Anda di halaman 1dari 7

AQIDAH 50

A. Aliran-aliran yang sesat dalam Islam :


1. Jabariyah
Jabariyah berasal dari kata () Jabara yang berarti “Memaksa”. Dalam al Munjid, kata
jabariyah berasal dari kata () Jabara yang berarti “Memaksa dan mengharuskan melakukan
sesuatu”.1 Faham jabariyah adalah menghilangkan perbuatan manusia dalam arti yang
sesungguhnya dan menyandarkannya kepada Allah.2 Dengan kata lain manusia mengerjakan
perbuatannya dalam keadaan terpaksa.
Faham jabariyah pertama kali diperkenalkan oleh Ja`ad bin Dirham (terbunuh 124 H),
kemudian disebarkan oleh Jahm Shafwan (125 H) dari Khurasan. Awal kemunculan faham
jabariyah adalah karena kodisi bangsa Arab berada pada gurun pasir sahara, yang memberikan
pengaru besar dalam hidup mereka. Ketergantungan mereka pada alam sahar yang ganas
menimbulkan sikap penyerahan diri terhadap alam. Dalam kondisi yang demikian, masyarakat
Arab tidak banyak melihat jalan keluar untuk mengubah keadaan sekeliling mereka sesuai
dengan apa yang mereka inginkan. Mereka merasa lemah dan tidak kuasa dalam menghadapai
kesulitan hidup. Hal inilah yang membawa mereka pada sikap jabariyah atau fatalisme.3

2. Qadariyah
Qadariyah secara bahasa berasal dari kata () Qadara yang berarti “Kemampuan dan
Kekuatan.”4 Sedangkan makna qadariyah secara istilah adalah “Aliran yang percaya bahwa
segala tindakan manusia tidak dintervensi oleh Allah. Dalam artian bahwa tiap orang adalah
pencipta segala perbuatannya, manusia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas
kehendak sendiri.5 Tokoh dari faham qadariyah adalah Ma`bad al Jauhani (w. 80 H) dan Ghailan
ad Dimasyqy. Ma`bad adalah seorang tabi`in yang dapat dipercaya, dan pernah berguru kepada
Hasan al Bisri. Sementara Ghailan adalah seorang orator berasal dari Damaskus dan ayahnya
menjadi maula Utsman bin Affan.6

3. Mujassimah
Mujassimah adalah salah satu aliran atau pemahaman yang menggambarkan Allah seolah-olah
mempunyai tubuh, seperti punya tangan, punya wajah, punya kaki, dsb. Misalnya ada ayat
YADULLAH FAWQO AIDIHIM artinya tangan Allah di atas tangan mereka. Dari ayat ini
dipahami bahwa Allah punya tangan. Ayat lain KULLU MAN 'ALAIHA FAN WA YABQO

1
L. Mal`uf, al Munjid fi al Lughah wa al `Alam, Dar al Masyriq, Beirut, 1998, h. 78
2
Asy Syahrastani, al Milal wa an Nihal, Darul Fikr, Beirut, h. 85
3
Harun Nasution, Teologi Islam : Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, UI Press, Jakarta : 1986, h. 31
4
Luwis Mal`uf al Yusu`i, al Munjid, al Khathulikiyah, Beirut, 1945, h. 436
5
Luwis Mal`uf al Yusu`i, al Munjid, al Khathulikiyah, Beirut, 1945, h. 436
6
Ahmad Amin, Fajr al Islam, Maktabah an Nahzah al Misriyah li ashhabina Hasan Muhammad wa Auladihi,
Kairo : 1924, h. 284
WAJHU ROBBIKA ZUL JALALI WAL IKROM (semua yang ada ini akan hancur/ lenyap dan
yang akan kekal abadi hanya lah WAJAH Tuhanmu yang mempunyai keagungan dan
kemuliaan). Dari ayat ini dipahami bahwa Allah punya Wajah. Pemahaman seperti ini
bertentangan dengan ayat WA LAM YAKUN LAHU KUFUWAN AHAD (tidak ada satupun
yang serupa dengan Allah). Dan juga ayat LAISA KAMITSLIHI SYAI'UN (tidak ada satupun
yang serupa/ sama dengan Allah). Mujassimah adalah sebuah firqah yang menyimpang dari
aqidah Islam. Tokoh awalnya adalah seorang Rafidha bernama Hisyam bin al-Hakam, yang
mengatakan bahwa Allah punya fisik dengan sifat dan kadar tertentu. Fisik Allah sama antara
lebar dan tingginya, punya warna punya rasa, bercahaya seperti mutiara bundar.

