Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUTORIAL

SGD 8 LBM 1

NYERI OROFASIAL

ANGGOTA KELOMPOK :

1. Arina Shafia (KETUA) (31101600563)


2. Salma Samia (SEKRETARIS) (31101600631)
3. Annisha Savira (31101600560)
4. Ayatusyifa’ Maghfyrany S. (31101600566)
5. Destari Amelia Rahma (31101600570)
6. Efridha Fitri Agustina (31101600577)
7. Gieta Hariyani Widyawati (31101600585)
8. Muhammad Mar’ie Anwar U. (31101600601)
9. Nabilah Nur Dini (31101600612)
10. Noventika Rizkia Anisnur (31101600615)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018

1
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN TUTORIAL
SGD 8 LBM 1
Nyeri Orofasial

Telah Disetujui oleh :

Tutor, Tanggal

Drg. Kusuma Arbianti, MMR ----------------------------------

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A. SKENARIO..........................................................................................................................4
B. IDENTIFIKASI MASALAH.................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................5
A. LANDASAN TEORI..............................................................................................................5
1. Macam-macam klasifikasi nyeri............................................................................5
2. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri ...................................................................8
3. Mekanisme Nyeri nosiseptik..............................................................................9
4. Hubungan Fraktur Vertikal hingga Menimbulkan Nyeri...................................10
5. Pengukuran Intensitas Nyeri.................................................................................11
6. Dalil Tentang Rasa Nyeri.........................................................................................14
B. KERANGKA KONSEP....................................................................................................15
BAB III KESIMPULAN ..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. SKENARIO
Seorang laki-laki berumur 55 tahun datang ke dokter gigi dengan keluhan
rasa nyeri tajam dan menusuk yang hebat sejak tadi malam dan
menyebabkan pasien tidak bisa tidur. Rasa nyeri dirasakan menyebar dari
regio gigi kiri atas ke pelipis dan telinga sebelah kiri. Dari anamnesis diketahui
bahwa sebenarnya rasa nyeri ini mulai dirasakan pasien sejak 2 bulan lalu
pada saat menggigit kacang. Pertama kali rasa nyeri yang dirasakan adalah
tumpul dan bertambah nyeri bila digunakan untuk mengunyah makanan.

Pada pemeriksaan intraoral tidak terlihat adanya karies, OHIs pasien


baik, dan tidak ada tanda-tanda inflamasi yang dicurigai sebagai penyebab
nyeri. Dari pemeriksaan ronsen OPG terlihat gambaran fraktur vertikal pada
setengah mahkota gigi 26. Menurut penjelasan dokter, pasien mengalami
nyeri nosiseptik. Dokter menjelaskan bahwa sakit adalah ujian dari Allah SWT
sehingga pasien harus bersabar.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Jelaskan macam-macam klasifikasi nyeri
2. Apa saja faktor yang menyebabkan nyeri
3. Bagaimana mekanisme nyeri sesuai dengan skenario
4. Bagaimana hubungan fraktur vertikal hingga bisa terjadi nyeri
5. Bagaimana cara mengukur derajat nyeri
6. Bagaimana cara penanganan nyeri yang diderita pada pasien
7. Apa dalil yang berhubungan dengan skenario

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI
1. Macam-macam Klasifikasi Nyeri

Nyeri menurut IASP (Internastional Assosiation for the Study of Pain)


adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang
digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Nyeri diklasifikasikan
berdasarkan beberapa hal, antara lain :

 Klasifikasi nyeri berdasarkan pathofisiology


1) Nyeri Nosiseptif

Nyeri nosiseptif merupakan nyeri yang diakibatkan oleh aktivitas


atau sensivitas nosiseptor perifer yang merupakan reseptor khusus
yang mengantarkan stimulus naxious). Nyeri nosiseptor ini dapat
terjadi karna adanya adanya stimulus yang mengenai kulit, tulang,
sendi, otot, jaringan ikat, dan lain-lain

2) Nyeri neuropatik

Nyeri neuropatik merupakan nyeri yang ditimbulkan akibat


kerusakan neural pada saraf perifer maupun pada sistem saraf pusat
yang meliputi jalur saraf aferen sentral dan perifer, biasanya
digambarkan dengan rasa terbakar dan menusuk.

