Anda di halaman 1dari 8

PANCASILA

Pancasila sebagai Sistem Etika

OLEH :

EGI(
TOMI(
HAYATI NUPUS(1403123632)
HARI(

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


UNIVERSITAS RIAU
2015/2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pancasila adalah ideologi yang dianut oleh negara kesatuan republik
Indonesia. Dan salah satu fungsinya adalah sebagai sistem etika dimana etika itu
sendiri merupakan gabungan dari tiga unsur, yaitu nilai, norma, dan moral. Ketiga
unsur tersebut saling berhubungan satu sama lain.
Pada hakikatnya, pancasila bukan merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat
normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang
merupakan sumber norma.
Namun, pada kenyataannya sekarang sudah berubah. Tingkah laku
masyarakat Indonesia dalam prakteknya sekarang tidak lagi mewujudkan bagaimana
bentuk pancasila dan tidak lagi memperlihatkan nilai etika yang baik itu sendiri.
Akhir – akhir ini nilai pancasila sudah memudar, maksudnya hanya sedikit bangsa
Indonesia yang menggunakan nilai pacasila bagi kehidupannya. Jangankan untuk
menggunakan nilai pancasila, masih banyak bangsa Indonesia lupa atau tertukar
dengan sila – sila pancasila. Hal ini dikarenakan kurangnya kita menyebutkan sila –
sila pancasia. Dulu sewaktu kita duduk di bangku sekolah, setiap senin kita pasti
selalu menjalankan upacara bendera, kita serentak hormat kepada bendera merah
putih, menyanyikan lagu Indonesia raya dan lagu wajib, bahkan kita serentak
menyebutkan pancasila. Tapi sekarang? Hanya sebagian kecil yang masih
menganggap Pancasila itu merupakan pedoman dan sesuatu yang sangat penting
bagi pribadi bangsa Indonesia itu sendiri.

Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi tugas Pancasila semester 3 yang diberikan oleh dosen.


2. Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai Pancasila sebagai Suatu
Sistem Etika.
3. Untuk memberikan pandangan bagaimana seharusnya mengaplikasikan Pancasila di
kehidupan kita sehari-hari, terutama dari segi etika.
PEMBAHASAN
Pengantar

Dalam filsafat pancasila terkandung di dalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang


bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis, dan komperhensif (menyeluruh) dan sistem
pemikiran ini merupakan suatu nilai. Sebagai suatu nilai, pancasila memberikan dasar-dasar
yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Adapun nilai-nilai tersebut akan dijabarkan dalam kehidupan yang
bersifat praksis atau kehidupan yang nyata dalam masyarakat, bangsa, maupun negara, maka
nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam suatu norma-norma yang jelas sehingga merupakan suat
pedoman yang jelas.

Pengertian Etika

Etika berasal dari bahasa yunani kuno yaitu ethos yang berarti tempat tinggal yang
biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berfikir.

Menurut Aristoteles etika adalah ilmu yang mempelajari masalah perbuatan atau
tindakan manusia.

Drs. O.P. Simorangkir


→ mengatakan bahwa etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik
Drs. H. Burhanudin Salam
→ mengatakan bahwa etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etika mempunyai tiga arti yaitu :

1. Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral,
2. Kumpulan azaz atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau pribadi seseorang,
3. Nilai yang mengenal benar dan salah yang dianut masyarkat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa etika adalah perilaku baik atau buruk manusia yang
dilakukan secara alami dan tanpa paksaan dari orang lain
Etika Sebagai Cabang Filsafat
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengkaji segala sesuatu
yang ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan pikiran. Bagian-bagiannya
meliputi:
1. Metafisika yaitu kajian dibalik alam yang nyata,
2. Kosmologia yaitu kajian tentang alam,
3. Logika yaitu pembahasan tentang cara berfikir cepat dan tepat,
4. Etika yaitu pembahasan tentang tingkah laku manusia,
5. Tologi yaitu pembahasan tentang ketuhanan,
6. Antropologi yaitu pembahasan tentang manusia.

