Dopamin adalah salah satu senyawa kimia organik berasal dari keluarga katekolamin dan fenetilamina.
Dopamin berfungsi sebagai hormon dan neurotransmiter dan mempunyai peran penting di dalam tubuh
dan otak.
Norepinephrine adalah obat untuk menangani tekanan darah rendah parah yang berpotensi
mengancam nyawa. Kondisi ini dikenal dengan istilah syok, dan dapat menyebabkan penurunan fungsi
organ-organ tubuh, bahkan hingga tidak berfungsi sama sekali. Dalam kondisi syok, khususnya akibat
sepsis (reaksi tubuh terhadap infeksi yang parah), norepinephrine diberikan agar pasokan darah menuju
organ tubuh tetap terjaga.
1. Mendengarkan (lestening)
Keliat 1992). Mendengarkan adalah proses aktif dan penerimaan informasi serta
Suryani, (2005). Untuk member kesempatan lebih banyak pada klien untuk
c. Sikap tubuh yang menunjukan perhatian dengan tidak menyilangkan kaki atau
tangan
e. Angkat kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan umpan
balik
2. Bertanya
Suryani,(2005).
jawaban yang banyak dari klien. Dengan pertanyaan terbuka, perawat mampu
mendorong klien mengekspresikan dirinya Antai-Otong dalam Suryani,
(2005).
3. Penerimaan
kspresi wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan tidak setuju, seperti
4. Mengulangi (restating)
5. Klarifikasi (clarification)
yang tidak jelas atau meminta klien untuk menjelaskan arti dari ungkapannya
Gerald,d dan Suryani, (2005). Dilakukan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak
6. Refleksi ( reflection )
isi pembicaraan kepada klien. Hal ini digunakan untuk memvalidasi pengertian perawat tentang apa
yang diucapkan klien dan menekankan empati, minat, dan
perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri. Apabila klien bertanya apa yang
harus ia pikirkan dan kerjakan atau rasakan maka perawat dapat menjawab;
pendapat klien adalah berharga dank lien mempunyai hak untuk mampu
melakukan hal tersebut, maka iapun akan berpikir bahwa dirinya adalah manusia
7. Memfokuskan (focusing)
pencapaian tujuan Stuart, G.W dalam Suryani, (2005). Metode ini dilakukan
pencapaian tujuan.
8. Diam ( silence )
Teknik diam digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien sebelum
untuk klien. Teknik ini sangat membantu dalam mengajarkan kesehatan atau
pendidikan pada klien tentang aspek-aspek yang relevan dengan perawatan diri
dan penyembuhan klien. Informasi tambahan yang diberikan pada klien harus
dapat memberikan pengertian dan pemahaman yang lebih baik tentang masalah
point penting dari interaksi perawat-klien. Teknik ini membantu perawat dank
lien untuk memiliki pikiran dan ide yang sama saat mengakhiri pertemuan.
Teknik ini digunakan untuk memberikan cara pandang lain sehingga klien tidak
melihat sesuatu atau masalah dari aspek negatifnya saja Gerald,D dalam
12. Eksplorasi
Teknik ini bertujuan untuk mencari atau menggali lebih dalam masalah yang
dialami klien, Antai-Otong dalam suryani, (2005) supaya masalah tersebut bias
diatasi. Teknik ini bermanfaat pada tahap kerja untuk mendapatkan gambaran
perception) adalah meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan
atau pikirkan. Teknik ini digunakan ketika perawat merasakan atau melihat ada
Perawat harus tanggap terhadap cerita yang disampaikan klien dan harus mampu
dalam Suryani, 2005).teknik ini sangat bermanfaat pada tahap awal kerja untuk
dan tertarik dengan apa yang dibicarakan selanjutnya. Perawat lebih berusaha
16. Humor
untuk meningkatkan harga diri dan menguatkan perilaku klien Gerald, D dalam
Bukan tidak mungkin bahwa klien belum siap untuk berkomunikasi secara verbal
dengan orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti.
Perawat menyediakan diri tanpa renpons bersyarat atau respons yang diharapkan.
