SGD 8 LBM 1
NYERI OROFASIAL
ANGGOTA KELOMPOK :
1
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN TUTORIAL
SGD 8 LBM 1
Nyeri Orofasial
Tutor, Tanggal
2
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A. SKENARIO..........................................................................................................................4
B. IDENTIFIKASI MASALAH.................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................5
A. LANDASAN TEORI..............................................................................................................5
1. Macam-macam klasifikasi nyeri............................................................................5
2. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri ...................................................................8
3. Mekanisme Nyeri nosiseptik..............................................................................9
4. Hubungan Fraktur Vertikal hingga Menimbulkan Nyeri...................................10
5. Pengukuran Intensitas Nyeri.................................................................................11
6. Dalil Tentang Rasa Nyeri.........................................................................................14
B. KERANGKA KONSEP....................................................................................................15
BAB III KESIMPULAN ..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. SKENARIO
Seorang laki-laki berumur 55 tahun datang ke dokter gigi dengan keluhan
rasa nyeri tajam dan menusuk yang hebat sejak tadi malam dan
menyebabkan pasien tidak bisa tidur. Rasa nyeri dirasakan menyebar dari
regio gigi kiri atas ke pelipis dan telinga sebelah kiri. Dari anamnesis diketahui
bahwa sebenarnya rasa nyeri ini mulai dirasakan pasien sejak 2 bulan lalu
pada saat menggigit kacang. Pertama kali rasa nyeri yang dirasakan adalah
tumpul dan bertambah nyeri bila digunakan untuk mengunyah makanan.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Jelaskan macam-macam klasifikasi nyeri
2. Apa saja faktor yang menyebabkan nyeri
3. Bagaimana mekanisme nyeri sesuai dengan skenario
4. Bagaimana hubungan fraktur vertikal hingga bisa terjadi nyeri
5. Bagaimana cara mengukur derajat nyeri
6. Bagaimana cara penanganan nyeri yang diderita pada pasien
7. Apa dalil yang berhubungan dengan skenario
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Macam-macam Klasifikasi Nyeri
2) Nyeri neuropatik
3) Nyeri Inflamasi
Nyeri karena stimuli yang sangat kuat sehingga merusak
jaringan. Jaringan yang rusak mengalami inflamasi dan mengeluarkan
mediator-mediator inflamasi seperti bradikinin, leukotrien,
prostaglandin yang dapat mengaktivasi nosiseptor secara langsung
atau tidak langsung. Akrivasi nosiseptor inilah yang menyebabkan
timbul nyeri.
5
Tabel 1. Perbedaan Nyeri Nosiseptik dan Nyeri Neuropatik
6
Tabel 2. Perbedaan Nyeri Akut dan Nyeri Kronik
7
Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi
1) Nyeri sebar (radiating pain)
Yaitu nyeri yang menyebar didaerah sekitarnya dan intermitten.
2) Nyeri phantom
Yaitu nyeri khusus yangg dirasakan karena dilakukan amputasi.
3) Nyeri intractable
Yaiu nyeri yang sangat susah dihilangkan (Ca).
4) Nyeri alih (Reffered pain)
Yaitu nyeri yang dirasakan ditempat lain baik tunggal atau
beberapa tempat.
Klasifikasi nyeri berdasarkan penyebabnya
1) Nyeri organik/somatik
Adalah nyeri yg disebabkan kerusakan organ, baik organ
perifer, maupun visceral.
2) Nyeri neurogenik
Adalah nyeri karena adanya gangguan pada neuron atau syaraf,
dandapat menimbulkan gangguan sensorik, motorik ataupun
autonomik
3) Nyeri psikogenik
Nyeri akibat berbagai faktor psikologis dan ketika ada efek
psikogenik seperti cemas, takut dsb.
8
c. Pengalaman Masa Lalu
Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung
dengan pengalaman yang lalu.
d. Akibat kerusakan organ, seperti cedera atau trauma
e. Dukungan keluarga dan sosial
Pasien yang mengalami nyeri sering bergantung kepada
keluarga dan teman untuk didukung dan dilindungi.
f. Kultur.
Ada budaya yang menganggap bahwa nyeri itu akibat
perbuatan yang salah, jadi diterima apa adanya
g. Perangsangan nosiseptor
Menimbulkan persepsi nyeri disertai respon emosional.
Nosiseptor ada 3 yaitu
- Nosiseptor mekanis, yang berespon terhadap kerusakan
mekanis. Contohnya tersayat, terpukul, cubitan.