4. Mu`attilah/ Muktazilah
Mu`tazilah adalah faham yang mengatakan Allah tidak memiliki sifat, yang dikembangkan oleh
Washil Bin `Atha` tahun 131 H. Mereka berpendapat para pelaku dosa besar yang terlibat dalam
tahkim adalah bukan mukmin dan juga bukan kafir.

5. Syi`ah Rafidhah
Syiah Rafidhah adalah Syiah yang tidak mengakui kekhilafahan Abu Bakar Ash-Shidiq dan Umar,
berlepas diri dari mayoritas generasi sahabat, meyakini kekhilafahan adalah hak Ali bin Abi Thalib
dan anak keturunannya berdasar wasiat dan penegasan dari Nabi SAW, dan meyakini batilnya
kekhilafahan para khalifah selain Ali dan anak keturunannya. Syiah Rafidhah dikenal juga dengan
nama Syiah Imamiyah, karena mereka meyakini bahwa Nabi SAW telah mewasiatkan secara tekstual
bahwa khilafah sepeninggal beliau adalah hak Ali bin Abi Thalib dan anak keturunannya.

6. Nawashib
Orang yang membenci Ahlul Bait (Nashibi)” di mata mereka sesuai dengan apa yang disabdakan
para Imam Maksum dalam riwayat-riwayat mereka dan apa yang diucapkan melalui lisan para
ulama mereka adalah orang yang menolak keimamahan/wilayah para Imam Maksum,
mendahulukan Abu Bakar dan Umar di atas Ali dan lain sebagainya meski mereka mencintai
Ahlul Bait.

B. SIFAT WAJIB DAN MUSTAHIL BAGI ALLAH


1. Wajib Bagi Allah
a. Nafsiyah (‫)نفسية‬
1) Wujud (Ada)
    
     
   
      
   
    
    
  
     
   

Artinya : Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah". Katakanlah: "Maka
Patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, Padahal mereka tidak
menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?".
Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita
dan terang benderang; Apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat
menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan
mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha
Esa lagi Maha Perkasa". (Qs. ar Ra`dhu (13) : 16)

b. Salbiyah (‫)سلبية‬
1) Qidam (Terdahulu)
   
    
 
Artinya : Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin7 dan Dia Maha mengetahui
segala sesuatu. (Qs. al Hadid (57) : 3)

2) Baqa (Kekal)
     
   
 
Artinya : Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai
kebesaran dan kemuliaan. (Qs. ar Rahman (57) : 26-27)

3) Mukhalafatuhu Lilhawaditsi (Berbeda dengan Baharu)


   
    
   
    
    

Artinya : Dia Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-
pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu
berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-
lah yang Maha mendengar dan melihat. (Qs. al Fathir (42) : 11)

4) Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri)

7
Yang dimaksud dengan: yang Awal ialah, yang telah ada sebelum segala sesuatu ada, yang akhir ialah yang
tetap ada setelah segala sesuatu musnah, yang Zhahir ialah, yang nyata adanya karena banyak bukti- buktinya dan yang
Bathin ialah yang tak dapat digambarkan hikmat zat-Nya oleh akal.
   
     
 
Artinya : Dan Barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya
sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam. (Qs. al Ankabut (29) : 6)

5) Wahdaniyat (Esa)
    
Artinya : Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. (Qs. al Ikhlash (112) : 1)

c. Ma`ani (‫)معني‬
1) Qudrah (Kuasa)
   
     
    
    
     
  
Artinya : Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari
mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka
berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan
penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (Qs. al Baqarah (2) :
20)

2) Iradah (Berkehendak)
   
    
     
 
Artinya : Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi8, kecuali jika Tuhanmu menghendaki
(yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. (Qs.
Huud (11) : 107)

3) `Ilmu (Mengetahui)
   
  
    
   
    
    
    
    
  
    
   
  

