Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Opini audit menurut kamus standar akuntansi (Ardiyos, 2007) adalah laporan
yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas
kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan.
Sedangkan menurut kamus istilah akuntansi (Tobing, 2004) opini audit
merupakan suatu laporan yang diberikan oleh auditor terdaftar yang menyatakan
bahwa pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan norma atau aturan
pemeriksanaan akuntan disertai dengan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan yang diperiksa
Opini audit menurut kamus standar akuntansi (Ardiyos, 2007) adalah laporan
yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas
kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan.
Definisi Auditor menurut Mulyadi (2013:1) adalah sebagai berikut:
“Auditor adalah akuntan publik yang memberikan jasa kepada auditan untuk
memeriksa laporan keuangan agar bebas dari salah saji”.
Pada makalah ini, kami meneliti pengaruh opini auditor yang diberikan kepada
auditee. Kami memaparkan materi mulai dari dasar, yakni jenis-jenis opini auditor
sampai kepada apakah opini auditor memengaruhi reputasi auditee.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka diperoleh rumusan masalah
dalam penelitian ini, yaitu:
1. Apa saja opini auditor yang diberikan pada auditee?
2. Bagaimana pengaruh opini auditor yang tidak sesuai dengan keinginan auditee?

1
3. Apakah opini auditor tahun sebelumnya mempengaruhi opini auditor tahun ini?
4. Apakah opini auditor mempengaruhi reputasi auditee?

1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka dapat dibuat tujuan
penelitian, yaitu:
1. Untuk mengetahui macam-macam opini auditor.
2. Untuk mengetahui pengaruh opini auditor yang tidak sesuai dengan keinginan
auditee.
3. Untuk mengetahui opini auditor tahun sebelumnya apakah mempengaruhi opini
tahun ini atau tidak.
4. Untuk mengetahui apakah opini auditor memepengaruhi reputasi auditee.

1.4.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, sebagai bahan pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan
dalam hal pengaruh opini auditor yang diberikan kepada auditee.
2. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukkan bagi perusahaan dalam menganalisis
pengaruh opini auditor yang diberikan kepada auditee.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi atau bahan masukan bagi penelitian
serupa di masa yang akan datang yang berkaitan dengan pengaruh opini auditor
yang diberikan kepada auditee.

1.5.Metodologi Penulisan
Dalam penyusunan makalah penelitian ini, penelitian yang kami gunakan
adalah penelitian kepustakaan dengan mendapatkan informasi melalui buku dan
juga website-website di internet yang terjamin kebenarannya.

2
1.6.Sistematika Pembahasan
Sistematika hasil dari pengumpulan data serta untuk mempermudah
pengetahuan dalam pembahasan makalah, maka penulisan makalah ini dituangkan
ke dalam tiga bab yang masing-masing bab diuraikan kembali ke dalam sub bab
dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan gambaran tentang isi dari materi makalah yang terdiri dari
latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, serta sistematika pembahasan.
BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang penjelasan dari permasalahan yang telah dirumuskan
pada bab sebelumnya.
BAB III PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dari kegiatan diskusi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Macam-macam Opini Auditor

Menurut Standar Profesional Akuntan (PSA 29), opini audit terdiri atas 5 jenis
yakni:

a. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)


Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat audit
sudah dilaksanakan sesuai dengan Standar Auditing (SPAP), auditor tersebut
tidak menemukan adanya kesalahan material secara keseluruhan laporan
keuangan atau juga tidak terdapat penyimpangan dari adanya prinsip akuntansi
yang berlaku (SAK). Bentuk laporan tersebut digunakan jika terdapat keadaan
berikut:
Bukti audit yang dibutuhkan sudah terkumpul dengan secara
mencukupi dan juga auditor sudah menjalankan tugasnya sedemikian rupa,
sehingga ia dapat memastikan kerja lapangan tersebut sudah ditaati.
1. Standar umum sudah diikuti sepenuhnya didalam perikatan kerja.
2. Laporan keuangan yang di audit tersebut disajikan sesuai dengan
adanya prinsip akuntansi yang lazim yang berlaku di Indonesia yang
ditetapkan juga dengan secara konsisten pada laporan-laporan yang
sebelumnya.
3. Demikian juga pada penjelasan yang mencukupi sudah disertakan pada
catatan kaki serta bagian-bagian lain dari laporan keuangan.
4. Tidak terdapat adanya ketidakpastian yang cukup berarti --no material
uncertainties-- tentang perkembangan di masa mendatang yang tidak
bisa diperkirakan sebelumnya atau juga dipecahkan dengan secara
memuaskan.

