INFERTILITAS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan nikmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Ginekologi, yang berjudul :
“Infertilitas” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini bersumber dari semua data yang kami peroleh baik dari
media cetak, media elektronik, serta bimbingan dari dosen mata kuliah. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terimakasih kepada dr. Violita, SpOg selaku dosen mata kuliah
Ginekologi, rekan-rekan prodi DIV Kebidanan tingkat 1 Poltekkes Kemenkes Bengkulu
yang kami banggakan, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan baik dari segi isi maupun penulisannya. Dalam hal ini kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak dalam
menyusun makalah ini sehingga dapat menjadi makalah yang baik dan bermanfaat bagi
kita semua, terutaman mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………..........................................................................................ii
Daftar Isi……………….......................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan masalah…............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Infertilitas....................................................................................3
2.2 Tanda-Tanda Infeksi.....................................................................................
2.3 Pemeriksaan Infertilitas................................................................................7
2.4 Penatalaksanaan Infertilitas........................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi infertilias ?
2. Untuk menambah pengetahuan mengenai tanda-tanda infeksi infertilitas ?
3. Untuk memahami pemeriksaan infertilitas ?
4. Untuk memahami cara penatalaksanaan infertilitas ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum
mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali
seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis
apapun (Djuwantono,2008, hal: 1).
Infertilitas yang didefinisikan sebagai kegagalan untuk hamil setelah satu tahun
mencoba kehamilan dengan melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi,
dianggap sebagai masalah di hampir semua budaya dan masyarakat (Lewis, 2007).
Infertilitas dibagi menjadi 2 bagian, yaitu primer dan sekunder. Infertilitas primer
terjadi ketika keadaan istri belum pernah hamil sama sekali, sedangkan infertilitas
sekunder terjadi pada istri yang pernah hamil (Easley, 2013).
3
Pada kasus infertilitas, perempuan memiliki peran sebesar 40%-50% kasus
sedangkan laki-laki sebesar 30% dan penyebab lain sekitar 20% -30% dari pasangan
(Easley, 2013).
Gejala utama infertilitas adalah tidak dapat hamil. Gejala infertilitas lainnya
biasanya tergantung pada penyebab infertilitas. Beberapa penyakit tertentu dapat membuat
anda sulit hamil, akan tetapi pada beberapa kasus, penyebab infertilitas tidak diketahui.
4
B. Gejala Infertilitas Pada Pria
Gejala infertilitas pada pria biasanya lebih tidak jelas daripada wanita. Gejala yang
dapat ditemukan juga tergantung pada penyebabnya. Gejala tersebut adalah:
a. Perubahan pertumbuhan rambut
b. Perubahan gairah seksual
c. Nyeri, benjolan, atau pembengkakan pada buah zakar
d. Gangguan ereksi dan ejakulasi
e. Buah zakar berukuran kecil dan keras
C. Faktor Yang Mempengaruhi Infertilitas
1. Faktor Fisik
Pada laki-laki
- Kualitas dan kuantitas sperma
- Menderita infeksi virus kelenjar getah bening bawah tulang rahang yang
mengakibatkan kerusakan pada testis.
- Sperma tidak bisa keluar dari penis karena terdapat jaringan parut bekas ulkus
pada saluran sperma yang bisa disebabkan oleh PMS.
- Mengalami gangguan dalam berhubungan seks karena : tidak bisa ereksi,ereksi
kurang lama, terlalu cepat ejakulasi
- Menderita penyakit menahun seperti diabetes, tuberculosis, dan malaria yang
dapat mengganggu kesuburan.
Pada Wanita
- Menderita jaringan parut pada saluran tuba atau dalam uterus. Jaringan parut
tersebut dapat mengganggu perjalanan sperma dan mengganggu sel telur yang
telah dibuahi menempel pada uterus. Jaringan parut dapat disebabkan :
- Infeksi PMS
- Aborsi yang tidak aman
- Pemasangan IUD nonseptik sehingga menimbulkan infeksi.
- Tindakan bedah pada vagina,uterus,tuba atau ovarium
- Tidak terjadi ovulasi. Disebabkan karena gangguan hormon reproduksi.
- Terdapat fibroid dalam uterus. Fibroid dapat mencegah konsepsi atau
menyulitkan kelestarian kehamilan.