Etika Sebagai Cabang Filsafat dapat dipahami bahwa istilah yang digunakan
untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai ketentuan baik
atau buruk. Etika dan Filsafat sama-sama membahas tentang perbuatan manusia.
Filsafat sebagai pengetahuan berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya
berdasarkan pikiran.
Etika filsafat merupakan suatu tindakan manusia yang bercorak khusus, yaitu
didasarkan kepada pengertiannya mengenai baik dan buruk. Etika sebagai cabang
filsafat sebenarnya membedakan manusia makhluk Tuhan lainnya dan
menempatkannya bila telah menjadi tertib pada derajad diatas mereka. (M. Yatimin
Abdullah :2006).

Fungsi dan Faktor Etika


Fungsi Etika

Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai


moralitas yang membingungkan.
Etika ingin menampilkan keterampilan intelektual yaitu keterampilan untuk
berargumentasi secara rasional dan kritis.
Orientasi etis ini diperlukan dalam mengambil sikap yang wajar dalam
suasana pluralisme.

Faktor yang mempengaruhi Pelanggaran Etika


-Kebutuhan Individu
-Tidak Ada Pedoman Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi
dan Tak Dikoreksi
-Lingkungan Yang Tidak Etis
-Perilaku Dari Komunitas
Unsur-Unsur Etika
 Nilai adalah suatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin dan
menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya.
1. Nilai material
2. Nilai Vital
3. Nilai kerohanian
4. Kebenaran, keindahan, moral dan religi.
5. Moral adalah ajaran tentang baik dan buruk yg menyangkut tingkah
laku dan perbuatan manusia.
 Moral adalah ajaran tentang baik dan buruk yg menyangkut tingkah laku dan
perbuatan manusia.

 Norma adalah kesadaran dan sikap luhur yg dikehendaki oleh tata nilai utk
dipatuhi.

Jenis-Jenis Etika

Etika Umum
Etika Umum membahas prinsip-prinsip umum yang berlaku bagi setiap
tintakan manusia.

Etika Khusus
Membahas prinsip-prinsip tersebut diatas dalam hubungannya dengan
berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individual)
maupun makhluk sosial (etika sosial).
1. Etika Individual : membahsa kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan
dengan kepercayaan agama yang dianutnya serta panggilan nuraninya,
kewajibannya dan tanggung jawabnya terhadap Tuhannya.
2. Etika Sosial meliputi cabang-cabang etika yang lebih khusus lagi seperti etika
keluarga, etika profesi, etika bisnis, etika lingkungan, etika pendidikan, etika
kedokteran, etika jurnalistik, etika seksual dan etika politik.

Etika Deskriptif
Etika Deskriptif menguraikan dan menjelaskan kesadaran-kesadaran
dan pengalaman moral secara deskriptif. Ini dilakukan dengan bertitik
pangkal pada kenyataan bahwa terdapat beragam fenomena moral yang dapat
digambarkan dan diuraikan secara ilmiah.
Etika Normatif
Etika Normatif dipandang sebagai suatu ilmu yang mengadakan
ukuran atau norma yang dapat dipakai untuk menanggapi menilai perbuatan.
Etika ini dapat menjelaskan tentang nilai-nilai yang seharusnya dilakukan seta
memungkinkan manusia untuk mengukur tentang apa yang terjadi.

Aliran-Aliran Etika
ETIKA DEONTOLOGI
Etika deontologi memandang bahwa tindakan dinilai baik atau buruk
berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika
deontologi tidak mempersoalkan akibat dari tindakan tersebut, baik atau
buruk. Kebaikan adalah ketika seseorang melaksanakan apa yang sudah
menjadi kewajibannya.
• Tokoh yang mengemukakan teori ini adalah Immanuel Kant (1734-1804)
• Etika deontologi menekankan bahwa kebijakan/tindakan harus didasari oleh
motivasi dan kemauan baik dari dalam diri, tanpa mengharapkan pamrih
apapun dari tindakan yang dilakukan (Kuswanjono,2008: 7)
• Ukuran kebaikan dalam etika deontologi adalah kewajiban, kemauan baik,
kerja keras dan otonomi bebas .

