PERCOBAAN III
OLEH :
KELOMPOK : I (SATU)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diperkirakan satu dari lima orang dewasa mengalami nyeri dan setiap
tahunnya satu dari sepuluh orang mengalami nyeri kronik. Studi tentang
prevalensi nyeri kronik di Inggris menyatakan bahwa 61% pria dan 54% wanita
aktifitas sehari-hari agar intensitas nyeri berkurang, maka dapat diberikan obat
analgesik. Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi nyeri tanpa
yang berbeda dapat memberikan efek analgesik dengan dosis yang lebih rendah,
dan terbukti efektif untuk mengobati nyeri sedang hingga berat. Penentuan
sendiri atau berupa campuran dalam sampel formula dan sampel biologi yaitu
pelaksanaan memerlukan waktu yang lama serta kurang peka dalam penentuan zat
1
2
merupakan salah satu yang dapat digunakan untuk analisis parasetamol dalam
obat, karena metode yang termasuk teliti dan akurat. Berdasarkan latar belakang
B. Rumusan Masalah
spektrofotometri uv-vis?
C. Tujuan
spektrofotometri uv-vis.
D. Manfaat
spektrofotometri uv-vis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Spektrofotometer UV-Vis
merusak dan tidak mahal, tetapi spektral yang tumpang tindih dalam campuran
kimia multi komponen adalah faktor pembatas untuk itu. Dalam beberapa tahun
diserap (I), sebagian dipantulkan (lr), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Aplikasi
alat untuk analisa suatu unsur yang berkadar rendah baik secara kuantitatif
Beer yaitu bila suatu cahaya monokromatis dilewatkan melalui suatu media yang
3
4
mencakup rentang panjang gelombang sekitar 100 nm hingga 800 nm. Ruang
hampa daerah ultraviolet, yang memiliki panjang gelombang terpendek dan energi
tertinggi (100–200 nm), sulit melakukan pengukuran dan jarang digunakan untuk
200 dan 400 nm. Wilayah yang visible memiliki panjang gelombang antara 400
dan 800 nm. Tingkat energi yang terlibat dalam transisi di wilayah yang UV-Vis
adalah elektronik tingkat atom dan molekul. Misalnya, meskipun atom cahaya
memiliki tingkat energi spasi luas, beberapa atom berat memiliki orbital luarnya
dekat cukup bersama untuk memberikan transisi di wilayah yang terlihat (Kealey
Lawder berasal dari fraksional Proses poisson diusulkan pada dan selanjutnya
Baru-baru ini, bentuk pecahan dari Hukum Beer-Lambert juga digunakan untuk
B. Parasetamol
Salah satu metode yang telah dikembangkan dalam dua dekade terakhir ini adalah
nyeri sedang dan demam dan tersedia tanpa resep. Overdosis parasetamol dapat
menyebabkan nekrosis hati atau gagal ginjal, terutama ketika konsentrasi dalam
analgesik yang sangat aman dalam dosis terapi dan tersedia dalam berbagai
bentuk sediaan: tablet, kapsul, tetes, ramuan, suspensi dan supositoria. Jadi,
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,
Kendari.
1. Alat
dalam sediaan tablet secara Spektrofotometri UV-Vis adalah labu ukur (250 mL
dan 25 mL), gelas kimia 50 mL, spatula, pipet tetes, batang pengaduk, corong,
2. Bahan
6
7
C. Prosedur kerja
Hasil Pengamatan
8
Parasetamol A Parasetamol B
Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1.5 R² = 0,969
1
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi (ppm)
2 4 6 8 10
12
Gambar 1. Grafik hubungan konsentrasi dengan absorbansi
9
10
3. Analisis data
Untuk Sampel A
Diketahui: y = 2,200
a = 0,229
b = 0,413
Ditanyakan: x ....?
Penyelesaian:
y = ax +b
y = 0,229x + 0,413
0,229x = 1,787
1,787
x =
0,229
x = 7,803 ppm
= 0,195 mg
Massa secara praktek
Kadar parasetamol =
Massa teori
0,195 mg
= × 100%
0,2 mg
= 97,5%
Untuk Sampel B
Diketahui: y = 2,526
a = 0,229
11
b = 0,413
Ditanyakan: x ....?
Penyelesaian:
y = ax +b
y = 0,229x + 0,413
0,229x = 2,113
2,113
x =
0,229
x = 9,227 ppm
= 0,230 mg
B. Pembahasan
turunan para aminofenol. Parasetamol merupakan salah satu obat yang digunakan
sebagai analgesik dan antipiretik. Obat ini tersebar luas dimasyarakat dan dijuar
secara bebas, mengomsumsi obat parasetamol dengan dosis yang tinggi dalam
waktu yang lama dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya, salah satunya
yaitu kematian. Kadar parasetamol dalam sebuah obat dapat ditentukan dengan
12
cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya Visible. Secara umum
dan parasetamol biasa (sampel B). Larutan baku (larutan standar) yang digunakan
ppm, dan 10 ppm. Tujuan divariasikan konsentrasinya yaitu untuk melihat adanya
maksimum. Panjang gelombang yang digunakan pada percobaan ini adalah 244
nm. Percobaan ini juga menggunakan larutan etanol sebagai larutan blanko untuk
gugus kromofor dan gugus auksokrom yang menyebabkan senyawa ini dapat
menyerap radiasi pada daerah UV-Vis. Gugus auksokrom merupakan gugus yang
ikatan rangkap terkonjugasi dan memiliki gugus aromatik yang memenuhi syarat
sebesar 2,200 A dan sampel B sebesar 2,526 A, serta larutan sampel 2 ppm, 4
ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan 10 ppm absorbansi yang diperoleh masing-masing yaitu
diperoleh nilai x pada sampel A sebesar 7,803 ppm dan sampel B sebesar 9,227
ppm dengan massa parasetamol yang di peroleh untuk sampel A sebesar 0,195 mg
dan sampel B sebesar 0,230 mg. Berdasarkan hasil perhitungan kadar parasetamol
diperoleh kadar parasetamol untuk sampel A sebesar 97,5% dan sampel B sebesar
115%.
bahwa besarnya kadar zat aktif senyawa obat dalam sebuah obat yaitu tidak
kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110%, maka dari itu dapat diketahui bahwa
Farmakope Indonesia (FI). Hal ini dikarenakan adanya zat pengotor yang berasal
dari udara atau alat-alat yang digunakan sehingga pengukuran UV-Vis menjadi
sebesar 115%. Kadar parasetamol dalam tablet tersebut jika dibandingkan dengan
penetapan dari Farmokope Indonesia (FI) Edisi IV tahun 1998 yang menyatakan
syarat kadar zat aktif senyawa obat dalam sebuah obat yaitu tidak kurang dari
90% dan tidak lebih dari 110%. Dengan demikian, sampel parasetamol A yang
adanya zat pengotor dalam sampel sehingga penyerapan UV-Vis tidak maksimum
dan akurat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Aryasa, W. T. dan Rahayu A., 2018, Penentuan Kadar Parasetamol Pada Obat
Dan Jamu Tradisional Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv/Vis,
Jurnal Media Sains, 2(1).
16