Anda di halaman 1dari 35

PENGANTAAR AKUNTANSI

(MAKALAH)

PERUSAHAAN MANUFACTUR

Disusun Oleh :

Nama : Rudi Wandiro

No : 2014 – 513 – 991

TAHUN AKADEMIK 2014/2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena berkat Rahmat-Nya
kita dapat melaksanakan tugas dengan baik yaitu menyusun makalah
perusahaan manufaktur, untuk menyelesaikan tugas akuntansi di STIE AUB
SURAKARTA.

Tugas akhir ini mungkin masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan pertimbangan
dalam penyusunan tugas-tugas akuntansi selanjutnya. Akhir kata, penulis
berharap semoga makalah perusahaan manufaktur ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

,
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN …...............................................................

A. Latar Belakang..................................................................

B. Masalah……………………............................................

C. Tujuan……………………..............................................

BAB II

PEMBAHASAN………………………………………………

A. Pengertian Perusahaan Manufaktur ……………………..

B. Jenis- Jenis Perusahaan Manufaktur…………….............

C. Karakteristik Perusahaan Manufaktur…………………..

D. Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur…………… .

BAB IV

PENUTUP ................................................................................

A. Kesimpulan ....................................................................... 34

B. Saran-Saran ........................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perekonomian Indonesia sedang mengalami masa-masa sulit akibat krisis yang


terjadi pertengahan tahun 1997 dan sampai sekarang belum mengalami
pemulihan secara total. Banyak perusahaan yang gulung tikar karena menderita
kerugian dan tidak bisa bertahan dalam perekonomian seperti ini. Maka setiap
perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan, baik yang
menyangkut perencanaan maupun pengendaliannya. Selain itu di zaman
perdagangan bebas ini, setiap perusahaan harus siap untuk bersaing dengan
perusahaan-perusahaan asing.

Setiap perusahaan baik itu perusahaan dagang, perusahaan jasa maupun


perusahaan manufaktur selalu menjalankan aktivitas yang beragam. Setiap
perusahaan akan berbeda cara perhitungan, terutama perusahaan manufaktur
yang memproduksi dari barang mentah sehingga menjadi barang jadi, Dengan
adanya makalah tentang perusahaan manufaktur ini diharapkan akan
memberikan suatu pengetahuan yang terpadu dalam pengenalan kegiatan
perusahaan manufaktur dengan lancar. Hal yang perlu diperhatikan dalam
penerapan perusahaan manufaktur adalah kesesuaian dan kecocokan antara
sistem itu sendiri dengan aktivitas perusahaan. Salah satu aktivitas yang sering
dilakukan adalah aktivitas yang berhubungan dengan Laporan keuangan
perusahaan manufaktur.

Laporan keuangan perusahaan manufaktur adalah suatu proses pencatatan,


pengklasifikasian dan pelaporan atas kejadian ekonomi dan dilaporkan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Kegiatan dalam suatu perusahaan manufaktur
yaitu untuk mencapai produksi dan produktifitas yang optimal agar dapat
digunakan untuk pengambilan-pengambilan keputusan atau kebijakan dalam
memilih alternative sehingga operasional produksinya dapat lebih efektif dan
efesien. Konsep dasar dalam penyusunan laporan keuangan adalah penyediaan
data yang akurat dan dapat dipercaya, serta dapat teruji kebenarannya sehingga
dapat diterima oleh semua pihak yang berkepentingan.
B. Masalah

Saat ini banyak generasi muda terutama kalangan para pelajar yang tidak peduli
dengan ilmu pengetahuan tentang perusahaan, padahal hal ini sangat penting
untuk bekal para pelajar ketika bekerja di suatu perusahaan, berikut ini adalah
masalah-masalah yang sebenarnya terjadi saat ini.

1. Mereka tidak mengenal apa itu perusahaan manufaktur ?

2. Bagaimana laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur?

3. Bagaimana sistem produksi dalam perusahaan manufaktur?

C. Tujuan

1. Mengenal perusahaan manufaktur

2. Mengetahui cara menyusun laporan keuangan dalam perusahaan


manufaktur

3. Mengetahui sistem produksi di dalam perusahaan manufaktur.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perusahaan Manufaktur

Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin,


peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan
mentah menjadi barang jadi untuk dijual.

Istilah ini bisa digunakan untuk aktivitas manusia, dari kerajinan tangan sampai
ke produksi dengan teknologi tinggi, namun demikian istilah ini lebih sering
digunakan untuk dunia industri, dimana bahan baku diubah menjadi barang jadi
dalam skala yang besar.
Manufaktur ada dalam segala bidang sistim ekonomi. Dalam ekonomi pasar
bebas, manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara masal untuk dijual
ke pelanggan untuk mendapatkan keuntungan.

a) Sejarah dan perkembangan

Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat
dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata
manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas,
adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi (1)
perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses dimana
produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur
melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam
proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan
baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur
pada umumnya adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai
variasi sumberdaya dan aktifitas sebagaiberikut:

- Perancangan Produk - Pembelian - Pemasaran

- Mesin dan perkakas - Manufacturing - Penjualan

- Perancangan proses - Production control - Pengiriman

- Material - Support services - Customer service

Hal-hal di atas telah melahirkan disiplin ilmu tentang teknik manufaktur. Sesuai
dengan definisi manufaktur, keilmuan teknik manufaktur mempelajari
perancangan produk manufaktur dan perancangan proses pembuatannya serta
pengelolaan sistem produksinya (sistem manufaktur). Meskipun teknik
manufaktur pada berbagai perguruan tinggi memiliki ke-khas-an sendiri-sendiri
namun selalu ada bagian yang sama pada jurusan-jurusan tersebut. Keilmuan
teknik manufaktur selalu berbasis kepada aktifitas pembuatan produk
manufaktur yang melibatkan berbagai aktifitas dan sumberdaya seperti yang
telah diuraikan di atas.

Jika dicermati, bidang ilmu teknik manufaktur sesungguhnya merupakan sinergi


(gabungan yang saling menguatkan) dari jurusan teknik mesin dan teknik
industri. Dari teknik mesin diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan perancangan
produk dan perancangan proses pembuatan, sedangkan dari teknik industri
diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan pengelolaan sistem di industri
manufaktur (industri yang menghasilkan produk manufaktur). Dengan demikian
akan ada beberapa matakuliah yang bisa dijumpai terdapat pada ketiga jurusan
tersebut (overlapping).

Karena sinergi tersebut, di beberapa perguruan tinggi yang belum memiliki


teknik manufaktur sebagai jurusan tersendiri, keilmuan teknik manufaktur
biasanya menjadi bagian dari jurusan teknik mesin atau teknik industri. Dengan
demikian banyak bidang ilmu di kedua jurusan tersebut yang juga dipelajari di
jurusan teknik manufaktur.

Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, teknik manufaktur berhubungan


dengan produk-produk manufaktur. Yang dimaksud produk manufaktur di sini
adalah produk-produk yang pembuatannya melalui berbagai proses manufaktur.
Sebagai ilustrasi, mari kita perhatikan dan kita periksa beberapa obyek di sekitar
kita: arloji, kursi, stapler, pensil, kalkulator, telpon, panci dan pemegang lampu.
Kita segera akan menyadari bahwa semua obyek tersebut mempunyai bentuk
yang berbeda. Benda-benda tersebut tidak akan bisa kita jumpai ada di alam ini
sebagaimana seolah-olah tersedia begitu saja di ruangan kita. Benda-benda
tersebut telah ditransformasikan (diciptakan/dibuat) dari berbagai material dan
dirakit hingga menjadi benda-benda yang kita pergunakan sehari-hari.

Beberapa obyek terdiri dari satu komponen, seperti paku, baut, kawat,
gantungan baju. Namun demikian, kebanyakan obyek – mesin pesawat terbang
(ditemukan tahun 1939), ballpoint (1938), panggangan roti (1926), mesin cuci
(1910), AC (1928), lemari es (1931), mesin fotocopy (1949), dan semua jenis
mesin, serta ribuan produk lainnya - dibangun dari perakitan sejumlah
komponen yang terbuat dari berbagai jenis material. Semua komponen tersebut
dibuat melalui berbagai proses yang disebut manufaktur (manufacturing). Di
samping produk-produk akhir tersebut, manufaktur juga melibatkan aktifitas
dimana produk yang dibuat dipergunakan untuk membuat produk. Produk
tersebut adalah mesin-mesin yang dipakai untuk membuat berbagai macam
produk. Misalnya mesin press untuk membuat plat lembaran menjadi bodi
mobil, mesin-mesin untuk membuat komponen, atau mesin jahit untuk
memproduksi pakaian. Aspek yang sama pentingnya adalah perbaikan dan
perawatan (service and maintenance) mesin-mesin tersebut selama umur
hidupnya.
Contoh Permasalahan Dalam Pengembangan Produk Manufaktur

Sebagai contoh permasalahan di dalam perancangan dan pembuatan produk


manufaktur, berikut ini diilustrasikan bagaimana permasalahan di dalam
perancangan dan pembuatan paper clip. Paper clip, benda yang sangat
sederhana yang kita jumpai sehari-hari, dikembangkan pertamakali oleh Johan
Vaaler, seorang warganegara Norwegia dan menerima hak paten pada tahun
1901.

Anggaplah bahwa kita akan memproduksi paper clip. Sebelum proses produksi
berlangsung, langkah pertama adalah merancang paper clips tersebut. Pada
proses merancang produk tersebut, berbagai pertanyaan akan muncul, material
jenis apa yang akan dipilih untuk membuat produk tersebut? Apakah material
logam atau non logam seperti plastik? Jika dipilih logam, logam jenis apa? Jika
dipilih material kawat, berapakah diameternya? Apakah penampangnya harus
berbentuk bundar atau ada yang berbentuk lain? Jika kehalusan permukaan
kawatnya penting, seberapa kasar seharusnya? Bagaimana caranya membentuk
paper clip dari kawat tersebut? Apakah ditekuk dengan tangan atau dengan
menggunakan alat bantu? Jika diperlukan, mesin apa yang harus dirancang atau
dibeli untuk membuat memproduksinya? Jika sebagai perusahaan mendapatkan
order 100 buah clip atau 1 juta clip, apakah pendekatan manufakturnya akan
berbeda?

Kekakuan dan kekuatan juga tergantung kepada diameter kawat dan desain klip.
Termasuk di dalam proses perancangan adalah pertimbangan-pertimbangan
seperti jenis (style), penampilan fisik (appearance) dan kehalusan permukaan
dari clip tersebut. Perhatikan, misalnya, bahwa beberapa jenis klip memiliki
goresan di permukaannya, untuk memberikan gaya tekan yang lebih baik.

Setelah menyelesaikan perancangan, material yang cocok harus dipilih.


Pemilihan material memerlukan pengetahuan tentang kebutuhan akan fungsi
dan pemakaian produk tersebut, dan ini mengarahkan kepada pemilihan
material yang tersedia secara ekonomis untuk memenuhi tuntutan tersebut pada
harga yang sedapat mungkin paling murah. Pemilihan material juga melibatkan
pertimbangan akan ketahanannya terhadap korosi, karena clip seringkali
dipegang dan kontak dengan kotoran serta gangguan lingkungan lainnya.
Perhatikan, kadang-kadang ada bekas karat akibat yang ditinggalkan oleh clip
pada kertas yang disimpan pada waktu yang lama.
Banyak hal tentang clip ini yang harus ditanyakan. Apakah material yang dipilih
bisa menahan lekukan (bending) pada saat proses pembuatan, tanpa retak atau
patah? Bisakah kawat dipotong tanpa mengakibatkan keausan pada pisaunya?
Akankah bekas potongannya halus atau meninggalkan permukaan yang tajam?

Akhirnya, metode pembuatan apakah yang paling ekonomis pada laju produksi
yang diperlukan, sehingga kompetitif di pasar dan menghasilkan keuntungan.
Selanjutnya, metode pembuatan yang tepat dengan perkakas yang tepat, mesin
dan peralatan harus dipilih untuk membentuk kawat menjadi paper clip.

Contoh di atas adalah contoh berbagai masalah di dalam produksi suatu produk
yang relatif sederhana, pada produk-produk lain mungkin akan dijumpai
masalah-masalah yang jauh lebih rumit. Terutama bila produk tersebut
melibatkan teknologi tinggi dan diproduksi dalam jumlah banyak sehingga
melibatkan banyak mesin, fasilitas maupun tenaga kerja. Sebuah mobil,
misalnya, terdiri dari sekitar 15.000 komponen, pesawat terbang transport C-5A
terbuat dari lebih dari empat juta komponen dan pesawat Boeing 747-700
terbuat dari enam juta komponen. Semuanya dibuat dengan bermacam-macam
proses yang disebut manufaktur (manufacturing). Dengan demikian bisa
dibayangkan luasnya area industri manufaktur, mulai dari yang paling
sederhana hingga yang paling canggih. Bagi kebanyakan negara industri,
manufaktur merupakan tulang punggung perekonomian. Sebagai aktifitas
ekonomi manufaktur menyumbang 20 hingga 30% nilai dari produk dan jasa
yang dihasilkan di suatu negara.