- Nosiseptor suhu, yang berespon terhadap suhu ektrim
terutama panas.
- Nosiseptor polimokdal, yang berespon sangat kuat terhadap
jenis yang merusak, termasuk bahan kimia iritan yang
dikeluarkan oleh jaringan yang cedera.
3. Mekanisme Nyeri Nosiseptik
Mekanisme nyeri nosiseptik ada 4, yaitu
1) Tranduksi
Proses dimana suatu stimulus nyeri (noxius stimuli) diubah
menjadi suatu aktivitas listrik. Stimuli ini dapat berupa stimuli fisik
(tekanan), thermal, dan kimia. Terjadi perubahan patofisiologis
karena mediator-mediator kimia seperti prostaglandin, bradikinin,
serotonin akan mempengaruhi nosiseptor diluar daerah trauma
sehingga daerah nyeri bertambah luas. Terjadi proses sensitisasi
perifer, yaitu menurunnya nilai ambang rangsang nosiseptor karena
pengaruh mediator tersebut dan penurunan pH jaringan sehingga
menimbulkan nyeri.
9
2) Transmisi
Setelah tranduksi, serabut C dan serabut A-delta aferen
menyalurkan impuls nyeri ke medulla spinalis di akar saraf dorsal.
Impuls nyeri kemudian diteruskan ke neuron-neuron yang
menyalurkan informasi ke sisi berlawanan medulla spinalis di
komisura anterior dan menyatu di traktus spinotalamikus
anterolateralis kemudian ke thalamus. Transmisi impuls nyeri ada 2
jalur sphinothalamikus yaitu traktus neospinothalamikus dan traktus
paleospinothalamikus.
3) Modulasi
Proses terjadinya interaksi antara sistem analgesik endogen
yang dihasilkan oleh tubuh dengan input nyeri yang masuk ke
kornu posterior medulla spinalis, merupakan proses ascenden yang
dikontrol oleh otak. Analgesik endogen (enkephalins, endorphin,
serotonin) dapat menekan impuls nyeri pada kornu posterior
medulla spinalis. Kornu posterior ini sebagai pintu dapat terbuka
dan tertutup untuk menyalurkan impuls nyeri untuk analgesik
endogen tersebut. Inilah yang menyebabkan persepsi nyeri sangat
subjektif pada setiap orang.
4) Persepsi
Hasil akhir mekanisme nyeri, impuls nyeri yang ditransmisikan
menimbulkan perasaan subjektif dari nyeri itu sendiri. Persepsi ini
menentukan berat ringannya nyeri.
4. Hubungan Fraktur Vertikal Hingga Menimbulkan Nyeri
Fraktur gigi dapat mengakibatkan rasa nyeri dengan intensitas
yang bervariasi. Untuk fraktur vertikal pada setengah mahkota gigi
merupakan jenis fraktur kelas 3 yaitu fraktur mahkota gigi yang
melibatkan dentin dan menyebabkan terbukanya pulpa dan sudah
tersensititasi. Dimulai ketika ada impuls akan ditangkap nosiseptor dan
yang menangkap adalah nosiseptor mekanik yang ada di nervus
alveolaris superior posterior yaitu nervus yang mensarafi maksilla gigi
posterior.
10
Dari nervus alveolaris superior posterior tersebut akan terjadi
tranduksi antara nosiseptor mekanik dengan makanan lalu ditransmisi
dari nosiseptor mekanik ke nervus maksillaris. Dari nervus maksilaris
akan masuk ke foramen rotundum dan keluar menuju nervus trigeminal
lalu keatas ke bagian kornu posterior dan terjadi proses modulasi. Dari
modulasi masuk ke batang otak menuju ke thalamus dan dari thalamus
menuju ke korteks serebri lalu muncul persepsi nyeri dan sakit.
5. Pengukuran Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri
dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri bersifat sangat
subjektif dan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan berbeda oleh
dua orang yang berbeda. Terdapat 2 teknik skala dalam pengukuran
nyeri, yaitu
A. Uni-dimensional:
- Hanya mengukur intensitas nyeri
- Cocok untuk nyeri akut
- Skala yang biasa digunakan untuk evaluasi outcome pemberian
analgetik
- Skala assessment nyeri uni-dimensional ini meliputi
1) Visual Analog Scale (VAS)
Paling sering digunakan untuk mengukur
intensitas nyeri. Metode ini menggunakan garis
sepanjang 10 cm atau 100 mm yang menggambarkan
keadaan tidak nyeri sampai nyeri yang sangat hebat.