Etika Teleologi
• Pandangan etika teleologi berkebalikan dengan etika deontologi, yaitu bahwa
baik buruk suatu tindakan dilihat berdasarkan tujuan atau akibat dari
perbuatan itu.
• etika teleologi bersifat situasional yaitu memilih mana yang membawa akibat
baik meskipun harus melanggar kewajiban, nilai norma yang lain.
• Persoalan yang kemudian muncul adalah akibat yang baik itu, baik menurut
siapa? Apakah baik menurut pelaku atau menurut orang lain? Atas pertanyaan
ini, etika teleologi dapat digolongkan menjadi dua:
1. Egoisme etis memandang bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang
berakibat baik untuk pelakunya.
2. Utilitarianisme menilai bahwa baik buruknya suatu perbuatan tergantung
bagaimana akibatnya terhadap banyak orang.
Etika Keutamaan
• Etika ini tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan, tidak juga mendasarkan
pada penilaian moral pada kewajiban terhadap hukum moral universal, tetapi
pada pengembangan karakter moral pada diri setiap orang.
• Orang tidak hanya melakukan tindakan yang baik,melainkan menjadi orang
yang baik.
• Karakter moral ini dibangun dengan cara meneladani perbuatan-perbuatan
baik yang dilakukan oleh para tokoh besar.

ETIKA PANCASILA
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada
nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.
Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai ideal yang sudah ada dalam
cita-cita bangsa Indonesia yang harus diwujudkan dalam realitas kehidupan.
Nilai-nilai tersebut dalam istilah Notonagoro merupakan nilai yang bersifat
abstrak umum dan universal, yaitu nilai yang melingkupi realitas
kemanusiaan di manapun, kapanpun dan merupakan dasar bagi setiap
tindakan dan munculnya nilai-nilai yang lain.

Implementasi Sila Pancasila


• IMPLEMENTASI SILA KE-1
1. Beriman, dan bertakwa yaitu secara sadar patuh melaksanakan perintah
Tuhan. Setiap umat harus mempelajari agama dan mengamalkannya
2. Walaupun berbeda agama, rakyat Indonesia harus dapat bekerjasama dalam
bidang sosial, perekonomian, dan keamanan lingkungan
3. Setiap pemeluk agama tidak boleh menghalangi ibadah agama lain
Mengembangkan toleransi agama sejak dini
4. Tidak menyebarkan agama kepada manusia yang sudah ber-Tuhan

• IMPLEMENTASI SILA KE-2


1. Sesama manusia tidak boleh saling melecehkan
2. Sesama manusia punya rasa memiliki (mau berkorban)
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain
5. Mengakui adanya masyarakat majemuk; melakukan musyawarah dan
kompromi; mempertimbangkan moral; berbuat jujur; tidak curang
6. Gemar kegiatan kemanusiaan: donor darah, menyantuni anak yatim dll
7. Mentaati hukum dan tidak diskriminatif
• IMPLEMENTASI SILA KE-3
1. Menempatkan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan
2. Berkorban demi negara: bekerja keras, taat membayar pajak, tidak KKN
3. Cinta tanah air: meningkatkan prestasi di segala bidang
4. Bangga sebagai bangsa Indonesia: percaya diri sebagai Orang Indonesia.

IMPLEMENTASI SILA KE-4


1. Aktif dalam musyawarah, memberikan hak suara, dan mengawasi wakil
rakyat
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengutamakan musyawarah dengan menggunakan akal sehat
4. Menerima hasil musyawarah apapun hasilnya dan melaksanakan dengan
tanggungjawab
5. Mempunyai itikad baik dalam melakukan sesuatu

• IMPLEMENTASI SILA KE-5


1. Mengembangkan perbuatan luhur: saling membantu dan gotong royong
2. Berbuat adil: tidak pilih kasih
3. Menghormati orang lain: tidak menghalangi orang lain hidup lebih baik
4. Suka memberi pertolongan: tidak egois dan individualistis
5. Bekerja keras: tidak pasrah kepada takdir Tuhan
6. Menghargai karya orang lain: tidak membajak dan membeli produk bajakan
7. Tidak merusak prasarana umum dan menjaga kebersihan ditempat umum.

Anda mungkin juga menyukai