Kenyataan itu telah membuktikan bahwa peluang sarjana teknik manufaktur


masih terbentang luas.

B. Jenis- Jenis Perusahaan Manufaktur

Manufaktur adalah komponen besar dari ekonomi modern. Semuanya dari


merajut untuk ekstraksi minyak untuk produksi baja berada di bawah deskripsi
manufaktur. Konsep manufaktur terletak pada gagasan mengubah bahan baku,
baik organik atau anorganik, menjadi produk yang digunakan oleh masyarakat.
Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika mengklasifikasikan manufaktur menjadi
ratusan subfield dan sub-subbidang. Daftar ini akan menyederhanakan ke dalam
enam sektor umum.

1. Pakaian dan Tekstil


Pakaian dan tekstil yang berbasis di sekitar pengolahan wol mentah untuk
membuat kain, serta merajut dan menjahit untuk membuat pakaian. Industri ini
mencakup penjahit dan semua yang terlibat dengan kain dan menjahit. Ini juga
mencakup semua penggunaan produk wol dan baku lainnya untuk membuat
handuk dan seprai. Sintetis seperti polyester dimasukkan dalam manufaktur
kimia. Materi, bukan produk, adalah di pusat mendefinisikan sektor ini.

2. Minyak, Kimia dan Plastik

Sektor ini terlibat dalam mengganti oli bahan kimia, batubara dan minyak
mentah menjadi produk yang dapat digunakan. Bagian dari sektor ini meliputi
pembuatan sabun, resin, cat dan pestisida. Hal ini juga mencakup pembuatan
obat-obatan. Karet manufaktur dianggap sebagai bagian dari pekerjaan plastik.
Tentu saja, itu juga mencakup penggunaan minyak mentah untuk membuat
plastik tertentu, serta bensin dan bahan kimia lainnya.

3. Elektronika, Komputer dan Transportasi

Bidang ini erat terkait, meskipun biasanya mereka diperlakukan sebagai bidang
yang berbeda. Banyak produk di bidang ini menggunakan daya listrik, dan
semua menggunakan sumber daya. Bidang ini mencakup semua peralatan dan
mikro-prosesor, semi-konduktor dan chip. Ini juga mencakup semua peralatan
audio-visual. Sektor transportasi mendefinisikan diri, termasuk semua, kereta
api mobil dan pesawat yang tidak jatuh di bawah sektor lain, seperti pekerjaan
logam atau manufaktur kimia.

4. Makanan

Pangan, pertanian dan peternakan penggalangan adalah yang paling


sederhana dari semua industri manufaktur. Dimasukkannya pertanian hari ke
manufaktur menunjukkan bagaimana pertanian telah berubah selama bertahun-
tahun, lebih meniru sebuah pabrik untuk produksi pangan dari pertanian
organik-gaya abad yang lalu. Sektor ini mencakup semua bentuk produksi
pangan, dari peternakan ke meja makan, termasuk hal-hal seperti pengalengan
dan memurnikan.

5. Logam
Seiring dengan minyak dan manufaktur kimia, logam juga merupakan bagian
dari apa yang sering disebut “industri berat,” sementara sisanya dari sektor
kadang-kadang disebut “industri ringan,” atau “berorientasi konsumen industri.”
Logam mencakup semua besi, manufaktur aluminium dan baja, serta
keterampilan penempaan, pelapisan ukiran, dan stamping.

6. Kayu, Kulit dan Kertas

Produk-produk ini semua agak sederhana untuk mendefinisikan dan memahami.


Kayu mencakup semua bentuk lantai manufaktur atau perumahan, serta
menggergaji dan laminating. Kulit mencakup semua penyamakan dan
menyembuhkan (sementara penciptaan pakaian kulit berada di bawah tekstil).
Proses kertas dilambangkan oleh pembersihan dari pulp kayu mentah menjadi
produk kertas dari berbagai jenis.

C. Karakteristik Perusahaan Manufaktur

Karakteristik perusahaan manufaktur memiliki sifat yang berbeda dengan jenis


perusahaan jasa. Konsep perbedaan karakter ini menjadi salah satu hal yang
menyebabkan perbedaan strategi kedua jenis perusahaan ini memiliki
perbedaan.

Salah satu strategi yang mempertimbangkan masalah karakteristik perusahaan


manufaktur ini terkait dengan penetapan konsep 4P dalam pemasaran mereka.
Yaitu meliputi Product, Price, Place dan Promotion. Sebuah perusahaan
manufaktur harus mempertimbangkan produk apa yang akan mereka ciptakan
serta menentukan harga jual pada produk tersebut.

Jika antara produk dan harga sudah terselesaikan, hal selanjutnya yang perlu
dipikirkan adalah tentang Place, yaitu dimana produk tersebut hendak
dipasarkan. Agar bisa meraih konsumen dalam proses pemasaran produk
tersebut, perusahaan harus bisa menciptakan komunikasi pemasaran dalam
rangka pelaksanaan proses promosi.
Hal ini demi memperkenalkan masyarakat tentang sebuah produk dan juga nilai
penting produk tersebut bagi masyarakat. Selain itu, masyarakat juga akan
diedukasi dimana bisa mendapatkan produk yang dipasarkan tersebut.

Sebagai perusahaan yang memproduksi barang, maka karakteristik perusahaan


manufaktur lebih bersifat komplek. Sebab, hal ini terkait dengan sistem yang
dijalankan perusahaan tersebut. Untuk jenis perusahaan jasa, tidak melewati
masa produksi barang. Mereka hanya bersifat sebagai perantara antara penyedia
kebutuhan dan pengguna saja.

v Beberapa karakteristik perusahaan manufaktur menurut teori adalah sebagai


berikut :

1. Produk yang dihasilkan bisa dilihat secara kasat mata atau memiliki
wujud. Sementara pada perusahaan jasa, produk yang mereka hasilkan yakni
jasa, tidak bisa dilihat namun hanya bisa dirasakan.

2. Konsumen tidak memiliki peran dalam proses produksi sebuah perusahaan


manufaktur. Dalam karakteristik perusahaan manufaktur ini, konsumen hanya
akan menikmati hasil produksi saja.

3. Konsumen bisa menilai suatu produk saat belum menggunakan produk


tersebut atau juga setelah menggunakan produk tersebut. Sedangkan pada
perusahaan jasa, seorang konsumen harus mengkonsumsi layanan jasa untuk
bisa memberikan penilaian atas produk yang dihasilkan perusahaan jasa.

4. Untuk proses penyampaian pada konsumen, bisa dilakukan tanpa


memerlukan kontak fisik. Salah satunya melalui jasa distributor atau
memanfaatkan sistem pemasaran modern menggunakan internet.