- Penyakit menahun
- Penyakit seperti : Diabetes, TBC, Malaria.
5
2. Faktor Psikologis
- Gangguan emosial yang kronis seperti ketakutan dan merasa tidak mampu untuk
menjadi seorang ibu.
- Meningkatnya supersensitifitas karena pengaruh penambahan umur sehingga
menjadi paraniod dan menyebabkan infertilitas.
3. Faktor Lingkungan
- Polusi udara, air yang tercemar, bahan kimia yang dipakai pabrik dan pertanian.
- Merokok, minuman beralkohol dan kopi kental.
- Suhu tinggi pada testis dan penekanan yang terlalu ketat.
- Obat-obatan
6
2.3 Pemeriksaan Infertilitas
A. Syarat-syarat Pemeriksaan
Setiap pasangan infertil harus diperlakukan sebagai satu kesatuan. Itu berarti, kalau
istri saja sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan itu tidak diperiksa.
1. istri yang berumur 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha mendapatkan
anak selama 12 bulan. Pemeriksaan dapat dilakukan lebih dini apabila :
a) pernah mengalami keguguran berulang
b) diketauhi mengidap kelainan endokrin
c) pernah mengalami peradangan rongga panggul atau
d) pernah mengalami bedah ginekolgi
2. istri yang berumur antara 31-35 tahun dapat diperiksa padaa kesempatan pertama
pasangan itu datang ke dokter.
3. Istri pasangan infertil antara 36-40 tahun hanta dapat dilakukan pemeriksaan
infertilitas kalau belum mempunyai anak dari perkawinan ini.
4. Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan infertil yang salah satu
anggota pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan kesehatan istri
atau anaknya.
B. Langkah pemeriksaan
Pertama kali yang dilakukan dalam pemeriksaan adalah dengan mencari
penyebabnya. Adapun langkah pemeriksaan infertilitas adalah sebagai berikut.
Pemeriksaan Umum
1. Anamnesa, terdiri dari pengumpulan data dari pasangan suami istri secara umum
dan khusus.
Anamnesa umum : Berapa lama menikah, umur suami istri, frekuensi hubungan
seksual, tingkat kepuasan seks, penyakit yang pernah diderita, teknik hubungan
seks, riwayat perkawinan yang dulu, apakah dari perkawinan dulu mempunyai anak,
umur anak terkecil dari perkawinan tersebut.
7
Anamnesa khusus :
a. Istri : Usia saat menarche, apakah haid teratur, berapa lama terjadi perdarahan/
haid, apakah pada saat haid terjadi gumpalan darah dan rasa nyeri, adakah
keputihan abnormal, apakah pernah terjadi kontak bleeding, riwayat alat
reproduksi (riwayat operasi, kontrasepsi, abortus, infeksi genitalia).
b. Suami : Bagaimanakah tingkat ereksi, apakah pernah mengalami penyakit
hubungan seksual, apakah pernah sakit mump (parotitis epidemika) sewaktu
kecil.
2. Pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan fisik umum meliputi tanda vital (tekanan
darah, nadi, suhu dan pernafasan).
3. Pemeriksaan laboratorium dasar, pemeriksaan laboratorium dasar secara rutin
meliputi darah lengkap, urin lengkap, fungsi hepar dan ginjal serta gula darah.
4. Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan penunjang disini bias pemeriksaan roentgen
ataupun USG.
Pemeriksaan Khusus
8
b. Viskositas. Setelah berlikuefaksi, ejakulat akan menjadi cairan homogen yang
agak pekat, yang dapat membenang kalau dicolek dengan sebatang lidi. Daya
membenangnya dapat mencapai 3-10 cm. Makin panjang membenangnya makin
tinggi viskositasnya. Pada umumnya viskositas tinggi tidak mempengaruhi
masalah infertilitas, kecuali kalau pemeriksaantampak spermatozoa seperti
bergerak dalam lumpur, atau bergerak ditempat.
c. Rupa dan bau. Air mani yang baru diejakulasi rupanya putih-kelabu, seperti agar-
agar. Setelah berlikuefaksi menjadi cairan, terlihat jernih atau keruh, tergantung
dari konsetrasi spermatozoa yang dikandungnya. Baunya langu, seperti bunga
akasia.
