Anda di halaman 1dari 2

Pernapasan dalam Kerja Fisik

1. Konsumsi Oksigen dan Ventilasi Paru pada Kerja Fisik

Konsumsi oksigen normal pada laki-laki dewasa muda sewaktu istirahat adalah sekitar 250 ml/menit.
Sedangkan konsumsi oksigen pada keadaan-keadaan maksimal, dapat mencapai 4000 ml/menit. Baik
konsumsi oksigen maupun ventilasi paru total meningkat sekitar 20 kali antara keadaan istirahat dan
keadaan kerja dengan intensitas maksimal pada atlet yang terlatih dengan baik.

Ventilasi paru pada kerja maksimal 100-110

Kapasitas pernapasan maksimal 150-170

Jadi, kapasitas pernapasan maksimum adalah sekitar 50 persen lebih besar daripada ventilasi paru
yang sesungguhnya selama kerja maksimal. Hal ini menjadi unsur keamanan bagi atlet, memberi
ventilasi tambahan yang dapat digunakan pada kondisi seperti (1) kerja fisik di tempat tinggi, (2)
kerja fisik pada kondisi yang sangat panas, dan (3) kelainan sistem pernapasan.

2. Efek Latihan terhadap Vo2 Maks

Singkatan kecepatan pemakaian oksigen dalam metabolisme aerob maksimum adalah Vo2 Maks.
Vo2 Maks pelari maraton kira-kira 45 persen lebih besar dari Vo2 orang yang tidak berlatih. Sebagian
Vo2 Maks yang lebih besar ini ditentukan secara genetik; yaitu, orang yang memiliki ukuran dada
lebih besar berkaitan dengan ukuran tubuh dan otot pernapasan yang lebih kuat.

3. Kapasitas Difusi Oksigen pada Atlet.

Kapasitas difusi oksigen adalah suatu ukuran kecepatan difusi oksigen dari alveoli paru ke dalam
darah. Aliran darah melalui banyak kapiler pulmonal mengalir sangat lambat pada keadaan istirahat,
sedangkan pada kerja maksimal, peningkatan aliran darah melalui paru menyebabkan semua kapiler
pulmonal terdifusi maksimal, sehingga tersedia daerah permukaan yang jauh lebih besar tempat
oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler pulmonal. Atlet yang memerlukan lebih banyak oksigen per
menit memiliki kapasitas difusi lebih tinggi.

Sistem Kardiovaskular dalam Kerja Fisik

1. Aliran Darah Otot

Fungsi utama kardiovaskular dalam kerja fisik adalah mengangkut oksigen dan nutrisi bahan yang
dibutuhkan ke otot-otot yang sedang bekerja. Untuk keperluan ini, aliran darah otot meningkat
secara drastis selama kerja fisik.

(1) Proses kontraksi aktual itu sendiri secara temporer menurunkan aliran darah otot untuk
sementara karena otot rangka yang berkontraksi memeras pembuluh darah intramuskular;
oleh karena itu, kontraksi otot tonik yang kuat dapat dengan cepat menyebabkan kelelahan
otot akibat berkurangnya pengangkutan oksigen dan nutrisi yang cukup selama kontraksi
yang terus-menerus.
(2) Aliran darah ke otot selama latihan sangat meningkat.

Aliran darah otot dapat meningkat maksimum kira-kira 25 kali lipat selama kerja sangat berat.
Hampir separuh dari kenaikan aliran ini merupakan akibat vasodilatasi intramuskular yang
disebabkan oleh pengaruh langsung kenaikan metabolisme otot.
2. Curah Kerja, Konsumsi Oksigen, dan Curah Jantung

Curah kerja otot meningkatkan konsumsi oksigen, dan selanjutnya peningkatan konsumsi oksigen
akan melebarkan pembuluh darah otot, sehingga meningkatkan aliran balik vena dan curah jantung.

Curah jantung pada laki-laki muda yang istirahat 5.5 L/menit

Curah jantung maksimal selama kerja fisik pada laki-laki muda tidak terlatih 23 L/menit

Curah jantung maksimal kerja fisik pada laki-laki pelari maraton rata-rata 30 L/menit

3. Peran Isi Sekuncup Jantung dan Frekuensi Denyut Jantung dalam Meningkatkan Curah
Jantung.

Kenaikan curah jantung akan memberi proporsi kenaikan frekuensi denyut jantung lebih besar
daripada kenaikan isi sekuncup jantung selama latihan yang berat. Isi sekuncup jantung biasanya
mencapai keadaan maksimum pada saat curah jantung baru meningkat setengah dari keadaan
maksimumnya.

Isi sekuncup (ml) Frekuensi Denyut jantung (denyut/menit)

Istirahat

Bukan atlet 75 75

Atlet maraton 105 50

Maksimum

Bukan atlet 110 195

Atlet maraton 162 185

Cairan Tubuh dan Garam dalam Kerja Fisik

Kehilangan keringat yang cukup banyak sehingga dapat menurunkan berat badan sebesar 3 persen
saja sudah dapat mengurangi kinerja seseorang secara bermakna, dan penurunan berat badan
sampai 10 persen dengan cepat sering kali berakibat serius, mengakibatkan kram otot, mual, dan
berbagai efek lain.

Jika seorang atlet telah beraklimatisasi terhadap panas melalui peningkatan pemaparan secara
progresif. kelenjar keringat juga mengalami aklimatisasi sehingga jumlah kehilangan garam dalam
keringat menjadi hanya sedikit dibandingkan sebelum aklimatisasi. Aklimatisasi kelenjar keringat ini
merupakan hasil peningkatan sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Aldosteron selanjutnya
mempunyai pengaruh langsung terhadap kelenjar keringat untuk meningkatkan reabsorpsi natrium
klorida dari keringat sebelum keringat itu sendiri dikeluarkan dari tubulus kelenjar keringat ke
permukaan kulit.

Anda mungkin juga menyukai