Pasien menandai angka pada garis yang
menggambarkan intensitas nyeri yang dirasakan.
11
2) Verbal Descriptor Scale (VDS)
Garis yang terdiri dari 3-5 kata pendekripsi yang
tersusun dengan jarak yg sama disepanjang garis.
Pendeskripsi dari tidak nyeri sampai nyeri yang tak
tertahankan.
12
B. Multi-dimensional:
- Mengukur intensitas dan afektif nyeri
- Diaplikasikan untuk nyeri kronis
- Dapat dipakai untuk outcome assessment klinis
- Skala multi-dimensional ini meliputi
a) The Brief Pain Inventory (BPI)
Adalah kuesioner medis yang digunakan untuk menilai
nyeri. Awalnya digunakan untuk mengassess nyeri kanker,
namun sudah divalidasi juga untuk assessment nyeri kronik.
b) Memorial Pain Assessment Card
Merupakan instrumen yang cukup valid untuk evaluasi
efektivitas dan pengobatan nyeri kronis secara subjektif.
Terdiri atas 4 komponen penilaian tentang nyeri meliputi
intensitas nyeri, deskripsi nyeri, pengurangan nyeri dan
mood.
c) Mc Gill Pain Questionnaire
Terdiri dari empat bagian: (1) gambar nyeri, (2) indeks
nyeri (PRI), (3) pertanyaanpertanyaan mengenai nyeri
terdahulu dan lokasinya; dan (4) indeks intensitas nyeri yang
dialami saat ini. PRI terdiri dari 78 kata sifat/ajektif, yang
dibagi ke dalam 20 kelompok. Kelompok 1-10 menjelaskan
kualitas sensorik nyeri, kelompok 11-15 menggambarkan
kualitas efektif nyeri, kelompok 16 menjelaskan dimensi
evaluasi, dan kelompok 17-20 menjelaskan keterangan lain
dan mencakup kata-kata spesifik untuk kondisi tertentu.
13
6. Dalil Tentang Rasa Nyeri
- “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya,
melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya
seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya” (HR. Bukhari
No. 5660 & HR. Muslim No. 2571)
- “Apabila seorang hamba sakit atau sedang melakukan safar, Allah
akan menuliskan baginya pahala seperti saat ia melakukan ibadah
di masa sehat dan bermukmin” (HR. Bukhari)
- “Ada dua kenikmatan yang sering terlupakan oleh banyak orang
yaitu nikmat sehat dan waktu luang” (HR. Bukhari no. 5933)
- “Dan (ingatlah kisah) Ayyub. Ketika ia menyeru Tuhannya. (Ya
Tuhanku) sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan engkau
adalah Tuhanku yang Maha Penyayang diantara semua
penyayang. Maka kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu
kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan kami kembalikan
keluarganya dan kami lipat gandakan bilangan mereka sebagai
suatu rahmat dari sisi kami dan untuk menjadi peringatan bagi
semua yang menyembah Allah” (QS. Al Anbiya 21: 83-84)
- “Dan apabila aku sakit. DIA-lah yang menyembuhkanku” (QS. Asy
Syu’ara:80)
- “Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan
penawarnya” (HR. Bukhari)
- “Sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan
yang besar pula. Apabila Allahmencintai seseorang, maka Allah
akan memberikan cobaan kepadanya. Barangsiapa yang ridho
(menerimanya) maka Allah akan meridhoinya dan barangsiapa
yang murka (menerimanya) maka Allah murka kepadanya” (HR. At-
Tirmidzi)
14
B. KERANGKA KONSEP
Faktor Penyebab
Tranduksi
Mekanisme
Transmisi Terjadi Nyeri
Modulasi Kronis/Akut
Persepsi Klasifikasi
Nyeri
Nosiseptik/Neuropatik
Cara
Penanganan
15
BAB III
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Czarnecki. LM, Turner NM. 2018. Core Curriculum For Pain Management Nursing
third edition. Elsevier
Meliala L. 2004. Klasifikasi Nyeri dan Terapi Rasional Nyeri, Tinjauan Khusus Nyeri
Neuropatik ed.1. Aditya Media Yogyakarta.
Nichol Son. B. 2006. Diffrential Diagnosis : Noaceptive and Neurophatic Pain. The
american Journal of Managed Care.
17