4
b. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (Modified
Unqualified Opinion)
Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat suatu keadaan tertentu
yang tidak berpengaruh secara langsung terhadap adanya pendapat wajar.
Keadaan tertentu bisa terjadi apabila , sebagai berikut:
Pendapat auditor sebagian didasarkan dari pendapat auditor independen
lain.
1. Disebabkan karena belum adanya aturan yang jelas maka laporan
keuangan tersebut dibuat menyimpang dari SAK.
2. Laporan tersebut dipengaruhi oleh ketidakpastian peristiwa atau
kejadian masa yang akan datang hasilnya belum bisa diperkirakan
ditanggal laporan audit.
3. Terdapat keraguan yang besar terhadap suatu kemampuan satuan usaha
didalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
4. Diantara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan yang material
didalam penerapan prinsip akuntansi.
5. Data keuangan tertentu yang diharuskan ada oleh BAPEPAM namun
tetapi tidak disajikan.

c. Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)


Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat laporan keuangan
dikatakan wajar didalam hal yang material, namun tetapi terdapat sesuatu
penyimpangan atau juga kurang lengkap pada pos tertentu, sehingga harus
dilakukan pengecualian. Dari pengecualian tersebutlah yang bisa mungkin
terjadi, apabila:
1. Buktinnya kurang cukup
2. Adanya pembatasan dalam ruang lingkup
3. Terdapat suatu penyimpangan dalam penerapan prinsip akuntansi yang
berlaku secara umum (SAK).

5
Menurut SA 508 paragraf 20 (IAI, 2002:508.11), jenis pendapat
tersebut diberikan apabila:

1. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup dan jelas atau juga adanya
pembatasan dalam lingkup audit yang material tetapi tidak
mempengaruhi suatu laporan keuangan dengan secara keseluruhan.
2. Auditor yakin bahwa laporan keuangan tersebut berisikan suatu
penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku secara umum yang
berdampak material namun tetapi tidak mempengaruhi laporan
keuangan dengan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut
bisa berupa suatu pengungkapan yang tidak memadai,
ataupun perubahan didalam prinsip akuntansi.

d. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)


Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat laporan secara
keseluruhan itu bisa terjadi jika auditor harus memberi tambahan suatu
paragraf untuk dapat menjelaskan ketidakwajaran atas suatu laporan keuangan,
yang disertai dengan dampak dari akibat adanya ketidakwajaran tersebut, pada
suatu laporan auditnya.

e. Opini Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of opinion)


Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat ruang lingkup
pemeriksaan yang dibatasi, sehingga auditor tidak melaksanakan suatu
pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI.
Pembuatan laporannya auditor tersebut harus memberi penjelasan
mengenai pembatasan ruang lingkup oleh klien yang mengakibatkan auditor
tersebut tidak memberi pendapat.