5. Adanya ketergantungan konsumen untuk mencari produk yang ada.


Sehingga, produsen memiliki kewenangan mutlak untuk menyediakan jumlah
barang di pasaran. Hal ini berdampak pada harga jual sebuah produk. Karena
makin sedikit barang yang tersedia, makin tinggi harga produk tersebut jika
permintaan tidak berkurang.
v Beberapa karakteristik perusahaan manufaktur menurut teori adalah sebagai
berikut :

Ø Persediaan (Inventory);

Berdasarkan perusahaan dagang, dalam perusahaan manufaktur biasanya terdiri


dari tiga macam, yakni:

1. Persediaan bahan baku (raw materials inventory)

2. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory)

3. Persediaan barang jadi (finished goods inventory)

Ø Biaya Manufaktur (Manufacturing Cost)

Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan manufaktur selama suatu periode


disebut biaya manufaktur (manufacturing cost), atau lebih dikenal dengan biaya
pabrik. Biaya ini digunakan untuk menyelesaikan barang yang masih sebagian
selesai di awal periode, barang-barang yang dimasukkan dalam proses produksi
periode itu dan barang-barang yang baru dapat diselesaikan sebagian di akhir
periode. Pada dasarnya biaya pabrik dapat dikelompokkan menjadi:

a. Biaya bahan baku (raw materials cost) yaitu biaya untuk bahan-bahan
yang dapat dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan barang jadi.
Contoh bahan baku adalah kayu bagi perusahaan mebel atau tembakau bagi
perusahaan rokok.

b. Biaya tenaga kerja lansung (direct labor cost) adalah biaya untuk tenga
kerja yang menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat
diidentifikasikan langsung dengan barang jadi. Contoh buruh langsung adalah
tukang kayu dalam perusahaan mebel atau pelinting rokok dalam perusahaan
rokok (Sigaret Kretek Tangan = SKT).

c. Biaya overhead pabrik (overhead cost) adalah biaya-biaya pabrik selain


bahan baku dan tenga kerja langsung. Biaya ini tidak dapat diidentifikasikan
secara langsung dengan barang yang dihasilkan.
D. Rumus-Rumus Perusahaan Manufaktur

1. Pengertian Harga Pokok Penjualan.

Yang dimaksud dengan harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari
barang yang dijual.

Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan.

Ø Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.

Ø Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih
besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya
apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh
kerugian.

2. Rumus Menghitung Penjualan Bersih.

Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan
Perusahaan. Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari:

- penjualan kotor;

- retur penjualan;

- potongan penjualan;

- penjualan bersih.

Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut:

Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – potongan penjualan.

Contoh:

· Diketahui penjualan Rp. 25.000.000,-

Retur penjualan Rp. 125.000,-

Potongan penjualan Rp. 150.000,-


· Hitunglah penjualan bersih!

· Penjulan bersih = Rp. 25.000.000,- – Rp. 125.000,- – Rp. 150.000,-

= Rp. 24.725.000,-

3. Rumus Menghitung Pembelian Bersih.

Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung harga
pokok penjualan.

Unsur-unsur untuk menghitung pembelian bersih terdiri dari:

- pembelian kotor;

- biaya angkut pembelian;

- retur pembelian dan pengurangan harga;

- retur pembelian;

- potongan pembelian.

Untuk menghitung pembelian bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ø Pembelian bersih = pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian –


potongan pembelian.

4. Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan.

Untuk menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan terlebih dahulu


unsur-unsur yang berhubungan dengan harga pokok penjualan.

Unsur-unsur itu antara lain:

- persediaan awal barang dagangan;

- pembelian;

- biaya angkut pembelian;


- retur pembelian dan pengurangan harga;

- potongan pembelian

· Rumus harga pokok penjualan:

HPP = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih – persediaan akhir

HPP = Barang yang tersedia untuk dijual – persediaan akhir

Keterangan :

Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagangan +


pembelian bersih.

Pembelian bersih = Pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian –


potongan pembelian.

Atau

Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + pembelian + beban


angkut

Pembelian – retur pembelian – potongan pembelian

5. Pengertian Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan sumber pendapatan dan
beban suatu perusahaan (dagang) selama periode akuntansi.

Untuk Menghitung laba rugi perusahaan adalah:

Laba bersih = laba kotor – beban usaha.

Beban uasaha dalam perusahaan dagang ada dua kelompok.

· Beban penjualan ialah biaya yang langsung dengan penjualan.

· Beban administrasi/umum ialah biaya-biaya yang tidak langsung dengan


penjualan.
Untuk menghitung laba kotor adalah:

Laba kotor = penjualan bersih – harga pokok penjualan.

Sedangkan untuk menghitung penjualan bersih adalah :

Penjualan bersih = penjualan – retur penjualan dan pengurangan harga –


potongan penjualan.

E. Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur

Laporan keuangan perusahaan manufaktur tidak jauh berbeda dengan laporan


keuangan perusahaan pada umumnya. Perbedaan yang paling terlihat hanyalah
terdapat dalam rekening-rekeningnya saja.

Perbedaan rekening tersebut terutama karena perusahaan manufaktur melakukan


proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi. Sedangkan perusahaan
dagang tidaklah demikian.

Laporan keuangan biasanya dibuat minimal satu tahun sekali di akhir periode
akuntansi. Laporan keuangan itu sendiri terdiri dari tiga laporan, yaitu neraca
atau balance sheet, laporan laba rugi, dan laporan modal atau laporan perubahan
posisi keuangan.

Di dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur, neraca dan laporan laba


rugi lebih digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan. Sementara
laporan posisi keuangan digunakan oleh pemilik perusahaan manufaktur dan
atau para pemegang saham.

Ø Pihak yang Berkepentingan

Beberapa pihak yang membutuhkan informasi dalam laporan keuangan


diantaranya adalah investor yang menanamkan modalnya, investor potensial
yang diharapan akan menanamkan modalnya, pemasok, karyawan atau pegawai,
pemberi pinjaman dari bank maupun dari non-bank, konsumen, pemerintah, dan
masyarakat umum.
Pihak-pihak yang berkepentingan pada laporan keuangan mempunyai
kebutuhan informasi yang berbeda. Jadi, di samping penyusunan laporan
keuangan yang standar, biasanya disertakan pula beberapa informasi yang
diminta khusus oleh pemakai tertentu.

Ø Keterbatasan Laporan Keuangan

Meskipun laporan keuangan dapat menunjukkan posisi keuangan suatu


perusahaan, namun tidak sepenuhnya laporan keuangan tersebut dapat dijadikan
landasan dalam mengambil keputusan manajemen.