3) Nyeri Inflamasi
Nyeri karena stimuli yang sangat kuat sehingga merusak
jaringan. Jaringan yang rusak mengalami inflamasi dan mengeluarkan
mediator-mediator inflamasi seperti bradikinin, leukotrien,
prostaglandin yang dapat mengaktivasi nosiseptor secara langsung
atau tidak langsung. Akrivasi nosiseptor inilah yang menyebabkan
timbul nyeri.

5
Tabel 1. Perbedaan Nyeri Nosiseptik dan Nyeri Neuropatik

Nyeri Nosiseptik Nyeri neuropatik

Berbatas tegas Kurang berbatas tegas


Karakteristik nyeri jelas yaitu Karakterisitk nyeri khusus yaitu
tumpul, tajam dan menusuk terbakar dan tersetrum
Umumnya hanya 1 lokasi Unilateral, bilateral
Kemungkinan kecil menjadi Sangat beresiko menjadi
kronis kronis
Termasuk nyeri adaptif Termasuk nyeri maladaptif
Kerusakan jaringan Kerusakan sistem saraf
Stimuli noksius Bisa noksius dan tidak
Tidak mempengaruhi psikis Bisa disertai psikis
Upaya dari tubuh untuk Bisa merusak jaringan
melindungi dari ketahanan
diri

 Klasifikasi nyeri berdasarkan kemunculan dan durasi


1) Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut,
penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki proses yang cepat
dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat), dan
berlangsung pada waktu yang singkat.
2) Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan yang intermiten dan menetap
sepanjang suatu periode waktu tertentu. Nyeri ini berlangsung lama
dengan intensitas yang bervariasi dan biasanya berlangsung lebih
dari 6 bulan.

6
Tabel 2. Perbedaan Nyeri Akut dan Nyeri Kronik

Nyeri akut Nyeri kronik


Berlangsung kurang dari 6 bulan Bisa berlangsung lebih dari 6
bulan
Dapat diprediksi Tidak dapat diprediksi bahkan
bisa menyebabkan depresi
Fungsi nyeri sebagai peringatan Nyeri konstan atau intermitten dan
akan adanya cedera/bahaya intensitas bervariasi
Lokasi jelas Lokasi menyebar
Rasanya seperti ditusuk, cubit, Ngilu, linu dan bertahan lama
sayat
Tidak terhalang dengan analgesik Persaingan antara gate besar dan
endogen kecil
Serabut saraf A-delta Serabut C
Istirahat bisa mengurangi nyeri Istirahat memburuk nyeri
Toleransi nyeri terkendali Toleransi kurang terkendali
Pengobatan lebih fokus ke Fokus pada fungsi dan
mencari penyebab dan manajemen
mengobatinya

 Klasifikasi nyeri berdasarkan sumbernya


1) Nyeri superfisial/cutaneus
Nyeri yang disebabkan stimulus kulit. Karakteristik dari nyeri
berlangsung sebentar dan berlokalisasi. Nyeri biasanya terasa
sebagai sensasi yang tajam. Contohnya tertusuk jarum suntik dan
luka potong kecil atau laserasi
2) Nyeri somatic
Nyeri pada otot atau tulang dan umumnya tumpul. Stimulasi
berupa peregangan.
3) Nyeri viseral
Nyeri yang terjadi akibat stimulasi organ-organ. Nyeri ini
bersifat difusi dan dapat menyebar kebeberapa arah. Umumnya
tumpul.

7
 Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi
1) Nyeri sebar (radiating pain)
Yaitu nyeri yang menyebar didaerah sekitarnya dan intermitten.
2) Nyeri phantom
Yaitu nyeri khusus yangg dirasakan karena dilakukan amputasi.
3) Nyeri intractable
Yaiu nyeri yang sangat susah dihilangkan (Ca).
4) Nyeri alih (Reffered pain)
Yaitu nyeri yang dirasakan ditempat lain baik tunggal atau
beberapa tempat.
 Klasifikasi nyeri berdasarkan penyebabnya
1) Nyeri organik/somatik
Adalah nyeri yg disebabkan kerusakan organ, baik organ
perifer, maupun visceral.
2) Nyeri neurogenik
Adalah nyeri karena adanya gangguan pada neuron atau syaraf,
dandapat menimbulkan gangguan sensorik, motorik ataupun
autonomik
3) Nyeri psikogenik
Nyeri akibat berbagai faktor psikologis dan ketika ada efek
psikogenik seperti cemas, takut dsb.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri


a. Usia Pasien
Anak-anak belum dapat mengungkapkan nyeri
sedangkan orang dewasa ada yg bisa menahan nyeri dan ada
yang tidak. Pada lansia justru menganggap nyeri wajar karena
bagian dari proses penuaan.
b. Jenis Kelamin
Wanita mempunyai respon nyeri lebh baik dibandingkan
laki-laki.