6
2.2 Pengaruh Opini Auditor Yang Tidak Sesuai Dengan Keinginan Auditee
Auditor adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam mengaudit laporan
keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi umum di Indonesia. Auditor
memiliki peran penting bagi kepentingan investor sebagai pemakai laporan
keuangan serta kepentingan manajemen atau perusahaan sebagai penyedia laporan
keuangan. Laporan audit digunakan untuk memberikan informasi bagi para
stakeholder sebagai pedoman pengambilan keputusan.
Opini audit going concern sangat penting karena sangat berguna bagi para
pemakai laporan keuangan untuk membuat keputusan investasi yang tepat dalam
berinvestasi. Sebab, ketika seorang investor akan melakukan investasi, investor
perlu memahai kondisi keuangan perusahaan, terutama menyangkut tentang
kelangsungann hidup perusahaan tersebut. Hal ini membuat auditor mempunyai
tanggung jawab yang besar untuk mengeluarkan opini audit going concern yang
konsistem dengan keadaan yang sesungguhnya.
Kondisi keuangan perusahaa n menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan
sesungguhnya. Semakin kondisi peusahaan tertanggu atau memburuk maka akan
semakin besar perusahaan tersebut membutuhkan opini audit going concern.
Sebaliknya pada perusahaan yang tidak pernah mengeluarkan opini audit going
concern.
Adapun faktor-faktor yang menimbulkan ketidak-pastian mengenai
kelangsungan hidup perusahaan meliputi kerugian usaha yang besar secara berulang
atau kekurangan modal kerja, ketidakmampuan perusahaan untuk membayar
kewajibannya pada saat jatuh tempo dalam jangka pendek, kehilangan pelanggan
utama, terjadinya bencana yang tidak diasuransikan seperti gempa bumi, banjir,
perkara pengadilan dan gugatan hukum masalah serupa yang terjadi membahayakan
kemampuan perusahaan untuk beroperasi.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) seksi 341 (IAI, 2001) memberikan
pedoman kepada auditor tentang dampak kemampuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan terhadap opini auditor pertama,

7
jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian mengenai kemampuan perusahaan
dalam mempertahankan kelangsungan dalam jangka waktu yang pantas maka
perusahaan harus:
a. Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditunjukan
untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa yang terjadi menetapkan
kemungkinan bahwa rencana tersebut secara efektif dilaksanakan.
b. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut efekif akan tetapi kiien tidak
mengungkapkan secara memadai, maka auditor memberikan pendapat wajar
dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar. Pengaruh reputasi auditor
pada opini audit going concern auditor bertanggung jawab untuk
menyedakan informasi yang mempunyai kualitas tinggi yang akan
digunakan untuk mengambil keputusan para pemakai laporan keuangan,
reputasi auditor menunjukan prestasi dan kepercayaan public yang
disandang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut.

2.3 Pengaruh Opini Sebelumnya Terhadap Opini Tahun Ini


Auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani antara kepentingan
investor sebagai pengguna laporan keuangan dan kepentingan perusahaan sebagai
penyedia laporan keuangan.
Data perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor dan pemakai
laporan keuangan lainnya apabila laporan keuangan tersebut mencerminkan kinerja
dan kondisi perusahaan dan telah mendapat pernyataan wajar dari auditor.
Pernyataan auditor diungkapkan melalui opini audit. Dengan menggunakan
laporan keuangan yang telah diaudit, para pemakai laporan keuangan dapat
mengambil keputusan dengan benar sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya.
Di saat kondisi ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor
mengharapkan auditor untuk memberikan early warning akan kegagalan keuangan
perusahaan (Chen dan Church 1996 dalam Januarti 2007).

8
Auditor juga bertanggungjawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian
besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya (going concern) dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak
tanggal laporan audit (SPAP seksi 341, 2001). Auditor harus mengemukakan secara
eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya (going concern) sampai setahun kemudian setelah pelaporan (AICPA,
1988 dalam Januarti, 2007).
Menurut Petronela (2004) yang dikuotasikan dalam Sentosa et. al. (2007)
berpendapat bahwa going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha
dan merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu
entitas mengalami kondisi yang sebaliknya, entitas tersebut menjadi bermasalah.
Pernyataan Standar Auditing (PSA) No.30 Tahun 2001 mewajibkan auditor
independen mengevaluasi kondisi dan peristiwa yang dapat menimbulkan
kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Periode kelangsungan usaha yang dimaksud dalam PSA
No.30 (SPAP, 2001) adalah periode waktu yang pantas atau kurang dari satu tahun
setelah tanggal pelaporan hasil audit.
Opini audit atas laporan keuangan merupakan suatu informasi penting yang
digunakan para investor sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan
keputusan berinvestasi (Januarti et. al., 2008). Oleh karena itu, auditor harus
bertanggung jawab terhadap opini audit going concern yang dikeluarkannya untuk
memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya
(SPAP, 2001).
Pengeluaran opini audit going concern ini tentu sangat berguna bagi pemegang
saham maupun pengguna laporan keuangan lainnya yang membutuhkan informasi
tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya melalui opini auditor.
Hal tersebut dikarenakan auditor independen memiliki akses untuk mengetahui
operasi perusahaan dan rencana masa yang akan datang.