Pada laporan keuangan perusahaan manufaktur, biasanya perusahaan


manufaktur menyimpan modal yang cukup banyak, sehingga kekeliruan dalam
mengambil keputusan tentulah memberikan dampak yang tidak sepele. Berikut
adalah beberapa keterbatasan laporan keuangan:

1) Laporan keuangan hanya menyediakan data kuantitatif :Dengan kata lain,


laporan keuangan mengabaikan beberapa data kualitatif yang mungkin sangat
berarti untuk dijadikan bahan pertimbangan. Misalnya tingkat kesetiaan
konsumen pada produk, kesan produk di mata pelanggan, kemampuan
karyawan atau pegawai yang handal serta profesional, dan lain sebagainya.

2) Laporan keuangan berisi istilah-istilah yang bersifat teknis Beberapa


istilah teknis tersebut lebih sering ditemukan dalam laporan keuangan
perusahaan manufaktur. Setiap pembaca, apapun latar belakangnya, akan
dipaksa untuk memahami istilah teknis yang tercantum dalam laporan keuangan
atau mereka tidak akan memahami isi laporan keuangan yang disodorkan
padanya sama sekali.

3) Adanya beberapa variasi metode perhitungan :Hal ini dapat memberikan


kesalahpahaman antara akuntan yang menyusun laporan keuangan dan pemakai
laporan keuangan. Beberapa variasi metode perhitungan tersebut setidaknya
muncul pada metode perhitungan penyusutan aktiva tetap, perhitungan laba rugi
perusahaan, dan penilaian persediaan (bahan baku, bahan dalam proses, maupun
bahan jadi).
4) Laporan keuangan mengacu pada data-data historis yang telah terjadi di
masa lampau Hal ini menyebabkan laporan keuangan tidak dapat dijadikan
sebagai satu-satunya sumber rujukan informasi dalam memutuskan suatu
kebijakan. Karena di sisi lain, dalam memutuskan suatu kebijakan, haruslah
dipertimbangkan pula proyeksi atau kecenderungan atau peramalan terhadap
beberapa kondisi di masa mendatang. Sebagai contoh, laporan keuangan
perusahaan manufaktur menunjukkan bahwa produknya memberikan laba yang
besar di tiap tahunnya. Perusahaan manufaktur tersebut tidak boleh lantas
memutuskan untuk meningkatkan produksi sebanyak-banyaknya begitu saja.
Sebelumnya, ia harus mempertimbangkan apakah di masa depan akan muncul
produk baru yang lebih inovatif yang dapat menggeser turun penjualannya, atau
apakah akan ada kebijakan pemerintah yang berpotensi untuk membatasi
pemasarannya, atau mungkinkah pesaing akan melakukan strategi penjualan
yang bisa memukul mundur perusahaan, dan masih banya lagi bahan
pertimbangan lainnya.Laporan keuangan perusahaan manufaktur berisi
beberapa angka taksiran atau perkiraan Angka-angka taksiran ini nampak betul
dalam penyusutan aktiva tetap, yaitu tanah, bangunan, peralatan kantor, mesin,
kendaraan, dan aktiva lain yang digunakan dalam operasi perusahaan. Angka-
angka yang ditaksir dalam perhitungan penyusutan metode garis lurus adalah
angka-angka residu dan umur manfaat aktiva yang disusutkan.

Ø Tiga Bagian Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan manufaktur terdiri dari tiga bagian: Neraca,


Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas. Laporan keuangan disusun sesuai
dengan Prinsip Akuntansi yang berlaku umum (GAAP) dan tunduk pada audit
(review) oleh independen Akuntan Publik (CPA). Istilah " Laporan Keuangan
Diaudit " menunjukkan bahwa laporan keuangan perusahaan telah memenuhi
GAAP dan telah diaudit oleh akuntan publik.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur


menyediakan data tentang kekayaan bersih perusahaan (Neraca), profitabilitas
(Laporan Laba Rugi) dan kas yang tersedia (Laporan Arus Kas) pada periode
waktu tertentu.
Neraca menunjukkan nilai dari apa yang perusahaan miliki seperti persediaan
dan peralatan (aset), jumlah uang perusahaan berutang kepada para pemberi
pinjaman, pemasok dan karyawan (kewajiban), dan jumlah uang yang
diinvestasikan oleh pemegang saham atau pemilik ke dalam perusahaan (ekuitas
pemegang saham). Cara mudah untuk mengingat data pada Neraca adalah:

Aktiva - Kewajiban = Ekuitas Pemegang Saham

Lalu bagaimana cara membaca laporan keuangan perusahaan manufaktur?


Inilah dia

Laporan Laba Rugi menunjukkan pendapatan total yang dibuat oleh perusahaan
dari penjualan setelah biaya untuk manufaktur, distribusi dan biaya lainnya
sudah dipotong. Data yang dilaporkan pada Laporan Laba Rugi diringkas
sebagai berikut:

Sales. Costs + Expenses = Income

Rincian Arus Kas Pernyataan pergerakan uang tunai masuk dan keluar dari
perusahaan. Ini adalah catatan pembayaran perusahaan (arus kas keluar) dan
deposito (arus kas masuk). Data yang dilaporkan pada Laporan Arus Kas
adalah:

(Cash on Hand + Cash Deposits) -- Cash Payments = Available Cash

Anda dapat menggunakan data dari Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan
Arus Kas untuk melakukan analisis keuangan perusahaan. Ada 18 rasio
keuangan yang mengidentifikasi likuiditas perusahaan, risiko, efisiensi dan
profitabilitas. Berikut adalah lima cara yang utama untuk menghitungnya:

Rasio Lancar = Aktiva Lancar ÷ Kewajiban Lancar


Sebuah rasio lancar dari 2 ke 1, misalnya, dianggap baik karena hal ini
menunjukkan perusahaan memiliki aset dua kali sebanyak kewajiban sehingga
memiliki stabilitas finansial yang lebih besar.

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan ÷ Persediaan

Persediaan semakin tinggi putarannya, maka semakin cepat perusahaan menjual


produk, dan hal ini akan mengurangi biaya pergudangan dan meningkatkan
aliran kas.

Perputaran Piutang = Penjualan Bersih ÷ Piutang

Sebuah perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan ini


dapat menerima uang tunai dari penjualan kepada pelanggan yang relatif cepat.
Lebih banyak uang di tangan memungkinkan perusahaan untuk membayar
utang tepat waktu dan membeli aset tambahan bila diperlukan.

Margin Laba Kotor = Laba Kotor ÷ Total PenjualanSemakin tinggi margin laba
kotor, perusahaan lebih banyak keuntungan dari hasil membuat produk-
produknya. Sebuah marjin laba kotor yang sebesar 80%, misalnya,
menunjukkan bahwa untuk setiap $ 1,00 dalam penjualan, hanya .20 sebenarnya
dihabiskan untuk membuat produk yang dijual.

