yang berhubungan dengan Health
Promotion Model memberikan kontribusi secara umum bagi
pengembangan body of knowledge dari ilmu keperawatan.
Pergeseran paradigma dari kuratif – rehabilitatif ke arah
promotif dan preventif. Pender meyakini bahwa dengan mutu
kepedulian terhadap promosi kesehatan akan memperbaiki
sistem kesehatan secara integral. Peluang untuk melakukan
praktek keperawatan dalam fokus promosi kesehatan akan
sangat terbuka. Bagi Pender adalah sesuatu yang sangat
menggairahkan untuk membawa praktek keperawatan untuk
mengubah perilaku kuratif dan rehabilitatif ke arah perilaku
promotif dan rehabilitatif.

Pender menekankan practical nurse dapat memainkan suatu


peran yang sangat penting dalam partnership antar ilmuan dan
konsumen serta praktisi untuk mengembangkan strategi
kepedulian sesuai dengan spesifikasi populasi. Health Promotion
Model, menjadi sumber informasi penting dan bermanfaat bagi
setiap orang yang ingin mengetahui bahwa promosi
kesehatan seseorang sangat didukung oleh nilai yang diharapkan
serta teori kognitif sosial yang menekankan pada self direction,
self regulation dan persepsi terhadap self efficacy. Pengambilan
keputusan, tindakan dan efficacy diri akan menentukan status
kesehatan seseorang. Nola J. Pender telah belajar dari
pengalaman pribadi dan hasil penelitiannya untuk memunculkan
teori ini. Teori ini sangat lengkap untuk melakukan kegiatan
yang berhubungan dengan tindakan promotif dan preventif.
Namun, teori ini memiliki kelemahan, teori ini tidak dapat
dilakukan oleh seseorang dengan cacat mental dan cela bawaan.
Seseorang cacat mental kemungkinan tidak mampu memiliki
harapan nilai dan kognitif sosial.

Demikian juga dengan seseorang yang sudah mendapat


cacat bawaan sejak lahir seperti malfungsi sel-sel yang berperan
untuk daya tahan tubuh. Teori ini juga sangat sulit diterapkan
pada klien dengan ekonomi lemah dan tingkat pendidikan yang
rendah karena seseorang dengan sosial ekonomi rendah lebih
termotivasi atau cenderung untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya dibandingkan dengan motivasi meningkatkan status
kesehatannya. Membutuhkan role model yang sempurna untuk
mempengaruhi masyarakat di sekitarnya. Tenaga kesehatan
sendiri apakah telah mengetahui teori ini dan kalau telah
mengetahui apakah telah mengamalkannya sehingga bisa
mempengaruhi klien atau masyarakat. Selain itu, masyarakat
masih lebih mempercayai budayanya sendiri yang menjadi
hambatan dalam mensosialisasikan dan mengamalkan teori ini.

2.4 Analisis Teori Health Promotion Models


Pada tahun 1975, Dr. Pender mempublikasikan model konsepsual
kesehatan preventif. Dasar studinya adalah bagaimana individu membuat
keputusan tentang perawatan kesehatan mereka sendiri dalam konteks
keperawatan. Artikel tersebut mengidentifikasi faktor-faktor yang ditemukan
dalam pengambilan keputusan dan tindakan-tindakan yang diperlukan
individu dalam pencegahan penyakit. Pada tahun 1982, edisi pertama promosi
kesehatan dalam praktek keperawatan dipublikasikan dengan konsep promosi
optimal tentang kesehatan mendesak perlunya pencegahan penyakit. Model
promosi kesehatan pertama kali dimuat tahun 1975 dan mengalami revisi pada
tahun 1987 di edisi buku edisi kedua. Edisi III tahun 1996 memuat revisi
terakhir tentang model promosi kesehatan dan di presentasikan.

2.4.1 Kemampuan teori menghubungkan konsep dalam melihat


fenomena
Nola J. Pender mengembangkan Health Promotion Model untuk
mendemontrasikan hubungan antara manusia dengan lingkungan pisik
dan interpersonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini
menggabungkan dua teori yaitu teori Nilai Pengharapan dan Teori
Pembelajaran Sosial dalam perspekstif keperawatan manusia dilihat
dari fungsi holistik. Konsep dalam teorinya dengan menekankan bahwa
sakit membutuhkan biaya yang mahal dan perilaku promosi kesehatan
adalah ekonomis. Pada beberapa bagian teorinya memiliki kesamaan
pola pandang dengan teori lain seperti memandang bahwa fokus dari
perawatan adalah individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.

2.4.2 Tingkat Generalisasi Teori


Teori dan model yang dikemukan oleh Pender adalah berfokus
pada upaya promosi kesehatan dan prevensi penyakit. Sehingga teori
bersifat spesifik dan sederhana, namun demikian teori ini dapat
didemontrasikan dan diaplikasikan sehingga dapat diberikan justifikasi
dan pembenaran bagaimana konsep-konsep yang dikemukakan saling
berhubungan. Teori ini dikemukakan dengan menampilkan contoh-
contoh yang berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil penelitian,
sehingga dapat digeneralisasi dan konsep-konsep yang dikemukakan
dalam teori dapat diaplikasikan.

2.4.3 Tingkat Kelogisan Teori


Teori ini cukup logis untuk dipahami karena memberi pemahaman
yang luas dan komprehensif tentang promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit pada klien. Pandangan tentang aspek promotif adalah lebih
murah daripada aspek kuratif dan rehabilitatif sangat logis dan telah
diterima masyarakat.

2.4.4 Testabilitas teori


Teori Health Promotion Model dikembangkan berdasarkan atas
riset kualitatif dan kuantitatif, baik di Amerika maupun negara lain.
Bahkan teori ini saat ini terlibat dalam prakarsa kesehatan global dan
telah diuji oleh para sarjana dari Jepang, China dan Taiwan untuk
mempromosikan gaya hidup secara kultural sesuai dengan negara
mereka. Selama perkembangan teori banyak studi yang behubungan
dengan pengaplikasian teori yang dapat dijadikan sebagai dasar riset.

2.4.5 Kemanfaatan Teori bagi Peningkatan Body Of Knowledge


Riset yang berhubungan dengan Helath Promotion Model
memberikan kontribusi secara umum bagi pengembangan body of
knowledge dari ilmu keperawatan. Pergeseran paradigma dari kuratif –
rehabilitatif kea rah promotif dan preventif. Pender meyakini bahwa
dengan mutu kepedulian terhadap promosi kesehatan akan memperbaiki
system kesehatan secara integral.

2.4.6 Kemanfaatan Teori pada Pengembangan Praktek Keperawatan


Peluang untuk melakukan praktek keperawatan dalam fokus
promosi kesehatan akan sangat terbuka. Bagi Pender adalah sesuatu
yang sangat menggairahkan untuk membawa praktek keperawatan
untuk mengubah perilaku kuratif dan rehabilitatif ke arah perilaku
promotif dan rehabilitatif. Pender menekankan practical nurse dapat
memainkan suatu peran yang sangat penting dalam partnership antar
ilmuan dan konsumen serta praktisi untuk mengembangkan strategi
kepedulian sesuai dengan spesifikasi populasi

2.4.7 Konsistensi Teori


Teori Pender consisten dengan semua teori yang memandang
pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah sesuatu
yang logis dan ekonomis. Teori ini telah mengalami 3 kali revisi namun
focus teori ini tetap pada aspek promotif.

Anda mungkin juga menyukai