8
Alam akhirat juga mempunyai langit dan bumi tersendiri.
Artinya : Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, Maka
rujukilah mereka dengan cara yang ma'ruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang
ma'ruf (pula). janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan
demikian kamu Menganiaya mereka9. Barangsiapa berbuat demikian, Maka sungguh ia telah
berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah
permainan, dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah
kepadamu Yaitu Al kitab dan Al Hikmah (As Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu
dengan apa yang diturunkan-Nya itu. dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah
bahwasanya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Qs. al Baqarah (2) : 231)

4) Hayah (Hidup)
     
     
      
      
     
     
    
    
   
   
  
Artinya : Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa
yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya?
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka
tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi10
Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan
Allah Maha Tinggi lagi Maha besar. (Qs. al Baqarah (2) : 255)

5) Sama` (Mendengar)
   
    
   
    
    

Artinya : Dia Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-
pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu
berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-
lah yang Maha mendengar dan melihat. (Qs. asy Syuura (42) : 11)

6) Bashar (Melihat)
   
    
   
    
9
Umpamanya: memaksa mereka minta cerai dengan cara khulu' atau membiarkan mereka hidup terkatung-
katung.
10
Kursi dalam ayat ini oleh sebagian mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula yang mengartikan
dengan kekuasaan-Nya.
    

Artinya : Dia Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-
pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu
berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-
lah yang Maha mendengar dan melihat. (Qs. asy Syuura (42) : 11)

7) Kalam (Berkata)
    
     
    
Artinya : Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan
Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung11. (Qs. an Nisa` (4) : 164)

d. Ma`nawiyah (‫)معنويه‬
1) Qudiran (‫)قديرا‬
2) Muridan (‫)مريدا‬
3) `Aliman (‫)عليما‬
4) Hayyan (‫)حيا‬
5) Samingan (‫)سميعا‬
6) Bashiran (‫)بصيرا‬
7) Mutakalliman (‫)متكلما‬
2. Mustahil Bagi Allah
a. `Adam (‫)عدم‬
b. Huduts (‫)حدث‬
c. Fana` (‫)فناء‬
d. Mumatsalatu Lilhawaditsi (‫)ممثلت للحوادث‬
e. Ihtiyaju Ila Ghairihi (‫)احتياج الى غيره‬
f. Ta`addud (‫)تعدد‬
g. `Ajzu (‫)عجز‬
h. Karaha (‫)كره‬
i. Jahl (‫)جهل‬
j. Maut (‫)موت‬
k. Shumma (‫)صمم‬
l. `Umya (‫)عمي‬
m. Bukma (‫)بكما‬
n. `Ajizan (‫)عجزا‬

11
Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa a.s. merupakan keistimewaan Nabi Musa a.s., dan karena Nabi
Musa a.s. disebut: Kalimullah sedang Rasul-rasul yang lain mendapat wahyu dari Allah dengan perantaraan Jibril. dalam
pada itu Nabi Muhammad s.a.w. pernah berbicara secara langsung dengan Allah pada malam hari di waktu mi'raj.
o. Karhan (‫)كرها‬
p. Jahlan (‫)جهال‬
q. Maitan (‫)ميتا‬
r. Shumman (‫)صمما‬
s. `Umyan (‫)عميا‬
t. Bukman (‫)بكما‬
C. SIFAT JAIZ BAGI ALLAH
1. Fi`lu Kulli Munkinin Au Tarkuhu (‫)فعل كل ممكن او تركه‬
    
  
     
 
Artinya : Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi
dengan hak12? jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu)
dengan makhluk yang baru. (Qs. Ibrahaim (14) : 19)

D. SIFAT WAJIB DAN MUSTAHIL BAGI RASUL


1. Wajib Bagi Rasul
a. Siddiq (‫)صدق‬
b. Amanah (‫)امنة‬
c. Tabligh (‫)تبليغ‬
d. Fathanah (‫)فطنة‬
2. Mustahil Bagi Rasul
a. Kidzib (‫)كذب‬
b. Khitman (‫)ختما‬
c. Khiyanat (‫)خينت‬
d. Balada (‫)بلد‬
E. SIFAT JAIZ BAGI RASUL
1. `Aradhul Basyariyah (‫)عرض البصرية‬

12
Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan dengan penuh
hikmah.

Anda mungkin juga menyukai