Debt to Equity Ratio = Total Liabilities ÷ Total Shareholders' EquitySebuah


hutang yang lebih rendah terhadap ekuitas menunjukkan perusahaan memiliki
utang kurang, lebih stabil secara finansial dan dalam posisi yang baik untuk
mendapatkan pinjaman. Rasio yang lebih tinggi membawa risiko kredit yang
lebih tinggi.
Ø Cara Mendeteksi Penipuan Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur

Banyak firma memanfaatkan Six Sigma Report dalam mendeteksi penipuan


pada saat penyusuan laporan keuangan perusahaan manufaktur untuk
meningkatkan kinerja dengan mengidentifikasi bidang utama yang berfokus
pada pada peningkatan. Six Sigma didasarkan pada keyakinan bahwa
perusahaan memiliki sumber daya yang terbatas, karena itu, harus memusatkan
sumber daya di daerah dengan dampak yang paling bisa di antisipasi. Untuk
mengetahui daerah yang paling potensial untuk perbaikan, analisis statistik
digunakan. Perusahaan manufaktur bertujuan untuk mengurangi kesalahan dan
meningkatkan keuntungan menggunakan Six Sigma Report untuk mengukur
kemajuan. Manajer dengan keahlian Six Sigma Report dikategorikan sebagai
manajer ber'sabuk hitam' yang mampu menghasilkan laporan untuk mendorong
perbaikan dari pengambilan keputusan.

mencari harga pokok produksi

Laporan yang disajikan dalam akuntansi biaya juga dapat digunakan sebagai
alat untuk membandingkan hasil yang dicapai dengan standard dari budget yang
dibuat sebelumnya. Hal ini dapat berhasil apabila pengawasan terhadap biaya
dilakukan dengan perencanaan biaya yang tepat dalam setiap kegiatan, sehingga
kegagalan-kegagalan atau kurang efisiennya suatu pekerjaan dapat dihindari

Menurut Mulyadi:

Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan


penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara
tertentu, serta penafsiran terhadapnya (Mulyadi, 2002 : 6).

Pendapat mengenai akuntansi biaya menurut Supriyono,adalah

Alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara


sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya
(Supriyono, 1999 : 12).

Menurut Abdul Halim, Akuntansi Biaya adalah


Akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari “
sesuatu produk “ yang diproduksi (atau dijual di pasar) baik untuk memenuhi
pesanan dari pemesan maupun untuk menjadi persediaan barang dagangan yang
akan dijual (Halim, 1996 : 3)

Berdasarkan definisi–definisi di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa


akuntansi biaya sangat penting artinya bagi manajemen dalam mengelola
perusahaan yang mereka pimpin, sebab akuntansi biaya merupakan alat untuk
pengawasan dan bila mungkin menekan biaya produksi yang bertujuan untuk
menentukan harga pokok produksi barang/jasa secara teliti dalam suatu periode
tertentu.

Beberapa tujuan lain dari akuntansi biaya, adalah :

1. Pengendalian biaya, akuntansi biaya menyajikan informasi biaya yang


diperkirakan akan terjadi dengan biaya yang sesungguhnya terjadi dan
kemudian menyajikan analisis terhadap penyimpangannya.

2. Pengambilan keputusan khusus, akuntansi biaya menyajikan biaya yang


relevan dengan keputusan yang akan di ambil dan biaya yang relevan ini selalu
berhubungan dengan biaya masa yang akan datang (Mulyadi, 2002 : 24).

Akuntansi Biaya dapat mencapai tujuan tentang penentuan harga pokok produk,
maka akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya
pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya-biaya yang dikumpulkan
disajikan adalah biaya-biaya yang telah terjadi pada masa lalu atau biaya
historis. Umumnya akuntansi biaya untuk penentuan harga pokok produk ini
untuk memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan. Oleh karena itu, untuk
melayani kebutuhan pihak luar tersebut, akuntansi biaya untuk penentuan harga
pokok produk tunduk pada prinsip-prinsip akuntansi yang yang lazim.

1. Pengertian Biaya

Perusahaan dalam melakukan aktivitasnya tidak bisa lepas dari pengorbanan


sumber-sumber ekonomis atau alat-alat produksi untuk menghasilkan produk-
produk yang diinginkan.
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang produksi, istilah biaya sangat penting
artinya, sebab biaya harus relevan dengan proses produksi yang sedang
dibiayainya. Pada dasarnya biaya diukur dengan nilai sekarang dari sumber-
sumber ekonomi yang dikorbankan untuk memperoleh barang atau jasa yang
akan dipergunakan dalam aktivitas perusahaan. Barang atau jasa yang
dikorbankan merupakan pengurangan atas harta atau dibebankan sebagai hutang
pada saat barang atau jasa itu diperoleh.

Beberapa ahli akuntansi berpendapat mengenai pengertian biaya seperti yang


dikemukakan di bawah ini :

Ø Menurut Mulyadi :

Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang di ukur dalam
satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu. Sedangkan biaya dalam arti sempit adalah pengorbanan sumber
ekonomis untuk memeperoleh aktiva atau dalam istilah lain disebut dengan
harga pokok (Mulyadi, 2002 : 8).

Ø Menurut Harnanto dan Zulkifli, pengertian biaya adalah

Jasa atau manfaat suatu sumber ekonomi yang telah digunakan atau
dilkeluarkan dalam rangka menciptakan pendapatan yang merupakan tujuan
setiap unit usaha (Harnanto & Zulkifli, 2003 : 15).

Akuntansi Biaya memerlukan sebuah konsep dan terminologi untuk dasar


pembahasan akuntansi biaya dengan tujuan supaya dapat dipakai pedoman di
dalam penyusunan laporan biaya. Beberapa konsep dan terminologi tersebut
adalah :

Ø Harga Perolehan atau harga Pokok (Cost)

Harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam
satuan uang, dalam bentuk :

- Kas yang dibayarkan , atau

- Nialai aktiva lainnya yang diserahkan / dikorbankan ,atau


- Nilai jasa yang diserahkan/dikorbankan, atau

- Hutang yang timbul, atau

- Tambahan modal

Dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan , baik
pada masa lalu (harga perolehan yang telah terjadi) maupun pada masa yang
akan datang (harga perolehan yang akan terjadi).

2. Biaya (expenses)

Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka
memperoleh penghasilan (revenue) dan akan dipakai sebagai pengurang
penghasilan .Biaya digolongkan ke dalam harga pokok penjualan, biaya
penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga dan biaya pajak
perseroan.

