Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

Menganalisis model pengembangan kurikulum KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013


Cara menganalisis:
1. Penekanan pada suatu titik pandang tertentu.
2. Keuntungan dan kekurangan yang diperoleh melalui titik pandang tertentu
KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013
3. Kekurangan KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan


yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam suatu
periode jenjang pendidikan. Sebagaimana tercantum dalam UUSPN No.20 Tahun
2003 adalah sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No.20
Tahun 2003, Bab 1 ayat 19).

A. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)


KBK atau kurikulum 2004 adalah kurikulum dalam dunia pendidikan
di Indonesia yang mulai diterapkan pada tahun 2004. Lahirnya kurikulum
pada tahun 2004 ini tidak dapat lepas dari kondisi politik yang terjadi pada
saat itu pada perubahan era Orde Baru menuju era Reformasi. KBK diartikan
sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan
kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi
tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Dengan demikian,
implementasi kurikulum dapat menumbuhkan tanggung jawab, dan
partisipasi peserta didik untuk belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan
umum (public policy), serta memberanikan diri berperan serta dalam berbagai
kegiatan, baik di sekolah maupun dimasyarakat
Orientasi kurikulum berbasis kompetensi adalah: 1) hasil dan dampak
yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian
penglaman belajar yang bermakna, dan 2) keberagaman yang dapat di
infestasikan sesuai dengan kebutuhannya.
Rumusan kompetensi dalam kurikulum berbasis kompetensi
merupakan pernyataan apa yang diharapkan dapat diketahui, disikapi atau
dilakukan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan sekolah sekaligus
menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan
berkelanjutan untuk menjadi kompeten. Pada praktiknya, kurikulum ini tidak
pernah disahkan meskipun sempat diimplementasikan secara terbatas. Pada
2006, pemerintah meluncurkan kurikulum baru pengganti KBK yakni KTSP.
Kurikulum KTSP (2006) diakui pemerintah sebagai revisi dari KBK (2004),
artinya pendekatan dan latar belakang yang diterapkan pada KTSP masih
sama dengan latar yang menjiwai diciptakannya KBK.

1. Landasan Kurikulum Berbasis Kompetensi


Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi berlandaskan pada
fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam
undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan banngsa, betujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tangguang
jawab”. Untuk meningkatkan mutu pendidikan harus dilakukan secara
menyeluruh yang mencakup penyempurnaan kurikulum untuk
mewujudkan peserta didik yang mampu mengembangkan dimensi
manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi
pekerti, pengetahuan, ketrampilan, seni, olah raga, dan prilaku.
Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan
pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian
kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan
berhasil dimasa depan. Dengan demikian peserta didik memiliki
ketanggapan, kemandirian, dan jati diri yang dikembangkan melalui
pembelajaran atau pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan.

2. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi


Depdiknas mengemukakan bahwa Kurikulum Berbasis
Kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal.
b. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan atau
metode yang bervariasi.
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya
yang memenuhi unsur edukatif.
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan dan pencapaian suatu kompetensi.

3. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Berbasis Kompetensi


a. Kelebihan:
1) Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didik pada
setiap aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan
penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.
2) KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus
dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan
berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing.
Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses
belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan
mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan
transfer pengetahuan (transfer of knowledge).
3) Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari
pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu
pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan,
kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari,
serta aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal
berdasarkan standar kompetensi tertentu.
4) Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
/siswa (student oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara
fisik ketika belajar dengan memanfaatka nindrase optimal
mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam
proses belajar. Dengan demikian, peserta dapat belajar dengan
bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar,
belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta belajar
dengan memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman-
pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan mengindra,
mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan
menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui
kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
b. Kekurangannya
1) Dalam kurikulum dan hasil belajar indicator sudah disusun, pada
hal indicator sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang
paling mengetahui tentang kondisi peserta didik dan lingkungan.
2) Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan
standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan
guru untuk merancang pembelajaran secara berkelanjutan.
3) Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti
kurikulum-kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher
oriented.
4) Memandang kompetensi sebagai sebuah identitas yang bersifat
tunggal, padahal kompetensi merupakan “a complex combination
of knowledge, attitudes, skills and values displayed in the context
of task performance” (Gonczi,1997), sistem pengukuran perilaku
yang menggunakan paradigma behaviorisme ditengarai tidak
mampu mengukur sesuatu perilaku yang dihasilkan dari
pembelajaran bermakna (significant learning) (Barrie dan Pace,
1997), dan kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan
KBK adalah waktu, biaya dan tenaga yang banyak.