8
c. Pengalaman Masa Lalu
Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung
dengan pengalaman yang lalu.
d. Akibat kerusakan organ, seperti cedera atau trauma
e. Dukungan keluarga dan sosial
Pasien yang mengalami nyeri sering bergantung kepada
keluarga dan teman untuk didukung dan dilindungi.
f. Kultur.
Ada budaya yang menganggap bahwa nyeri itu akibat
perbuatan yang salah, jadi diterima apa adanya
g. Perangsangan nosiseptor
Menimbulkan persepsi nyeri disertai respon emosional.
Nosiseptor ada 3 yaitu
- Nosiseptor mekanis, yang berespon terhadap kerusakan
mekanis. Contohnya tersayat, terpukul, cubitan.
- Nosiseptor suhu, yang berespon terhadap suhu ektrim
terutama panas.
- Nosiseptor polimokdal, yang berespon sangat kuat terhadap
jenis yang merusak, termasuk bahan kimia iritan yang
dikeluarkan oleh jaringan yang cedera.
3. Mekanisme Nyeri Nosiseptik
Mekanisme nyeri nosiseptik ada 4, yaitu
1) Tranduksi
Proses dimana suatu stimulus nyeri (noxius stimuli) diubah
menjadi suatu aktivitas listrik. Stimuli ini dapat berupa stimuli fisik
(tekanan), thermal, dan kimia. Terjadi perubahan patofisiologis
karena mediator-mediator kimia seperti prostaglandin, bradikinin,
serotonin akan mempengaruhi nosiseptor diluar daerah trauma
sehingga daerah nyeri bertambah luas. Terjadi proses sensitisasi
perifer, yaitu menurunnya nilai ambang rangsang nosiseptor karena
pengaruh mediator tersebut dan penurunan pH jaringan sehingga
menimbulkan nyeri.

9
2) Transmisi
Setelah tranduksi, serabut C dan serabut A-delta aferen
menyalurkan impuls nyeri ke medulla spinalis di akar saraf dorsal.
Impuls nyeri kemudian diteruskan ke neuron-neuron yang
menyalurkan informasi ke sisi berlawanan medulla spinalis di
komisura anterior dan menyatu di traktus spinotalamikus
anterolateralis kemudian ke thalamus. Transmisi impuls nyeri ada 2
jalur sphinothalamikus yaitu traktus neospinothalamikus dan traktus
paleospinothalamikus.
3) Modulasi
Proses terjadinya interaksi antara sistem analgesik endogen
yang dihasilkan oleh tubuh dengan input nyeri yang masuk ke
kornu posterior medulla spinalis, merupakan proses ascenden yang
dikontrol oleh otak. Analgesik endogen (enkephalins, endorphin,
serotonin) dapat menekan impuls nyeri pada kornu posterior
medulla spinalis. Kornu posterior ini sebagai pintu dapat terbuka
dan tertutup untuk menyalurkan impuls nyeri untuk analgesik
endogen tersebut. Inilah yang menyebabkan persepsi nyeri sangat
subjektif pada setiap orang.
4) Persepsi
Hasil akhir mekanisme nyeri, impuls nyeri yang ditransmisikan
menimbulkan perasaan subjektif dari nyeri itu sendiri. Persepsi ini
menentukan berat ringannya nyeri.
4. Hubungan Fraktur Vertikal Hingga Menimbulkan Nyeri
Fraktur gigi dapat mengakibatkan rasa nyeri dengan intensitas
yang bervariasi. Untuk fraktur vertikal pada setengah mahkota gigi
merupakan jenis fraktur kelas 3 yaitu fraktur mahkota gigi yang
melibatkan dentin dan menyebabkan terbukanya pulpa dan sudah
tersensititasi. Dimulai ketika ada impuls akan ditangkap nosiseptor dan
yang menangkap adalah nosiseptor mekanik yang ada di nervus
alveolaris superior posterior yaitu nervus yang mensarafi maksilla gigi
posterior.