3. Penghasilan (Revenues)

Penghasilan adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk :

- Kas yang diterima, atau

- Piutang yang timbul, atau

- Nilai aktiva lainnya yang diterima ,atau

- Nilai jasa yang diterima, atau

- Pengurangan hutang, atau

- Pengurangan modal

- Dalam rangka penjualan barang dagangan , produk atau jasa yang dilakukan
oleh perusahaan kepada pihak lain.

4. Rugi dan laba (Profit and loss)

Rugi dan laba adalah hasil dari proses mempertemukan secara wajar antara
semua penghasilan dengan semua biaya dalam periode akuntansi yang sama.
Apabila semua penghasilan lebih besar dibanding biaya , maka selisihnya
adalah laba bersih.Apabila penghasilan lebih kecil dibandingkan dengan semua
biaya, selisihnya rugi bersih.

5. Rugi (Losses)

Rugi adalah berkurangnya aktiva atau kekayaan perusahaan yang bukan


pengambilan modal oleh pemilik, di mana tidak ada manfaat uyang diperoleh
dari berkurangnya aktiva.(Supriyono, 1999 : 16)

2. Penggolongan Biaya Produksi

Penggolongan adalah proses mengelompokkan secara sitematis atas


keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan ternetu yang lebih
ringkas untuk dapat memberikan informasi lebih punya arti atau lebih penting.

Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang akan


digunakan untuk berbagai tujuan, dalam menggolongkan biaya harus
disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang akan disajikan. Oleh
karena itu dalam penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya tersebut
digolongkan, untuk tujan yang berbeda diperlukan cara penggolongan yang
berbeda pula, atau tidak ada satu cara penggolongan biaya yang dapat dipakai
untuk semua tujuan menyajikan informasi biaya.

Penggolongan biaya menurut fungsi pokok perusahaan ada empat fungsi yang
utama, yaitu ;

Ø fungsi produksi, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan


pengolahan bahan baku menjadi produk selesaiyang siap untuk dijual.

Ø fungsi pemasaran, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan


penjualan produk selesai yang siap dijual dengan cara yang memuaskan pembeli
dan dapat memperoleh laba sesuai yang diinginkan perusahaan samapai dengan
pengumpulan kas dari hasil penjualan.
Ø fungsi administrasi dan umum, adalah fungsi yang berhubungan dengan
kegiatan penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan
perusahaan secara keseluruhan agar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya
guna (efisien). Kegiatan fungsi ini berhubungan dengan fungsi pokok
perusahaan yang lain, tetapi manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan langsung
pada fungsi lain tersebut.

Ø fungsi keuangan, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan


atau penyediaan dana yang diperlukan perusahaan. Fungsi ini tidak begitu
penting, jika dana yang ada dalam perusahaan telah dapat terpenuhi.

(Supriyono, 1999 : 18)

Atas dasar fungsi tersebut di atas, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok biaya, yaitu :

1. Biaya produksi

Pengertian biaya produksi menurut Supriyono adalah ” semua biaya yang


berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku
menjadi produk selesai ” (Supriyono, 1999 : 19)

Menurut Abdul Halim, pengertian biaya produksi adalah Biaya-biaya yang


berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan
dipertemukan (dimatch-kan) dengan penghasilan (revenue) di periode mana
produk itu dijual (Halim, 1999 : 5)

Kegiatan ekonomi yang dilakukan secara individu terutama kegiatan produksi


rumah tangga, secara eksplisit tentu saja memerlukan biaya produksi, dalam hal
ini mencerminkan pengeluaran nyata (aktual) yang dikeluarkan untuk
memperoleh input.

Secara garis besar, biaya produksi dibagi menjadi tiga, yaitu : biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
a. Biaya Bahan Baku (material cost)

Biaya ini sering disebut dengan istilah biaya utama (prime cost). Bahan baku
merupakan bahan yang membantu bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku
dapat diproduksi sendiri maupun diperoleh dari pembelian. Di dalam
memperoleh bahan baku pengusaha tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah
harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan ongkos transportasi

Menurut prinsip akuntansi yang lazim, semua biaya yang terjadi untuk
memperoleh bahan baku dan untuk menempatkan dalam keadaan siap untuk
diproduksi, merupakan unsur harga pokok bahan baku yang dibeli. Harga pokok
bahan baku tersebut terdiri dari harga beli ditambah dengan biaya–biaya
pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku
sampai dalam keadaan siap untuk diolah (Mulyadi, 2002 : 301).

Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi yang terdiri dari dua macam,
yaitu bahan baku langsung (direct material) dan bahan baku tidak langsung
(indirect material). Bahan baku langsung adalah bahan baku yang secara
langsung berperan dalam proses produksi dan mempunyai hubungan yang erat
dengan jumlah produk yang dihasilkan. Bahan baku tidak langsung adalah
bahan baku yang secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi.

Anggaran bahan baku merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan baku


langsung, sedangkan kebutuhan bahan baku tidak langsung akan direncanakan
dalam anggaran biaya overhead pabrik.

Berdasarkan uraian diatas, bahwa anggaran bahan baku adalah semua anggaran
yang berhubungan dengan perencanaan secara lebih terperinci mengenai
penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode yang akan
datang.
b. Biaya Tenaga Kerja

Seperti halnya bahan baku, tenaga kerja yang bekerja di pabrik juga
dikelompokkan menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung berperan
dalam proses produksi. Sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga
kerja yang secara tidak langsung berperan dalam proses produksi dan biayanya
dikaitkan pada biaya overhead pabrik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
anggaran tenaga kerja adalah anggaran yang merencanakan secara terperinci
tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja meliputi rencana
tentang jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu periode
produksi, tarif upah dan waktu (kapan) pengerjaannya.

Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan bagian dari anggaran tenaga
kerja yang secara terperinci akan memuat :

Ø Jumlah barang yang diproduksi

Ø Jumlah produksi yang dihasilkan

Ø Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi

Ø Jumlah jam / hari tenaga kerja langsung setiap produksi

Ø Tingkat upah rata-rata per jam/hari tenaga kerja langsung.

Ø Waktu kapan upah rata-rata per jam/hari tenaga kerja langsung.

Biaya tenaga kerja merupakan salah satu dari biaya konversi, di samping biaya
overhead pabrik. Yang merupakan salah satu biaya untuk mengubah bahan baku
manjadi produk jasa. Sebelum lebih lanjut perlu dipahami batasan biaya tenaga
kerja dan cara penggolongannya. ” tenaga kerja merupakan usaha fisik atau
mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja
adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut
”. (Mulyadi , 2002 : 343)
Biaya tenaga kerja untuk tujuan akuntansi di bagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :

1. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor), adalah balas jasa yang
diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau
diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.

2. Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor), adalah balas jasa yang
diberikan kepada karyawan pabrik, akan tetapi manfaatnya tidak dapat
diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan
perusahaan.

c .Biaya Overhead Pabrik (factory Overhead).

Biaya-biaya yang secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi
dimasukkan (dikelompokkan) ke dalam biaya overhead pabrik.

Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biaya–biaya dalam pabrik
yang dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi, kecuali bahan baku
langsung, dan biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena terlalu banyaknya jenis
biaya yang muncul dalam operasional pabrik, maka diperlukan perhatian
khusus. Sedangkan anggaran biaya overhead pabrik adalah suatu perencanaan
yang terperinci mengenai biaya-biaya tidak langsung yang dikeluarkan
sehubungan dengan proses produksi selama periode yang akan datang. Terlalu
besarnya biaya overhead pabrik akan memperngaruhi tingkat keuntungan yang
akan diperoleh.

Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik menurut


sifatnya dikelompokkan menjadi beberapa golongan, antara lain :

Ø Biaya bahan penolong

Ø Biaya tenaga kerja tidak langsung


Ø Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva

Ø Biaya yang yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu

Ø Biaya overhead lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang


tunai (Mulyadi, 2002 : 208).

2. Biaya Pemasaran

Menurut Supriyono, “Biaya pemasaran adalah biaya dalam rangka penjualan


produk selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas” (Supriyono,
1999 : 21).

Biaya pemasaran meliputi biaya untuk melaksanakan fungsi penjualan, fungsi


penggudangan produk selesai, fungsi pengepakan dan pengiriman, fungsi
advertensi, fungsi pemberian kredit dan pengumpulan piutang, dan fungsi
pembuatan faktur atau administrasi penjualan.

3. Biaya administrasi dan umum

Biaya administrasi dan umum ini terjadi dalam rangka penentuan


kebijaksanaan, pengarahan, dan pengwasan kegiatan perusahaan secara
keseluruhan. Termasuk dalam biaya ini gaji pimpinan tertinggi perusahaan,
personalia, sekretariat, akuntansi, hubungan masyarakat, keamanan dan
sebagainya.

Ø Pengertian Harga pokok Produksi

Harga Pokok adalah gambaran kuantitatif pengorbanan yang harus dilakukan


oleh produsen pada waktu terjadinya pertukaran barang-barang atau jasa–jasa
yang ditawarkannya di pasar (Winardi, 2000 : 249).
Perhitungan harga pokok produksi di mulai dengan menjumlahkan biaya-biaya
produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, buruh langsung / tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik, sehingga diperoleh total biaya yang
dibebankan pada pekerjaan pada setiap periode.

Seperti yang telah dibahas di atas, bahwa untuk menghitung harga pokok secara
tepat dan teliti, maka biaya yang harus dikeluarkan harus diklasifikasikan
menurut aliran–aliran biaya itu sendiri. Di dalam akuntansi yang konvensional
komponen harga pokok terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
biaya overhead pabrik.

Perhitungan biaya produksi dan perhitungan harga pokok produk dalam proses
supaya bisa dianalisis kegiatannya selama periode tertentu, maka harus disusun
laporan biaya produksi yang biasanya di bagi menjadi 3 (tiga) bagian :

a) Data produksi

Berisi jumlah produk dalam proses pada awal periode, jumlah produk yang
telah diolah selama periode tertentu, jumlah produk selesai ditransfer ke
gudang, dan produk yang masih dalam proses pada akhir periode dengan tingkat
penyelesaian tertentu.

b) Biaya yang dibebankan

Memperhatikan biaya-biaya produksi yang terjadi atau yang dikeluarkan selama


periode tertentu. Dalam bagian ini disajikan biaya total dan biaya pemantauan
tiap-tiap elemen biaya produksi.

c) Perhitungan biaya

Memperhatikan perhitungan harga produk selesai yang ditransfer ke gudang dan


biaya produk dalam proses pada akhir periode.

(Mulyadi, 2002 : 189)


Harga pokok proses merupakan cara penentuan harga pokok produk dimana
biaya produksi dibebankan kepada proses selama periode tertentu. Dalam
metode ini tidak ada pembedaan antara biaya langsung dan biaya tidak
langsung, sedangkan biaya overhead pabrik terdiri dari biaya-biaya yang
dikeluarkan atau yang terjadi didalam proses produksi yang secara tidak
langsung ikut dalam membuat barang jadi, yaitu selain biaya bahan baku, biaya
bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya tenaga kerja tidak
langsung.

Ø Metode pengumpulan harga pokok produksi

Pembuatan suatu produk mempunyai dua kelompok biaya, yaitu biaya produksi
dan biaya non produksi. Biaya produksi merupakan biaya–biaya yang
dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya
non produksi merupakan biaya–biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan non
produksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum.
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi, yang digunakan untuk
menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk yang pada akhir
periode akuntansi masih dalam proses. Biaya non produksi ditambahkan pada
harga pokok produksi untuk menghitung total harga pokok produk.

Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi,


menurut Mulyadi, secara garis besar cara memproduksi produk dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu :

1. Produksi atas dasar pesanan

perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, mengumpulkan harga pokok


produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost
method).Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan
tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan untuk
memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi
untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang
bersangkutan.
2. Produksi massa

Perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan harga pokok produksinya


dengan menggunakan metode harga pokok proses (process cost method).Dalam
hal ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga
pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut
dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut
dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan
(Mulyadi, 2002 : 18).

BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan kita selama menyusun dan mencari sumber referensi


makalah ini bahwa:

Ø Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang dari


bahan baku, bahan setengah jadi ssampai dengan barang jadi yang siap untuk di
jual.

Ø Setiap perusahaan manufaktur harus menghitung HPP (Harga Pokok


Penjualan) dengan cara BBB+BTKL+BOP.

Ø Setiap data laporan keungan perusahaan manufaktur harus valid, akurat,


dapat dipercaya dan ada buktinya.

B. Saran-saran

Ø Proses penyelesaian makalah harus diselesaikan tepat waktu dan akurat,


untuk itu agar penulis betul-betul lebih meiliki rasa tanggungjawab yang besar
agar data tersebut dapat terselesaikan dengan baik.

Ø Sebaiknya dalam suatu penyusunan makalah harus benar-benar jelas dan


tidak membingungkan agar pembaca dapat mengerti apa yang dituliskan oleh
penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Ø http://haryonounikarta-akuntansibiaya.blogspot.com/

Ø
https://www.google.com/search?client=opera&rls=en&q=struktur+makalah&so
urceid=opera&ie=utf-8&oe=utf-8

Ø http://haryonounikarta-akuntansibiaya.blogspot.com/

Ø http://id.wikipedia.org/wiki/Manufaktur

Anda mungkin juga menyukai