Memberi salam pada klien dan keluarga dengan menyebut namanya, menunjukan
kesadaran tentang perubahan yang terjadi, untuk menghargai klien dan keluarga
sebagai manusia seutuhnya yang mempunyai hak dan tanggung jawab atas
20. Asertif
mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai orang lain.
rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak mampuannya untuk
Latihan ASERTIF
Latiihan asertif (assertive training) adalah salah satu teknik dalam tritmen ganguan
tingkah laku dimana klien diinstruksikan, diarahkan, dilatih, serta didukung untuk
bersikap asertif dalam menghadapi situasi yang tidak nyaman atau kurang
rangkuman yang sistematis dari ketrampilan, peraturan, konsep atau sikap yang dapat
terang pikiran, perasaan, keinginan dan kebutuhannya dengan penuh percaya diri
sehingga dapat berhubungan baik dengan lingkungan sosialnya. Sedangkan Rees &
Graham (1991) menyatakan bahwa inti dari latihan asertif adalah penanaman
kepercayaan bahwa asertif dapat dilatihkan dan dikembangkan, memilih kata-kata yang
tepat untuk tujuan yang mereka inginkan, saling mendukung, pengulangan perilaku
asertif dalam berbagai situasi, dan umpan balik bagi setiap peserta dari trainer maupun
peserta.
Tujuan utama latihan asertif adalah untuk mengatasi kecemasan yang dihadapi oleh
seseorang akibat perlakuan yang dirasakan tidak adil oleh lingkungannya, smeningkatkan
kemampuan untuk bersikap jujur terhadap diri sendiri dan lingkungan, serta
2. Pilih salah suatu situasi yang akan diatasi, dengan memilih terlebih dahulu situasi
memilih dan menentukan pilihan tindakan yang dianggap paling sesuai, mungkin,
cocok, layak dengan keinginan dan kemampuan klien serta memiliki kemungkinan
6. Dalam proses latihan, hendaknya diperhatikan hal-hal yang terkait dengan kontak
mata, postur tubuh, gerak isyarat, ekspresi wajah, suara, pilihan kalimat, tingkat
lanjutnya.
8. klien diberi tugas untuk mencoba melakukan hal-hal yang sudah dibicarakan secara
Fight or Flight Mechanism adalah suatu proses dimana organisme akan menilai ancaman yang sedang
dihadapinya. Apabila ancaman tersebut dinilai kecil dan bisa dihadapi maka organisme akan
memberikan perlawanan dan apabila ancaman tersebut dinilai lebih besar dari dirinya dan tidak bisa
dihadapi, maka organisme akan lari dari ancaman tersebut. Selain memberikan penilaian, pada kondisi
Fight or Flight Mechanism ini juga terjadi proses kimiawi didalam tubuh yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
Pada saat menghadapi ancaman, baik menilai akan menghadapi (Fight) atau melarikan diri (Flight),
manusia membutuhkan energi. Sehingga tubuh mulai melepas hormon-hormon yang dibutuhkan untuk
mendapatkan energi. Saat ancaman terjadi, stimulus ditangkap oleh panca indera dan kemudian
diteruskan ke otak. Di otak, informasi yang masuk akan diproses dan pada saat dianggap sebagai
ancaman, otak akan mengkalkulasi besar-kecilnya ancaman tersebut dan memutuskan apakah akan
melawan atau lari. Kemudian bagian dari otak yaitu Hypothalamus akan mengeluarkan hormone yang
disebut Corticotropin-Releasing Hormone yang kemudian diterima oleh kelenjar Pituitary. Kemudian
kelenjar Pituitary akan melepas Adrenocorticotropic Hormone yang akan diterima oleh Adrenal Cortex
dan menyebabkan Adrenal Cortex melepas Cortisol. Pada saat yang bersamaan, Hypothalamus juga
mempengaruhi Adrenal Modulla untuk melepas Adrenalin.