d. Volume. Setelah anstiensi selama 3 hari, volum air mani berkisar antara 20-50
ml. Volume yang kurang dari 1 ml atau lebih dari 5 ml biasanya disertai kadar
kadar spermatozoa rendah dan merupakan masalah infertilitas.
e. pH. Air mai yang baru diejakulasi pH-nya berkisar antara 7,3-7,7 yang jika
dibiarkan ebih lama pH-nya akan meningkat karena penguapan CO2. Apabila pH
lebih dari 8, ha itu mungkin disebabkan karena peradangan mendadak kelenjar
atau saluran genital, sedngkan pH yang kurang dari 7,2 mungkin disenankan
perangan menahun kelenjar tersebut.
f. Fruktosa. Merupakan hasil vesikula seminalis yang menunjukkan adanya hasil
vesikula seminalis yang menunjukkan adanya rangsangan androgen. Fruktosa
terdapat pada semua sir mani kecuali pada :
- Azoospermia
- Kedua duktus ejakulatorinya tertutup
- Keadaan luar biasa dari ejakulasi retrograd, dimana sebagian kecil ejakulat
yang tidak mengandung spermatozoa sempat keluar
2. Masalah Vagina
Masalah vagina yang menghambat penyampaian air mani adalah adanya sumata
atau peradangan. Sumbatan psikogen disebut vaginismus atau disparenia, sedangkan
simbatan anatomik dapat karena bawaan atau perolehan.
10
3. Masalah Servik
Infertilitas yang disebabkan faktor serviks dapat disebabkan oleh sumbatan kanalis
servikalis, lendir serviks yang abormal, malposisi dari serviks atau kombinasinya.
Terdapat berbagai kelainan antomi serviks yang dapat berperan dalam infertilitas,
yaitu cacat bawaan (atresia), polip serviks, stenosis akibat trauma, peradangan
(servitis menahun) dan insemnia yang tidak adekuat.
a. Kekentalan lendir servik. Pada stadium proliferasi lendir servik agak cair karena
pengaruh estrogen, sedangkan pada stadium sekresi lendir servik kental karena
pengaruh progesteron.
b. pH lendir servik. Lendir servik bersifat alkalis dengan pH 9
c. Enzim proteolitik. Mempengaruhi viskositas lendir serviks
d. Immunoglobulin. Dapat menimbulkan aglutinasi dari sperma.
Pemeriksaannya menggunakan:
a. Sim Huhner Test. Adalah uji pasca senggama pada pertengahan siklus haid,
dilakukan 2 jam setelah senggama untuk menilai ketahanan hidup sperma dalam
lendir servik.
Cara pemeriksaan : setelah abstinensi selama 2 hari, pasangan dianjurkan
melakukan senggama 2 jam sebelum saat yang ditentukan untuk datang ke
dokter. Dengan spekulum vagina kering, serviks ditampilkan, kemudian lendir
serviks yang tampak dibersihkan dengan kapas kering pula. Jangan
menggunakan kapas basah oleh antiseptik karena dapat mematikan spermatozoa.
Lendir serviks diambil dengan isapan semprit tuberkulin, kemudian
disemprotkan keluar pada gelas obyek lalu ditutup dengan gelas penutup.
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan dengan lapangan pandang besar (LPB).
11
b. Kurzrock Miller Test. Adalah uji sederhana untuk mengukur kemampuan
sperma masuk kedalam lendir serviks. Caranya dengan menempatkan setetes air
mani dan setetes lendir serviks pada gelas obyek, keudian kedua bahan itu
disinggungkan satu sama lain dengan meletakkan sebuah gelas penutup
diatasnya. Spermatozoa akan tampak menyerbu lendir serviks, didahuui oleh
pembentukan phalanges air mani ke dalam lendir serviks. Pembentukan
phalanges ini bukan merupakan kegiatan spermatozoa, melainkan fenomena
fisik kalau dua cairan yang berbeda viskositas, tegangan permukaan, dan
reloginya bersinggungan satu sama lain dibawah gelas penutup.