10
Dari nervus alveolaris superior posterior tersebut akan terjadi
tranduksi antara nosiseptor mekanik dengan makanan lalu ditransmisi
dari nosiseptor mekanik ke nervus maksillaris. Dari nervus maksilaris
akan masuk ke foramen rotundum dan keluar menuju nervus trigeminal
lalu keatas ke bagian kornu posterior dan terjadi proses modulasi. Dari
modulasi masuk ke batang otak menuju ke thalamus dan dari thalamus
menuju ke korteks serebri lalu muncul persepsi nyeri dan sakit.
5. Pengukuran Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri
dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri bersifat sangat
subjektif dan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan berbeda oleh
dua orang yang berbeda. Terdapat 2 teknik skala dalam pengukuran
nyeri, yaitu
A. Uni-dimensional:
- Hanya mengukur intensitas nyeri
- Cocok untuk nyeri akut
- Skala yang biasa digunakan untuk evaluasi outcome pemberian
analgetik
- Skala assessment nyeri uni-dimensional ini meliputi
1) Visual Analog Scale (VAS)
Paling sering digunakan untuk mengukur
intensitas nyeri. Metode ini menggunakan garis
sepanjang 10 cm atau 100 mm yang menggambarkan
keadaan tidak nyeri sampai nyeri yang sangat hebat.
Pasien menandai angka pada garis yang
menggambarkan intensitas nyeri yang dirasakan.

11
2) Verbal Descriptor Scale (VDS)
Garis yang terdiri dari 3-5 kata pendekripsi yang
tersusun dengan jarak yg sama disepanjang garis.
Pendeskripsi dari tidak nyeri sampai nyeri yang tak
tertahankan.

3) Numerical Rating Scale (NRS)


Metode ini menggunakan angka-angka untuk
menggambarkan range dari intensitas nyeri. Umumnya
pasien akan menggambarkan intensitas nyeri yang
dirasakan dari angka 0-10. “0” menggambarkan tidak ada
nyeri sedangkan “10” menggambarkan nyeri yang hebat.

4) Wong Baker Face Pain Rating Scale


Digunakan pada pasien dewasa dan anak usia >3
tahun yang tidak dapat menggambarkan intensitas
nyerinya dengan angka.

12
B. Multi-dimensional:
- Mengukur intensitas dan afektif nyeri
- Diaplikasikan untuk nyeri kronis
- Dapat dipakai untuk outcome assessment klinis
- Skala multi-dimensional ini meliputi
a) The Brief Pain Inventory (BPI)
Adalah kuesioner medis yang digunakan untuk menilai
nyeri. Awalnya digunakan untuk mengassess nyeri kanker,
namun sudah divalidasi juga untuk assessment nyeri kronik.
b) Memorial Pain Assessment Card
Merupakan instrumen yang cukup valid untuk evaluasi
efektivitas dan pengobatan nyeri kronis secara subjektif.
Terdiri atas 4 komponen penilaian tentang nyeri meliputi
intensitas nyeri, deskripsi nyeri, pengurangan nyeri dan
mood.
c) Mc Gill Pain Questionnaire
Terdiri dari empat bagian: (1) gambar nyeri, (2) indeks
nyeri (PRI), (3) pertanyaanpertanyaan mengenai nyeri
terdahulu dan lokasinya; dan (4) indeks intensitas nyeri yang
dialami saat ini. PRI terdiri dari 78 kata sifat/ajektif, yang
dibagi ke dalam 20 kelompok. Kelompok 1-10 menjelaskan
kualitas sensorik nyeri, kelompok 11-15 menggambarkan
kualitas efektif nyeri, kelompok 16 menjelaskan dimensi
evaluasi, dan kelompok 17-20 menjelaskan keterangan lain
dan mencakup kata-kata spesifik untuk kondisi tertentu.