Pada saat menghadapi ancaman, Adrenalin dibutuhkan untuk membuat tubuh berada dalam kondisi
siaga dan siap untuk menjalankan respon dari otak. Hal ini ditandai dengan detak jantung semakin
cepat, otot-otot mengeras, ritme nafas menjadi cepat. Tentunya tubuh yang telah dalam kondisi siaga
juga membutuhkan “bahan bakar” untuk dapat memberikan reaksi atas ancaman yang terjadi. Untuk
itu Cortisol akan berfungsi sebagai “kendaraan” untuk mengangkut “bahan bakar tersebut”.
“Bahan bakar” yang diperlukan dalam proses ini antara lain adalah glukosa. Sehingga tubuh
mengurangi produksi insulin agar kadar glukosa dalam tubuh meningkat. Selain insulin, tubuh juga
mengurangi produksi sejumlah hormone seperti Serotonin dan system imun.
Menurut studi terbaru yang dilakukan oleh tim dari McMaster University, Kanada, diketahui bahwa
konsumsi antidepresan meningkatkan risiko kematian sampai 33 persen.
Konsumsi antidepresan dapat mencegah sejumlah organ utama berfungsi dengan baik, menghambat
penyerapan serotonin--bahan kimia vital yang digunakan oleh jantung, ginjal, paru-paru dan hati dari
alirah darah tubuh
Terdapat dua jenis golongan antipsikotik yang dikenal, yaitu tipikal dan atipikal. obat ini menimbulkan
efek samping yang nyata pada otot dan saraf, seperti gejala yang mirip dengan penyakit Parkinson dan
munculnya gerakan-gerakan tubuh tanpa disengaja. Contoh-contoh obat antipsikotik tipikal adalah
chlorpromazine, haloperidol, sulpiride, dan trifluoperazine.
Sedangkan antipsikotik atipikal merupakan obat generasi baru atau generasi kedua. Obat ini memiliki
efek samping pada otot dan saraf yang lebih ringan dibanding antipsikotik generasi pertama, tetapi
cenderung menimbulkan kenaikan berat badan dan gangguan seksual. Obat antipsikotik atipikal juga
diduga dapat menimbulkan diabetes. Contoh-contoh obat antipsikotik atipikal adalah aripiprazole,
clozapine, olanzapine, quetiapine, dan risperidone.
Sama seperti obat-obatan lainnya, lithium golongan mood stabilizer juga berpotensi menyebabkan efek
samping. Beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh lithium antara lain: Berat badan
menurun, Mudah lelah dan pingsan,Denyut nadi dan jantung tidak beraturan,Mudah merasa haus dan
sering buang air kecil,Kebingungan serta kehilangan daya ingat dan kesadaran, Pernapasan terganggu,
terutama setelah beraktivitas berat.
1. Represi (Repression)
Secara tidak sadar seseorang menekan pikiran-pikiran yang tidak sesuai atau menyedihkan keluar dari
alam sadar ke alam tak sadar. Repression yang terus menerus akan menjadi tumpukan kekecewaan
sehingga menjadi “kompleks terdesak”
Menurut Freud, represi merupakan mekanisme pertahanan yang penting dalam terjadinya neurosis.
Neurosis, sering disebut juga psikoneurosis, adalah istilah umum yang merujuk pada ketidakseimbangan
mental yang menyebabkan stress, tapi tidak memengaruhi pemikiran rasional.
Contoh : Seorang pemuda melihat kematian temannya waktu kecelakaan, kemudian “lupa” tentang
kejadian tersebut. (lupa ini disebut amnesia yang psikogenik, bila lupa karena gegar otak maka disebut
amnesia organik).
2. Sublimasi (Sublimation)
Proses dengan apa kehendak-kehendak tidak sadar dan tidak dapat diterima, disalurkan menjadi
aktivitas yang memiliki nilai sosial yang tinggi. Dorongan atau kehendak-kehendak yang tidak dapat
disalurkan menjadi aktivitas yang memiliki nilai sosial.
Contoh : Seseorang tidak suka berkelahi kemudian ia menjadi atlet petinju. Mengisap permen sebagai
sublimasi kenikmatan menghisap ibu jari.
3. Proyeksi (Projection)
Adalah mekanisme dengan apa seseorang melindungi dirinya dari kesadaran akan tabiat-tabiatnya
sendiri yang tidak baik, atau perasaan-perasaan dengan menuduhkannya kepada orang lain.
Menyalahkan orang lain mengenai kesulitannya sendiri yang tidak baik. Atau dengan kata lain, proyeksi
merupakan usaha untuk menyalahkan orang lain mengenai kegagalannya, kesulitannya atau keinginan
yang tidak baik.
Contoh : Seorang murid tidak lulus lalu mengatakan gurunya sentimen kepada dia.
Contoh : Seorang anak yang dimarahi ibunya kemudian dia memukul adiknya atau menendang
kucingnya.
5. Rasionalisasi (Rationalization)
Rasionalisasi merupakan upaya untuk membuktikan bahwa prilakunya itu masuk akal (rasional) dan
dianggap rasional adanya, dapat disetujui, dapat dibenarkan, dan dapat diterima oleh dirinya sendiri dan
masyarakat.
Contoh: Seorang anak menolak bermain bulu tangkis dengan temannya karena “kurang enak badan”
atau “besok ada ulangan” (padahal takut kalah). Melakukan korupsi dengan alasan gaji tidak cukup.
Reaksi formasi atau penyusunan reaksi mencegah keinginan yang berbahaya baik yang diekspresikan
dengan cara melebih-lebihkan sikap dan prilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai
rintangan untuk dilakukannya.
Contoh : Seorang mahasiswa yang bersikap hormat secara berlebihan terhadap dosen yang sebenarnya
tidak ia suka. Seorang anak yang iri hati terhadap adiknya, ia memperlihatkan sikap yang sebaliknya,
yaitu sangat menyayangi secara berlebihan. Seorang yang secara fanatik melarang perjudian dan
kejahatan lain dengan maksud agar dapat menekan kecendrungan dirinya sendiri ke arah itu.
Megikat tali Restrein pada kaki tempat tidur+ bagian tempat tidur
Mengatur rentang gerak klien tetap optimal (tidak terlalu mengikat sehingga pasien masih bisa bergerak
optimal
Restraint (fsik" merupakan alternative terakhir intervensi jika dengan intervensi verbal restrain kimia
mengalami kegagalan.untuk pasien dewasa maksimal dilakukan selama 4 jam
Setiap 10-15 menit harus dilakukan observasi, Tanda tanda cedera, Dehidrasi dan Nutrisi Sirkulasi dan
rentang gerak, Tanda tanda vital.
Penyangkalan (denial)
Menyatakan tidak setuju terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Bila individu
menyangkal kenyataan, maka dia menganggap tidak ada atau menolak pengalaman yang tidak
menyenangkan (sebenarnya mereka sadari sepenuhnya) dengan maksud melindungi diri.
Supresi merupakan proses pengendalian diri yang terang-terangan ditujukan menjaga agar impuls dan
dorongan yang ada tetap terjaga.
Misalnya : Individu sewaktu-waktu mengesampingkan ingatan yang menyakitkan agar dapat menitik
beratkan kepada tugas.
Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan, perasaan
emosional dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi. Teknik ini mungkin dapat digunakan untuk
mengurangi kecemasan karena dia harus menerima kenyataan akan keburukan dirinya sendiri.
Contoh : Seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual terhadap rekan
sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya tersebut mencoba merayunya
(1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
disukai
klien
Contoh:
menarik diri.
Tindakan
perasaannya
Rasional :
Tindakan :
Sistem limbik adalah himpunan struktur otak yang terletak pada kedua sisi talamus, tepat di bawah
serebrum.sistem limbik juga mengacu pada korteks paleomamalia. Sistem limbik bukanlah sistem yang
terpisah, tetapi kumpulan struktur dari telensefalon, diensefalon, and mesensefalon.
Frontal Lobe: Membantu mengendalikan gerakan otot, suasana hati, merencanakan masa depan,
menetapkan tujuan, dan menilai prioritas.