9
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian opini going concern berdasarkan
beberapa penelitian adalah kualitas auditor, likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan
opini audit tahun sebelumnya. Reputasi auditor sering digunakan sebagai proksi dari
kualitas audit seperti yang dinyatakan DeAngelo (1981) dalam Faisal dan Januarti
(2006) bahwa auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk menghindari kritikan
kerusakan reputasi dibandingkan pada auditor skala kecil.
Auditor skala besar lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah
yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi resiko proses pengadilan. Argumen
tersebut berarti bahwa auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk mendeteksi
dan melaporkan masalah going concern kliennya.
Dalam hubungannya dengan likuiditas, makin kecil likuiditas, perusahaan
kurang likuid sehingga tidak dapat membayar para krediturnya maka auditor
kemungkinan memberikan opini audit dengan going concern. Sementara ini
semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka perusahaan tidak akan
memperoleh opini audit going concern. Hal ini terlihat dari penelitian Petronela
(2004) yang menyatakan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan
dalam pemberian opini audit.
Dari faktor opini audit tahun sebelumnya, pada beberapa penelitian
menemukan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini audit going concern
jika opini tahun sebelumnya adalah opini audit going concern, hal ini diperkuat
dengan penelitian Santoso dan Wedari (2007) yang menghasilkan hubungan positif
antara opini audit tahun sebelumnya dengan opini audit going concern tahun
berjalan.

2.4 Pengaruh Opini Auditor Terhadap Reputasi Auditee


Reputasi merupakan kekayaan satu organisasi atau popular disebut sebagai
asset penting organisasi atau popular disebut sebagai aset penting organisasi.
Sebagai aset tentu akan diperlakukan sebagaimana orang menjaga kekayaan penting
miliknya. Bila kekayaan itu berupa permata langka, tentu akan dijaga dengan baik

10
misalnya disimpan dalam lemari kaca dengan system pengamanan digital mutakhir.
Permata itu tidak akan disimpan begitu saja di atas meja atau di dapur.
Reputasi, sebagai aset organisasi, bisa meningkat bisa pula menurun. Di awal
sub-bab ini sudah disebutkan 3 ancaman yang dipandang akan menurunkan reputasi
organisasi. Dari survei tersebut sebenarnya ada 7 sebab yang dianggap dapat
menurunkan atau merusak reputasi organisasi, yakni:
1. Kritik terhadap perusahaan/produk yang dilakukan media cetak/penyiaran.
2. Perilaku tidak etis perusahaan.
3. Bencana yang menghentikan produksi.
4. Tuduhan atau putusan pengadilan.
5. Tuduhan dari kelompok-kelompok kepentingan atau penggan atas
keamanan produk.
6. Tuduhan dari pejabat pemerintah atas keamanan produk.
7. Kritik atas perusahaan/produk di internet.
Berdasarkan uraian diatas, maka opini auditor berpengaruh terhadap reputasi
auditee, disebabkan oleh tingkat kepercayaan para investor yang sangat tinggi
terhadap opini yang diberikan oleh audtor baik itu wajar maupun tidak wajar dan itu
mempengaruhi para investor untuk menanamkan modal pada perusahaan tersebut.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas opini auditor berpengaruh terhadap
auditee, karena opini auditor yang diberikan kepada auditee dapat
memberikan kepercayaan kepada para investor untuk menanamkan
modalnya. Auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani antara
kepentingan investor sebagai pengguna laporan keuangan dan kepentingan
perusahaan sebagai penyedia laporan keuangan.
Data perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor dan pemakai
laporan keuangan lainnya apabila laporan keuangan tersebut mencerminkan
kinerja dan kondisi perusahaan dan telah mendapat pernyataan wajar dari
auditor.

12

Anda mungkin juga menyukai