13
6. Dalil Tentang Rasa Nyeri
- “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya,
melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya
seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya” (HR. Bukhari
No. 5660 & HR. Muslim No. 2571)
- “Apabila seorang hamba sakit atau sedang melakukan safar, Allah
akan menuliskan baginya pahala seperti saat ia melakukan ibadah
di masa sehat dan bermukmin” (HR. Bukhari)
- “Ada dua kenikmatan yang sering terlupakan oleh banyak orang
yaitu nikmat sehat dan waktu luang” (HR. Bukhari no. 5933)
- “Dan (ingatlah kisah) Ayyub. Ketika ia menyeru Tuhannya. (Ya
Tuhanku) sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan engkau
adalah Tuhanku yang Maha Penyayang diantara semua
penyayang. Maka kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu
kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan kami kembalikan
keluarganya dan kami lipat gandakan bilangan mereka sebagai
suatu rahmat dari sisi kami dan untuk menjadi peringatan bagi
semua yang menyembah Allah” (QS. Al Anbiya 21: 83-84)
- “Dan apabila aku sakit. DIA-lah yang menyembuhkanku” (QS. Asy
Syu’ara:80)
- “Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan
penawarnya” (HR. Bukhari)
- “Sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan
yang besar pula. Apabila Allahmencintai seseorang, maka Allah
akan memberikan cobaan kepadanya. Barangsiapa yang ridho
(menerimanya) maka Allah akan meridhoinya dan barangsiapa
yang murka (menerimanya) maka Allah murka kepadanya” (HR. At-
Tirmidzi)

14
B. KERANGKA KONSEP

Faktor Penyebab

Tranduksi
Mekanisme
Transmisi Terjadi Nyeri

Modulasi Kronis/Akut

Persepsi Klasifikasi
Nyeri
Nosiseptik/Neuropatik

Cara
Penanganan

15
BAB III
KESIMPULAN

Nyeri menurut IASP (Internastional Assosiation for the Study of Pain)


adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan
dalam bentuk kerusakan tersebut. Nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan
beberapa hal, seperti klasifikasi nyeri berdasarkan pathofisiology,
berdasarkan kemunculan dan durasi, berdasarkan sumbernya, berdasarkan
lokasi dan penyebabnya.

Nyeri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia, jenis


kelamin, pengalaman masa lalu, akibat kerusakan organ, dukungan keluarga
dan sosial, kultur, dan perangsangan nosiseptor. Sedangkan berdasarkan
mekanisme nyeri terbagi menjadi 4 tahap, yaitu tranduksi, transmisi,
modulasi, dan persepsi.

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri


dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri bersifat sangat subjektif
dan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan berbeda oleh dua orang
yang berbeda. Terdapat 2 teknik skala dalam pengukuran nyeri, yaitu uni-
dimensional yang meliputi Visual Analog Scale (VAS), Verbal Descriptor
Scale (VDS), Numerical Rating Scale (NRS), Wong Baker Face Pain Rating
Scale. Sedangkan multi-dimensional meliputi The Brief Pain Inventory (BPI),
Memorial Pain Assessment Card, Mc Gill Pain Questionnaire.

Sedangkan menurut pandangan Islam nyeri atau penyakit merupakan


suatu cobaan untuk mendapatkan pahala yang besar dan dapat sebagai
penggugur dosa-dosanya, seperti yang dijelaskan pada salah satu hadist
berikut ini “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya,
melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti
pohon yang menggugurkan daun-daunnya” (HR. Bukhari No. 5660 & HR.
Muslim No. 2571).

16
DAFTAR PUSTAKA

A.Husni Tanra. 2015. Nyeri Akut. PT Gakken Makassar.

Bahruddin Thalib. 2015. Perawatan Gigi Fraktur dengan Mahkota. PT Gakken

Czarnecki. LM, Turner NM. 2018. Core Curriculum For Pain Management Nursing
third edition. Elsevier

Lazuardi S. 2001. Penatalaksanaan Nyeri Neuropatik dalam Penatalaksanaan Nyeri:


Jakarta.

Meliala L. 2004. Klasifikasi Nyeri dan Terapi Rasional Nyeri, Tinjauan Khusus Nyeri
Neuropatik ed.1. Aditya Media Yogyakarta.

Nichol Son. B. 2006. Diffrential Diagnosis : Noaceptive and Neurophatic Pain. The
american Journal of Managed Care.

P. Wahyuningtyas. 2015. Pengaruh Derajat Depresi dengan Intensitas Nyeri Kronik.


(Studi pada Pasien Rawat Jalan RSUP Dr. Kariadi Semarang). FK UNDIP:
Semarang.

Yudiyanta, Novita Khoirunnisa,dkk. 2015. Assesment Nyeri. Departemen Neurologi


FK UGM: Yogyakarta. CDK-226/Vol.42 no.3.

17

Anda mungkin juga menyukai