B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


KTSP lahir pada tahun 2006 sebagai sebuah kurikulum operasional
pendidikan yang disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan di Indonesia. KTSP dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP
Pasal 1, Ayat 15), dijelaskan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memerhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta
kempetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Kurikulum ini terdiri dari tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan kurikulum ini mengacu pada
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi adalah ruang lingkup materi, dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi
peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi
merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan yang memuat: 1) kerangka dasar, dan struktur kurikulum, 2)
beban belajar, 3) dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan 4) kalender
pendidikan. Sedangakan SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi
kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
KTSP mengikuti prosedur yang logis, dan sistematis. Prosedur ini
perlu diikuti bukan saja deskripsi tugas tiap komponen terkait menjadi jelas,
tetapi juga agar setiap madrasah yang tidak terlibat langsung dalam tim
pengembangan memahami arah perencanaan yang ditetapkan. Dengan
demikian perlu ditentukan Tim Pengembangan Kurikulum Madrasah
(TPKM), pengerja analisis konteks, pengkaji 8 standar pendidikan, penyusun
draf dokumen, dan dokumen akhir, penghitung Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) setiap mata pelajaran, previsi, dan personalisasi KTSP.
Tujuan KTSP ada dua yaitu tujuan secara umum untuk mendirikan
dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan
(otonomi) kepada lembaga pendidikan. KTSP memberi kesempatan kepada
sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikulum,
sedangkan tujuan khususnya adalah meningkatkan mutu pendidikan melalui
kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum,
mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang tersedia, meningkatkan
kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum,
dan meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.

1. Landasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Penyelenggaraan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
yang saat ini diterapkan di Indonesia dilandasioleh kebijakan perundang-
undangan sebagai berikut:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentangSistem Pendidikan Nasional,
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan,
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Standar isi ini mencakup lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam standar isi adalah:
kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester
dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah,
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar Kompetensi Lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan,
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

2. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu :
a. Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan
b. Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi
c. Kepemimpinan yang demokratis dan professional
d. Tim-kerja yang kompak dan transparan.
Melalui, sekolah dan satuan pendidikan perlu mengembangkan
lembaga yang diberi kewenangan dan tanggung jawab secara luas,
mandiri dan maju serta berkembang berdasarkan strategi kebijakan
manajemen pendidikan yang diterapkan pemerintah.

3. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP)
a. Kelebihan
1) KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitik
beratkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang
dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh daerah
kawasan wisata dapat mengembangkan kepariwisataan dan
bahasa inggris, sebagai keterampilan hidup.
2) KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat.
Karena beban belajar yang berat dapat mempengaruhi
perkembangan jiwa anak.
3) KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-
sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan.
4) Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih, dan pengembang
kurikulum.
5) Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan
kepada guru untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai
dengan kondisi sekolah, kemampuan siswa, dan kondisi
daerahnya masing-masing.
b. Kekurangan
1) Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP
pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada serta minimnya
kualitas guru dan sekolah.
2) Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai
kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.
3) Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara
komprehensif baik konsep, penyusunannya, maupun prakteknya
di lapangan.
4) Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam
pelajaran akan berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit
untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam, sebagai syarat
sertifikasi guru untuk mendapatkan tunjangan profesi.

C. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berlaku dalam sistem
pendidikan di Indonesia sekarang ini yang diterapkan oleh pemerintah untuk
menggantikan KTSP (2006) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang dirancang untuk
mengantisipasi kebutuhan kompetensi abad 21. Kurikulum 2013 mempunyai
tujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik
melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah
menerima materi pelajaran. Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah
bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum berbasis kompetensi
(KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004.
Sikap dan perilaku (moral) adalah aspek penilaian yang teramat
penting yaitu sekitar 60%. Apabila salah seorang siswa melakukan perbuatan
buruk, maka dianggap seluruh nilainya kurang. Ada empat aspek penilaian
dalam kurikulum 2013 yaitu: 1) spiritual (KI-1), 2) sosial (KI-2), 3)
pengetahuan (KI-3), dan 4) keterampilan (KI-4).
Tujuan dari pengembangan kurikulum 2013 menurut Kemendikbud
adalah (Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrsah Aliyah): tujuan
kurikulum 2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

1. Landasan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional. Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori
“pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori
kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional,
c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan
yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional,
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Menurut pendapat penulis dalam pelaksanaannya, KBK, KTSP
dan Kurikulum 2013 mempunyai berbagai landasan yaitu Landasan
Yuridis, Filosofis, dan teoritis.