4. Pemeriksaan Tuba
Peranan faktor tuba yaitu sekitar 20-50%, sehingga dapat dikatakan faktor tuba
paling sering ditemukan dalam masalah infertilitas. Oleh karena itu, pemeriksaan
tuba dianggap sebagai salah satu pemeriksaan yang penting dalam pengelolaan
infertilitas.
Cara pemeriksaannya :
a. Pertubasi ( Rubin Test ). Adalah pemeriksaan patensi tuba dengan jalan
meniupkan gas CO2 melalui kanula / kateter folley yang dipasang pada kanalis
servikalis, apabila salah satu atau kedua tuba paten, maka gas akan mengalir
bebas kedalam kavum peritonei. Kalau tekanan gasnya naik dan bertahan sampai
200 mmHg, tentu ada sumbatan tuba. Kalau naiknya hanya sampai 80-100
mmHg, salah satu atau kedua tubanya pasti paten. Kehamilan yang belum
disingkirkan, peradangan alat kelamin perdarahan alat kelamin,dan kuretase
yang baru dilakukan merupakan indikasi kontra pertubasi. Saat yang terbaik
untuk pertubasi adalah setelah haid bersih dan sebelum ovulasi atau pada hari
ke-10 siklus haid.
12
b. Histerosalpingografi. Adalah pemeriksaan untuk mengetahui bentuk cavum uteri
dan bentuk dari saluran tuba apabila terdapat sumbatan, dengan menyuntikan
cairan contras yang akan melimpah ke kavum peritonei kalau tubanya paten, dan
penilaian dilakukan secara radiografik.
c. Kuldoskopi. Untuk melihat secara langsung melalui suatu alat keadaan tuba dan
ovarium.
d. Laparaskopi. Untuk melihat secara langsung keadaan genitalia interna dan
sekitarnya.
5. Masalah Ovarium
13
b. Catatan suhu basal badan.
c. Sitologi vagina hormonal. Menyelidiki sel-sel yang terlepas dari selaput lendir
vagina. Pemeriksaannya yaitu :
1) Sebuah tablet nimorazol dimasukkan kedalam vagina 2 hari sebelum setiap
kali pemeriksaan
2) Pemeriksaan pada hari ke-8, 12, 18, dan 24 dari siklus haid
3) Pasien dilarang bersenggama, diperiksa dalam, atau membilas vagina dalam
24 jam sebelum pemeriksaannya
4) Deengan spekulum vagina bersih, fornises lateralis ditampilkan
5) Lendir vagina dari fornis lateralis diusap dengan spatl kayu atau plastik yang
bersih, kemudian oleskan pada sebiah gelas obyek yang baru
6) Difiksasi dengan alkohol 95%
7) Diwarni dengan pulasan harris shorr
d. Pemeriksaan hormonal. Pada fungsi ovarium yang tidak aktif, nilai FSH yang
rendah sampai normal menunjukkan kelainan pada tinkat hipotalamus atau
hipofisis, sedangkan nilai yang tinggi menunjukkan kelainan primernya pada
ovarium
e. Biopsi endometrium.
- Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
- Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
- Pengangkatan tumor atau fibroid
14
- Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi
B. Pria
a. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,
diharapkan kualitas sperma meningkat
b. Agen antimikroba
c. Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
d. HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
e. FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
f. Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
g. Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
h. Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
i. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan
nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
j. Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami-istri untuk mengalami kehamilan
setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama satu tahun (Sarwono,497)
Pasangan yang mengalami infertilitas sekitar 15% disebabkan oleh subfertilitas atau
kemandulan (yang memiliki ketidakmampuan bawaan untuk hamil) di salah satu pasangan
atau keduanya (Easley, 2013)
Gejala utama infertilitas adalah tidak dapat hamil. Gejala infertilitas lainnya biasanya
tergantung pada penyebab infertilitas.
Pemeriksaan Masalah-Masalah Infertilitas, meliputi :
1. Masalah Air Mani
2. Masalah Vagina
3. Masalah Servik
4. Pemeriksaan Tuba
5. Masalah Ovarium
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu saran
dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah yang akan datang.
Dengan dibuatnya makalah ini semoga bermanfaat bagi banyak pihak dan dapat
menambah pengetahuan kita semua untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/05/infertilitas-pengertian-penanganan.html
(diakses ada tanggal 02-03-2017)
17