2. Karakteristik Kurikulum 2013


karakteristik Kurikulum 2013 mempersiapkan peserta didik dalam
menghadapi tantangan-tantangan di masa depan melalui pengetahuan,
keterampilan, sikap dan keahlian untuk beradaptasi serta bisa bertahan
hidup dalam lingkungan yang senantiasa berubah. Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Muhammad Nuh menegaskan bahwa perubahan dan
pengembangan kurikulum 2013 merupakan persoalan yang genting dan
penting. Alasan perubahan kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013
adalah kurikulum harus lebih berbasis pada penguatan penalaran, bukan
lagi hafalan semata.

3. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013


a. Kelebihan
1) Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan
inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya
terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur
dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
2) Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara
anak desa atau kota. Sering kali anak di desa cenderung tidak
diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
3) Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui
jenjang pendidikan anak usia dini.
4) Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu
kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon
guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus
menerus.
b. Kekurangan
1) Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki
kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak
pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan
kurikulum 2013.
2) Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan
hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena
kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
3) Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat,
karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.
Analisis Kritis Kebijakan Kurikulum KBK, KTSP, KURIKULUM
2013Perbedaan KBK, KTSP dan K-13
Aspek KBK KTSP Kurikulum 2013
Peran Guru  Pengembang potensi siswa  Guru sebagai Guru meningkatkan
 Fasilitator siswa sebagai fasilitator untuk efektifitas
pengembang potensi mengkondisikan pembelajaran
dirinya siswanya
 Berpusat pada siswa
Sumber Belajar  Lingkungan fisik, sosial Berbagai Buku ditulis
dan budaya Sumber belajar mengacu pada
 Beragam sumber belajar konsep kurikulum
(KI, KD, Silabus)
Alat Bantu  ABP sederhana dan Kegiatan pembelajaran Setiap mengajar ada
Pembelajaran murah buatan guru dan lebih bervariasi, dua jenis buku yaitu
siswa menyenangkan dan buku siswa dan
 ABP dari dinamis buku guru
pusat/pemerintah hanya
pelengkap
Persiapan Beragam bentuk Guru dituntut agar Alokasi waktu
Mengajar tergantung keinginan dan lebih kreatif untuk persiapan
kemampuan guru silabus dan review
buku ajar
Penilaian  Taraf pencapaian Evaluasi berbasis kelas  Menekankan
kompetensi yang menekankan kompetensi sikap
 Kognitif, afektif dan pada proses dan hasil (spiritual dan
psikomotorik belajar sosial)
 Patokan acuan kriteria  Menggunakan
 Tertulis. Unjuk kerja, portopolio
lisan dan tingkah laku pembelajaran
 Beragam teknik siswa
Penilaian formatif  Mengukur
(terutama penilaian proses) tingkat berfikir
dan penilain sumatif (tes siswa mulai dari
dan non tes) yang rendah
sampai yang
tinggi
 Mengukur pada
proses kerja
bukan hasil kerja
Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum

No KBK KTSP Kurikulum 2013


1 Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan diturunkan
diturunkan dari standar Isi dari kebutuhan
2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan Standar Isi diturunkan dari standar
tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan melalui
Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) Kompetensi Inti yang bebas mata
yang dirinci menjadi Standar pelajaran
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran
3 Pemisahan antara mata pelajaran Semua mata pelajaran harus
pembentuk sikap, pembentuk berkontribusi terhadap pembentukan
keterampilan, dan pembentuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan
keterampilan
4 Kompetensi diturunkan dari mata Mata pelajaran diturunkan dari
pelajaran Kompetensi yang ingin dicapai
5 Mata pelajaran lepas satu dengan Semua mata pelajaran diikat oleh
yang lain, seperti sekumpulan mata kompetensi inti (tiap kelas)
pelajaran terpisah
TUGAS PENGEMBANGAN KURIKULUM

(Analisis Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan, dan Kurikulum 2013)

Dosen: Dr. Muhammad Akbal, M.Hum

Di Susun Oleh:

Wahyudin
191050203005

Kelas A (Sosiologi)

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai